Anda di halaman 1dari 17

Tugas Makalah Calon Angkatan XXXVI PPIPM UNP

Membuat MOL (Mikroorganisme Lokal) Dari Nasi Sisa

Subtema: Lingkungan

Dibuat oleh:

Bagas Fajriansyah (21029139/ 2021)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PADANG

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan karunia-
Nya saya dapat menyelesaikan Makalah Membuat MOL (Mikroorganisme Lokal)
Dari Nasi Basi ini dengan baik.

Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu penyusunan makalah ini.

Terselesainya makalah ini saya harapkan dapat memberikan manfaat kepada


masyarakat dalam meningkatkan nilai guna dari sampah organik rumah tangga
agar dapat digunakan kembali dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan di


dalamnya. Oleh karena itu saya mengharapkan masukan berupa kritik dan saran
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah selanjutnya.
Kepada Allah SWT. Saya minta ampun, lebih dan kurangnya saya ucapkan terima
kasih.

Padang, 6 November
2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................................ i

KATA PENGANTAR......................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 2
C. Tujuan........................................................................................................ 2
D. Manfaat Penulisan..................................................................................... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori.......................................................................................... 4
B. Pemecahan Masalah yang Pernah Dilakukan............................................ 7

BAB III. METODE PENULISAN

A. Pendekatan Penulisan................................................................................ 8
B. Teknik Pengumpulan Data dan Informasi................................................. 8

BAB IV. PEMBAHASAN

A. Persiapan Pembuatan MOL Nasi............................................................... 9


B. Proses Pembuatan MOL Nasi.................................................................... 9
C. Cara Mengaplikasikan MOL Nasi............................................................. 11

BAB V. PENUTUP

A. Simpulan.................................................................................................... 13
B. Saran.......................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 14

iii
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahan organik memiliki peranan penting sebagai sumber karbon, dalam


pengertian luas sebagai sumber pakan dan juga sebagai sumber energi untuk
mendukung kehidupan dan berkembang biaknya berbagai jenis mikroba dalam
tanah (Sisworo, 2006). Penurunan kandungan bahan organik tanah menyebabkan
mikroba dalam tanah mengalami defisiensi karbon sebagai pakan sehingga
perkembangan populasi dan aktivitasnya terhambat. Hal ini mengakibatkan proses
mineralisasi hara menjadi unsur yang tersedia bagi tanaman akan terhambat.
Tanah yang mengalami defisiensi sumber energi bagi mikroba menjadi berstatus
lelah atau fatigue (Pirngadi, 2009). Kondisi tersebut berdasarkan salah satu
indicator kesuburan tanah adalah kandungan C-organik. Komponen C-organik
dari 65% tanah di Indonesia dibawah 1%, yang harusnya diatas 2%. Hal tersebut
lebih diperburuk dengan kondisi dimana pertambahan input pada tanah sebagai
media tanam tidak lagi mampu meningkatkan produksi tanaman (levelling off).

Permasalahan diatas menimbulkan kesadaran masyarakat untuk menerapkan


suatu sistem pertanian yang ramah lingkungan untuk suatu keberlanjutan. Selain
itu didukung pula oleh berkembangnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
yang menjadikan produk organik sebagai tren bahan makanan yang dikonsumsi.
Konsep pertanian berkelanjutan yang diterapkan dalam era Revolusi Hijau Lestari
(RHL) yang dicetuskan sejak tahun 2006 yaitu peningkatan produktivitas tanaman
dengan mengacu sistem agroekologi alamiah yang secara lestari dapat mendukung
kehidupan biota diatasnya. Secara alamiah, siklus karbon biologis dan unsur
lainnya terjadi secara in situ, sehingga berdampak terhadap keberlanjutan
kehidupan biota tanah dapat berasal dari: asli tanah (indigeneous nutriens),
endapan lumpur di wilayah hulu, dari pengairan, dari air hujan, dari pupuk
organik, dari pupuk anorganik (sintesis), dari residu tanaman dan penambahan N
oleh tanaman legum, tumbuhan air dan mikroba, dan bahkan dari debu, abu
gunung dan kilat. Hara yang berasal dari dekomposisi mikroba, hewan rendah dan
hewan tinggi juga merupakan sumber hara yang legitimate pada teknologi
Revolusi Hijau Lestari. Penerapan pertanian organik merupakan pilihan yang
bijaksana untuk mewujudkan pertanian lestari.

Pertanian organik merupakan sistem pertanian yang ramah lingkungan yang


bersifat hukum pengembalian (law of return) yang berarti suatu sistem yang
berusaha untuk mengembalikan semua bahan organik ke dalam tanah, baik dalam
bentuk residu dan limbah pertanian maupun ternak yang selanjutnya bertujuan

1
iv
untuk memenuhi makanan pada tanah yang mampu memperbaiki status kesuburan
dan struktur tanah. Limbah organik seperti sisa-sisa tanaman dan kotoran ternak
tidak bisa langsung diberikan kepada tanaman. Limbah organik harus
dihancurkan/dikomposkan terlebih dahulu oleh mikroba tanah menjadi unsur hara
yang dapat diserap tanaman. Proses pengomposan secara alami memerlukan
waktu yang lama sehingga diperlukan mikroba decomposer yang mampu
mempercepat proses dekomposisi bahan organik. Mikroorganisme Lokal (MOL)
banyak ditemukan di lapangan dan sudah terbukti bermanfaat sebagai
dekomposer, pupuk alami, dan pestisida alami.

Kemudian, pembuatan MOL dari nasi basi ini juga dilatarbelakangi oleh
banyaknya limbah-limbah nasi dari rumah makan atau restoran hingga di rumah
tangga yang biasanya terbuang sia-sia. Nasi sisa atau nasi basi ini bisa
dimanfaatkan lebih lanjut sebagai media untuk mikroorganisme ini berkembang.
Setelah tumbuh mikroorganisme ini akan dijadikan sebagai bahan baku
Mikroorganisme Lokal.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Mikroorganisme lokal (MOL)?


2. Apa kegunaan dari Mikroorganisme Lokal?
3. Bagaimana proses pembuatan Mikroorganisme Lokal?
4. Bagaimana kualitas pupuk cair yang terbuat dari MOL?
5. Bagaimana cara mengaplikasikan MOL sebagai bioaktivator?
6. Bagaimana cara mengaplikasikan MOL sebagai pupuk organik cair?

C. Tujuan

1. Menjelaskan pengertian mikroorganisme lokal.


2. Menjelaskan kegunaan mikroorganisme lokal di bidang pertanian dan bagi
lingkungan hidup.
3. Mendeskripsikan urutan proses pembuatan mikroorganisme lokal.
4. Menjelaskan perbedaan kualitas pupuk cair yang terbuat dari MOL dengan
pupuk biasa.
5. Menjelaskan cara mengaplikasikan MOL sebagai bioaktivator.
6. Menjelaskan cara mengaplikasikan MOL sebagai pupuk organic cair.

D. Manfaat Penulisan

1. Dapat memanfaatkan nasi sisa kemarin/nasi basi dengan baik dan agar
tidak terbuang sia-sia.
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk dapat memproduksi pupuk
organik secara mandiri dengan bahan-bahan yang sederhana.
3. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga
kesuburan tanah dan mikroorganisme didalamnya.

v
4. Memudahkan para petani/pekebun dalam menghasilkan produk-produk
organik yang sehat dan berkualitas.
5. Mengurangi limbah-limbah organik rumah makan/restoran maupun di
rumah tangga.
6. Menjaga kelestarian lingkungan dan membantu proses penguraian bahan
organik.
7. Semua orang dapat membuat pupuk kompos sendiri di rumah.

vi
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Mikroorganisme Lokal (MOL)

Mikroorganisme lokal adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai


starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair. Bahan utama
MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber
mikroorganisme. Bahan dasar untuk fermentasi larutan MOL dapat berasal dari
hasil pertanian, perkebunan, maupun limbah organik rumah tangga. Karbohidrat
sebagai nutrisi untuk mikroorganisme dapat diperoleh dari limbah organik seperti
air cucian beras, singkong, kentang, gandum, rumput gajah, dan daun gamal.
Sumber glukosa berasal dari cairan gula merah, gula pasir, dan air tebu sebagai
sumber energi serta nasi sisa atau nasi basi sebagai sumber mikroorganisme.
Larutan MOL yang telah mengalami proses fermentasi dapat digunakan sebagai
decomposer dan pupuk cair untuk meningkatkan kesuburan tanah dan sumber
unsur hara bagi pertumbuhan tanaman. Mikroorganisme merupakan makhluk
hidup yang sangat kecil, mikroorganisme digolongkan ke dalam golongan
protista yang terdiri dari bakteri, fungi, protozoa, dan algae (Darwis, 1992).

Larutan MOL mengandung unsur hara makro, mikro dan mengandung


mikroorganisme yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang
pertumbuhan dan agen pengendali hama dan penyakit pada tanaman sehingga
baik digunakan sebagai dekomposer, pupuk hayati, dan pestisida organik. MOL
sangat diperlukan dalam sistem pertanian organik untuk menciptakan produk
pertanian yang berkualitas dan sehat serta menciptakan pertanian berkelanjutan
(Kesumaningwati, 2015).

Dale (2003) menyatakan larutan MOL harus mempunyai kualitas yang baik
sehingga mampu menghasilkan kesuburan tanah, dan pertumbuhan tanaman
secara berkelanjutan. Kualitas merupakan tingkat yang menunjukkan serangkaian
karakteristik yang melekat dan memenuhi ukuran tertentu. Faktor-faktor yang
menentukan kualitas larutan MOL antara lain media fermentasi, kadar bahan baku
atau substrat, bentuk dan sifat mikroorganisme yang aktif di dalam proses
fermentasi, pH, temperature, lama fermentasi, dan rasio C/N larutan MOL (Seni
dkk., 2013).

2. Manfaat Mikroorgnasime Lokal (MOL)

Pemanfaatan MOL dalam pertanian sangatlah baik, karena selain ramah


lingkungan MOL juga dapat memelihara kesuburan tanah, meningkatkan

vii
produktivitas tanah sekaligus memberikan banyak nutrisi bagi tanaman.
Mikroorganisme Lokal pada tanah memiliki peran penting, antara lain:

a. Sebagai Decomposer
Mikroorganisme menguraikan bahan-bahan organik seperti
tumbuhan dan hewan yang telah mati menjadi fragmen-fragmen
yang lebih sederhana.
b. Pendorong Pertumbuhan Tanaman
Berdasarkan Intermountain Herbarium, pembusukan oleh bakteri
dan jamur ataupun mikroorganisme pada tanah lainnya akan
melepaskan nitrogen dari tubuh/baigan makhluk hidup yang telah
mati ke tanah. Nitrogen merupakan salah satu zat yang dibutuhkan
tanaman untuk tumbuh. Tanaman akan tumbuh subur pada tanah
yang mengandung cukup nitrogen.
Selain itu, mikroorganisme tanah juga membatu tanaman dalam
proses penyerapan nutrien dari tanah oleh akar.
c. Menguraikan Polutan Tanah
Mikroorganisme tanah dapat menguraikan segala bentuk polutan
tanah, mulai dari zat cair, zat padat, bahkan bahan kimia sekalipun.
Kegiatan mikroorganisme ini berperan penting dalam proses
penguraian bahan kima tersebut sehingga kesehatan tanah tetap
terjaga.
d. Menjaga Kebersihan Air Tanah
Peran mikroorganisme tanah dalam menguraikan makhluk hidup
mati maupun polutan tanah akan menjaga kebersihan air tanah
yang berada pada lapisan batuan akuifer. Jika mikroorganisme
tanah tidak menguraikan makhluk hidup mati dan polutan tanah,
maka zat-zat tersebut akan terserap ke bawah tanah hingga ke
batuan akuifer. Hal ini akan menyebabkan tercemarnya air tanah,
memberikan bau, warna, bahkan bahaya kesehatan jika digunakan
oleh manusia.

3. Fermentasi

Fermentasi mempunyai pengertian aplikasi metabolisme mikroba untuk


mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai tinggi (Muhiddin dkk., 2001)

Fermentasi dapat terjadi karena ada aktivitas mikroorganisme penyebab


fermentasi pada substrat organik yang sesuai, proses ini dapat mengubah sifat
bahan tersebut. Waktu fermentasi MOL berbeda-beda antara satu jenis bahan
MOL dengan bahan MOL lainnya. Waktu fermentasi MOL ini dipengaruhi oleh
ketersediaan makananyang dijadikan sebagai sumber energi dan metabolisme bagi

viii
mikroorganisme. Waktu fermentasi MOL nasi basi mencapai hasil maksimal pada
fermentasi hari ke-14 hingga hari ke-27.

4. Kualitas Pupuk Cair Mikroorganisme Lokal

Larutan MOL apabila telah mengalami fermentasi dapat digunakan sebagai


decomposer dan pupuk cair untuk meningkatkan kesuburan tanah serta sebagai
sumber unsur hara bagi pertumbuhan tanaman. Larutan MOL yang baik sehingga
mampu meningkatkan kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman secara
berkelanjutan (Hadinata, 2008).

Batara (2015) menyatakan bahwa MOL mempunyai sifat fisik, sifat kimia dan
sifat biologi MOL. MOL sebagai suatu larutan mempunyai sifat-sifat fisik yang
berhubungan dengan kehidupan mikroorganisme misalnya waktu, suhu dan
warna. Juanda dkk., (2011) menemukan bahwa waktu pembuatan yang
dibutuhkan MOL 3 minggu karena bahan baku MOL sudah hancur atau terurai
dengan sempurna. Lama pembuatan juga berpengaruh besar terhadap suhu MOL.
Suhu tertinggi yang dicapai adalah 290C. hal ini ada kaitannya dengan aktivitas
mikroorganisme dalam mendekomposisi bahan organic yang menghasilkan energi
dalam bentuk panas. Setelah mencapai puncak, suhu mulai menurun, diduga
karena aktivitas mikroorgnaisme dalam mengurai bahan organic semakin
berkurang. MOL juga menghasilkan warna yang berbeda-beda tergantung pada
bahan organiknya. Warna MOL adalah warna yang dihasilkan oleh kandungan
organic dan anorganik. Warna bahan-bahan organik misalnya tannin, liginin dan
asam humus yang berasal dari dekomposisi bahan baku MOL. Warna ini tidak
hanya disebabkan oleh bahan terlarut, tetapi juga oleh bahan tersuspensi (Effendi,
2003).

Pupuk organik cair dari MOL sangatlah baik bagi tanaman, selain mudah
diserap oleh tanaman, pupuk organik cair dari MOL juga dapat membasmi hama-
hama pada tanaman. Selain itu, pupuk ini juga ramah lingkungan sehingga tidak
akan merusak ekosistem. Berbeda dengan pupuk kimia yang dapat
membahayakan beberapa mikroorganisme pada tanah.

5. Nasi

Berdasarkan Kajian Konsusmsi Bahan Pokok pada tahun 2017 menunjukkan


bahwa total konsumsi beras selama tanun 2017 di Indonesia mencapai 29,18 juta
ton. Sehingga konsumsi beras perkapita per tahunnya menjadi 111,58 kg. Hal ini
tidak lepas dari anggapan penduduk Indonesia bahwa beras merupakan sumber
kalori dan protein yang utama. Selain itu, beras juga dianggap memiliki citra
pangan yang lebih baik secara sosial.

Namun ada kalanya dimana proses konsumsi beras/nasi yang bersisa. Nasi
sisa ini biasanya tidak enak lagi dimakan karena masyarakat pada umumnya lebih

ix
senang mengkonsumsi nasi dalam keadaan hangat. Biasanya nasi sisa ini
digunakan oleh peternak sebagai tambahan pakan ternak, seperti ayam dan bebek
atau biasanya dibuang saja sehingga menimbulkan bau tidak sedap dan merusak
lingkungan. Akan tetapi masyarakat belum tahu bahwa nasi sisa ini juga dapat
diolah sebagai bahan baku pembuatan Mikroorganisme Lokal (MOL). MOL ini
sangat baik untuk digunakan oleh petani organik sebagai pupuk cair organik bagi
tanamannya. Selain itu MOL juga berperan sebagai pestisida alami yang dapat
membasmi hama yang membahayakan tanaman. MOL juga dapat digunakan
sebagai bioaktivator dalam pembuatan pupuk organik.

B. Pemecahan Masalah yang Pernah Dilakukan

Penelitian tentang MOL yang pernah dilakukan diantaranya hasil penelitian


Muriani (2010), menyatakan bahwa kualitas MOL terbaik sebagai pupuk cair
terdapat pada konsentrasi 300gram daun gamal memiliki lama fermentasi selama
3 minggu. Penelitian Harizena (2012) menyatakan bahwa MOL nasi basi dengan
konsentrasi 300gram nasi basi baik digunakan sebagai aktivator pembuatan
kompos dengan dosis 200 ml nasi basi.

x
BAB III. METODE PENULISAN

A. Pendekatan Penulisan

Pendekatan penulisan yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah


pendekatan deskriptif kualitatif berdasarkan kajian kepustakaan. Menurut
Sugiyono (2016:9) metode deskriptif kualitatif adalah metode penelitian yang
berdasarkan pada filsafat postpositivisme digunakan untuk meneliti pada kondisi
objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah
sebagai instrument kunci Teknik pengumpulan data dilakukan secara trigulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna daripada generalisasi.

B. Teknik Pengumpulan Data dan Informasi

Teknik pengumpulan data atau informasi yang digunakan pada makalah ini adalah
teknik literature review atau dengan menggunakan data sekunder. Data sekunder
menurut Sugiyono (2016:137) adalah data yang diperoleh secara tidak langsung
melalui media, dan keterangan lain yang berhubungan dengan Mikroorganisme
Lokal (MOL), seperti pengertian MOL, manfaat MOL, dan proses pembuatan
MOL.

xi
BAB IV. PEMBAHASAN

A. Persiapan Pembuatan MOL Nasi

Hanya ada sedikit persiapan dalam proses pembuatan MOL nasi ini. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi limbah dan tidak membuang sia-sia bahan-bahan
organik yang mungkin dapat digunakan lagi.

Adapun peralatan yang akan digunakan dalam proses pembuatan MOL ini
sebagai berikut.

1. Toples plastik bertutup.


2. Mangkuk plastik.
3. Spatula.

Kemudian, bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan mol ini antara lain:

1. 200 gram nasi sisa atau nasi basi yang telah berjamur sebagai sumber
mikroorganisme sekaligus sebagi sumber karbohidrat yang dibutuhkan
oleh mikroorganisme tersebut.
2. 100 gram gula merah atau gula pasir, sebagai sumber glukosa.
3. 500 ml air leri (air cucian beras) atau air kelapa sebagai sumber
karbohidrat dan sumber protein bagi mikroorganisme.

B. Proses Pembuatan MOL Nasi

Jenis mikroorganisme dalam MOL tergantung pada bahan utama sumber


mikrobanya yang biasanya tidak tunggal/satu jenis saja. Dalam nasi basi biasanya
tumbuh beragam jamur seperti:

 Rhizopus oligosporus, biasanya berwarna oranye, penghasil enzim


protease dan fitase, mampu menguraikan protein, memfermentasi substrat
lain dan mengolah limbah.
 Jamur Trichoderma, berwarna hijau. Trichoderma bersifat antagonis bagi
jamur-jamur pathogen, jadi bisa digunakan untuk melindungi tanaman dari
serangan jamur.
 Jamur Aspergillus niger, berwarna hitam, yang mampu menguraikan
bahan organik, penghasil berbagai asam organik dan enzim-enzim yang
penting bagi tanaman.

Oleh karena itu, MOL nasi memiliki manfaat yang luar biasa bagi lingkungan,
seperti membantu menguraikan bahan-bahan organik di alam, menguraikan
polutan, menjaga kualitas air tanah, memberikan nutrisi kepada tanah dan
menyuburkan tanaman.

xii
Langkah pembuatan MOL nasi yaitu sebagai berikut:

1. Kumpulkan nasi-nasi sisa atau nasi basi dalam satu wadah, misalnya
menggunakan mangkuk plastik. Tutup mangkuk plastik menggunakan
tisu dan ikat dengan karet. Hal ini bertujuan agar nasi tetap
mendapatkan udara sehingga mikroorganisme akan tumbuh di atas
media nasi dan tidak dihinggapi lalat. Lalu simpan sekitar 3-5 hari.

2. Setelah 3-5 hari kemudian, sudah terlihat banyak jamur yang tumbuh
di atas nasi.

3. Larutkan 100 gram gula merah dan 500 ml air cucian beras dalam
toples.

xiii
4. Setelah itu masukkan nasi basi ke dalam toples tersebut, lalu lumatkan.

5. Setelah nasi lumat, tutup toples namun jangan terlalu rapat, hal ini
bertujuan agar tidak ada udara yang masuk kedalam toples karena
proses fermentasi ini menggunakan bakteri anaerob (tidak
membutuhkan udara) dan agar masih memiliki sedikit celah untuk gas
karbondioksida yang dihasilkan keluar. Hal ini juga bertujuan agar
toples tidak bertekanan tinggi. Lalu simpan toples di tempat gelap
selama 2-3 minggu.

C. Cara Mengaplikasikan MOL Nasi

1. Sebagai Aktivator Kompos


 Untuk penggunaan MOL sebagai bioaktivator kompos, dosis
yang digunakan adalah 1 : 2. Maksudnya, untuk setiap 1
takaran MOL nasi akan ditambahkan 2 takaran air. Misalnya
dengan menggunakan takaran gelas, maka untuk 1 gelas MOL
dilarutkan dengan 2 gelas air.
 Air yang digunakan merupakan air alami seperti air sumur, air
hujan dan sebagainya. Hal ini bertujuan agar tidak ada bahan
kimia yang akan merusak mikroba yang ada di dalam MOL.
Kemudian tambahkan sedikit larutan gula (boleh gula pasir,
boleh gula aren). Larutan gula ini sifatnya optional yang
bertujuan sebagai sumber energi tambahan bagi MOL.
 Bahan-bahan yang digunakan sebagai pupuk kompos bisa
diperoleh dari limbah organik rumah tangga sehingga
mengurangi pencemaran lingkungan. Limbah organik yang
mengandung karbon misalnya kotoran hewan, daun-daun
kering, kertas, tisu, dan karpet telur. Kemudian diseimbangkan
dengan limbah organik yang mengandung nitrogen, seperti sisa
buah-buahan, kulit buah, sisa sayuran dan sampah organik
basah lainnya.

xiv
 Simpan bahan-bahan organik didalam ember tertutup.
Kemudian siramkan larutan MOL dengan dosis 1 : 2 tadi secara
menyeluruhan diatas sampah-sampah organik.
 Tutup ember dengan rapat agar tidak dihinggapi lalat sehingga
timbul belatung. Kemudian simpan di tempat yang tidak
terpapar cahaya matahari langsung selama 2-3 bulan.

2. Sebagai Pupuk Cair Tanaman


 Dosis MOL yang digunakan adalah 1 : 10. Maksudnya untuk
setiap 1 takaran MOL nasi tambahkan 10 takaran air. Misalnya
1 gelas MOL nasi dicampurkan dengan 10 gelas air.
 Kemudian, siram larutan mol tadi ke media tanam sekitar 1-2
gelas. Mikroorganisme didalam MOL akan memberikan nutrisi
baru dan merombak kembali bahan-bahan organik yang
terkandung dalam tanah.

xv
BAB V. PENUTUP

A. Simpulan

1. MOL dari nasi basi/sisa memberi banyak manfaat bagi lingkungan.


Selain menyuburkan tanah, MOL juga dapat digunakan sebagai
bioaktivator dalam pembuatan pupuk kompos.
2. Pupuk cair yang terbuat dari MOL nasi basi memiliki kualitas yang
lebih baik daripada pupuk kimia. Hal ini disebabkan karena MOL nasi
sepenuhnya mengandung mikroorganisme yang menyuburkan tanah
sekaligus membantu menguraikan zat-zat polutan dan juga sebagai
pembasmi hama yang membahayakan tanaman. Bahkan pupuk cair
dari MOL nasi akan memperbanyak mikroorganisme pengurai didalam
tanah. Sedangkan pupuk kimia walaupun mengandung nutrisi, akan
tetapi pupuk kimia juga memiliki zat-zat yang berbahaya bagi
mikroorganisme didalam tanah. Selain itu, pupuk kimia juga
menghasilkan zat-zat polutan yang membahayakan tanah dan
mencemari lingkungan.

B. Saran

1. Diharapkan pembuatan MOL juga dapat dibuat dari limbah rumah


tangga lainnya. Sehingga pembuatan MOL ini nantinya akan
mengurangi limbah-limbah yang mencemari lingkungan.
2. Diharapkan pembuatan MOL ini dapat dilakukan dalam skala besar
dengan mengumpulkan limbah-limbah organik rumah tangga sebagai
bahan dasar lalu dijadikan pupuk. Hal ini juga bertujuan agar
pencemaran lingkungan semakin berkurang.
3. Diharapkan dengan adanya MOL ini masyarakat akan mengurangi
pemakaian pupuk kimia yang sebenarnya mengandung zat-zat polutan
bagi tanah yang merusak sumber air tanah.

xvi
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompas.com/skola/read/2021/04/12/132233469/peran-
mikroorganisme-tanah?page=all_5 November 6, 2021

https://ikalaily.blogspot.com/2017/03/makalah-pemanfaatan-nasi-basi.html
November 6, 2021

https://adoc.pub/i-pendahuluan-larutan-mikroorganisme-lokal-mol-terbuat-
dari-.html November 6, 2021

xvii

Anda mungkin juga menyukai