Disusun oleh:
Dikdik Ajie Swargani : P 17333113407
Syara Noor Ikhsani : P 17333113410
Anggi Putri Octaviani : P 17333113412
Yunanda Rezki Shola : P 17333113414
Agisti Rosdiyanti : P 17333113415
Hilyati Fairuza : P 17333113416
LAPORAN
LAPORAN
Disusun oleh:
Dikdik Ajie Swargani : P 17333113407
Syara Noor Ikhsani : P 17333113410
Anggi Putri Octaviani : P 17333113412
Yunanda Rezki Shola : P 17333113414
Agisti Rosdiyanti : P 17333113415
Hilyati Fairuza : P 17333113416
Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa,
karena dengan karunia dan kuasa-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Kuliah
Kerja Nyata di RW 2 Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan Kabupaten
Purwakarta
Dalam melaksanakan praktik ini, kami telah banyak mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami ingin menyampaikan rasa terimakasih
kepada:
1 Bapak Dr. Ir. Osman Syarief, MKM.,Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Bandung yang telah memfasilitasi Praktek Belajar Lapangan.
2 Bapak Pujiono, SKM., M.Kes., Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.
3 Ibu Yosephina Ardiani Septiati, SKM., M.Kes, Ketua Prodi Diploma IV
Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung
4 Bapak Komarudin Syam, Kepala Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan
Kabupaten Purwakarta
5 Bapak Romli, Ketua RW 2 Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan
Kabupaten Purwakarta
6 Ibu Ai, Ibu Sopiah, Ibu Elin, dan Ibu Maesaroh, Kader aktif RW 2 Desa
Pasirangin Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta
7 Kedua orang tua kami, atas doa dan restunya yang tiada henti-hentinya
serta dorongan semangat yang telah diberikan
8 Teman-teman angkatan I Diploma IV yang senantiasa selalu memberikan
semangat.
9 Kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini
yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Sebagai seorang manusia, kami tentunya tidak luput dari kesalahan. Hal
itu juga berlaku untuk Laporan ini yang hanya merupakan karya dari beberapa
orang manusia. Oleh karena itu, kami mohon maaf kepada pembaca apabila ada
kesalahan baik dari segi penulisan, sumber, maupun isi yang sekiranya kurang
berkenan di hati para pembaca sekalian.
KATA PENGANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
DAFTAR TABEL....................................................................................................
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................
1.3 Tujuan...........................................................................................................3
1.4 Manfaat........................................................................................................4
3.3.3 Pengukuran.....................................................................................47
BAB V PENUTUP.................................................................................................
5.1 Kesimpulan................................................................................................87
5.2 Saran...........................................................................................................89
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN.....................................................................................
Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Kualitas Fisik Air Bersih RW 2 Desa Pasirangin
Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta Februari Tahun
2017.....................................................................................................
Tabel 4.11 Hasil Pengamatan Kualitas Fisik Udara Kamar Tidur RW 2 Desa
Pasirangin Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta
Februari Tahun 2017...........................................................................
Tabel 4.14 Hasil Pengamatan Kualitas Fisik Udara Ruang Tamu RW 2 Desa
Pasirangin Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta
Februari Tahun 2017...........................................................................
10 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kuliah Kerja Nyata Program Pengabdian Masyarakat merupakan salah
satu perwujudan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian
masyarakat. Kuliah kerja nyata (KKN) Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Bandung adalah perwujudan dari Tri Dharma perguruan tinggi
yang merupakan kegiatan intrakulikuler yang wajib diikuti oleh seluruh
mahasiswa. Selain sebagai media sosialisasi dan pengabdian masyarakat
dalam bentuk formal akademis serta setitik peran mahasiswa sebagai
pendorong dalam memperlancar jalannya proses pembangunan masyarakat,
KKN juga sebagai wahana mahasiswa untuk bisa mengembangkan dan
menyebarluaskan ilmu yang dipelajarinya, untuk kemudian disosialisasikan
manfaatnya bagi masyarakat.
KKN bagi mahasiswa diharapkan dapat menjadi suatu pengalaman
belajar yang baru untuk menambah pengetahuan, kemampuan, dan kesadaran
hidup bermasyarakat. Bagi masyarakat, kehadiran mahasiswa diharapkan
mampu memberikan motivasi dan inovasi dalam bidang Kesehatan
Lingkungan sehingga meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tujuan
utama dari Kuliah Kerja Nyata adalah memacu pembangunan masyarakat
dengan menumbuhkan motivasi kekuatan sendiri, mempersiapkan kader-kader
pembangunan (stock holder) serta sebagai agen perubah (agen of change).
Tujuan utama lainnya adalah agar mahasiswa memperoleh pengalaman belajar
yang berharga melalui keterlibatannya dalam masyarakat, dan secara langsung
dapat menemukan, mengidentifikasi, merumuskan, serta memecahkan
permasalahan dalam kehidupan bermasyarakat secara interdisipliner,
komphrehensif, dan lintas sektoral.
Kuliah Kerja Nyata mempunyai empat kelompok sasaran, yaitu
mahasiswa, masyarakat, pemerintah daerah, dan perguruan tinggi. Bagi
mahasiswa Kuliah Kerja Nyata mempunyai sasaran untuk membina
A. Pengertian Limbah
Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha
atau kegiatan pemukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan,
apartemen dan asrama. Beberapa bentuk dari air limbah ini berupa tinja,
air seni, limbah kamar mandi dan juga sisa kegiatan dapur rumah tangga.
Jumlah air limbah yang dibuang akan selalu bertambah dengan
meningkatnya jumlah penduduk dengan segala kegiatannya. Apabila
jumlah air yang dibuang berlebihan melebihi dari kemampuan alam
untuk menerimanya maka akan terjadi kerusakan lingkungan.
Lingkungan yang rusak akan menyebabkan menurunnya tingkat
kesehatan manusia yang tinggal pada lingkungannya itu sendiri sehingga
oleh karenanya perlu dilakukan penanganan air limbah yang seksama dan
terpadu baik itu dalam penyaluran maupun pengolahannya.
Tabel 3.1
Baku Mutu Air Limbah
Parameter Satuan Kadar Maksimum
pH - 6 - 10
BOD mg/L 100
TSS mg/L 100
Lemak dan Minyak mg/L 10
10 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
4. Operasi dan pemeliharaan merupakan tanggung jawab pribadi.
1. Umumnya tidak disediakan untuk limbah dari dapur, mandi dan cuci.
2. Mencemari air tanah bila syarat-syarat teknis pembuatan dan
pemeliharaan tidak dilakukan sesuai aturannya.
11 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
Penyehatan udara adalah upaya untuk meningkatkan kualitas udara
dalam ruang rumah dan pencegahan terhadap penurunan kualitas udara
dalam ruang rumah.
12 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
(VOC)
9 Environmental Tobaco Smoke g/m3 35 24 jam
(ETS)
Sumber: Permenkes No. 1077 Tahun 2011
13 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
b) Bila suhu kurang dari 18C, maka perlu menggunakan
pemanas ruangan dengan menggunakan sumber energi yang
aman bagi lingkungan dan kesehatan.
2. Pencahayaan
3. Kelembaban
a) Bila kelembaban udara kurang dari 40%, maka dapat
dilakukan upaya penyehatan antara lain:
1) Menggunakan alat untuk meningkatkan kelembaban
seperti humidifier (alat pengatur kelembaban udara)
2) Membuka jendela rumah
3) Menambah jumlah dan luas jendela rumah
4) Memodifikasi fisik bangunan (meningkatkan
pencahayaan, sirkulasi udara)
b) Bila kelembaban udara lebih dari 60%, maka dapat
dilakukan upaya penyehatan antara lain :
1) Memasang genteng kaca
2) Menggunakan alat untuk menurunkan kelembaban
seperti humidifier (alat pengatur kelembaban udara)
4. Laju Ventilasi
14 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
(NO2), Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Timbal
(Plumbum = Pb), Asbes, Formaldehid (HCHO), Volatile Organic
Compounds/VOCs (senyawa organik yang mudah menguap), Asap
rokok (Environmental Tobacco Smoke/ETS). Kualitas udara yang
tidak memenuhi persyaratan kimia akibat faktor risiko dapat
menimbulkan dampak kesehatan dan perlu dilakukan upaya
penyehatannya.
c. Sumber pencemaran biologi upaya penyehatan terhadap sumber
pencemar biologi terdiri dari parameter jamur, bakteri patogen dan
angka kuman. Kualitas udara yang tidak memenuhi persyaratan
biologi akibat faktor risiko dapat menimbulkan dampak kesehatan
dan perlu dilakukan upaya penyehatannya.
15 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
biologis Karena kotoran manusia (human waste) tidak termasuk
kedalamnya.
B. Sumber-sumber Sampah
Sumber-sumber sampah yang ada di permukaan bumi ini dihasilkan
dari:
a. Permukiman Penduduk
d. Pertanian
16 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
bahan-bahan makanan yang telah membusuk, sampah pertanian,
pupuk, maupun bahan pembasmi serangga tanaman.
C. Jenis dan Karakteristik Sampah
a. Jenis Sampah
Berdasarkan sumbernya, sampah dapat diklasifikasikan
berdasarkan jenis-jenis sampah yang dihasilkan seperti:
b. Karakteristik Sampah
Karakteristik sampah didapatkan berdasarkan jenisnya, seperti:
17 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
terdiri dari zat-zat yang mudah membusuk, lembab, dan
mengandung sejumlah air bebas.
2. Rubbish terdiri dari sampah yang dapat terbakar atau yang tidak
dapat terbakar yang berasal dari rumah-rumah, pusat-pusat
perdagangan, kantor-kantor, tapi yang tidak termasuk garbage.
3. Ashes (Abu) yaitu sisa-sisa pembakaran dari zat-zat yang mudah
terbakar baik dirumah, dikantor, industri.
4. Street Sweeping (Sampah Jalanan) berasal dari pembersihan jalan
dan trotoar baik dengan tenaga manusia maupun dengan tenaga
mesin yang terdiri dari kertas-kertas, daun-daunan.
5. Dead Animal (Bangkai Binatang) yaitu bangkai-bangkai yang mati
karena alam, penyakit atau kecelakaan.
6. Houshold Refuse yaitu sampah yang terdiri dari rubbish, garbage,
ashes, yang berasal dari perumahan.
7. Abandonded Vehicles (Bangkai Kendaraan) yaitu bangkai- bangkai
mobil, truk, kereta api.
8. Sampah Industri terdiri dari sampah padat yang berasal dari
industri-industri, pengolahan hasil bumi.
9. Demolition Wastes yaitu sampah yang berasal dari pembongkaran
gedung.
10. Construction Wastes yaitu sampah yang berasal dari sisa
pembangunan, perbaikan dan pembaharuan gedung-gedung.
11. Sewage Solid terdiri dari benda-benda kasar yang umumnya zat
organik hasil saringan pada pintu masuk suatu pusat pengelolahan
air buangan.
12. Sampah khusus yaitu sampah yang memerlukan penanganan
khusus misalnya kaleng-kaleng cat, zat radiokatif.
D. Pengelolaan Sampah
a. Pengelolaan Sampah Padat
Dalam mengelola sampah padat ada beberapa tahapan yang perlu
diperhatikan, antara lain:
1. Tahap pengumpulan dan penyimpanan di tempat sumber
18 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
terpisah untuk memudahkan pemusnahannya. Adapun tempat
penyimpanan sementara (tempat sampah) yang digunakan harus
memenuhi persyaratan berikut berikut ini :
a) Konstruksi harus kuat dan tidak mudah bocor
b) Memiliki tutup dan mudah dibuka tanpa mengotori tangan
c) Ukuran sesuai sehingga mudah diangkut oleh satu orang.
Dari tempat penyimpanan ini, sampah dikumpulkan
kemudian dimasukkan ke dalam dipo (rumah sampah). Dipo ini
berbentuk bak besar yang digunakan untuk menampung sampah
rumah tangga. Pengelolaanya dapat diserahkan pada pihak
pemerintah. Untuk membangun suatu dipo, ada bebarapa
persyaratan yang harus dipenuhi, diantaranya :
19 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
aktif menguraikan bahan-bahan organik sehingga dapat dihasilkan
bahan yang dapat digunakan tanah tanpa merugikan lingkungan
(Santoso, 2009).
Selain pengkomposan pengelolaan sampah organic lainnya
adalah dengan membuat lubang resapan bioppori (LBR), Lubang
resapan biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke
dalam tanah dengan diameter 10 cm dan kedalaman sekitar 100 cm,
atau dalam kasus tanah dengan permukaan air tanah dangkal, tidak
sampai melebihi kedalaman muka air tanah. Lubang diisi dengan
sampah organik untuk memicu terbentuknya biopori. Biopori adalah
pori-pori berbentuk lubang (terowongan kecil) yang dibuat oleh
aktivitas fauna tanah atau akar tanaman.
E. Dampak Sampah Terhadap Kesehatan, Lingkungan dan Sosial Ekonomi
Masyarakat
a. Dampak Sampah Terhadap Kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai
(pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang
cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang
seperti, lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit. Potensi
bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut :
1. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus
yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat
bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic
fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang
pengelolaan sampahnya kurang memadai.
2. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
3. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan.
Salahsatu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan
oleh cacing pita(taenia). Cacing ini sebelumnya masuk kedalam
pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa
sisa makanan/sampah.
20 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
b. Dampak Sampah Terhadap Lingkungan
Cairan rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau
sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat
mati sehingga beberapa spesien akan lenyap, hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang di
buang kedalam air akan menghasilkan asam organik dan gas cair
organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini pada
konsentrasi tinggi dapat meledak.
c. Dampak Sampah Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat
Dampak-dampak tersebut adalah sebagai berikut :
21 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
Menurut Peraturan Pemerintah no 82 tahun 2001 tentang
pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air bahw ayang
dimaksud dengan air adalah semua air tang terdapat pada diatas ataupun
dibawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan,
air tanah, air hujan dan air laut yang berada di darat.
22 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
Masyarakat selalu mempergunakan air untuk keperluan dalam
kehidupan sehari-hari, air juga digunakan untuk produksi pangan yang
meliputi perairan irigasi, pertanian, mengairi tanaman, kolam ikan dan
untuk minum ternak. Banyaknya pemakaian air tergantung kepada
kegiatan yang dilakukan sehari-hari, rat-rat pemakaian air di Indonesia
100 liter/orang/hari dengan perincian 5 liter untuk air minum, 5 liter
untuk air masak, 15 liter untuk mencuci, 30 liter untuk mandi dan 45 liter
digunakan untuk jamban (Wardhana dalam Srikandi 2013).
C. Sumber Air
a. Air Permukaan
b. Air Tanah
Menurut definisi undang-undnag sumber daya air, air tanah
merupakan air yang terdapat didalam lapisan tanah atau batuan
dibawah permukaan tanah. Air tanah berasal dari air hujan yang
meresap ke dalam tanah. Dalam proses peresapan tersebut, air tanah
mengalami penyaringan (filtrasi) oleh lapisan-lapisan tanah. Air
tanah lebih jernih dibandingkan air permukaan. Air tanah memiliki
kandungan mineral yang cukup tinggi. Sifat dan kandungan mineral
air tanah dipengaruhi oleh lapisan tanah yang dilaluinya. Kandungan
mineral air tanah antara lain Fe, Mn, Ca, dan Mg.
23 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
Kadar oksigen yang masuk ke dalam tanah menurun, digantikan
oleh karbondioksida yang berasal dari proses biologis, yaitu
dekomposisi bahan organik yang terlarut dalam air tanah.
Keuntungan pemanfaatan air tanah antara lain, umumnya bebas
bakteri patogen, dapat digunakan tanpa pengolahan,mudah
ditemukan disekitar pemukiman danpemanfaatannya lebih praktis
dan ekonomis. Sedangkan kerugiannya antara lain, kadar mineral air
tanah tinggi dan pemanfaatannya perlu pemompaan.
Air tanah digolongkan menjadi tiga, yaitu:
1. Air tanah dangkal
Air tanah dangkal terdapat pada kedalaman kurang 15
meter dibawah permukaan tanah. Jumlah air yang terkandung
pada kedalaman ini cukup terbatas. Biasanya hanya digunakan
untuk keperluan rumah tangga, seperti minum, mandi, dan
mencuci. Penggunaan air tanah dangkal berupa sumur
berdinding semen maupun sumur bor. Secara fisik, air tanah
terlihat jenrnih dan tidak berwarna (bening) karena telah
mengalami proses filtrasi oleh lapisan tanah. Kualitas air tanah
dangkal cukup baik dan layak digunakan sebagai bahan baku
air minum. Kuantitas air tanah dangkal dipengaruhi oleh
musim. Pada saat musin hujan, jumlah air tanah dangkal
berlimpah, tetapi jumlahnya terbatas saat musim kemarau.
2. Air tanah dalam
Air tanah dalam terdapat pada kedalaman 100-300 meter
dibawah permukaan tanah. Air tanah dalam berwarna jernih dan
sangat baik digunakan sebagai air minum karena telah
mengalami proses penyaringan berulang-ulang oleh lapisan
tanah. Air tanah dalam memiliki kualitas yang lebih baik
daripada air tanah dangkal. Hal ini disebabkan proses filtrasi air
tanah dalam lebih panjang, lama, dan sempurna dibandingkan
air tanah dangkal. Kuantitas air tanah dalam cukup besar dan
24 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
tidak terlalu dipengaruhi oleh musim, sehingga air tanah dalam
dapat digunakan untuk kepentingan industry dan dapat
digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama.
3. Mata air
Mata air adalah air tanah yang keluar dari permukaan tanah.
Mata air biasanya terdapat pada lereng gunung, dapat berupa
rembesan (mata air rembesan) dan ada juga yang keluar
didaerah dataran rendah (mata air umbul). Mata air memiliki
kualitas air hampir sama dengan kualitas air tanah dalam dan
sangat baik untuk air minum. Selain untuk air minum, mata air
dapat digunakan untuk keperluan lainnya, seperti mandi dan
mencuci. Kuantitas air yang dihasilkan oleh mata air cukup
banyak dan tidak dipengaruhi oleh musim, sehingga dapat
digunakan untuk kepentingan umum dalam jangka waktu lama.
c. Air Hujan
Air hujan merupakan hasil proses penguapan (evaporasi) air
dipermukaan bumi akibat pemanasan oleh sinar matahari. Dalam
keadaan ideal (tanpa pencemaran air), air hujan merupakan air bersih
dan dapat langsung dikonsumsi oleh manusia. Namun, pada saat
evaporasi berlangsung, air yang menguap sudah tercemar. Selain itu,
air hujan yang turun juga tercemar oleh polusi udara. Akibatnya,
air hujan tidak bersifat netral (pH=7) lagi, melainkan bersifat asam.
D. Kualitas Air
Syarat kulitas air bersih dapat diartikan sebgai ketentuan-ketentuan
berdasarkan Permenkes RI No. 416/MENKES/IX/1990 yang biasanya
dituangkan dalam bentuk pernyataan atau angka yang menunjukan
persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi. Kualitas air adalah sifat air
dan kandungan makhluk hidup, zat energy atau komponen lain dalam air
yang mencakup kualitas fisik, kimia dan biologis (Effendi dalam
Srikandi, 2013).
a. Kualitas Fisik
25 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
1. Tidak berwarna
Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih air yang
berwarna berarti mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya
bagi kesehatan, artinya sebaiknya air minum tidak berwana
untuk alas an estetis dan untuk mencegah keracunan daru
berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna.
Warna dapar disebabkan tannin dan asam humat atau zat
organic, sehingga bila terbentuk bersama klor dapat membentuk
senyawa kloroform yang beracun, sehingga berdampak terhadap
kesehatan pengguna air (Slamet dalam Srikandi, 2013).
2. Tidak berbau
Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari
jauh maupun dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung
bahan organic yang sedang mengalami penguraian oleh
mikroorganisme air.
3. Rasanya tawar
Secara fisik, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa
asam, manis, pahit atau asin menunjukan bahwa kualitas air
tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam
tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam disebabkan
adanya asam organic maupun asam organic. Air dengan rasa
yang tidak tawar dapat menunjukan kehadiran berbagai zat yang
membahayakan kesehatan, seperti rasa logam (Slamet dalam
Srikandi, 2013).
4. Kekeruhan
Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan secara
fisik seperti berikut jernih atau tidak keruh. Air yang keruh
disebabkan mengandung partikel bahan yang tersuspensi
sehingga memberikan warna/rupa yang berlumpur dan kotor.
Untuk standar air bersih ditetapkan oleh Permenkes RI No.
26 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
416/MENKES/PER/IX/1990, yaitu kekeruhan dianjurkan
maksimum 5 NTU.
5. Temperaturnya normal
Air yang baik harus memiliki temmperatur yang sama
dengan temperature udara ( 3oC). Air yang secara mencoloj
mempunyai temperature di atas atau di bawah temperature udara
berarti mengandung zat-zat tertentu yang mengelurakan atau
menyerap energy dalam air. Berdasarkan aspek suhu air,
diketahui bahwa suhu air yang tidak sejuk atau berlebihan dari
suhu air yang normal akan mempermudah reaksi zat kimia,
sehingga secara tidak langsung berimplikasi terhadap kesehtan
pengguna air
6. Tidak mengandung zat padatan
Bahan padat adalah bahan yang tertinggal seperti residu
pada penguapan dan pengeringan pada suhu 103-105oC.
b. Kualitas Kimia
1. TDS (Total Dissolved Solid)
Total zat padat tersuspensi adalah kandungan larutan non-
organik dan organic yang terkandung dalam peraiaran alamiah
yang di dalamnya terdapat beberapa jenis mineral dan gas yang
memegang peranan dalam menentukan kualitas air. Pada larutan
non-organik gas CO2 dan O2 memegang peranan dalam
menentukan status kualitas air.
2. Nitrat (NO3)
Nitrat adalah bentuk utama dimana terjadi nitrogen dalam
air tanah, meskipun nitrogen terlarut juga dapat hadir nitrit
(NO2), amoniun (NH4+), N2 dan nitrogen organic. Nitrat dalam
air erat kaitannya dengan siklus nitrogen dalam alam. Dalam
siklus tersebut dapat diketahui bahwa nitrat dapat terjadi baik
dari N2 di atmosfer ataupun dari pupuk-pupuk yang di gunakan
dari oksidasi NO2 oleh kelompok bakteri Nitrobacter. Nitrat yang
27 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
terdapat dalam sumber air seperti air sumur dan sungai umumnya
berasal dari pencemaran bahan-bahan kimia (pupuk kimia, ZA
dan lain-lain) di bagian hulu.
3. Amoniak (NH3-N)
Amoniak merupakan sumber dari nitrogen (N) dan penting
bagi umbuhan dan mikroorganisme air. Amoniak dihasilkan oleh
hewan air dan dibentuk saat proses pembusukan dahan hewan
air. Amoniak terdapat di dalam limbah pertanian, seperti pupuk
dan juga limbah industry serta kotoran hewan. Pada pH dan
temperature umum air, ammonia tersedia dalam bentuk ion
(NH4+). Saat terjadi peningkatan pH dan temperature, ion
tersebut berubah menjadi gas ammonia (NH3).
4. Fosfat (PO4)-3
Fosfat adalah salah satu bahan diperairan. Senyawa ini
merupakan salah satu kunci yang esensial untuk pertumbuhan
ganging dalam air. Pertumbuhan ganggang yang berlebih akan
menyebabkan penurunan kualitas air.
5. Besi (Fe)
Besi adalah salah satu dari lebih unsur-unsur penting dalam
air permukaan dan air tanah. Perairan yang mengandung besi
sangat tidak diinginkan untuk keperluan rumah tangga, karena
dapat menyebabkan bekas karat pada pakaian, porselin dan alat-
alat lainnya serta menimbulkan rasa yang tidak enak pada air
minum pada konsentrasi diatas kurang lebih 0,31 mg/l. Sifat
kimia perairan dari besi adalah sifat redoks, pembentukan
kompleks, metabolisme oleh mikroorganisme, dan pertukaran
dari besi antara fasa dan fase padat yang mengandung besi
karbonat, hidroksida dan sulfide.
Gangguan fisik yang ditimbulkan oleh adanya besi terlarut
dalam air adalah timbulnya warna, bau, rasa. Air akan terasa
tidak enak bila konsentrasi besi terlarutnya > 1,0 mg/l sesuai
28 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
dengan Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990.Senyawa
besi dalam jumlah kecil di dalam tubuh manusia berfungsi
sebagai pembentuk sel-sel darah merah, dimana tubuh
memerlukan 7-35 mg/hari yang sebagian diperoleh dari air.
Tetapi zat Fe yang melebihi dosis yang diperlukan oleh tubuh
dapat menimbulkan masalah kesehatan. Hal ini dikarenakan
tubuh manusia tidak dapat mengsekresi Fe. Air minum yang
mengandung besi cenderung menimbulkan rasa mual apabila
dikonsumsi. Selain itu dalam dosis besar dapat merusak dinding
usus. Kematian sering kali disebabkan oleh rusaknya dinding
usus ini. Kadar Fe yang lebih dari 1 mg/l akan menyebabkan
terjadinya iritasi pada mata dan kulit.
6. Mangan (Mn)
Toksisitas Mangan (Mn), relatif sudah tampak pada
konsentrasi rendah. Dengan demikian tingkat kandungan Mn
yang diizinkan dalam air yang digunakan untuk keperluan
domestic sangat rendah, yaitu dibawah 0,5 mg/l sesuai dengan
Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990.
Dalam kondisi aerob mangan dalam perairan terdapat
dalam bentuk MnO2 dan pada dasar perairan tereduksi menjadi
Mn2+ atau dalam air yang kekurangan oksigen (DO rendah).
Oleh karena itu pemakaian air yang bersal dari dasar suatu
sumber air, sering ditemukan mangan dalam konsentrasi tinggi.
Kadar mangan pada perairan alami sekitar 0,2 mg/liter atau
kurang. Kadar yang lebih besar dapat terjadi pada air tanah
dalam dan pada danau yang dalam. Perairan yang diperuntukkan
bagi irigasi pertanian untuk tanah yang bersifat asam sebaiknya
memiliki kadar mangan sekitar 0,2 mg/liter, sedangkan untuk
tanah yang bersifat netral dan alkalis sekitar 10 mg/liter.
29 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
c. Kualitas Biologi
Air bersih tidak boleh mengandung kuman patogen dan parasitik
yang mengganggu kesehatan. Persyaratan bakteriologis ini ditandai
dengan tidak adanya bakteri E. coli dalam air.
Pemeriksaan parameter mikrobiologi untuk mengetahui derajat
kontaminasi air oleh bahan buangan yang berasal dari manusia,
hewan, maupun buangan rumah tangga. Bakteri golongan Coliform
merupakan parameter mikrobiologi terpenting bagi kualitas air
bersih. Keberadaan bakteri ini menunjukkan tingkat hygiene yang
rendah yang membahayakan kesehatan (Depkes RI dalam Budiarti,
2013)
E. Peranan Air Dalam Penyebaran Penyakit
Air adalah suatu antara pembawa penyakit yang berasal dari tinja
untuk sampai kepada manusia. Supaya air yang masuk ketubuh manusia
baik berupa makanan minuman tidak menyebabkan penyakit, maka
pengolahan air berasal dari sumber, jaringan transmisi atau distribusi
adalah mutlakdiperlukan untuk mencegah terjadinya kontak antara
kotoran sebagai sumber penyakit dengan air yang diperlukan (Sutrisno
dalam Srikandi 2013).
Disamping air merupakan suatu bahan yang sangat dibutuhkan
oleh manusia juga dapat menimbulkan berbagai gangguan terhadap
pemakaiannya karena mengandung mineral atau zat-zat yang tidak sesuai
untuk dikonsumsi sehingga dapat menjadi media penular penyakit.
Adapun penyakit-penyakit ditularkan melalui air mapun yang berasal
dari air dapat dibagi menjadi 4 bagian menurut agen penularannya
(Koesnoputranto dalam Srikandi, 2013) :
a. Water Borne Disease, terjadi apabila kuman penyebab penyakit
berada di dalam air. Jika air yang mengandung kuman tersebut
terminum, maka dapat terjadi penjangkitan penyakit pada yang
bersangkutan. Penyakit menular yang disebarkan oleh air secara
30 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
langsung ini sering kali dinyatakan sebagai penyakit bawaan air atau
Water Borne Disease. Penyakit-penyakit ini hanya dapat menyebar
apabila mikroba penyebabnya masuk ke dalam sumber air yang di
pakai oleh masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari.
b. Water Washed Disease, cara penularan penyakit ini berkaitan erat
dengan air bagi kebersihan umum, terutama alat-alat dapur, makanan
dan kebersihan perorangan. Kelompok penyakit ini adalah penyakit
menular saluran pencernaan, kulit dan mata. Hal ini dapat diatasi
dengan terjaminnya kebersihan, yaitu tersediannya air yang cukup
untuk mencuci, mandi dan kebersihan perorangan. Kelompok-
kelompok penyakit ini banyak terdapat di daerah tropis. Peranan
terbesar air bersih dalam penularan cara Water Washed terutama
berada di bidang hygiene sanitasi. Mutu air yang diperlukan tidak
seketat mutu air bersih untuk diminum, yang lebih mennentukan
dalam hal ini adlah banyaknya air yang tersedia.
c. Water Based Disease, dalam siklus penyakit ini memerlukan
penjamu sementara (Intermediate Host) yang hidup dalam air.
d. Water Related Insect Vector, air merupakan salah satu unsur alam
yang harus ada di lingkungan manusia. Selain itu juga dapat
dijadikan sebagai tempat perindukan dan perkembangbiakkan bagi
beberapa insect sebagai vector penyebar penyakit, seperti malaria,
dengue dan tripanosomiasis.
F. Pengolahan Air Bersih
Standar kualitas air bersih yang ada di Indonesia saat ini
menggunakan Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang
Syarat - syarat dan Pengawasan Kualitas Air dan PP RI No.82 Tahun
2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
Air, sedangkan standar kualitas air minum menggunakan Kepmenkes RI
No.907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan
Kualitas Air Minum.
a. Intake
31 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
Intake sendiri adalah proses pemompaan air baku sungai untuk
dialirkan ke dalam sumur penyeimbang.
b. Aerator
Aerator dimaksudkan untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut
(DO) dalam air baku, yang disebut proses aerasi. Peningkatan kadar
oksigen terlarut ini berguna untuk menurunkan kadar besi, mangan,
bahan organik, ammonia, dan sebagainya.
c. Prasedimentasi
Prasedimentasi dimaksudkan untuk mengendapkan partikel diskret
atau partikel kasar atau lumpur. Partikel diskret adalah partikel yang
tidak mengalami perubahan bentuk dan ukuran selama mengendap di
dalam air.
d. Flash Mixer
Flash mixer adalah unit pengadukan cepat yang berfungsi untuk
melarutkan tawas ke dalam air hingga homogen. Flash mixer ini
merupakan bagian dari proses koagulasiflokulasi.
e. Clearator
Pada clearator inilah proses koagulasi dan flokulasi terjadi, dimana
pada proses koagulasi, koagulan dicampur dengan air baku selama
beberapa saat hingga merata. Setelah pencampuran ini, akan terjadi
destabilisasi koloid yang ada pada air baku. Koloid yang sudah
kehilangan muatannya atau terdestabilisasi mengalami saling tarik
menarik sehingga cenderung untuk membentuk gumpalan yang lebih
besar.
f. Filter
Filter merupakan bangunan untuk menghilangkan partikel yang
tersuspensi dan koloidal dengan cara menyaringnya dengan media
filter.
g. Desinfeksi
32 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
Desinfeksi air minum bertujuan membunuh bakteri patogen yang ada
dalam air yang dapat menyebabkan gangguan terhadap kesehatan
manusia.
h. Reservoir
Reservoir adalah untuk menampung air hasil pengolahan sebelum
didistribusikan ke konsumen dalam sistem distribusi.
2.2.5 Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu
2.2.6.3 Istilah-Istilah
33 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
mempengaruhinya dengan menerapkan teknologi
surveilansepidemiologi dan dimanfaatkan untuk meningkatkan
sikaptanggap kesiapsiagaan, upaya-upaya pencegahan dan
tindakanpenanggulangan kejadian luar biasa yang cepat dan tepat.
7. Pestisida rumah tangga adalah semua bahan kimia yang
digunakandalam rumah tangga sehari-hari untuk mencegah
gangguanserangga di permukiman.
8. Kearifan lokal adalah teknologi lokal dalam pengendalian
vektoryang telah dibuktikan secara ilmiah memenuhi
persyaratankeamanan dan efektifitas
9. Menteri adalah menteri yang tugas dan tanggung jawabnya
dibidang kesehatan
34 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
resikolainnya adalah keadaan rumah dan sanitasi yang buruk,
pelayanankesehatan yang belum memadai, perpindahan penduduk
yangnon-imun ke daerah endemis.
35 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
Pedoman PVT diharapkan menjadi kerangka kerja dan
pedomanbagi penentu kebijakan serta pengelola program
pengendalianpenyakit tular vektor di Indonesia. Pedoman ini disusun
sebagaiacuan dalam pelaksanaan PVT bagi para pengambil
keputusantingkat Pusat, Propinsi, Kabupaten/kota dan sektor terkait.
2.2.6.4 Konsep Pengendalian Vektor Terpadu
36 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
mengurangi kontak manusia denganvektor sehingga penularan
penyakit tular vektor dapatdikendalikan secara lebih rasional, efektif
dan efisien
2.2.6.6 Kebijakan
37 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
SDP, denganmempertimbangkan tersedianya sumber daya
yangada, serta hasil penelitian inovatif yang tepat guna
d. Mengidentifikasi mitra dan perannya dalam upayapengendalian
vektor
e. Melakukan advokasi dan sosialisasi untukmendapatkan komitmen
dari pihak-pihak terkaitdan masyarakat
f. Menyusun rencana kegiatan PVT oleh masingmasingsektor
terkait sesuai dengan peran danfungsinya dalam koordinasi
pemerintah daerah
g. Mengimplementasikan PVT sesuai dengan rencanamasing-
masing sektor terkait
h. Melakukan pemberdayaan masyarakat secaraberkelanjutan
i. Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkalauntuk
penyempurnaan program dan memberikanmasukan bagi
penelitian dan pengembangan
2.2.6.9 Pengorganisasian
38 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
Contohnya :
a. Fasilitas kesehatan
b. Tempat-tempat umum
c. Kawasan industri seperti pertambangan, pariwisata,dan lain-
lain
d. Tempat permukiman
e. Tempat perkembangbiakan alamiah
39 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
Pengawasan mutu penyelenggaraan pengendalian
vectormenggunakan standar baku sesuai dengan ketentuandalam
Permenkes.
2.2.6.12 Monitoring dan Evaluasi
40 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
a. Menurunkan populasi vektor serendahmungkin sehingga
keberadaannya tidak lagiberesiko untuk terjadinya penularan
penyakittular vektor di suatu wilayah atau
b. Menghindari kontak dengan vekor sehinggapenularan penyakit
tular vektor dapatdicapai dengan Pengendalian VektorTerpadu
(PVT) merupakan pendekatanyang menggunakan kombinasi
beberapametode pengendalian vektor yang
dilakukanberdasarkan azas keamanan, rasionalitasdan
efektifitas pelaksanaannya sertadengan mempertimbangkan
kelestariankeberhasilannya.
3) Pelaksana PVT adalah tenaga terlatih yangmemperoleh sertifikat
melalui pelatihanpengendalian vektor yang terakreditasi
olehPusdiklat Kesehatan dan di audit oleh dinaskesehatan atau
auditor independen
4) Lintas sektor adalah instansi pemerintah termasukswasta yang ikut
berperan dalam PVT
5) REESAA : Rasional (berdasarkan data ilmiah), Efektif(berdaya
guna), Efisien (berhasil guna), Sustainable(berkesinambungan),
Acceptable (dapat diterimamasyarakat), Affordable (mudah
dilakukan danterjangkau secara teknis dan finansial).
41 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
2.2.6 Pengelolaan Makanan dan Minuman
2.2.6.1 Istilah-Istilah
Makanan adalah setiap benda padat atau cair yang apabila
ditelan akan memberi suplai energi kepada tubuh untuk pertumbuhan
atau berfungsinya tubuh. Sedangkan pengertian Higiene adalah
upaya kesehatan dengan cara upaya memelihara dan melindungi
subjeknya. Sanitasi adalah usaha-usaha pengawasan yang ditujukan
terhadap faktor lingkungan yang dapat merupakan mata rantai
penularan penyakit.
42 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
higiene sanitasi makanan yang diperlukan untuk mengendalikan
kontaminasi makanan, antara lain pemilihan bahan baku makanan,
penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan, pengangkutan
makanan, penyimpanan makanan, serta penyajian makanan.
43 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
(chilling), penyimpanan dingin sekali (freezing), penyimpanan
beku (frozen).
c. Pengolahan makanan
d. Pengangkutan makanan
e. Penyimpanan makanan
44 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
makan kontak dengan makanan. Faktor risiko juga dapat
disebabkan oleh temperatur dan waktu penyimpanan tidak baik,
rendahnya personal hygiene, dan alat makan yang tercemar.
f. Penyajian makanan
45 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Lokasi dan Waktu Pengambilan Sampel
Lokasi pengambilan sampel yaitu terletak di wilayah RW 2 Desa
Pasirangin Kecamaan Darangdan Kabupaten Purwakarta. Waktu pengambilan
sampel dilaksanakan antara tanggal 30 Januari 2017 s/d 26 Februari 2017.
Jumlah rumah yang diobservasi yaitu total populasi, tetapi untuk rumah yang
dilakukan pengukuran sebagai sampel seperti suhu dan kelembaban, ventilasi,
dan luas rumah yaitu sebanyak 120 rumah, pertimbagan jumlah sampel
tersebut didasarkan pada rumus slovin.
n = N / (1 + Ne2)
Keterangan:
n = Number of samples
N = Total population
e = Error tolerance
Perhitungan:
n = 171 / (1 + 0,4275)
n = 171 / 1,4275
46 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
n = 119,78
47 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
a. Pengukuran suhu ruangan
b. Pengukuran kelembaban ruangan
c. Luas Ventilasi
d. Luas Ruangan
1. Observasi
2. Wawancara
Wawancara dengan menggunakan kuesioner yang terdiri
dari aspek pengetahuan, aspek sikap mengenai faktor kualitas
lingkungan kepada masyarakat di RW 2 Desa Pasirangin
Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta
48 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
7) Catat hasil pengukuran
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
49 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
ada juga masyarakat dari luar desa Pasirangin yang sengaja datang untuk
mengikuti ajang tersebut.
A. Sejarah Desa
B. Demografi
1. Keadaan Fisik
50 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
Keadaan fisik/geografis Desa Pasirangin merupakan salah
satu Desa dari 15 Desa di Kecamatan Darangdan Kabupaten
Purwakarta dengan batas-batas wilayah sebagai berikut
a. Batas Wilayah
1) Sebelah Utara : Desa Cibingbin Kecamatan Bojong
2) Sebelah Selatan : Kabupaten Bandung Barat
3) Sebelah Barat : Desa Nangewer Kecamatan Darangdan
4) Sebelah Timur : Desa Cibingbin & Gunung Burangrang
b. Luas Wilayah
1) Luas wilayah : 512 Ha/m2
2) Tanah sawah : 151 Ha/m2
3) Tanah darat : 361 Ha/m2
Tanah Perkebunan : 301 Ha/m2
Permukiman dan bangunan lainnya : 60 Ha/m2
c. Keadaan Tofografi Desa
Secara tofografi Desa Pasirangin merupakan
pegunungan/dataran tinggi
2. Iklim
Iklim Desa Pasirangin, sebagaimana desa-desa lain di wilayah
Indonesia mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan
penghujan, hal ini mempunyai pengaruh langsung terhadap pola
tanam yang ada di Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan
51 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
2. Tingkat kesejahteraan masyarakat
Tabel 4.2
Tingkat Kesejahteraan Masyarakat
Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta
Tahun 2016
Kaya Sedang Miskin
233 KK 827 KK 582 KK
3. Tingkat pendidikan
Tabel 4.3
Tingkat Pendidikan
Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta
Tahun 2016
Tidak/Belum SD SMP SLTA Sarjana
Tamat SD
1.625 1.356 678 191 21
4. Mata pencaharian
Tabel 4.4
Klasifikasi Usia
Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta
Tahun 2016
Usia Produktif Usia Non Produktif
3.925 jiwa 1.691 jiwa
Sumber: Data Sekunder Desa Pasirangin, 2016
52 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
Tabel 4.5
Pola Penggunaan Tanah
Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta
Tahun 2016
Lahan Basah Lahan Kering
75 ton/tahun 50 ton/tahun
Sumber: Data Sekunder Desa Pasirangin, 2016
6. Kepemilikan peternakan
Jumlah kepemilikan hewan ternak oleh penduduk Desa
Pasirangin berjumlah 3.851 ekor yang terdiri dari kambing, kerbau,
dan hewan sejenis unggas.
53 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
c. RT : 30 RT
B. Sarana dan Prasarana Desa
54 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
3. Penyehatan makanan dan minuman :
4. Penyehatan tanah dan pengelolaan sampah :
a. SNI Nomor 19-2454-2002 (Tata Cara Teknik Operasional
Pengelolaan Sampah Perkotaan)
b. Permen PU Nomor 03 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Smapah
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
5. Pengelolaan limbah cair :
Depkes RI 1985
Permen LH Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah
6. Pengendalian vector dan binatang pengganggu :
Permenkes Nomor 374 Tahun 2010 tentang Pengendalian Vektor
1 SGL 63
2 PDAM 86
3 Sungai 14
4 PMA 5
5 PAH 3
Jumlah 171
Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan bahwa sumber air bersih
yang digunakan di RW 2 Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan
55 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
Kabupaten Purwakarta yaitu sumur gali (63), PDAM (86), Sungai
(14), PMA (5), dan PAH (3).
Tabel 4.8
Hasil Pengamatan Sarana Air Bersih
RW 2 Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta
Februari Tahun 2017
2 Perlindungan 5 10 50 8 16.00% 0 5
Mata Air (PMA)
Tabel 4.9
Hasil Pengamatan Kualitas Fisik Air Bersih
RW 2 Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta
Februari Tahun 2017
56 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
Berdasarkan tabel 4.9 didapatkan bahwa kualitas fisik air
bersih di RW 2 Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan Kabupaten
Purwakarta tidak berbau sebesar 171 rumah (100%), tidak keruh
151 rumah (88%), dan tidak berasa 171 rumah (100%).
Tabel 4.10
Hasil Pemeriksaan Kualitas Bakteriologis (Coliform) Air Bersih
RW 2 Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta
Februari Tahun 2017
Tabel 4.11
Hasil Pengamatan Kualitas Fisik Udara Kamar Tidur
RW 2 Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta
Februari Tahun 2017
57 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
2 Jendela 171 6 1026 681 66.37% 0 171
Tabel 4.12
Hasil Pengamatan Kualitas Fisik Udara Kamar Keluarga
RW 2 Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta
Februari Tahun 2017
58 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
Tabel 4.13
Hasil Pengamatan Kualitas Fisik Udara Dapur
RW 2 Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta
Februari Tahun 2017
Tabel 4.14
Hasil Pengamatan Kualitas Fisik Udara Ruang Tamu
RW 2 Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta
Februari Tahun 2017
59 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
5 Langit-langit 171 5 855 342 40.00% 0 171
Tabel 4.15
Hasil Pengamatan Bangunan
RW 2 Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta
Februari Tahun 2017
60 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
Kualitas Fisik Udara Ruang
RW 2 Pasirangin, Darangdan
Purwakarta
140
MS
120
120 TMS
100
80
60
40
20
0
0
Suhu Kelembaban
Gambar 4.1
Grafik Kualitas Fisik Udara Ruang
Tabel 4.16
Hasil Pengamatan Kualitas Fisik Alat Makan
RW 2 Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta
Februari Tahun 2017
61 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
5 Garpu 171 4 684 643 94.01% 158 13
8 Dispense 27 3 81 72 88.89% 20 7
r
Tabel 4.17
Hasil Pengamatan Fasilitas Sanitasi Makanan dan Minuman
RW 2 Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta
Februari Tahun 2017
62 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
Makan dan
Bahan Makanan
Tabel 4.18
Hasil Pengamatan Pengelolaan Sampah
RW 2 Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta
Februari Tahun 2017
63 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
Kabupaten Purwakarta. Pemilihan yang memenuhi syarat 5
(2,92%), sedangkan pewadahan dan penyimpanan tidak memenuhi
persyaratan.
Tabel 4.19
Hasil Pengamatan Kebiasaan Buang Air Besar
RW 2 Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta
Februari Tahun 2017
2 Toilet Umum 11
3 Sawah 14
4 Hutan 0
5 Kebun 0
6 Sungai 13
Jumlah 171
Berdasarkan tabel 4.19 di dapatkan bahwa Kebiasaan Buang
Air Besar di RW 2 Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan
Kabupaten Purwakarta yaitu jamban milik sendiri 133, Toilet
umum 11, Sawah 14, sungai 13 sedangkan hutan dan kebun tidak
ada.
Tabel 4.20
Hasil Pengamatan Jenis Jamban
RW 2 Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta
Februari Tahun 2017
2 Cubluk 3
64 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
3 Cemplung 1
4 Plengsengan 6
Jumlah 133
Berdasarkan tabel 4.20 di dapatkan bahwa Jenis Jamban di
RW 2 Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan Kabupaten
Purwakarta yaitu Leher angsa memiliki 123 jenis, Cubluk memiliki
3 jenis, Cemplung memiliki 1jenis, dan Plengsengan memiliki
1jenis.
Tabel 4.21
Hasil Pengamatan Kondisi Sarana Pengelolaan Limbah
RW 2 Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta
Februari Tahun 2017
65 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
4.3.6 Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu
Tabel 4.22
Hasil Pengamatan Keberadaan Jentik
RW 2 Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta
Februari Tahun 2017
Di dalam ruangan
Di luar ruangan
66 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
17 Alamiah dengan air 171 0
Tabel 4.23
Hasil Pengamatan Keberadaan Tikus
RW 2 Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta
Februari Tahun 2017
67 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
8 Tercium bau tikus 171 0
Tabel 4.24
Hasil Pengukuran Kepadatan Lalat
RW 2 Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta
Februari Tahun 2017
1 Kandang 1 4 Sedang
2 Kandang 2 5 Sedang
3 Kandang 3 2 Rendah
4 Kandang 4 2 Rendah
Berdasarkan tabel 4.24 di dapatkan bahwa Hasil Pengukuran
Kepadatan Lalat di RW 2 Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan
Kabupaten Purwakarta, dilihat dari kandang 1 dengan hasil 4
(sedang), Kandang 2 dengan hasil 5 (Sedang), Kandang 3 dengan
hasil 2 (Rendah) dan Kandang 4 dengan hasil 2 (Rendah).
68 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
4.4 Analisis Data 6 Komponen Kesehatan Lingkungan
69 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
fisik rumah yang telah dilakukan adalah mengukur luas rumah
hunian, pengukuran ventilasi udara, pengukuran suhu dan
kelembaban rumah, dan masuk tidaknya cahaya kedalam rumah.
Dari indikator tersebut didapatkan 100% rumah yang belum
memenuhi syarat dikarenakan ventilasi yang tertutup dan jendela
yang dibangun secara permanen sehingga kurang adanya sirkulasi
udara yang masuk ke dalam rumah dan menyebabkan tingkat
kelembaban dirumah tinggi. Untuk indikator masuk atau tidaknya
cahaya matahari kedalam rumah hampir seluruh rumah memilik
cahaya yang masuk ke dalam sehingga cukup sebagai penerangan.
Sedangkan ada beberapa rumah yang menggunakan alat bahan
bakar kayu dimana dapur rumah tidak memiliki ventilasi sehingga
asap dari pembakaran kayu bakar menyebar keseluruh rumah dan
rumah pun terasa pengap.
70 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
bahan pencemar mengkontaminasi alat makan tersebut seperti
debu, kemudian alat makan tidak terlihat bersih dan mengkilap.
71 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
seperti tidak kedap air, tidak kedap udara dan jarang dilakukan
pengurasan. Untuk pembuangan limbah dari hasil cuci piring, cuci
baju dan mandi dibuang langsung ke kebun dengan menggunakan
saluran pipa tetapi masyarakat tidak memiliki SPAL sebagai tempat
pembuangan limbah hasil pencucian.
72 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
hidup di 25 rumah dan terdapat tanda keberadaan tikus yaitu seperti
tampak keberadaan kotoran tikus sebanyak 15 rumah.
73 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
ringannya atau serius tidaknya akibat yang ditimbulkan oleh masalah
Kesehatan Lingkungan dapat juga dilihat dari tinggi rendahnya angka
kematian yang ditumbulkan, sedangkan Manageability adalah ada tidaknya
sumber daya seperti tenaga, biaya, dan sarana yang mendukung dalam
menyelesaikan masalah Kesehatan Lingkungan. Peniliaian yang dilakukan
adalah antara nilai 1 sampai dengan 5 pada setiap masalah kesehatan
lingkungan tersebut. Hasil penilaian dengan nilai 1 beratrti masalah tersebut
sangat tidak penting, semakin besar nilai tersebut maka artinya masalah
tersebut semakin penting untuk segera diselesaikan atau diprioritaskan.
Tabel 4.25
Penetapan Prioritas Masalah Kesehatan Lingkungan
RW 2 Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta
Tahun 2017
Masalah Indikator
Kesling Community Prevalence Serio Manage Hasil
Concern Useness Ability Penilaian
Kepadatan 2,63 2 2 3 31.56
lalat
Kualitas Fisik 2,74 2 2 2 21.92
Udara
Ruangan
Rumah
Kualitas fisik 3,60 3 3 4 129.6
dan
bakteriologis
air bersih
Metode : Bryant
Kesimpulan :
Hasil perkalian dari nilai masing masing kriteria/indikator yang di nilai
pada setiap masalah kesehatan lingkungan dengan angka yang tertinggi
merupakan prioritas utama masalah yang harus diselesaikan (scooring) dan
berdasarkan hasil scooring yang telah dilakukan bersama tokoh masyarakat
prioritas masalah yang terdapat di RW 2 Desa Pasirangin Kecamatan
74 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
Darangdan Kabupaten Purwakarta adalah kualitas fisik dan bakteriologis air
bersih yang belum memenuhi syarat.
Tabel 4.26
Penyebab Kekeruhan Air Bersih
RW 2 Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta
Februari Tahun 2017
75 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
Dibawah ini merupakan tabel prioritas penyebab masalah kesehatan
lingkungan di RW 2 Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan Kabupaten
Purwakarta pada Bulan Februari 2017.
Tabel 4.27
Prioritas Penyebab Kekeruhan Air Bersih
RW 2 Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta
Februari Tahun 2017
Pendistribusian 2 2 3 2 24
PDAM dari
Hulu tanpa
perlindungan
yang sesuai
Kesimpulan:
76 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
4.8 Tujuan Penyelesaian Masalah Kesehatan Lingkungan
P1P2
K =
P1 x Q 1 P 2 x Q2
Diketahui :
N1
+
N2
Ditanyakan:
P2 = Besarnya target yang ingin dicapai
Perhitungan:
P1P2
K =
P1 x Q 1 P 2 x Q2
N1
+
N2
11,69P2
1.96 =
11,69 x 88,31 P 2 x( 100P 2)
171
2
+
171
11,69P2
2
1.96 =
136,656123,38 P 2+ P 2
3,8416 = 11,69 x 88,31 P 2(100P 2)
+
171 171
136,656123,38 P 2+ P 2
3,8416= 1032,3439+100 P 2P 2
171
77 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
3965,8523+384,16 P 23,8416 P 2
= 136,6561-23,38P2+P22
171
3965,8523+384,16P2-3,8416P22 = (136,6561-23,38P2+P22) x 171
3965,8523+384,16P2-3,8416P22 =23368,1931-3997,98P2+171P22
19402,3408-4382,14P2+174,8416P22
b b 24 ac
P2 =
2a
(4382,14 ) (4382,14 ) 4 x 174,8416 x 19402,3408
=
2 x 174,8416
4382,14 19203150,979613569345,24
=
349,6832
4382,14 5633805,74
=
349,6832
4382,14 2373,563932
=
349,6832
4382,14+2373,563932
P2 (+) = =19,32 P2 (-) =
349,6832
4382,142373,563932
=5,744
349,6832
Q2 = 100% - P2
= 100 5,744 = 94,256 %
78 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
4.8 Penetapan Prioritas Pemecahan Masalah Kesehatan Lingkungan
Tabel 4.28
Penetapan Prioritas Alternatif Penyelesaian Masalah Kesehatan Lingkungan
RW 2 Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta
Tahun 2017
Rumus Reinke
No Alternatif cara Nilai Kreteria Efektifitas Total nilai
penyelesaian M I V C M IV
masalah C
1 Pembagian leaflet 2 2 3 4 3
mengenai
pembubuhan PAC
pada air bersih
2 Melakukan 4 4 3 2 24
pembuatan filter air
bersih secara
sederhana
3 Melakukan 2 2 3 2 6
penyuluhan dengan
system missal
Kesimpulan
79 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
4.9 POA dan Rancangan Desain
POA PENYULUHAN
RW 2 Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta
Waktu
No Kegitan Tujuan Sasaran Target Biaya Pelaksana Tempat
Pelaksanaan
1. Persiapan Menyiapkan alat Anggota Tersedianya Rp. 0 Minggu, 12 Dikdik Basecamp
kegiatan dan bahan yang kelompok 2 alat dan bahan Februari 2017 Syara kelompok
penyuluhan akan digunakan yang akan Anggi
untuk kegiatan digunakan Yunanda
penyuluhan untuk kegiatan Agisti
penyuluhan Hilyati
3. Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat Berjalannya Rp. 0 Selasa, 14 Dikdik Madrasah
kegiatan Penyuluhan RW 01, kegiatan Februari 2017 Syara asafiiah
penyuluhan kepada Ketua RW, penyuluhan Anggi
masyarakat RW Ketua RT, Yunanda
02 Desa Pasir Kadus, Agisti
Angin tentang 6 Karang Hilyati
komponen Taruna,
Kesehatan Tokoh
Lingkungan Agama,
78 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
Kader
Waktu
No Kegitan Tujuan Sasaran Target Biaya Pelaksana
Pelaksanaan
1 Pertemuan Menentukan alat Ketua RW, Terdapat rincian Rp. 0 Minggu, 19 Dikdik
dengan ketua dan bahan yang Kader alat dan bahan Februari 2017 Syara
RW dan Kader akan digunakan, yang akan Anggi
79 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
tempat digunakan saat Yunanda
pelaksanaan pemberdayaan Agisti
pemberdayaan, Hilyati
dan peserta yang
akan hadir
2. Persiapan Menyiapkan alat Panitia Tersedianya alat Rp. 0 Senin, 20 Februari Panitia
kegiatan dan bahan yang kegitan, Ketua dan bahan yang 2017 kegiatan,
pemberdayaan akan digunakan RT dan Kader akan digunakan Ketua RW,
untuk kegiatan untuk kegiatan RT dan
pemberdayaan pemberdayaan Kader
Dahsyat Filter
B. Alat dan Bahan
Alat :
1. Drum 150 Liter
2. Toren 350 Liter
3. Sealtipe
4. Lem pipa pvc
5. Soket drat luar
6. Pipa T
7. Pipa inch
8. Kran inch
9. Valve
80 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
10. Soket drat dalam
12. Selang
Perhitungan
83 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
1. Jumlah pengguna = 5 KK = 25 orang
Kebutuhan air untuk memasak = 4 L /orang/hari
Keadaan air terdistribusi = 3 hari sekali
Kebutuhan air = 4 L /orang/ hari x 25 orang x 3 hari
= 300 L
2. Bak Sedimentasi
a. Dimensi
V olume=p x l x t
156 x 102 x 114 ( cm) = 1.813.968 cm3= 1,81
m3
b. Debit Inlet
Volume 500 mL mL L
Q= = =62,5 =0,625 =
Waktu 8s s s
0,000625 m3/s
c. Waktu Detensi
Td = 24 Volume/Debit
= 24 x (1,81m3 / 0,000625 m3/s)
= 69504 s
= 19,3 Jam = 19 Jam 18 Menit
3. Filtrasi
a. Debit Inlet
Volume 500 mL mL L
Q= = =45,45 =o , o 45
Waktu 11 s s s
b. Kecepatan Alir
L
0,045
Q s
V= =
A 3,14 x 0,38 x 0,38 ( cm)
0,045 L/ s L/s
=0,1
0,45 cm 2 cm2
c. Debit Outlet
Volume 500 mL mL L
Q= = =125 =0,125
Waktu 4s s s
4. Debit Outlet Bak Penampungan
Volume 500 mL mL L
Q= = =71,42 =o , o 71
Waktu 7s s s
84 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
Gambar 4.2
Desain Alat
Keterangan:
Ruang kosong 27 cm
Kerikil besar 9 cm
Pasir kasar 22 cm
Pasir halus 18 cm
Kerikil kecil 4 cm
Kerikil besar 7 cm
4.10 Pelaksanaan Kegiatan Pemecahan Masalah Kesehatan Lingkungan
Pelaksanaan kegiatan pemecahan masalah kesehatan lingkungan
yang pertama dilakukan adalah mendemostrasikan hasil pembuatan filter
yang telah dibuat secara sederhana sebelum digunakan di rumah tangga
dan diberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai media filter yang
dapat digunakan, setelah dilakukan demontrasi masyarakat RW 02 Desa
Pasirangin Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta diberdayakan
untuk membuat filter air tersebut dengan diadakan lomba antar RT,
sehingga dengan diadakan perlombaan tersebut masyarakat menjadi
85 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
tertarik untuk dapat membuat filter tersebut dan masyarakat mampu
membuat filter air yang sebelumnya telah didemonstrasikan.
Masyarakat menggunakan bahan-bahan yang tersedia di daerah
masing-masing sebagai media filter yang dapat di gunakan untuk alat
filtrasi yang akan dilombakan. Hasil dari perlombaan yang dilakukan oleh
masyarakat alat tersebut bisa langsung digunakan di rumah masyarakat
masing-masing sebagai filter air bersih yang dapat langsung digunakan.
Masalah yang timbul di RW 2 Desa Pasirangin Kecamatan
Darangdan Kabupaten Purwakarta bukan hanya masalah penyehatan air
bersih saja akan tetapi ada masalah kesehatan lingkungan lainnya yang
muncul, penyelesaian masalah kesehatan lingkungan yang lain di
selesaikan dengan pemberian edukasi ataupun penyuluhan kepada
masyarakat mengenai kesehatan lingkungan.
Penyuluhan mengenai kesehatan lingkungan di laksanakan pada
saat kegiatan musyawarah masyarakat desa, awalnya masyarakat diberi
penjelasan hasil dari observasi yang telah dilakukan, masalah lingkungan
apa saja yang ada di masyarakat, masalah tersebut adalah kelembaban
udara ruang yang masih tinggi, kepadatan lalat yang meningkat pada saat
pengosongan kandang ayam, jamban masyarakat yang belum memenuhi
persyaratan, tempat penyimpanan makanan yang masih belum terjaga
kebersihannya dan pengelolaan sampah anorganik yang masih di lakukan
pembakaran.
Setelah masyarakat mengetahui masalah yang ada dilingkungan
sekitarnya lalu masyarakat diberikan penyuluhan atau arahan mengenai
penyelesaian masalah tersebut sehingga masyarakat menjadi lebih
mengerti tentang pengelolaan lingkungan yang lebih sehat dan menjadikan
derajat kesehatan di lingkungan tersebut menjadi lebih baik.
86 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kuliah Kerja Nyata Program Pengabdian Masyarakat merupakan salah
satu perwujudan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian
masyarakat. Desa Pasirangin terdiri dari 2 Dusun, 6 Rukun Warga (RW) dan
30 Rukun Tetangga (RT). Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang
dilakukan oleh kelompok 2 berlokasi di RW 02 dimana RW 02 memiliki 4
Rukun Tetangga (RT) yang terdiri dari RT 08, 09, 10 dan 11. Berdasarkan data
tahun 2016, RW 01 terdiri dari 301 Kepala Keluarga (KK) dan 253 rumah.
Berdasarkan hasil observasi dan kunjungan yang telah dilakukan diperoleh
171 rumah.
Berdasarkan hasil observasi, pemeriksaan dan pengukuran yang
dilakukan terhadap 171 rumah tersebut mengenai enam komponen kesehatan
lingkungan diperoleh hasil bahwa masalah kesehatan lingkungan yang
terdapat di RW 02 yakni:
87 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
akan diselesaikan oleh masyarakat RW 02. Hasil dari kegiatan MMD ke-1
yang dilakukan bersama dengan para tokoh masyarakat (Kadus, RW, RT),
kader, tokoh agama, dan perwakilan masyarakat RW 02 tersebut diperoleh
hasil bahwa masalah yang menjadi prioritas utama masyarakat untuk
diselesaikan yakni kualitas air bersih pada parameter fisik yakni kekeruhan
yang ada di RW 02 Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan Kabupaten
Purwakarta. Keadaan kualitas air bersih yang keruh dapat terlihat bila
kondisi lingkungan yang sedang berada pada musim penghujan. Keadaan
tersebut yang membuat masyarakat terutama pengguna PDAM beralih
menjadi pengguna air sungai dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Setelah kegiatan MMD ke-1 dilakukan kegiatan MMD ke-2
dimana kegiatan tersebut bertujuan untuk menentukan alternatif
penyelesaian masalah kekeruhan pada air bersih yang akan diselesaikan
oleh masyarakat RW 02. Penentuan prioritas alternatif masalah dilakukan
setelah mahasiswa memberikan alternatif-alternatif penyelesaian masalah
yang dapat dilakukan untuk menurunkan kekeruhan pada air bersih dengan
sumber PDAM di RW 02 Desa Pasirangin Alternatif-alternatif
penyelesaian masalah tersebut diantaranya:
. Alternatif-alternatif penyelesaian masalah tersebut diantaranya:
1. Pembagian leaflet mengenai pembubuhan kaporit pada air bersih
2. Melakukan pembuatan filter air bersih secara sederhana
3. Melakukan penyuluhan dengan system massal
Berdasarkan alternatif penyelesaian masalah tersebut masyarakat
RW 02menentukan untuk membuat filter air. Filter air yang digunakan
dalam menurunkan kekeruhan yang ada menggunakan sistem downflow
dengan pengolahan pendahulu adanya bak sedimentasi. Dibawah ini
merupakan bentuk dari Filter Air yang telah dibuat oleh masyarakat RW
02 untuk menurunkan kekeruhan pada air bersih yang bersumber dari
PDAM.
88 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
air yakni asir ukuran 0,6-0,8 mm dengan ketebalan 18cm, pasir ukuran
1,6mm dengan ketebalan 22 cm, krikil ukuran 0,5 cm dengan ketebalan
4cm, dan krikil ukuran 1cm dengan ketebalan 16 cm. Dengan tujuan
adanya penurunan kekeruhan pada air bersih yang diolah.
Pengolahan air yang dilakukan berada di salah satu madrasah
dengan adanya kamar mandi yang biasa digunakan untuk masyarakat
sekitar dalam penggunaan air bersih sehari-hari. Jumlah pengguna air
bersih tersebut terdapat 5 KK dan beberapa masyarakat yang berkunjung
ke madrasah.
5.2 Saran
Dari hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilakukan selama 28 hari di
RW 02 Desa Pasirangin terdapat beberapa masalah yang masih perlu
dilakukan perbaikan diantaranya:
1. Pendistribusian air besih yang dilakukan oleh pihak PDAM harus benar-
benar terlindung dan bebas dari pencemaran baik secara fisik, kimia dan
bakteriologi.
2. Masyarakat yang berada di wilayah yang kurang terjangkau air PDAM
harus beralih dari air sungai menjadi pengguna PDAM atau Sumur Gali.
3. Masyarakat dengan pengguna air hujan sebagai air bersih perlu adanya
perlindungan air hujan dan pengolahan dahulu sebelum digunakan
sehari-hari
4. Masyarakat dapat menggunakan dan memelihara alat filtrasi yang telah
dibuat bersama-sama
89 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, dkk. 1988. Sanitasi Makanan dan Minuman pada Institusi Pendidikan
Tenaga Sanitasi. Depkes RI: Jakarta.
Arsyad, Muh. 2016. Perencanaan Sistim Perpipaan Air Limbah Kawasan
Pemukiman Penduduk. Vol.6(1). Kendari: Universitas Haluoleo.
ejournal.unsrat.ac.id diakses tanggal 8 Februari 2017
Budiarti, Aqnes dkk. 2013. Kajian Kualitas Air Sumur sebagai Sumber Air
Minum di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan.
http://download.portalgaruda.org diakses tanggal 22 Oktober 2015
Budiarti, Aqnes dkk. 2013. Kajian Kualitas Air Sumur sebagai Sumber Air
Minum di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan.
http://download.portalgaruda.org
Fajarini, Srikandi. 2013. Analisis Kualitas Air Tanah Masyarakat di Sekitar
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kelurahan Sumur Batu Bantar
Gebang, BekasiTahun 2013. Jakarta
Fajarini, Srikandi. 2013. Analisis Kualitas Air Tanah Masyarakat di Sekitar
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kelurahan Sumur Batu
Bantar Gebang, BekasiTahun 2013. Jakarta
Fauziah, Adelina .2011. Efektivitas Saringan Pasir Cepat Dalam Menurunkan
Kadar Mangan (Mn) Pada Air Sumur Dengan Penambahan Kalium
Permanganat (KMnO4) 1%. Medan.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28190/4/Chapter
%20II.pdf
Hardini, I, dkk. Tanpa Tahun. Peningkatan Kualitas Air Sumur Gali Menjadi Air
Bersih Menggunakan Filter Mangan Zeolit Dan Karbon Aktif: Studi
Kasus Air Sumur Gali Permukiman Desa Banjar Po Sidoarjo. Mahasiswi
Jurusan Teknik Lingkungan, Ftsp Its Surabaya
JAL. 2016. Kualitas Air Tanah Jakarta Sudah Kritis.
Nationalgeographic.co.id/berita/2016/01/kualitas-air-tanah-jakarta-
sudah-kritis [Diakses 23 Maret 2016]
Jenie, BS Laksmini. (1996) Sanitasi dalam Industri Pangan, Fakultas Teknolgi
Pertanian. IPB :Bogor.
Nurraini, Yuli. 2011. Kualitas Air Tanah Dangkal di Sekitar Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) Cipayung Kota Depok. Depok
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 416/MEN.KES/PER/IX/1990 tentang
Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 416/MEN.KES/PER/IX/1990 tentang
Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air
90 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
Peraturan Pemerintan Republik Indonesia No 82 Tahun 2001 Tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
Permenkes No. 1077 tahun 2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam
Ruang
Purwantoro, Didik, dkk. Tanpa Tahun. Pembuatan Pengolah Air Kotor Menjadi
Air Bersih pada Daerah Banjir di Dusun Kalidengen II Temon Kulon
Progo. FT Universitas Negeri Yogyakarta
Saksono, L. 1986. Pengantar Sanitasi Makanan. Penerbit Alumni : Bandung.
Suramto. 2005. Efektivitas Diameter Zeolit sebagai Adsorben pada Media Filter
dalam Menurunkan Kekeruhan Air Sumur di Desa Gabus, Ngrampal,
Sragen-Srikpsi. http://eprints.undip.ac.id/28694/1/2495.pdf
UU No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Wiley, John and Sons. 1980. Water, Wastes and Health in Hot Climates . A Willey-
Intersience Publication
Wulandari, Puji Retno. 2014. Perencanaan pengolahan air limbah sistem
terpusat (Studi kasus di perumahan PT. Pertamina unit pelayanan III plaju-
Sumatera selatan). Vol.2(3). Sumatera Selatan: Universitas Sriwijaya.
ejournal.unsri.ac.id diakses tanggal 8 Februari 2017
91 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta
LAMPIRAN-LAMPIRAN
92 | L a p o r a n K K N R W 2
Pasirangin,Darangdan,Purwakarta