DARING
Dibimbing oleh :
A.T Diana Nerawati, SKM, M.Kes
Fitri Rokhmalia, S.ST, M.KL
Demes Nurmayanti, ST, M.Kes
Hadi Suryono, ST.,MPPM
Imam Thohari, ST, M.Mkes
Pratiwi Hermiyanti, S.ST, M.KL
Disusun Oleh :
Safira Alya Nurul Jannah (P27833118009)
2. Pembuat Laporan :
a. Nama Lengkap : Safira Alya Nurul Jannah
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Alamat Email : Annahlya0509@gmail.com
d. NIM : P27833118008
e. Institut : Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya
f. Jurusan : Kesehatan Lingkungan Surabaya
g. Prodi : D3 Sanitasi Surabaya
h. Semester : V (Lima)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktek
Belajar Lapangan Rumah Sakit Sistem Daring. Laporan ini disusun untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Tata Graha, K3RS dan Sanitasi Rumah Sakit. Kami
mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu
sehingga Laporan Praktikum Belajar Lapangan ini dapat diselesaikan, yaitu:
1. Ibu A.T Diana Nerawati, SKM., M.Kes selaku dosen pembimbing mata kuliah
Sanitasi Rumah Sakit.
2. Ibu Fitri Rokhmalia, S.ST., M.KL selaku dosen pembimbing mata kuliah
Sanitasi Rumah Sakit.
3. Ibu Demes Nurmayanti, ST., M.Kes selaku dosen pembimbing mata kuliah
K3RS.
4. Bapak Hadi Suryono, ST., MPPM selaku dosen pembimbing mata kuliah
K3RS.
5. Imam Thohari, ST, M.Mkes selaku dosen pembimbing mata kuliah Tata
Graha.
6. Pratiwi Hermiyanti, S.ST, M.KL selaku dosen pembimbing mata kuliah Tata
Graha.
7. Semua pihak yang turut serta membantu dalam pelaksanaan Praktik Belajar
Lapangan Sistem Daring.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
I.3 Manfaat
Laporan ini dapat dimanfaatkan bagi :
1. Untuk Ilmu Pengetahuan
Diharapkan laporan ini dapat bermanfaat untuk penerapan ilmu dan
penerapan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan lingkungan
mengenai sanitasi rumah sakit
2. Untuk Institusi Kesehatan
Sebagai informasi dan bahan pertimbangan dalam pemecahan
masalah pada program sanitasi rumah sakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2) Penerangan
Semua ruangan harus diberi penerangan. Ruangan perawatan harus
ada penerangan umum dan penerangan khusus untuk individu. Sakelar
untuk penerangan umum diletakkan didekat pintu masuk sedangkan
sakelar untuk individu di letakkan didekat tempat tidur pasien dan mudah
dijangkau.
Ruang Pencahayaan (Lux)
Ruang rawat 100-200
Ruang rawat saat tidur 50
Ruang operasi 300-500
Ruang endoskopi 300-500
Ruang rontgen 75-100
Koridor Minimal 60
Tangga Minimal 100
Kantor Minimal 100
Gudang Minimal 100
Ruang farmasi Minimal 200
Dapur Minimal 200
Ruang cuci Minimal 200
Toilet Minimal 100
Kamar isolasi tetanus 0,1-0,5 warna biru
Table 2. Pencahayaan
5) Kebisingan
Kebisingan diruang perawatan tidak boleh melebihi 45 dBA, diruang
poliklinik maksimum 80 dBA, laboratorium maksimum 68 dBA, ruang cuci
dapur maksimum 78 dBA.
Air panas untuk badkuip jangan melebihi suhu 40 0C, apabila yang
tersedia melebihi 400C maka harus ada kran pencampur air dingin.Air
panas yang tersedia jangan melebihi 60 0C.Kebutuhan air dikamar
cuci(laundry) sebanyak 40 liter/kg cucian, 60% dari jumlah ini berupa air
panas.
Kualitas air dirumah sakit harus selalu dipantau secara terus menerus
agar persediaan air bersih tetap aman.Penurunan kualitas air akan
mengganggu dsan membahayakan kesehatan.
Limbah medis atau libah klinis dalah limbah yang berasal dari
pelayanan medis, perawatan, farmasi, laboratorium, radiografi, penelitian.
Limbah ini bersifat membahayakan dan perlu dilakukan pengamanan
terhadapnya.Limbah ini dapat digolong-golongkan menjadi :
1. Limbah benda tajam bisa berupa jarum,pipet,pecahan kaca,pisau
bedah.Kesemuanya adalah berbahaya mempunyai potensi
menularkan penyakit.
2. Limbah infeksius dihasilkan oleh laboratorium,kamar isolasi,kamar
perawatan,sangat berbahaya bisa menularkan penyakit.
3. Limbah jaringan tubuh berupa darah, anggota badan hasil
amputasi,cairan tubuh,plasenta.Plasenta sering diminta keluarga
pasien untuk dibawa pulang.
4. Limbah farmasi berupa obat atau bahan-bahan yang telah
kadaluarsa,obat yang terkontaminasi ,obat yang dikembalikan oleh
pasien atau tidak digunakan.
5. Limbah kimia ada yang berbahaya dan tidak
6. Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan
radioisotop.
10) Pembuangan Air Limbah
Untuk bisa yakin bahwa limbah yang dikeluarkan tidak
mengandung mikroorganisme berbahaya dan agar efisiensi biaya
sebaiknya limbah yang bisa disterilkan terlebih dahulu dicampur dengan
air limbah lain.Misalnya bahan-bahan pemeriksaan yang mengandung
kuman TB atau kuman polio disterilkan dengan otoklaf kemudian baru
masuk ke dalam septic tank.
11) Pembuangan Sampah Padat
Rumah sakit mengahasilkan sampah medis dan sampah non medis.
Untuk usaha pengelolaannya terlebih dahulu ditentukan jumlah sampah
yang dihasilkan setiap harinya.
Ada rumus untuk menghitung jumlah sampah yang dihasilkan suatu
rumah sakit sebagai berikut :
C = Jumlah siswa
16) Insinerator
Insinerator adalah alat untuk membakar sampah padat kering
maupun yang basah. Gas yang dipancarkan oleh sproeier bisa mencapai
suhu 700C. Bahan (sampah) yang dibakar menghasilkan panas yang ikut
mempertahankan panas yang ada.
17) Serangga
Manajemen rumah sakit harus mengusahakan agar di sekitar rumah
sakit tidak ada tempat perindukan untuk segala macam serangga baik
untuk nyamuk, lalat, maupun kecoa. Untuk mengatasi lalat dari luar,
untuk pintu dapur bisa digunakan tabir angin atau wind screen, bisa juga
dengan mempergunakan pintu kawat kasa. Untuk mengurangi datangnya
kecoa hindari adanya ceceran makanan, kalaupun masih ada kecoa bisa
disemprot dengan insektisida malathion, fenitrothion, lorsban dilarutkan
dalam air dengan konsentrasi 0.5-1%. Pembasmian nyamuk dengan
fogging malathion, fenitrothion, lorsban dengan konsentrasi 2.0-2.5%.
18) Tikus
Agar diusahakan tidak ada tempat untuk bersarangnya tikus dirumah
sakit. Tempat yang disukai tikus untuk bersarang adlah lubang di dinding
atau di lantai, tumpukan sampah dan barang bekas. Tikus tidak suka
berkeliaran di tempat yang bersih oleh karena tidak ada makanan yang
dicarinya. Jangan sampai ada penumpukan sisa makanan oleh karena ini
akan menjadi tempat tikus berkumpul. Pestisida yang disarankan adalah
pestisida jenis anti koagulan seperti warfarin, fumarin, dan pivol. Bisa
jugadgunakan perangkap tikus dan lem tikus.
Untuk mengusir tikus bisa juga digunakan alat listrik penimbul bunyi
dengan frekuensi tinggi.
19) Kucing
Kucing sering berdatangan ke rumah sakit, berkembang biak hingga
menyebabkan bau kotoran kucing dan sering mencuri makanan untuk
pasien. Tempat sampah yang tidak ada tutupnya sering diporak-
porandakan kucing. Cara mengatasinya dengan membuangnya jauh-jauh
dari rumah sakit.
20) Pemantauan dan Pengendalian Lingkungan RS melalui Sanitasi
Makanan dan Minuman di RS