Anda di halaman 1dari 5

PENGAJUAN PERENCANAAN PROGRAM SANITASI TOTAL

BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI KECAMATAN TANJUNG


KARANG BARAT BANDAR LAMPUNG

PROPOSAL

Oleh:
Zulfahmi Boerchan Adly, S.Ked
NPM.19420045

PROGRAM PASCASARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN
2020
1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

komponen bangsa yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,

dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang sehingga diharapkan terjadi

peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Sistem

Kesehatan Nasional, 2009). Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat adalah melalui program nasional Sanitasi Total

Berbasis Masyarakat (STBM).

Kecamatan Tanjung Karang barat merupakan daerah yang berada di kota

Bandar Lampung. Kawasan ini terbilang cukup luas dan memiliki warga yang

cukup padat dan letak wilayah yang dikelilingi sungai sehingga menyebabkan

kebiasaan masyarakat buang air langsung ke sungai masih tinggi

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat merupakan pendekatan untuk

mengubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan

metode pemicuan. Metode pemicuan dalam STBM tersebut dilakukan dengan

menggunakan metode Community Led-Total Sanitation (CLTS). CLTS merupakan

suatu pendekatan terintegrasi yang digunakan untuk mencapai keberhasilan dan

mendukung status Open Defecation Free (ODF). Dimana pihak luar yang

memberikan fasilitasi, tidak memberikan pendidikan kepada anggota masyarakat

selama proses pemicuan tersebut berlangsung. Melainkan melakukan kegiatan

fasilitasi dengan proses menyemangati dan memberdayakan masyarakat setempat.

STBM adalah sebuah pendekatan dalam pembangunan sanitasi pedesaan


Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dengan lima pilar

(Stop Buang air besar Sembarangan, Cuci Tangan Pakai Sabun, Pengelolaan Air

Minum dan Makanan Rumah Tangga, Pengamanan Sampah Rumah Tangga, dan

Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga) akan mempermudah upaya

meningkatkan akses sanitasi masyarakat yang lebih baik serta mengubah dan

mempertahankan keberlanjutan budaya hidup bersih dan sehat. Pelaksanaan

program STBM dimulai dari pilar pertama yaitu Stop Buang Air Besar

Sembarangan (Stop BABS). Fokus pertama dilakukan pada Stop BABS karena

pilar tersebut berfungsi sebagai pintu masuk menuju sanitasi total serta merupakan

upaya untuk memutus rantai kontaminasi kotoran manusia terhadap air baku

minum, makanan, dan lainnya (Ditjen PP dan PL, 2011).

Program STBM ini lebih menekankan pada perubahan perilaku kelompok

masyarakat dengan pemicuan menggunakan metode Metodology Participatory

Assesmant Participatory Hygiene And Sanitation Transformasi (MPAPHAST)

1.2 Isi Perencanaan

Program STBM bekerja sama dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dasar

adalah . dengan lima pilar (Stop Buang air besar Sembarangan, Cuci Tangan Pakai

Sabun, Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga, Pengamanan Sampah

Rumah Tangga, dan Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga) dan Mengusulkan

kegiatan arisan SABANA (Sadar Jamban Sehat dan Nyaman) Menjadawalkan

kegiatan JUMSIH (Jum’at bersih) Setiap rukun warga memantau kegiatan tersebut..

Yang dilakukan pada perencanaan ini adalah sosialisasi kegiatan STBM

dilakukan oleh camat yang bekerjasama bersama Puskesmas Gedong Air,


Kelurahan setempat, pemuka agama, RT/RW, dan pihak terkait yang terlibat

melalui posbindu, poslansia, kegiatan sekolah, kelurahan, dan kecamatan melalui

rapat koordinasi lintas sektor sehingga semua pihak yang terkait dengan

pelaksanaan kegiatan STBM dapat berpartisipasi sesuai dengan tugas dan

fungsinya masing-masing. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan secara terintegrasi

dengan kegiatan yang ada di puskesmas dan masyarakat.

1.3 Metode Pelaksanaan

Kegiatan pengawasan akan dilakukan berdasarkan kepada system

pengawasan proyek yang ada, misalnya menggunakan metode PBME (project

benefit monitoring evaluation), atau lainnya yang lebih praktis, pengawasan

tersebut akan dilakukan secara bersama-sama dalam satu tim pengawasan yang

terdiri atas komponen pemangku kepentingan di antaranya terdiri atas:

1. Pemerintah kabupaten Bandar lampung

2. Perguruan tinggi setempat

3. LSM peduli lingkungan

4. Perwakilan korporasi

Dalam pelaksanaan program pemberdayaan kesehatan, sebaiknya sering

memberikan informasi dan pelatihan kepada masyarakat agar masyarakat mandiri

dalam meningkatkan mutu kesehatan serta kerjasama lintas sektoral untuk

membantu perencanaan dan pelaksanaan program yang akan dilaksanakan.

pencapaian keberhasilan program STBM di kecamatan Tanjung Karang Barat

diperoleh manfaat terhadap seluruh pemangku kepentingan tersebut. Secara

spesifik lembaga pihak serta masyarakat setempat mendapatkan keuntungan dalam


membangun kesan positif atas perannya di dalam partisipasinya dalam program

STBM di kecamatan Tanjung Karang Barat.

1.4 Penutup

Demikian proposal ini kami ajukan dengan harapan kiranya pada pihak

terkait seperti Kelurahan setempat, pemuka agama, RT/RW, Puskesmas setempat

dan dinas kesehatan kabupaten Bandar lampung berkenan untuk saling

berkooridnasi dan mendukung program tersebut dan mengalokasikan anggaran

melalui APBD tahun anggaran 2020 melalui program Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat di kecamatan Tanjung Karang Barat dan atas terkabulnya permohonan

ini kami sampaikan terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai