1, (2016) 1-11
Penentuan Kapasitansi Spesifik Karbon Aktif Tempurung Kelapa (Cocos nucifera L) Hasil
Modifikasi dengan HNO3, H2SO4 DAN H2O2 Menggunakan Metode Cyclic Voltammetry
(CV)
Abstrak. Penentuan Kapasitansi Spesifik Karbon Aktif Tempurung Kelapa (Cocos nucifera L)
Hasil Modifikasi dengan HNO3, H2SO4 dan H2O2, bertujuan untuk mengetahui nilai kapasitansi
spesifik karbon aktif tempurung kelapa (cocos nucifera L) yang telah dimodifikasi menggunakan
meode Cyclic Volammetry (CV). Pembuatan karbon aktif dari tempurung kelapa dilakukan
dengan pemanasan suhu tinggi menggunakan tanur yaitu pada suhu 300-600 0C selama 1 jam
dan diaktivasi secara kimia menggunakan aktivator H3PO4 dengan perbandingan 4:1, 5:1 dan
6:1, dengan cara perendaman terhadap karbon aktif tempurung kelapa selama 24 jam. Luas
permukaan karbon aktif tempurung kelapa sebelum dan sesudah aktivasi berturut-turut adalah
103.4342 m2/g, 104.9846 m2/g, 109.1928 m2/g dan 105.6490 m2/g. Berdasarkan pengukuran
Cyclic Volammetry (CV) menunjukkan bahwa pada proses modifikasi permukaan karbon aktif
tempurung kelapa dapat meningkatkan nilai kapasitansi spesifik. Kapasitansi spesifik karbon
aktif tempurung kelapa sebelum dan sesudah modifikasi adalah 1225.229 F/g, 3266.438 F/g,
3884,615 F/g, dan 4910.569 F/g.
Kata kunci: Modifikasi permukaan, kapasitansi spesifik, CyclicVoltammetry (CV), Karbon aktif,
Tempurung kelapa.
Key Words: surface modification, specific capacitance, Cyclic Volammetry (CV), Activated
Carbon, Coconut Shell.
Jurnal Kimia Fisika Vol 1, No. 1, (2016) 1-11
Karbon aktif merupakan bahan yang modifikasi permukaan HNO3, H2SO4 dan
umum digunakan untuk kapasitor H2O2. Pada penelitian ini akan disintetis
elektrokimia karena luas permukaan yang karbon aktif tempurung kelapa melalui dua
tinggi, dan kestabilan fisika-kimia yang baik tahapan yakni karbonisasi, dan aktivasi
(Frackowiak dan Beguin, 2002). Karbon kimia menggunakan H3PO4 untuk modifikasi
aktif dari biomassa dapat dibuat dari permukaan HNO3, H2SO4 dan H2O2.
bara. Bahan baku pembuatan karbon aktif Bahan-bahan yang digunakan dalam
yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian ini yakni tempurung kelapa,
tempurung kelapa (Taer dkk, 2015). larutan metilen biru 300 ppm, akuades,
Jurnal Kimia Fisika Vol 1, No. 1, (2016) 1-11
larutan H2O2 30 %, larutan HNO3 65 %, 1 jam pada suhu 340 0C. Proses ini akan
serbuk parafin, kawat tembaga, elektorda Setelah karbonisasi, karbon yang dihasilkan
Ag/AgCl, elektroda Pt, larutan NaHCO3 kemudian didinginkan, digerus, lalu diayak
0,05 N, Na2CO3 0,05 N, NaOH 0,05 N, dan dengan pengayak berukuran 100 mesh
HCl 0,04 N, kertas saring Whatman nomor (Nurdiansah dan Susanti, 2013).
foil, kertas pH universal, dan kertas saring. Hasil karbon tempurung kelapa yang
penelitian ini yaitu tanur (Muffle Furnace volume H3PO4/massa karbon 4:1, 5:1 dan
tipe 6000), cawan porselin, penangas air 6:1 kemudain didiamkan selama 1x24 jam.
(hot plate), pengaduk magnetik (Fisher tipe Setelah itu, disaring menggunakan corong
115), ayakan ukuran 100 mesh, corong Buchner disertai pencucian dengan akuades
tipeME4C), oven (tipe SPNISOSFD), FTIR didinginkan dalam desikator (Shofa, 2012).
Setelah itu dicuci dengan akuades berulang- distandarisasi dengan menggunakan asam
ulang sampai mendapatkan pH 6,5. oksalat (Ismanto, dkk., 2010; Harti, dkk.,
24 jam pada suhu 110 oC (Ismanto, dkk., Karakterisasi Gugus Fungsi dengan FTIR
maksimum, adapun larutan standar dibuat elektroda yaitu elektroda Pt, elektroda
dari larutan metilen biru dengan konsntrasi Ag/AgCl dan elektroda pasta karbon.
0,5, 1, 2, 4, dan 8 ppm yang diukur Pengujian elektroda dilakukan dengan laju
absorbansinya pada panjang gelombang
scan 50 mV/s menggunakan larutan
maksimum lalu dibuat kurva kalibrasi untuk
elektrolit H2SO4 0,5 M sehingga diperoleh
menentukan konsntrasi sampel (Labanni
voltammogram tegangan dan arus,
dkk., 2015).
kemudian dihitung nilai kapasitansi spesifik
Pembuatan Elektroda Kerja
penyimpanan energinya (Ismanto dkk,
Badan elektroda dibuat dengan
2010). Kapasitansi spesifik dihitung dengan
menghubungkan kawat tembaga dan platina
homogen menggunakan spatula pada cawan Ic dan Id: arus charge dan discharge
dan pasir yang menempel pada tempurung kecil sehingga luas permukaan karbon
dkk, 2010).
penelitian ini dilakukan dalam tanur pada memaksimalkan proses interaksi antara
suhu 340 0C selama 1 jam. Suhu optimum karbon dengan zat pengaktivator sehingga
karbonisasi tempurung kelapa adalah 340 proses aktivasi terjadi secara maksimal,
0
C. Suhu ini merupakan suhu yang optimum setelah itu dilakukan pencucian dengan
belum sempurna, sedangkan suhu di atas kemungkinan masih ada. Karbon tempurung
340 0
C sudah mulai terjadi pengabuan. kelapa selanjutnya dikeringkan dalam oven
Karbon yang dihasilkan selanjutnya digerus pada suhu 110 0C untuk menghilangkan
dan diayak dengan ayakan 100 mesh untuk sisa-sisa air yang masih terdapat pada
Penentuan Luas Permukaan Karbon Tempurung Kelapa Sebelum dan Setelah Aktivasi
Pengukuran luas permukaaan dengan metilen biru yang telah dilakukan diperoleh data luas
permukaan karbon aktif sebelum dan sesudah aktivasi. Hasil analisis ditunjukkan pada Tabel 1.
permukaan karbon aktif tempurug kelapa Karbon aktif termodifikasi HNO3, H2SO4
sesudah aktivasi lebih besar yakni 104.9846 dan H2O2 pori-pori lebih bersih dan rata, hal
m2/g (4:1), 109.1928 m2/g (5:1) dan tersebut diasumsikan bahwa pengotor telah
105.6490 m2/g (6:1) dari pada karbon aktif
hilang karena perlakuan menggunakan
tempurung kelapa sebelum aktivasi yakni
HNO3. H2SO4 dan H2O2 pada saat
sebesar 103.4342 m2/g. Meskipun
modifikasi, pencucian dan pemanasan,
perbedaannya tidak terlalu signifikan.
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.
2312
2920
1435
761
813
1697
1917
1029
2320
3739
902
2486
1238
1192
3417
1342
1591
1616
1531
1716
3392
893
1917
3739
2505
761
1024
2312
829 869
3739
1427
752
1028
596
1222
1697
1600
1176
3385
1714
1598
3392
H2O2 H2SO4
spektrum FTIR sampel karbon aktif 1176 cm-1, Setelah modifikasi dengan H2O2
tempurung kelapa non modifikasi menunjukkan adanya pita serapan lebar pada
menunjukkan adanya gugus OH dari fenol daerah 3392 cm-1 yang mengindikasikan
pada daerah serapan 3417cm-1 yang adanya gugus OH dari asam karboksilat yang
diperkuat oleh adanya gugus C-O pada diperkuat oleh gugus C-O pada daerah
daerah serapan 1192 cm-1. Setelah modifikasi serapan 1222 cm-1, kelapa setelah modifikasi
dengan H2SO4 menunjukkan adanya pita HNO3 menunjukkan adanya pita serapan
serapan yang lebar pada daerah 3385 cm-1 yang lebar dengan intensitas yang kuat pada
yang merupakan rentangan hidroksil (-OH) daerah serapan 3392 cm-1 yang
cm-1 dari asam karboksilat yang diperkuat mengindikasikan rentangan hidroksil (-OH)
oleh adanya gugus C-O pada daerah serapan cm-1 dari asam karboksilat,
Karbon aktif
termodifikasi 0,027 0,778 0,000 0,805 1,235
HNO3
Karbon aktif
termodifikasi 1,037 0,000 0,000 1,037 2,069
H2O2
Karbo aktif
Termodifikasi 0,886 0,000 0,000 0,886 2,069
H2SO4
Karbon aktif
non modifikasi 0,078 0,727 0,01 0,805 1,235
Jurnal Kimia Fisika Vol 1, No. 1, (2016) 1-11
penambahan gugus fungsi asam. Gugus dan didapatkan hasil berupa data
Arus(A)
Tegangan(V) Tegangan(V)
Tegangan(V) Tegangan(v)
dapat diketahui dari kurva tegangan dan sehingga dapat dihitung nilai kapasitansi
daerah arus charge dan discharge cyclic Nilai kapasitansi spesifik untuk
voltammetry maka semakin besar pula nilai karbon aktif tempurung kelapa tanpa
kapasotansi spesifiknya. Nilai arus charge modifikasi dan yang dimodifikasi dapat
Tabel menunjukkan nilai kapasitansi 9846m2/g (4:1); 109, 1928 m2/g (5:1); dan
spesifik untuk karbon aktif tempurung 105,6490 m2/g (6:1). Modifikasi permukaan
kelapa tanpa modifikasi yaitu 4752,212 karbon aktif tempurung kelapa dengan
F/g dan nilai kapasitansi spesifik yang HNO3, H2SO4, dan H2O2 dapat mengalami
H2SO4: 4910,569 F/g dan H2O2: 3884,615 spesifik karbon aktif tempurung kelapa
F/g. Nilai kapasitansi spesifik yang sebelum dan setelah modifikasi masing-
dengan penelitian yang dilakukan oleh F/g dan termodifikasi HNO3: 7099,415
Ismanto dkk (2011) mengenai karbon aktif F/g; H2SO4: 4910,569 F/g dan H2O2 :
metode pembuatan elektroda berbeda dan 2. Ismanto, A.E., Wang, S., Soetaredjo,
F.E., dan Ismadji, S., 2010,
jumlah karbon yang digunakan pada Preparation of Capacitors Electrode
from Cassava Peel Waste,
elektroda terlalu sedikit. Bioresource Technology, 101, 3534-
3540.
KESIMPULAN
3. Mujiyanti, D.R., Nuryono dan
Luas permukaan karbon aktif tempurung Kunarti, E.S., 2010, Sintesis dan
Karakterisasi Silika Gel dari Abu
kelapa sesuai perbandingan aktivator H3PO4 Sekam Padi yang Diimobilisasi
dengan 3-(Trimetoksisilil)-1-
masing masing adalah 103,4342 m2/g Propantiol, Sains Ter. Kim., 4 (2),
150-167.
(sebelum aktivasi); sesudah aktivasi 104,
Jurnal Kimia Fisika Vol 1, No. 1, (2016) 1-11
4. Labanni, A., Zakir, M., dan Maming, 6. Shofa, 2012, Pembuatan Karbon
2015, Sintesis dan Karakterisasi Aktif Berbahan Baku Ampas Tebu
Karbon Nanopori Ampas Tebu dengan Aktivasi Kalium Hidroksida,
(Saccharum officinarum) dengan Skripsi diterbitkan, Program Studi
Aktivator ZnCl2 melalui Iradiasi Teknik Kimia,Fakultas Teknik,
Ultrasonik sebagai Bahan Universitas Indonesia, Depok.
Penyimpan Energi Elektrokimia,
Indonesian Chemical Acta, 8 (1). Taer, E., Oktviani, T., Taslim, R.,dan
Farma, R., 2015, Karakterisasi Sifat
5. Prandika, L., dan Susanti, D., 2013, Fisika Karbon Aktif Tempurung
Analisa Sifat Kapasiti Kapasitor Kelapa dengan Variasi Konsentrasi
Elektrokimia WO3 Hasil Sintesa Sol Aktivator sebagai Kontrol
Gel dengan Variasi Temperatur Kelembaban, Prosiding Seminar
Kalsinasi, Jurnal Teknik Pomits, 2 Nasional Fisika (E-Journal)
(2), 372-377. SNF2015, IV(1), 2339-0654.