SANITASI INDUSTRI
PT.TESENA INOVINDO
JAKARTA TIMUR
TAHUN 2012
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK: 11 REGULER
Disusun Oleh:
Penguji Seminar
Dengan memanjatkan puji dan syukur kami kepada Tuhan Yang Maha
Esa karena telah memberikan rahmat dan anugerah-Nya kepada kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) di
PT. Tesena Inovindo.
Laporan Praktek Kerja Lapangan ini merupakan aplikasi dari setiap mata
kuliah yang sudah didapat selama proses perkuliahan di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Jakarta II Jurusan Kesehatan Lingkungan.
Dalam penyelesaian laporan praktek kerja lapangan ini, tidak lepas dari
berbagai hambatan dan cobaan, oleh karena itu kami menyadari masih banyak
kekurangannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan guna perbaikan dimasa mendatang.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami selama kegiatan Praktek Kerja Lapangan,
antara lain :
1. Keluarga tim penulis atas dukungan dan doanya kepada tim penulis
dalam membuat laporan PKL.
2. Kepada Bapak Budi Pramono, SKM. MKes, selaku Ketua Jurusan
Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Jakarta II.
3. Kepada Ibu Catur Puspawati, ST.MKM. Selaku dosen pembimbing kami
yang telah memberikan pengarahan selama PKL di PT. Tesena Inovindo.
4. Kepada Bapak Hairul Firdaus Selaku Pembina dan sekaligus
pembimbing lapangan yang telah memberikan masukkan dan
persetujuan dalam setiap langkah praktek lapangan kami dan
Tim Penulis
PT. Tesena Indovindo adalah suatu industri yang bergerak dalam bidang
manufaktur produk peralatan medis dan rumah sakit.
1.2 Tujuan
3.3 Manfaat
2.1 Umum
2.1.1 Lokasi
PT.Tesena Inovindo berlokasi di Jl. H.Jusin no. 43 Susukan Ciracas
Jakarta Timur 13750. Lokasi industri terletak dikawasan pemukiman
penduduk. Sehingga, sebagian besar pegawainya adalah penduduk di
area sekitar industri. Akses menuju industri cukup sulit untuk dilalui
kendaraan besar dari dua arah karena jalannya menyempit.
Perusahaan PT. Tesena Inovindo berdiri pada tanggal 1 Juni 1989 oleh
tiga orang pemegang saham yang masing-masing mempunyai
pengalaman dan keahlian di bidang masing-masing yaitu ahli bisnis dan
management, ahli teknik dan ahli pemasaran alat kesehatan.
Usaha ini diawali dengan suatu cita-cita luhur bersama pemegang saham
untuk mengembangkan alat-alat kedokteran produksi Indonesia. Ide atau
gagasan tersebut bermula dari pengalaman sering munculnya keluhan
dan masukan dari rumah sakit. Klinik atau dokter yang merasakan
mahalnya alat-alat kedokteran luar negri ( Jepang, Eropa, Amerika ).
Serta adanya angin segar dari pemerintah untuk meningkatkan produksi
dalam negri.
Sejak saat itu perusahaan terus berkembang dan setiap tahun selalu
mentargetkan untuk menciptakan produk baru.
Produk baru :
4 jenis Medikal Elektronik Equipment.
12 jenis Hopital Furniture.
1 jenis Mesin Pemanas
Antara lain :
1. Infan Warmer / Infant Care Unit, Model TSN 89 IW.
2. Transport Infant Incubator, Model TSN 89 TR.
3. Kasur Pemanas Bayi, Model TSN 89 K.
4. Examination Lamp Halogen, Model TSN 015 FHC.
Sehingga total jenis produk sampai tahun 1989 adalah 49 jenis produk.
TAHUN 1990
Produk baru :
2 Jenis Medikal Elektronik
10 Jenis Hospital Furniture
Antara lain :
1. ICU Infant Incubator ServoControl, Model TSN 910 SC
2. Low Temperature Incubator for laboratorium, Model TSN L 2101
3. Rotaring Incubator, Model TSN L 2100
4. Portable Incubator, Model TSN UI
5. X-Ray Film Dryer, Model 030 FD
6. Hospital Furniture 11 jenis tahun 1993
Sehingga total jenis produk sampai dengan tahun 1990 adalah 61 jenis
produk.
TAHUN 1994
Produk Baru :
4 Jenis Medical Elektronik
11 Jenis Medical Furniture
Antara lain :
1. Operating Lamp Ceiling 4 Lamp Sealed Beam, Model TSN 9304 OLC
2. Water Bath Preparat, Model TSN L 1031
3. Drying Oven, Model TSN 100 DOS
4. Endosopic Keeper With UV, Model TSN 038
5. Hospital Furniture 11 jenis
TAHUN 1995
Produk Baru :
Sehingga total jenis produk sampai dengan tahun 1995 adalah 118 jenis
produk.
TAHUN 1996
Produk Baru :
Sehingga total jenis produk sampai dengan tahun 1996 adalah 133 jenis
produk.
Dari produk-produk baru yang dkembangkan selama ini ada produk yang
terus dipasarkan, tetapi ada juga yang berhenti diproduksi karena
masalah pemasaran maupun masalah teknis.
2. Proses Produksi
Sebagian besar proses produksi dilakukan sendiri yaitu mulai dari bahan
baku mentah, pengerjaan mekanik (yaitu : Pemotongan, Penekukan,
Pembubutan, Pengelasan, Pengecatan dengan power coating,
Assembling, dll), sampai dengan quality control.
Setiap produksi alat mengacu pada standar proses serta pedoman atau
petunjuk produksi yang ada yaitu sesuai dengan design gambar, skema,
dan cara yang telah ditetapkan.
Bahan Baku
Besi Akrilik
Welding Flexyglass
Painting
Assembling
QC
Packing
Merupakan proses produksi tahap awal. Pada divisi ini bahan baku
(aluminium, besi, dan stainless steel) akan melalui proses
pemotongan, penekukan, pembubutan, dan pengelasan
b. Divisi Flexyglass
c. Divisi Painting
d. Divisi Assembling
Proses pada divisi ini merupakan proses lanjutan dari divisi welding,
dan flexyglass. Bahan baku yang telah dicetak/dibentuk pada proses
sebelumnya akan dirakit.
1. Manfaat Layanan
a) Harga kompetitif
b) Upgradable produk dengan banyak pilihan
c) Rumah Sakit proyek
d) Gratis presentasi untuk unit demo
e) Pelanggan layanan perawatan
f) Dukungan teknis
g) Secara teratur pemeliharaan preventif
h) Kontrak jaminan layanan untuk produk peralatan medis
i) Layanan untuk penggunaan medis dan peralatan rumah sakit
j) Instalasi & pelatihan
MEDICAL EQUIPMENT
Infant Incubator
Infant Warmer
Phototherapy Unit
UV Room Sterilizer
2.2 ORGANISASI
2.2.1 Visi
2.2.5 Tim K3
3.2.1 Observasi
3.2.2 Pengukuran
3.2.3 Wawancara
Rumus : C = Xn – Xi
3
C = 10 – 0 = 3,3
3
Rumus : C = Xn – Xi
3
C = 16 – 0 = 5,3
3
Rentang Nilai Kategori
0-5,33 Kurang
5,34-10,67 Cukup
10,68-16 Baik
2. Bangunan
Konstruksi bangunan PT. Tesena Inovindo (gedung kantor, gedung
produksi, gedung tempat penyimpanan, dll) terpelihara dengan baik
sesuai dengan fungsinya. Ada sedikit renovasi pada gudang
penyimpanan bahan baku besi. Namun, terdapat bagian yang
3. Lantai
Keadaan lantai di perkantoran dengan keadaan lantai gedung
produksi tidak berbeda yaitu, menggunakan ubin. Hanya saja
terdapat perbedaan pada lantai bagian produksi divisi welding.
Kondisi lantai di masing – masing gedung dalam keadaan bersih,
tidak licin dan permukaan lantai rata. Lantai dibersihkan setiap pagi
dan sore.
5. Ventilasi
Di ruang produksi PT. Tesena Inovindo menggunakan ventilasi alami,
dengan bantuan kipas angin dan exhaust fan. Sedangkan, untuk
ruang kantor seluruhnya menggunakan pendingin ruangan (AC).
Namun, udara pada ruang produksi masih terasa panas dan kurang
nyaman karena penyediaan exhaust fan yang masih kurang.
Kebutuhan air bersih PT. Tesena Inovindo dibagi menjadi dua, yaitu:
kebutuhan air untuk perkantoran dan kebutuhan air untuk kegiatan
produksi. PT. Tesena Inovindo memiliki penampungan air atau reservoir
sebanyak 5 buah reservoir. 2 buah reservoir untuk penyediaan air bersih
pada perkantoran, dan 3 buah reservoir untuk penyediaan air bersih di
bagian produksi. Sumber air yang digunakan berasal dari air tanah.
Penampungan air bersih atau reservoir berlokasi di bagian samping
gedung produksi.
Sumber air limbah PT. Tesena Inovindo berasal dari kegiatan produksi
dan kegiatan rumah tangga. Pengelolaan air limbah rumah tangga seperti
air bekas cucian piring dan kamar mandi langsung dialirkan ke saluran air
Air limbah hasil proses produksi di PT. Tesena Inovindo adalah air limbah
yang berasal dari proses painting. Dimana proses painting adalah proses
produksi satu-satunya yang menghasilkan air limbah yang mengandung
bahan kimia berbahaya.
d. Bak IV
Proses ini berfungsi untuk menambah daya tahan karat dan
meningkatkan kekerasan / hardness material.
e. Bak Pencucian
Di bak ini material dibersihkan dengan air mengalir dengan tujuan
untuk menghilangkan zat dari proses sebelumnya.
2. Bak Penampungan
Air limbah hasil dari proses painting dialirkan melalui suatu jaringan
pipa ke bak penampung. Pada bak penampung ini, air limbah
ditampung sebelum masuk ke fase pengolahan limbah selanjutnya.
Bak penampung ini juga terdapat saringan atau filter yang berfungsi
menyaring partikel besi yang ikut terbawa dalam air limbah saat
proses pencelupan. Selanjutnya, air limbah akan dialirkan ke mixing
tank (bak reactor).
3. Bak Reaktor
Kumpulan air limbah dari bak penampung dialirkan ke mixing tank
untuk dilakukan pengecekan kadar pH. Pengecekan kadar pH
dilakukan dua kali, saat air limbah pertama kali masuk dan saat air
Setelah diketahui kadar pH dari air limbah, maka air limbah akan
mendapat perlakuan sesuai dengan kadar pHnya.
a. Kondisi pH asam
Apabila kondisi pH asam, maka pengecekan menggunakan
bahan kimia yaitu CaCH2. CaCH2 yang digunakan sebanyak 15
L. CaCH2 ini berfungsi dalam proses menaikkan atau
mendapatkan pH standard yaitu : 6 - 7.
b. Kondisi pH basa
Apabila kondisi pH basa, maka pengecekan menggunakan bahan
kimia yaitu H2SO4. H2SO4 yang digunakan sebanyak 15 L. H2SO4
ini berfungsi dalam proses menurunkan atau mendapatkan pH
standard yaitu : 6 - 7.
4. Chlorinasi
Air limbah yang ph nya sudah menjadi netral kemudian masuk ke
dalam bak chlorinasi untuk ditambahkan chlorine.
5. Filtrasi
Air dari bak clorinasi kemudian dipompa ke saluran filtrasi Active
Carbon dan Ferro Filter. Sehingga air yang keluar sudah bebas
dari partikel-partikel yang mungkin masih lolos pada tahap
sebelumnya.
6. Bak Monitoring
1. Pewadahan Sampah
PT. Tesena Inovindo tidak bekerjasama dengan jasa pest control, dan
tidak terdapat bagian yang khusus menangani masalah vektor
penyakit dan binatang pengganggu. Namun pengendalian vektor
ditangani oleh bagian maintenance atau bagian umum.
Fasilitas yang terdapat pada PT. Tesena Inovindo antara lain: toilet,
mushola, tempat parkir, dan ruang tunggu. Toilet terdapat di dalam
kantor dan pada area produksi. Jumlah toilet yang ada sudah
mencukupi, dan memiliki fasilitas, seperti wastafel, jamban, dan sabun
cuci tangan, tetapi toilet pria dan wanita tidak terpisah. Keadaan lantai
toilet kuat, kedap air, tidak licin, bersih, dan terdapat lantai toilet yang
sedikit retak.
Alat pelindung diri (APD) untuk para pekerja di PT. Tesena Inovindo
telah disediakan dengan jumlah yang mamadai untuk pekerja. Namun
pada saat observasi, terlihat banyak pekerja yang tidak memakai alat
pelindung diri (APD) lengkap yang sesuai pada saat bekerja. Maka
dari itu kami memberikan kuesioner tentang kesehatan dan
keselamatan kerja kepada pekerja di bagian produksi untuk
mengetahui lebih lanjut. Pekerja di bagian produksi berjumlah 63
orang, namun hanya diizinkan 28 pegawai untuk menjadi responden.
Aspek sosial pada pekerja yang dilihat meliputi umur, masa kerja,
pendidikan, pengetahuan, sikap, dan tindakan. Kuesioner dibagikan
kepada 10 pekerja divisi welding.
1. Umur
Tabel 2
Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja Pekerja
Di Divisi Welding PT. Tesena Inovindo
Tahun 2012
Masa Kerja Jumlah %
<1 tahun 0 0
1-9 tahun 4 40
>9 tahun 6 60
Jumlah 10 100
Sumber. Data Primer terolah tahun 2012
3. Pendidikan
Tabel 3
Distribusi Responden Berdasarkan Golongan Umur
Di Divisi Assembling PT. Tesena Inovindo
Tahun 2012
Umur Jumlah %
<25 tahun 1 14,3
25-45 tahun 6 85,7
>45 tahun 0 0
Jumlah 7 100
Sumber. Data Primer terolah tahun 2012
2. Masa Kerja
3. Pendidikan
1. Umur
2. Masa Kerja
3. Pendidikan
2. Masa Kerja
3. Pendidikan
4. Pengetahuan
5. Sikap
6. Tindakan
1. Umur
Tabel 7
Distribusi Responden Berdasarkan Golongan Umur
Di Divisi Elektro dan Setting PT. Tesena Inovindo
Tahun 2012
Umur Jumlah %
<25 tahun 3 60
25-45 tahun 2 40
>45 tahun 0 0
Jumlah 5 100
Sumber. Data Primer terolah tahun 2012
Tabel 8
Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja Pekerja
Di Divisi Elektro dan Setting PT. Tesena Inovindo
Tahun 2012
Masa Kerja Jumlah %
<1 tahun 1 20
1-9 tahun 4 80
>9 tahun 0 0
Jumlah 5 100
Sumber. Data Primer terolah tahun 2012
3. Pendidikan
4. Pengetahuan
6. Tindakan
Tabel 10
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Tindakan Pekerja
Tentang K3 Di Divisi Elektro dan Setting PT. Tesena Inovindo
Tahun 2012
Tindakan Jumlah %
Baik 3 60
Cukup 2 40
Kurang 0 0
Jumlah 5 100
Tabel 12
Analisa Hasil Pengukuran Intensitas Pencahayaan Setempat
Ruang Produksi Divisi Assembling
PT. Tesena Inovindo
Tahun 2012
Pencahayaan Standar
Titik Area Hasil
(Lux) (Lux)
1 Perangkaian cabinet 29 300 Tidak memenuhi syarat
2 Meja desain dan potong 106 300 Tidak memenuhi syarat
Pembentukan bingkai Tidak memenuhi syarat
3 24 300
incubator
Pemasangan pagar Tidak memenuhi syarat
4 32 300
incubator
Pemasangan sekat Tidak memenuhi syarat
5 109 300
incubator
Pemasangan nampan Tidak memenuhi syarat
6 65 300
incubator
7 Pemasangan due 20 300 Tidak memenuhi syarat
8 Pemasangan panel 42 300 Tidak memenuhi syarat
Sumber. Data Primer terolah tahun 2012
Tabel 13
Analisa Hasil Pengukuran Intensitas Pencahayaan Setempat
Ruang Produksi Divisi Flexyglass
PT. Tesena Inovindo
Tahun 2012
Area Pencahayaan Standar
Titik Hasil
(Lux) (Lux)
Penghalusan potongan
1 164 300 Tidak memenuhi syarat
akrilik kecil
2 Meja potong aklrilik 124 300 Tidak memenuhi syarat
3 Mesin penekukan akrilik 76 300 Tidak memenuhi syarat
Pembersihan potongan
4 137 300 Tidak memenuhi syarat
akrilik
5 Alat bubut 201 300 Tidak memenuhi syarat
6 Meja pemolesan 92 300 Tidak memenuhi syarat
Sumber. Data Primer terolah tahun 2012
Tabel 14
Analisa Hasil Pengukuran Intensitas Pencahayaan Setempat
Ruang Produksi Divisi Painting
PT. Tesena Inovindo
Tahun 2012
Area Pencahayaan Standar
Titik Hasil
(Lux) (Lux)
Meja kerja Tidak memenuhi
1 112 300
painting syarat
Blower Tidak memenuhi
2 52 300
syarat
Sumber. Data Primer terolah tahun 2012
Tabel 16
Tabel 17
Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan
Ruang Produksi PT. Tesena Inovindo
Tahun 2012
Kebisingan
No. Nama Ruangan Standar Hasil
(dB)
Tidak memenuhi
1. Welding 85,5 85 dB
syarat
2. Assembling 75,3 85 dB Memenuhi syarat
3. Flexyglass 78,3 85 dB Memenuhi syarat
4. Painting 78,3 85 dB Memenuhi syarat
5. Elektro 63,2 85 dB Memenuhi syarat
6. Setting 63,2 85 dB Memenuhi syarat
Tabel 18
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan,
Sikap, dan Tindakan Tentang Kebisingan Di Divisi Welding PT.
Tesena Inovindo
Tahun 2012
Aspek Jumlah Katagori %
Pengetahuan 10 Baik 100
Sikap 10 Baik 100
Tindakan 10 Baik 100
Tabel 19
Hasil Pengukuran Kadar Debu Ruang Produksi
PT. Tesena Inovindo
Tahun 2012
Debu Standar
No. Nama Ruangan Hasil
(mg/m3) (mg/m3)
Tidak memenuhi
1. Welding 304,03 10
syarat
Tidak memenuhi
2. Flexiglass 186,03 10
syarat
Tidak Memenuhi
3. Painting 79,41 10
syarat
Sumber. Data Primer terolah tahun 2012
Tabel 20
Hasil Pengukuran Tekanan Panas Ruangan Produksi
PT. Tesena Inovindo
Tahun 2012
No Nama Ruangan Wet Dry Globe
1. Welding 27,5 oC 33,68 oC 35,5 oC
2. Assembling 26,9 oC 31,9 oC 31,3 oC
3. Flexyglass 26,6 oC 31,8 oC 31,2 oC
4. Painting 26,8 oC 32,5 oC 32,1 oC
Sumber. Data Primer terolah tahun 2012
Tabel 21
Hasil Pengukuran Suhu dan Kelembaban Ruangan Produksi
PT. Tesena Inovindo
Tahun 2012
No. Nama Ruangan Suhu (oC) Kelembaban (%)
1. Welding 29,8 58
2. Assembling 28,2 63
3. Flexyglass 28 61
4. Painting 28,6 61
5. Elektro 23 70
6. Setting 23 70
Sumber. Data Primer terolah tahun 2012
ANALISIS HASIL
Hasil identifikasi air bersih di PT. Tesena Inovindo secara fisik sudah
memenuhi syarat kualitas air bersih, dimana air bersih yang tersedia di
PT Tesena secara fisik air tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau,
dan tidak keruh. Namun, untuk kualitas mikrobiologi dan kimia belum
pernah dilakukan pengukuran. Sedangkan syarat kualitas air bersih
menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.416/MENKES/PER/XI/1990
kualitas air bersih harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi
1. Divisi Welding
Dari hasil identifikasi dan pengukuran pencahayaan, rata-rata
pencahayaan di ruangan welding tidak memenuhi syarat karena
sumber pencahayaan yang digunakan pada saat itu hanya
pencahayaan alami, terdapat lampu namun tidak dinyalakan.
Sumber cahaya banyak yang terhalangi oleh mesin-mesin kerja.
4. Divisi Elektro
Dari hasil identifikasi dan pengukuran pencahayaan, rata-rata
pencahayaan di ruangan elektro tidak memenuhi syarat karena
kurangnya intensitas cahaya pada lampu yang digunakan sebagai
sumber penerangan ruangan tersebut, dan banyaknya barang-
barang yang menghalangi cahaya lampu. Sedangkan, penerangan
yang cukup sangat dibutuhkan untuk menunjang kelancaran
pekerjaan terlebih yang membutuhkan ketelitian yang tinggi seperti
di ruang elektro tersebut. Kurangnya pencahayaan di ruangan
elektro yang membutuhkan ketelitian tinggi dapat mengakibatkan
kesalahan pada proses produksi dan menghambat alur proses
produksi yang nantinya dapat merugikan perusahaan. Sehingga
disarankan untuk memperbaiki tata letak meja yang ada di ruang
elektro dan menambahkan daya lampu serta penerangan local
pada masing-masing meja.
5. Divisi Setting
Hasil pengukuran intensitas pencahayaan pada ruang setting telah
memenuhi persyaratan.
1. Suhu
2. Kelembaban
6.1 Kesimpulan
1. Pencahayaan
3. Kadar debu
4. Tekanan panas
a. Suhu
Suhu pada setiap ruangan produksi telah memenuhi
persyaratan
b. Kelembaban
Kelembaban di ruang produksi yang telah memenuhi
persyaratan hanya pada divisi elektro dan divisi setting.
Sedangkan, kelembaban pada divisi welding, assembling,
flexyglass, dan painting tidak memenuhi persyaratan.
1. Pencahayaan
2. Kebisingan