OLEH :
KELOMPOK 6
D.IV TINGKAT 2A
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
laporan ini yang alhamdulillah tepat waktu yang berjudul “Pemanfaatan sampah
organik menjadi vermicomposting”.
Laporan ini berisikan tentang informasi mengenai segala hal yang berkaitan
dengan Pemanfaatan sampah organik menjadi vermikomposting. Diharapkan
laporan ini dapat memberikan informasi kepada kita semua mengenai hal tersebut.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun diharapkan
demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, penyusun sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
2.3 Hasil............................................................................................................... 6
LAMPIRAN .......................................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Bagaimana cara pembuatan sampah organik menjadi composting dan
vermikomposting?
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Komposting
Kebanyakan petani lebih cenderung menanam padi dari pada tanaman lain.
Petani hanya memanen tanaman padi tanpa adanya pengolahan akan limbah dari
tanaman padi tersebut seperti batang padi (jerami). Selama ini limbah tanaman padi
berupa jerami hanya dibuang dan dibakar dilahan pertanian setempat dan abunya
dipakai untuk pupuk. Pembakaran ini dapat menghilangkan kandungan bahan
organik dalam padi, jadi penggunaan untuk pembuatan kompos lebih efektif dari
pada menggunakan abu jerami.
3
aerob sebaiknya dilakukan di tempat terbuka dengan sirkulasi udara yang baik.
Karakter dan jenis bahan baku yang cocok untuk pengomposan aerob adalah
material organik yang mempunyai perbandingan unsur karbon (C) dan nitrogen (N)
kecil (dibawah 30:1), kadar air 40-50% dan pH sekitar 6-8. Contohnya adalah
hijauan leguminosa, Jerami, gedebog pisang dan kotoran unggas. Apabila
kekurangan bahan yang megandungkarbon, bisa ditambahkanarang sekam padike
dalam adonan pupuk. Caramembuat kompos aerob memakan waktu 40-50 hari.
Proses pembuatan komposaerob cocok untuk memproduksi kompos dalam jumlah
besar (Anonim, 2014).
2. Vermikomposting
4
dimana suatu organisme dekomposer mengubah material organik menjadi material
non-organik.
Ada dua jenis cacing tanah yang penting untuk diperhatikan dalam proses
vermicomposting, yaitu cacing tanah yang menggali dan yang tidak. Jenis cacing
tanah yang tidak menggali adalah jenis yang paling efektif dalam mengurai dan
menghasilkan casting karena mereka cenderung mengonsumsi material organik di
permukaan daripada mengonsumsi tanah.
Sebaliknya, jenis cacing tanah yang menggali lebih sering berada di dalam
tanah sehingga lebih cenderung mengonsumsi tanah dibandingkan material organik
di permukaan. Eisenia foetida dan Eisenia eugeniae adalah spesies cacing tanah
merah yang diketahui efisien dalam menghasilkan kompos (Zafar dari Bio Energy
Consult, 2018).
1. EM4 5. Sekam
5
3. Botol plastik 7. Cacing tanah
4. Kardus
➢ Prosedur kerja :
2. Campurkan sekam dan kotoran sapi dengan perbandingan C/N ratio yang telah
ditentukan.
4. Selanjutnya, masukkan ke dalam wadah lalu ukur pH, suhu, kelembapan, dan
tinggi kompos yang telah dibuat.
5. Tambahkan cacing tanah ke dalam kompos yang telah dibuat, lalu tutup bagian
atas kompos dengan menggunakan kardus. Kemudian tutup juga dengan
menggunakan penutup wadah. Dan letakkan pada lokasi yang jauh dari sinar
matahari lansung.
6. Lakukan pemeriksaan pH, suhu, kelembapan, tinggi, dan tekstur setiap 2x24
jam.
2. Aroma kompos yang baik tidak menyengat, tetapi mengeluarkan aroma seperti
bau tanah atau bau humus hutan.
2.3 Hasil
6
a. C/100 gr jerami : 360 gr (a)
ax + by = 30
cx + dy
360x + 1.600y = 30
4x + 136 y
240x 2.480y
24x 31y
Jadi C/N Ratio pembuatan kompos yaitu 24x bagian jerami 31y bagian kotoran
lembu.
2. Hasil Pengukuran
7
2 Jumat, 04/02/2022 7,4 31°c 50% 20 cm Coklat
kehijau-
hijauan
3 Senin, 07/02/2022 7,2 32°c 50% 17 cm Coklat
kehijau-
hijauan
4 Rabu, 09/02/2022 7,5 30°c 45% 11 cm Coklat
kehijau-
hijauan
5 Jumat, 11/02/2022 7,9 30°c 55% 10,5 cm Coklat
6 Senin, 14/02/2022 7 30°c 45% 10 cm Coklat
7 Rabu, 16/02/2022 7 30°c 50% 10 cm Coklat
8 Jumat, 18/02/2022 7,2 27°c 51% 8 cm Coklat tua
9 Senin, 21/02/2022 7,2 30°c 50% 8 cm Coklat tua
10 Rabu, 23/02/2022 7,3 30°c 45% 7,5 cm Coklat
kehitam-
hitaman
11 Jumat, 25/02/2022 7,3 31°c 30% 7 cm Coklat
kehitam-
hitaman
12 Rabu, 04/03/2022 7 30°c 40% 7 cm Coklat
kehitam-
hitaman
8
kotoran lembu (sapi). Setelah perbandingan C/N ratio telah ditentukan, bahan-
bahan kemudian dicampurkan untuk dibuat menjadi kompos.
Pada hari ke-3 pengecekan, kompos yang telah dibuat kemudian diangin-
anginkan lalu Kembali diukur parameternya. Kemudian ditambahkan dengan EM4
dan ditambahkan dengan cacing tanah untuk proses vermicomposting. Di mana
cacing yang digunakan yaitu cacing tanah jenis Moniligastridae. Namun cacing
yang dimasukkan tersebut tidak bertahan lama pada kompos yag dibuat, hal ini
dikarenakan parameter pada kompos tidak sesuai dengan habitat cacing tersebut.
Sehingga cacing tersebut tidak menghasilkan vermicomposting dan dapat diketahui
bahwa proses vermicomposting pada kompos yang dibuat tidak berhasil.
9
dibandingkan dengan composting dan untuk waktu pembuatannya juga tidak
memakan waktu yang lama.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12
LAMPIRAN
13
Gambar 4. Proses memasukkan cacing tanah ke kompos
14