Anda di halaman 1dari 100

GAMBARAN SANITASI KOLAM RENANG BANZAI KOTA PAINAN

KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2017

Karya Tulis Ilmiah

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan ke Program Studi D3 Kesehatan Lingkungan Politeknik
Kementerian Kesehatan Padang sebagai Pemenuhan Syarat Tugas Akhir Penelitian
Karya Tulis Ilmiah dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma 3
Politeknik Kementerian Kesehatan Padang

Oleh :

Dela Nesfi Mutiarani


Nim : 141110044

POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN PADANG


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN 2017
?ERNYATAAfl£ER5BTEJUA?

01 :

W: l9é4ol04 l99Ni 1 001 FD: j97&ll 2ti0012 i ti0*


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama Lengkap : Dela Nesfi Mutiarani


2. Tempat/Tanggal Lahir : Kambang / 27 November 1995
3. Agama : Islam
4. Negeri Asal : Kambang, Kecamatan Lengayang,
Kabupaten Pesisir Selatan
5. Nama Ayah/ Nama Ibu : Syahripin / Sri Indra Yani (Almh)
6. Alamat rumah :Padang marapalam, Lakitan Utara,
Kecamatan Lengayang
7. No. Telpon / e-mail :082284268323 / delanespi27@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

No RiwayatPendidikan LulusanTahun
1 Tamat SDN 03 Padang Marapalam 2008
2 Tamat SMPN 1 Lengayang 2011
3 Tamat SMAN 1 Lengayang 2014
4 Program Studi DIII Kesehatan Lingkungan Poltekkes 2017
Kemenkes Padang
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan do'a dan mengucapkan Puji Syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, dimana dengan berkat serta Rahmat dan Karunia-Nya,
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan oleh penulis walaupun
menemui kesulitan maupun rintangan.
Penyusunan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan suatu
rangkaian dari proses pendidikan secara menyeluruh di Program Studi D3Jurusan
Kesehatan Lingkungan di Politeknik Kementerian Kesehatan Padang, dan juga
sebagai prasyarat dalam menyelesaikan Pendidikan D3 Jurusan Kesehatan
Lingkungan pada masa akhir pendidikan.
Judul Karya Tulis Ilmiah ini “Gambaran Sanitasi KolamRenang
Banzai Kota Painan Kabupaten Pesisir SelatanTahun 2017”.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menyadari akan
keterbatasan kemampuan yang ada, sehingga penulis merasa masih ada belum
sempurna baik dalam isi maupun dalam penyajiannya. Untuk itu penulis selalu
terbuka atas kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan Karya Tulis
Ilmiah ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya atas segala bimbingan, pengarahan dari Bapak Darwel, SKM,
M.Epid selaku pembimbing materi penulisan Karya Tulis Ilmiah ,dan Ibu Hj.
Awalia Gusti, S.Pd, M.Si selaku pembimbing teknis penulisan Karya Tulis Ilmiah
serta berbagai pihak yang penulis terima, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini.
Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada :

1. Bapak Sunardi, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kementerian


Kesehatan Padang.
2. Bapak Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si selaku Ketua Jurusan Kesehatan
Lingkungan.
3. Bapak Evino Sugriarta, SKM, M.Kes selaku Ketua Prodi D3 Kesehatan
Lingkungan Politekik Kesehatan Kemenkes Padang.

i
4. Bapak Muhklis, MT selaku penguji 1 dan ibu Lindawati, SKM, M.Kes
selaku penguji 2 yang telah memberikan masukan dan saran perbaikan
dalam Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Diploma 3 Kesehatan Lingkungan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang.

Tidak ketinggalan pula ucapan terima kasih yang sebesar-


besarnyakepada kedua orang tua dan teman-teman yang dengan rela dan ikhlas
telah memberikan semangat, do'a dan pengorbanan kepada penulis selama
mengikuti pendidikan di Program Studi D3 Jurusan Kesehatan Lingkungan
Poltekkes Kemenkes Padang hingga selesai.

Akhirnya penulis berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan


balasan dan pahala yang setimpal kepada beliau-beliau yang penulis sebutkan di
atas. Mudah-mudahan Karya Tulis Ilmiah ini dapat dilanjutkan sebagai penelitian
karya tulis ilmiah. Amien.

Padang, Juni 2017

DNM

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK
PERNYATAAN PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................5
C. Tujuan..........................................................................................................6
1. Tujuan Umum...........................................................................................6
2. Tujuan Khusus..........................................................................................6
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................6
E. Ruang Lingkup Penelitian............................................................................7

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN


A. Pengertian Sanitasi.......................................................................................8
B. Sanitasi Tempat-Tempat Umum..................................................................8
C. Kolam Renang..............................................................................................8
1. Jenis-Jenis Kolam Renang.....................................................................9
2. Sumber-Sumber Air Kolam Renang....................................................10
D. Sanitasi Kolam Renang..............................................................................11
E. Klorinasi.....................................................................................................18
F. Kolam Renang dan Hubungan Dengan Penyakit.......................................21
G. Kerangka Teori...........................................................................................23
H. Kerangka Konsep.......................................................................................24
I. Defenisi Operasional..................................................................................24

BAB III METODE PENELITIAN


A. Disain Penelitian........................................................................................27
B. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................27
C. Objek Penelitian.........................................................................................27
D. Cara Pengumpulan Data.............................................................................27
E. Alat Pengumpulan Data (Instrumen Penelitian)........................................28
F. Pengolahan Data.........................................................................................28
G. Analisis Data..............................................................................................29
H. Penyajian Data...........................................................................................29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kolam renang Banzai
di Kota painan............................................................................................30
B. Hasil penelitian..........................................................................................31
C. Pembahasan................................................................................................38

iii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................57
B. Saran...........................................................................................................57

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Diagram teori Hendrik L. Blum......................................................23


Gambar 2. Diagram konsep Kondisi sanitasi dan sisa chlor kolam
renang dewasa dan anak-anak Banzai Kota Painan......................24

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kondisi Lokasi dan lingkungan Kolam Renang Banzai kota


Painan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2017..................................31

Tabel 2. Kondisi Bangunan Kolam Renang Banzai kota Painan Kabupaten


Pesisir Selatan Tahun 2017................................................................32

Tabel 3. Kondisi Fasilitas Kolam Renang Banzai kota Painan Kabupaten


Pesisir Selatan Tahun 2017................................................................34

Tabel 4. Kondisi Lokasi dan lingkungan Kolam Renang Banzai kota Painan
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2017.............................................37

Tabel 5. Kondisi Sanitasi Kolam Renang Banzai Kota Painan Kabupaten


Pesisir Selatan tahun 201...................................................................38

vi
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A : Sanitary Item Table (SIT)


LAMPIRAN B : Perhitungan hasil pemeriksaan Kolam Renang
LAMPIRAN C : Dokumentasi
LAMPIRAN D : Prosedur Pemeriksaan Air Kolam Renang.
LAMPIRAN E : Hasil Pemeriksaan Kimia air Kolam Renang
LAMPIRAN F : Hasil Pemeriksaan Mikrobiologi air kolam Renang
LAMPIRAN G : Denah Lokasi Kolam Renang Banzai di Kota Painan
LAMPIRAN H : Surat Izin Penelitian dari Kampus
LAMPIRAN I : Surat Keterangan Penelitian dari Kolam Renang Banzai
LAMPIRAN J : Kartu Kontak Pembimbing I
LAMPIRAN K : Kartu Kontak Pembimbing II

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

yaitukesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun

sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

ekonomis. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berasaskan

perikemanusiaan, keseimbangan, manfaat, perlindungan, penghormatan antara

hak dan kewajiban, keadilan gender dan nondiskriminatif serta norma-norma

agama. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

kesehatan msyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi

pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.1

Sebagai salah satu Negara berkembang dengan jumlah penduduk lebih

dari 200 jiwa, masalah kesehatan lingkungan di Indonesia menjadi sangat

kompleks terutama di kota-kota besar. Hal ini disebabkan, antara lain : urbanisasai

penduduk, tempat pembuangan sampah, penyediaan sarana air bersih, pencemaran

udara, pembuangan limbah industri dan rumah tangga, bencana

alam/pengungsian, dan perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah pada

pengelolaan lingkungan.2

Menurut Walter R. Lym yang dimaksud dengan kesehatan lingkungan

ialah hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan yang berakibat

atau mempengaruhi derajat kesehatan manusia. WHO (World Health

Organization) memberikan definisi tentang ilmu kesehatan lingkungan sebagai

1
2

suatu ilmu dan keterampilan yang memusatkan perhatiannya pada usaha

pengendalian semua faktor yang ada pada lingkungan fisik manusia yang

diperkiraan menimbulkan atau akan menimbulkan hal-hal yang merugikan

perkembangan fisiknya, kesehatannya ataupun kelangsungan hidupnya.3

Derajat kesehatan dapat terbentuk dari beberapa faktor, menurut Hendrik

L. Blum yaitu 4 faktor utama adalah : lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan,

dan keturunan.Faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap derajat kesehatan

yaitu lingkungan. Ruang lingkup kesehatan lingkungan terdiri dari perumahan,

pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah,

pembuangan air kotor (air limbah), kandang dan sebagainya. 4Untuk meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat, perlu dilaksanakan pengawasan kualitas air secara

intensif dan terus-menerus. Kualitas air yang digunakan masyarakat harus

memenuhi syarat agar terhindar dari gangguan kesehatan.5

Sanitasi tempat-tempat umum yaitu upaya pengendalian semua faktor

lingkungan fisik manusia, yang mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan

hal-hal merugikan, bagi perkembangan fisik, kesehatan, dan daya tahan hidup

manusia di tempat kegiatan bagi umum.6Tempat-tempat umum memiliki potensi

sebagai tempat terjadinya penularan penyakit, pencemaran lingkungan, ataupun

gangguan kesehatan lainnya. Tempat atau sarana layanan umum yang wajib

menyelenggarakan sanitasi lingkungan antara lain, tempat umum atau sarana

umum yang dikelola secara komersial, tempat yang memfasilitasi terjadinya

penularan penyakit, atau tempat layanan umum yang intensitas jumlah dan waktu

kunjungan tinggi. Salah satu jenis-jenis tempat umum yaitu kolam renang.7
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 061 Tahun 1991 tentang

persyaratan kesehatan kolam renang dan pemandian umum bahwa kolam renang

merupakan tempat untuk berenang, berekreasi, berolah raga, serta jasa pelayanan

lainnya yang menggunakan air bersih yang telah diolah.8

Menurut Mukono, bahwa kondisi sanitasi lingkungan kolam renang yang

buruk dapat disebabkan karena kurangnya pengelolaan kebersihan. Kebersihan

lingkungan kolam renang merupakan hal penting yang perlu diperhatikan karena

berhubungan dengan aspek kesehatan terutama faktor penularan penyakit

dilingkungan kolam renang.9

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Pusat Pengendalian dan

Pencegahan Penyakit atau Centers for Disease Control (CDC) AS terhadap 40

persen kolam renang umum di AS, diketahui kolam renang anak-anak merupakan

yang paling kotor. Mayoritas pencemaran di kolam renang umum dan tempat

berendam berasal dari orang yang menderita diare dan tetap berenang. Orangtua

juga bisa menjaga kebersihan air kolam dengan mengecek popok sekali pakai

anak dan membawa anaknya ke toilet untuk buang air setiap jam. Popok sekali

pakai juga seharusnya diganti di ruang ganti atau toilet, bukan di sekitar kolam

renang. Hampir seperempat wabah diare dari kolam renang terkait dengan bakteri,

seperti Shigella, Campylobacter, dan E.coli, yang seharusnya bisa dimusnahkan

oleh disinfektan air. Penelitian CDC itu juga menemukan, banyak kolam renang

yang memiliki kadar keasaman (pH) kurang, standar keselamatan yang rendah,

dan level disinfektan kurang. Selain dari kuman yang dibawa pengguna kolam

renang, seseorang juga bisa terkena iritasi mata dan saluran pernapasan karena
uap yang berasal dari chloramin, yang terbentuk ketika klorin berinteraksi dengan

keringat atau urin manusia.10

Menurut Penelitian Riska Setiowati tentang Gambaran Sanitasi Kolam

Renang Dan Pemandian Umum Di Kabupaten Jember tahun 2011 bahwa status

santasi kolam renang pontang Jaya (46 %), Niagara Water Park ( 56 %), Surya

Tirta (47 %), Oleng Sibutong (44 %), Rembangan (63 %), Kimo (51%), Kebun

Agung (63 %) adalah tidak memenuhi syarat dan status sanitasi pemandian umum

yaitu pemandian Patemon (73 %) adalah tidak memenuhi syarat sedangkan

Taman Botani (75 %) memenuhi syarat. Berdasarkan hasil Penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa seluruh kolam renang tidak memenuhi syarat-syarat

kesehatan. Hal ini dikarenakan pada variabel pengelolaan air limbah dan tinja

tidak tersedia kamar mandi. Sedangkan pada variabel kelengkapan tidak tersedia

kamar Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), tempat cuci tangan dan

gudang penyimpanan bahan kimia.11

Kota Painan, Kabupaten Pesisir Selatan merupakan salah satu kota wisata

di Sumatera Barat. Di Kabupaten Pesisir Selatan terdapat 5 Kolam renang tetapi

di Kota painan hanya terdapat satu kolam renang yaitu Banzai Wahana. Banzai

Wahana merupakan tempat melakukan kegiatan berenang untuk umum serta

untuk anak-anak sekolah yang memiliki kegiatan Olahraga renang.

Berdasarkan buku laporan kolam renang Banzai ini didirikan tahun 2010,

pemilik kolam renang ini yaitu ibu Sulastri dikelolah oleh Supriandoni. Luas

wilayah kolam renang yaitu 1100 m2. Karyawan yang bekerja sebanyak 5 orang.

Kolam renang ini memiliki 2 kolamyaitu kolam renang utama dan kolam renang

anak. Sumber air yang digunakan ada 2 yaitu air PDAM dan air tanah. Kolam
renang Banzai selalu ramai dikunjungi oleh para pengunjung ketika hari libur atau

ketika ada acara di bandingkan kolam renang lainnya di Kabupaten Pesisir

Selatan, rata-rata pengunjung perbulan yaitu sebanyak 700 orang.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan ditemukan sampah

berserakan di kamar ganti pengunjung, kurangnya tong sampah di area kamar

mandi dan kolam renang, kondisi toilet bau dan kotor serta pengolahan air limbah

hanya diendapkan dan langsung di buang ke selokan.Berdasarkan

wawancaradengan 10 orang pengunjung, 7 di antaranya mengatakan keluhan

seperti perih mata atau iritasi mata, kulit kering, rambut mengeras dan lain-lain.

Keluhan lain yang di rasakan pengunjung yaitu lantai kolam licin, kamar mandi

kurang bersih. Dari hasil wawancara dengan pemilik kolam renang diketahui

kalau kolamrenang Banzai belum pernah dilakukan pengawasanterhadap sarana

dan prasarana kolam renang serta pemberian kaporit atau chlor tidak sesuai

dengan ketentuan hanya berdasarkan perkiraan petugas saja. Selain itu, di kolam

renang tersebut belum ada yang melakukan penelitian.

Berdasarkan latar belakang di atas serta belum ada penelitian yang

meneliti tentang kolam renang tersebut,maka penulis tertarik melakukan

penelitian tentang gambaran sanitasi kolam renang Banzai Kota Painan Kabupaten

Pesisir Selatan.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah gambaran

sanitasi kolam renang Banzai Kota Painan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2017.
C. Tujuan Penelitian

1) Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran sanitasi kolam renang Banzai Kota

Painan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2017.

2) Tujuan Khusus

1. Diketahuinyakondisi lokasi dan lingkungankolam renang Banzai Kota

Painan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2017.

2. Diketahuinya kondisi bangunan kolam renang Banzai Kota Painan

Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2017.

3. Diketahuinya kondisi fasilitas sanitasi (penyediaan air bersih secara

fisik, pengelolaan sampah, toilet, sarana pembuangan limbah, pancuran

bilas, peralatan pencegahan masuknya serangga,area kolam renang, bak

cuci kaki)kolam renang Banzai Kota Painan Kabupaten Pesisir Selatan

Tahun 2017.

4. Diketahuinya kualitas air kolam renang fisik (bau, benda terapung dan

kejernihan), kimia (aluminium, kesadahan, pH, sisa chlor), dan

mikrobiologi (koliform total dan jumlah kuman) kolam renang Banzai

Kota Painan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2017.

D. Manfaat penelitian

1) Tersedianya informasi bagi instansi kesehatan tentang gambaran sanitasi

kolam renang Banzai Kota Painan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2017.

2) Sebagai bahan masukan bagi pengelola kolam renang tentang gambaran

sanitasi kolam renang Banzai Painan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun

2017.
3) Sebagai penambahan pengetahuan dan pengembangan ilmu bagi penulis

tentang gambaran sanitasi kolam renang Banzai Painan Kabupaten Pesisir

Selatan Tahun 2017.

E. Ruang lingkup penelitian

Ruang lingkup dari penelitan ini yaitu mengenaikondisi sanitasi kolam

renang Banzai Kota Painan Kabupaten Pesisir Selatan, terutama mengetahui

kondisi lokasi dan lingkungan, kondisi bangunan, kondisi fasilitas sanitasi

(penyediaan air bersih secara fisik, pengelolaan sampah, toilet, sarana

pembuangan limbah, pancuran bilas,peralatan pencegahan masuknya serangga,

area kolam renang, bak cuci kaki), dankualitas air kolam renang yaitu fisik (bau,

benda terapung dan kejernihan), kimia (aluminium, kesadahan, pH, sisa chlor),

dan mikrobiologi (koliform total dan jumlah kuman).


BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Pengertian Sanitasi

Sanitasi, menurut kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai pemelihara

kesehatan. Menurut WHO, sanitasi adalah upaya pengendalian semua faktor

lingkungan fisik manusia, yang mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan

hal-hal yang merugikan, bagi perkembangan fisik, kesehatan, dan daya tahan

hidup manusia.6

B. Sanitasi Tempat-Tempat Umum

Sanitasi Tempat-tempat umum merupakan salah satu upaya kesehatan

masyarakat yang secara luas mencakup bidang-bidang pencegahan dan perbaikan

dengan tujuan agar setiap anggota masyarakat dapat mencapai derajat kesehatan

yang optimal sehingga diharapkan dapat hidup sehat sejahtera.

Mengingat tempat-tempat umum merupakan tempat berkumpul atau

melakukan kegiatan orang banyak berarti akan meningkaat hubungan atau kontak

antara orang yang satu dengan yang lainnya. Yang berarti pula kemungkinan

terjadinya penularan penyakit baik secara langsung maupun tidak langsung akan

lebih meningkat.12

C. Kolam Renang

Kolam renang adalah suatu usaha bagi umum yang menyediakan tempat

untuk berenang, berekreasi, dan berolahraga serta jasa pelayanan lainnya

menggunakan air bersih yang telah di olah .13

8
9

1. Jenis- Jenis kolam Renang

a. Kolam renang menurut sifat penggunaannya

Kolam pemandian umum (public swimming pool) adalah kolam

pemandian yang diperuntukan bagi masyarakat umum. Kolam yang tidak

diperuntukan bagi masyarakat umum, tetapi merupakan milik perorangan.

b. Kolam renang menurut tipe/macamnya

Tempat pemandian alam ( Natural Bathing Places), misalnya :

1) Tempat pemandian pantai laut

2) Tempat pemandian telaga

3) Tempat pemandian sungai dan lain-lain.

c. Tempat pemandian buatan (Artificial Pools)

Kolam renang buatan menurut cara pengisian airnya dibagi dalam 3 tipe :

1) Fill graw type

Air yang sudah kotor diganti seluruhnya dengan air yang baru dan

bersih.Penentuan kotor tidaknya ditetapkan dari keadaan fisiknya

(kelihatan keruh, kotor) atau dari jumlah orang yang mandi di dalamnya.

2) Flow through type

Air kolam tersebut mengalir terus menerus setiap waktu sehingga

senantiasa airnya tidak akan keruh karena selalu diganti dengan yang

baru

3) Recirculating type

Air yang telah kotor disaring dalam filter-filter dan di pompa

kembali kedalam kolam pemandian yang sudah bersih dan telah

dilakukan desinfeksi.
Kolam renang menurut letaknya dibagi menjadi:

a) Kolam renang Indoor, yaitu :

Dibangun menurut arsitektur yang baik sehingga dijamin

keamanan dan kesehatan bagi pemakai.

b) Kolam renang Outdoor, yaitu:

Dibangun pada tempat yang aman dan bebas dari

kemungkinan bahaya kecelakaan pengunjung.

2. Sumber-Sumber Air kolam Renang

Air yang digunakan untuk kolam renang dapat berasal dari beberapa

sumber air. Berdasarkan letak sumbernya, air dapat di bagi menjadi sebagai

berikut:7

a. Air permukaan

Air permukaan meliputi badan-badan air seperti sungai, danau,

telaga, waduk, rawa, air terjun, dan sumur permukaan yang sebagian

besar berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi. Air hujan

tersebut kemudian akan mengalami pencemaran baik oleh tanah, sampah,

maupun pencemar lainnya.

b. Air tanah

Air tanah (ground water) berasal dari air hujan yang jatuh ke

permukaan bumi yang kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan

ke dalam tanah dan mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses

yang telah dialami air hujan tersebut dalam perjalanannya ke bawah

tanah akan membuat air tanah menjadi lebih baik dan lebih murni

dibandingkan air permukaan. Akan tetapi, air tanah mengandung zat-zat


mineral dalam konsentrasi yang tinggi. Konsentrasi yang tinggi dari zat-

zat mineral seperti magnesium, kalsium, dan logam berat seperti besi

dapat menyebabkan kesadahan air.

D. Sanitasi Kolam Renang

Sanitasi kolam renang adalah suatu upaya pencegahan penyakit melalui

pengendalian atau pengawasan terhadap faktor lingkungan yang berada di kolam

renang yang berpengaruh pada manusia guna memutuskan mata rantai penularan

penyakit.13 Menurut Peraturan Kesehatan Nomor 061/MENKES/PER/I/1991

persyaratan kesehatan lingkungan Kolam renang adalah :8

1. Umum

a. Lingkungan kolam renang dan pemandian umum harus selalu dalam

keadaan bersih dan dapat mencegah kemungkinan terjadinya penularan

penyakit serta tidak memungkinkan bersarang dan berkembang biaknya

vektor penular penyakit.

b. Bangunan kolam renang dan pemandian umum serta peralatan yang

digunakan harus memenuhi persyaratan kesehatan dan dapat mencegah

terjadinya kecelakaan.

2. Tata bangunan

Setiap bangunan di lingkungan kolam renang dan pemandian umum

harus di tata dan di pergunakan sesuai dengan fungsinya, serta memenuhi

persyaratan kesehatan antara lain tidak mengakibatkan pencemaran terhadap

air kolam renang dan pemandian umum.


3. Konstruksi bangunan

a. Lantai

1) Setiap lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan

rata, tidak licin dan mudah dibersihkan.

2) Lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai kemiringan

yang cukup (2-3 %) kearah saluran pembuangan air limbah.

b. Dinding

1) Permukaan dinding harus mudah dibersihkan.

2) Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air harus terbuat dari

bahan yang kuat dan kedap air.

c. Ventilasi

Sistim ventilasi dapat menjamin peredaran udara di dalam kamar/ruangan

baik.

d. Sistim pencahayaan

1) Tersedia sarana pencahayaan dengan intensitas sesuai fungsinya.

2) Khusus untuk kolam renang yang dipergunakan pada malam hari,

didalam kolam harus dilengkapi dengan lampu berkekuatan 12 volt.

e. Atap

Tidak bocor dan tidak memungkinkan terjadinya genangan

air. f.Langit-langit

1) Mudah dibersihkan.

2) Tinggi minimal 2,5 meter dari lantai.


g. Pintu

Dapat mencegah masuknya serangga, tikus, binatang dan binatang

pengganggu lainnya.

4. Kelengkapan kolam renang dan pemandian umum

a. Selain area untuk kolam renang harus memiliki bangunan dan fasilitas :

bak cuci kaki, kamar/pancuran bilas, kamar ganti dan penitipan barang/

pakaian, kamar p3k, fasilitas sanitasi (bak sampah, jamban dan peturasan,

serta tempat cuci tangan ) dan gudang bahan kimia dan perlengkapan lain.

b. Selain area untuk mandi, pemandian umum minimal harus memiliki

bangunan dan fasilitas : kamar/pancuran bilas, kamar ganti, dan penitipan

barang/pakaian, kamar p3k, fasilitas sanitasi (bak sampah, jamban dan

peturasan, tempat cuci tangan) dan perlengkapan lain.

5. Persyaratan bangunan dan fasilitas sanitasi

a. Area untuk kolam renang dan kolam pemandian umum

1) Harus ada pemisahan yang jelas antara area kolam renang dengan area

lainnya sehingga orang yang tidak berkepentingan tidak dapat masuk.

2) Kolam harus terisi penuh dengan air.

3) Maksimum jumlah perenang yang diizinkan sebanding dengan luas

permukaan kolam dibagi dengan 3 M3.

4) Lantai, dinding kolam renang harus kuat, kedap air, rata, mudah

dibersihkan, serta berwarna putih atau terang. Sudut-sudut dinding dan

dasar kolam renang melengkung (konus).

5) Saluran air yang masuk ke tempat kolam renang menjamin tidak

terjadinya hubungan langsung (cross connection) antara air bersih dan


air kotor. Lubang pembuangan air kotor harus berada di dasar kolam

yang paling rendah, berseberangan dengan lubang pemasukan air.

6) Lubang saluran pembuangan kolam renang dilengkapi dengan ruji-ruji

tidak membahayakan perenang.

7) Pada kedalaman kurang 1,5 meter, kemiringan lantai kolam renang

tidak lebih dari 10 %, pada kedalaman lebih dari 1,5 meter kemiringan

lantai kolam renang tidak lebih dari 30 %.

8) Dinding kolam renang harus rata dan vertikal, bila diperlukan fasilitas

injakan, pegangan dan tangga, tidak diperbolehkan adanya penonjolan.

9) Kolam renang harus dilengkapi dengan saluran peluap di kedua belah

sisinya.

10) Tangga kolam renang harus vertikal, dan terbuat dari bahan berbentuk

bulat dan tahan karat.

11) Lantai ditepi kolam renang yang kedap air memiliki lebar minimal 1

meter, tidak licin dan permukaannnya miring keluar kolam.

12) Harus ada tanda-tanda yang jelas untuk menunjukkan kedalaman

kolam dan tanda pemisah untuk orang yang dapat berenang dan tidak

dapat berenang.

13) Apabila dilengkapi dengan papan loncat, papan luncur, harus sesuai

dengan ketentuan teknis untuk dapat mencegah terjadinya kecelakaan.

b. Bak cuci kaki untuk kolam renang

1) Harus tersedia bak cuci kaki yang berkuran minimal panjang 1,5 meter,

lebar 1,5 meter dan dalam 20 cm dan harus selalu terisi air yang penuh.

2) Kadar sisa chlor pada air bak cuci kaki 2 ppm.


c. Fasilitas sanitasi

1) Kamar/pancuran bilas

a) Harus tersedia pancuran bilas minimal 1 pancuran untuk 40

perenang.

b) Pancuran bilas untuk pria harus terpisah dari pancuran bilas untuk

wanita.

2) Tempat sampah

a) Harus terbuat dari bahan yang cukup ringan, tahan karat, kedap air,

dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya.

b) Mempunyai tutup yang mudah dibuka/ditutup tanpa mengotori

tangan.

c) Mudah diisi dan dikosongkan/dibersihkan.

d) Jumlah dan volume tempat sampah disesuaikan dengan produk

sampah yang dihasilkan pada setiap tempat kegiatan.

e) Sampah dari setiap ruang dibuang setiap hari.

f) Harus tersedia tempat pengumpulan sampah sementara yang tidak

terbuat dari bak beton permanen, tidak terjadi tempat perindukan

serangga dan binatang pengerat serta terhindar dari gangguan

binatang lain.

g) Tempat pengumpul sampah sementara harus terletak di tempat yang

mudah dijangkau oleh kendaraan pengangkut sampah dan minimal

3 kali 24 jam harus dikosongkan.

3) Jamban dan peturasan

a) Jamban untuk wanita terpisah dengan jamban untuk pria.


b) Harus tersedia minimal 1 buah jamban untuk tiap 40 orang wanita

dan 1 buah jamban untuk tiap 60 orang pria.

c) Harus tersedia 1 buah peturasan untuk tiap 60 orang pria.

d) Apabila kapasitas kolam renang kurang dari jumlah pengunjung

diatas, maka harus disediakan minimal 2 buah jamban dan 2 buah

peturasan untuk pria dan 3 buah jamban untuk wanita.

e) Jamban kedap air dan tidak licin, dinding berwarna terang, jamban

leher angsa, ventilasi dan penerangan cukup, tersedia air pembersih

yang cukup, luas lantai minimal 1 m2.

f) Konstruksi peturasan terbuat dari bahan kedap air, tahan karat,

sistim leher angsa, luas lantai minimal 1,5 m2.

g) Bila peturasan dibuat sistim talang atau memanjang, maka untuk

tiap satu peturasan panjangnya minimal 60 cm.

4) Tempat cuci tangan

a) Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun,

pengering tangan dan cermin.

b) Terletak di tempat yang mudah dijangkau dan berdekatan dengan

jamban peturasan dan kamar ganti pakaian.

5) Gudang bahan kimia

a) Tersedia gudang khusus tempat pengelolaan bahan-bahan kimia.

b) Penempatan kalsium hipoklorit harus terpisah dengan aluminium

sulfat atau bahan-bahan kimia lainnya.


6) Perlengkapan lainnya

a) Tersedia papan pengumuman yang berisi antara lain : larangan

berenang bagi penderita penyakit kulit, penyakit kelamin, penyakit

epilepsi, penyakit jantung dan lain-lain.

b) Tersedia perlengkapan pertolongan bagi perenang, antara lain:

pelampung, tali penyelamat, dan lain-lain.

c) Untuk kolam renang, selain perlengkapan seperti tersebut pada

huruf a, dan b, harus tersedia :

i. Alat untuk mengukur kadar pH dan sisa Chlor air kolam renang

secara berkala.

ii. Hasil pengukuran sisa Chlor dan pH air kolam renang harian,

diumumkan kepada pengunjung melalui papan pengumuman.

d) Tersedia tata tertib berenang dan anjuran kebersihan.

6. Persyaratan Air Kolam renang

Syarat air kolam renang berdasarkan Peraturan Menteri kesehatan R.I.

Nomor:416/menkes/Per/IX/1990 adalah sebagai berikut:13

a. Syarat fisik

Syarat fisik air kolam renang adalah bebas dari bau yang

mengganggu, bebas dari benda terapung dan jernih. Piringan seichi yang

diletakkan pada dasar kolam renang yang terdalam dapat dilihat jelas dari

tepi kolam pada jarak lurus 9 meter.

b. Syarat kimia

Persyaratan air kolam renang secara kimia adalah sebagai berikut:

1) Kadar maksimum aluminium (Al) yang diperbolehkan adalah 0,2 mg/l.


2) Kadar untuk kandungan kebasaan (CaCO3) antara 50-500 mg/l.

3) Kadar Oksigen terabsorbsi (O2) maksimum yang diperbolehkan 1 mg/l.

4) pH antara 6,5-8,5.

5) Sisa Chlor yang diperbolehkan adalah 0,2-0,5 mg/l.

6) Tembaga sebagai Cu maksimum diperbolehkan adalah 0,2-0,5 mg/l.

c. Syarat Mikrobiologi

Syarat mikrobiologi air kolam renang adalah 200 jumlah koloni per

1 ml untuk jumlah kuman sedangkan untuk jumlah koliform total adalah

nol dalam setiap 100 ml.

E. Klorinasi

Klorinasi (chlorination) adalah proses pemberian klorin ke dalam air

yang telah menjalani filtrasi dan merupakan langkah yang maju dalam proses

purifikasi air. Senyawa klor yang umum digunakan dalam proses klorinasi, antara

lain seperti: gas klorin, senyawa hipoklorit, klor dioksida, bromine klorida,

dihidroisosianurate dan kloramin.7

Berikut beberapa penggunaan klorin :

1. Memiliki sifat bakterisidal dan germisidal.

2. Dapat mengoksidasi zat besi, mangan, dan hydrogen sulfida.

3. Dapat menghilangkan bau dan rasa tidak enak pada air.

4. Dapat mengontrol perkembangan alga dan organism pembentuk lumut yang

dapat mengubah bau dan rasa pada air.

5. Dapat membantu proses koagulasi.


a. Cara kerja klorin

Klorin di dalam air akan berubah menjadi asam klorida. Zat ini

kemudian dinetralisasi sifat basa dari air sehingga akan terurai menjadi

ion hydrogen dan ion hipoklorit. Perhatikan reaksi kimia berikut :

H2O + Cl2 HCl + HOCl

HOCl H+ + OCL-

Klorin sebagai desinfektan terutama bekerja dalam bentuk asam

hipoklorit (HOCl) dan sebagian kecil dalam bentuk ion hipoklorit (OCl -).

Klorin dapat bekerja dengan efektif sebabagai desinfektan jika berada

dalam air dengan PH sekitar 7. Jika nilai PH air lebih dari 8,5, maka 90

% dari asam hipoklorit itu akan mengalami ionisasi menjadi ion

hipoklorit. Dengan demikian, khasiat desinfektan yang dimiliki klorin

menjadi lemah dan berkurang.

1) Prinsip-Prinsip Pemberian Klorin

a) Air harus jernih dan tidak keruh karena kekeruhan pada air akan

menghambat proses klorinasi.

b) Kebutuhan klorin harus diperhitungkan secara cermat agar dapat

dengan efektif mengoksidasi bahan-bahan organik dan dapat

membunuh kuman patogen dan meninggalkan sisa klorin bebas

dalam air.

c) Tujuan klorinasi pada air adalah untuk mempertahankan sisa klorin

bebas sebesar 0,2 mg/l di dalam air. Nilai tersebut merupakan margin

of safety(nilai batas keamanan) pada air yang membunuh kuman


patogen yang mengontaminasi pada saat penyimpanan dan

pendistribusian air.

d) Dosis klorin yang tepat adalah jumlah klorin dalam air yang dapat

dipakai untuk membunuh kuman patogen serta untuk mengoksidasi

bahan organik dan untuk meninggalkan sisa klorin bebas sebesar 0,2

mg/l dalam air.7

2) Metode Klorinasi

Pemberian klorinasi pada desinfeksi air dapat dilakukan melalui

beberapa cara yaitu dengan pemberian :

a) Gas klorin

b) Kloramin

c) Perkloroan

Gas klorin merupakan pilihan utama karena harganya murah,

kerjanya cepat, efisien, dan mudah digunakan. Gas klorin harus

digunakan secara hati-hati karena gas ini beracun dan dapat menimbulkan

iritasi pada mata. Alat klorinasi berbahan gas klorin ini disebut sebagai

chlorinating equipments. Alat yang sering dipakai adalah paterson’s

Chloronome yang berfungsi untuk mengukur dan mengatur pemberian

gas klorin pada persediaan air.

Kloramin dapat juga dipakai dan merupakan persenyawaan lemah

dari klorin dan ammonia. Zat ini kurang memberikan rasa klorin pada air

dan sisa klorin bebas di dalam air lebih persisten walau kerjanya lambat

dan tidak sesuai untuk klorinasi dalam skala besar.


Perkloron sering juga disebut sebagai High Test hypochlorite. Zat

ini merupakan persenyawaan antara kalsium dan 65-75 % klorin yang

dilepaskan di dalam air.7

F. Kolam Renang Dan Hubungannya Dengan Penyakit

Pengawasan hygiene sanitasi kolam renang harus dilakukan

terusmenerus karena bila tidak ada pengawasan maka kolam renang tersebut akan

menjadi sumber penyakit yang membahayakan, seperti :12

1. Penyakit kulit

a) Scabies dikenal dengan penyakit kudis. Kulit terasa gatal dan pada kulit

terdapat vesiculae kecil-kecil berisi cairan bening. Kudis disebabkan oleh

tungau Sarcoptes scabei yang memasuki kulit, memakan jaringan kulit dan

menaruh telur-telurnya di dalam kulit. Penularan terjadi secara langsung

dari orang ke orang ataupun lewat peralatan seperti pakaian. Hal ini di

permudah oleh keadaan penyediaan air bersih yang kurang jumlahnya.13

b) Dermatitis adalah adalah istilah kedokteran untuk penyakit kulit yang

meradang atau iritasi. Gejala umum yang ditimbulkan dermatitis yaitu ruam

kemerahan, peradangan, gatal, kulit kering, bersisik, terasa sakit jika

disentuh. Penyebab dermatitis kontak adalah sentuhan kulit dengan zat

tertentu yang menyebabkan iritasi atau memicu reaksi alergi.

c) Impetigo adalah suatu penyakit kulit radang kulit ari karena Stafilokokus

dan Streptokokus. Penyakit ini terbagi 2 : impetigo bullosa yaitu di tandai

dengan gelembung-gelembung yang sebagian berisi nanah terjadi pada

anak-anak dan dewasa, sedangkan impetigo crustosa yaitu impetigo yang

ditandai dengan keropeng-keropeng kuning, terdapat pada muka, hanya di


jumpai pada anak-anak. Bakteri akan lebih mudah menginfeksi seseorang

jika orang tersebut memiliki luka.14

2. Infeksi mata seperti Iritasi mata.

Iritasi pada mata sering kali di kira penyebabnya karena kaporit

atau klor yang digunakan sebagai desinfektan kolam renang, tetapi

berdasarkan penelitian pusat pencegahan dan kontrol penyakit Amerika

Serikat menyatakan iritasi mata disebabkan karena air kolam terkontaminasi

urin.10

3. Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan pencernaan makanan

a) Muntaber disebut juga dengan sakit Gastroenteritis yang disebabkan oleh

virus dan bakteri gastroenteritis. Gejala yang dirasakan yaitu diare akut,

mual dan nyeri pada abdomen.15

b) Tifus adalah penyakit yang menyerang usus halus yang disebabkan oleh

bakteri Salmonella thypi. Penularan bakteri penyakit tifus dapat mencemari

air, sehingga jika menggunakan air yang telah tercemar makan bisa tertular

penyakit tifus. Gejala utama yang ditimbulkan adalah panas yang terus-

menerus dengan taraf kesadaran yang menurun, terjadi 1-3 minggu setelah

infeksi.13

4. Penyakit kuning (hepatitis)

Hepatitis merupakan penyakit peradangan hati karena berbagai

sebab. Penyebab tersebut adalah beberapa jenis virus yang menyerang dan

menyebabkan peradangan dan kerusakan pada sel-sel dan fungsi organ hati.

Penyakit ini dapat menyebar secara langsung dari orang ke orang, secara tak

langsung lewat air, makanan yang terkontaminasi virus, dan lewat udara. 13
5. Penyakit-penyakit lain, seperti:

a) Poliomelitis adalah penyakit yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada

anak-anak dan sering dikenal dengan polio. Penyakit polio disebabkan oleh

virus polio, yang menyebar lewat lingkungan air yang tidak saniter. Gejala

polio sangat bervariasi, dapat sangat ringan, menyerupai penyakit

influenza, sampai keadaan kelumpuhan ringan, parah, dan kematian.13

b) Kecelakaan yang dapat terjadi di area kolam renang dapat disebabkan

karena lantai kolam renang licin dan kurangnya pengawasan terhadap

perenang.

G. Kerangka Teori
Menurut Hendrik L. Blum teori derajat Kesehatan adalah sebagai berikut :

Faktor Lingkungan:
Fisik
Biologis
Kimia
Sosial Kultural

Faktor Perilaku
Faktor Keturunan Status Kesehatan
Sikap
(Hereditas) Gaya hidup

Pelayanan Kesehatan
Promotif
Reventif
Kuratif
Rehabilitatif

Gambar 1. Diagram teori Hendrik L. Blum


Dalam Penelitian ini peneliti menggunakan faktor lingkungan,

dimana kesehatan akan dipengaruhi oleh kualitas sanitasi lingkungan dimana

manusia itu berada.16

H. Kerangka Konsep

variabel independen Variabel Dependen

1. Kondisi lokasi dan


Kondisi Sanitasi Kolam
lingkungan
Renang PainanBanzai Kota
2. Kondisi bangunan
Kabupaten
3. Kondisi fasilitas sanitasi
4. Kualitas air kolam renang Pesisir Selatan
fisik, kimia dan
mikrobiologi

Gambar 2. Diagram Konsep Kondisi sanitasi dan sisa chlor kolam renang
dewasa dan anak-anak Banzai Kota Painan

I. Definisi Operasional

Defini
Alat Cara Skala
No Variabel operasion Hasil ukur
ukur mengukur ukur
al
1 Kondisi Kondisi lokasi SIT Observasi 1. Memenuhi Ordinal
lokasi dan dan bangunan (Sanitar syarat ≥ 75 %
lingkungan secara umum y Item 2. Tidak
adalah lokasi dan Table) memenuhi
lingkungan yang syarat < 75 %
dilihat dari segi
tempat terhindar
dari pencemaran
kimia, fisik serta
tempat yang tidak
memungkinkan
masuknya
serangga di
Kolam Renang
Banzai Painan
Kabupaten Pesisir
Selatan.
2 Kondisiban Kondisi bangunan SIT Observasi 1. Memenuhi Ordinal
gunan yang dilihat syarat≥ 75 %
secara umum 2. Tidak
yaitu bangunan, memenuhi
konstruksi kolam, syarat < 75 %
penggunaan
ruangan,
sedangkan secara
khusus yaitu
ruang istirahat
karyawan, kamar
mandi, dan
gudang di Kolam
Renang Banzai
Painan Kabupaten
Pesisir Selatan.
3 Kondisi Kondisi fasilitas SIT Observasi 1. Memenuhi Ordinal
fasilitas sanitasi adalah syarat ≥ 75 %
sanitasi keadaan fasilitas 2. Tidak
yang meliputi memenuhi
penyediaan air syarat < 75 %
bersih secara
fisik, pengelolaan
sampah, toilet,
sarana
pembuangan
limbah, pancuran
bilas, peralatan
pencegahan
masuknya
serangga, area
kolam renang,
bak cuci kakidi
Kolam Renang
Banzai Painan
Kabupaten Pesisir
Selatan.
4 Kualitas air Kualitas air pada SIT Pemeriksaa 1.Memenuhi Ordinal
kolam kolam renang n syarat jika
renang adalah kualitas air laboratoriu memenuhi baku
yang meliputi m mutu sesuai
fisik (bau, benda peraturan
terapung, 416/MENKES/PE
kejernihan), kimia R/IX/1990, yaitu:
(aluminium, a. Fisik
kesadahan, pH, 1) Tidak berbau
sisa chlor, 2) Bebas dari
mikrobiologi benda
(Coliform total terapung
dan angka 3) Jernih
kumandi Kolam b. Kimia
Renang Banzai 1) Aluminium
Painan, ≤ 0,2 mg/L
Kabupaten Pesisir 2) Kesadahan
Selatan 50-500 mg/L
3) Ph 6,8-8,5
4) Sisa Chlor
0,2-0,5 mg/L
c. Mikrobiologi
1) Coliform nol
dalam 100
ml air
2) Jumlah
kuman ≤ 200
koloni/ml air
2.Tidak
Memenuhi
syarat jika
tidak
sesuai
dengan
baku mutu
peraturan
416/MEN
KES/PER/
IX/1990.
5 Kondisi Kondisi sanitasi SIT Observasi 1. Memenuhi Ordinal
sanitasi kolam renang syarat ≥ 75 %
Kolam merupakan upaya 2. Tidak
Renang pengawasan memenuhi
Banzai Kota terhadap sarana syarat < 75 %
Painan dan prasarana
Kabupaten kolam renang
Pesisir yang meliputi
Selatan kondisi lokasi dan
lingkungan,
kondisi bangunan,
kondisi faasilitas
sanitasi, dan
kualitas air kolam
renang di Banzai
Painan Kabupaten
pesisir Selatan.
27

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Disain Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu memperoleh gambaran tentang

sanitasikolam renang Banzai Painan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2017.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini adalah kolam renang Banzai Painan Kabupaten

Pesisir Selatan. Penelitian ini dilaksanaan pada bulan Februari s/d Mei 2017.

C. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah seluruh fasilitas kolam (kondisi lokasi dan

lingkungan, kondisi bangunan, kondisi fasilitas sanitasi (penyediaan air bersih

secara fisik, pengelolaan sampah, toilet, sarana pembuangan limbah, pancuran

bilas, peralatan pencegahan masuknya serangga, area kolam renang, bak cuci

kaki), dankualitas air kolam renang yaitu fisik (bau, benda terapung dan

kejernihan), kimia (aluminium, kesadahan, pH, sisa chlor), dan mikrobiologi

(koliform total dan jumlah kuman).

D. Cara Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data di kumpulkan langsung oleh peneliti melalui pengamatan

langsung dengan menggunakan sit untuk mendapatkan data sanitasi kolam

renang dan pemeriksaan terhadap sampel air kolam renang untuk

mengetahui kualitas air kolam renangserta wawancara dengan pemilik

kolam renang tentang pemberian klorin pada kolam renang.


2. Data Sekunder

Data yang di dapatkan dari buku laporan kolam renang, yaitu:

a. Data jumlah pengunjung per bulan.

b. Luas wilayah kolam renang.

c. Jumlah karyawan kolam renang.

E. Alat Pengumpulan Data (Instrumen Penelitian)

Alat yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian adalah

SIT, dan peralatan laboratorium yang digunakan untuk pengukuran kualitas fisik,

kimia, serta mikrobiologi air kolam renang.

F. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data secara

manualmelalui tahapan berikut :

1. Editing dilakukan setelah melakukan observasi dengan memeriksa

kelengkapan isian SIT.

2. Coding yaitu pembuatan kode pada masing-masing variabel yang diamati.

3. Entry data dilakukan secara manual dengan menggunakan master tabel

yang dibuat blok lajur/baris dan kolom.

4. Cleaning yaitu melakukan pembersihan data untuk mencegah kesalahan

yang mungkin terjadi.

G. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan membandingkan hasil temuan

pemeriksaan kualitas air kolam renang dengan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia nomor:416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat-Syarat


dan Pengawasan Kualitas Air dan membandingkan hasil temuan sanitasi kolam

renang dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.061/MENKES/PER/I/1991 tentang Persyaratan Kesehatan Kolam Renang dan

Pemandian Umum.

H. Penyajian Data

Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan

narasi.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kolam renang Banzai di kota

Painan

Kolam Renang Banzai di Kota Painan merupakan salah satu tempat

umum yang merupakan sarana pemandian buatan yang digunakan oleh

masyarakat baik anak-anak maupun dewasa. Kolam renang ini merupakan satu-

satunya yang ada di kota Painan yang terletak di Jl. Prof. DR. Hamka, Painan

Kecamatan IV Jurai Kota Painan Kabupaten Pesisir Selatan.

Kolam renang Banzai ini didirikan tahun 2010, pemilik kolam renang ini

yaitu ibu Sulastri dikelola oleh Supriandoni. Luas wilayah kolam renang yaitu

1100 m2. Karyawan yang bekerja sebanyak 5 orang. Sumber air yang digunakan

ada 2 yaitu air PDAM dan air tanah. Rata-rata pengunjung perbulan yaitu

sebanyak 700 orang.

Kolam renang banzai memiliki 2 kolam renang yaitu kolam renang

dewasa dengan luas 250 m2 dan kolam anak-anak dengan luas 120 m2, kolam

renang ini bertipe outdoor.

Kolam renang di Banzai ini juga terdapat usaha lain yaitu karaoke.

Karaoke di kolam renang Banzai terdapat 4 ruangan. Selain itu kolam renang

Banzai juga menyediakan pelayanan perayaan ulang tahun. Kolam renang ini

buka mulai dari pukul 06.30 – 18.00 WIB.

30
31

B. Hasil Penelitian

1. Kondisi lokasi dan Lingkungan Pada Kolam Renang Banzai Kota Painan

Tabel 1. Kondisi Lokasi dan lingkungan Kolam Renang Banzai kota


Painan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2017

penilaian
Tidak
No Variabel upaya Memenuhi
memenuhi
syarat
syarat
Persyaratan lokasi dan lingkungan (umum)
1 Lokasi
Terhindar dari pencemaran  -
kimia
Terhindar dari pencemaran - 
fisika
Tidak terletak di daerah  -
banjir.
2 Lingkungan
Bersih - 
Tidak memungkinkan - 
sebagai tempat bersarang/
berkembang biak binatang
pengganggu lain
Dapat mencegah masuk - 
dan berkembang biak
serangga dan tikus
Berpagar kuat  -

Berdasarkan hasil pengamatan kondisi lokasi dan bangunan secara

umum pada Kolam Renang Banzai di Kota Painan tidak memenuhi syarat,

dapat dilihat bahwa masih ada lokasi dan lingkungan yang belum sesuai

dengan standar kesehatan tempat kolam renang/pemandian umum.


2. Kondisi bangunan pada Kolam Renang Banzai Kota Painan

Tabel 2. Kondisi Bangunan Kolam Renang Banzai kota Painan


Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2017

Penilaian
No Variabel Upaya Tidak
Memenuhi
Memenuhi
Syarat
syarat
Persyaratan Kondisi Bangunan
A. Umum
1 Bangunan
Kokoh / kuat  -
Tidak memungkinkan - 
sebagai tempat berkembang
biaknya serangga dan tikus.
2 Konstruksi kolam
Lantai dan dinding kolam  -
kuat, kedap air, permukaan
rata.
Lantai berwarna putih atau  -
terang
Sudut-sudut dinding dan - 
dasar kolam melengkung
(konus)
Lubang pengurasan - 
dilengkapi dengan jeruji
besi.
Tangga dan pegangan - 
kolam berbentuk bulat,
tahan karat, dan tidak
menonjol.
Lantai ditepi kolam renang  -
kedap air, lebar minimal 1
m dan tidak licin
Ada tanda-tanda yang jelas - 
tentang kedalaman kolam.
3 Pembagian Ruang
Disesuaikan sesuai  -
fungsinya
4 Konstruksi
a. Lantai
Bersih - 
Kuat, kedap air, permukaan  -
rata.
Tidak licin - 
Yang selalu kontak dengan - 
air tidak memungkinkan
terjadinya genangan air
(miring kearah saluran
pembuangannya)
b. Dinding
Bersih - 
Permukaan yang selalu - 
kontak dengan air kedap
air.
Berwarna terang  -
c. Atap
Tidak bocor / kuat  -
Tidak memungkinkan - 
terjadi genangan air.
d. Langit-langit
Tinggi lantai minimal 2,5  -
m
Bersih  -
e. Pintu
Dapat dibuka, ditutup /  -
dikunci dengan baik
Dapat mencegah masuknya  -
binatang pengganggu
B Khusus
5 Ruang istirahat karyawan
Bersih  -
Tersedia jamban, peturasan - 
yang terpisah untuk
karyawan pria dan
karyawan wanita
Ruang istirahat karyawan  -
pria terpisah dengan ruang
karyawan wanita
Tersedia lemari/locker  -
6 Kamar mandi, jamban dan peturasan
Bersih - 
Aliran air limbah lancar  -
Sarana pembuangan air  -
limbah kedap air dan
tertutup
Perbandingan jumlah - 
karyawan dengan minimum
kamar mandi, jamban dan
peturasan
7 Gudang
Bersih - 
Gudang bahan makanan,  -
bahan berbahaya, alat
kantor, alat rumah tangga,
dan lain-lain, terpisah satu
sama lain.
Barang yang disimpan - 
ditata rapi
Dilengkapi dengan rak. - 
Dilengkapi rak dan lantai - 
minimal 20 cm.

Berdasarkan hasil pengamatan kondisi bangunan baik secara umum

maupun khusus pada Kolam Renang Banzai di Kota Painan tidak memenuhi

syarat, dapat dilihat bahwa masih ada kondisi dari bangunan yang belum

sesuai dengan standar kesehatan tempat kolam renang/pemandian umum.

3. Kondisi Fasilitas Sanitasi Kolam Renang Banzai di Kota Painan

Tabel 3. Kondisi Fasilitas Sanitasi Kolam Renang Banzai kota Painan


Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2017

Penilaian
No Variabel upaya Memenuhi Tidak memenuhi
syarat syarat
Persyaratan kesehatan fasilitas sanitasi
1 Peyediaan air
Memenuhi syarat kualitas  -
air bersih
Tersedia dengan jumlah  -
yang cukup
Air tersedia pada setiap  -
tempat kegiatan secara
berkesinambungan.
Distribusi air menggunakan  -
sistim perpipaan
Terhindar dari cemaran  -
silang
2 Pembuangan air limbah
Memiliki sarana - 
pengolahan air limbah
Limbah mengalir dengan - 
lancar
3 Pancuran bilas
Bersih dan tidak bau - 
Air mengalir dengan lancar  -
dan kontiniu
Lantai kedap air dan tidak - 
licin
Untuk setiap 40 orang,  -
minimal tersedia 1
pancuran bilas
4 Toilet untuk umum
Bersih dan tidak berbau - 
Letaknya tidak  -
berhubungan langsung
dengan dapur, Kamar tidur,
ruang tamu
Lantai kedap air, tidak licin,  -
lantai miring kearah saluran
pembuangan
Toilet untuk pria terpisah  -
dengan toilet untuk wanita
5 Tempat sampah
Terbuat dari bahan yang  -
kuat, ringan, tahan karat,
kedap air.
Permukaan bagian dalam  -
halus dan rata.
Mempunyai tutup yang - 
mudah dibuka /ditutup
tanpa mengotori tangan
Mudah diisi dan  -
dikosongkan
Sampah dari tiap ruang - 
diangkut / dikosongkan tiap
hari
6 Tempat penampungan sampah sementara
Tidak permanen - 
Tidak menjadi tempat - 
perindukan serangga dan
binatang
Mudah dijangkau oleh - 
kendaraan mengangkut
sampah
Frekuensi pengosongan / - 
pengangkutan sampah
minimal 3 x 24 jam
7 Peralatan pencegahan masuknya serangga
Dilengkapi dengan alat - 
yang dapat mencegah
masuknya serangga dan
tikus.
Sarana penyimpanan air  -
harus tertutup dan terbebas
dari jentik nyamuk
8 Area kolam renang
Ada pemisah yang jelas - -
antara area kolam renang
dengan area lain sehingga
orang yang tidak
berkepentingan tidak boleh
masuk
Ada pemisah yang jelas  -
antara kolam renang area
lain tetapi orang yang tidak
berkepentingan masih dapat
masuk
Tidak ada pemisah antara - -
area kolam renang dengan
area lainnya.
9 Volume air kolam
Kolam renang selalu terisi  -
penuh dengan air
10 Bak cuci kaki
Tersedia bak cuci kaki - 
dengan ukuran : 1,5 m x 20
m
Bak terisi penuh dengan air - 
Kadar sisa chlor 2 ppm - 

Berdasarkan hasil pengamatan kondisi fasilitas sanitasi Kolam

Renang Banzai di Kota Painan tidak memenuhi syarat, dapat dilihat bahwa

masih ada fasilitas sanitasi yang belum sesuai dengan standar kesehatan

tempat kolam renang/pemandian umum.


4. Kualitas Air Pada Kolam Renang Banzai di Kota painan

Tabel 4. Kondisi Kualitas Air Kolam Renang Banzai kota Painan


Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2017

Penilaian
No Variabel Upaya Memenuhi Tidak memenuhi
syarat syarat

Kualitas Kolam Renang


A. Air Kolam Renang
1. Fisika
1 Bau  -
2 Benda terapung - 
3 Kejernihan  -
2. Kimiawi
4 Alumunium  -
5 Kesadahan (caco3)  -
6 Ph (Derajat Keasaman)  -
7 Sisa Chloor  -
3. Mikrobiologi
8 Coliform Total - 
9 Jumlah kuman - 
Kualitas air pada kolam renang pada Kolam Renang Banzai di Kota

Painan tidak memenuhi syarat, dapat dilihat bahwa masih ada kualitas air

kolam renang yang belum sesuai dengan standar kesehatan tempat kolam

renang/pemandian umum.

5. Kondisi sanitasi Kolam Renang Banzai di Kota Painan

Tabel 5. Kondisi Sanitasi Kolam Renang Banzai Kota Painan Kabupaten


Pesisir Selatan Tahun 2017

Nilai Nilai Persentase


No Variabel Ket
maksimal diperoleh (%)
1 Kondisi lokasi dan 44 25 57 TMS
lingkungan
2 Kondisi bangunan 161 105 65 TMS
3 Kondisi Fasilitas Sanitasi 202 125 62 TMS
4 Kualitas air kolam renang 480 210 44 TMS
Total 887 465 52 TMS
Keterangan: TMS = Tidak Memenuhi Syarat
Berdasarkan tabel di atas kondisi sanitasi Kolam Renang Banzai di

dapatkan total skore 465 (52 %). Sedangkan persyaratan tentang kondisi

sanitasi kolam renang yaitu 75%. Maka dapat disimpulkan bahwa Kolam

Renang Banzai di Kota Painan Tahun 2016 belum memenuhi syarat.

C. Pembahasan

1. Kondisi lokasi dan Lingkungan

Dari hasil pengamatan kondisi lokasi dan bangunan secara umum

pada Kolam Renang Banzai di Kota Painan tidak memenuhi syarat dengan

skore 25 (57 %).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nola

Mareta mengenai Gambaran Sanitasi Dasar Pemandian Alami di Desa Aia

Angek Kenagarian Sinuruik Kecamatan Talamu Kabupaten Pasaman Barat

Tahun 2015, menunjukkan bahwa kondisi lokasi dan lingkungan Pemandian

Alami tidak memenuhi syarat dengan nilai 52,27 %.17

a. Kondisi lokasi dan lingkungan (Umum) Kolam Renang Banzai di Kota

Painan

1) Lokasi

Kolam Renang Banzai di Kota Painan berada di sekitar

perumahan dan tidak berada di sekitar pabrik, pasar dan Tempat

Pembuangan Akhir (TPA). Sehingga bebas dari pencemaran kimia tetapi

karena di lokasi kolam renang sedang ada pembangunan kolam renang

pada bagian atap jadi tidak terhindar dari pencemaran fisik. Hal ini dapat

memperburuk lokasi tersebut. Sedangkan menurut Permenkes Republik

Indonesia Nomor 061/Menkes/Per/I/1991 lokasi kolam renang tidak


terhindar dari pencemaran fisik, untuk itu sebaiknya jika melakukan

pembangunan kolam renang baru maka harus di beri dinding pembatas

dengan kolam renang.

Lokasi Kolam Renang Banzai di Kota Painan tidak terletak di

daerah banjir karena pondasi bangunannya lebih tinggi dari jalan.

2) Lingkungan

Lingkungan kolam renang ini kurang bersih, seperti terdapatnya

lantai yang kotor sehingga dapat menyebabkan lantai berlumut, sampah

yang berserakan.

Dapat memungkinkan sebagai tempat bersarang/berkembang

biak binatang penganggu lain, seperti serangga dan pada lingkungannya

tidak dapat mencegah masuk dan berkembang biak serangga, contoh

serangga yang dapat masuk yaitu seperti lalat, lebah ataupun tawon

karena di sekitar kolam renang terdapat bunga dan kolam renang bersifat

outdoor, serta kurang bersihnya lingkungan kolam rennag karena

sampah berserakan dapat menimbulkan lalat di lokasi kolam renang dan

binatang peganggu seperti tikus karena daerah sekitar kolam renang

terkenal dengan banyaknya tikus.

Pada lingkungan kolam renang sudah ada pagar kuat yang

membatasi lingkungan kolam renang dengan lingkungan sekitarnya.

Sedangkan menurut Permenkes Republik Indonesia Nomor

061/Menkes/Per/I/1991 lingkungan kolam renang harus bersih, tidak

memungkinkan sebagai tempat bersarang/berkembang biak binatang

penganggu dan dapat mencegah masuk dan berkembang biak serangga.


Untuk itu seharusnya secara rutin untuk membersihkan

lingkungan tersebut, seperti 2 kali membersihkan lingkungan kolam

renang, serta memberikan tong sampah yang tertutup, serta penataan alat

yang harus disesuaikan tempatnya agar terlihat rapi, dan untuk pengelola

harus siap selalu untuk membersihkan sampah ketika ada sampah

berserakan.

2. Kondisi bangunan

Dari hasil pengamatan kondisi bangunan baik secara umum maupun

khusus pada Kolam Renang Banzai di Kota Painan tidak memenuhi syarat

dengan skore 105 (65 %).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nola

Mareta mengenai Gambaran Sanitasi Dasar Pemandian Alami di Desa Aia

Angek Kenagarian Sinuruik Kecamatan Talamu Kabupaten Pasaman Barat

Tahun 2015, menunjukkan bahwa kondisi bangunan Pemandian Alami tidak

memenuhi syarat dengan nilai 44,16 %.17

a. Bangunan (Umum)

1) Bangunan

Bangunan pada Kolam Renang Banzai di Kota Painan terlihat

kokoh atau kuat namun masih memungkinkan sebagai tempat

berkembang biaknya serangga dan memudahkan binatang pengganggu

masuk ke bangunan karenadaerah sekitar kolam renang terdapat

banyak tikus.contoh serangga yang dapat masuk yaitu seperti lalat,

lebah ataupun tawon karena di sekitar kolam renang terdapat bunga

dan kolam renang bersifat outdoor, serta kurang bersihnya lingkungan


kolam renang karena sampah berserakandapat menimbulkan lalat di

lokasi kolam renang.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.061/MENKES/PER/I/1991 seharusnya bangunan tidak mungkin

sebagai tempat berkembang biaknya serangga. Sebaiknya di sediakan

tempat sampah yang mencukupi dan tertutup agar lalat tidak

berkembang biak di tempat sampah, untuk binatang pengganggu

sebaiknya disediakan perangkap. Penggunaan Ruang yang Disesuaikan

dengan Fungsinya.

2) Konstruksi Kolam

Pada Kolam Renang Banzai di Kota Painan lantai dan dinding

kolam kuat, kedap air, untuk permukaan salah satu kolam renang tidak

rata dan lantai berwarna biru. Pada sudut-sudut dinding dan dasar

kolam tidak melengkung (conus). Pada lubang pengurasan tidak

dilengkapi dengan jeruji besi tetapi di lengkapi dengan jaring pada pipa

pembuangan. Tidak terdapat Tangga dan pegangan kolam renang. Serta

tidak ada tanda-tanda jelas tentang ke dalaman kolam renang.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.061/MENKES/PER/I/1991 pada konstruksi kolam permukaan

kolam renang sebaiknya rata agar tidak menimbulkan terjadinya

kecelakaan pada perenang. sudut-sudut dinding dan dasar kolam harus

melengkung (conus) agar tidak terjadinya pengumpulan kotoran yang

membuat kuman bersarang disana, dan memudahkan membersihkan

kolam renang tersebut. Untuk lubang pengurasan sebaiknya dilengkapi


dengan jeruji besi yang tidak membahayakan perenang. Tangga atau

pegangan kolam sebaiknya di pasang untuk kolam renang yang paling

dalam untuk memudahkan perenang untuk naik. Serta harus adanya

tanda-tanda yang jelas untuk menunjukkan kedalaman kolam renang

atau dengan menambahkan tanda pemisah untuk orang yang bisa

bereng dan tidak bisa berenang.

3) Penggunaan Ruang

Pada penggunaan ruangan di Kolam Renang Banzai di Kota

Painan pembagian ruangan sudah disesuaikan dengan fungsinya.

Seperti ruang ganti dan toilet di pisahkan.

Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia No.061/MENKES/PR/I/1991 pembagian ruang kolam renang

disesuaikan pada fungsinya.

4) Konstruksi

a) Lantai

Lantai Kolam Renang Banzai di Kota Painan dalam keadaan

kurang bersih, bahan lantai terbuat dari bahan yang kuat yang

menggunakan keramik, kedap air, permukaan rata, lantai tidak licin,

dan pada lantai yang selalu kontak dengan air terjadinya genangan air

karena lantai tidak miring ke arah saluran pembuangan air.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.061/MENKES/PR/I/1991 konstruksi lantai harus bersih dan yang

selalu kontak dengan air tidak memungkinkan terjadinya genangan

air (miring ke arah saluran pembuangannya). Untuk itu seharusnya


lantai yang terdapat genangan air sebaiknya di perbaiki dibuatkan

miring, agar tidak menyebabkan lantai menjadi licin dan selalu

memperhatikan kebersihan lantai.

b) Dinding

Dinding pada Kolam Renang Banzai di Kota Painan dalam

keadaan kurang bersih karena ada yang berlumut, permukaan yang

selalu kontak dengan air masih ada yang belum kedap air seperti

tempat bilas sehingga menimbulkan lumut pada dinding dan dinding

di kolam renang banzai berwarna terang.

Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI

No.061/MENKES/PR/I/1991 yaitu dinding harus bersih, permukaan

yang selalu kontak dengan air harus kedap air dan berwarna terang.

Untuk itu pengelola sebaiknya membersihkan dinding yang tempat

pembilasan atau perbaikan konstruksi dengan membuat dinding

kedap air agar tidak menimbulkan lumut pada dinding.

c) Atap

Atapnya tidak bocor dan memungkinkan terjadi genangan air.

Untuk saat ini kolam renang sedang melakukan pembangunan kolam

renang baru yang letaknya di atap.

Sedangkan menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia No.061/MENKES/PR/I/1991 bahwa atap tidak boleh bocor

dan tidak memungkinkan terjadi genangan air. Untuk itu sebaiknya

pengelola membuatkan saluran air pada atap agar tidak terjadi

genangan air.
d) Langit-langit

Konstruksi langit-langit memiliki tinggi lebih dari 2,5 m dari

lantai yaitu 3 m dan dalam keadaan bersih. Langit-langit pada kolam

renang Banzai sudah memenuhi syaratPeraturan Menteri Kesehatan

RI No.061/MENKES/PR/I/1991 langit-langit pada kolam renang

harus bersih. Untuk itu pengelola dapat mempertahankan serta

menjaga kebersihan langit-langit.

e) Pintu

Pada pintu utama kolam renang sudah menggunakan pintu dua

arah, dapat mencegah masuknya binatang pengganggu. Selain pintu

utama seperti pintu toilet juga berfungsi dengan baik. Pintu pada

kolam renang Banzai sudah sesuai dengan Peraturan Menteri

Kesehatan RI No.061/MENKES/PR/I/1991 konstruksi pintu pada

setiap kolam renang dapat dibuka, ditutup/dikunci dengan baik dan

dapat mencegah masuknya binatang penganggu.

b. Bangunan (khusus)

1) Ruang Istirahat karyawan

Ruang istirahat karyawan bersih dan di bedakan untuk cowok

dan ceweknya. Sedangkan kamar mandi untuk karyawan tidak terpisah

dan di sediakan lemari.

Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia No.061/MENKES/PR/I/1991 kamar mandi karywan laki-laki

dan perempuan harus di pisah.


2) Kamar mandi, jamban dan peturasan

Kamar mandi karyawan bersih tetapi bau. Aliran limbah

mengalir dengan lancar dan sarana pembuangan air limbah kedap air

dan tertutup karena menggunakan sistem perpipaan. Untuk

perbandingan jumlah karyawan dengan toilet tidak sesuai dengan

persyaratan karena toilet wanita dan pria tidak di pisahkan.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.061/MENKES/PR/I/1991 Kamar mandi karyawan bersih. Aliran

limbah mengalir dengan lancar dan sarana pembuangan air limbah

kedap air dan tertutup karena menggunakan sistem perpipaan.

Sebaiknya kamar mandi untuk karyawan di bersihkan serta

dipisahkan antara wanita dan pria.

3) Gudang

Pada kolam renang Banzai ini hanya terdapat gudang kimia

yang tidak bersih, tetapi gudang ini terpisah letaknya dengan gudang

bahan makanan, alat kantor, alat rumah tangga, dan terpisah dengan

yang lain. Barang yang di simpan di gudang tidak tertata dengan rapi,

tidak terdapat rak.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.061/MENKES/PR/I/1991 gudang kolam renang sebaiknya bersih

dan harus tertata rapi dengan menggunakan rak agar tertata rapi, tinggi

rak dari lantai minimal 20 cm.


c. Kondisi Fasilitas Sanitasi Kolam Renang Banzai di Kota Painan

Kondisi fasilitas sanitasi Kolam Renang Banzai di Kota Painan tidak

memenuhi syarat dengan nilai 125 (62 %).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cindy

Eka Syah Putri mengenai Gambaran Sanitasi Kolam Renang Ngalau Indah

Pangian Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar Tahun 2016

menunjukkan bahwa kondisi Fasilitas sanitasi kolam renang tidak

memenuhi syarat dengan nilai 65,13 %.18

1) Penyediaan Air Bersih

Penyediaan air bersih pada Kolam Renang Banzai di Kota

Painan memenuhi syarat kualitas air bersih, air untuk bilas dan toilet di

gunakan sumber air sumur gali, air tersedia dengan jumlah yang cukup,

air tersedia pada setiap tempat kegiatan secara berkesinambungan,

distribusi air menggunakan sistem perpipaan dan terhindar dari

pencemaran silang. Air untuk kolam renang menggunakan air campuran

dari sumber air PDAM dan sumur gali.

Untuk penyediaan air bersih sudah memenuhi syarat dengan

Peraturan Menteri Kesehatan RI No.061/MENKES/PR/I/1991 penyediaan

air harus memenuhi syarat kualitas fisik air bersih, tersedia dengan jumlah

yang cukup, air tersedia pada setiap tempat kegiatan secara

berkesinambungan, distribusi air menggunakan sistem perpipaan dan

terhindar dari cemaran silang.


2) Pembuangan Air Limbah

Pembuangan air limbah pada Kolam Renang Banzai di Kota

Painan tidak memiliki sarana pembuangan air limbah, air limbah di buang

langsung ke selokan menggunakan pipa dan air limbah mengalir dengan

lancar.

Untuk air limbah yang di hasilkan dari toilet/wc dialirkan

langsung ke bak septik tank, sedangakan air dari tempat bilas langsung ke

selokan.

Sedangkan Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia No.061/MENKES/PR/I/1991 kolam renang harus memiliki

pembuangan air limbah seperti dibuatkan dibuatkan sarana pengolahan air

limbah dan saluran tertutup, agar pembuangan air limbah tidak langsung

di buang ke selokan dan air limbah tidak mencemari lingkungan karena

air limbah mengandung zat-zat yang terkandung pada bekas air mandi.

3) Pancuran Bilas

Kolam Renang Banzai di Kota Painan memiliki 2 pancuran

bilas, pancuran bilas kurang bersih, terdapat di luar ruang. Air mengalir

terus, lantai kedap air tetapi licin, karena di tumbuhi lumut. Perbandingan

pancuran bilas dengan pengunjung sudah tersedia yaitu 2 pancuran bilas

dengan rat-rata kunjungan sehari 20 orang.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 061/Menkes/Per/I/1991 persyaratan untuk pancuran bilas adalah

bersih.
untuk itu pekerja di kolam renang sebaiknya sering

membersihkan tempat bilas agar lantai tidak licin.

Untuk dinding sebaiknya di tambahkan keramik agar tidak

berlumut. Agar pengunjung nyaman maka perlu di buatkan tempat bilas

yang tertutup atau dalam ruangan.

4) Toilet Untuk Umum

Toilet Kolam Renang Banzai di Kota Painan terdapat 2 untuk

perempuan dan 2 untuk laki-laki. Toilet kolam renang banzai kurang

bersih karena masih ada sampah seperti bungkus sampo karena tidak di

sediakan tempat sampah, toilet juga berbau yang bisa dirasakan lewat

indra penciuman, letaknya juga tidak berhubungan langsung dengan

dapur, kamar tidur, ruang tamu. Lantai toilet kedap air karena terbuat dari

keramik, tidak licin dan miring ke arah saluran pembuangan. Pada toilet

ada pemisah antara toilet pria dengan wanita.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 061/MENKES/PR/I/1991 toilet untuk umum pada kolam renang

harus besih dan tidak berbau, air letaknya tidak berhubungan langsung

dengan dapur, kamar tidur, ruang tamu, lantai kedap air, tidak licin, lantai

miring ke arah saluran pembuangan, dan toilet untuk pria terpisah dengan

tolet untuk wanita.

Kurangnya pengawasan pengelola kolam renang tentang

kebersihan toilet sehingga toilet tidak bersih dan berbau. Ini membuat

pengunjung merasa tidak nyaman, selain itu dapat menyebabkan


timbulnya penyakit karena toilet tidak bersih terdapat banyak kuman yang

menyebabkan penyakit.

Seharusya pengelola kolam renang memperhatikan kebersihan

toilet agar tidak menimbulkan sumber penyakit, pengunjung menjadi

nyaman saat menggunakan toilet, serta dapat di tambahkan tong sampah

di toilet agar tidak menimbulkan sampah berserakan di toilet.

5) Pengelolaan Sampah

a) Tempat Sampah

Tempat sampah Kolam Renang Banzai di Kota Painan

berjumlah 3 buah terbuat dari bahan yang kuat, ringan, tahan karat,

kedap air, permukaan bagian dalam halus dan rata lebih tepatnya

menggunakan kaleng cat bekas. Tempat sampah di kolam renang

banzai tidak memiliki tutup, mudah diisi dan di kosongkan serta

sampah tiap hari di angkut. Karena di setiap ruangan tidak memiliki

tong sampah jadi sampah yang di angkut setiap hari hanya dari tempat

sampah.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 061/MENKES/PER/I/1991 tempat sampah pada kolam renang

terbuat dari bahan yang kuat, ringan, tahan karat, kedap air, permukaan

bagian dalam halus dan rata, mempunyai tutup yang mudah

dibuka/ditutup tanpa mengotori tangan, jumlah dan volume tempat

sampah sesuai dengan produk sampah per-hari, mudah diisi dan

dikosongan, sampah dari tiap ruang diangkut/dikosongkan setiap hari.


Seharusnya tempat sampah yang tidak memiliki tutup diberi

tutup agar sampah tidak berserakan saat tempat sampah jatuh ke lantai

akibat pengunjung. Sebaiknya tempat sampah menggunakan pembuka

dengan kaki sehingga tangan tidak kotor. Tempat sampah seharusnya

ditambah karena tidak sesuai dengan volume sampah yang dihasilkan

per-hari, karena tempat sampah saat ini hanya 3 padahal yang

dibutuhkan 7 karena harus tersedia tempat sampah dengan jumlah yang

cukup (1 buah dalam radius 20 m). 5 tong sampah untuk di luar toilet

dan 2 tong sampah untuk toilet.

b) Tempat Penampungan Sampah Sementara

Pada Kolam Renang Banzai di Kota Painan tidak ada tempat

penampungan sampah sementara. Menurut Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia No.061/MENKES/PER/I/1991 kolam

renang harus memilki tempat penampungan sampah sementara dengan

persyaratan tidak permanen, tidak menjadi tempat perindukan serangga

dan binatang, mudah dijangkau oleh kendaraan mengangkut sampah,

frekuensi pengosongan/pengangkutan sampah minimal 3 x 24 jam.

Untuk itu seharusnya pengelola kolam renang membuat tempat

penampungan sementara (TPS) agar tidak terjadi penumpukan sampah

yang dapat menganggu estetika pada lingkungan serta tidak terjadinya

perkembang biakan lalat.

c) Peralatan Pencegahan Masuknya Serangga

Pada Kolam Renang Banzai di Kota Painan tidak dilengkapi

alat yang dapat mencegah dan masuknya serangga dan tikus, seperti
disediakan perangkap tikus ataupun membuat kawat kasa untuk

mencegah dan masuknya serangga dan tikus, tetapi di kolam renang

banzai tidak terdapat tanda-tanda keberadaan tikus. Sarana

penyimpanan air tertutup dan bebas dari jentik nyamuk.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.061/MENKES/PER/I/1991 kolam renang harus memiliki peralatan

pencegahan masuknya serangga dengan persyaratan dilengkapi dengan

alat yang dapat mencegah masuknya serangga dan tikus, sarana

penyimpanan air harus tertutup dan terbebas dari jentik nyamuk.

Maka pengelola kolam renang harus menyediakan peralatan

pencegah masuk seranggadan binatang pengganggu untuk berjaga-

jaga.

d) Area Kolam Renang

Pada Kolam Renang Banzai diKota Painan adanya pemisahan

yang jelas antara area kolam renang dengan area lainnya,yaitu dibatasi

dengan pagar tinggi dan kuat, tetapi orang yang tidak berkepentingan

masih dapat masuk melalui garase yang langsung berhubungan dengan

kolam renang.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.061/MENKES/PER/I/1991 pada area kolam renang ada pemisah

yang jelas antara area kolam renang dengan area lain sehingga orang

yang tidak berkepentingan tidak boleh masuk. Untuk itu seharusnya

pengelola hanya menyediakan 1 pintu utama agar orang yang tidak


berkepentingan tidak bisa masuk ke dalam area kolam renang, agar

pengunjung kolam renang tidak terganggu.

e) Volume Air Kolam

Air Kolam Renang Banzai di Kota Painan selalu terisi penuh

sesuai ukuran kolam. MenurutPeraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 061/MENKES/PER/I/1991 air kolam renang selalu

terisi penuh, pergantiaan air di kolam renang jika pengunjung ramai

maka setiap hari di ganti, jika tidak di ganti sekali 2 hari.

f) Bak cuci kaki

Kolam renang Banzai di Kota Painaini tidak memiliki bak cuci

kaki, bak cuci kaki ini berfungsi untuk membersihkan kaki jika kaki

kotor sebelum berenang. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia No.061/MENKES/PER/I/1991 bak cuci kaki

harus ada yang berukuran minimal panjang 1,5 meter, lebar 1,5 meter

dan dalam 20 cm serta harus terisi penuh dengan air, sisa chlor 2

ppm. Untuk itu sebaiknya pengelola menyediakan 1 bak cuci kaki

untuk pengunjung agar pengunjung dapat mencuci kaki sebelum

berenang.

d. Kualitas Air Pada Kolam Renang

Kualitas air pada kolam renang Banzai di Kota Painantidak

memenuhi syarat dengan nilai 210 (44 %).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nola

Mareta mengenai Gambaran Sanitasi Dasar Pemandian Alami di Desa Aia

Angek Kenagarian Sinuruik Kecamatan Talamu Kabupaten Pasaman Barat


Tahun 2015, menunjukkan bahwa Kualitas air kolam Pemandian Alami

tidak memenuhi syarat dengan nilai 55,55 %.17

1. Fisik

Pada kualitas fisik air Kolam Renang Banzai di Kota Painan,

setelah dilakukan pemeriksaan langsung didapatkan hasil bahwa tidak

berbau, pemeriksaan ini dibantu dengan indera penciuman, pada kolam

renang terdapat benda terapung seperti rambut, pemeriksaan ini dibantu

dengan indera penglihatan, dan pada kolam renang airnya jernih,

kejernihan air dilakukan pemeriksaan di labor. Jadi kualitas fisik pada

Kolam Renang Banzai tidak memenuhi syarat memenuhi syarat menurut

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

416/Menkes/Per/IX/1990 Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan

Kualitas Air. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 Tentang Syarat-Syarat dan

Pengawasan Kualitas Air kualitas fisik air seharusnya tidak berbau,

bebas dari benda terapung dan jernih. Karena secara kualitas fisik air

kolam renang masih terdapat benda terapung Untuk itu seharusnya

pengelola memperhatikan kebersihan air secara berkala.

2. Kimia

Pada kualitas kimia pada air Kolam Renang Banzai di Kota

Painan di lakukan uji laboratorium di UPTD Balai Laboratorium

Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. Sampel diambil dengan jerigen 1 L

pada tanggal 23 Mei 2017 dan hasilnya keluar pada tanggal 06 Juni

2017. Setelah dilakukan uji kualitas air kolam renang didapatkan pH


(derajat keasaman) sampel adalah 6,84 sedangkan baku mutunya 6,5 -

8,5. Sisa chlor didapatkan 0,35 sedangkan baku mutunya 0,2 – 0,5.

Aluminium didapatkan 0,1 mg/L sedangkan baku mutu 0,2 mg/L. Dan

Kebasaan (CaCO3) 87, 4 mg/L sedangkan baku mutu 50-500 mg/L. Jadi

kualitas kimia pada Kolam Renang Banzai memenuhi syarat menurut

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

416/Menkes/Per/IX/1990 Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan

Kualitas Air.

Salah satu faktor pendukung air kolam renang memenuhi syarat

kimia adalah karena Kolam Renang Banzai di Kota Painan setiap

pengunjung ramai maka setiap hari air kolam renang akan di ganti dan

pemberian khlorin di lakukan dengan pengecekan PH.

Dengan hasil didapatkan, pengelola kolam renang harus tetap

memperhatikan pemberian kaporit dan kualitas air agar tidak melewati

batas persyaratan yang telah ditentukan, karena jika pH terlalu asam

atau basa akan menyebabkan iritasi mata dan jika sisa chlor terlalu

tinggi akan menimbulkan bau tajam dan membuat kulit menjadi kering.

3. Mikrobiologi

Pada kualitas mikrobiologi pada air Kolam Renang Banzai di

Kota Painan di lakukan uji laboratorium di UPTD Balai Laboratorium

Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. Sampel diambil dengan botol

sampel yang telah di sterilkan. Setelah dilakukan uji kualitas air kolam

renang didapatkan angka coliform total 15 dengan baku mutunya adalah

nol, pada jumlah kuman didapatkan hasilnya 600 dengan batas nilai
minimal nol dan maksimal 200 koloni/ml. Jadi kesimpulannya coliform

total dan jumlah kumannya tidak memenuhi syarat menurut Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990

Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air.

Dari hasil pengukuran pH dan sisa chlor pada air kolam renang

telah memenuhi syarat, karena fungsi pH adalah sebagai kontrol dari

klorinasi untuk membunuh kuman serta sisa chlor yang dapat

membunuh patogen. Tetapi berdasarkan hasil mikrobiologi tidak

memenuhi syarat kemungkinan besar ini terjadi karena sumber air kolam

renang yang di gunakan yaitu air sumur gali, karena lokasi kolam renang

berada di sekitar perumahan warga serta terdapatnya pengunjung buang

air kecil di dalam air kolam renang.

Bagi pengelola kolam renang sebaiknya membuat larangan bagi

pengunjung untuk tidak buang air kecil di kolam renang. Serta

menambah desinfektannya.

e. Kondisi Sanitasi Kolam Renang Banzai Kota Painan

Pada Kolam Renang BanzaiKota Painan yang dilihat dari kondisi

lingkungan dan bangunan, kondisi fasilitas sanitasi, pengelolaan sampah,

kondisi kualitas air kolam renang fisik, kimia dan mikrobiologi. Maka

diperoleh nilai sebesar 465 (52 %).Sedangkan nilai minimal untuk Kondisi

sanitasi kolam renang yang memenuhi syarat adalah 75%. Dapat

disimpulkan kolam renang ini belum memenuhi syarat.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nola

Mareta mengenai Gambaran Sanitasi Dasar Pemandian Alami di Desa Aia


Angek Kenagarian Sinuruik Kecamatan Talamu Kabupaten Pasaman Barat

Tahun 2015, menunjukkan bahwa kondisi sanitasi Pemandian Alami di Desa

Aia Angek tidak memenuhi syarat dengan nilai 54,68 %.17

Untuk meningkatkan sanitasi kolam renang ini perlu adanya

perubahan – perubahan sanitasi yang sesuai dengan standar kesehatan tempat

kolam renang. Misalnya adanya pengelola lingkungan agar tidak terjadi

pencemaran fisik ketika pembangunan memperhatikan kebersihan

lingkungan agar pengunjung menjadi nyaman, memperhatikan konstruksi

kolam renang , kemudian tempat sampah yang memenuhi syarat, adanya

tempat penampungan sementara (TPS) dan lakukan pengecekan air kolam

renang minimal 2 kali dalam setahun.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tentang Sanitasi Kolam Renang Banzai di Kota

Painan Tahun 2017 dapat diambil kesimpulan :

1. Kondisi lokasi dan lingkungan secara umum pada Kolam Renang Banzai

di Kota Painan Tahun 2017 tidak memenuhi syarat.

2. Kondisi bangunan pada Kolam Renang Banzai di Kota Painan Tahun 2017

tidak memenuhi syarat.

3. Kondisi fasilitas sanitasi pada Kolam Renang Banzai di Kota Painan

Tahun 2017 tidak memenuhi syarat.

4. Kondisi kualitas air pada Kolam Renang Banzai di Kota Painan Tahun

2017 tidak memenuhi syarat.

5. Kondisi Sanitasi Kolam Renang Banzaidi Kota Painan Tahun 2016 tidak

memenuhi syarat.

B. Saran

Diharapkan kepada pengelola Kolam Renang Banzai di Kota Painan agar:

1. Pada kondisi lokasi dan lingkungan kolam renang Banzai kota Painan

Sebaiknya membuat pembatas antara pembuatan kolam renang baru

dengan kolam renang yang ada agar tidak menimbulkan pencemaran fisik.

2. Pada kodisi bangunan kolam renang Banzai kota Painan sebaiknya

Memperbaiki konstruksi kolam renang yang masih belum memenuhi

persyaratan dan menambahkan tangga kolam renang serta tanda untuk

kedalaman kolam renang. Untuk toilet karyawan sebaiknya sering di

57
58

bersihkan dan di tambahkan pewangi serta sebaiknya membuat toilet

terpisah antara wanita dan pria.

3. Pada kondisi fasilitas sanitasi kolam Renang Banzai kota Painan sebaiknya

Memfasilitasi tempat pancuran bilas yang bersih seperti di buatkan di

dalam ruangan. Menyediakan tempat sampah sesuai dengan syarat. Serta

Menyediakan peralatan pencegahan masuknya serangga dan tikus.

4. Pada kualitas air kolam renang banzai kota Painan sebaiknya melakukan

pemeriksaan air kolam renang minimal 1 kali dalam setahun. Serta lebih

memperhatikan pemberian desinfektan agar air kolam renang tidak mudah

tercemar.
DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.


2. Sumantri, Arif. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group;2015
3. Fakultas Kedokteran. Pengantar kesehatan lingkungan. Jakarta: Mutiara
Sumber Widya; 1979
4. Notoadmodjo, Soekidjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT Rineka
Cipta; 2003
5. Peraturan Menteri kesehatan Nomor: 416/MEN.KES/PER/IX/1990 tentang
Syarat-Syarat Dan Pengawasan Kualitas Air.
6. Mundiatun, Daryanto. Pengelolaan Kesehatan Lingkungan.
Yogyakarta: Gava Media;2015
7. Chandra, Budiman. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC; 2012
8. Peraturan Menteri Kesehata RI No.061/MENKES/PER/I/1991 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan kolam Renang dan Tempat
Pemandian Umum
9. Mukono. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya: Airlangga
University Press; 2000
10. Lusia Kus Anna. Hati-Hati, Kolam Renang Bisa Menjadi Sumber Penularan
Penyakit. National Geographic Indonesia [Sumber Online] 2016/Mei/24
[diakses 23 November 2016 pukul 20.00 WIB].
Tersedia dari: URL: http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/05/hati-hati-
kolam-renang-bisa-menjadi-sumber-penularan-penyakit. Diakses pada
tanggal 23 November.
11. Setiowati, Riska. Gambaran Sanitasi kolam Renang dan Pemandian Umum
Di Kabupaten Jember. Fakultas Kesehatan masyarakat:Universias Jember;
2011
12. Mukono. Higiene Sanitasi Hotel Dan Restoran. Surabaya: Airlangga
University Press; 2004
13. Soemirat Slamet, Juli. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press; 2009
14. Ramali, Ahmad. Kamus Kedokteran. Jakarta: Djambatan; 2000
15. WHO (World Health Organization). Penyakit Bawaan Makanan.
Jakarta: EGC; 2005
16. Triwibowo, Cecep and Pusphandani, Mitha Erlisya. Pengantar Dasar
Ilmu kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Nuha Medika; 2015
17. Mareta, Nola. Gambaran Sanitasi Dasar Pemandian Alami di Desa Aia
Angek Kenagarian Sinuruik Kecamatan Talamu Kabupaten Pasaman Barat.
D3 Kesehatan Lingkungan: Politeknik Kesehatan Kemenkes RI
Lampiran A:

Padang;2015
18. Eka Syah Putri, Cindy. Gambaran Sanitasi Kolam Renang Ngalau Indah
Pangian Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar. D3 Kesehatan
Lingkungan: Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Padang;2016
Lampiran A: SIT

PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN KOLAM RENANG


ATAU PEMANDIAN UMUM

1. Nama Kolam Renang : Kolam Renang Banzai


2. Alamat / No. Telp : Jl. Prof. DR. Hamka, Painan/ 081276629321
3. Nama Pengelola
Kolam Renang : Supriandoni
4. Jumlah Karyawan : 5 orang
5. a. Beri tanda V pada [ ] (kolom 4, dan lingkari nilai (kolom 5) untuk
komponen penilaian yang sesuai.
b. skor (kolom 6) adalah bobot (kolom 3) dikalikan dengan nilai (kolom 5)
pada komponen penilaian yan sesuai (kolom 4).
c. Setiap variabel memiliki nilai maksimum 10 dan nilai minimum 0.

VARIABEL BOB KOMPONEN YANG Nilai yang SKO


NO. NILAI
UPAYA OT DINILAI di dapat R

1. 2 3 4 5
I PERSYARATAN LOKASI DAN LINGKUNGAN (UMUM)
1 Lokasi 3 [ ] Terhindar dari 4 4 12
pencemaran kimia
[ ] Terhindar dari 3 0 0
pencemaran fisika
[ ] Tidak terletak di 1 1 3
daerah banjir.
2 Lingkungan 2 [ ] Bersih 4 2 4
[ ] Tidak memungkinkan 3 0 0
sebagai tempat
bersarang/berkembang
biak binatang
pengganggu lain.
[ ] Dapat mencegah 2 0 0
Lampiran A: (SIT lanjutan 1)

masuk dan
berkembang biak
serangga dan tikus
[ ] Berpagar kuat 1 1 2
TOTAL 44 21
II PERSYARATAN KONDISI BANGUNAN
A. UMUM
3 Bangunan 1 [ ] Kokoh / kuat 5 5 5
[ ] Tidak memungkinkan 5 3 3
sebagai tempat
berkembang biaknya
serangga dan tikus.
4 Konstruksi kolam 3 [ ] Lantai dan dinding 1 0,5 1,5
kolam kuat, kedap air,
permukaan rata.
[ ] Lantai berwarna putih 1 1 3
atau terang
[ ] Sudut-sudut dinding 1 0 0
dan dasar kolam
melengkung (konus)
[ ] Lubang pengurasan 1 0 0
dilengkapi dengan
jeruji besi.
[ ] Tangga dan pegangan 1 0 0
kolam berbentuk bulat,
tahan karat, dan tidak
menonjol.
[ ] Lantai ditepi kolam 1 1 3
renang kedap air, lebar
minimal 1 m dan tidak
licin
[ ] Ada tanda-tanda yang 1 0 0
jelas tentang
kedalaman kolam.
PENGGUNAAN RUANG
5 Pembagian Ruang 1 [ ] Disesuaikan sesuai 10 5 5
fungsinya
6 Konstruksi 2 [ ] Bersih 4 2 4
f. Lantai [ ] Bahan kuat, kedap air, 3 3 6
permukaan rata.
[ ] Tidak licin 2 1 2
[ ] Yang selalu kontak 1 0 0
dengan air tidak
memungkinkan
terjadinya genangan
air (miring kearah
saluran
pembuangannya)
g. Dinding 1 [ ] Bersih 4 2 2
[ ] Permukaan yang selalu 3 0 0
kontak dengan air
kedap air.
[ ] Berwarna terang 3 3 3
h. Atap 1 [ ] Tidak bocor / kuat 5 5 5
[ ] Tidak memungkinkan 5 0 0
terjadi genangan air.
i. Langit-langit 1 [ ] Tinggi lantai minimal 6 6 6
2,5 m
[ ] Bersih 4 4 4
j. Pintu 1 [ ] Dapat dibuka, ditutup / 5 5 5
dikunci dengan baik
[ ] Dapat mencegah 5 5 5
masuknya binatang
pengganggu
B KHUSUS
7 Ruang istirahat 1 [ ] Bersih 4 4 4
karyawan [ ] Tersedia jamban, 3 0 0
peturasan yang
terpisah untuk
karyawan pria dan
karyawan wanita
[ ] Ruang istirahat 2 2 2
karyawan pria terpisah
dengan ruang
karyawan wanita
[ ] Tersedia lemari/locker 1 1 1
8 Kamar mandi, 4 [ ] Bersih 4 2 8
jamban dan [ ] Aliran air limbah 3 3 12
peturasan lancar
[ ] Sarana pembuangan 2 2 8
air limbah kedap air
dan tertutup
[ ] Perbandingan jumlah 1 0 0
karyawan dengan
minimum kamar
mandi, jamban dan
peturasan
Untuk karyawan pria :
- 1 s/d 25 karyawan tersedia
2 kamar mandi 1 jamban,
1 peturasan.
- 26 s/d 50 karyawan
tersedia 2 kamar mandi, 1
jamban dan 3 peturasan.
- 51 s/d 100 karyawan
tersedia 5 kamar mandi, 3
jamban dan 5 peturasan.
Untuk karyawan wanita :
- 1 s/d 20 karyawan tersedia
1 kamar mandi dan 1
jamban.
- 21 s/d 40 karyawan
tersedia 2 kamar mandi.
- 41 s/d 70 karyawan
tersedia 3 kamar mandi
dan 3 jamban.
9 Gudang 1 [ ] Bersih 3 0 0
[ ] Gudang bahan 3 3 3
makanan, bahan
berbahaya, alat kantor,
alat rumah tangga, dan
lain-lain, terpisah satu
sama lain.
[ ] Barang yang disimpan 2 0 0
ditata rapi
[ ] Dilengkapi dengan 1 0 0
rak.
[ ] Dilengkapi rak dan 1 0 0
lantai minimal 20 cm.
TOTAL 161 100,5
III PERSYARATAN KESEHATAN FASILITAS SANITASI
10 Peyediaan air 5 [ ] Memenuhi syarat 4 4 20
kualitas air bersih
[ ] Tersedia dengan 3 3 15
jumlah yang cukup
[ ] Air tersedia pada 1 1 5
setiap tempat kegiatan
secara
berkesinambungan.
[ ] Distribusi air 1 1 5
menggunakan sistim
perpipaan
[ ] Terhindar dari 1 1 5
cemaran silang.
11 Pembuangan air 2 [ ] Memiliki sarana 1 0 0
limbah pengolahan air limbah
[ ] Air limbah mengalir 1 1 2
dengan lancar
12 Pancuran bilas 2 [ ] Bersih dan tidak bau 4 2 4
[ ] Air mengalir dengan 2 2 4
lancar dan kontiniu
[ ] Lantai kedap air dan 2 1 2
tidak licin
[ ] Untuk setiap 40 orang, 2 2 4
minimal tersedia
1
pancuran bilas
13 Toilet untuk umum 3 [ ] Bersih dan tidak 4 2 6
berbau
[ ] Letaknya tidak 2 2 6
berhubungan langsung
dengan dapur. Kamar
Tidur, ruang tamu
[ ] Lantai kedap air, tidak 1 1 3
licin, lantai miring
kearah saluran
pembuangan
[ ] Toilet untuk pria 1 1 3
terpisah dengan toilet
untuk wanita
PENGELOLAAN SAMPAH
14 Tempat sampah 2 [ ] Terbuat dari bahan 2 2 4
yang kuat, ringan,
tahan karat, kedap air.
[ ] Permukaan bagian 2 2 4
dalam halus dan rata.
[ ] Mempunyai tutup 1 0 0
yang mudah dibuka
/ditutup tanpa
mengotori
tangan
[ ] Mudah diisi dan 2 2 4
dikosongkan
[ ] Sampah dari tiap 2 0 0
ruang diangkut

/
dikosongkan tiap hari
15 Tempat 2 [ ] Tidak permanen 3 0 0
penampungan [ ] Tidak menjadi tempat 2 0 0
sampah sementara perindukan serangga
dan binatang
[ ] Mudah dijangkau oleh 2 0 0
kendaraan mengangkut
sampah
[ ] Frekuensi 3 0 0
pengosongan
/ pengangkutan
sampah
minimal 3 x 24 jam
16 Peralatan 1 [ ] Dilengkapi dengan alat 5 0 0
pencegahan yang dapat mencegah
masuknya serangga masuknya serangga
dan tikus.
[ ] Sarana penyimpanan 5 5 5
air harus tertutup dan
terbebas dari jentik
nyamuk
17 Area kolam renang 3 [ ] Ada pemisah yang 7 - -
jelas antara area kolam
renang dengan area
lain sehingga orang
yang tidak
berkepentingan tidak
boleh masuk
[ ] Ada pemisah yang 3 3 9
jelas antara kolam
renang area lain tetapi
orang yang tidak
berkepentingan masih
dapat masuk
[ ] Tidak ada pemisah 0 - -
antara area kolam
renang dengan area
lainnya.
18 Volume air kolam 3 [ ] Kolam renang selalu 5 5 15
terisi penuh dengan air
19 Bak cuci kaki 2 [ ] tersedia bak cuci kaki 4 0 0
dengan ukuran : 1,5 m
x 20 m
[ ] bak terisi penuh 3 0 0
dengan air
[ ] kadar sisa chlor 2 ppm 3 0 0

TOTAL 202 125

IV KUALITAS KOLAM RENANG


A. AIR KOLAM RENANG
1. FISIKA
20 Bau 4 [ ] Tidak berbau 10 10 40
[ ] Berbau 0
21 Benda terapung 2 [ ] Bebas dari benda 10 0 0
terapung
[ ] Tidak bebas dari benda 0
terapung
22 Kejernihan 4 [ ] Jernih (diukur dengan 10 10 40
piringan seci)
[ ] Tidak jernih 0
2. KIMIAWI

23 Alumunium 1 [ ] Lebih kecil/sama 10 10 10


dengan 0,2 mg/l
[ ] lebih besar dari 0,2 0
mg/l
24 Kesadahan 1 [ ] 50 – 500 mg/l 10 10 10
(CaCO3) [ ] Lebih kecil dari 50 0
mg/l atau lebih besar
dari 500 mg/l
25 pH (Derajat 1 [ ] 6,8 – 8,5 10 10 10
Keasaman) [ ] Lebih kecil dari 6,8 0
atau > 8,5
26 Sisa Chloor 10 [ ] 0,2 – 0,5 mg/l 10 10 100
[ ] Lebih kecil 0,2 mg/l 0
3. MIKROBIOLOGI
27 Coliform Total 15 [ ] Nol dalam 100 ml air 10 0 0
[ ] Lebih dari nol dalam 0
100 ml air
28 Jumlah kuman 10 [ ] Lebih kecil atau sama 10 0 0
dengan 200 koloni/ml
air
[ ] Lebih besar dari 200 0
koloni /ml air
TOTAL 480 210
TOTAL BOBOT 96 TOTAL SKOR 887 456,5

Ketentuan:
1. Hasil penilaian pemeriksaan sanitasi kolam renang dinyatakan memenuhi

syarat apabila memperoleh nilai ≥ 75 %.

2. Hasil penilaian pemeriksaan sanitasi kolam renang dinyatakan tidak

memenuhi syarat apabila memperoleh nilai ≥ 75 %.

Total skore maksimum untuk penyehatan kolam renang = 887

Total skore yang diperoleh = 456,5

Persentase perolehan skore pemeriksaan sanitasi kolam renang adalah 75 % dari

skore maksimum
=

= 665,3
Jadi skore yang harus dicapai apabila memenuhi syarat adalah ≥ 665,3

Penilaian yang di peroleh = jumlah skore hasil x 100

jumlah skore maksimal

= 465 x 100

887

=52 %
Lampiran B

Perhitungan Hasil Pemeriksaan Kolam Renang Banzai di Kota Painan

dengan variabel kondisi Lokasi dan lingkungan, Kondisi bangunan,

kondisi fasilitas sanitasi, dan kondisi kualitas air kolam renang

1. Kondisi lokasi dan lingkungan = Jumlah skore hasil x 100

Jumlah skore maksimum

=25 x 100 %
44

= 57 %

2. Kondisi bangunan = Jumlah skore hasil x 100

Jumlah skore maksimum

= 105 x 100 %

161

= 65 %

3. Kondisi fasilitas Sanitasi = Jumlah skore hasil x 100

Jumlah skore maksimum

= 125 x 100 %

202

= 62 %

4. Kondisi Kualitas air kolam = Jumlah skore hasil x 100

renang Jumlah skore maksimum

= 210 x 100 %

480

= 44 %
Lampiran C: Dokumentasi

Dokumentasi Kolam RenangBanzai Kota Painan


No Gambar Keterangan
1 Wawancara dengan
pengelola kolam
renang

2 lokasi kolam
renang Banzai

3 Tempat bilas

4 Toilet dan kamar


ganti
Lampiran A: Dokumentasi Lanjutan 1

4 Toilet pengunjung

5 Sampah berserakan

6 Konstruksi lantai
yang menyebabkan
air tergenang

7 Tempat sampah
8 Gudang bahan
kimia

9 Pengambilan
sampel

10 Pengiriman sampel
Lampiran D: Prosedur

PROSEDUR PEMERIKSAAN KUALITAS AIR KOLAM RENANG


A. Pemeriksaan Sisa Chlor
1. Perlakuan pertama:
a) masukkan sampel 5 ml ke cuvet.
b) Tambahkan 2 tetes Cl2-1 (clorin bebas).
2. Perlakuan kedua:
a) Tambahkan 1 sendok takar Cl2-2 (total clorin).
b) Larutkan padatan.
3. Waktu reaksi 3 menit.
4. Lakukan pengukuran dengan spektrofotometer.
5. Catat hasil.
B. Pemeriksaan Kesadahan (CaCO3)
1. Masukkan sampel 50 ml ke dalam erlenmeyer.
2. Tambahkan 1 ml larutan buffer.
3. Tambahkan EBT (Eriochrome Black T) sepucuk sendok sehingga warna
berubah menjadi merah tua.
4. Tambahkan NaCN (Natrium Klorida) sepucuk sendok.
5. Titrasi dengan EDTA (Etilen Diamin Tetra Asetat) sampai warna biru tua.
6. Perhitungan :

Jumlah Kesadahan=

C. Pemeriksaan Aluminium (Water Test


Kit)
1. Masukkan 10 ml sampel ke dalam cuvet.
2. Tambahkan tablet aluminium no.1 hancurkan dan aduk sampai larut.
3. Tambahkan tablet alumnium no.2, aduk secara lembut.
4. Tunggu 5 menit sampai terjadi pembentukan warna.
5. Baca dengan menggunakan phot 3 menggunakan water test kit dengan cara:
a) Hidupkan alat.
b) Masukkan nilai phot sesuai dengan sampel yang akan di uji, tekan ok.
c) Maka akan muncul inser blank pada monitor, blank yaitu aquabidest
yang telah di masukkan ke cuvet 10 ml.
Lampiran : (Prosedur lanjutan 1)
A

d) Masukkan blanko ke dalam ruang deteksi,


sebelumnya bersihkan dulu dengan tissu, lalu
tekan ok.
e) Maka akan muncul insert sampel pada monitor.
f) Masukkan sampel yang akan di uji, tekan ok.
g) Catat hasil yang tertera pada monitor.
D. Pemeriksaan pH (derajat keasaman)
1. Ukur pH sampel air dengan menggunakan kertas strip
indikator pH.
2. Tunggu 1 menit hingga kertas strip iindikator pH berubah
warna.
3. Cocokkan kertas strip indikator pH dengan skala warna
yang tersedia.
4. Catat hasil pH.
E. Pemeriksaan Jumlah Kuman
1. Pembuatan Media
PCA (Plate Count Agar) dan Buffer Pepton Water (BPW
0,1 %)
2. Sterilisasi Alat dan Bahan
a. Hidupkan autoclave, buka katup penutup dan buka
penutupa autoclave.
Apabila air dalam autoclave kurang, beri tambahan
airnya
b. Semua alat yang telah dibungkus dan bahan
media dimasukkan ke dalam autoclave
kemudian tutup autoclave, dan kunci
katupnya.
c. Sterilisasi selama ±15 menit sampai suhu 1210 C atau
249,80 F
d. Setelah selesai sterilisasi buang terlebih
dahulu gas dalam Autoclave, lalu keluarkan
alat dan bahan dari autoclave.
3. Penanaman Sampel
1. sampel yang di ambil dengan cara steril di
pipet sebanyak 10 ml, pindahkan ke dalam
Erlenmeyer yang telah steril.
2. Ambil BPW 0,1 % sebanyak 90 ml dengan
gelas ukur, lalu campurkan dengan sampel
d ml BPW 0,1 %, masukkan ke dalam
a petridish, lakukan secara aseptis.
l 4. Untuk penaman sampel, pipet 3 ml, 1 ml
a pertama untuk petridish 10-1 (1), kedua 10-2
m (2) ketiga testube 10-1 homogenkan dan
flambir.
E 5. Ambil pipet 3 ml pada testube10-1 , 1 ml
r pertama untuk petridish 10-2 (1), kedua 10-2
l (2) ketiga testube 10-2 homogenkan dan
e flambir.
n
m
e
y
e
r
.
3. U
n
t
u
k

k
o
n
t
r
o
l
,

p
i
p
e
t

1
Lampiran A: (Prosedur lanjutan 2)

6. Pipet 2 ml pada testube10-2 , 1 ml pertama untuk petridish 10-3 (1),


kedua 10-3 (2) flambir.
7. Dinginkan PCA hingga suhu 45 .
8. Tuangkan PCA ke petridish dengan ketebalan 3 mm.
9. Putar searah jarum jam untuk meratakan/ menghomogenkan dan
flambir.
10. Inkubasi selama 2×24 jam dengan suhu 34 -36 .
11. Hitung koloni dengan rumus:

N=
[( ) ( )] ( )

Keterangan:
N = jumlah koloni sampel, yang dinyatakan dalam koloni per ml.
∑C = jumlah koloni pada semua cawan yang di hitung.
n1 = jumlah cawan pada pengeneran pertama yang di hitung.
n2 = jumlah cawan pada pengeneran kedua yang di hitung.
d = penenceran pertama yang di hitung.

F. Pemeriksaan Coliform Total


1. Membuat media Lactosa Broth (LB)
Pada praktikum ini media dibuat dengan 2 macam kepekatan yaitu DSL
(Double Strange Lactosa) dan SSL (Single Strange Lactosa) dengan cara:
a) Timbang LB sesuai kebutuhan testube.
b) Larutkan LB dengan aquades dan masukkan ke dalam erlenmeyer.
c) Panaskan media dengan waterbath sampai suhu 100 .
d) Untuk DSL masukkan ke 5 tabung reaksi, tiap tabung berisi 5 ml media
Lactosa Broth.
e) Kelebihan dari DSL di tambahkan dengan aquades sesuai dengan
kebutuhan media untuk SSL .
f) Panaskan lagi dengan waterbath sampai suhu 100
g) Untuk SSL masukkan media ke 10 tabung reaksi, tiap tabung berisi 10
ml media Lactosa Broth.
h) Masukkan tabung durham ke dalam semua tabung reaksi yang telah
berisi media dengan posisi terbalik. Dan bolak-balik tabung reaksi
secara perlahan agar tidak ada rongga udara pada tabung durham.
i) Tutup mulut tabung reaksi dengan kapas
j) Lakukan hal serupa pada semua tabung reaksi lainnya
2. Membuat media BGLB (Brillian green Lactosa Broth)
a) Timbang BGLB sesuai dengan kebutuhan untuk 15 testube.
b) Larutkan media dengan aquades sampai volume yang dibutuhkan.
c) Panaskan dengan waterbath sampai suhu 100
d) Masukkan media ke dalam 15 tabung testube masing-masing 10 ml.
e) Tambahkan tabung durham ke dalam tabung testube yang telah berisi
media dengan posisi terbalik.
f) Bolak-balik tabung reaksi secara perlahan agar tidak ada rongga udara
pada tabung durham
g) Tutup mulut tabung reaksi dengan kapas.
h) Lakukan hal serupa kepada tabung reaksi lainnya.
3. Membuat media Endo Agar (EA)
a) Timbang EA sesuai dengan kebutuhan untuk 15 petridish.
b) Larutkan dengan aquades sesuai dengan volume yang dibutuhkan.
c) Panaskan lagi dengan waterbath sampai suhu 100
d) Masukkan media ke dalam petridish dengan ketebalan + 3 mm atau
sampai menutupi semua permukaan petridish, putar searah jarum jam
dan biarkan smpai membeku.
e) Lakukan hal yang sama kepada petridish lainnya.
4. Sterilisasi
Semua media yang dibutuhkan dalam pemeriksaan coliform dan
peralatan yang di gunakan untuk pennaman sampel di sterilisasi dengan alat
autoklaf suhu 121
5. Penanaman sampel
a) Presumptive Test
1) Pipet sampel sebanyak 10 ml, lalu masukkan ke dalam testube DSL,
flambir mulut testube, dan tutup (demikian juga untuk 4 tabung
berikutnya).
2) Pipet sampel sebanyak 1 ml, lalu masukkan ke dalam testube SSL,
flambir mulut testube, dan tutup (demikian juga untuk 4 sampel
berikutnya).
3) Untuk memperoleh sampel 0,1 ml, pipetkan sebanyak 1 ml sampel ke
dalam larutan buffer phosfat 9 ml yang telah dibuat, lalu aduk larutan
tersebut.
4) Pipet 1 ml dari campuran sampel dengan buffer phosfat dan
masukkan ke dalam testube SSL, flambir mulut testube dan tutup
(demikian juga untuk 4 tabung berikutnya).
5) Tambahkan label tiap testube.
6) Setelah itu, inkubasi ke dalam inkubator selama 24 jam pada suhu 35
o
C.
7) Lihat hasilnya, jika ada gelembung udara berarti hasilnya positif.
b) Confirmative Test
1) Dari tabung positif presumptive test dilanjutkan dengan confirmative
test dengan media BGLB.
2) Pindahkan sampel 10 ml yang positif dengan menggunakan ose.
Flambir ose sampai pijar, dinginkan ose pada pinggir media yang
akan dipindahakan, ambil sampel dengan ose pindahkan ke media
BGLB.
3) Lakukan cara yang sama sampai 3 kali pengulangan.
4) Pada sampel 1 ml dan 0,1 ml yang positif caranya sama dengan
sampel 10 ml.
5) Inkubasi dalam inkubator selama 2 x 24 jam dengan suhu 35 0C
(untuk MPN Total coliform)
6) Lihat hasilnya, jika ada gelembung udara berarti hasilnya positif.
c) Completed test
1) Dari hasil positif comfirmative test dilanjutkan dengan completed test
dengan media Endo Agar.
2) Pindahkan sampel 10 ml yang positif dengan menggunakan ose
(setiap tabung positif dipindahkan dalam 1 buah petridish.
3) Flambir ose sampai pijar, dinginkan ose pada pinggir media yang
akan dipindahakan, ambil sampel dengan ose pindahkan ke media
EA.
4) Cara memindahkan sampel dari BGLB ke EA yaitu buka tutup
petridish sedikit, lalu di oleskan secara zig-zag.
5) Pada sampel 1 ml dan 0,1 ml sama caranya dengan yang 10 ml dan
beri label yang sesuai.
6) Inkubasi dalam inkubator satu seri selama 2 x 24 jam dengan suhu 35
o
C. Lihat hasilnya menggunakan tabel MPN.
Tabel Index MPN per 100 ml

JUMLAH TAsBUNG (+) INDEX JUMLAH TABUNG (+) INDEX


GAS MPN GAS MPN
per per
100 100
10 ml 1 ml 0,1 ml ml 10 ml 1 ml 0,1 ml ml
0 0 0 <2 4 2 1 26
0 0 1 2 4 3 0 27
0 1 0 2 4 3 1 33
0 2 0 4 4 4 0 34
1 0 0 2 5 0 0 23
1 0 1 4 5 0 1 31
1 1 0 4 5 0 2 43
1 1 1 6 5 1 0 33
1 2 0 6 5 1 1 46
2 0 0 5 5 1 2 63
2 0 1 7 5 2 0 49
2 1 0 7 5 2 1 70
2 1 1 9 5 2 2 94
2 2 0 9 5 3 0 79
2 3 0 12 5 3 1 110
3 0 0 8 5 3 2 140
3 0 1 11 5 3 3 180
3 1 0 11 5 4 0 130
3 1 1 14 5 4 1 170
3 2 0 14 5 4 2 220
3 2 1 17 5 4 3 180
3 3 0 17 5 4 4 350
4 0 0 13 5 5 0 240
4 0 1 17 5 5 1 350
4 1 0 17 5 5 2 540
4 1 1 21 5 5 3 920
4 1 2 26 5 5 4 1600
4 2 0 22 5 5 5 > 2400
Lampiran E
Lampiran F
Lampiran G

Denah Lokasi Kolam Renang Banzai di Kota painan

Keterangan:
1 = Kolam renang anak-anak
2 = Kolam renang dewasa
3 = Rumah tempat istirahat karyawan
4 = Gudang bahan kimia
5 = Gudang mesin serta barang-barang yang tidak digunakan
6 = Tempat pemesanan makanan
= 2 toilet dan 2 ruang ganti pria
= 2 toilet dan 2 ruang ganti wanita
= Ruang karaoke sebanyak 4 buah
Lampiran H
Lampiran I
Lampiran J
Lampiran K

Anda mungkin juga menyukai