IRWANDA PRATAMA
NIM H13112048
USULAN PENELITIAN
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2016
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................5
2.1 Timbal (Pb) .............................................................................................. 5
2.2 Batu Padas ............................................................................................... 5
2.3 Zeolit A .................................................................................................... 6
2.4 Adsorpsi ................................................................................................... 7
2.4.1 Kapasitas adsorpsi ......................................................................... 8
2.4.2 Isoterm adsorpsi ............................................................................. 9
2.5 Instrumen dalam Penelitian ................................................................... 10
2.5.1 X-Ray Fluoresence (XRF) ........................................................... 10
2.5.2 X-Ray Diffraction (XRD) ............................................................ 11
2.5.3 Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) ..................................... 12
BAB III METODOLOGI ....................................................................................13
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................. 13
3.2 Alat dan Bahan ...................................................................................... 13
3.3 Prosedur Kerja ....................................................................................... 13
3.3.1 Preparasi dan karakterisasi batu padas ........................................ 13
3.3.2 Sintesis zeolit A ........................................................................... 13
3.3.3 Studi adsorpsi ion Pb2+ dengan zeolit A ...................................... 14
3.3.4 Penentuan kapasitas adsorpsi....................................................... 14
3.3.5 Pengolahan data ........................................................................... 14
3.4 Rencana Jadwal Kegiatan ...................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Wahyuni dan Widiaastuti (2010) zeolit sintesis pada golongan Si rendah dengan
perbandingan Si/Al sebesar 1-1,5 memiliki konsentrasi kation paling tinggi, dan
mempunyai sifat adsorpsi yang optimum dibandingkan zeolit pada golongan
lainnya.
Wahyuni dan Widiaastuti (2010) mensintesis zeolit A dari abu dasar batubara
sebagai adsorben logam Zn. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa zeolit A
mampu mengadsorpsi Zn hingga 99,74% dengan konsentrasi Zn 500 mg/l pada
pH 10 selama 240 menit. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Said (2008)
menggunakan zeolit A yang disintesis dari abu dasar batubara sebagai adsorben
logam Cu, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa zeolit A mampu
mengadsorpsi Cu hingga 83,35% dengan konsentrasi Cu 50 mg/l pada pH 8
selama 360 menit.
Zeolit A dapat dibuat dari bahan yang mengandung sumber silika dan
alumina. Material alam yang mempunyai kandungan silika yang tinggi dipilih
dalam pemanfaatannya sebagai bahan dasar pembuatan zeolit A. Semakin tinggi
kadar Si/Al dalam zeolit A akan meningkatkan kemampuan zeolit dalam
melakukan pertukaran ion maupun adsorpsi. Kandungan Al dapat ditambahkan
sebagai kation penyeimbang Si/Al, sehingga variasi rasio Si/Al dapat diatur
sedemikian rupa dalam pembentukan zeolit A. Fitriyana (2012) memanfaatkan
limbah geotermal dengan kadar silika mencapai 80.0426% dalam pembuatan
zeolit A, sedangkan Wahyuni dan Widiaastuti (2010) memanfaatkan abu dasar
batubara dengan kadar silika 56,13% sebagai bahan dasar pembuatan zeolit A.
Salah satu potensi sumber daya alam di Kalimantan Barat yang kaya akan
kandungan silika adalah batu padas. Batu padas (paras, bahasa Bali) tergolong
batuan sedimen yang merekat bersama silika, besi oksida ataupun tanah liat.
Berdasarkan hasil XRF, batu padas mengandung 57,2% silika, dan 16,3%
alumina. Grible (1988) mengatakan batu padas mempunyai cukup banyak pori-
pori yaitu 30% lebih dari volumenya. Menurut penelitian Budiartawan (2003) batu
padas awal tanpa modifikasi jenis ladgestone, pearl sandtone, dan linroc stone,
ketiganya dapat digunakan untuk menurunkan kadar logam Pb dan Cr dalam air
dengan kapasitas adsorpsi berturut-turut 0,4491 mg/g dan 0,3817 mg/g. Penelitian
3
serupa juga dilakukan oleh Atandawu dkk, (2013) yang mengadsorpsi logam Pb
dan Cr oleh batu padas jenis ladgestone yang teraktivasi H2SO4 dan NaOH
dengan kapasitas adsorpsi tertinggi oleh batu padas teraktivasi NaOH 4N berturut-
turut 12,4976 mg/g dan 12,4945 mg/g.
Berkaitan dengan aplikasi zeolit A dalam penurunan kadar logam berat yang
cukup luas, maka potensi batu padas dapat dimanfaatkan untuk mensintesisnya
menjadi zeolit A. Oleh karena itu pada penelitian ini akan dilakukan penurunan
kadar ion Pb2+ dengan zeolit A sintesis dari batu padas. Zeolit A kemudian
digunakan untuk adsorpsi ion Pb2+ dengan variasi beberapa parameter yaitu
waktu, pH, dan konsentrasi sebagai kondisi optimum dalam penentuan kapasitas
adsorpsinya.
5
6
2.3 Zeolit A
Zeolit A merupakan mineral anorganik berupa kristal dengan rumus kimia
Na12(AlO2)12(SiO2)12.27H2O untuk memperoleh zeolit A diperlukan perbandingan
Na2SiO3/NaAlO2=1. Perbandingan oksida Si dan oksida Al dalam bahan dasar
serta suhu reaksiakan mempengaruhi jenis zeolit yang dihasilkan pada saat proses
sintesis. Zeolit A mempunyai pori-pori, komposisi dan saluran rongga optimum
sehingga mempunyai nilai ekonomi tinggi karena sangat efektif dipakai untuk
pemisahan dan pemurnian dengan kapasitas besar. Volume pori-pori dapat
mencapai 0,5 cm3/cm3 volume zeolit. Kadar maksimum Al dalam zeolit dicapai
bila perbandingan Si/Al mendekati 1 dan keadaan ini menyebabkan daya penukar
ion zeolit maksimum.
Zeolit A adalah material kristal aluminosilikat yang memiliki struktur
penataan polimer tiga dimensi yang terdiri dari unit-unit tetrahedral SiO4 dan
AlO4-, yang bergabung dengan jalan pemakaian bersama (sharing) oksigen. Zeolit
7
A merupakan kristal aluminosilikat yang terdiri dari kesatuan mata rantai sangkar
sodalit yang berikatan membentuk cincin ganda beranggotakan empat yang
dihubungkan oleh atom oksigen.
2.4 Adsorpsi
Adsorpsi merupakan peristiwa penyerapan suatu zat pada permukaan zat lain
yang diikat secara kimia atau fisika. Adsorpsi dapat terjadi pada permukaan
padatan atau cairan, dan ini terjadi pada satu atau banyak lapisan dari suatu
molekul yang diserap atau dipertahankan oleh permukaan dengan bentuk ikatan
tertentu. Zat yang diserap disebut adsorbat sedangkan zat yang menyerap disebut
adsorben. Adsorpsi dapat terjadi antara zat padat dan zat cair, zat padat dan gas,
zat cair dan zat cair atau gas dan zat cair (Castellan, 1982).
Menurut Kurniati (2010), adsorpsi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain:
1. Konsentrasi
Proses adsorpsi sangat sesuai untuk memisahkan bahan dengan konsentrasi
yang rendah dari campuran yang mengandung bahan lain dengan konsentrasi
tinggi.
2. Luas permukaan
Proses adsorpsi tergantung pada banyaknya tumbukan yang terjadi antara
partikel-partikel adsorbat dan adsorben. Tumbukan efektif antara partikel akan
meningkat dengan meningkatnya luas permukaan internal.
8
3. Suhu
Adsorpsi akan lebih cepat berlangsung pada suhu tinggi. Akan tetapi,
pengaruh suhu adsorpsi zat cair tidak sebesar pada adsorpsi gas.
4. Ukuran partikel
Semakin kecil ukuran partikel yang diadsorpsi maka proses adsorpsinya akan
berlangsung lebih cepat.
5. pH
pH mempunyai pengaruh dalam proses adsorpsi. pH optimum dari suatu
proses adsorpsi ditetapkan melalui uji laboratorium.
6. Waktu kontak
Waktu untuk mencapai keadaan setimbang pada proses serapan ion logam
oleh adsorben berkisar antara beberapa menit hingga beberapa jam.
1
log qe = log Qo + log Ce (2.1)
qe
b qe b Qo
Ce (2.3)
Grafik linier dengan mengalurkan 1/Ce terhadap /qe ditunjukan pada persamaan:
1 1 1
q e Q0 b C e Q0 (2.4)
Grafik linier dengan mengalurkan qe/Ce terhadap qe ditunjukan pada persamaan:
1 qe
q e Qo
b Ce (2.5)
Dari setiap persamaan ditentukan model adsorpsi yang sesuai, dari slope Qo yang
unsur dalam mineral atau batuan. XRF dalam penelitian ini digunakan untuk
mengetahui kandungan unsur-unsur dalam sampel batu padas yang selanjutnya
dilakukan untuk pembuatan zeolit A.
Tabel 2.1 Standar Difraksi 2 XRD Zeolit A (M.M.J. Treacy dan J.B. Higgins,
2001)
2 2 2 2 2 2 2
7,18 20,41 26,11 32,54 37,26 42,85 47,91
10,17 21,36 27,11 33,37 38,00 43,51 48,51
12,46 21,67 29,03 34,18 39,43 44,16 49,11
14,40 22,85 29,94 34,77 40,14 44,80 49,70
16,11 23,99 30,83 35,75 41,51 45,44
17,65 25,07 31,70 36,51 42,19 47,30
12
13
14
kristalisasi dipisahkan dari filtratnya, dicuci dengan air sampai pH 9-10 dan
dikeringkan (Widiastuti dkk, 2011). Zeolit A hasil sintesis dikarakterisasi dengan
XRD.
b. Penentuan pH optimum
Sebanyak 50 mL larutan Pb2+ 100 mg/L dengan variasi pH 2, 4, 6, 8, dan 10
dalam 5 buah botol ditambahkan masing-masing 0,5 gram zeolit A. Selanjutnya,
campuran diaduk menggunakan shaker selama waktu optimum. Campuran di
saring dengan kertas saring, filtrat yang diperoleh ditentukan konsentrasi larutan
Pb2+ menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Setiap perlakuan
diulangi sebanyak 3 kali.
C0 Ce V
qe
w
dimana, qe : jumlah ion logam yang teradsorpsi (mg/g)
C0 : konsentrasi ion logam sebelum adsorpsi
Ce : konsentrasi ion logam setelah adsorpsi
V : volume larutan ion logam (L)
w : jumlah adsorben, zeolit A (g)
Kapasitas adsorpsi ion Pb2+ dapat dibuat kurva linier untuk menentukan
isoterm adsorpsi yang sesuai dari persamaan Freundlich (2.1) atau persamaan
Langmuir (2.2), (2.3), (2.4), dan (2.5).
16
17