Anda di halaman 1dari 70

MAKALAH

SANITASI BIOSKOP

(Studi Kasus di Bioskop NSC Jember)

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sanitasi Pemukiman dan Tempat-
tempat Umum

Disusun oleh:
Kelompok 8
1. Azzumrotul Baroroh (122110101165)
2. Fahmi Nur Rosida (122110101185)
3. Aprillia Wulan S. (122110101198)
4. Indri Fahrudiana (122110101202)

BAGIAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN K3


PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER
2015
i

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan YME karena rahmat dan

petunjuk-Nya penulis bisa menyelesaikan makalah sebagai tugas mata kuliah

Sanitasi Permukiman dan Tempat-Tempat Umum yang berjudul “Sanitasi

Bioskop, Studi Kasus di Bioskop NSC Jember” ini.

Dengan selesainya makalah ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih


yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah ikut membantu
menyelesaikan makalah ini. Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebanyak-banyaknya kepada,
1. Seluruh dosen pengampuh mata kuliah Sanitasi Permukiman dan Tempat-
Tempat Umum yang telah banyak membimbing dan memberi masukan kepada
penulis hingga terselesaikannya makalah ini.
2. Orang tua kami, atas segala restu dan dukungannya.
3. Teman-teman, yang selalu memberi semangat kepada penulis untuk
menyelesaikan makalah ini.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan
makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang relevansinya dengan
penyempurnaan makalah ini sangat penulis harapkan. Kritik dan saran sekecil
apapun akan penulis perhatikan dan pertimbangkan demi penyempurnaan
makalah ini.
Semoga makalah ini mampu memberikan manfaat dan mampu memberikan
suatu nilai tambah kepada para pembacanya.

Jember, 15 Maret 2015

Penulis
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3
2.1 Sanitasi..........................................................................................................3
2.2 Bioskop..........................................................................................................3
2.3 Sanitasi Bioskop............................................................................................4
BAB 3. PEMBAHASAN.......................................................................................14
3.1 Profil Bioskop........................................................................................14
3.2 Bangunan Luar Gedung.......................................................................15
3.3 Bagian Dalam Gedung (Lobby)............................................................17
3.4 Bagian Dalam Ruang Pertunjukan.....................................................22
3.5 Sarana Sanitasi......................................................................................33
3.6 Penyediaan Air Bersih..........................................................................38
3.7 Fasilitas Pendukung..............................................................................39
3.8 Petugas Pelayanan................................................................................40
3.9 Sanitasi Bioskop NSC Menurut Pengunjung......................................41
BAB 4. PENUTUP................................................................................................43
4.1 Kesimpulan............................................................................................43
4.2 Saran.......................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................45
LAMPIRAN...........................................................................................................46
iii
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sanitasi merupakan suatu cara untuk mencegah terjadinya suatu penyakit
menular dengan jalan memutuskan mata rantai dari sumber. Sanitasi
merupakan usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada
penguasaan terhadap berbagai factor lingkungan yang mempengaruhi derajat
kesehatan (Arifin dalam Djamil, 2014).
Menurut Djamil (2014) sanitasi tempat-tempat umum merupakan usaha
untuk mengawasi kegiatan yang berlangsung di tempat-tempat umum terutama
yang erat kaitannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit
sehingga kerugian yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut dapat dicegah.
Sanitasi tempat-tempat umum menjadi suatu perhatian khusus bahkan
bisa menjadi problem. Hal ini dikarenakan tempat umum merupakan suatu
tempat di mana terdapat banyak orang bertemu dan melakukan kegiatan.
Dengan demikian maka besar kemungkinan untuk terjadinya penyebaran atau
penularan penyakit dari berbagai penyakit yang dibawa oleh berbagai macam
orang tersebut. Salah satu contoh tempat umum seperti bioskop juga perlu
diperhatikan.
Bioskop merupakan gedung pertunjukkan untuk film (Kamus Besar
Bahasa Indonesia). Terdapat banyak orang yang melakukan kegiatan bersama,
yaitu menonton film di bioskop. Dengan demikian sanitasi biokop harus
diperhatikan dalam rangka mencegah terjadinya penularan penyakit seperti
yang telah disebutkan sebelumnya terkait dengan pengertian dari sanitasi.
Kegiatan sanitasi bioskop ini bertujuan untuk meningkatkan estetika dan
kenyamanan bagi para pengunjung saat berada di kawasan bioskop.
Terdapat berbagai aspek di dalam sanitasi biokop, antara lain konstruksi
bangunan, fasilitas sanitasi seperti kamar mandi dan WC, saluran pembuangan
air limbah, tempat pembuangan sampah, dan sebagainya. Di berbagai wilayah
di Indonesia, bioskop sudah semakin berkembang seiring dengan kemajuan
2

teknologi. Begitu pula dengan bioskop yang terdapat di Jember, yaitu Bioskop
NSC Jember. Di dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai sanitasi
Bioskop NSC Jember.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalahnya adalah:
bagaimana hasil penilaian sanitasi di bioskop NSC Jember?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui hasil
penilaian sanitasi di bioskop NSC Jember.
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sanitasi
Menurut Dr.Azrul Azwar, MPH, sanitasi adalah cara pengawasan
masyarakat yang menitikberatkan kepada pengawasan terhadap berbagai faktor
lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.

Menurut Ehler & Steel, sanitation is the prevention of diseases by


eliminating or controlling the environmental factor which from links in the
chain of tansmission. Menurut Hopkins, sanitasi adalah cara pengawasan
terhadap factor-faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap
lingkungan

Sehingga dapat disimpulkan sanitasi adalah segala upaya pengawasan


terhadap faktor-faktor lingkungan yang dilakukan untuk menjamin
terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan.

2.2 Bioskop
Menurut Suparlan, yang disebut dengan bioskop adalah suatu tempat
yang mempunyai bangunan atau gedung dengan konstruksi tertentu di
dalamnya, yang mana masyarakat umum berkumpul dengan dapat melihat
film ada layar putih. Dalam hal ini maka yang dimaksud dengan bioskop
mempunyai unsur-unsur:
1. Gedung yang permanen
2. Ada fasilitas
3. Ada jam pertunjukkan tertentu
Macam-macam bioskop:
1. Film theater adalah tempat pertunjukan film biasa, di Indonesia ini
disebut Bioskop.
4

2. Drive in Theater adalah tempat pertunjukan film dimana para


penonton dapat memasukan mobilnya sekaligus ke ruang tempat
pertunjukan dan menonton dari atas mobil yang dibawanya.
3. Cyclo Rama adalah tempat pertunjukan film dimana para penonton
seolah-olah berada ditengah-tengah kejadian cerita dalam film yang
dipertunjukan.
Pertunjukan bioskop dengan dipungut biaya atau tidak yang
bersifat sementara misalnya pertunjukan film-film propaganda di kampung
atau untuk umum di sekolah di dalam pasar malam dll, dianggap bukan
gedung bioskop resmi dan dibebaskan dari peraturan-peraturan dan syarat-
syarat untuk bioskop permanen.
2.3 Sanitasi Bioskop
Persyaratan, tuntutan dan standar bangunan bioskop (Cinema), terbagi
sebagai berikut (Rusdi, 2010):
A. Bagian Luar Bioskop
1. Letak
Letak atau lokasi gedung biskop perlu diperhatikan karena letak
berpengaruh terhadap kenyamanan dari gedung bioskop. Bentuk letak
ini perlu diperhatikan sebagai berikut:
a. Di tempat yang luas dengan alasan agar memberikan tampat
untuk parkir mobil dan lain-lain kendaraan, serta memberikan
keleluasan dan kepuasan para pengunjung untuk mamandang
keindahan sekitarnya. Agar kendaraan dapat diparkir dengan
rapih/teratur perlu adanya rambu untuk tempat parkir
b. Di tempat yang strategis yaitu ditengah-tengah dekat
perumahan penduduk agar mudah dicapai dengan berjalan atau
dengan kendaraan, serta ditengah-tengah tempat rekreasi lain
c. Di tempat yang jauh dari faktor penganggu, seperti tempat
pembuangan sampah, industri yang gaduh dan terlalu ramai
d. Di tempat yang tinggi dan kering, tidak dekat rawa atau daerah
banjir.
5

2. Halaman
a. Halaman sangat penting untuk gedung bioskop, digunakan
untuk parkir kendaraan dan hendaknya cukup luas
b. Halaman harus bersih, tidak terdapat sampah-sampah yang
berserakan, genangan air, oli, dll
c. Pagi dan malam hari halaman bioskop perlu penerangan minimal 3
cm pada permukaan tanah
d. Halaman perlu diberi pagar sebagai pembatas
e. Arah-arah lalu lintas dibuat teratur baik untuk penonton
maupun untuk kendaraan-kendaraan yang keluar masuk halaman
f. Sisa peralatan yang tidak digunakan untuk parkir dapat dibuat
pertamanan dengan tumbuh-tumbuhan, bunga-bunga untuk
menambah keindahan sekitarnya
B. Bagian Dalam Bioskop
1. Ruang Tunggu
Ruang tunggu di gedung bioskop perlu sekali karena:
a. Memberikan tempat bagi para pengunjung yang telah untuk
beristirahat
b. Memberikan tempat bagi para penonton untuk menunggu
gilirannya menonton film.
Oleh sebab itu, ruang tunggu perlu dijaga kebersihannya,
disediakan tempat sampah yang cukup, kursi diatur sedemikian
rupa, diberi potpot bunga sehingga ruang tunggu tersebut bentuknya
menarik dan menyenangkan.
2. Exterior Traffic
Exterior traffic sangat penting, karena akan melancarkan lalu
lintas penonton untuk menuju ke bagian-bagian lain di lingkungan
exteriour gedung tersebut. Tanpa adanya exteriour traffic lalu
lintas penonton akan terganggu. Beberapa hal yang harus
mendapatkan perhatian dari exteriour traffic adalah:
a. Hendaknya jalan-jalan tersebut dibuat cukup lebar
6

b. Hendaknya jalan-jalan yang menghubungkan dari bagian ke


bagian lain cukup jelas dan teratur
c. Agar keluar masuknya pengunjung teratur maka pintu yang
menuju ke ruang pertunjukkan dan pintu yang keluar dari
tempat pertunjukkan hendaknya terpisah
d. Perlu diperhatikan pencahayaan yang cukup agar tidak panas
perlu dipasang ventilasi buatan
e. Untuk menjaga kebersihan perlu disediakan tempat-tempat
atau rokok maupun puntung rokok

Hal yang penting dalam exterior traffic adalah sebagai berikut:


a. Hendaknya jalan/gang dibuat cukup lebar sesuai dengan tempat
duduk yang tersedia di ruang tunggu.
b. Pembidangan dari pelataran-pelataran seperti:
1) Daerah snack bar
2) Daerah WC/urinoir
3) Daerah tempat orang-orang masuk ke tempat pertunjukan
dibagi lagi dalam pembidangan kelas-kelas.
4) Daerah penjualan karcis
c. Penertiban keluar masuknya para pengunjung dari dan ke dalam
tempat pertunjukan. Pengaturan ini dapat dilakukan dengan
diadakan nya pintu masuk sendiri pintu keluar sendiri sehinggga
pada waktu pertunukan bioskop selesai, tidak menganggu bagi
orang-orang yang akan menonton pertunjukan kedua.
d. Adanya tempat abu dan putung rokok sepanjang jalan dari daerah
tersebut.
e. Penerangan dan ventilasi yang cukup dapat dipasang ventilasi
buatan beruap kipas angin atau exhauster atau sesuai dengan
kemampuan pengatur udara (air conditioning).
3. WC dan Urinoir
Persyaratan dari WC adalah:
7

a. Jumlah WC (jamban) adalah minimal 1 buah untuk setiap 200


kursi
b. Jamban untuk laki-laki dan jamban untuk wanita harus terpisah
c. Harus tersedia air yang cukup banyak untuk menggelontor
maupun untuk membersihkan
d. Keadaan jamban harus selalu dalam keadaan bersih dan terpelihara
e. Penerangan minimal 50 lx pada permukaan lantai
Persyaratan dari urinoir:
a. Jumlah minimal 1 buah untuk 100 kursi
b. Tersedia air pembersih yang cukup
c. Penerangan minimal 5 fc pada lantai
d. Keadaan selalu bersih dan terpelihara
e. Urinoir yang baik adalah type single urinoir, cara
membersihkannya secara berkala 5 menit atau 10 menit sekali
dapat dipakai “intermittent automatic flushing device”.
Di tempat tersebut sebaiknya terdapat washtafel (tempat cuci
tangan) dilengkapi dengan sabun dan tissue.
4. Pemadam Kebakaran
a. Di dalam gedung bioskop harus tersedia alat pemadam
kebakaran yang masih berfungsi dan diletakkan di tempat yang
mudah dilihat dan mudah dijangkau oleh umum
b. Pada setiap alat pemadam kebakaran perlu adanya penjelasan
tentang cara penggunaannya
c. Jumlah pemadam kebakaran disesuaikan dengan besar kecilnya
gedung bioskop
C. Ruang Pemutaran Film
1. Dinding
Dinding gedung bagian dalam dibuat menurut konstruksi yang
tepat sehingga mencegah gema suara, mencegah penyerapan suara
(absorbsi), serta membantu resonansi (menguatkan suara). Dinding
gedung menerapkan sistem akustik. Sistem Akustik adalah pengolahan
8

tata suara pada suatu ruang untuk menghasilkan kualitas suara yang
nyaman untuk dinikmati.
2. Lantai
Lantai harus terbuat dari bahan yang kedap air, keras, tidak
licin, dan mudah dibersihkan. Kemiringan (slope) dibuat sedemikian
rupa sehingga pemandangan penonton yang berada dibelakang tidak
terganggu oleh penonoton didepannya. Kemiringan/penurunan
perbedaan tinggi antara barisan kursi yang satu dengan barisan yang
lain di depan atau di belakangnya kurang leibh 10 centimeter. Seperti
yang dikemukakan oleh departemen penerangan bersama lembaga ilmu
pengetahuan indonesia atas hasil penyelidikanya yaitu:
“Jarak antara sandaran kursi yang berurutan menurut normal
ukuran orang Indonesia adalah kurang lebih 90 cm, dengan sudut
penurunan ideal ke arah layar 6,20 terhadap garis horizontal, berarti
perbedaan tinggi kepala kursi yang berurutan 10 centimeter.”
3. Tempat Duduk atau Kursi
Tempat duduk juga merupakan faktor yang penting dalam
gedung bioskop karena apabila tempat duduk tidak nyaman untuk
diduduki maka penonton akan merasa terganggu menyaksikan
pertunjukan. Tempat duduk dibuat untuk perorangan dan dilengkapi
dengan sandaran belakang, sandaran tangan, dan sandaran kaki untuk
mencegah kelelahan selama pertunjukan.
Pengaturan harus sedemikian rupa sehingga tidak berimpitan
minimal ada jarak 40 cm antara kursi dengan kursi di depannya untuk
jalan penonton menuju kursi yang dituju. Barisan kursi terdepan
minimal 6 meter dari layar dengan sudut pandangan kurang dari 30 o.
Tiinggi kursi dari lantai sebaiknya 48 cm dengan sandaran setinggi 38
sampai 40 cm, sedangkan sandaran tangan disesuaikan dengan
kemungkinan tangan dapat bersandar dengan baik, ukuran kursi
disesuaikan dengan keadaan orang Indonesia pada umumnya yaitu
minimal 40-45 cm, terbuat dari bahan yang kuat dan tempat duduk yang
9

empuk, tetapi memudahkan untuk membersihkan baik kotoran ataupun


serangga.

Gambar urutan tempat duduk


Sumber: Neufart Data Arsitek 2
4. Layar Film
Layar merupakan alat yang penting dalam suatu bioskop dan
perlu diperhatikan sebab sejak film diputar sampai selesai pandangan
penonton selalu tertuju ke layar tersebut. Syarat-syarat yang harus
dipenuhi adalah:
a. Sebaiknya berwarna putih dan diberi warna gelap ditepi
b. Ukuran harus disesuaikan dengan kekuatan proyeksi dari proyektor
film
c. Permukaan yang licin dan bersih
d. Jarak antar layar dengan proyektor dan luasnya ruangan harus
sesuai sehingga gambar proyeksi pada layar benar-benar baik dari
segi kesehatan dan segi estetika.
Departemen penerangan dan lembaga ilmu pengetahuan
Indonesia mengemukakan bahwa jarak ideal antara proyektor film
terhadap layar adalah kurang lebih 40 m
5. Proyektor Film dan Ruangan
Penggunaan proyektor sebaiknya mempunyai dua buah dengan
ukuran yang sesuai dengan ukuran film yang banyak beredar sehingga
penggantian antar roll film tidak mengharuskan pertunjukan terputus.
Syarat-syarat proyektor yaitu harus baik, terang dan tidak bergetar
sehingga tidak merusak mata. Ruang harus disesuaikan dengan
peralatan dengan jumlah petugas yang melayani proyektor tersebut agar
10

tidak terjadi kecelakaan. Begitu pula suhu, kelembaban, penerangan


yang sesuai dengan syarat–syarat ruangan normal.
6. Sound System
Sound System adalah suatu alat elektronik yang digunakan untuk
mengeraskan suara sehingga bisa terdengar jelas oleh seluruh penonton.
Macam sound system ada dua yaitu, Sound system mono yang hanya
dipakai sebuah amplifier dan sebuah load speakers. Yang kedua adalah
stereo yang dipakai dua atau lebih amplifier dalam satu unit ataupun
unit terpisah dan loudspeakers untuk setiap amplifier. Tipe stereo
sebaiknya dipakai dalam gedung bioskop karena suara yang keluar
mendekati suara yang sebenarnya.
Pengaturan suara sound system di dalam gedung bioskop perlu
diperhatikan dengan penempatan pengeras suara pada dinding dalam
jarak yang sama antara satu dengan yang lainnya, untuk memungkinkan
suara yang diterima oleh telinga penonton dapat merata. Suara dap
diukur dengan satuan decibel (dB) antara 80-85 decibel.
7. Ventilasi
Tujuan dari ventilasi adalah memasukkan udara yang segar dan
mengeluarkan udara yang kotor. Ruang pertunjukan mutlak harus
mempunyai ventilasi yang baik dan cukup. Bila suatu ruangan tidak
mempunyai sistem ventilasi yang baik, maka akan menimbulkan
beberapa keadaan yang dapat merugikan kesehatan dan kehidupan.
Kadar oksigen akan berkurang, karena pemakaian yang tidak
seimbang sehingga mengakibatkan peningkatan gas asam arang CO2.
Hal ini dapat mengakibatkan sesak napas dan puusing, ruangan akan
berbau tidak enak dan kelembaban udara dalam ruangan akan naik
karena penguapan dari kulit atau pernafasan sehingga mengganggu
fungsi paru-paru.
Syarat suhu dan kelembababan yang ideal menurut Drs.
Soebagio Rekso Soebroto adalah suhu ruang atau kamar normal 27o C,
kelembababan yang baik adalah 40%. Sedangkan menurut Ir. Budy
11

Gunawan agar udara dalam ruangan selalu segar, maka ruangan tersebut
harus mempunyai sistem ventilasi yang baik sehingga menghasikkan
suhu antara 20oC - 25oC dengan kelembaban diantara 40%-50%.
Sistem ventilasi pada umumnya terbagi menjadi dua yaitu:
a. Ventilasi alami
Ventilasi alami ini dapat dibuat dengan jalan memasang
jendela dan lubang-lubang angin atau dengan menggunakan bahan
bangunan yang berpoti-pori.
b. Ventilasi buatan
Prinsip dari ventilasi buatan ini adalah mengalirkan udara
dengan menggunakan alat-alat seperti kipas angin (fan), alat
penghisap udara (exhauster) dan alat pendingin (air conditioning).
Untuk bangunan yang diperuntukan bagi umum seperti bioskop,
ventilasi buatan ini sangat baik.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penggunanaan
ventilasi ini adalah:
a. Bila digunakan kipas angin, maka pergerakan udara hanya
berupa putaran udara sehingga masih diperlukan ventilasi
alamiah.
b. Apabila menggunakan alat penghisap udara (exhauster) pada
prinsip kerjanya adalah menghisap udara dalam ruangan yang
sudah kotor untuk dikeluarkan. Alat ini masih membutuhkan
ventilasi alam sebagai jalan udara masuk dari luar yang masih
segar.
Pada penggunaan air conditioning terjadi pengolahan udara
dengan penyaringan pendinginan dan pengaturan kelembaban
dalam ruangan yang yang tertutup dan suhu dapat diatur, yang
harus diperhatikan dalam penggunakan ventilasi lain, dan orang
yang berada dalam ruangan dilarang merokok.
8. Pencahayaan
12

Penerangan diperlukan sebelum pertunjukan dimulai dan setelah


selesai pertunjukan utuk memudahkan para pengunjung mencari atau
keluar dari kursinya. Hal-hal yang perlu diperhatikan sehubungan
dengan penerangan ini yaitu tidak menyilaukan, tidak terlalu redup bagi
penonton dan petugas, panas yang ditimbulkan sedapat mungkin relatif
kecil, cahaya teratur dan tidak bergetar serta tidak menyebabkan
kebakaran.
9. Sistem Lalu Lintas
Sistem lalu lintas dalam arena pertunjukan bioskop perlu diatur
sedemikian rupa sehingga kelancaran arus penonton waktu keluar tidak
terhambat karenanya. Sebaiknya lalu lintas ini dibagi atas 4 bagian,
yaitu:
a. Lalu lintas utama lebar minimal 2 meter.
b. Lintas blok lebar minimal 80 cm.
c. Lintas antar kursi lebar minimal 40 cm.
d. Lintas keliling ruangan lebar minimal 50 cm.

Gambar lintas antar kursi


Sumber: Neufart Data Arsitek 2
10. Pintu Darurat
Pintu bahaya yang dimaksud di sini adalah sebagai pengaman
apabila tiba-tiba terjadi sesuatu kecelakaan seperti kebakaran, gempa
13

bumi dan lain-lain sehingga penonton dapat dengan mudah keluar dari
dalam gedung. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pintu bahaya
adalah sebagai berikut:
a. Jarak pintu bahaya yang satu dengan yang lain minimum 5 meter.
b. Dipasang simetris disebelah kanan dan kiri ruangan pertunjukan.
c. Lebar pintu minimal 2 kali lebar pntu biasa (160 cm)
d. Daun pintu harus membuka keluar
e. Selama pertunjukan berlangsung pintu bahaya tidak boleh dikunci
f. Diatas pintu bahaya dipasang tanda merah dengan tulisan “pintu
bahaya” yang jelas.
11. Keadaan Bebas dengan Tikus dan Serangga
Keadaan ini perlu diterapkan baik pada interior maupun pada
exterior, karena serangga dan tikus ini dapat menyebabkan gangguan
mental dan menimbulakan penyakit pada pengunjung. Pencegahan
terhadap serangga dapat dilakukan dengan cara:
a. Kebersihan umum harus tetap dijaga dengan baik dalam gedung
maupun luar gedung pertunjukan
b. Jangan sampai terdapat tempat-tempat mati dalam pengaturan
barang atau alat-alat untuk memudahkan dalam pembersihan.
c. Pemasangan kawat kasa pada lubang-lubang angin
d. Pencahayaan yang sempurna agar sinar dapat menerangi secara
merata ke seluruh ruangan.
Pencegahan terhadap tikus dapat dilakukan dengan cara:
a. Menjaga kebersihan ruangan
b. Menghindari adanya sudut-sudut mati atau ruangan gelap.
c. Menghindari tempat-tempat yang bisa digunakan oleh tikus untuk
bersarang.
d. Memasang teralis pada lubang ventilasi bagian bawah.
14

BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Profil Bioskop


Bioskop NSC Jember berlokasi di Jalan Gatot Subroto Nomor 37,
Jember. Bioskop ini sudah berjalan selama 2,5 tahun. Bioskop ini merupakan
bioskop dengan system sewa. Sebelumnya, bioskop ini sudah mengalami
beebrapa kali pergantian nama dan pengelola. Pada awalnya, bioskop ini
bernama Bioskop Ambassador, kemudian berganti menjadi Bioskop Kusuma.
Pada akhirnya berganti lagi menjadi NSC (New Star Cineplex) Jember
dengan pemiliknya yang bernama Bapak Johand. NSC berkantor pusat di
Pasuruan, dan terdapat beberapa cabang NSC di beberapa wilayah di Jawa
Timur antara lain NSC Pasuruan, NSC Jember, NSC Madiun 1, NSC
Sidoarjo, NSC Kudus, NSC Banyuwangi dan NSC Madiun 2. Pemegang
kekuasaan di Bioskop NSC yang meliputi keuangan, pelaksana, pengadaan
fasilitas atau film adalah Bapak David Kurniawan. Bioskop NSC Jember ini
menggunakan system sewa sehingga pidak pengelola Bioskop NSC Jember
tidak bisa berbuat banyak terkait dengan renovasi bangunan dan sebagianya
dengan berbagai pertimbangan.
A. Struktur Organisasi
Owner
Bapak Johand

Direktur
Bapak David Kurniawan

Manager Cabang Jember


Bapak Yanto
15

Karyawan

B. Karyawan
Jumlah karyawan di Bioskop NSC Jember sebanyak 18 orang
dengan 12 orang laki-laki dan 6 orang perempuan. Syarat-syarat yang
diberlakukan untuk menjadi karyawan bioskop ini adalah menyerahkan
ijazah minimal SMA dan tes kesehatan dari dokter. Oleh karena itu, rata-
rata latar belakang pendidikan karyawan di Bioskop NSC Jember yaitu
SMA, khususnya para karyawan laki-laki. Namun ada juga yang diploma,
sarjana dan bahkan yang masih kuliah.
Sertiap harinya, bioskop NSC Jember mulai dibuka pada pukul
13.00 WIB dan pukul 20.00 WIB. Para karyawan masuk kerja pukul 12.00
WIB dan pulang kerja pukul 22.30 WIB. Di Bioskop NSC Jember ini tidak
terdapat shift kerja. Oleh karena itu, untuk hari liburnya diberlakukan satu
kali dalam seminggu dan harus di antara hari Senin-Jumat. Sedangkan
pada hari Sabtu dan Minggu tidak boleh ada yang libur. Akan tetapi jika
terdapat situasi dan kondisi tertentu maka pada hari itu karyawan
diperbolehkan untuk mengambil hari liburnya.

Bioskop NSC Jember memiliki 2 studio dengan kapasitas untuk


menampung penonton yang berbeda-beda. Total kursi yang ada di studio
Bioskop NSC Jember sebanyak 358 kursi. Pada studio 1 jumlah kursinya
sebanyak 239 kursi dan untuk studio 2 jumlah kursinya sebanyak 119 kursi.
Harga tiket untuk hari senin-jum’at yaitu Rp 25.000 dan untuk hari sabtu dan
minggu serta hari besar seharga Rp 30.000. Di Bioskop NSC Jember
Cineplex terdapat papan peringatan yang berisi:
1. Dilarang membawa makanan dan minuman diluar
2. Dilarang merokok
3. Dilarang membawa kamera/alat perekam lainnya
4. Dilarang membawa senjata
16

3.2 Bangunan Luar Gedung


A. Lokasi
Lokasi Bioskop NSC Jember tergolong kurang luas dikarenakan
untuk tempat parkirnya masih sempit sehingga terkadang membuat
pengunjung mengalami kesulitan untuk mengeluarkan motornya. Akan
tetapi, lokasi Bioskop NSC Jember tergolong aman terlebih lagi berada di
dekat Kantor Polres Jember. Lokasi Bioskop NSC Jember juga jauh dari
factor pengganggu seperti industri, keramaian, dan pencemaran
lingkungan. Di samping itu, bioskop ini juga berlokasi di tempat yang
tinggi dan kering, karena tidak berada di dekat rawa atau daerah rawan
banjir. Namun, yang disayangkan adalah bioskop ini letaknya kurang
strategis karena tidak berada di pusat kota yang bisa langsung terlihat.
Untuk menuju ke bioskop ini harus melewati jalan-jalan tembusan dan
bukan jalan utama.
B. Lingkungan
Pada saat dilakukannya survey, lingkungan sekitar Bioskop NSC
Jember tergolong bersih dan tidak terdapat genangan air. Akan tetapi, di
beberapa titik terdapat jalan yang tidak merata atau terdapat lobang-lobang
yang memungkinkan terjadinya genangan air ketika turun hujan.

(Kondisi jalan yang berlubang sehingga bisa memungkinkan terjadinya


genangan air)

Jumlah luas halaman Bioskop NSC Jember yaitu 600m2. Bioskop


NSC Jember memiliki 2 tempat parkir, yaitu di bagian depan untuk tempat
parkir mobil dan bagian belakang untuk tempat parkir motor. Terkait
17

dengan penerangan yang ada di halaman sekaligus tempat parkir bioskop


tergolong masih kurang. Halaman dan tempat parkir ini dibersihkan setiap
hari pada saat pagi atau malam hari.

(Tempat parkir motor dan mobil dengan penerangan yang kurang ketika malam
hari)
Bioskop ini menyediakan tempat pembuangan sampah sementara
(TPS) dan tempat pembuangan putung rokok. Namun, di bioskop ini tidak
terdapat area khusus untuk smoking area. Bagi pengunjung atau karyawan
yang merokok diperbolehkan merokok di luar gedung.

(Tempat penampungan sementara sampah) (Tempat pembuangan putung rokok)


3.3 Bagian Dalam Gedung (Lobby)
Lobby merupakan bagian muka dalam gedung bioskop yang menjadi
ruang tunggu, tempat snack bar, dan tempat membeli tiket bioskop. Aspek
sanitasi bagian dalam gedung bioskop meliputi lantai, dinding, atap, langit-
18

langit, pintu, kotak P3K, ruang tunggu, exterior traffic, snack bar, dan pintu
darurat
1. Lantai
Lantai lobby memenuhi beberapa syarat sanitasi yaitu bersih, bahan
kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin dan tidak memungkinkan
terjadi genangan air. Namun ada syarat yang tidak terpenuhi yaitu lantai
tidak mudah dibersihkan karena pertemuan antara dinding dan permukaan
lantai tidak membentuk lengkung (membentuk sudut). Pertemuan dinding
dan permukaan lantai yang membentuk sudut akan menyusahkan petugas
untuk membersihkan ujung lantai karena masih ada sisa debu/kotoran
yang tertinggal. Seharusnya pertemuan antara dinding dan permukaan
lantai dibentuk melengkung agar mudah dibersihkan.

(lantai yang bersih, bahan kuat, kedap (Pertemuan permukaan lantai dan
air, permukaan rata, tidak licin dan tidak dinding yang tidak membentuk konus)
memungkinkan terjadi genangan air)
2. Dinding
Dinding lobby memenuhi seluruh aspek sanitasi yaitu bersih, berwarna
terang, kedap suara, dan kedap air.

(dinding yang bersih, berwarna terang, dan kedap air)


3. Atap
19

Atap lobby memenuhi seluruh aspek sanitasi yaitu tidak bocor,


kuat, tidak memungkinkan terjadinya genangan air.
4. Langit-langit
Langit-langit memenuhi seluruh aspek sanitasi yaitu tinggi antara langit-
langit dan lantai lebih dari 2,5 meter, kerangka kuat, dan berwarna terang.

(Ketinggian antara atap dan lantai (Kerangka langit-langit kuat dan


lebih dari 2,5 meter) berwarna terang)
5. Pintu
Pintu lobby memenuhi seluruh aspek sanitasi yaitu kuat, berfungsi
dengan baik, mudah dibersihkan, dan dapat mencegah masuknya serangga dan
tikus

(Pintu yang kuat, berfungsi dengan baik, mudah dibersihkan, dan dapat
mencegah masuknya serangga dan tikus)
6. Kotak P3K
Kotak P3K sangat dibutuhkan jika terdapat pengunjung yang
terluka dan membutuhkan pertolongan pertama. Namun lobby tidak
memiliki kotak P3K tersebut, sehingga penting bagi manajer bioskop
untuk menyediakan kotak P3K di lobby. Kotak P3K sebaiknya diletakkan di
20

samping rak penitipan barang agar karyawan dan pengunjung dapat


menjangkaunya dengan mudah

(Saran tempat peletakan P3K disebelah rak penitipan barang)


7. Ruang Tunggu
Ruang tunggu memenuhi beberapa aspek sanitasi yaitu bersih, tertata rapi
dan menarik, terdapat tempat sampah yang cukup, dan dinding berwarna terang.
Namun ada syarat yang tidak terpenuhi yaitu lantai tidak mudah dibersihkan
karena pertemuan antara dinding dan permukaan lantai tidak berbentuk lengkung
(membentuk sudut). Pertemuan dinding dan permukaan lantai membentuk sudut
akan menyulitkan petugas untuk membersihkan ujung lantai karena masih ada
sisa debu/kotoran yang tertinggal. Seharusnya pertemuan antara dinding dan
permukaan lantai dibentuk melengkung agar mudah dibersihkan.

(Ruang tunggu yang bersih, tertata (Pertemuan permukaan lantai dan


rapi, menarik dan dinding berwarna dinding yang tidak membentuk konus)
terang)
8. Exterior traffic
Exterior traffic memenuhi seluruh aspek sanitasi yaitu jalan dibuat
cukup lebar, jalan yang menghubungkan dari satu bagian ke bagian lainya cukup
21

jelas dan teratur, pintu masuk dan pintu keluar pertunjukan dibuat terpisah,
pencahayaan cukup, dan terdapat ventilasi buatan.

(ventilasi buatan menggunakan AC)


9. Snack Bar
Snack bar memenuhi seluruh aspek sanitasi yaitu tata letak kontainer
makanan rapi, bersih, terhindar dari hewan pengerat, peralatan bersih, kemasan
makanan bersih dan aman.

(Snack bar yang memiliki tata letak kontainer makanan rapi, bersih, dan
terhindar dari hewan pengerat)
10. Pintu Darurat
Pintu darurat dibutuhkan untuk memudahkan jalan keluar
pengunjung ketika ada keadaan yang membahayakan. Setiap gedung
bangunan sebaiknya memiliki pintu darurat, namun lobby bioskop tidak
memiliki pintu darurat. Sebaiknya manajer membuat pintu darurat dengan
syarat lebar minimal 1,6 meter, dapat membuka keluar, selama
pertunjukan pintu darurat tidak boleh terkunci, dan terdapat lampu merah
dengan tulisan yang jelas “Pintu Darurat”. Pintu darurat sebaiknya
diletakkan di dekat ruang manajer karena letaknya dapat terlihat dan
diketahui pengunjung dan tidak terlalu jauh dari pintu lobby.
22

3.4 Bagian Dalam Ruang Pertunjukan


Terdapat beberapa aspek penilaian untuk bagian dalam pertunjukan,
antara lain kursi, traffic system, ventilasi, pencahayaan, proyektor, layar,
sound system, lantai, dinding, keadaan yang bebas dari tikus dan serangga,
pemadam kebakaran, dan pintu keluar.
1. Kursi
Terdapat beberapa persyaratan kursi pada ruang pertunjukan antara lain :
a. Lebar minimal 40 cm antar kursi dengan kursi di depannya
b. Jarak kursi terdepan dengan layar minimal 6 meter
c. Jarak kursi dari lantai 48 cm
d. Sandaran tangan sesuai dengan kemungkinan tangan dapat bersandar
dengan baik
e. Lebar kursi minimal 40-45 cm
f. Terbuat dari bahan kuat, empuk, dan mudah dibersihkan
Dari semua kriteria di atas, terdapat beberapa kriteria yang tidak dipenuhi
oleh Bioskop NSC Jember, antara lain pada poin (b) dan (d). Jarak kursi
terdepan dengan layar kurang dari 6 meter, kursi terdepan dari layar hanya
berjarak kurang lebih 4 meter. Sehingga sering kali menyebabkan
kesilauan bagi penonton. Selain itu, dengan posisi yang terlalu dekat
membuat penonton kurang nyaman berada pada kursi terdepan. Pada poin
(d) dijelaskan bahwa sandaran tangan sesuai dengan kemungkinan tangan
dapat bersandar dengan baik, namun sandaran tangan pada kusri yang
terdapat di studio Bioskop NSC jember terlalu pendek sehingga
mengurangi kenyamanan pada saat bersandar. Studio bioskop didesain
bertangga sehingga penonton yang duduk di bagian belakang tidak
tertutup dengan penonton yang duduk di depannya. Hal ini dilakukan
dengan tujuan semua penonton mendapatkan kesempatan yang sama untuk
menonton film yang sedang ditayangkan.
23

(Jarak kursi terdepan dari layar < 6 m)

(kursi dengan lebar 40-45 cm yang terbuat dari bahan yang kuat, empuk dan
mudah dibersihkan , namun sandaran tangannya terlalu rendah)
2. Traffic system
Terdapat beberapa persyaratan traffic system pada ruang pertunjukan
antara lain:
a. Lebar lalu lintas utama minimal 2 meter
b. Lebar lalu lintas keliling ruangan pertunjukan minimal 50 meter
c. Lalu lintas antar baris kursi untuk jalan penonton ke tempat duduknya
minimal 40 cm
24

d. Lintas block lebar minimal 80 cm


Semua kriteria pada traffic system terpenuhi. Lebar lalu lintas utama > 2
meter, lebar lalu lintas keliling ruangan pertunjukan > 50 meter, Lalu
lintas antar baris kursi untuk jalan penonton ke tempat duduknya lebih dari
40 cm, sehingga ketika penonton mendapatkan posisi yang masuk ke
dalam, mereka tidak kesulitan melewati barisan penonton lain yang sudah
duduk pada kursinya, karena jarak antar kursi lebar. Lintas block pada
bioskop juga cukup lebar kurang lebih 1 meter.

(lalu lintas utama dengan lebar > 2 m)


3. Ventilasi
Terdapat beberapa persyaratan ventilasi pada ruang pertunjukan
antara lain:
a. Terdapat ventilasi buatan (AC, Exhauster)
b. Ventilasi buatan dibersihkan minimal 2 bulan sekali
c. Kondisi ruangan terasa nyaman/tidak panas, dengan suhu antara 20-
25⁰C.
Semua kriteria pada ventilasi terpenuhi. Pada ruangan bioskop, terdapat 4
buah AC (2 AC yang menempel di dinding dan 2 AC berdiri) dan
exhauster pada kondisi baik, sehingga dapat mengontrol suhu yang
nyaman yaitu antara 20-25°C. Pembersihan ventilasi buatan dilakukan
25

secara teratur dan kondisional, jika sudah kotor atau fungsinya tidak lagi
maksimal, dilakukan pengecekan serta pembersihan pada ventilasi buatan.

(AC yang terdapat di studio Bioskop


NSC Jember)

4. Pencahayaan
Terdapat beberapa persyaratan pencahayaan pada ruang
pertunjukan antara lain:
a. Sistem pencahayaan tidak menimbulkan kesilauan maksimal 150 lux
b. Tersedia penerangan untuk pembersihan
c. Kuat penerangan pada setiap tangga 3 fc.
Semua kriteria pada pencahayaan di Bioskop NSC Jember telah terpenuhi.
Sistem pencahayaan pada bagian dalam ruang bioskop digunakan pada
saat penonton akan memasuki dan keluar bioskop. Selain itu, sistem
pencahayaan juga digunakan sebagai penerangan untuk pembersihan.
Ketika sebelum dan sesudah pemutaran film, petugas akan melakukan
pembersihan secara berkala di dalam bioskop. Pada saat pemutaran film,
26

pencahayaan akan dimatikan. Sistem pencahayaan sangat penting untuk


memudahkan penonton berjalan dan menemukan tempat duduknya.
Pencahayaan berasal dari lampu yang diletakkan di atas (langit-
langit) dan di setiap sudut tangga. Hal ini dilakukan dengan maksud agar
penonton mengetahui tentang keberadaan tangga, sehingga meminimalisir
terpeleset atau terjatuh karena salah pijakan. Kuat penerangan pada setiap
tangga adalah berkisar antara 3 fc. Pencahayaan digunakan untuk
membuat kondisi aman pada penonton.

(Pencahayaan yang terdapat di dalam studio Bioskop NSC Jember)


5. Proyektor
Terdapat beberapa persyaratan proyektor pada ruang pertunjukan
antara lain:
a. Tidak bergetar
b. Gambar terlihat jelas
c. Jarak proyektor dengan layar kurang lebih 40 m
Dari semua kriteria, poin (c ) tidak terpenuhi. Jarak antara proyektor
dengan layar kurang dari 40 meter. Jarak proyektor dan layar pada NSC
kurang lebih hanya 30 meter. Proyektor tidak mengalami getaran karena
didesain semi permanen pada dinding belakang bagian atas bioskop, serta
gambar terlihat dengan jelas. Lampu yang terdapat pada proyektor yang
diarahkan pada layar memiliki masa pakai. Biasanya, pihak bioskop akan
memperbaruinya setiap 6 bulan sekali dan bisa mengeluarkan dana sebesar
11 juta rupiah untuk setiap lampu. Untuk perawatannya, terdapat
27

perawatan khusus yang dilakukan oleh petugas secara berkala. Jika


intensitas lampu proyektor menurun, maka intensitas tersebut masih bisa
dinaikkan kembali ketika masa pakai belum berakhir.

(proyektor yang diletakkan di dinding belakang bagian atas)


6. Layar
Terdapat beberapa persyaratan layar pada ruang pertunjukan antara
lain:
a. Berwarna putih dengan pinggiran berwarna gelap
b. Permukaan licin dan bersih
Pada layar, semua kriteria sudah terpenuhi. Layar yang terdapat di studio
Bioskop NSC Jember berwana putih, bersih serta licin sehingga petugas
juga mudah untuk membersihkannya dan membuat kualitas gambar
menjadi baik.
28

(Layar yang berwarna putih, bersih dan licin)

7. Sistem Suara (Sound System)


Terdapat beberapa persyaratan sistem suara pada ruang
pertunjukan antara lain:
a. Baik dan jelas
b. Tidak terlalu keras yaitu antara 80-85 dB
c. Menggunakan sistem acoustic (gema suara tidak memantul, mencegah
absorbsi suara, membantu resonansi suara)
Semua persyaratan sistem suara telah terpenuhi. suara pada bioskop baik
dan jelas, ada standart pada seluruh bioskop di Indonesia terkait tentang
intensitas suara. Standart nasional pada setiap film adalah antara volume 5-
6. Akan tetapi tingkat suara antara film satu dengan yang lain berbeda
meskipun terdapat kesamaan volume.
8. Lantai
Terdapat beberapa persyaratan lantai pada ruang pertunjukan
antara lain:
a. Lantai terbuat dari bahan yang kedap air, keras, tidak licin (berkarpet)
dan mudah dibersihkan
29

b. Kemiringan sesuai, pemandangan penonton yang ada dibelakang tidak


terganggu oleh penonton yang di muka
c. Jarak antara sandaran kursi (samping kanan-kiri) kurang lebih 90 cm,
perbedaan tinggi kepala kursi yang berurutan (depan-belakang) 10 cm.
Poin yang tidah terpenuhi oleh Bioskop NSC Jember adalah pada poin (a).
Lantai bioskop terbuat dari bahan yang kedap air dan kuat. Namun, lantai
bioskop tidak mudah dibersihkan dan sebagian licin. Karena pada settiap
pojok lantai yang membentuk sudut siku tidak dilengkapi dengan konus.
Pada lantai bioskop, karpet hanya ada pada jalur antar block saja. Jarak
antara kursi depan dan belakangnya tidak terdapat karpet. Sehingga ketika
ada tumpahan air minum atau dalam keadaan kotor bisa membuat licin.

(Lantai yang berkarpet)


9. Dinding
Terdapat beberapa persyaratan dinding pada ruang pertunjukan
antara lain :
a. Mencegah gema suara
b. Mencegah penyerapan suara (absorbsi)
c. Menguatkan suara (resonansi)
30

Semua kriteria sudah dipenuhi. Pada ruang bioskop, dinding dan ruangan
di desain sedemikian rupa untuk mengurangi gema sehingga tidak
memantul, mencegah absorbsi suara serta membantu resonansi suara. Pada
dinding bioskop, ketinggian minimal adalah 10 meter. Oleh karena itu,
bioskop yang ada pada beberapa mall selalu menempati lantai teratas.

(Dinding yang dilapisi karpet sehingga kedap suara)


10. Keadaan yang Bebas dari Tikus dan Serangga
Terdapat beberapa persyaratan pada ruang pertunjukan antara lain:
a. Bebas dari tikus
b. Bebas dari serangga
c. Tidak terdapat tempat untuk kemungkinan serangga dan tikus
bersarang
31

Beberapa kriteria tidak terpenuhi dalam persyaratan sanitasi tempat umum


pada bioskop. Pernyataan yang diberikan oleh Bapak Yanto selaku
manager NSC Jember bahwa seringkali terdapat tikus pada lingkungan
bioskop dan terkadang tikus tersebut masuk ke ruang gedung pertunjukan.
Berdasarkan observasi yang kami lakukan, kemungkinan tikus dapat
bersarang pada tempat penampungan sampah semntara. Selain itu, tikus
juga bisa berasal dari got/selokan. Limbah grey water yang dihasilkan
bioskop tidak melalui proses pengolahan, melainkan langsung disalurkan
ke got yang terletak tepat di balik dinding sebelah bioskop. Got/selokan
tersebut juga tidak tertutup sehingga bisa menyebabkan tikus-tikus yang
berasal dari got naik kemudian memasuki area bioskop.
11. Pemadam Kebakaran
Terdapat beberapa persyaratan pada ruang pertunjukan antara lain:
a. Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik
b. Alat pemadam dapat terlihat dengan jelas dan mudah dijangkau
c. Kotak/almari APAR tidak dikunci, atau dilengkapi alat/ cara untuk
mengakses
d. Pada setiap alat pemadam terdapat penjelasan penggunaan APAR
e. Terdapat sistem pemadam kebakaran
Pada observasi yang kami lakukan, tidak ditemukan APAR pada bangunan
bioskop. Sehingga semua kriteria di atas tidak ada yang terpenuhi.
12. Pintu Keluar
Terdapat beberapa persyaratan pada pintu keluar ruang pertunjukan
antara lain:
a. Jarak pintu satu dengan pintu lainnya minimal 5 meter
b. Letak pintu keluar sebelah kanan dan kiri (simetris)
c. Dapat membuka keluar
d. Selama pertunjukan pintu keluar tidak boleh terkunci
e. Terdapat dengan jelas tulisan “EXIT”
Terdapat beberapa kriteria yang tidak terpenuhi oleh bioskop. Pintu keluar
yang ada di Bioskop NSC Jember hanya berjumlah satu buah untuk
32

masing-masing studio. Pada saat pertunjukan, pintu keluar dalam keadaan


terkunci. Pintu keluar juga tidak dilengkapi dengan tulisan EXIT yang
jelas. EXIT terletak di pojok ruangan dengan pencahayaan yang kurang.
Sehingga menyulitkan penonton untuk menemukannya.

(Pintu keluar studio yang hanya berjumlah satu buah dan tidak terdapat tulisan
EXIT)

3.5 Sarana Sanitasi


Terdapat beberapa aspek penilaian untuk bagian fasilitas sanitasi
meliputi toilet, jamban, urinoir, tempat sampah, dan pembuangan air limbah
harus ada di dalam sebuah gedung bioskop. Fasilitas sanitasi diperlukan
untuk mendukung ketersediaan sarana dan prasarana yang ada di dalam
bioskop.
1. Toilet
Toilet pada bioskop ini dipisahkan antara toilet pria dan toilet
wanita. Air bersih yang cukup memenuhi untuk melancarkan aktivitas di
dalam toilet. Toilet pria dan wanita terdapat wash tafel yang dilengkapi
dengan sabun pembersih tangan serta kran yang berfungsi dengan baik.
Kemudian ada hand dryer yang dapat digunakan dengan baik meski tidak
terdapat tissue.
33

(Wash tafle yang dilengkapi dengan cermin, sabun dan hand dryer)

Lantai di dalam toilet tidak licin dan. Ventilasi yang ada pada toilet
pria adalah satu buah ventilasi alami dan satu buah exhauster. Sedangkan
ventilasi pada toilet wanita terdapat dua buah ventilasi alami yang
dilengkapi dengan kawat kasa dan satu buah exhauster. Cermin yang
disediakan di dalam toilet, terutama pada toilet wanita kurang bagus
dikarenakan permukaannya sudah mengelupas sehingga sedikit
menurunkan manfaatnya.

(Lantai terbuat dari bahan ubin sehingga tidak licin)

a) b)
34

c)

(a. Exhauster; b) ventilasi pada toilet pria; c) ventilasi pada toilet wanita
yang dilengkapi dengan kawat kasa)

(Permukaan cermin yang sudah mengelupas hingga tampak seperti bercak-


bercak)

Toilet ini dibersihkan sekitar 5-6 kali sehari, yaitu pada awal
karyawan dating (pukul 12.00 WIB), setiap kali pertunjukan sudah dimulai
dan setelah semua pengunjung pulang (sebelum biskop tutup). Di dalam
toilet bebas dari serangga namun akan tetapi terkadang masih ada tikus
yang berkeliaran.
35

2. Jamban
Total jamban yang terdapat di Bioskop NSC Jember adalah lima
jamban dengan jenis leher angsa. Pada toilet pria terdapat dua jamban
sedangkan pada toilet wanita terdapat tiga jamban. Tersedia air yang
cukup dan dibersihkan secara berkala oleh petugas. Di dekat masing-
masing jamban tersedia tempat sampah. Jamban pada masing-masing
toilet letaknya berdekatan dan hanya dibatasi oleh sket yang tidak penuh.

(Jamban jenis leher angsa dan tersedia tempat sampah di dekatnya)

3. Urinoir
Urinoir yang terdapat di dalam toilet pria bertipe single (flushing)
dan berjumlah dua buah. Permukaan urinoir selalu dibersihkan oleh
petugas kebersihan.
36

(Urinoir dengan tipe single dan permukaannya selalu dibersihkan)


4. Tempat Sampah
Tempat sampah yang disediakan tertutup, dapat menampung
jumlah sampai pada selesai pertunjukan, kuat, kedap air, dan mudah
dibersihkan. Akan tetapi, ada salah satu tempat sampah yang tidak ada
tutupnya dan bahkan pada salah satu sisinya terdapat lubang.

(Kondisi tempat sampah yang diletakkan di berbagai tempat)


Rata-rata jumlah sampah perhari yang dihasilkan oleh bioskop ini
bergantung pada jumlah pengunjung yang datang dalam sehari itu.
Sampah di bioskop ini tidak dibedakan antara sampah organik dan non
37

organik, sampah yang dihasilkan setiap harinya kebanyakan adalah


sampah kering seperti bungkus pop corn, bungkus makanan ringan, dan
botol air mineral. Biasanya sampah kering (teutama botol plastik) ini
dikumpulkan oleh salah satu karyawan untuk dijual kembali, sisanya
diangkut oleh tukang sampah keliling. Tempat sampah basah hanya
disediakan satu, kemudian ada sepuluh tempat sampah yang ada di dalam
ruangan.
5. Saluran Pembuangan Air Limbah
Saluran pembuangan air limbah di bioskop NSC Jember dilakukan
dengan sistem tertutup dan kedap air. Air limbah yang mengalir lancar dan
terdapat saluran pembuangan yang tertutup. Pengolahan limbah cair yang
dihasilkan di bioskop ini mengggunakan biotank. Jarak antara sumber air
(sumur) dengan biotank yaitu sekitar 15 m.
Limbah cair dibuang melewati saluran pipa, ke selokan kemudian
menuju ke sungai. Sejauh ini tidak pernah dilakukan terkait pemeriksaan
limbah cair di bioskop NSC Jember.

(pipa yang menyalurkan limbah cair menuju ke selokan)


3.6 Penyediaan Air Bersih
Sumber air bersih yang terdapat di Bioskop NSC Jember berasal dari
sumur dan PDAM. Mengenai jumlah kebutuhan untuk setiap harinya tidak
menentu, namun yang pasti di bioskop ini belum pernah terjadi kekurangan
38

air karena air yang tersedia sudah cukup, baik yang berasal dari sumur
maupun PDAM tersebut. Sumur dikuras setiap setahun dua kali.

(sumur di Bioskop NSC Jember)

3.7 Fasilitas Pendukung


1. Locker karyawan
Di gedung bioskop ini dilengkapi dengan adanya locker yang
diperuntukkan untuk semua karyawan. Locker karyawan ini berada di
bagian depan tepatnya bersebelahan dengan resepsionis.

(locker karyawan)
2. Musholah
Luas sekitar 2 x 2 meter yang dilengkapi dengan 1 ventilasi dan terdapat
sarung dan mukenah serta tempat untuk menyimpan mukenah. Kondisi di
dalam musholah sangat pengap dan gelap karena minimnya ventilasi dan
sistem pencahayaan yang ada di dalamnya.
39

(mushola Bioskop NSC


Jember)
3. Gudang
Gudang yang ada di dalam gedung terletak di sebelah toilet perempuan.
Dan gudang ini digunakan sebagai tempat untuk menyimpah aqua galon,
bahan-bahan dan alat-alat yang digunakan untuk membersihkan toilet
dan kaca.

(gudang bioskop NSC Jember)


4. Ruang tunggu
Dalam ruang tunggu juga dilengkapi dengan adanya tanaman hidup serta
tempat duduk yang berjumlah 7 dan masing-masing tempat duduk
mampu menampung 4 orang.
40

(salah satu ruang tunggu yang ada di Bionskop NSC Jember)

3.8 Petugas Pelayanan


Pelayanan yang memuaskan dari suatu tempat umum sangat
bergantung pada petugas atau karayawan yang ada di dalamnya. Terdapat
petugas kebersihan yang menggunakan seragam, berpakaian rapi dan bersih.
Namun petugas kebersihan di sini tidak menggunakan alat pelindung diri
yang sesuai seperti masker, sarung tangan, dan sepatu boots. Kemudian untuk
petugas Snack Bar tidak memperkerjakan petugas yang menderita penyakit
kulit. Pemeriksaan mengenai tenaga pelayanan tidak pernah dilakukan.
Petugas Snack Bar tidak menggunakan sarung tangan melainkan hanya
menggunakan alat pengambil makanan saja. Petugas di bioskop ini tidak
memiliki Health Sertificate.

3.9 Sanitasi Bioskop NSC Menurut Pengunjung


Pada 5 responden yang kami wawancara secara random, rata-rata dari
mereka tidak sering menonton bioskop di NSC Jember. Dua di antaranya
hanya satu tahun dua kali dan responden lainnya sangat jarang melihat film di
bioskop NSC Jember. Berdasarkan hasil wawancara, tiga responden
menyatakan bahwa ruangan dalam keadaan bersih dan tidak ada sampah di
dalamnya. Sedangkan dua responden lainnya menyatakan bahwa dalam
ruangan bioskop terdapat debu, terutama pada kursi.
Keluhan responden terutama pada tingkat ketinggian antar baris kursi
yang kurang. Sehingga bagi penonton yang duduk pada tempat belakang akan
41

terhalang dengan kepala penonton yang ada di depannya. Keluhan lain yang
dirasakan oleh responden adalah karena jarak antar kursi yang sempit.
Sehingga ketika ingin meluruskan kaki untuk peregangan tidak cukup.
Tiga dari responden yang kami wawancara mengatakan kamar mandi
dalam keadaan bersih, namun sebagian mengatakan kamar mandi dalam
keadaan kurang bersih. Bahkan satu responden memberikan informasi jika dia
pernah melihat masih ada kotoran di dalam WC serta kamar mandi bau
Pelayanan petugas yang sering dikeluhkan pada bioskop NSC Jember
adalah bagian penunjuk tempat duduk. Petugas bagian tersebut kurang ramah,
dan memberikan informasi tempat duduk kurang jelas sehingga dapat terjadi
kesalahan dalam menempati tempat duduk. Walaupun begitu, satu dari 5
responden yang kami wawancara mengatakan jika pelayanan petugas bioskop
NSC Jember cukup bagus.

Tiga responden mengatakan tidak pernah ke snack bar. Satu respon


berargumen bahwa kebersihan snack bar dalam keadaan baik, dan satu di
antaranya menyarankan bahwa petugas snack bar harus memakai masker.
Sebagian besar dari responden mengatakan bahwa intensitas cahaya pada layar
bioskop NSC Jember bagus. Namun dua responden yang lainnya memberikan
informasi yang berbeda, satu responden mengatakan bahwa layar kurang
terang dan satu responden lainnya mengatakan layar terlalu terang. Semua
responden menyatakan bahwa terkait intensitas suara pada sound system
bioskop NSC Jember cukup bagus
42

BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan diperoleh total skor
adalah 230. Hasil perhitungan prosentase sanitasi di bioskop ini yaitu 76,67
%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Bioskop New Star Cineplex
(NSC) Jember tergolong memiliki tingkat sanitasi sedang.

4.2 Saran
1. Jalan yang berlubang dan tidak rata harus segera diperbaiki sehingga tidak
akan memungkinkan terjadinya genangan air. Selain itu juga bisa
meminimalisir terjadinya hal yang tidak diinginkan seperti terjatuh dan
sebagainya.
2. Tempat sampah yang sudah tidak layak (berlubang dan/atau tidak ada
tutup) sebaiknya diganti dengan tempat sampah yang baru yang bertutup.
3. Disediakan kotak P3K di tempat yang mudah dijangkau, misalnya di dekat
loker karyawan.
43

4. Pembersihan setiap ruangan harus lebih ditingkatkan. Pada setiap sudut-


sudut ruangan, tangga, kursi dan sebagainya juga harus diperhatikan
sehingga tidak ada debu atau kotoran lain.
5. Pihak manager sebaiknya lebih mengawasi kinerja karyawannya terutama
terkait dengan penggunaan APD baik pada petugas cleaning service,
petugas snack bar, maupun operator.
6. Pintu masuk bioskop yang terletak di dekat ruang manager sebaiknya
difungsikan kembali.
7. Cermin pada toilet wanita yang permukaannya sudah mengelupas hingga
tampak seperti bercak sebaiknya diganti dengan yang baru sehingga dapat
mengoptimalkan fungsi dari cermin tersebut.
8. Penerangan pada halaman atau tempat parkir sebaiknya ditambah sehingga
pada malam hari tidak gelap.
9. Melapisi lantai licin pada studio dengan karpet.
10. Melakukan pengendalian tikus dengan cara menutup selokan, meletakkan
perangkap tikus di berbagai tempat seperti di gudang, tempat untuk
menyimpan sampah yang telah dipilah pada malam hari dan
mengambilnya sebelum bioskop beroperasi.
11. Pengadaan APAR (misal di ruang tunggu, di dekat pintu keluar studio dan
sebagainya).
12. Seluruh karyawan bioskop diharapkan menerapkan prinsip 5 S (senyum,
salam, sapa, sopan dan santun) sehingga bisa lebih meningkatkan
kepuasan pengunjung.
44

DAFTAR PUSTAKA

Djamil, SD. 2014. (serial online) dari: http://eprints.ung.ac.id/5976/5/2012-1-


13201-811408104-bab2-14082012113425.pdf (diakses tanggal 21 Maret
2015)
Mukono, H. J. 2006. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya: Airlangga
University Press
Rusdi, Putu. 2010. Standar Ruangan Bioskop. Universitas Udayana.
Suyono dan Budiman. 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat dalam Konteks
Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
45
46

LAMPIRAN

DENAH BIOSKOP NSC JEMBER


47

INSTRUMEN OBSERVASI SANITASI BIOSKOP

1. Nama Bioskop : New Star Cineplex Jember


2. Alamat : Jl. Gatot Subroto No. 37, Jember
3. Nama Pengelola : Bapak Yanto sebagai manager cabang Jember
4. Tahun Berdiri :
5. Izin usaha penomoran :
6. Tanggal pemeriksaan : 28 April 2015
7. Nama pengambil data : Azzumrotul, Aprillia, Indri dan Fahmi
DATA UMUM
1. Sejarah :
Ambassador  Kusuma  NSC Jember

NSC Jember sudah berjalan 2 tahun

2. Struktur Organisasi:
Owner
Bapak Johand

Direktur
Bapak David Kurniawan

Manager Cabang Jember


Bapak Yanto

Karyawan
3. Jumlah Kursi: 358 buah (studio 1 = 239 kursi, studio 2 = 119)
4. Jumlah karyawan:
a. Pria : 12 orang
b. Wanita :6 orang
48

c. Tingkat Pendidikan Karyawan: rata-rata SMA, ada yang diploma, sarjana


dan yang masih kuliah
d. Jumlah pengunjung rata-rata perhari: fluktuasi, bisa 30 orang per hari, bisa
700-1000 orang per hari. Tergantung film yang ditayangkan.
DATA KHUSUS
A. Penyehatan Air Bersih
1. Sumber air bersih yang digunakan? sumur dan PDAM
2. Berapa kebutuhan per hari? tidak diketahui dengan jelas, namun yang
pasti tidak pernah mengalami kekurangan air
3. Apakah sumber air bersih pernah tercemar? selama ini belum ada
complain dari pengunjung terkait dengan air bersih.
4. Jika pernah, tercemar oleh apa? Bagaimana cara penyelesaiannya? -
5. Apakah pernah dilakukan pemeriksaan kualitas air bersih? tidak
pernah
6. Jika pernah, pemeriksaan apa saja yang pernah dilakukan?
B. Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS)
1. Berapa rata-rata volume sampah perhari? bergantung pada jumlah
penonton/pengunjung
2. Berapa jumlah tempat sampah yang disediakan? sekitar 11 tempat
sampah
3. Jenis sampah apa yang dihasilkan? botol minum, tempat popcorn dan
plastik
4. Berapa kali dalam seminggu pembuangan sampah ke TPA dilakukan?
menunggu sampai penuh baru dibuang ke TPA
5. Dimana tempat akhir pembuangan sampah?
C. SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah)
1. Berapakah rata – rata volume limbah cair yang dihasilkan dalam
setiap harinya? tidak diketahui dengan pasti berapa volumenya
2. Apakah terdapat pengolahan limbah? ada, menggunakan biotank
49

3. Bagaimana cara pengolahan limbah cair yang dihasilkan di bioskop?


tidak ada, langsung mengalir dari pipa ke selokan langsung menuju ke
sungai
4. Apakah pernah dilakukan pemeriksaan limbah cair di Bioskop? tidak
pernah
5. Jika pernah, parameter apa yang diukur dan bagaimana hasilnya?
D. Halaman
1. Berapakah luas halaman bioskop? total luas 1500 m2. untuk bangunan
900m2 dan untuk halamn 600m2
2. Alat apa yang digunakan untuk membersihkan halaman?
3. Berapa kali frekuensi penyapuan halaman dilakukan? setiap hari
dilakukan pembersihan pada saat malam/pagi hari
E. PEKERJA DAN APD

1. Berapa jumlah petugas kebersihan


a. Halaman :
b. Ruang dalam dan luar bioskop:
c. Pengolahan sampah dan limbah cair :
2. Berapa jumlah petugas pengoperasi proyektor:

VARIABEL BOBOT KOMPONEN PENILAIAN NILAI SKOR


Persyaratan Kesehatan Lingkungan dan Bangunan Luar Gedung 5
1. Lokasi Keadaan
a. Di tempat yang a. Nilai 3, apabila memenuhi
luas dan aman semua kriteria
b. Tempat yang b. Nilai 2, apabila memenuhi
strategis 2 2-3 kriteria
c. Di tempat yang c. Nilai 1, apabila memenuhi 1
jauh dari faktor atau tidak memenuhi semua
pengganggu kriteria 2 4
(industri,
keramaian,
pencemaran
lingkungan
d. Di tempat yang
tinggi dan
kering
50

2. Lingkungan Keadaan :
a. Bersih a. Nilai 3, apabila memenuhi ≥
b. Tidak ada 5 kriteria
genangan air b. Nilai 2, apabila memenuhi
c. Penerangan 2-4 kriteria
yang cukup c. Nilai 1, apabila memenuhi 1
d. Air limbah atau tidak memenuhi semua
mengalir 3 kriteria
dengan lancar
e. Terdapat tempat 6
2
pembuangan
sampah
sementara
(TPS)
f. Terdapat
“smooking
area” dan
tempat
pembuangan
putung rokok
Sub Total 10
Bagian Dalam Gedung Bioskop (Lobby Bioskop) 30
1. Lantai Keadaan
a. Bersih a. Nilai 3, apabila memenuhi
b. Bahan kuat, semua kriteria
kedap air, b. Nilai 2, apabila memenuhi
permukaan rata 2-3 kriteria
c. Tidak licin dan c. Nilai 1, apabila memenuhi 1
mudah 4 atau tidak memenuhi semua 2 8
dibersihkan criteria
d. Tidak
memungkinkan
terjadi
genangan air
2. Dinding Keadaan
a. Bersih a. Nilai 3, apabila memenuhi
b. Berwarna semua kriteria
terang b. Nilai 2, apabila memenuhi
c. Kedap suara 3 2-3 kriteria 3 9
d. Kedap air c. Nilai 1, apabila memenuhi 1
atau tidak memenuhi semua
criteria
3. Atap Keadaan :
a. Tidak bocor, a. Nilai 3, apabila memenuhi
kuat 3 semua kriteria 3 9
b. Tidak b. Nilai 2, apabila memenuhi 1
51

memungkinkan kriteria
terjadinya c. Nilai 1, apabila tidak
genangan air memenuhi semua criteria
4. Langit-langit Keadaan :
a. Tinggi dari a. Nilai 3, apabila memenuhi
lantai minimal 4 semua kriteria 3 12
2,5 meter b. Nilai 2, apabila memenuhi
b. Kerangka kuat 1-2 kriteria
c. Berwarna c. Nilai 1, apabila tidak
terang memenuhi semua kriteria
5. Pintu Keadaan :
a. Kuat, berfungsi a. Nilai 3, apabila memenuhi
dengan baik semua kriteria
b. Mudah b. Nilai 2, apabila memenuhi
dibersihkan 3 1-2 kriteria 3 9
c. Dapat c. Nilai 1, apabila tidak
mencegah memenuhi semua kriteria
masuknya
serangga dan
tikus
6. Kotak P3K Keadaan
a. Tersedia min 1 a. Nilai 3, apabila memenuhi
kotak P3K yang semua kriteria
berisiobat- 2 b. Nilai 1, apabila tidak 1 2
obatan memenuhi criteria
sederhana
7. Ruang Tunggu Keadaan :
a. Bersih a. Nilai 3, apabila memenuhi
b. Tertata rapih ≥5 kriteria
dan menarik b. Nilai 2, apabila memenuhi
c. Terdapat tempat 2-4 kriteria
sampah yang c. Nilai 1, apabila memenuhi 1
cukup 3 atau tidak memenuhi semua 2 6
d. Terdapat tempat kriteria
putug rokok
e. Lantai tidak
licin dan mudah
dibersihkan
f. Dinding
berwarna terang

8. Exterior Traffic Keadaan :


a. Jalan dibuat a. Nilai 3, apabila memenuhi
cukup lebar 4-5 kriteria
b. Jalan yang b. Nilai 2, apabila memenuhi
menghubungka 2-3 kriteria
52

n dari satu 2 c. Nilai 1, apabila memenuhi 1 3 6


bagian kebagian atau tidak memenuhi semua
lain cukup jelas criteria
dan teratur.
c. Pintu masuk
dan pintu keluar
pertunjukan
dibuat terpisah
d. Pencahayaan
cukup
e. Terdapat
ventilasi buatan
9. Snack Bar Keadaan :
a. Tata letak a. Nilai 3, apabila memenuhi
kontainer semua kriteria
makanan rapi, b. Nilai 2, apabila memenuhi
bersih, dan 1-2 kriteria
terhindar dari 3 c. Nilai 1, apabila tidak 3 9
hewan pengerat memenuhi semua criteria
b. Peralatan bersih
c. Kemasan bersih
dan aman
10.Pintu Darurat Keadaan :
a. Lebar minimal a. Nilai 3, apabila memenuhi
1,6 meter (2 kali ≥5 kriteria
lebar pintu b. Nilai 2, apabila memenuhi
biasa), dengan 2-4 kriteria
tinggi 1,8 meter 3 c. Nilai 1, apabila memenuhi 1 1 3
b. Dapat membuka atau tidak memenuhi semua
keluar kriteria
c. Selama
pertunjukan
pintu darurat
tidak boleh
terkunci
d. Terdapat lampu
merah dengan
tulisan yang
jelas “Pintu
Darurat”
Sub Total 73
Bagian Dalam Ruang Pertunjukan (Interior) 40
1. Kursi Keadaan
a. Lebar minimal a. Nilai 3, apabila memenuhi
40 cm antar semua kriteria
kursi dengan b. Nilai 2, apabila memenuhi
53

kursi 2-3 kriteria


didepannya c. Nilai 1, apabila memenuhi 1
b. Jarak kursi atau tidak memenuhi semua
terdepan dengan 3 kriteria 2 6
layar minimal 6
meter
c. Jarak kursi dari
lantai 48 cm
d. Sandaran
tangan sesuai
dengan
kemunginan
tangan dapat
bersandar
dengan baik
e. Lebar kursi
minimal 40 – 45
cm
f. Terbuat dari
bahan kuat,
empuk, dan
mudah
dibersihkan.
2. Traffic System Keadaan
(Lalu Lintas d. Nilai 3, apabila memenuhi
Dalam) semua kriteria
a. Lebar lalu lintas e. Nilai 2, apabila memenuhi
utama minimal 2-3 kriteria
2 meter f. Nilai 1, apabila memenuhi 1
b. Lebar lalu lintas atau tidak memenuhi semua
keliling ruangan kriteria
pertunjukan 3 3 9
minimal 50
meter
c. Lalu lintar antar
baris kursi
untuk jalan
penonton ke
tempat
duduknya min
40 cm
d. Lintas block
lebar minimal
80 cm
3. Ventilasi Keadaan
a. Terdapat a. Nilai 3, apabila memenuhi
54

ventilasi buatan semua kriteria


(AC, Exhauster) b. Nilai 2, apabila memenuhi
b. Ventilasi 1-2 kriteria
Buatan c. Nilai 1, apabila tidak 3 9
dibersihkan 3 memenuhi semua criteria
minimal 2 bulan
sekali
c. Kondisi
ruangan terasa
nyaman/ tidak
panas, dengan
suhu antara 20
– 25°C
4. Pencahayaan Keadaan :
a. Sistem a. Nilai 3, apabila memenuhi
pencahayaan semua kriteria
tidak b. Nilai 2, apabila memenuhi
menimbulkan 1-2 kriteria
kesilauan max c. Nilai 1, apabila tidak
150 lux 4 memenuhi semua criteria 3 12
b. Tersedia
penerangan
untuk
pembersihan
c. Kuat
penerangan
pada setiap
tangga 3 fc
5. Proyektor Keadaan :
a. Tidak bergetar a. Nilai 3, apabila memenuhi
b. Gambar terlihat 4 semua kriteria
jelas b. Nilai 2, apabila memenuhi 2 8
c. Jarak proyektor 1-2 kriteria
dengan layar ± c. Nilai 1, apabila tidak
40m memenuhi semua criteria
6. Layar Keadaan :
a. Berwarna putih a. Nilai 3, apabila memenuhi
dengan semua kriteria
pinggiran 4 b. Nilai 2, apabila memenuhi 1 3 12
berwarna gelap kriteria
b. Permukaan licin c. Nilai 1, apabila tidak
dan bersih memenuhi kriteria
7. Sistem suara Keadaan :
(Sound System) a. Nilai 3, apabila memenuhi
a. Baik dan jelas semua kriteria
b. Tidak terlalu b. Nilai 2, apabila memenuhi
55

keras yaitu 4 1-2 kriteria 3 12


antara 80-85dB c. Nilai 1, apabila tidak
c. Menggunakan memenuhi semua kriteria
sistem acoustic
(gema suara
tidak memantul,
mencegah
absorbsi suara,
membantu
resonansi suara)
8. Lantai Keadaan :
a. Lantai terbuat a. Nilai 3, apabila memenuhi
dari bahan yang semua kriteria
kedap air, keras, b. Nilai 2, apabila memenuhi
tidak licin 1-2 kriteria
(berkarpet) dan c. Nilai 1, apabila tidak
mudah memenuhi semua kriteria
dibersihkan. 3 2 6
b. Kemirinan
(slope) sesuai,
pemandangan
penonton yang
dibelakang
tidak terganggu
oleh penonton
yang dimuka
c. Jarak antara
sandaran kursi
(samping
kanan-kiri) ± 90
cm, perbedaan
tinggi kepala
kursi yang
berurutan
(depan-
belakang) 10
cm
9. Dinding Keadaan :
a. Mencegah gema a. Nilai 3, apabila memenuhi
suara 3 semua kriteria
b. Mencegah b. Nilai 2, apabila memenuhi 3 9
penyerapan 1-2 kriteria
suara (absorbsi) c. Nilai 1, apabila tidak
c. Menguatkan memenuhi semua criteria
suara
(resonansi)
56

10. Keadaan yang Keadaan :


Bebas dengan a. Nilai 3, apabila memenuhi
Tikus dan semua kriteria
Serangga 3 b. Nilai 2, apabila memenuhi 2 6
a. Bebas dari tikus 1-2 kriteria
b. Bebas dari c. Nilai 1, apabila tidak
serangga memenuhi semua kriteria
c. Tidak terdapat
tempat untuk
kemungkinan
serangga dan
tikus bersarang
11. Pemadam Keadaan
Kebakaran a. Nilai 3, apabila memenuhi
a. Tersedia alat 4-5 kriteria
pemadam b. Nilai 2, apabila memenuhi
kebakaran yang 2-3 kriteria
berfungsi baik 3 c. Nilai 1, apabila Memenuhi 1 1 3
b. Alat pemadam atau tidak memenuhi semua
dapat terlihat kriteria
dengan jelas
dan mudah
dijangkau
c. Kotak/lemari
APAR tidak
dikunci, atau
dilengkapi alat/
cara untuk
mengakses
d. Pada setiap alat
pemadam
terdapat
penjelasan
penggunaan
APAR
e. Terdapat sistem
pemadam
kebakaran
12. Pintu Keluar Keadaan
a. Jarak pintu satu a. Nilai 3, apabila memenuhi
dengan pintu 4-5 kriteria
lainnya minimal 3 b. Nilai 2, apabila memenuhi 1 3
5 meter 2-3 kriteria
b. Letak pintu c. Nilai 1, apabila Memenuhi 1
keluar sebelah atau tidak memenuhi semua
kanan dan kiri kriteria
57

(simetris)
c. Dapat membuka
keluar
d. Selama
pertunjukan
pintu keluar
tidak boleh
terkunci
e. Terdapat
dengan jelas
tulisan “EXIT”
Sub Total 92
Fasilitas Sanitasi 20
1. Toilet Keadaan
a. Bersih dan a. Nilai 3, apabila memenuhi ≥
terpelihara 9 kriteria
(tidak bau, b. Nilai 2, apabila memenuhi
mudah 5-8 kriteria
dibersihkan) c. Nilai 1, apabila memenuhi
b. Toilet pria dan 1-4 kriteria atau tidak
wanita terpisah memenuhi semua kriteria
c. Terdapat air
bersih yang
cukup 4 2 8
d. Terdapat wash
tafel dilengkapi
dengan sabun
e. Terdapat tissue
yang cukup
f. Terdapat hand
dryer dengan
jumlah cukup
dan dapat
berfungsi
dengan baik
g. Lantai tidak
licin
h. Terdapat kran
air yang
berfungsi
dengan baik
i. Ventilasi cukup
j. Terdapat cermin
yang bersih
k. Dibersihkan
secara berkala
58

min 5-10 menit


sekali
l. Bebas dari
serangga dan
tikus
2. Jamban Keadaan :
a. Jumlah jamban a. Nilai 3, apabila memenuhi
min 1 buah semua kriteria
untuk 60 kursi b. Nilai 2, apabila memenuhi
b. Tersedia Air 4 1-2 kriteria 2 8
bersih yang c. Nilai 1, apabila tidak
cukup untuk memenuhi semua criteria
menggelontor
dan
membersihkan
c. Dibersihkan
secara berkala
3. Urinoir Keadaan :
a. Terdapat urinoir a. Nilai 3, apabila memenuhi
min 1 buah semua kriteria
untuk 100 kursi 4 b. Nilai 2, apabila memenuhi 2 8
b. Urinoir tipe 1-2 kriteria
single (flushing) c. Nilai 1, apabila tidak
c. Permukaan memenuhi semua kriteria
urinoir selalu
dibersihkan
4. Tempat sampah Keadaan
a. Tersedia tempat a. Nilai 3, apabila memenuhi
sampah dengan ≥6 kriteria
jumlah yang b. Nilai 2, apabila memenuhi
cukup 4-5 kriteria
b. Permukaan c. Nilai 1, apabila memenuhi ≤
bagian dalam 3 kriteria atau tidak
tempat sampah 4 memenuhi semua kriteria 3 12
halus dan
dilengkapi
penutup
c. Mudah diangkat
d. Dapat
menampung
jumlah sampai
pada selesai
pertunjukan
e. Terdapat
pemilahan
sampah organik
59

dan anorganik
f. Kuat
g. Kedap air
h. Mudah
dibersihkan
5. Pembuangan Air Keadaan :
Limbah a. Nilai 3, apabila memenuhi
a. Saluran air semua kriteria
limbah dengan b. Nilai 2, apabila memenuhi
sistem tertutup 4 1-2 kriteria 3 12
kedap air  c. Nilai 1, apabila tidak
b. Air limbah memenuhi semua kriteria
mengalir
dengan lancar
c. Terdapat
saluran
pembuangan air
hujan
Sub Total 48
Petugas Pelayanan 5
1. Petugas Keadaan :
Kebersihan a. Nilai 3, apabila memenuhi
a. Terdapat semua kriteria
petugas b. Nilai 2, apabila memenuhi
kebersihan 1-2 kriteria
b. Tenaga 2 c. Nilai 1, apabila tidak 2 4
kebersihan memenuhi semua kriteria
berpakaian
rapai, bersih,
dan memakai
seragam
(uniform)
c. Menggunakan
APD yang
sesuai (masker,
sarung tangan,
sepatu boots)
2. Petugas Snack Bar Keadaan
a. Tenaga a. Nilai 3, apabila memenuhi
pelayanan semua kriteria
mendapat b. Nilai 2, apabila memenuhi
pemeriksaan 2-3 kriteria
selambat- c. Nilai 1, apabila memenuhi 1
lambatnya 2 3 atau tidak memenuhi semua 1 3
minggu sekali kriteria
b. Tidak
60

memperkerjaka
n petugas yang
menderita
penyakit kulit
c. Menggunakan
sarung tangan
atau alat
penjapit
makanan
d. Mempunyai
“Health
Sertificate”
Sub Total 7
Skor Total 230

PETUNJUK PENILAIAN

Dalam Instrumen Observasi Sanitasi Bioskop ini terdiri dari lima variabel yang
dinilai yaitu:
1. Persyaratan Kesehatan Lingkungan dan Bagian Luar Gedung 5
2. Bagian Dalam Gedung Bioskop (Lobby Bioskop) 30
3. Bagian Dalam Ruang Pertunjukan (Interior) 40
4. Fasilitas Sanitasi 20
5. Petugas Pelayanan 5
KRITERIA PEMBOBOTAN
Kriteria pembobotan adalah kriteria yang yang ditetapkan berdasarkan
pengaruh masing-masing poin terhadap kualitas sanitasi bioskop, dengan kriteria
sebagai berikut :
4= sangat penting
3= penting
2= cukup penting
Menghitung skor = bobot * nilai yang didapat
Skor maksimal = 300
Skor minimal = 100
Penilaian
61

a. Sanitasi Baik : ≥80% total skor


b. Sanitasi Sedang : <80% total skor
c. Sanitasi Buruk : <60% total skor

Perhitungan % penilaian : nilai yang didapat dari hasil inspeksi * 100%


Skor maksimal
Penilaian Bioskop NSC Jember = (230 x 100%) : 300 = 76,67 %

Dengan demikian Bioskop NSC Jember tergolong memiliki saniitasi sedang


62

HASIL WAWANCARA PENGUNJUNG

Nama Responden: IM
1. Seberapa sering anda menonton film ke bioskop NSC Jember?
Jawab: Enam bulan sekali
2. Bagaimana pendapat anda tentang kebersihan ruang bioskop NSC Jember?
Jawab: Tidak terlihat sampah fisik di dalam ruang bioskop, namun tempat
duduk paling atas berdebu dan sering rusak.
3. Bagaimana jarak ketinggian antar baris kursi dalam ruang bioskop NSC
Jember?
Jawab: Kurang baik, karena pada kursi paling belakang penglihatan terganggu
dengan kepala pengunjung dibawahnya
4. Bagaimana pendapat anda tentang kebersihan kamar mandi bioskop NSC
Jember?
Jawab: Jumlah dan kebersihan kamar mandi cukup
5. Bagaimana pelayanan petugas bioskop NSC Jember?
Jawab: Tidak semua petugas ramah. Petugas yang menunjukkan tempat duduk
di ruang bioskop tidak ramah
6. Bagaimana pendapat anda terkait kebersihan petugas snack bar bioskop NSC
Jember?
Jawab: Petugas snack bar harusnya memakai masker ketika melayani pembeli
7. Bagaimana pendapat anda terkait intensitas cahaya pada layar bioskop NSC
Jember?
Jawab: Terkait intensitas cahaya pada layar bioskop kurang terang terutama
pada malam hari
8. Bagaimana pendapat anda terkait intensitas suara pada sound system bioskop
NSC Jember?
Jawab: Intensitas suara pada sound system sudah cukup bagus
63

Nama Responden: RDA


1. Seberapa sering anda menonton film ke bioskop NSC Jember?
Jawab: Setahun sekali
2. Bagaimana pendapat anda tentang kebersihan ruang bioskop NSC Jember?
Jawab: Kebersihan ruang bioskop cukup
3. Bagaimana jarak ketinggian antar baris kursi dalam ruang bioskop NSC
Jember?
Jawab: Tidak ada keluhan dalam jarak ketinggian antar baris kursi dalam ruang
bioskop, namun jarak antara kursi dengan lantai terlalu tinggi
4. Bagaimana pendapat anda tentang kebersihan kamar mandi bioskop NSC
Jember?
Jawab: Tidak pernah menggunakan kamar mandi bioskop
5. Bagaimana pelayanan petugas bioskop NSC Jember?
Jawab: Pelayanan petugas tidak memuaskan karena kurang menerapkan
senyum, sapa, sopan, salam, dan santun
6. Bagaimana pendapat anda terkait kebersihan petugas snack bar bioskop NSC
Jember?
Jawab: Tidak pernah membeli makanan atau minuman di snackbar
7. Bagaimana pendapat anda terkait intensitas cahaya pada layar bioskop NSC
Jember?
Jawab: Terkait intensitas cahaya pada layar bioskop terlalu silau
8. Bagaimana pendapat anda terkait intensitas suara pada sound system bioskop
NSC Jember?
Jawab: Intensitas suara pada sound system bioskop cukup
64

Nama Responden: WA
1. Seberapa sering anda menonton film ke bioskop NSC Jember?
Jawab: 6 bulan sekali
2. Bagaimana pendapat anda tentang kebersihan ruang bioskop NSC Jember?
Jawab: Bioskop yang dalam bersih. Tidak ada sampah dan tidak kotor
3. Bagaimana jarak ketinggian antar baris kursi dalam ruang bioskop NSC
Jember?
Jawab: Nyaman. Tetapi kaki tidak bisa lurus karena tempat kesempitan
4. Bagaimana pendapat anda tentang kebersihan kamar mandi bioskop NSC
Jember?
Jawab: Kamar mandi bersih
5. Bagaimana pelayanan petugas bioskop NSC Jember?
Jawab: Pelayanan bioskop bagus. Petugas bioskop juga ramah
6. Bagaimana pendapat anda terkait kebersihan petugas snack bar bioskop NSC
Jember?
Jawab: Tidak pernah ke snack bar
7. Bagaimana pendapat anda terkait intensitas cahaya pada layar bioskop NSC
Jember?
Jawab: Kurang terang daripada bioskop lainnya sepesti pada bioskop XX1
8. Bagaimana pendapat anda terkait intensitas suara pada sound system bioskop
NSC Jember?
Jawab: intensitas suara pada bioskop agus
65

Nama Responden: FMPS


1. Seberapa sering anda menonton film ke bioskop NSC Jember?
Jawab: Jarang. Satu tahun sekali
2. Bagaimana pendapat anda tentang kebersihan ruang bioskop NSC Jember?
Jawab: Kebersihan ruang bioskop kurang baik.kursi dalam keadaan kotor
karena debu
3. Bagaimana pendapat anda tentang kebersihan kamar mandi bioskop NSC
Jember?
Jawab: Kamar mandi kurang bersih.
4. Bagaimana jarak ketinggian antar baris kursi dalam ruang bioskop NSC
Jember?
Jawab: Jarak antar kursi A sama B pendek, jadi kadang kelihatan kepala
orang yang duduk tepat di depannya.
5. Bagaimana pelayanan petugas bioskop NSC Jember?
Jawab: Pelayanan petugas pada bagian penunjuk tempat duduk pengunjung
kurang ramah
6. Bagaimana pendapat anda terkait kebersihan petugas snack bar bioskop NSC
Jember?
Jawab: Tidak pernah ke snack bar
7. Bagaimana pendapat anda terkait intensitas cahaya pada layar bioskop NSC
Jember?
Jawab: Intensitas cahaya pada layar bioskop cukup baik
8. Bagaimana pendapat anda terkait intensitas suara pada sound system bioskop
NSC Jember?
Jawab: Intensitas suara pada bioskop cukup
66

Nama Responden: MIA


1. Seberapa sering anda menonton film ke bioskop NSC Jember?
Jawab: Jarang. Hanya pernah beberapa kali
2. Bagaimana pendapat anda tentang kebersihan ruang bioskop NSC Jember?
Jawab: Ruang dalam bioskop cukup bersih
3. Bagaimana jarak ketinggian antar baris kursi dalam ruang bioskop NSC
Jember?
jarak ketinggian antar baris kursi dalam ruang bioskop cukup
4. Bagaimana pendapat anda tentang kebersihan kamar mandi bioskop NSC
Jember?
Jawab: kamar mandi bioskop tidak terlalu bersih. Karena kadang masih
terdapat kotoran atau bekas urine yang belum di siram di wc dan urinoir bau
5. Bagaimana pelayanan petugas bioskop NSC Jember?
Jawab: Pelayanan petugas kurang memuaskan. Teruma pada bagian penunjuk
tempat duduk. Memberikan informasinya kadang kurang jelas. Sehingga
dapat menyebabkan kekeliruan duduk.
6. Bagaimana pendapat anda terkait kebersihan petugas snack bar bioskop NSC
Jember?
Jawab: Bersih. Makanan terletak di dalam tempat khusus.
7. Bagaimana pendapat anda terkait intensitas cahaya pada layar bioskop NSC
Jember?
Jawab: Intensitas netral karena merupakan bioskop 2D. Bukan 3D
8. Bagaimana pendapat anda terkait intensitas suara pada sound system bioskop
NSC Jember?
Jawab: intensitas suara pada bioskop cukup.

Anda mungkin juga menyukai