Disusun oleh:
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur selalu penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
selalu melimpahkan nikmat, rahmat dan karunia-Nya setiap waktu sehingga penulis
diberikan kesehatan, kekuatan, dan kesempatan dalam menyelesaikan makalah Kimia
Zat Padat ini yang berjudul “Karakterisasi Batuan Mineral Zeolit Menggunakan X-
Ray Diffraction”. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi mata kuliah
Kimia Zat Padat di Departemen Kimia, Universitas Diponegoro Semarang.
Penulis menyadari bahwa lancarnya penulisan makalah ini tak lepas dari
dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya berupa
kesehatan dan rezeki sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah
Kimia Zat Padat dengan baik, tanpa ada halangan suatu apapun.
2. Dr. Ahmad Suseno, M. Si, selaku dosen pengampu mata kuliah Kimia Zat Padat
Departemen Kimia Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro.
3. Mahasiswa mata kuliah kimia zat padat yang mendukung kerja sama yang baik
dalam menyelesaikan penulisan makalah.
Penulis
DAFTAR ISI
MAKALAH.................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................4
I.1 Latar Belakang..........................................................................................................4
I.2 Rumusan Masalah....................................................................................................5
I.3 Tujuan......................................................................................................................5
BAB II ISI...................................................................................................................................6
II.1 Zeolit........................................................................................................................6
II.1.1 Kelimpahan Zeolit.............................................................................................8
II.1.2 Jenis Zeolit Sintetik...........................................................................................9
II.1 X-Ray Diffraction (XRD)...........................................................................................10
II.2.1 Prinsip Penggunaan XRD................................................................................11
II.2.2 Cara Penggunaan XRD....................................................................................12
II.2 Kasus dan Pembahasan..........................................................................................13
BAB III PENUTUP....................................................................................................................19
III.1 Kesimpulan.........................................................................................................19
III.2 Saran..................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya mineral. Salah
satunya adalah mineral zeolit. Zeolit merupakan material berpori yang
berbentuk tetrahedral antara alumina dan silikat berhidrat. Keunggulan zeolit
alam adalah memiliki luas permukaan dan keasaman sehingga mudah
dimodifikasi dengan mineral lain untuk mendapat hasil yang lebih maksimal
dalam proses pemanfaatannya (Barquist et al., 2010).
Zeolit alam memiliki beberapa kelemahan diantaranya mengandung
banyak pengotor seperti Na+, K+, Ca2+, Mg2+ dan Fe3+ serta kristalinitasnya
kurang baik. Keberadaan pengotor-pengotor tersebut akan mengurangi aktivitas
dari zeolit alam (Setiawan et al., 2018).
Berbeda dengan zeolit alam, zeolit sintesis mempunyai kristalinitas baik
serta kation yang ada dalam situs permukaannya hanya tertentu (H +, Na+). Ada
berbagai macam zeolit sintesis antara lain zeolit Y, zeolit X, mordenit, ZSM-5
dan lain sebagainya. Dari berbagai macam jenis zeolit sintesis, salah satu yang
banyak digunakan adalah zeolit Y. Zeolit Y merupakan zeolit sintetis yang
mempunyai keunggulan karena memiliki struktur kristal yang sangat teratur,
ukuran pori yang seragam dan adanya gugus hidroksil yang bersifat sangat
asam. Selain itu, zeolit Y mempunyai stabilitas panas yang tinggi dan
menghasilkan sedikit karbon, sehingga mudah diregenerasi kembali, mudah
didapat dan mempunyai umur pakai yang panjang (Maarif, 2009).
Seiring dengan perkembangan teknologi, penelitian mengenai zeolit
semakin berkembang dengan dilakukan modifikasi pada zeolit. Menurut
Abdullah et al. (2017) zeolit dapat dimodifikasi untuk memperbaiki sifat-sifat
fisika dan sifat-sifat kimianya. Salah satu modifikasi yang dapat dilakukan
adalah dengan memberi sifat kemagnetan. Menurut Abdullah et al., (2017)
magnetit adalah mineral yang memiliki sifat magnet terbesar di antara semua
mineral alam di bumi, sehingga magnetit merupakan oksida besi yang memiliki
berbagai keunggulan diantaranya bersifat superparamagnetik, kejenuhan
magnet yang tinggi, kontribusi anisotropi yang bagus, dan biokompatibel.
Pengembanan atau pemberian lapisan menggunakan magnetit dapat
meningkatkan sifat permukaan dan pori-pori zeolit. Pemberian sifat
kemagnetan ini dimaksudkan agar recovery zeolit dari medium cair setelah
proses adsorpsi dapat dilakukan dengan lebih mudah dan cepat, yaitu dengan
menggunakan medan magnet eksternal (Nakamura et al., 2017).
Zeolit modifikasi magnetit dapat disintesis dengan menggunakan metode
kopresipitasi oleh Abdullah et al,. (2017) pada pH 12. Hal ini dilakukan dengan
penambahan basa di bawah atmosfer inert pada suhu kamar atau suhu tinggi.
Kelebihan dari kopresipitasi yaitu struktur kristal dan sifat magnetik dari
sampel yang disintesis dapat dioptimalkan dengan mengontrol parameter-
parameter sintesis seperti suhu, pH larutan, kecepatan pengadukan lama
pengadukan, konsentrasi garam logam, konsentrasi kopresipitan dan
konsentrasi surfaktan (Teja & Koh, 2009).
I.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi zeolit sebagai salah satu material zat padat?
2. Bagaimana prinsip dasar karakterisasi zeolit menggunakan XRD?
3. Bagaimana fasa yang mendominasi pada berbagai macam zeolit?
I.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan deskripsi tentang zeolit, untuk
mengetahui prinsip dasar karakterisasi XRD, dan untuk menentukan jenis
mineral yang terkandung zeolit.
BAB II
ISI
II.1 Zeolit
J.V. Smith [1] zeolit didefinisikan sebagai kristal mineral Alumino-Silikat
berbeda dengan tanah lempung (clay) yang mempunyai struktur amorf dan
bersifat swelling bila bercampur air. Atom utama penyusun zeolit adalah terdiri
dari: Al, Si dan O. Sejak tahun 1984 para ahli mineralogi telah
mengklasifikasikan zeolit ke dalam golongan tersendiri. Mineral ini mempunyai
struktur sangkar (framework) disertai rongga (cavity) dan saluran (channel) yang
biasanya ditempati oleh air dan logam alkali atau alkali tanah dan terbentuk di
alam secara alamiah atau disintesa.
MENDELEY : J.V. Smith. 1988. Topochemistry of
Zeolites and Related Material 1,
Topology and Geometry, Chem. Rev.
88, 149-182.
Zeolit dapat digambarkan sebagai bahan yang terdiri dari kristal
aluminosilikat berpori mikro yang digunakan sebagai penukar ion dalam industri
deterjen, dalam penyimpanan limbah radioaktif, dalam pengolahan limbah cair,
sebagai pemisah dalam pemurnian, pengeringan, pengolahan lingkungan, dalam
perengkahan katalitik minyak bumi dan dalam penyulingan petrokimia, batu bara
dan industri kimia halus (Breck 1984; Chiang and Chao 2001; Xu et al. 2007).
Sifat yang di miliki zeolit dapat diaplikasikan dalam beberapa industri, sifatnya
yaitu ukuran dan bentuk pori yang seragam, mobilitas kation sebagai katalis dan
sifat hidrofilik dan/atau hidrofobiknya ke beberapa zat terlarut (Berendsen,
Radmer, and Reuss 2006). Pada dasarnya, zeolit dibangun dari [SiO 4]4- dan
[AlO4]5- tetrahedral yang diperpanjang tanpa batas dalam jaringan tiga dimensi
yang dihubungkan bersama oleh atom oksigen bersama (Georgiev et al. 1984;
Petrov and Michalev 2012). Tetrahedral [SiO4]4- dan [AlO4]5- ini dapat diwakili
oleh TO4 yang sering disebut sebagai blok penyusun primer (PBU), di mana T
mewakili ion silikon (Si4+) dan Aluminium (Al3+) sedangkan O4 mewakili
masing-masing atom oksigen yang dimiliki oleh dua atom T. Ini ditunjukkan
pada Gambar-1 dan 2.
Gambar 1 Deskripsi Struktur Kimia Zeolit (Haag, Lago, and Weisz 1984)
dimana:
l : panjang gelombang sinar-x (l Cu =1,540562Ǻ)
q : sudut difraksi yang menggambarkan posisi puncak
dhkl: jarak antar bidang yang menggambarkan sistem, ukuran sel satuan
dan indeks Miller bidang tersebut.
Struktur kristal suatu bahan menentukan pola difraksi suatu bahan
tersebut, lebih spesifik lagi bahwa bentuk dan besar sel satuan menentukan
kedudukan sudut suatu garis atau puncak difraksi dan susunan atom (koordinat
atom) dalam sel satuan yang menentukan intensitas relatif. Di bawah ini suatu
bahan berbentuk kristal dapat dinyatakan dalam 2 (dua) bentuk yakni profile
pola difraksi dan struktur kristal [10]:
MENDELEY : Tsitsishvili G.V., dkk. 1992. “Natural
Zeolit“ Ellis Horwood Limited.
Bila suatu bahan diketahui, maka bahan tersebut memiliki pola difraksi
tertentu, tetapi sebaliknya dari suatu pola difraksi tidak dapat ditentukan
strukturnya secara langsung. Penentuan struktur yang tidak diketahui dapat
diproses dalam 3 tahapan:
Bentuk dan besar sel satuan dari kedudukan posisi sudut dari garis pola
difraksi
Jumlah atom dalam sel satuan, dan komposisi kimia spesimen dan rapat
massanya
Kedudukan posisi atom dalam sel satuan dapat dicari dari intensitas
relatif dari garis puncak difraksi.
Dengan metode Rietveld mengunakan program RIETAN, GSAS,
SHADOW, RIETICA dll ke tiga tahapan proses tersebut dapat dengan mudah
dianalisis baik berasal dari data difraksi neutron maupun sinar-x untuk
menentukan struktur kristal suatu bahan.
II.2.2 Cara Penggunaan XRD
Suatu langkah penting dalam analisis Struktur kristal dengan melihat
simetri yaitu dengan metode rietveld. Simetri dalam Kristal diperoleh dari
beberapa operasi yakni: operasi translasi, inversi, refleksi (cermin) dan rotasi.
Kumpulan operasi ini Dapat menghasilkan grup titik (point group) Dan grup
ruang (space group). Sebagai Contoh simetri grup ruang fasa al adalah F m 3 m
dan fasa si adalah F d 3 m.
Volume sel satuan dibatasi oleh parameter tiga sumbu (kisi) a,b dan c dan
tiga sudut α, β dan γ. Tujuh bentuk sel satuan yang berbeda dapat dibentuk oleh
parameter-parameter ini, dikenal sebagai sistim kristal konvensional. Tujuh sel
satuan ini, bila dikombinasikan dengan posisi atom-atomnya akan
menghasilkan 14 kisi Bravais.
Dalam sebuah atom, elektron-elektron didistribusikan secara kontinu
sebagai kerapatan awan elektron (electron density). Persamaan hukum bragg
menunjukkan bahwa famili tiap bidang (hkl) merefleksikan sinar-x pada sudut
yang berbeda. Selama bidang refleksi (indeks miller) dihubungkan dengan
parameter sel, posisi puncak dalam profil pola difraksi sinar-x secara langsung
dapat memberikan penggunaan spce group suatu kristal. Pengukuran intensitas
(ihkl) ditentukan oleh penguatan bidang (hkl) dari refleksi sinar-x. Tambahan,
bahwa tiap atom r, mempunyai kerapatan elektron yang berbeda. Dalam sinar-x
tiap atom memberikan hamburan elektron masingmasing. Hamburan dari
distribusi elektron atom r, diwakili oleh faktor hamburan, fr.
II.2 Kasus dan Pembahasan
II.1.1 Karakterisasi Zeolit Alam dari wilayah Lampung dan Bayah
Gambar 4 Spektrum XRD zeolit alam Lampung (kiri) dan zeolit alam Bayah (kanan) (Razzak dkk., 2013)
Dari spektrum tersebut, Razzak dkk (2018) memperoleh data berupa
tiga intensitas puncak tertinggi untuk kedua spektrum. Spektrum pada posisi 2θ
sebesar 27.9583o (100), 22.3963 o(54), dan 9.8631 o
(39) untuk zeolit alam
o
lampung dan untuk zeolit alam Bayah diperoleh posisi 2θ sebesar 25.6897
(100), 27.3619 o (95), 26.6704 o (77). Selain itu, pada zeolit alam Lampung juga
o
diperoleh tiga intensitas puncak lainnya dengan 2θ sebesar 42.6835 (38),
o o
30.0600 (27), 31.6900 (21). Kemudian, intensitas puncak yang diperoleh
tersebut di bandingkan dengan database JCPDS-ICDD (Joint Committee on
Powder Diffraction Standard) untuk mengetahui kandungan material dari zeolit
tersebut. JCPDS-ICDD merupakan sekumpulan data Powder XRD dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh pelbagai peneliti di seluruh dunia (Estiaty,
2015). Dari hasil penyesuaian list puncak diketahui bahwa zeolit alam lampung
merupakan mineral jenis klinotilolite dengan struktur kristal monoklinik dan
zeolit alam Bayah merupakan mineral campuran antara mordenit dan
klinoptilolit.
Gambar 5 Pola difraksi sinar-X untuk zeolit alam dari Yagodninsky deposits, wilayah Kamchatka (Rusia).
Tabel 1. Komposisi mineral dari zeolit alam dari endapan Yagodninsky, Kam-
wilayah chatka (Rusia).
II.1.3 Karakterisasi Zeolit dengan Modifikasi Magnetit
Pada jurnal berjudul “Karakterisasi dan Uji Sifat Fisik Material Zeolit
Modifikasi Magnetit sebagai Adsorben Ion Klorida dalam Larutan Berair”
terdapat karakterisasi perbandingan antara zeolit alam dan zeolit modifikasi
magnetit.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Dari hasil studi literatur dapat disimpulkan bahwa :
1. Zeolit didefinisikan sebagai kristal mineral Alumino-Silikat berbeda
dengan tanah lempung (clay) yang mempunyai struktur amorf dan bersifat
swelling bila bercampur air.
2. Prinsip dasar dari masing-masing metode difraksi adalah sama yaitu harus
III.2 Saran
1. Sebaiknya dilakukan studi literatur mengenai struktur fasa kristalin yang
ada pada mineral batuan zeolit.
2. Sebaiknya dilakukan pengkajian lanjutan mengenai metode yang lebih
efektif untuk karaktrisasi XRD
DAFTAR PUSTAKA
Berendsen, Wouter Robert, Pia Radmer, and Matthias Reuss. 2006. “Pervaporative
Separation of Ethanol from an Alcohol—Ester Quaternary Mixture.” Journal of
membrane science 280(1–2): 684–92.
Breck, Donald W. 1984. Zeolite Molecular Sieves: Structure, Chemistry and Use. Krieger.
Chiang, A S T, and Keui-jung Chao. 2001. “Membranes and Films of Zeolite and Zeolite-like
Materials.” Journal of Physics and Chemistry of Solids 62(9–10): 1899–1910.
Dyer, Alan. 1988. “An Introduction to Zeolite Molecular Sieves.”
Eliyanti, Agustina. 1992. “Physical and Chemical Properties of Dealuminated Indonesian
Natural Mordenite and Evaluation as a Cracking Catalyst.”
Georgiev, Dimitar et al. 1984. “Synthetic Zeolites-Structure, Clasification, Current Trends in
Zeolite Synthesis Review.” International Science Conference: 4–5.
Haag, W O, R M Lago, and P B Weisz. 1984. “The Active Site of Acidic Aluminosilicate
Catalysts.” Nature 309(5969): 589–91.
Lestari, Dewi Yuanita. 2010. “Kajian Modifikasi Dan Karakterisasi Zeolit Alam Dari Berbagai
Negara.” In Prosiding Seminar Nasional Kimia Dan Pendidikan Kimia, , 1–6.
Mgbemere, Henry E., Ikenna C. Ekpa, and Ganiyu I. Lawal. 2017. “Zeolite Synthesis,
Characterisation and Application Areas: A Review.” International research journal of
environmental sciences 6(10): 45–59.
Ogawa, H, M Nakano, and K Itabashi. 2001. “Synthetic Zeolite.” Patent Office Journal 6(1):
309–17.
Petrov, Ivan, and Todor Michalev. 2012. “Synthesis of Zeolite A: A Review.” Научни
трудове на русенския университет 51: 30–35.
Rachmawati, S. 2000. “Usaha Pengelolaan Lingkungan Usaha Peternak Ayam.” Balai
penelitian veteriner.
Saputra, Rodhie. 2006. “Pemanfaatan Zeolit Sintetis Sebagai Alternatif Pengolahan Limbah
Industri.” Buletin IPT 1: 8–20.
Tsitsishvili, G V et al. 1992. “Natural Zeolites Ellis Horwood.” New York, USA.
Xu, Ruren et al. 2007. Chemistry of Zeolites and Related Porous Materials. Wiley Online
Library.
Zarchy, A S, and C C Chao. 1992. “Zeolite Synthesis.” Patent Office Journal 5(1): 164–71.