Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

PEMBUATAN KOMPOS DENGAN MEMANFAATKAN EFEECTIVE

MICROORGANISM (EM)

MK TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN ORGANIK

OLEH :

ROISAH SIMBOLON (01.01.19.132)

DOSEN PENGAMPU:

1. MAHMUDAH, SP, MP
2. ELRISA RAMADHANI, SP,M.Si

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN


JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN KEMENTERIAN
PERTANIAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Swt. Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan
Pembuatan Kompos Dengan Memanfaatkan Effective Microorganism (EM) yang merupakan
tugas wajib mata kuliah Budidaya Tanaman Organik.

Laporan Pembuatan Pembuatan Kompos Dengan Memanfaatkan Effective


Microorganism (EM) ini dibuat sebagai bahan acuan pelaksanaan kegiatan praktek mata kuliah
Teknologi Budidaya Tanaman Organik yang dilaksanakan di Politeknik Pembangunan Pertanian
Medan.

Selanjutnya penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya


Dosen Mata kuliah Budidaya Tanaman Organik yang telah membimbing mata kuliah ini. Penulis
menyadari bahwa penyusunan Laporan Pembuatan Kompos Dengan Memanfaatkan Effective
Microorganism (EM) ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu, saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan laporan ini.

Semoga ini bermanfaat bagi penulis secara pribadi terlebih kepada para pembaca.

Medan, 4 Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Tujuan................................................................................................................ 2
C. Manfaat.............................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pupuk Organik….… ......................................................................................... 3
B. Kompos………………………………………………………………………... 4
B. Effective Organism (EM) ................................................................................. 5
BAB III METODE PELAKSANAAN
A. Waktu Dan Tempat .......................................................................................... 6
B. Alat Dan Bahan ................................................................................................. 6
C. Proses Pembuatan ............................................................................................. 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil………………………………………………………................................. 8
B. Pembahasan ……………………………………………………………………….. 8
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan........................................................................................................ 9
B. Saran .................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

Kompos merupakan bahan organik, seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, rumput-


rumputan, dedak padi, batang jagung, serta kotoran hewan yang telah mengalami proses
dekomposisi oleh mikroorganisme pengurai, sehingga dapat dimanfaatkan untuk
memperbaiki sifat-sifat tanah. Kompos juga mengandung hara-hara mineral yang esensial
bagi tanaman. Pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian
secara biologis, khususnya oleh mikroba – mikroba yang memanfaatkan bahan organik
sebagai sumber energi.Kebanyakan petani lebih cenderung menanam padi dari pada tanaman
lain
Sisa-sisa sayuran dn buah dapat diolah menjadi pupuk dengan menggunakan proses
fermentasi dissebut kompos. pembuatan kompos dengan cara konvensional membutuhkan
waktu lama sehingga kurang efektif untuk mengatasi penumpukan sampah organik. oleh
karena itu perlu dicari cara atau metode pengomposan yang lain yang lebih efektif untuk
mengatasi masalah tersebut.
Saat ini telah ditemukannya EM (Effective Microorganisme) . larutan ini mengandung
mikroorganisme fermentasi dan dapat bekerja secara efektif dalam mempercepat proses
fermentasi pada bahan organik. proses pembuata kompos dengan menggunakan EM dapat
lebih efektif dibandingkan dengan konvensional . namun perlu dipelajari juga bagaimana
kondisi operasi yang optimal pada pembuatan kompos dengan menggunakan EM tersebut
agar hasil yang diperoleh dapat maksimal.
Untuk mengatasi maslah pemupukan sampah organik serta proses pengolahan
kompos secara konvensional yang membutuhkan waktu lama dan tidak fektif, diusulkan
proses pengolahan sampah organik menjadi kompos menggunakan EM (Efektif
Mikroorganisme). Dengan cara ini diharapkan proses pembuatan kompos dapat berjalan lebih
efektif dan menghasilkan produk yang berkualitas.
Berdasarkan hal ini maka penulis mengangkat satu judul yaitu tantang cara pembuatan
kompos dari bahan bahan organik sepertinya daun kering, daun hijau, kotoran ternak dan
juga EM.

1
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah :

1. Untuk memenuhi tugas praktikum mahasiswa dari mata kuliah Budidaya Tanaman
Organik

2. Untuk mengasah kemampuan mahasiswa dalam teknik pembuatan Kompos Dengan


Memanfaatkan Efective Microorganisme (EM) .

C. Manfaat
Manfaat dari praktikum ini yaitu :

1. Mahasiswa dapat memenuhi tugas praktikum mahasiswa dari mata kuliah Budidaya
Tanaman Organik

2. Mahasiswa mengetahui dan mampu dalam membuat kompos dengan memanfaatkan


Efective Microorganisme (EM).

3. Mahasiswa menjadi lebih aktif dengan adanya praktikum pembuatan kompos ini

2
BAB II
TINJUAN PUSTAKA

A. Pupuk Organik
Kebutuhan pangan yang besar menuntut manusia untuk mengembangkan teknologi atau
sebuah sistem yang mampu memenuhi kebutuhan tersebut. Pupuk merupakan salah satu
komponen penting dalam peningkatan produksi pangan di Indonesia. Penemuan pupuk kimia
(anorganik) merupakan salah satu pemicu terjadinya revolusi hijau (bidang pertanian) di dunia.
Ketika teknologi intensifikasi yang mengandalkan bahan agrokimia (pupuk kimia) diterapkan di
Indonesia terbukti mampu meningkatkan hasil pertanian. Namun tanpa disadari penggunaan
pupuk kimia secara terusmenerus terbukti merugikan.
Pupuk sangat dibutuhkan oleh banyak orang untuk menambah unsur hara bagi
pertumbuhan tanaman. Anjuran penggunaan pupuk ataupun bahan lain yang sifatnya organik
dimaksudkan untuk mengurangi masalah yang sekarang timbul akibat dipakainya bahanbahan
kimia yang telah terbukti merusak tanah dan lingkungan. Seperti penggunaan pupuk kimia akan
berakibat merusak tanah. Penggunaan insektisida dan pestisida kimia dalam pengendalian
predator, hama dan penyakit juga merusak lingkungan yang keduanya berpengaruh terhadap
system pertanian. Pemakaian pupuk kimia dalam jangka panjang dapat merusak sifat fisik, kimia,
dan biologi tanah sehingga kemampuan tanah untuk mendukung ketersediaan air, hara, dan
kehidupan mikroorganisme menurun. Pupuk kimia dapat digantikan dengan pupuk organik yang
berasal dari limbah.
Pupuk organik adalah bahan organikyang umumnya berasal dari tumbuhan dan atau
hewan, ditambahkan ke dalamtanah secara spesifik sebagai sumber hara, pada umumnya
mengandung nitrogen yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Suriawiria (2003) menyatakan
bahwa pupuk organik mempunyai kandungan unsur hara, terutama N, P, dan K yangrelatif sedikit
dibandingkan dengan pupuk anorganik, tetapi mempunyai peranan lain yang sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan, perkembangan, dankesehatan tanaman. Pengomposan menurut Yang
(1997). Dalam proses pengomposan secara alami perlu waktu yang relatif lama, tergantung dari
bahan dasarnya. Usaha untuk mempercepat pengomposan telah banyak dilakukan, diantaranya
adalah dengan perlakuan fisik seperti memperkecil ukuran bahan yang akan dikomposkan atau
dengan perlakuan kimia seperti pemberian effective innoculant sebagai dekomposer bahan
organik menjadi kompos/humus. Pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami

3
penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik
sebagai sumber energi. EM terdiri dari kultur campuran dari beberapa mikroorganisme yang
menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman.Penggunaan Efective Microorganisme (EM)
merupakan salah satu teknologi yang dapat digunakan dalam usaha pengelolaan pertanian yang
mampu mengurangi pengaruh negative terhadap lingkungan.

B. Kompos
Kompos merupakan bahan organik, seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, rumput-
rumputan, dedak padi, batang jagung, sulur, carang-carang serta kotoran hewan yang telah
mengalami proses dekomposisi oleh mikroorganisme pengurai, sehingga dapat dimanfaatkan
untuk memperbaiki sifat-sifat tanah. Kompos mengandung hara-hara mineral yang esensial bagi
tanaman. Sisa tanaman, hewan, atau kotoran hewan, juga sisa jutaan makhluk kecil yang berupa
bakteri jamur, ganggang, hewan satu sel, maupun banyak sel merupakan sumber bahan organik
yang sangat potensial bagi tanah, karena perannya yang sangat penting terhadap perbaikan sifat
fisik, kimia dan biologi tanah, namun bila sisa hasil tanaman tidak dikelola dengan baik maka
akan berdampak negatif terhadap lingkungan, seperti mengakibatkan rendahnya keberhasilan
pertumbuhan benih karena imobilisasi hara, allelopati, atau sebagai tempat berkembangbiaknya
patogen tanaman. Bahan-bahan ini menjadi lapuk dan busuk bila berada dalam keadaan basah dan
lembap, seperti halnya daun-daun menjadi lapuk bila jatuh ke tanah dan menyatu dengan tanah.
Selama proses perubahan dan peruraian bahan organik, unsur hara akan bebas menjadi bentuk
yang larut dan dapat diserap tanaman. Sebelum mengalami proses perubahan, sisa hewan dan
tumbuhan ini tidak berguna bagi tanaman, karena unsur hara masih dalam bentuk terikat yang
tidak dapat diserap oleh tanaman.
Di lingkungan alam terbuka, proses pengomposan bisa terjadi dengan sendirinya. Lewat
proses alami, rumput, daun-daunan dan kotoran hewan serta sampah lainnya lama kelamaan
membusuk karena adanya kerja sama antara mikroorganisme dengan cuaca. Proses tersebut bisa
dipercepat oleh perlakuan manusia, yaitu dengan menambahkan mikroorganisme pengurai
sehingga dalam waktu singkat akan diperoleh kompos yang berkualitas baik.

4
C. Effective Microorganism (EM)
Microorganisme (EM) merupakan kultur campuran dari mikroorganisme yang
menguntungkan bagi petumbuhan tanaman. EM yang dikenal saat ini adalah EM yang
diaplikasikan sebagai inokulan untuk meningkatkan keanekaragaman dan populasi
mikroorganisme di dalam tanah dan tanaman, yang selanjutnya dapat meningkatkan kesehatan,
pertumbuhan, kuantitas dan kualitas produksi tanaman. Pencampuran bahan organik seperti pupuk
kandang atau limbah rumah tangga dan limbah pertanian dengan EM4 merupakan pupuk organik
yang sangat efektif untuk meningkatkan produksi pertanian. EM4diformulasikan dalam bentuk
cairan dengan warna coklat kekuning- kuningan, berbau asam dengan pH 3,5 mengandung 90%
bakteri Lactobacillus sp dan tiga jenis mikroorganisme lainnya, yaitu bakteri fotosintetik, EM
memiliki sifat yang cukup unik karena dapat menetralkan bahan organik atau tanah yang bersifat
asam maupun basa. Mikroorganisme tersebut dalam fase istirahat dan apabila diaplikasikan dapat
dengan cepat menjadi aktif merombak bahan organik dalam tanah. Hasil rombakan bahan organik
tersebut berupa senyawa organik, antibiotik (alkohol dan asam laktat) vitamin (A dan C), dan
polisakharida (Higa dan Wididana, 1994).

5
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Waktu dan Tempat
Kegiatan Pembuatan Kompos Dengan Memanfaatkan Effective Microorganism (EM) ini
dilaksanakan pada hari Jum’at 7 Januari 2022 di Screen House Politeknik Pembangunan
Pertanian Medan.

B. Alat dan Bahan

Alat
1. Kotak Kayu ukuran 2m x 2m : 1 unit
2. Cangkul : 1 unit
3. Ember : 1 unit
4. Gayung : 1 unit

Bahan
1. Rumput hijau : 5 karung
2. Runput : 5 karung
3. EM / Mol : 5 Liter
4. Air : 20 Liter
5. Pupuk Kandang : 8 karung (15 kg/karung)

C. Proses Pembuatan

Pembuatan Kompos Dengan Memanfaatan Effective Microorganism (EM ) adalah dengan


langkah sebagai berikut:

1. Siapkan alat dan Bahan yang dibutuhkan


2. Masukkan lapisan pertama yakni pupuk kandang sebagai dasar dari pembuatan kompos dan
usahakan merata
3. Setelah itu masukkan lagi lapisan kedua yaitu material coklat (rumput kering)
4. Kemudian tuangkan larutan mol dengan takaran 2 liter mol dicampur 5 liter air
5. Selanjutnya letakan ke dalam lapisan pupuk kandang dan rumput hijau yang telah di tekan-
tekan dengan kaki dengan takaran mol sedikit saja
6
6. Kemudian letakan kembali dengan pupuk kandang sebagai lapisan 3
7. Lalu letakan daun keringdan rumput hijau
8. Kemudian di tekan dengan kaki sampai menipis
9. Pada perlakuan poin ke 7-8 diulang sebanyak 3 kali
10. Lakukan berulang sesuai urutan diatas sampai ketinggian mencapai 50 cm
11. Difermentasikan selama kurang lebih 1 bulan.

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL

Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan di Screen House Polbangtan Medan belum
dapat dikatakan berhasil dikarenakan masih dalam proses fermentasi. Ketika sudah cukup waktu
fermentasinya maka akan memiliki ciri ciri kompos yang sudah siap jadi dan berhasil yaitu :

 Aroma kompos yang baik tidak mengeluarkan aroma yang menyengat, tetapi mengeluarkan
aroma lemah seperti bau tanah ata bau humus hutan.
 Warna kompos biasanya coklat kehitaman
 tekstur yang agak lembab, tidak basah tapi juga tidak kering. Selain itu, suhunya juga sudah
sama dengan suhu ruang, sehingga tidak terasa lebih dingin ataupun panas ketika menempel
di kulit. 

B. PEMBAHASAN

Dari pengamatan praktikum yang telah dilaksanakan yaitu pembuatan kompos dengan
memanfaatkan effective microorganism (EM) sejauh ini belum mencapai proses akhir fermentasi,
dilihat dari segi waktu, tekstur dari kompos itu sendiri. Menurut Simamora dan Salundik (2008),
kompos dikatakan bagus dan siap diaplikasikan jika kematangannya sempurna.Kompos yang
matang memiliki cirri fisik antara lain : tidak berbau busuk lagi, bentuk fisiknya menyerupai
tanah yang berwarna kehitaman, strukturnya remah dan tidak menggumpal, serta suhunya
mendekati suhu ruang. Namun untuk kualitas kompos tidak dapat ditentukan hanya berdasarkan
sifat fisik.Untuk kualitas kompos dapat diketahui berdasarkan hasil uji analisis kimia kompos di
laboratorium.
Pembuatan kompos sangatlah mudah dan cepat. Dalam pembuatan kompos tidak
menggunakan bahan bahan yang sangat susah karena bahan bahan yang digunakan dalam
pembuatan kompos yaitu berupa sisa sayuran, kotoran ternak dan juga beberapansamaph sampah
organik lainnya sperti gulma dan lai sebagainya. Cara penggunaan kompos itu sendiri yaitu
Kompos yang sudah matang dapat langsung digunakan untuk tanaman. Tidak ada batasan baku
berapa dosis kompos yang diberikan untuk tanaman, jadi tergantung pengalaman petani. Sebagai
bayangan untuk pembibitan atau tanaman di dalam pot/polybag, kompos kotoran ternak
dicampurtanah dengan perbandingan 1: 1 namun ada juga yang menganjurkan dengan

8
perbandingan 1 : 3.Kompos dapat diberikan sebagai satu-satunya sumber hara tambahan dikenal
dengan istilah pertanianorganik. Kompos yang diberikan sebaiknya dalamjumlah yang cukup,
agar tanaman dapat tumbuh lebih baik. Kompos juga bisa diberikan bersama-sama dengan pupuk
kimia buatan.

9
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN

Kesimpulan dari pembuatan Kompos Dengan Memanfaatkan Effective Microorganism ini


yaitu dengan melaksanakan praktik sesuai dengan prosedur kerja yang telah diberikan memang
efektif dan efisien namus masih belum bisa dikatakan berhasil atau jadi dikarenakan masih dalam
proses fermentasi.
Kompos memiliki kandungan asam-asam organik, seperti asam humic, asam gulfic,
hormon, dan enzim yang tidak dimiliki pupuk anorganik. Kandungan ini nantinya mampu
memperbaiki sifat fisik dan biologis tanah. Disisi lain kompos juga memiliki kelebihan
Meningkatkan pH tanah; • Menambah unsur-unsur makro maupun mikro; Meningkatkan
keberadaan jasad-jasad renik dalam tanah; Relatif tidak menimbulkan polusi lingkungan.

B. SARAN

Disarankan untuk waktu pelaksanaan pembuatan kompos perlu diperhatikan mengingat


waktu yang dibutuhkan cukup lama tergantung dengan bahan dan metode yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Hermawan, D. (2011). Kompos Dari Sampah Organik Menggunakan Bioaktivator.


http://AlhudasindanGreret.blogspot.com/2011/kompos.html.
Isroi. (2006). Pengomposan Limbah Padat Organik. Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan
Indonesia. Bogor. Isroi. (2008). Kompos. Bogor : Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan
Indonesia.
Harapan, Hari Anggari.2000.Ekologi. Inggris: Penerbit Balai Pustaka Jakarta.
Indriani, Hety Yovita.2011.Pembuatan Pupuk Kilat. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya.
Hermawan, D. (2011). Kompos Dari Sampah Organik Menggunakan Bioaktivator.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai