1, (2012) 1-5 1
AbstrakKompleks tembaga(II) dengan 2-feniletilamin nilai Temperatur Curie Weiss (TCW) senyawa. Temperatur
telah disintesis melalui reaksi antara CuCl2.2H2O dan 2- Curie Weiss pada bahan merupakan indikasi bahwa senyawa
feniletilamin dengan perbandingan mol logam dan mol memiliki interaksi feromagnetik. Interaksi feromagnetik dapat
ligan 1:2 dalam metanol. Senyawa kompleks yang diidentifikasi melalui pengukuran nilai suseptibilitas magnetik
dihasilkan berupa kristal berwarna oranye dengan rumus dengan variasi temperatur. Nilai suseptibilitas magnetik
molekul [Cu(II)-(2-feniletilamin)2(H2O)2]Cl2.2H2O. Rumus senyawa feromagnet meningkat tajam dibawah Temperatur
ini diperoleh dari hasil penentuan kadar Cu = 14,04%, C = Curie Weiss
41,36%, H = 6,60% dan N = 6,06%. Spektra IR Penelitian sebelumnya yaitu senyawa kompleks
menunjukkan serapan khas ikatan logam dengan ligan menggunakan ligan pikolinat (2-piridin karboksilat), memiliki
yaitu vibrasi Cu-N muncul pada serapan 347,19 cm-1 dan rumus molekul [Cu(pic)2].2H2O . Kompleks tersebut bersifat
vibrasi Cu-O pada serapan 300,90 cm-1. Analisis paramagnetik dan terjadi ikatan hidrogen[4]. Oleh karena itu,
DTA/TGA menunjukkan bahwa kompleks mengandung pada penelitian ini dikembangkan senyawa kompleks dengan
dua molekul air hidrat. Senyawa kompleks bersifat menggunakan ligan 2-feniletilamin (C6H5CH2CH2NH2) dan
paramagnetik dengan nilai eff sebesar 1,97 BM. ion logam tembaga(II). Ion tembaga(II) memiliki satu elektron
Suseptibilitas magnetik senyawa kompleks memiliki yang tidak berpasangan pada orbital d dan diharapkan dapat
interaksi feromagnetik, dengan konstanta Weiss, membentuk kompleks spin tinggi. Ligan 2-feniletilamin pada
sebesar +9,72 dan terjadi pada suhu Curie, Tc, 15 K. Gambar 1, memiliki gugus amina dimana terdapat atom
nitrogen dengan pasangan elektron bebas sehingga dapat
Kata Kunci ion logam tembaga(II), ligan 2-feniletilamin, mengisi orbital kosong ion logam dan terjadi ikatan kovalen
feromagnetik, senyawa kompleks. koordinasi. Gugus amina dapat berikatan hidrogen dengan
molekul air pada senyawa [5]. Ikatan kovalen koordinasi dan
ikatan hidrogen pada senyawa kompleks dapat membentuk
interaksi antar lapisan. Interaksi antar lapisan yang terjadi
I. PENDAHULUAN yaitu antara senyawa kompleks mononuklir dengan senyawa
senyawa kompleks dengan melarutkan 5 mmol CuCl2.2H2O Gambar 3. Pada gambar tersebut garis melewati titik potong
dan 10 mmol ligan 2-feniletilamin masing-masing ke dalam garis singgung kurva dengan sumbu X pada fraksi mol ligan
20 mL metanol. Kedua larutan direaksikan dalam satu wadah. sebesar 0,7, sehingga diperoleh perbandingan fraksi mol
Larutan ini diaduk beberapa menit dan selanjutnya dipanaskan antara Cu2+ dan 2-feniletilamin sebesar 1:2. Hasil
sambil diaduk dengan magnetic stirrer selama 2 jam pada perbandingan ini terlihat bahwa satu mol satu mol tembaga(II)
suhu 40 C [6]. Larutan yang diperoleh ditutup dengan dapat berikatan dengan dua mol ligan 2-feniletilamin sesuai
aluminium foil dan disimpan dalam desikator selama beberapa dengan perbandingan mol tembaga(II) : 2-feniletilamin yaitu
hari hingga terbentuk kristal. 1 : 2 membentuk senyawa koordinasi [Cu(II)-(2-
feniletilamin)2].
B. Karakterisasi
Formula senyawa kompleks ditentukan dari hasil analisis
kadar unsur C, H, N dan ion logam, FTIR, daya hantar larutan,
UV-VIS, termogravimetri dan momen magnet. Kadar ion
logam ditentukan dengan menggunakan Spektrofotometer
Serapan Atom (Atomic Absorption Spectroscopy) HITACHI
Z-2000. Kadar unsur C, H, N dengan menggunakan Fison EA
1108. Gugus yang terkandung dalam senyawa kompleks
diukur dengan Spektrofotometer FTIR SHIMADZU. Daya
hantar larutan senyawa kompleks dalam metanol dengan
konsentrasi 0,01 M diukur menggunakan alat Konduktometer
Mettler Toledo. Kadar air ditentukan secara analisis Gambar 2. Panjang gelombang maksimum
termogravimetri menggunakan alat DTA/TGA Mettler Larutan [Cu(II)-2-feniletilamin]
Toledo. Penentuan panjang gelombang maksimum dengan
spektrofotometer UV-Vis tipe UV-1100 ECHCOMP
HITACHI. Sifat magnet senyawa kompleks dengan
menggunakan alat neraca kerentanan magnet Magway
Magnetic Susceptibility Balance (MSB) Sherwood Scientific
dan alat magnetometer Quantum Design SQUID
(Superconductor Quantum Interface Device) MPMS-7
(Magnetic Properties Measurement System).
O NH2
H
Cu
IV. KESIMPULAN
H Cl2.2H2O
NH2 O
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa senyawa
H
kompleks [Cu(II)-(2-feniletilamin)] telah berhasil disintesis
dengan perbandingan mol logam dan mol ligan = 1:2.
Senyawa ini diprediksi membentuk senyawa koordinasi
square planar dengan rumus molekul [Cu(II)-(2-
Gambar 7. Prediksi struktur senyawa kompleks feniletilamin)2(H2O)2]Cl2.2H2O. Senyawa kompleks ini
bersifat paramagnetik dengan nilai eff 1,97 BM dan memiliki
J. Sifat Magnetik Senyawa Kompleks interaksi feromagnetik, dengan kostanta Weiss, , +9,72 dan
suhu Curie, Tc, 15 K.
Kompleks [Cu(II)-(2-feniletilamin)2(H2O)2]Cl2.2H2O
memiliki nilai momen magnet efektif (eff) sebesar 1,97 BM
pada temperatur kamar. Hal ini menunjukkan bahwa kompleks UCAPAN TERIMA KASIH
yang terbentuk bersifat paramagnetik. Nilai momen magnetik Saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Dr.
senyawa kompleks [Cu(II)-(2 feniletilamin)2(H2O)2]Cl2.2H2O Fahimah Martak, M.Si selaku dosen pembimbing atas segala
lebih besar daripada nilai momen magnetik secara teoritis bimbingannya, waktu dan segala diskusi serta semua ilmu
yaitu 1,73 BM. Nilai momen magnetik hasil eksperimen lebih yang bermanfaat selama penyusunan penelitian ini. Seluruh
besar daripada perhitungan momen magnetik secara Bapak dan Ibu dosen di Jurusan Kimia FMIPA ITS Surabaya
teoritisnya. Hal ini dikarenakan adanya sumbangan orbital yang telah membagi ilmu dan pengalamannya. Temanteman
pada ion logam. kimia angkatan 2008 dan mahasiswa kimia FMIPA ITS
Hasil pengukuran suseptibilitas dengan variasi suhu Surabaya yang telah mendukung dan memberikan motivasi
menunjukkan suseptibilitas menurun sejalan dengan serta berbagai pihak yang telah membantu dalam
meningkatnya suhu. Kurva suseptibilitas terhadap suhu menyelesaikan penelitian ini.
senyawa kompleks Cu(II)-(2-feniletilamin)2(H2O)2]Cl2.2H2O
dapat dilihat pada Gambar 8. Pada suhu sekitar 15 K,
penurunan suhu menyebabkan terjadinya kenaikan DAFTAR PUSTAKA
suseptibilitas molar secara drastis. Ini menunjukkan senyawa [1] Verdaguer, Rational synthesis of molecular magnetic
kompleks memiliki suhu Curie, Tc, yaitu 15 K. materials: a tribute to Olivier Kahn, Polyhedron, (2001)
20. 11151128.
[2] Lee, J. D., Concise Inorganic Chemistry, Fourth
Edition, Chapmann and Hall, London (1994).
[3] Han, X.Y., Ren, Y.T. and Zheng, Y.Q., Synthesis,
Crystal Structures and Magnetic Properties of Two
Adamantine-1,3-dicarboxylato Bridged Cobalt(II)
Phenanthroline Complexes, Inorganica Chimica Acta
(2010) 363, 353-359.
[4] Martak, F., Study Cooperativity of Polymetallic
Complexes Related Magnetic Properties, Department of
Gambar 8. Kurva suseptibilitas magnet terhadap suhu Chemistry, Institut Teknologi Bandung (2008).
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 5