Anda di halaman 1dari 17

Laporan Kimia Dasar II Aldehid Keton

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.

1.2.
-

Latar Belakang
Aldehid dan keton adalah keluarga besar dari senyawa organik yang termasuk
dalam kehidupan sehari-hari kita. Senyawa-senyawa ini menimbulkan bau wangi pada
banyak buah-buahan dan parfum mahal. Contohnya, sinamaldehida (suatu aldehida)
menyebabkan bau kayu manis (sinamon) dan siveton (suatu keton) yang digunakan untuk
bau musky (menyengat, sumber asli dari semacam rusa) pada banyak
parfum.Formaldehida merupakan komponen material dalam berbagai material dalam
bangunan rumah. Keton testoteron dan estron banyak dikenal sebagai hormon yang
menimbulkan ciri seksual. Selain itu, kimia aldehida dan keton berperan dalam cara kita
mencerna makanan dan cara kita melihat.
Aldehid dan keton memiliki gugus karbonil,
C O yang merupakan gugus fungsi
paling penting dalam kimia organik. Seperti yang telah dibahas di atas, senyawa ini penting
dalam banyak proses biologi dan sering merupakan mata niaga yang penting.
Rumus aldehid dan keton adalah sebagai berikut,
Aldehid :
RCH

atau
RCOH
O
Keton :
RCR

atau
RCOR
O
Karena aldehid dan keton tidak mengandung hidrogen yang terikat pada oksigen,
maka tidak dapat terjadi ikatan hidrogen seperti pada alkohol, Namur senyawa ini dapat
membentuk ikatan hidrogen dengan atom hidrogen dari air dan alkohol, karena adanya ini
kelarutan aldehid dan keton dalam air sejajar dengan alkohol.
Yang melatar belakangi Percobaan ini untuk mengetahui bagaimana cara dan
perbedaan dari aldehid dan keton. Serta untuk mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi pada
sampel jika ditambahkan dengan pereaksi fehling dan pereaksi benedict.
Tujuan
Mengetahui perbedaan dari senyawa aldehid dan keton
Mengetahui kegunaan aldehid dan keton
Mengetahui kegunaan pereaksi fehling dan pereaksi benedict dalam percobaan.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Aldehid dan keton dicirikan oleh adanya gugus karbonil. Aldehida

memiliki sedikitnya satu atom hidrokarbon melekat pada atom karbon karbonil. Gugus
sisanya dapat berupa atom hidrogen lain atau gugus organik alifatik atau aromatik. Gugus
CHO yang merupakan ciri dari aldehida sering disebut gugus formil. Pada karbon, atom
karbon karbonil terhubung dengan dua atom karbon lain.

2.1. Tata Nama Aldehida dan Keton


Dalam sistem IUPAC, akhiran penciri untuk

aldehida ialah al (dari suku kata pertama aldehida. Contoh:

Karena aldehida telah lama dikenal, maka nama-nama umumnya sering digunakan
dan biasanya dicantumkan di bawah nama IUPAC-nya.
Untuk aldehida yang tersubstitusi, kita nomori rantai dimulai dengan karbon
aldehida.

Untuk aldehida siklik, digunakan akhiran karbaldehida. Aldehida

aromatik sering mempunyai nama umum.

Sekitar setengah dari asetal dehida yang diproduksi setiap tahun dioksidasi menjadi
asam asetat. Sisanya digunakan untuk produksi 1-butanol dan bahan kimia komersial
lainnya.
Aseton yaitu keton paling sederhana, juga diproduksi secara besar-besaran, sekitar
2 miliar setiap tahun. Metode yang paling sering digunakan untuk sintesis komersialnya
ialah oksidasi propena, oksidasi isopropil alkohol, dan oksidasi isopropil benzena.

Sekitar 30% aseton digunakan secara langsung, sebab aseton tidak saja bercampur
sempurna dengan air tetapi juga merupakan pelarut yang baik untuk banyak zat organic
(resin, cat, zat warna, dan cat kuku). Sisanya digunakan untuk pembuatan bahan kimia
komersial lain, termasuk bifenol 1 A untuk resin epoksi.
Kuionon merupakan golongan senyawa karbonil yang unik. Senyawa ini merupakan
diketon terkonjugasi siklik. Semua kuinon berwarna, dan banyak di antaranya berupa
pigmen alami yang digunakan sebagai zat warna. Alizarin adalah kuinon berwarna jinggamerah yang digunakan untuk mewarnai mantel dalam seragam merah tentara Inggris
selama Revolusi Amerika. Vitamin K adalah kuinon yang diperlukan untuk pembekuan
darah secara normal. (Ham,2006)

Dalam sistem IUPAC, akhiran untuk keton adalah on (dari suku kata terakhir
keton). Rantai dinomori sehingga karbon karbonil memiliki nomor terendah. Nama umum
keton dibentuk dengan menambahkan kata keton pada nama gugus alkil atau aril yang
melekat pada karbon karbonil.

CH3CCH3
O
1

CH3CH2CCH2CH3
O
1

CH3CCH2CH3
Contoh:

2.2. Beberapa aldehida dan keton yang sering dijumpai


Formaldehida, yaitu aldehida yang sederhana, dibuat secara besar-besaran melalui
oksidasi metanal.
Formaldehida berwujud gas (Td -21oC), tetapi gas ini tidak dapat disimpan dalam
keadaan bebas karena akan mudah berpolimerisasi. Biasanya formaldehida dipasok
sebagai larutan berair 37% yang disebut formalin. Dalam bentuk ini formalin digunakan
sebagai desinfektan dan pengawet, namun sebagian besar formaldehida digunakan dalam
pembuatan plastik, insulasi bangunan, papan partikel, dan kayu lapis.

Asetaldehida mendidih di dekat suhu kamar (Td 20 oC). senyawa ini dibuat melalui
oksidasi etilena dengan bantuan Pd-Cu (Hart,Harold.2003).
2.3. Reaksi-Reaksi Aldehida
1. Oksidasi
Aldehida adalah reduktor kuat, sehingga dapat mereduksi oksidator-oksidator lemah.
Pereaksi Tollens dan Fehling merupakan contoh oksidator lemah yang merupakan pereaksi
khusus untuk mengenali aldehida. Oksidasi aldehida menghasilkan asam karboksilat.

2.

Reduksi (Adisi Hidrogen)


Ikatan rangkap CO dari gugus fungsi aldehida dapat diadisi gas hidrogen alkohol
primer. Adisi hidrogen menyebabkan penurunan bilangan oksidasi atom karbon gugus
fungsi oleh karena itu adisi hidrogen tergolong reduksi.
2.4. Reaksi-Reaksi Keton
1. Oksidasi
Keton merupakan reduksi yang lebih lemah dari pada aldehida, zat-zat pengoksidasi
lemah seperti pereaksi. Tollens dan pereaksi fehling tidak dapat mengoksidasi keton. Oleh
karena itu, aldehida dan keton dapat dibedakan dengan menggunakan pereaksi-pereaksi
tersebut.
Aldehida + pereaksi tollens ==> cermin perak
Keton + pereaksi tollens ==> tidak ada reaksi
Aldehida + pereaksi fehling ==> endapan merah bata
Keton + pereaksi fehling ==> tidak ada reaksi
2.5. Aldehid dan Keton di Alam
Aldehida dan keton sangat banyak di alam. Banyak aldehida dan keton memilki bau
yang harum dan cita rasa, sehingga sifat ini dimanfaatkan dalam produk parfum dan produk
konsumsi lainnya (contohnya sabun, pemutih, dan pengharum ruangan). Namum
penggumpalan dan ekstraksi zat wangi ini dari bunga, tumbuhan kelenjar hewan sangat
mahal. Chanel 5, yang memasuki pasar parfum pada tahun 1921 merupakan wangiwangian pertama yang menggunakan bahan kimia organik sintetik. Sebagian besar
pembuatan wewangian melakukan hal yang sama.
H

CO
Formaldehida merupakan aldehid yang paling banyak diproduksi dan mempunyai
banyak kegunaan, antara lain : untuk mengawetkan mayat, untuk membuat berbagai jenis

plastik. Keton yang paling banyak penggunaannya adalah propanon, dengan nama dagang
aseton.
Fruktosa dapat berekasi dengan fehling karena fruktosa dapat mereduksi
pereaksi fehling karena mengalami suatu proses yang disebut penataan ulang sehingga
membentuk struktur aldosa dari gugus ketosa

Fungsi Penambahan fehling (A+B) pada sampel dalam percobaan ini adalah untuk
menguji zat-zat yang bersifat mereduksi dengan ciri terbentuknya endapan berwarna
kuning, hijau, atau merah bata sehingga dapat diketahui sampel mana yang termasuk
senyawa keton.
Gula pereduksi adalah gula yang bersifat mereduksi ion tembaga (Cu 2O) pada
pereaksi fehling atau ion perak pada pereaksi benedict. Contoh : glukosa, Fruktosa.
Gula non pereduksi adalah gula yang tidak dapat mereduksi Cu 2O atau ion perak.
Contoh : sukrosa.
Reaksi tautomerisasi adalah proses pengubahan dari keton menjadi aldehid.
Ketosa yaitu monosakarida yang mengandung gugus keton (CO) dan beberapa
gugus hidroksilat. Contoh : fruktosa. Sedangkan aldosa yaitu monosakarida yang memiliki
satu gugus aldehida (CHO) dan beberapa gugus hidroksil. Contohnya : galaktosa,
glukosa, manosa, ribosa.
Aldehid dan keton memiliki banyak kegunaan, diantaranya :
Aldehid
Formaldehid : Bahan pengawet. Contoh biologi, bahan pengawet manusia, bahan
pembuat berbagai jenis plastik termoset.
Sinamaldehid : penyebab bau khas pada kayu manis
Vanili : aroma pada vanili
Keton
Aseton : pelarut plitur dan plastik
Metiletil keton : pelarut koteks
Muskon : bahan pembuat minyak wangi (Petrucci, 1958).

BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.
3.1.1.
-

Alat dan Bahan


Alat-Alat
Tabung reksi
Rak tabung
Pipet tetes
Water bath
Penjepit tabung
Hot plate
Gelas kimia
Botol reagen

3.1.2.
-

Bahan-Bahan
Pereaksi Fehling A
Pereaksi Fehling B
AgNO3
Na4OH
Madu
Galaktosa
Sukrosa
Ekstrak tebu
Ekstrak kelengkeng
Fruktosa
Glukosa
Aseton
aquades

3.2. Prosedur Percobaan


3.2.1. Uji
fehling
terhadap
Madu, Galaktosa, Sukrosa, Ekstrak
kelengkeng , Aseton, dan Glukosa
Dimasukkan 5 tetes fehling A ke dalam tabung reaksi
Ditambahkan 5 tetes fehling B
Ditambahkan 10 tetes Madu

tebu ,Ekstrak

Diulangi dengan mengganti Madu dengan Galaktosa, Sukrosa, Ekstrak tebu,Ekstrak


kelengkeng, Aseton,dan Glukosa
Dipanaskan selama beberapa menit diatas Hot plate
Diamati perubahan yang terjadi

3.2.2. Uji
Fehling
terhadap
Madu,Galaktosa,Sukrosa,Ekstrak
tebu,Ekstrak
kelengkeng,Aseton,dan Glukosa
Dimasukkan 5 tetes AgNO3 ke dalam tabung reaksi
Ditambahkan 5 tetes Na4OH
Ditambahkan 10 tetes Madu
Diulangi dengan mengganti Madu dengan Galaktosa, Sukrosa, Ekstrak tebu,Ekstrak
kelengkeng, Aseton, Glukosa
Dipanaskan selama beberapa menit diatas Hot plate
Diamati perubahan yang terjadi

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil pengamatan
4.1.1. Tabel pengamatan pada percobaan Aldehid dan Keton

No
Perlakuan
1
Uji fehling
Madu
- Dimasukan 10 tetes fehling (A+B) - Ditambahkan 10 tetes Madu lalu
dipanaskan
2
Galaktosa
- Dimasukkan 10 tetes fehling (A+B)
- Ditambahkan 10 tetes Galaktosa
lalu dipanaskan
3
Sukrosa
- Dimasukkan 10 tetes fehling (A+B)
- Ditambahkan 10 tetes sukrosa lalu
dipanaskan
4
Ekstrak tebu
- Dimasukkan 10 tetes fehling (A+B)
- Ditambahkan ekstrak tebu lalu
dipanaskan
5
Fruktosa
- Dimasukkan 10 tetes fehling (A+B)
- Ditambahkan 10 tetes fruktosa
lalu dipanaskan
6
Ekstrak kelengkeng
- Dimasukkan 10 tetes fehling
(A+B)
- Ditambahkan 10 tetes ekstrak
kelengkeng lalu dipanaskan
7
Aseton
- Dimasukkan 10 tetes fehling (A+B) -

Pengamatan

Warna larutan (awalnya biru) berubah


menjadi merah bata dan terdapat
endapan merah bata
Warna larutan (awalnya biru) berubah
menjadi kuning tua kecoklatan dan
terdapat endapan merah bata

Warna larutan (awalnya biru) menjadi


hijau gelap dan terdapat endapan merah
bata

Warna larutan (awalnya biru) menjadi


orange kemerahan dan terdapat
endapan merah bata

Warna larutan (awalnya biru) menjadi


merah bata dan terdapat endapan merah
bata

Warna larutan (awalnya biru) menjadi


hijau muda kecoklatan dan terdapat
endapan merah bata

Warna larutan tidak berubah (tidak

- Ditambahkan 10 tetes Aseton


8
Glukosa
- Dimasukkan 10 tetes fehling (A+B) - Ditambahkan 10 tetes Glukosa lalu
dipanaskan
9
Uji tollens
Madu
Dimasukkan 10 tetes tollens
Ditambahkan 10 tetes Madu lalu
dipanaskan
10

11

12

13

15

16

Galaktosa
Dimasukkan 10 tetes tollens
Ditambahkan 10 tetes Galaktosa
lalu dipanaskan
Sukrosa
Dimasukkan 10 tetes tollens
Ditambahkan 10 tetesSukrosa lalu
dipanaskan
Ekstrak tebu
Dimasukkan 10 tetes tollens
Ditambahkan 10 tetes Ekstrak
tebu lalu dipanaskan
Fruktosa
Dimasukkan 10 tetes tollens
Ditambahkan 10 tetes Fruktosa
lalu dipanaskan
Ekstrak kelengkeng
Dimasukkan 10 tetes tollens
Ditambahkan 10 tetes Ekstrak
kelengkeng lalu dipanaskan
Aseton
Dimasukkan 10 tetes tollens
Ditambahkan 10 tetes Aseton
Glukosa
Dimasukkan 10 tetes tollens
Ditambahkan 10 tetesGlukosa
lalu dipanaskan

terjadi reaksi)
Warna larutan (awalnya biru) menjadi
merah bata dan terdapat endapan merah
bata

Warna larutan menjadi hitam pekat dan


terdapat kristal kaca dibawah tabung

Warna larutan menjadi coklat tua dan


terbentuk kristal kaca dibagian dasar

Warna
larutan
menjadi
hitam
kecoklatan dan terbentuk kristal kaca
dibagian dasar
Warna larutan menjadi abu-abu
kehitaman dan terbentuk kristal kaca
dibagian dasar
Warna larutan menjadi abu-abu agak
bening dan terbentuk kristal kaca
dibagian dasar
Warna
larutan
menjadi
coklat
kehitaman dan terbentuk endapan
kristal kaca dibagian dasar
Warna tidak berubah (tidak terjadi
reaksi)
Warna larutan menjadi abu-abu dan
terbentuk kristal kaca dibagian dasar

4..2 Reaksi-Reaksi
4.2.1 Reaksi Tollens
AgNO3 + 2NH4ON Ag (NH3)2 OH + H2O + No3- + H+
4.2.2 Reaksi Fehling A + Fehling B

4.3 Pembahasan
Pada percobaan kali ini dilakukan percobaan tentang Aldehid dan Keton. Aldehid
dan Keton adalah suatu senyawa yang tersusun dari unsur unsur karbon, hidrogen, dan
oksigen. Keduanya dapat diperoleh dari oksidasi alkohol, aldehida dari alkohol primer dan
keton dari alkohol sekunder. Aldehid dapat dioksidasi sedangkan keton tidak.
Untuk mengetahui perbedaan antara aldehid dan keton dapat dilakukan uji fehling
dan uji tollens. Prinsip dari uji fehling adalah suatu cara untuk mengidentifikasi suatu
senyawa dengan mereaksikanya dengan pereaksi fehling AB dan ditandai dengan adanya
endapan merah bata. Sedangkan pada uji tollens dengan cara direaksikan dengan pereaksi
tollens dan ditandai dengan terbentuknya kristal kaca.
Metode dari percobaan uji fehling, pertama direaksikan fehling A dan fehling B untuk
mendapatkan fehling AB kemudian fehling AB direaksikan dengan sampel, yang dibantu
dengan pemanasan untuk mempercepat reaksi yang apabila larutan terbentuk endapan
merah bata, maka larutan sampel tersebut termaksud aldehid dan apabila tidak sampel
termasuk keton.
Metode dari percobaan uji tollens pertama direaksikan AgNO 3 dan Na4OH untuk
mendapatkan tollens. kemudian tollens direaksikan dengan sampel yang dibantu dengan

pemanasan untuk mempercepat apabila larutan terbentuk kristal kaca di tabung reaksi,
maka larutan tersebut termasuk aldehid sedangkan apabila tidak sampel termasuk keton.
Penggolongan karbohidrat berdasarkan hidrolisis dibagi menjadi monosakarida
merupakan karbohidrat paling sederhana karena molekulnya hanya terdiri atas beberapa
atom C dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis menjadi karbohidrat lain contoh
ketosa dan fruktosa, glukosa, galaktosa. Disakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk
dari dua molekul monosakarida yang berikatan melalui gugus OH dengan melepaskan
molekul air contoh sukrosa, laktosa, maltosa. Polisakarida merupakan karbohidrat yang
terbentuk dari banyak sakarida sebagai monomernya contoh selulosa, glikogen, dan
amilum.
Pada uji fehling setelah diamati didapat madu, galaktosa, sukrosa, ekstrak tebu,
fruktosa,ekstrak kelengkeng, dan glukosa. Dapat bereaksi dengan pereaksi fehling yang
ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata hal ini menunjukan bahwa sampel
tersebut merupakan aldehid dan pada sampel aseton tidak terjadi reaksi yang menandakan
bahwa aseton adalah keton.
Pada uji tollens setelah diamati didapat madu, galaktosa, sukrosa, ekstrak tebu,
fruktosa, ekstrak kelengkeng,dan glukosa dapat bereaksi dengan tollens yang ditandai
dengan terbentuknya kristal kaca ditabung reaksi. Hal ini juga menunjukan bahwa sampelsampel tersebut tergolong aldehid dan aseton tidak dapat bereaksi dengan tollens yang
menunjukan bahwa aseton adalah keton.
Madu, ekstrak kelengkeng, ekstrak tebu tergolong dalam aldehid karena
mengandung sukrosa.
Faktor kesalahan dalam percobaan ini adalah pipet yang digunakan tidak bersih
serta reagen yang sudah lama dibiarkan di udara mengakibatkan hasil yang didapat kurang
maksimal.

BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Perbedaan aldehid dan keton :

No
.
1.

Gugus fungsi

2.

Bila direduksi

Jenis

Aldehid
HCH

O
Menghasilkan

Keton
RCR

O
Menghasilkan

3.

Bila dioksidasi

4.

Pereaksi Tollens

5.

Pereaksi Fehling

alkohol primer
Menghasilkan asam
karboksilat
Menghasilkan cermin
perak
Menghasilkan
endapan merah bata

alkohol sekunder
Tidak
dapat
dioksidasi
Tidak ada reaksi
Tidak ada reaksi

Kegunaan aldehid dan keton


o Aldehid
1.
Formaldehid, untuk mengawetkan contoh biologi dan mengawetkan mayat serta
untuk membuat berbagai jenis plastik termoset
2.

Sinamaldehid, penyebab bau pada kayu manis

3.

Sebagai Komponen berbagai material dan bangunan rumah

o Keton

1.

Aseton, sebagai pelarut, khususnya untuk zat-zat yang kurang polar dan non polar

2.

Beberapa keton siklik merupakan bahan pembuat parfum

Dalam percobaan ini, pereaksi fehling digunakan untuk menguji zat-zat yang bersifat
mereduksi, dengan ciri terbentuknya endapan berwarna kuning, hijau atau merah pada zat
yang telah ditetesi dengan pereaksi fehling. Pereaksi benedict digunakan untuk uji kualitatif
zat-zat yang bersifat mereduksi.

5.2. Saran
Sebaiknya pada saat dilakukan pemanasan, tabung reaksi yang dipanaskan jangan
diangkat terlalu sering untuk mempercepat reaksi yang terjadi.

DAFTAR PUSTAKA
HAM, Mulyono. 2006. Kamus Kimia. Jakarta : Bumi Aksara
Hart, harold. 2003. Kimia Organik Edisi II. Jakarta : Erlangga
Petrucci, Ralph. H. 1958. Kimia Dasar Jilid 3. Jakarta : Erlangga

ALDEHID DAN KETON


1.

A.

TUJUAN PERCOBAAN

Adapun tujuan dari percobaan ini antara lain :


1.

Mempelajari dan memperkenalkan salah satu metode identifikasi


senyawa berdasarkan perbedaan gugus fungsi.
2.
Memberi pemahaman identifikasi secara kimia senyawa golongan
aldehid dan keton.
1.
B.
LANDASAN TEORI
Aldehid dan keton merupakan dua dari sekian banyak kelompok senyawa organik yang
mengandung gugus karbonil. Suatu keton menghasilkan dua gugus alkil yang terikat
pada karbon karbonilnya. Gugus lain dalam suatu aldehid dapat berupa alkil, aril atau
H. Aldehid dan keton lazim terdapat dalam system mahluk hidup. Banyak aldehid dan
keton mempunyai bau khas, yang membedakannya umumnya aldehid berbau
merangsang dan keton berbau harum (Fessenden, 1986).
Aldehid dan keton bereaksi dengan alkohol membentuk masing-masing heniasetal dan
hemiketal. Karena monosakarida mempunyai baik, gugus aldehid atau keton ditambah
gugus alkohol, maka pembentukan hemiasetal atau hemiketal dapat terjadi didalam
untuk menghasilkan suatu struktur cincin atau lingkaran karena adanya tegangan sudut
ikatan struktur cincin beranggotakan 5 dan 6 lebih menguntungkan bagi gula (Sulaiman,
1995).
Senyawa aldehid, keton dan ester mengalami reaksi pada gugus karbonil. Gugus
karbonil bersifat polar dan memiliki orbital hibrida sp 2 sehingga ketiga atom yang terikat
pada atom karbon terletak pada bidang datar dengan sudut ikatan 120. Ikatan rangkap
karbon-oksigen pada gugus karbon terdiri atas satu ikatan dan satu ikatan . Ikatan
adalah hasil tumpang tindih satu orbital sp 2 atom karbon dengan satu orbital p atom
oksigen. Sedangkan ikatan adalah hasil tumpang tindih orbital p atom karbon dengan
orbital p yang lain dari oksigen. Dua orbital sp 2 lainnya dari atom karbon digunakan
untuk mengikat atom lain.atom oksigen gugus karbonil masih memiliki dua orbital dan
terisi dua buah elektron, kedua buah elektron ini adalah orbital 2s dan 2p (Katja, 2004).
Minyak atsiri merupakan suatu minyak yang mudah menguap (volatile oil) biasanya
terdiri dari senyawa organik yang bergugus alkohol, aldehid, keton dan berantai
pendek. Salah satu contoh minyak atsiri adalah minyak melati. Kandungan minyak atsiri

dalam bunga melati merupakan komoditi yang dapat dikategorikan komoditi eksklusif.
Karena dalam 1 liter absolut bunga melati dapat mencapai harga 30.000.000 rupiah.
Namun, untuk memperoleh bahan baku minyak melati sangatlah mahal. Akibatnya,
banyak produsen yang melakukan pemalsuan minyak atsiri khususnya minyak melati
dengan menambahkan berbagai macam bahan kimia sebagai campuran untuk
memperoleh minyak melati campuran (Wahyu, 2011).
Konsumsi alkohol terus menerus dapat mengakibatkan penyakit alkoholik, yang dapat
diketahui lebih awal dengan penentuan biomarker-biomarker dari alkohol. Salah satu
biomarker alkohol adalah enzim. Enzim yang digunakan untuk mengoksidasi etanol
adalah aldehid dehidrogenase (ALDH). Bila ALDH tidak cukup tersedia maka
asetaldehid yang bersifat toksik sebagai hasil oksidasi etanol tidak dapat mengalami
metabolisme yang sempurna. Alkohol (etanol) yang diminum dapat mengalami reaksi
oksidasi menjadi asetaldehid oleh enzim alcohol dehidrogenase (ADH) dan selanjutnya
dioksidasi lagi menjadi asam asetat oleh aldehid dehidrogenase (ALDH). Akumulasi
asetaldehid dapat menyebabkan berbagai penyakit hati

Anda mungkin juga menyukai