Nama :
1. Isni Putri Setyoningsih (11140960000069)
2. Mutia Dewi (11140960000048)
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya. Shalawat serta salam tak lupa penulis panjatkan kehadirat Nabi
Muhammad SAW karena berkat jasa beliaulah manusia dibawa dari zaman
jahiliyah ke zaman yang terang benderang oleh ilmu pengetahuan. Alhamdulillah
penulis dapat menyelesaikan makalah kimia mineral dengan judul “Sintesis Hijau
dari Material Magnetik Bentonit dan Penerapannya dalam Menghilangkan
MC-LR di Air”
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................................1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan ...............................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................4
2.1 Bentonit ..............................................................................................................4
2.2 Mikrositin-LR ....................................................................................................5
2.3 Adsorpsi……. ................................................................................................... 5
2.4 Studi Isoterm ..................................................................................................... 6
2.4.1 Isoterm Langmuir .................................................................................... 6
2.4.2 Isoterm Freundlich .................................................................................. 6
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ...............................................................8
3.1 Bahan ................................................................................................................8
3.2 Prosedur Kerja ...................................................................................................8
3.2.1. Sintesis bentonit berpillar (Al-B)..........................................................8
3.2.2. Karakteristik .........................................................................................8
3.2.3 Analisis HPLC dari MC-L .....................................................................8
3.2.4 Penggunaan Fe3O4@Al-B ...................................................................9
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................11
4.1 Karakteristik Fe3O4@Al-B .............................................................................11
4.2 Pengaruh jumlah adsorben pada ekstraksi MC-LR ..........................................15
4.3 Kinetik MC-LR dihilangkan oleh Fe3O4@Al-B .............................................16
4.4 Pengaruh pH pada penghilangan MC-LR ........................................................18
4.5 Studi Isoterm ....................................................................................................19
4.6 Aplikasi untuk Air ............................................................................................21
BAB 5 PENUTUP.................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
tanah liat sebagai adsorben dalam penghilangan mikrosistin. Bahan magnetik,
yang dapat dikumpulkan dengan mudah di bawah medan magnet eksternal,
memiliki keunggulan unik dalam pemisahan dan daur ulang (Chen et al., 2011).
Chen et al. (2011) melaporkan penyelesaian sederhana untuk pembuatan
mikrosfer seragam yang terdiri dari inti magnetit dan silikat nanotube tembaga
silikat untuk penghapusan PC dengan cepat di air. Liu et al. (2011) melaporkan
sebuah metode untuk membuat medan magnet Fe3O4@ NiSiO3 micro
multifungsi. Dengan mengambil keuntungan dari mesopori pada cangkang nikel
dan afinitas Ni2 +
yang tinggi terhadap protein progesternya, nanopartikel dapat
diaplikasikan untuk menangkap secara selektif plasmabiomolekul dari campuran
kompleks dan untuk memisahkan pemberian zat warna dari lisat sel E. coli.
Mengingat keunggulan sifat material magnetik, kami mengusulkan material
bentonit magnetik multifungsi yang baru (Fe3O4@Al-B) yang mengandalkan
sintesis solvothermal untuk menghilangkan mikrokritis-LR (MC-LR) dari air.
Fe3O4@Al-B terdiri dari dua kompon yang berbeda, bentonit pilar dan Fe3O4
microspheres, yang merupakan bahan dengan dua fungsi, adsorpsi dan pemisahan
yang berbeda pada saat bersamaan. Sementara ruang antar-lapisan bentonit yang
unik memberikan kondisi yang diperlukan untuk difusi mikroprosesor difiltrasi,
luas permukaan yang besar akan meningkatkan lokasi antar-tindakan antara
molekul polutan dan adsorben, dan perbaikan lebih lanjut dari kapasitas adsorpsi
untuk Fe3O4@Al-Bare tercapai.
Akhirnya, material multifungsi dapat difiltrasi oleh medan magnet eksternal
karena Fe3O4 yang kemudian diadsorp dengan adsorben MC-LR cepat dipisahkan
dari larutan. Oleh karena itu, Fe3O4@Al-B yang disintesis adalah bahan yang
berguna untuk menghilangkan kontaminan biologis, seperti MC-LR dalam larutan
berair, efisien dan ekonomis.
2
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui karakteristik bentonit yang disintesis dari Fe3O4 dengan
metode green synthesis
2. Mengetahui kemampuan adsorbsi bentonit untuk menghilangkan
kontaminan biologi suatu limbah cair
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bentonit
Bentonit adalah clay yang sebagian besar terdiri dari montmorillonit dengan
mineral-mineral minor seperti kwarsa, kalsit, dolomite, feldspars, dan mineral
minor lainnya. Montmorillonit merupakan bagian dari kelompok smectit dengan
komposisi kimia secara umum (Mg,Ca)O.Al2O3.5SiO2.nH2O. Bentonit berbeda
dari clay lainnya karena hampir seluruhnya (75%) merupakan mineral
montmorillonit. Mineral ini terdiri dari partikel yang sangat rapat dan sangat kecil
sehingga hanya dapat diketahui melalui studi menggunakan XRD (X-Ray
Diffraction). Struktur mineral ini memiliki konfigurasi 2:1 yang terdiri dari dua
silikonoksida octahedral. Pada tetrahedral, 4 atom oksigen berikatan dengan atom
silicon di ujung struktur. Empat ikatan silicon terkadang disubtitusi oleh tiga
ikatan alumunium. Pada octahedral atom alumunium berkoordinasi dengan enam
atom oksigen atau gugus-gugus hidroksil yang berlokasi pada ujung octahedron
Al3+ dapat digantikan oleh Mg2+, Fe2+, Zn2+, Ni+, Li+ dan kation lainnya. Subtitusi
isomorphous dari Al3+ untuk Si4+ pada tetrahedral dan Mg2+ atau Zn2+ untuk Al3+
pada octahedral menghasilkan muatan negative pada permukaan clay, hal ini
diimbangi dengan adsorpsi kation di lapisan interlayer (Alemdar, 2005)
Bentonit
4
2.2. Mikrositin-LR
Mikrosistin-LR adalah toksin yang diproduksi secara alami oleh
cyanobacteria yang dikenal juga sebagai ganggang hijau-biru. Mikrosistin
merupakan jenis toksin monosiklik heptapeptida hepatotoksin penyebab kematia
ikan air tawar (Encah, 2009). Ketika cyanobacteria tumbuh berlebih di perairan,
mereka membentuk alga mekar, yang kerap muncul sebagai lapisan sampah hijau.
Namun, tidak semua sampah hijau di perairan merupakan ganggang. Tidak semua
alga mekar mengandung jens cyanobacteria yang berproduksi mikrosisrin-LR.
Ada banyak jenis mikrosistin, salah satunya mikrosistin-LR ini yang merupakan
salah satu varietas yang lebih beracun dan dipelajari dengan baik (Minnesotta
Departement of Health, 2015).
Mikrosistin adalah bahan kimia alami. Tindakan manusia seperti membebani
danau dengan nutrisi dari pupuk atau air limbah bisa member makan alga mekar
dan meningkatkan mikrosistin di permukaan air. Alga mekar adalah gejala
perairan yang tidak sehat. Keseimbangan biologis terganggu dengan terhalangnya
sinar matahari , dan menipisnya oksigen. Konsentrasi mikrosistin di perairan yang
terkena dampak bisa sangat bervariasi dengan lokasi dan waktu . Kondisi
mikrosistin di luar sel akan terdegradasi dalam kurun waktu seminggu
(Minnesotta Departement of Health, 2015).
2.3. Adsorpsi
Adsorpsi merupakan suatu proses penyerapan oleh padatan tertentu terhadap
zat tertentu yang terjadi pada permukaan zat padat karena adanya gaya tarik atom
atau molekul pada permukaan zat padat tanpa meresap kedalam. Bila gas atau uap
bersentuhan dengan permukaan padatan yang bersih, maka gas atau uap tadi akan
teradsorpsi pada permukaan padatan tersebut. Permukaan padatan disebut sebagai
adsorben, sedangkan gas atau uap disebut sebagai adsorbat. Semua padatan dapat
menyerap gas atau uap pada permukaan. Banyak gas yang teradsorpsi yang
bergantung pada suhu dan tekanan gas serta luas permukaan padatan. Padatan
yang paling efisien adalah padatan yang sangat porous seperti arang dan butiran
padatan yang sangat halus (Bird,T., 1993).
Proses adsorpsi dapat terjadi karena adanya gaya tarik atom atau molekul pada
permukaan padatan yang tidak seimbang. Adanya gaya ini, padatan cenderung
5
menarik molekul-molekul lain yang bersentuhan dengan permukaan padatan, baik
fasa gas atau fasa larutan kedalam permukaannya. Akibatnya konsentrasi molekul
pada permukaan menjadi lebih besar dari pada dalam fasa gas zat terlarut dalam
larutan. Pada adsorpsi interaksi antara adsorben dengan adsorbat hanya terjadi
pada permukaan adsorben (Tandy,E., 2012)
6
mempunyai permukaan yang heterogen dan tiap molekul mempunyai potensi
penjerapan yang berbeda-beda. Persamaan ini merupakan persamaan yang
paling banyak digunakan saat ini. Dari isoterm Freundlich akan diketahui
kapasitas adsorben dalam menjerap. Isoterm Freundlich digunakan dalam
penelitian yang dilakukan karena dari isoterm Freundlich dapat ditentukan
efisiensi dari suatu adsorben.
7
BAB III
METODOLOGI
3.1. Bahan
Bentonit yang digunakan dalam penelitian ini disediakan oleh Lembaga
Penelitian Guangfu, kimia industri di Tianjin, China. MC-LR dibeli dari Algal
Science Inc. (95% dengan HPLC, Taiwan). HPLC kelas Asetonitril (ACN) dan
asam pospat dibeli dari Damao (Tianjin, China) Semua bahan kimia lainnya
memiliki nilai analitik dan digunakan seperti yang diterima.
8
3.2.3. Karakterisasi
Percobaan dengan Transmisi Elektron Mikroskop (TEM) dilakukan
dengan H-7500 TEM (Hitachi, Japan) beroperasi pada 80 kV. Gambar Scanning
Elektron Mikroskop (SEM) diambil dengan a JEOL JSM-6700F (FESEM, 20
kV). Pola bahan-bahan dengan XRD didapatkan pada suhu ruang pada
Difraktometer canggih Bruker D8 menggunakan Ni-Filter Cu K radiasi, operasi
pada 40 kV dan 40 mA. Karakterisasi magnetik dilakukan dengan menggunakan
perangkat interferensi kuantum superkonduktor (SQUID) magnetometer (MPMS
XL-5, Quantum Design, USA) pada temperatur 300 K dengan bidang sampai
10.000 Oe. Isoterms adsorpsi-desorpsi N2 telah direkam oleh Mikromeritics
ASAP 2020 M analisis serapan otomatis. Luas permukaan dihitung dengan
metode Brunauer-Emmett-Teller (BET). Potensi zeta permukaan dari bentonit
magnetik diukur dengan analisis zeta potensial (Zetasizer Nano ZS, Malvern, UK)
9
3.2.5. Penggunaan Fe3O4@Al-B untuk menghilangkan MC-LR
Pertama-tama, beberapa konsentrasi dari Fe3O4@Al-B mulai dari 0
sampai 6.0 µg ditambahkan kedalam larutan encer MC-LR (1 ml, 0,25 µg/mL)
untuk menyelidiki efisiensi penghilangan MC-LR dengan Fe3O4@Al-B.
Kemudian percobaan kinetika digunakan digunakan untuk menentukan jumlah
MC-LR yang teradsorpsi sebagai fungsi dari waktu kontak pada konsentrasi yang
berbeda. Pada bagian ini, 1,5 gram Fe3O4@Al-B ditambahkan sebanyak 1 mL
pada larutan MC-LR (0.25; 0.50; 0.75 dan 1.00 µg/mL) dan campuran diaduk
pada suhu ruang di tabung. Setelah diinkubasi pada waktu tertentu, 200 µL
larutan emulsi diambil dari tabung dan dipisahkan dengan magnet, dilakukan juga
terhadap supernatan untuk analisis HPLC.
Untuk mempelajari pengaruh pH pada penghilangan MC-LR, pengujian
adsorpsi dilakukan pada rentan pH 2,1 sampe 10. Yang disesuaikan dengan 0.1
mol/L larutan NaOH dan HCl. Selain itu, persamaan langmuir dan freundlich
digunakan untuk mensimulasikan kesetimbangan adsorpsi isoterm untuk
mendapatkan kapasitas adsorpsi MC-LR pada Fe3O4@Al-B. Selain itu, samper
air lingkungan mengandung berbagai kotoran, seperti bahan organik, sedimen,
garam, dan lain-lain. Hal ini diperlukan untuk mengevaluasi kapasitas adsorpsi
dari adsorben magnetik dalam sampel air sebenarnya. Akibatnya, penerapan
Fe3O4@Al-B untuk menghilangkan MC-LR dari sampel air sungai (diambil dari
sungai Songhua, China) dipelajari dibawah dengan kondisi yang sama yang telah
dideskripsikan diatas.
10
BAB IV
11
Morfologi dari Fe3O4@Al-B dipelajari dengan menggunakan TEM dan
SEM. Mikrografi TEM dari Fe3O4@Al-B ditunjukkan pada gambar 2a dan b,
ilustrasi nanopartikel Fe3O4 memiliki ukuran hampir seragam sekitar 200 nm dan
berbentuk bulat. Dalam mengkonfirmasikan hal itu, dibandingkan dengan metode
pengendapan-co konvensional, persiapan nanopartikel Fe3O4 menggunakan
strategi ini memiliki permukaan yang halus dan distribusi ukuran yang sempit.
Selain itu, mikrosfer ini merupakan distribusi yang homogen pada permukaan
bentonit selain aglomerasi. Gambar 2c dan d merupakan gambaran SEM dari
sintesis bahan magnetik Fe3O4@Al-B. Hal ini dapat dilihat dari gambar tersebut,
setelah dimodifikasi terdapat tampillan yang dilepaskan, longgar dan keriting
memotong lapisan di permukaan bentonit. Hasil menunjukkan bahwa proses
pillaring dapat membantu untuk menghasilkan bentonit dengan luas permukaan
lebih besar. Sementara itu, mikrografi dari Fe3O4@Al-B menunjukkan juga
memiliki banyak nanopartikel di permukaan, yang mikrosfer Fe3O4 disintesis
pada bentonit dengan proses reaksi solvotermal. Hal ini dalam kesesuaian yang
baik pada pengamatan TEM. Dalam penelitian sebelumnya (25), ukuran
nanopartikel Fe3O4 relatif lebih besar (250 nm), tetapi memiliki morfologi
permukaan yang serupa. Hasil penelitian TEM dan SEM menunjukkan bahwa ada
bentonit yang mengurangi ukuran partikel Fe3O4 dalam proses sintesis
solvotermal.
Gambar 3. Sudut rendah pola difraksi XRD bentonit dan Fe3O4@Al-B dan sudut lebar
pola difraksi XRD dari Fe3O4@Al-B
12
Sifat kristal dan komposisi produk yang disintesis, dikarakterisasi dengan
XRD. Pada gambar 3 menunjukkan pola difraksi X-Ray sudut rendah dari Na-
Bentonite Fe3O4@Al-B. Seperti yang ditunjukkan dalam gambar, puncak difraksi
dari bentonit adalah 6.02O, Jarak basal 1.47 nm. Setelah penambahan dengan
polikation alumunium, puncak ini menghilang dan bergerak menuju sudut rendak
(4.60o), Jarak basal 1.92 nm. Ini adalah bukti untuk keberhasilan penambahan
polikation hidroksi alumunium ke dalam ruang antar lapisan bentonit. Menurut
laporan terbaru (26), panjang maksimum molekul MC-LR yang mungkin disetiap
sudut adalah 2.94 nm dan batas minimum adalah 1.33 nm. Yang menegaskan
kemungkinan molekul MC-LR memasuki antar lapisan Fe3O4@Al-B. Mungkin
ini merupakan salah satu alasan utama Fe3O4@Al-B yang secara efektif
menghilangkan MC-LR dari larutan air. Selain itu, sudut lebar difraksi X-ray
Fe3O4@Al-B (gambar 3.) terlepas dari refleksi bentonit, adanya puncak
tambahan bahwa jelas berasal dari oksida Fe3O4@Al-B pada 2θ = 30.1o; 35.5o;
43.1o; 53.4o; 57.1o dan 62.8o.
13
magnet Fe3O4@Al-B tersuspensi dalam air dengan cepat dipisahkan dari
dispersinya dengan magnet.
14
Gambar 6. Efisiensi penghilangan MC-LR dengan sejumlah Fe3O4@Al-B
Gambar 7. Kapasitas penghilangan MC-LE sebagai fungsi waktu dalam air Mili-Q pada perbedaan
konsentrasi
15
4.3 Kinetik MC-LR dihilangkan oleh Fe3O4@Al-B
Untuk mempelajari kinetika MC-LR yang dihilangkan oleh Fe3O4@Al-B,
pengaruh konsentrasi pada proses telah diselidiki. Interaksi yang cepat dari
polutan untuk dipisahkan dengan adsorben yang diinginkan dan bermanfaat untuk
penerapan adsorpsi praktis. Hal ini dapat diamati dari gambar 7. Bahwa
penyerapan MC-LR pada Fe3O4@Al-B merupakan proses yang sangat cepat .
ketika konsentrasi MC-LR 0.25 µg/mL, adsorpsi esensial terjadi di 5 menit
pertama dengan kontribusi lebih dari 90% dari jumlah adsorpsi utama, dan
kemudian meningkatnya secara perlahan dan mendekati kesetimbangan adsorpsi
sekitar 10 menit. Seperti ditunjukkan dalam gambar 7, kapasitas adsorpsi dan
kesetimbangan waktu sangat dipengaruhi oleh konsentrasi. Meskipun lebih
banyak waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kesetimbangan adsorpsi akhir,
lebih banyak polutan yang diadsorpsi oleh adsorben dalam berbagai konsentrasi
dari 0,50 sampai 1,00 µg/mL. Hal ini disebabkan fakta bahwa konsentrasi awal
yang lebih besar memberikan kekuatan pendorong yang lebih kuat untuk MC-LR
dari larutan adsorben, sehingga menghasilkan lebih banyak tabrakan antara
molekul MC-LR dan situs aktif adsorben.
Data adsorpsi kemudian dianalisis dengan menggunakan model kinetik
pseudo-orde pertama dan pseudo-orde kedua, yang dapat dinyatakan sebagai
persamaan (1) dan (2) :
+ (2)
16
Untuk menggambarkan adsorpsi lokal dengan interaksi spesifik, model
difusi intra-partikel yang diusulkan oleh Weber dan Morris (27), yang diterapkan
untuk menganalisis proses adsorpsi, yang dapat dinyatakan sebagai berikut :
(3)
Parameter yang diperoleh dengan regresi linear untuk tiga model tercantum
dalam Tabel 1. Korelasi koefisien untuk model Pseudo-orde kedua relatif lebih
tinggi (R2 > 0.99), menunjukkan bahwa adanya sistem adsorpsi mengikuti
didominasi model kinetik pseudo-orde kedua. Menurut model difusi intra-partikel,
pola dari qt vs t1/2 harus linear jika difusi intra-partikel terlibat dalam proses
adsorpsi dan jika garis lurus melewati titik asal, kemudian difusi intra-partikel itu
menilai langkah pengendalian (28,29), koefisien korelasi (r2) diberikan dalam
tabel 1 yang terletak antara 0.85 an 0.95, lebih rendah daripada model kinetik
17
pseudo-orde kedua. Koefisien regresi rendah menunjukkan difusi intra-partikel
bukan satu-satunya langkah pengendalian laju. Permukaan adsorpsi dan difusi
intra-partikel mungkin berbarengan beroperasi selama interaksi dengan molekul
MC-LR dan Fe3O4@Al-B.
18
digabung dengan pelepasan anion hidroksil Fe3O4@Al-B. Selain itu, dibawah
kondisi asam, hidrofobisitas keduanya baik MC-LR dan adsorben lebih kuat dari
yang dibawah kondisi basa (3). Hidrofobisitas serupa pada adsorben dan adsorbat
dibawah kondisi asam juga berkontribusi pada kapasitas adsorpsi yang tinggi.
(4)
(5)
19
Persamaan regresi dan konstanta dihitung oleh persamaan Langmuir dan
Freundlich ditunjukkan pada tabel 3. Persamaan langmuir lebih efektif daripada
persamaan freundlich untuk menjelaskan adsorpsi MC-LR dengan Fe3O4@Al-B,
yang mengasumsikan bahwa tidak adanya interaksi antara spesier terserap. Dari
tabel 3, nilai-nilai n dan RL mencerminkan adsorpsi yang bermanfaat. Selanjutnya
dihitung nilai Kf adalah 202.35 yang menunjukkan Fe3O4@Al-B memiliki
afinitas yang kuat mengikat MC-LR dalam larutan. Secara signifikan, kapasitas
adsorpsi MC-LR ke Fe3O4@Al-B dihitung 161.29 mg/g dengan persamaan
Langmuir. Hasil tersebut cukup baik dibandingkan dengan yang dilaporkan
sebelumnya (tabel 4). Oleh karena itu Fe3O4@Al-B dapat dijadikan sebagai
adsorben efisiensi tinggi untuk menghilangkan MC-LR.
20
Gambar 9. Kromatogram 0.25 µg/mL larutan MC-LR dan setelah perlakuan dengan
Fe3O4@Al-B dalam air sungai
21
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan, Megnetik campuran Fe3O4@Al-B yang disiapkan melalui
metode sintesis solvotermal untuk pertama kalinya dan produknya dengan berhasil
diterapkan untuk menghilangkan MC-LR melalui analisis HPLC langsung.
Pendekatan ini merupakan metode sederhana, efisien dan murah untuk persiapan
multifungsi bahan bentonit yang memiliki tanggung jawab magnetik dan
dispersibilitas pelarut yang baik. Fe3O4@Al-B juga dievaluasi untuk
menghasilkan adsorptivitas yang bail untuk MC-LR. Meskipun beberapa teknik
masih perlu diperbaiki sebelum materi ini dapat diaplikasikan secara luas dalam
sistem perlakuan air, Fe3O4@Al-B dianjurkan untuk aplikasi potensial untuk
menghilangkan kontaminasi biologi dari air tercemar.
22
DAFTAR PUSTAKA
23