Anda di halaman 1dari 70

FORMULIR KERANGKA ACUAN

A. INFORMASI UMUM
1. Nama Kegiatan
Nama kegiatan yang akan dilakukan adalah pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah
dr.Soedono di Kota Madiun. Agar pelayanan kesehatan dapat berjalan dengan efektif
serta efisien, Pemerintah Kota Madiun perlu mengkaji adanya rujukan regional di daerah
Kota.

2. Pelaku Usaha
Pelaku Usaha dan Penanggung Jawab kegiatan pembangunan Rumah Sakit (RS)
dr.Soedono Kota Madiun
Nama Perusahaan : PT. Lurus Total
Alamat : Jl. Diponegoro No. 7, Manguharjo, Kota Madiun
No. Telepon : (0351) 464325
Penanggung Jawab : Hanif Ni’matus Shalihah
Jabatan : Kepala Divisi
Alamat Kegiatan : Jl. Kembar No.59, Manguharjo, Kec. Manguharjo, Kota
Madiun, Jawa Timur
Email : rsu_soedonomdn@jatimprov.go.id
Website : https://rssoedono.jatimprov.go.id
NIB : 240897890700
Bidang Usaha : Pembangunan

3. Nama Penyusun Dokumen


Merujuk Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
: NOMOR P.26/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018 Tentang Pedoman Penyusunan Dan
Penilaian Serta Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Dalam Pelaksanaan
Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik, maka Amdal ini disusun
oleh Pelaku Usaha dengan meminta bantuan pihak lain. Sehubungan dengan hal
tersebut, PT. Lurus Total sebagai pelaku usaha Kegiatan Rumah Sakit (RS) dr.Soedono
Kota Madiun meminta bantuan kepada penyusun Amdal Perorangan. Penyusunan
dokumen Amdal wajib dilakukan oleh penyusun Amdal yang memiliki sertifikat
kompetensi penyusun Amdal.
Tim Penyusun Studi Amdal Rumah Sakit (RS) dr.Soedono di Jalan Kembar Kelurahan
Manguharjo, Kecamatan Manguharjo Kota Madiun telah ditunjuk oleh pelaku usaha
Formulir Kerangka Acuan (KA) Rencana Pembangunan Rumah Sakit
1
berdasarkan surat Keputusan Direktur No3423456 Dengan tim penyusun dan tim ahli
sebagai berikut sebagai berikut :

Tabel 1. Tim Penyusun Studi Amdal Rencana Kegiatan Rumah dr. Soedono,
Mdiun
No. Nama Posisi Sertifikasi
1. Hanif Ni’matus Sertifikasi Ketua Tim Penyusun Amdal
Shalihah (KTPA)
Ketua Penyusun
No. 3546567788
Berlaku sampai seumur hidup
2. Nuri Liayana Sertifikat Anggota Tim Penyusun Amdal
Anggota Penyusun (ATPA)
No. 6678876868
3. Dwina Sertifikat Anggota Tim Penyusun Amdal
Anggota Penyusun (ATPA)
No. 6678876860
4. Laila Sertifikat Anggota Tim Penyusun Amdal
Anggota Penyusun (ATPA)
No. 689675695

Tabel 2. Tenaga Ahli RS. dr. Soedono


No. Nama Keahlian
1 Rudi Harun Tenaga Ahli Kualitas Air
2 Suhadi Tajimin Tenaga Ahli Hayati
3 Rona Malik Tenaga Ahli Kelistrikan
4 Ibrahim Tenaga Ahli Pengelolaan Limbah
5 Muwaffaq Tenaga Ahli Tata Ruang
6 Aufa Dinar Tenaga Ahli Infrastruktur
7 Ibnu Jamil Tenaga Ahli K3
8 Dewi Bintang Tenaga Ahli Alat Berat

4. DESKRIPSI RENCANA KEGIATAN


4.1. Status Studi Amdal
Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) Pembangunan
Rumah Sakit (RS) dr.Soedono oleh PT. Lurus Total berlokasi di Jalan Kembar, Kota
Madiun ini dilaksanakan setelah penyusunan Studi Kelayakan Teknis dan Ekonomis
serta Perencanaan Teknis oleh pemrakarsa kegiatan. Hasil perencanaan teknis,
selanjutnya diuraikan pada sub-bab deskripsi rencana kegiatan dalam AMDAL.

4.2. Lokasi Rencana Kegiatan


Rencana lokasi kegiatan pembangunan Rumah Sakit (RS) dr.Soedono madiun oleh PT.
Lurus Total berlokasi di Jalan Kembar Madiun. Luas lahan yang akan dimanfaatkan
adalah 33.260 m2, dengan batas-batas dan koordinat sebagai berikut :

 Sebelah Barat : Jalan Keningar, Lahan Persawahan Kelurahan


Manguharho

Formulir Kerangka Acuan (KA) Rencana Pembangunan Rumah Sakit


2
 Sebelah Utara : Jalan Apotek Hidup, Pemukiman Penduduk
Kelurahan Manguharjo
 Sebelah Timur : Jalan Campursari, Pemukiman Penduduk
 Sebelah Selatan : Jalan Kencur, Pemukiman Penduduk
 Titik Koordinat : 7°36'33.6"S 111°31'10.4"E

Kegiatan Lain di sekitar rencana pembangunan Rumah Sakit sebagai berikut :

a. Area Pemukiman Perumahan : 50 meter


b. Kelurahan Ngegong : 500 meter
c. Kecamatan Manguharjo : 2 km
d. Balai Kota Madiun : 2,4 km
e. Persawahan : 50 meter
Rencana pembangunan Rumah Sakit (RS) dr. Soedono Madiun oleh PT. Lurus Total
Bersama tediri atas 17 lantai dengan perincian 16 lantai dan 1 buah semi basement,
dan telah mendapatkan persetujuan prinsip dari Pemerintah Kota Madiun dengan
diterbitkannya Izin dari Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (DPM-PTSP) Kota Madiun Nomor : 29297589 Tahun 2019 tentang Persetujuan
Pendirian Rumah Sakit Kepada PT. Lurus Total Bersamaakan dibangun di atas lahan
seluas ± 33.260 m2.. Sementara berdasarkan KRK Nomor 46 luas lahan yang
direncanakan untuk Rumah Sakit dengan luasan 33.260 m2.

Formulir Kerangka Acuan (KA) Rencana Pembangunan Rumah Sakit


3
Gambar 1.Peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Madiun
4.3.1. Justifikasi Rencana Kegiatan
PT. Lurus Total salah satu pelaku usaha yang akan melakukan kegiatan yang
termasuk di dalam sistem OSS (Online Single Submission) sebagaimana tercantum di
dalam lampiran Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2018
Tentang Pelayanan Perijinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik.
Pemerintah Republik Indonesia c.q. Lembaga Pengelola dan Penyelenggara OSS
berdasarkan ketentuan Pasal 24 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018
Tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik telah
menerbitkan Nomor Induk Berusaha (NIB) kepada PT. Lurus Total dengan NO
240897890700 di terbitkan tanggal 5 Maret 2021 Selanjutnya pada Peraturan
Pemerintah yang sama sesuai Pasal 31 huruf a, PT. Lurus Total telah memiliki Izin
Usaha berdasarkan komitmen, dimana pelaku usaha yang memerlukan prasarana
untuk menjalankan usaha dan/atau kegiatan yang telah memiliki atau menguasai
prasarana dalam hal ini PT. Lururs Total telah memiliki lahan seluas 33.267 m2,
berdasarkan ketentuan Pasal 32 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018
Tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik, Izin Usaha
berupa Izin Usaha Rumah Sakit telah diperoleh PT. Lurus Total. Izin Usaha berupa
Izin Usaha Rumah Sakit ini berlaku efektif setelah PT. Lurus Total Bersama telah
melakukan pemenuhan komitmen prasarana dan komitmen sesuai syarat izin usaha
dan melakukan pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak atau Pajak
Daerah/Retribusi Daerah sesuai ketentuan perundang-undangan.
Pemerintah Republik Indonesia c.q. Lembaga Pengelola dan Penyelenggara OSS
berdasarkan ketentuan Pasal 32 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018
Tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik, menerbitkan
Izin Lingkungan berdasarkan komitmen kepada PT. Lurus Total bersama. Izin
Lingkungan ini berlaku efektif setelah PT. Lurus Total telah melakukan pemenuhan
komitmen prasarana dan komitmen sesuai prasyarat izin lingkungan yang ditetapkan.
4.3.2. Justifikasi Wajib Amdal.
Menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. P.38 tahun 2019 mengenai jenis
rencana usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi AMDAL, gedung (termasuk
bangunan rumah sakit) dengan ukuran besar (luas bangunan = 10.000 m2 ) wajib
mempunyai AMDAL karena Rumah Sakit memiliki luas lebih dari tersebut alsan ilmiah
lain adalah struktur bangunan bertingkat tinggi dan basement.
4.3.3. Justifikasi Penilaian Dokumen Amdal.
Pembangunan rumah Rumah Sakit dr. Soretomo telah mendapatkan izin
pendiriannya di Kota Madiun.Hali ini sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup NO. P. 26 Tahun 2018 Amdal Rumah Sakit dr. Soedono disepakati karena
diterima pada Uji Administrasi dan Uji Tahap Proyek. Selain itu prembangunan RS dr.
Soedono mendpatkan prizinan pendirian oleh Walikota Madiun. Hal ini sesuai
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup NO. P. 26 Tahun 2018 apabila hasil penilaian
akhir layak maka menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai kewenangannya
menerbitkan keputusan kelayakan lingkungan hidup.51
4.3.4. Deskripsi Rencana Kegiatan
Total luas lantai bangunan yang direncanakan ± 41.810 m2 yang terdiri dari 16
(Enambelas) lantai bangunan dan semi basement. Sesuai persetujuan KKOP untuk
Ketinggian bangunan yaitu ± 148,033 m dari Mean Sea Level (MSL) atau 130 meter
terhadap muka tanah setempat. Jumlah total ruang inap yang akan dibangun adalah
321 Bed berada di lantai 7 sampai lantai 14. Lantai 15 untuk Auditorium. Lantai 16 :
Rumah Lift. Pada Semi Basement : Parkir dan Service, lantai 1 digunakan untuk IGD,
Radiologi diagnostik dan retail yang meliputi kegiatan pusat perbelanjaan, atm
center/bank, dan restoran. Pada Lantai 2, 3 dan 4 digunakan untuk Poli, Instalasi
Farmasi, Laboratorium, CSSD, Hemodialisis. Lantai 5 digunakan untuk Ruang Operasi
dan Ruang Intensif, sedangkan sampai 6 digunakan untuk manajemen (Kantor),
Ruang AHU OK. Lantai 7 untuk kebidanan dan kamar bersalin. Dan lantai 8 untuk
bangsal perawatan anak-anak.
Rumah Sakit Sehat Abadi berkomitmen untuk memenuhi segala bentuk kapasitas dan
fasilitas yang cukup memadai sebagaimana yang disyaratkan juga dalam Permenkes
Nomor 3 Tahun 2020 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit dengan Tipe
rumah sakit kelas C yang menyediakan pelayanan unggulan :
1. Trauma Center
2. Nephrology and Urology (ginjal, hipertensi dan saluran kencing)
Dalam memberikan pelayanan medis spesialistik dan subspesialistik, di RS
dr.Soedono terdapat dua jenis pelayanan, yaitu pelayanan yang bersifat langsung
dan tidak langsung. Pelayanan langsung diberikan dalam bentuk pemeriksaan,
pengobatan, perawatan, tindakan medis, tindakan diagnostic serta tindakan
administratif merupakan pendukung kelancaran pelayanan langsung. Berbagai jenis
pelayanan tersebut satu sama lain berhubungan dan saling berkaitan. Apabila salah
satu jenis pelayanan ini berjalan kurang baik, maka akan memberikan pengaruh
terhadap keseluruhan pelayanan. Berpedoman kepada hal-hal tersebut, maka
berikut ini akan dijelaskan pelayanan yang dimiliki dan berikan oleh RS dr.Soedono.
4.3.4.1. Pelayanan administratif
Pelayanan administratif meliputi berlangsungnya fungsi staf yang terdiri dari urusan
kepegawaian, ketatausahaan, kerumahtanggaan dan logistik. Selain itu juga
mencakup pelayanan administrasi pasien, yaitu rujukan serta pengeluaran pasien.
4.3.4.2. Pelayanan medik
Pelayanan medik dilakukan oleh Kelompook Staf Medik (KSM). Kelompook Staf
Medik, merupakan jantung rumah sakit. Baik buruk citra pelayanan rumah sakit
akan sangat tergantung dari pelayanan yang diberikan oleh KSM ini. Pelayanan
medik di RS Sehat Abadi terdiri dari instalasi rawat jalan, instalasi rawat inap dan
instalasi gawat darurat, instalasi bedah sentral, dimana semuanya secara langsung
ditunjang oleh pelayanan penunjang medik maupun pelayanan umum.
 Instalasi Rawat Jalan
Instalasi rawat jalan RS dr.Soedono menyediakan ruang poliklinik beserta staf
medik untuk melayani pasien. Adapun jenis pelayanan rawat jalan yang ada
adalah sebagai berikut:
i. Pelayanan dokter umum
ii. Pelayanan dokter gigi
iii. Pelayanan dokter spesialis
 Kebidanan dan kandungan
 Kesehatan anak
 Penyakit dalam dan penyakit jantung
 Bedah
 Jantung Pembuluh darah
 THT dan mata
 Paru dan DOTS TB
 Neurologi
 Geriatri
 Gizi
 Kulit dan kosmetik
 Kesehatan jiwa dan psikologi
 Instalasi Rawat Inap
RS Sehat Abadi nantinya akan memiliki 321 tempat tidur yang terdiri dari 6
tingkatan kelas ruang perawatan, yaitu VVIP, Eksekutif, VIP, Kelas I, Kelas 2,
Kelas 3. Sementara itu terdapat dua jenis ruang tindakan/prosedur yaitu kamar
bersalin dan kamar bedah juga ruang layanan khusus yaitu kamar
ICU/ICCU/PICU/NICU, HCU dan ruang isolasi.
Ruang perawatan kelas VVIP, Eksekutif, dan VIP akan menjadi kelas dengan
single bed, luas kamar VVIP menggunakan 2 modul, kelas Eksekutif
menggunakan 1,5 modul, VIP menggunakan 1 modul, dan kelas 1 dengan 2 bed
menggunakan 1 modul, kelas 2 dengan 3 bed menggunakan 1 modul dan kelas
3 dengan 6 bed menggunakan 2 modul. Komposisi Jumlah Tempat Tidur Untuk
Tiap Kelas dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 3. Komposisi Jumlah Tempat Tidur Untuk Tiap Kelas

Uraian Jumlah Tempat Tidur


VVIP 6
EKSEKUTIF 17
VIP 60
KELAS 1 91
KELAS 2 49
KELAS 3 65
ISOLASI 5
RUANG INTENSIF 36
TOTAL 329
Sumber: PT. Maju Sehat Bersama, 2019

 Instalasi Gawat Darurat


Permenkes Nomor 3 Tahun 2020 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit
menyatakan bahwa setiap rumah sakit harus menyelenggarakan pelayanan
gawat darurat/emergency dan Permenkes No. 47 Tahun 2018 Pasal 6
menyatakan bahwa Setiap Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus melakukan
penanganan Kegawatdaruratan intrafasilitas pelayanan kesehatan dan antar
fasilitas pelayanan kesehatan.
Pelayanan gawat darurat di RS dr.Soedono juga berpegang pada ketentuan-
ketentuan tersebut, dimana pelayanan diberikan selama 24 jam/hari secara terus
menerus.
 Kamar Bersalin
Rumah dr.Soedono juga melayani penyakit kandungan dan kebidanan, maka
ruangan ini dirancang dengan fasilitas 3 kamar bersalin (VK) yang berkapasitas 6
tempat tidur.
 Instalasi Bedah Sentral
Ada 8 kamar operasi yang dapat digunakan secara bersamaan dan dapat
menampung sekitar 30-40 operasi per hari, dengan kamar pulih sadar yang
terdiri dari 8 tempat tidur.
4.3.4.3. Pelayanan Penunjang medik
 Instalasi Laboratorium Patologi
Instalasi Laboratorium Patologi terdiri dari Patologi Klinik, Mikrobiologi dan
Patologi Anatomi, mempunyai fungsi utama memberikan informasi kepada
tenaga medik dalam mendukung upaya penyembuhan berupa diagnosis,
pengobatan serta pemulihan. Dalam operasional RS dr.Soedono fasilitas
laboratorium patologi ini dilakukan oleh tenaga medis dokter spesialis, dan
analis kesehatan yang berpengalaman.
 Instalasi Farmasi
Kegiatan Instalsai ini antara lain menyediakan obat-obatan untuk pasien umum,
ibu dan anak. Selain itu, Instalasi farmasi juga bertujuan memenuhi kebutuhan
akan alat kesehatan. Selain menyediakan berbagai jenis barang farmasi juga
mendistribusikan obat tablet/kapsul, obat puyer maupun obat luar seperti cairan,
bedak, dsb.
 Instalasi Radiologi
Instalasi radiologi berfungsi untuk menunjang diagnosa dan juga dapat berperan
dalam menunjang pengobatan. Pelayanan radiologi hanya meliputi pelayanan
radiodiagnosa dan tidak memberikan pelayanan radioterapi. Instalasi ini sangat
erat hubungannya dengan pelayanan medis, rawat inap dan rawat jalan.
Dalam upaya menjaga keamanan dari pengguna instalasi radiologi ini, maka
ruangannya dibatasi oleh dinding setebal ± 12-15 cm dan bagian-bagian yang
dilapisi Pb, dengan maksud antara lain agar sinar X tidak dapat tembus keluar.
Instalasi radiologi tersebut, sengaja ditempatkan pada daerah yang tidak
langsung berbatasan dengan unit-unit lain, akan tetapi berbatasan langsung
dengan ruang luar. Proses pencucian film sudah dilakukan secara kering,
sehingga tidak menghasilkan limbah cair yang berbahaya.
 Ruang katerterisasi Jantung
 Instalasi Rehabilitasi Medik
Instalasi ini merupakan suatu instalasi yang memberikan pelayanan rehabilitasi
medik yaitu pelayanan kesehatan terhadap gangguan baik yang bersifat fisik
maupun gangguan fungsi akibat dari penyakit, kondisi akibat penyakit atau
trauma melalui intervensi medis, modalitas dan atau terapi fisik sebagai bagian
dari upaya rehabilitatif untuk mencapai kemampuan fungsi yang optimal dan
atau kemandirian.
 Instalasi gizi
Pelayanan instalasi gizi menunjang upaya penyembuhan dan pemulihan.
Kegiatan berkisar dari usaha sampai dengan pengolahan diet, yaitu:
 Pengadaaan makanan yang bertujuan menyediakan makanan yang sesuai
dengan kebutuhan baik mutu, jenis dan jumlahnya.
 Konsultasi gizi, yang dilayani oleh ahli gizi.
 Pelayanan gizi pada rawat inap, bertujuan memberikan terapi diet yang sesuai
dengan kondisi pasien dalam upaya mempercepat penyembuhan.
4.3.4.4. Pelayanan Penunjang Umum
 Dapur dan pantry
Dapur utama RS dr.Soedono berada dalam gedung dan dilayani dengan
menggunakan troli untuk pasien rawat inap. Dalam operasionalnya, dapur utama
ini siap melayani kebutuhan pasien setiap kalinya sesuai dengan BORnya. Untuk
menjaga kebersihan dan kesehatan dalam dapur dan pantry, maka akan
dilakukan uji swep secara berkala untuk mengetahui konsentrasi bakteri.
 Laundry
Laundry RS dr.Soedono juga berada di semi basement, dimana kegiatan laundry
dilakukan pada pagi hari dengan menggunakan tenaga manusia dan dibantu
dengan mesin cuci dan mesin pengering. Bahan yang akan dicuci berasal dari
ruang bersalin, ruang operasi, ruang perawatan, ruangan bayi dan pakaian
suster. Laundry ditunjang dengan gudang dan fasilitas ruangan linen di setiap
lantainya. Area laundry dipisahkan antara area untuk infeksius dan non infeksius,
sehingga tidak terjadi pencemaran.
 Kantin
Kantin RS dr.Soedono menyediakan makanan baik untuk penunjang dan
keluarga pasien, juga karyawan Rumah Sakit.
 Ruang Bank Darah Rumah Sakit
 Ruang Pemeliharaan sarana dan prasarana
 Ruang Pengelolaan Limbah
 Ruang Sterilisasi
 Ruang Administrasi dan manajemen
 Ruang Rekam Medis
 Ambulans
 Ruang Pengelolaan Air Bersih, limbah dan sanitasi
 Ruang Penanggulangan Kebakaran
 Ruang Pengelolaan gas medik

4.3.4.5. Perencanaan Sarana Penunjang Rencana Peralatan Medis RS dr.Soedono


Dalam merencanakan peralatan dan perlengkapan medis RS dr.Soedono terdiri
dari peralatan dan perlengkapan medis yang di bagi 11 kelompok besar yaitu:
 IGD dan ambulance
 Kamar bedah dan CSSD, Ruang katerterisasi dan Day Surgery
 Rawat Inap
 Kamar bersalin dan nursery
 Intensive Care dan HCU
 Hemodialisis
 Poliklinik Umum dan Spesialis
 Laboratorium
 Radiologi dan Ruang Katerisasi
 Instalasi farmasi
 Rehabilitasi medik

4.3.5. Pemanfaatan Lahan dan Persyaratan Bangunan

Berdasarkan site plan, luas total lahan yang direncanakan yaitu seluas 33.267 m 2,
dengan pemanfaatan lahan sebesar 14,31 % atau seluas 4.761 m2 untuk bangunan
rumah sakit, sedangkan sebesar 85,69 % atau seluas 28.506 m 2 direncanakan oleh
fasilitas pendukung Rumah sakit seperti : Area Parkir, Jalan Lingkungan dan ruang
terbuka hijau.

Adapun rincian fungsi dan luas lantai bangunan dapat dilihat pada Tabel berikut ini :
Tabel 4. Penggunaan Ruang RS dr.Soedono
 Satua
No Nama Ruangan Total
n

Semi Basement
m2 384
1 Laundry
m2 870
2 Gudang
m2 142
3 Lift
m2 576
4 Dapur
m2 155
5 Locker staf
m2 56
6 Tangga
m2 120
7 Musholla
m2 1575
8 Sirkulasi dan Parkir
m2 88
9 Ruang Jenazah
m2 144
10 Kantin Karyawan
m2 155
11 Kantor IPRS
4.312 m2
Luas Bangunan Lantai

Lantai 1

Bangunan Utama
m2 1.562
1 Retail
m2 87
2 Tangga
m2 360
3 Lobby Utama
m2 87
4 Toilet
m2 43
5 Lift Pasien
m2 169
6 Lobby UGD
m2 41
7 Lift Pengunjung
m2 26
8 Ruang Tindakan
m2 28
9 Ruang Dokter
m2 960
10 Ruang UGD
m2 877
11 Ruang Radiologi
 Satua
No Nama Ruangan Total
n

4.240
Luas Bangunan Lantai

Sarana Pendukung
m2 95
1 Ruang Genset
m2 55
2 Ruang Panel
m2 125
3 Ruang Chiller
m2 155
4 STP
m2 91
5 Tangki Reservoir & Ruang Pompa
m2 24
6 TPS Limbah B3
m2 32
7 TPS Limbah Domestik
Luas Bangunan Lantai m2 521

Lantai 2
m2 76
1 Lift Pasien
m2 66
2 Lift Pengunjung
m2 87
3 Tangga
m2 116
4 Toilet
m2 800
5 Farmasi
m2 46
6 Sampling
m2 527
7 Fisioterapi
m2 548
8 Jantung
m2 906
9 Internist & Neurologi
m2 256
10 Gigi
m2 280
11 Aesthetic
m2 233
12 Obsgyn
m2 157
13 Kulit kelamin
m2 4.098
Luas Bangunan Lantai

Lantai 3
m2 76
1 Lift Pasien
m2 66
2 Lift Pengunjung
m2 87
3 Tangga
4 Toilet m2 116
 Satua
No Nama Ruangan Total
n

m2 365
5 Medical Record
m2 710
6 THT & Mata
m2 576
7 Bedah
m2 647
8 Kemoterapi
m2 330
9 MCU
m2 347
10 Angiografi
m2 311
11 BKIA
m2 467
12 Pediatric
m2 4.098
Luas Bangunan Lantai
Lantai 4
m2 76
1 Lift Pasien
m2 66
2 Lift Pengunjung
m2 87
3 Tangga
m2 116
4 Toilet
m2 840
5 BPJS
m2 480
6 CSSD
m2 797
7 LAB
m2 777
8 HD
m2 131
9 R.Tunggu HD
m2 170
10 Doctor lounge
m2 136
11 Komite medic
m2 3.676
Luas Bangunan Lantai
Lantai 5
m2 76
1 Lift Pasien
m2 66
2 Lift Pengunjung
m2 29
3 Tangga
m2 1.213
4 OK
m2 116
5 Service OK
m2 114
6 R.Ganti
 Satua
No Nama Ruangan Total
n

m2 84
7 R.Tunggu OK
m2 480
8 ICU
m2 98
9 R.Tunggu ICU
m2 206
10 ICCU
m2 215
11 PICU
m2 318
12 HCU
m2 135
13 NICU
m2 3.150
Luas Bangunan Lantai
Lantai 6
m2 76
1 Lift Pasien
m2 66
2 Lift Pengunjung
m2 87
3 Tangga
m2 1.500
4 Office
m2 39
5 Service
m2 896
6 AHU OK
2.664
Luas Bangunan Lantai
Lantai 7
m2 76
1 Lift Pasien
m2 66
2 Lift Pengunjung
m2 87
3 Tangga
m2 126
4 Kamar Mandi Ranap
m2 4
5 Kamar Mandi NS
m2 64
6 Nurse Station
m2 26
7 Nurse Station
m2 98
8 Ruang VK VIP
m2 99
9 Ruang VK
m2 66
10 Ruang Executive
m2 344
11 Ruang VIP
m2 320
12 Ruang Kelas 1
m2 260
13 Ruang Kelas 2
 Satua
No Nama Ruangan Total
n

m2 282
14 Ruang Kelas 3
m2 44
15 Neonatus Infeksi
m2 47
16 Neonatus Non Infeksi
m2 82
17 Well Nursery
m2 39
18 Service
m2 2.130
Luas Bangunan Lantai
Lantai 8
m2 76
1 Lift Pasien
m2 66
2 Lift Pengunjung
m2 87
3 Tangga
m2 140
4 Kamar Mandi Ranap
m2 4
5 Kamar Mandi NS
m2 67
6 Nurse Station
m2 26
7 Nurse Station
m2 48
8 Ruang Isolasi (-)
m2 48
9 Ruang VVIP
m2 66
10 Ruang Executive
m2 144
11 Ruang VIP
m2 72
12 Ruang Kelas 1
m2 60
13 Ruang Kelas 2
m2 82
14 Ruang Kelas 3
m2 48
15 Thalasemia
m2 22
16 Procedure Room
m2 82
17 Play ground
m2 39
18 Service
m2 1.622
Luas Bangunan Lantai
Lantai 9
m2 76
1 Lift Pasien
m2 66
2 Lift Pengunjung
m2 87
3 Tangga
 Satua
No Nama Ruangan Total
n

m2 154
4 Kamar Mandi Ranap
m2 4
5 Kamar Mandi NS
m2 67
6 Nurse Station
m2 26
7 Nurse Station
m2 24
8 Ruang Isolasi (-)
m2 24
9 Ruang Isolasi (+)
m2 48
10 Ruang VVIP
m2 66
11 Ruang Executive
m2 168
12 Ruang VIP
m2 72
13 Ruang Kelas 1
m2 90
14 Ruang Kelas 2
m2 123
15 Ruang Kelas 3
m2 22
16 Procedure Room
m2 39
17 Service
m2 1.622
Luas Bangunan Lantai
Lantai 10
m2 76
1 Lift Pasien
m2 66
2 Lift Pengunjung
m2 87
3 Tangga
m2 161
4 Kamar Mandi Ranap
m2 4
5 Kamar Mandi NS
m2 67
6 Nurse Station
m2 26
7 Nurse Station
m2 24
8 Ruang Isolasi (-)
m2 48
9 Ruang VVIP
m2 66
10 Ruang Executive
m2 168
11 Ruang VIP
m2 96
12 Ruang Kelas 1
m2 90
13 Ruang Kelas 2
m2 123
14 Ruang Kelas 3
 Satua
No Nama Ruangan Total
n

m2 22
15 Procedure Room
m2 39
16 Service
1.622
Luas Bangunan Lantai
Lantai 11-12
m2 76
1 Lift Pasien
m2 66
2 Lift Pengunjung
m2 87
3 Tangga
m2 161
4 Kamar Mandi Ranap
m2 4
5 Kamar Mandi NS
m2 67
6 Nurse Station
m2 26
7 Nurse Station
m2 48
9 Ruang VVIP
m2 66
10 Ruang Executive
m2 168
11 Ruang VIP
m2 120
12 Ruang Kelas 1
m2 90
13 Ruang Kelas 2
m2 123
14 Ruang Kelas 3
m2 22
15 Procedure Room
m2 39
16 Service
m2 1.622
Luas Bangunan Lantai
Lantai 13-14
m2 76
1 Lift Pasien
m2 66
2 Lift Pengunjung
m2 87
3 Tangga
m2 161
4 Kamar Mandi Ranap
m2 4
5 Kamar Mandi NS
m2 67
6 Nurse Station
m2 26
7 Nurse Station
m2 0
9 Ruang VVIP
m2 66
10 Ruang Executive
 Satua
No Nama Ruangan Total
n

m2 288
11 Ruang VIP
m2 240
12 Ruang Kelas 1
m2 0
13 Ruang Kelas 2
m2 0
14 Ruang Kelas 3
m2 22
15 Procedure Room
m2 39
16 Service
m2 1.622
Luas Bangunan Lantai
Lantai 15
m2 76
1 Lift Pasien
m2 66
2 Lift pengunjung
m2 58
3 Tangga
m2 274
4 Auditorium
940
Luas Bangunan Lantai
Lantai 16
m2 627
1 Ruang Lift
m2 627
Luas Bangunan Lantai
41.810
LUAS TOTAL LANTAI BANGUNAN

Sumber: PT. Maju Sehat Bersama, 2019

Tabel 5. Ketentuan Bangunan

Komponen Perencanaan Peraturan Keterangan


Luas Lahan 33.267 m2 33.267 m2 Memenuhi*
2 2
Luas Lantai Dasar (Lantai I) 4.761 m 19.960 m Memenuhi*
(Maksimal)
Luas Lantai Bangunan (Lantai 41.810 m2 - -
Semi Basement – Lantai Atas)
Ruang Terbuka Hijau (20 % 7.068 m2 6.653 m2 (Minimal) Memenuhi*
minimal)
Ruang Terbuka Non Hijau 21.438 m2
KDB 14,3 % 60 % Memenuhi*
KLB 1,24 14 Memenuhi*
KDH 21,2 % 20 % (Minimal) Memenuhi*
Jumlah lapisan 17 (16 lantai dan 25 lantai Memenuhi*
Semi Basement ) (Maksimum)
Komponen Perencanaan Peraturan Keterangan
Ketinggian 68 Meter 130 meter dari Muka Memenuhi**
Tanah
Sumber: PT. Maju Sehat Bersama, 2019
Keterangan :
* = KRK No. …………….2019 RS. Sehat Abadi oleh PT. Maju Sehat Bersama, 2019
**= KKOP No. AU……………………

Tabel 6. Penggunaan Ruang Parkir


Area Luas (m2) Unit
Lantai dasar 6.168 347 Mobil, 400 Motor
Semi
- 25 Mobil
Basement
Total 372 SRP mobil, 400 SRP motor
Sumber: PT. Maju Sehat Bersama, 2019
Gambar 2.Lantai 15 untuk Auditorium RS Sehat Abadi, Semarang
Gambar 3.Lantai 16 : Rumah Lift. RS Sehat Abadi, Semarang
Gambar 4.Potongan Bangunan
Gambar 5.Skematik Pemadam Kebakaran RS Sehat Abadi, Semarang
Gambar 6.Perspektif Tampak Depan
Gambar 7.Perspektif Tampak Samping
4.4. Tahapan Rencana Kegiatan

4.4.1. Tahap Pra Konstruksi


4.4.1.1. Sosialisasi Rencana Kegiatan dan Konsultasi Publik
Sosialisasi rencana kegiatan merupakan kegiatan pemberian informasi secara detail
tentang rencana Pembangunan Rumah Sakit kepada masyarakat, baik melalui
media koran, papan pengumuman, jalur instansional maupun sosialisasi secara
langsung kepada masyarakat di sekitar lokasi, yaitu di Kelurahan Ngegong
Kecamatan Manguharjo Kota Madiun. Sedangkan konsultasi publik dimaksudkan
untuk menyerap aspirasi dan harapan masyarakat (saran, pendapat, dan tanggapan
masyarakat) di sekitar lokasi rencana kegiatan terhadap rencana kegiatan tersebut.
Kegiatan ini sudah dilakukan pada tanggal 1 April 2021.
4.4.1.2. Jadwal Kegiatan
Pelaksanaan Pembangunan Rumah Sakit di Jalan Kemabar Kelurahan Ngegong
Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun pada tahap konstruksi dilakukan oleh
Kontraktor selama 2 (dua) tahun. Jadwal pelaksanaan kegiatan disajikan sebagai
berikut :
Tabel 7. Jadwal Kegiatan Pembangunan RS. Sehat Abadi

Jadwal Pelaksanaan (Bulan)


Tahapan
Jenis Kegiatan
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Prakonstruksi 1. Sosialisasi
rencana kegiatan

Konstruksi 2. Rekruitmen
tenaga kerja
konstruksi
3. Mobilisasi
peralatan dan
material
4. Pematangan
Lahan
5 Konstruksi fisik
bangunan

Operasional 6 Rekruitmen
tenaga kerja
operasional
7 Operasional
Rumah Sakit

Pasca 8 Pasca Operasi


Operasional
4.4.2. Tahap Konstruksi
4.4.2.1. Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi
Tenaga kerja konstruksi digunakan pada saat pelaksanaan pembangunan fisik, baik itu
untuk penyiapan lahan maupun untuk pekerjaan konstruksi sipil terhadap bangunan
gedung, taman maupun pembuatan sarana/prasarana penunjang.
Proses perekrutan tenaga kerja akan dilakukan dengan mengutamakan tenaga kerja
lokal sesuai dengan kebutuhan dan bidang keahlian. Kegiatan tersebut akan melibatkan
pihak kelurahan, RT, RW, tokoh masyarakat, dan masyarakat, sehingga diharapkan
tidak akan menimbulkan dampak negatif dikemudian hari.
Jumlah tenaga kerja konstruksi ± 300 orang yang mengutamakan warga lokal sekitar
Kelurahan Ngegong dengan rincian disajikan pada Tabel berikut ini :
Tabel 8. Kebutuhan Tenaga Kerja Tahap Konstruksi
Jumlah
No. Klasifikasi Pekerjaan Spesifikasi
(Orang)

1. Project Manager 1 S1
2. Site manager 1 S1
3. Asisten site manager 2 S1
4. Supervisi/tenaga ahli MK 1 S2
5. Koordinator pelaksana 1 D3
6. Pelaksana/mandor 2 D3
7. Tenaga logistic 2 D3
8. Tenaga administrasi 1 D3
9. Operator alat berat 4 Bersertifikasi
10. Asisten operator alat berat 4 -
11. Mekanik 6 STM Otomotif
12. S1 = 1 orang
Mechanical & Electrical 5 D3 = 2 orang
STM = 2 orang
13. Kepala tukang 5 Bersertifikasi pelatihan
14. Tukang kayu 5 Non spesifikasi
15. Tukang batu 10 Non spesifikasi
16. Tukang cat 10 Non spesifikasi
17. Tukang kaca 10 Non spesifikasi
18. Tukang plumbing 10 Non spesifikasi
19. Tukang besi/baja 10 Non spesifikasi
20. Tukang listrik (BTL) 12 Bersertifikasi pelatihan
21. Buruh bangunan 165 Non Spesifikasi
22. Sopir truck 10 SIM B
23. Kernet 10 -
24. Petugas pengawas dan pengatur lalu lintas 6 -
25. Petugas pembersih roda dan lumpur/kotoran
5 -
di jalan
26. Keamanan 12 -
TOTAL 300
Sumber : PT. Maju Sehat Bersama, 2019
Sehubungan dengan kenyamanan dan keamanan kendaraan pekerjaan tenaga
konstruksi, maka pihak pelaksanaan melakukan perjanjian kerja dan menyediakan
tempat parkir di dalam lokasi kegiatan dan petugas keamanan (security) dan untuk
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pihak perusahaan memberikan
pengawasan khusus dengan SOP mengenai hal tersebut, dan untuk perlindungan
asuransi menggunakan BPJS.

Untuk pergerakkan mobilisasi pekerja sendiri diarahkan melalui Jalan Kembar yang
dapat dijangkau baik dari arah selatan maupun utara yang terakses melalui Jalan
Jalanlokas
4.4.2.2. Mobilisasi Peralatan dan Material
Mobilisasi peralatan untuk Pembangunan Rumah Sakit dan Fasilitas terutama
untuk pengangkutan alat berat seperti tower crane, excavator, buldozer dan
peralatan lainnya yang dilakukan pada awal kegiatan fisik konstruksi. Kegiatan ini
hanya dilakukan sekali dengan mengangkut alat berat dari tempat asal alat berat ke
lokasi. Pengangkutan alat berat ini direncanakan dilakukan saat arus lalu lintas
tidak dalam kondisi padat sehingga dapat meminimalkan gangguan lalu lintas.
Angkutan material berbeda karakteristik dibandingkan pengangkutan alat
berat. Pada angkutan material ini, pengangkutan lebih kontinyu sampai dengan
kebutuhan material fisik konstruksi telah terpenuhi secara keseluruhan dan berada
di lokasi. Pengangkutan material yang dinilai akan memberikan dampak penting
antara lain pada pengangkutan material beton, besi tulangan, kaca, dan bahan
material lainnya yang dinilai memiliki spesifikasi khusus dan/atau volume yang
besar. Jenis dan jumlah peralatan konstruksi dan bahan material yang digunakan
untuk Pembangunan Rumah Sakit disajikan pada Tabel 8 dan Tabel 9.
Tabel 9. Jenis dan Jumlah Peralatan Konstruksi
Jenis
Alat Kelas
No. Peralatan Spesifikasi/Tipe Kapasitas Jumlah Energi Keterangan
Angkut Jalan
Proyek
A. Alat Berat
1. Excavator PC 200/Sejenis Bucket 1 Unit Solar Semi I Tidak
Daya (Gross) = 155 HP capaity Trailler/ Sesuai
Daya (Net) = 148 HP 0,5 – 1,17 m3 seft loader dengan
Berat = 19,4-20 ton (Kapasita Kelas Jalan
Dimensi = 2,8 m x 9,4 s angkut
m 20 Ton)
2. Pile SR 30/Sejenis Daya 2 unit Solar Semi I Tidak
Drilling Mesin 164 kW down/up Trailler/ Sesuai
Driver Berat 39 ton 101/124 kN seft loader dengan
Dimensi 15 x 2,5 m (Kapasita Kelas Jalan
Max kedalaman = 40 m s angkut
Diameter bor max 0,8 m 40 Ton)
3. Mobil SC 40/Sejenis 1 unit Solar Semi I Tidak
Crane Mesin 220 kW Maks daya Trailler Sesuai
Jenis
Alat Kelas
No. Peralatan Spesifikasi/Tipe Kapasitas Jumlah Energi Keterangan
Angkut Jalan
Proyek
Berat 43 ton angkat 40 ton (Kapasita dengan
Dimensi 15 x 2,5 m @ 3,5 m s 8 Ton) Kelas Jalan
Max boom length = 30
m
5. Tower Panjang 2,2 m/segmen Daya angkat 1 unit Solar Trailler III Sesuai
crane Lebar 1,5 m 1,1 Ton di (Kapasita dengan
Beban total ± 20 ton Ujung s 10 Ton) Kelas Jalan
Lengan 45 m
B. Kendaraan Angkut
1. Mobil Dimensi 3 m x 9,5 m 4 Mpa atau 2 unit Solar - I Tidak
concrete Panjang boom 21 m 40 Bar Sesuai
pump s/d dengan
7 Mpa atau 70 Kelas Jalan
Bar
Kapasitas 10
-00 m3 / jam
2. Truck Dimensi 8 m x 2,5 m Kapasitas 5-7 7 unit Solar - I Tidak
concrete Tinggi 3,5 m m3 Sesuai
mixer dengan
Kelas Jalan
3. Dump Truck jenis double 2 As Kapasitas 8,5 5 unit Solar - III Sesuai
truck Mesin 4000 cc -10 ton dengan
/ truck Kelas Jalan
4 Dump Truck jenis double 3 As Kapasitas 20- 3 unit Solar - I Tidak
truck Mesin 6000 cc 25 ton Sesuai
/ truck dengan
Kelas Jalan
5 Truck Dimensi 12 m x 2,4 m Kapasitas 30 4 unit Solar - I Tidak
Trailler Tinggi 3,8 m ton Sesuai
dengan
Kelas Jalan
6 Pickup Dimensi 1,8,x 3,8 m Kapasitas 1 2 unit Solar - III Sesuai
Tinggi : 1,85 m ton dengan
Kelas Jalan
C. Peralatan Pendukung
1. Genset Kapasitas tangki 15 liter Daya 2200 W 2 unit Solar/ Pickup III Sesuai
Dimensi 717x480x458 Voltase rata- Gasolin (Kapasita dengan
mm rata 3600 e s 1 Ton) Kelas Jalan
Berat 55-70 kg Rpm
Lama operasi
17 jam
2. Besi/jaring Ketebalan kawan 1,5 Kekuatan 100 10 set Solar/ Pickup III Sesuai
pengaman mm kg Gasolin (Kapasita dengan
Lebar parallel kawat 5 e s 1 Ton) Kelas Jalan
cm
3. Mixer Berat 330 kg Kapasitas 350 2 unit Solar/ Pickup III Sesuai
molen Engine 5,5 Pk lt/ 50 kg Listrik (Kapasita dengan
Drum speed 25-30 Rpm Produksi 2-2,5 s 1 Ton) Kelas Jalan
dimensi 1,9x0,9x1,3 m m3/jam
4. Concrete Dimensi 460x460x510 Power 5,5 HP 3 unit Solar Pickup III Sesuai
Vibrator mm Konsumsi (Kapasita dengan
Berat 26 kg 1,12 ltr/jam s 1 Ton) Kelas Jalan
Kapastas BBM 3,8 l
Jenis
Alat Kelas
No. Peralatan Spesifikasi/Tipe Kapasitas Jumlah Energi Keterangan
Angkut Jalan
Proyek
5. Pasenger Dimensi Load 1000 kg 2 unit Listrik Truck III Sesuai
lift 1460x1325x2100 mm (Kapasita dengan
Kecepatan 1,75 m/det s 5 Ton) Kelas Jalan
6. Gandola Davit Arm : PipaSch 40 Kapasitas 630 2 Unit - Truck III Sesuai
ø 4” Kg-1.000 Kg (Kapasita dengan
Davit Socket : PipaSch s 5 Ton) Kelas Jalan
40 ø 5”
Sitting Plate : Plate 10
mm
Tie Back Plate : Plate
10 mm
Angkur : M16 – M20 
Finishing :
HotdipGalvanis
7. Scafolding Berat 20 kg - 5000 - Truck III Sesuai
unit (Kapasita dengan
s 5 Ton) Kelas Jalan
8. Stamper Operation weight 60 kg 274 m2/jam 2 Unit Solar Pickup III Sesuai
Force 12 kN Kepadatan 51 (Kapasita dengan
cm s 2 Ton) Kelas Jalan
Sumber : PT. Maju Sehat Bersama, 2019

Tabel 10. Jenis dan Jumlah Material Konstruksi


No. Jenis Material Jumlah Asal Material
3
1. Pasir Urug 2000 m Semarang dan sekitarnya
2. Pasir 600 m3 Magelang/Klaten
3. Concrete Ready Mix 23.580 m3 Semarang dan sekitarnya
4. Besi 1200Ton Semarang dan sekitarnya
5. Wood Formwork 100 m3 Semarang dan sekitarnya
6. Multipleks 12 mm 20.000 lbr Semarang dan sekitarnya
7. Floor Hardener 1000 m2 Semarang dan sekitarnya
8. Rangka Baja 150 Ton Semarang dan sekitarnya
9. Cement Portland 50.000 zak Semarang dan sekitar
10. Lantai Keramik 35.000 dos Semarang dan sekitar
11. Aluminium Cladding 250 m2 Semarang dan sekitar
12. Frame Aluminium 800 m Semarang dan sekitar
13. Material Kaca 15.000 m2 Semarang dan sekitar
14. Bata ringan 1.000.000 buah Semarang dan sekitarnya
15 Beton precast uk 10, 12 m2 18.000 m3 Semarang dan sekitarnya
Sumber : PT. Maju Sehat Bersama, 2019

Perkiraan waktu lalu lintas kendaraan pengangkutan material disajikan pada Tabel berikut
ini.
Tabel 11. Perkiraan Waktu Lalu Lintas Kendaraan Proyek (kendaraan/hari)
No Jumlah Ritasi
Jenis kendaraan Keterangan
. Kendaraan
Tidak setiap hari (khusus apabila ada
5 rit/armada
1. Mixer truck pengecoran dan biasanya dilakukan
(untuk 3 armada)
bukan pada saat jam puncak)
2 rit/armada Prakiraan pengangkutan secara
2. Truck material
(untuk 4 armada) kontinyu dengan rata-rata perhari
4 rit/armada Prakiraan pengangkutan secara
3. Pick up
(untuk 2 armada) kontinyu dengan rata-rata per hari
3 rit/armada Prakiraan pengangkutan pada tahap
4. Dump truck tanah
(untuk 8 armada) penggalian semi basement
Prakiraan dilakukan secara kontinyu
5. Kendaraan operasional 10 ritasi
dengan rata-rata per hari
Catatan: asumsi mobilisasi angkutan 8 jam/hari
Sumber : Analisis Tim Penyusun AMDAL, 2019
Untuk rute pengangkutan ini diarahkan melalui akses jalan Brigjend Sudiarto – Jl.
Sawo Edi wibo – lokasi lahan dan sebaliknya
4.4.2.3. Pematangan Lahan
Pekerjaan tanah merupakan kegiatan persiapan untuk konstruksi pembangunan,
meliputi kegiatan pembersihan lahan (land clearing), penggalian dan perataan
dengan uraian sebagai berikut :
 Pembersihan Lahan
Tahap paling awal pada saat ada pekerjaan tanah adalah kegiatan pembersihan
lahan (land clearing), yaitu bangunan dan membersihkan tanaman yang ada di
atas permukaan tanah. Kegiatan tersebut kemudian dilanjutkan dengan
pengupasan lapisan tanah paling atas untuk membersihkan akar-akar tanaman.
Untuk volume bongkaran pada lokasi eksisting tapak kegiatan dari luasan lahan
seluas 33.267 m2 terdapat bangunan dari konstruksi baja I dan kayu seluas ±
12.000 m2. Bangunan ini memiliki prakiraan bongkaran mencapai 2.400 m3 atau
sebesar 18.750 ton. Pelaksanaan dan hasil bongkaran ini akan dilakukan oleh
pihak ketiga. Apabila bongkaran ini dilaksanakan selama 60 hari maka dibutuhkan
ritasi angkutan sebanyak 30 truk/hari untuk kapasitas angkut masing-masing truk
10 ton. Estimasi material bongkaran sudah estimasi total campuran keseluruhan
tanpa memisahkan per jenis material. Untuk material bongkaran akan dikelola
oleh pihak ketiga.
 Galian dan Timbunan
Kegiatan penggalian dan penimbunan adalah untuk mendapatkan elevasi
permukaan tanah dasar sesuai elevasi rencana sebelum dilakukan pembangunan
gedung. Penggalian yang dilakukan adalah untuk menyiapkan bangunan semi
basement. Pekerjaan ini akan melibatkan berbagai alat berat, seperti backhoe
(excavator) dan bulldozer. Untuk perhitungan tanah galian sebagai berikut :

Tabel 12. Neraca Tanah


NO AREA GALIAN VOLUME
1 Galian Borepile 3.979 m3
2 Galian Semi Basement 1.466,5 m3
3 Galian Struktur Plat Semi Basement 1.025,75 m3
4 Galian Struktur Tie Beam 836,16 m3
5 Galian Struktur Pile Cap 83,7 m3
TOTAL GALIAN 7.391,08 m3
KEBUTUHAN TANAH URUGAN 7.619 m3
KEKURANGAN TANAH 227,92 m3
Sumber : PT. Maju Sehat Bersama, 2019
Keterangan : Tanah urugan di datangkan dari Pihak Ketiga yang memiliki
izin
Gambar 8.Peta Kontur
4.4.2.4. Konstruksi Fisik Bangunan
Pembangunan konstruksi/fisik bangunan dilakukan dengan beberapa tahapan
pembangunan fisik dengan estimasi pembangunan fisik konstruksi selama 24 bulan
dengan kegiatan antara lain :
1) Pekerjaan Persiapan
Pada tahapan pekerjaaan persiapan ini direncanakan dengan membangun
system site management plan yang terdiri dari:
1) Penyiapan sirkulasi kendaraan keluar masuk proyek
2) Penyiapan tower crane dan passanger crane
3) Pembuatan direksi kit, owner, MK, Main kontraktor/SAP
4) Pembuatan area kerja (open storage)
5) Penyiapan lokasi pembuangan sampah
6) Penyiapan area wheel wash/car wash
7) Penyediaan lampu penerangan dan listrik kerja
8) Penyiapan air kerja
9) Pembuatan gardu jaga
10) Pembuatan rumah genset
11) Pembuatan jalan kerja
12) Pembuatan toilet sementara
13) Pemasangan rambu-rambu

2) Pekerjaan Konstruksi Pondasi (Sub Structure)


Pada pekerjaan konstruksi struktur bawah bangunan (sub Structure) terdapat 3
(tiga) bagian struktur yaitu struktur bangunan semi basement, ground tank dan
struktur pondasi. Untuk struktur bangunan basement ini merupakan bangunan
yang berada pada bangunan utama 16 lantai bangunan. Struktur bangunan
basement ini memiliki elevasi -2 meter dari jalan. Pada dinding bangunan semi
basement ini diperkuat dengan retaining wall beton bertulang dengan
ketebalan mencapai 250 mm. Kedudukan muka air tanah (MAT) dijumpai pada
saat pengeboran pada DB1, DB2,DB3, dan DB4, pada kisaran kedalaman –
2,00 m MT setempat. Berkenaan dengan itu titik peil semi basement
menyesuaikan kedalaman air tanah agar tidak terlalu banyak melakukan
pengerjaan dewatering.
Struktur bangunan groundtank ini memliki elevasi kedalaman – 6 m. Pada
pondasi bangunan struktur bawah ini menggunakan pondasi bor pile dengan
kedalaman mencapai ± 45 meter dengan diameter 80 cm dan 100 cm.
Prakiraan jumlah titik dari pondasi bored pile ini mencapai ± 400 titik bored pile
dengan volume bored pile mencapai ± 14.130 m3 .

3) Pekerjaan Konstruksi Bangunan (upper structure)


Pada pekerjaan konstruksi bangunan (upper structure) merupakan pekerjaan
untuk kolom struktur, struktur balok dan pelat beton yang merupakan bagian
dari kerangka struktur. Selain pekerjaan kerangka struktur juga dilakukan
pekerjaan teknik lainnya seperti pemasangan dinding, pemasangan keramik
lantai, pekerjaan pemasangan langit-langit gypsum serta pekerjaan lain-lainnya
yang bersifat pekerjaan teknik.
Pada pekerjaan pembetonan kerangka struktur menggunakan standar
mutu beton dan baja tulangan sebagai berikut:
 Mutu beton
Kolom : f’c 40 MPa
Balok : f’c 40 Mpa
Pelat : f’c 30 MPa
 Mutu baja tulangan
Besi ulir ≥ D10 dan khusus D10 : fy = 400 MPa (BJTD 40)
Besi polos ≤  10 : fy = 240 MPa (BJTD 24)

Untuk kegiatan pekerjaan upper structure ini dapat diuraikan antara lain
sebagaimana berikut :
 Pekerjaan Struktur Bangunan
Pekerjaan struktur bangunan menggunakan beton bertulang, dengan
menggunakan ready mix. Pada pekerjaan struktur ini terbagi menjadi
pekerjaan struktur kolom, sloof, lantai beton dan balok.
 Pekerjaan Dinding
Pada pekerjaan dinding ini, fasad bangunan merupakan campuran antara
dinding dari batu bata ringan dan beton precast. Panel beton precast
tersebut diberi kaca rangka alumunium. Pada pekerjaan dinding ini sebagian
ditutupi dengan plesteran dan sebagian dilakukan konsep expose dan cat
sebagai bahan finishing.
 Penyediaan Air Konstruksi
Pada pelaksanaan kegiatan konstruksi dibutuhkan air kerja konstruksi.
Kebutuhan air pada tahap konstruksi digunakan untuk keperluan domestik
tenaga kerja dan kegiatan konstruksi. Untuk memenuhi kebutuhan air,
pelaksana kegiatan akan menyediakan air yang bersumber dari PDAM
maupun pembelian air tangki. Sedangkan kebutuhan air minum dipenuhi
dengan membeli air minum kemasan. Prakiraan kebutuhan air pada tahap
konstruksi disajikan pada Tabel berikut ini.

Tabel 13. Kebutuhan Air Tahap Konstruksi


Uraian Kebutuhan Air Kebutuhan Air
No. Komponen
Orang L/hari (L/hari) (m3/hari)
1. Pekerja Konstruksi yang tinggal 100 40 4.000 4
2. Pekerja Konstruksi yang pulang 200 20 4.000 4
3. Kegiatan Konstruksi* 1.791 1,79
Total Kebutuhan Air 9.791 9,79
Sumber : * Perhitungan dari Panduan Sistem Bangunan Tinggi (Juwana, 2007)

Luas seluruh lantai bangunan : ± 41.810 m2


Kebutuhan air konstruksi per m2 : ± 30 liter
Kebutuhan air konstruksi total : 1.254.300 liter
Keterangan :
Waktu untuk konstruksi direncanakan :
Masa Konstruksi : ± 2 tahun = 700 hari
Kebutuhan air konstruksi per hari : 1.254.300 liter /700 hari
: ± 1.791 liter/hari
Kebutuhan air konstruksi m /hari : 1,79 m3/hari
3

Pekerja
Konstruksi Septictank
yang tinggal (1,6 m3/hari)
4 m3/hari 20% dari kebutuhan air
bersih pekerja

Saluran drainase
Sumber Air Bersih Pekerja (6,4 m3/hari)
dari PDAM/Truk Konstruksi yang 80% dari kebutuhan air
tangki pulang 4 bersih
9,79 m3/hari m3/hari

Sungai
Kegiatan
konstruksi Habis Terpakai Untuk
1,79 m3/hari Kegiatan Konstruksi

Gambar 9.Diagram Neraca Air Tahap Konstruksi

 Pekerjaan Kusen
Pemasangan kusen pintu dan jendela dilakukan setelah pekerjaan dinding
selesai. Adapun material yang digunakan adalah alumunium. Selain itu juga
terdapat kusen, pintu dan jendela dari bahan kayu dan sebagainya pada
ruangan tertentu seperti pada ruang meeting maupun lobby. Pada dinding-
dinding tertentu diberi ornamen nuansa kayu.
 Pekerjaan Lantai
Pada pekerjaan lantai Rumah Sakit direncanakan dari bahan
homogeneoustile, keramik dan bahan marmer khusus di lobby.
 Pekerjaan Langit - Langit
Untuk pekerjaan langit – langit ini lebih pada penggunaan bahan gypsum
board 9 mm.
 Pekerjaan Pengecatan
Pengecatan dilakukan setelah pekerjaan dinding dan kusen selesai dengan
menggunakan roll cat, semprot dan kuas.
4) Pekerjaan Sarana Penunjang dan Utilitas
 Aksesibilitas, Sirkulasi dan Perparkiran
Aksesibilitas rumah sakit ini memiliki akses utama pada Jalan Keningar yang
merupakan jalan kota. Jalan Kemabr ini tentunya memiliki aksesibilitas yang
tinggi. Terkait jangkauan penghubung pada jalan ini relatif mudah dan
memiliki fasilitas yang berdekatan dengan akses tol. Untuk pelayanan akses
pada bangunan rumah sakit ini juga terakses dengan fasilitas pelayanan
angkutan umum pada akses jalan Keningar
Untuk sirkulasi pada tapak lokasi kegiatan dengan akses utama yang
terhubung dengan Jalan .Keningar Pada akses utama antara akses masuk
dan keluar dipisah dengan median jalan sebagai pemisah antara keduanya.
Lebar masing-masing akses mencapai 4 meter. Untuk sirkulasi kendaraan
hantaran dengan menggunakan kendaraan jenis colt diesel dengan masuk
pada akses mobil menuju ke area unloading dock untuk bongkar muatan.
Pada sirkulasi keluar melalui jalur masuk dengan akses lebar mencapai 6
meter dikarenakan keterbatasan akses lebar ramp.
Sedangkan untuk akses sirkulasi pejalan kaki terakses melalui jalur
pedestrian trotoar yang ada pada Jalan Kembar yang memiliki akses sendiri
berada di area tengah taman pemisah fisik antar akses masuk dan keluar
kendaraan. Sirkulasi ini menuju ke entrance bangunan rumah sakit dan
masuk menuju loby
Pembangunan areal parkir dengan kapasitas 372 SRP mobil dan 400 SRP
Motor dialokasikan pada Lantai dasar dan Semi Basement.

 Pembuatan Saluran Air Hujan dan Drainase


Untuk saluran air hujan pada atap disediakan saluran roof drain dibeberapa
titik dengan diameter 150 mm. Dari saluran tersebut kemudian turun dan
diarahkan melalui saluran gedung menuju ke bak penampungan air hujan.
Ada 3 unit bak penampung air hujan dengan kapasitas daya tampung masing
– masing adalah 47 m3 Dengan perhitungan curah hujan 300mm/hari,
kemudian dialirkan kepada sumur resapan dan terakhir baru melalui saluran
luar. Perhitungan kapasitas sumur resapan berdasarkan luas proyeksi atap
bangunan adalah 4.780 m2 : 25 m2/m3 = 191m3, dibuat 5 buah sumur resapan
dengan kapasitas masing –masing 38 m3. Air hujan yang jatuh pada semi
basement di kumpulkan di sump pit kemudian di pompa keluar menuju ke
saluran gedung dan diteruskan ke saluran luar. Untuk diameter pipa saluran
gedung mencapai 250 mm. Untuk lebih jelasnya ditampilkan pada gambar
berikut ini :
Gambar 10. Peta Drainase dan Sumur Resapan
5) Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
Pekerjaan mekanikal dan elektrikal dilakukan setelah pekerjaan pembangunan
rumah sakit dan fasilitas selesai.
 Sistem plumbing
Pekerjaan plumbing baik untuk jaringan air bersih, air hujan, air panas, air
kotor akan dilakukan bersamaan dengan pekerjaan struktur bangunan.
Sistem plumbing ini menggunakan pipa dengan diameter beragam seperti 
25 mm,  40 mm,  50 mm,  65 mm,  80 mm,  100 mm,  150 mm dan 
200 mm. Pipa air hujan akan menggunakan pipa PVC –AW, termasuk roof-
drain di dak atap dan talang datar.
 Pembuatan sistem air bersih
Kebutuhan air bersih RS Sehat Abadi dihitung atas dasar 321 TT (tempat
tidur) adalah 321 x 1.000 liter = 321.000 liter atau 321 m3 yang diperoleh dari
pasokan PDAM.
Air bersih dari PDAM akan tampung terlebih dahulu di tangki air baku dengan
kapasitas tangki 325 m3. Kemudian dari tangki air baku ini dipindahkan ke
reservoir tank dengan melalui mekanisme penyaringan yaitu saringan pasir
(sand filter) dan saringan karbon (carbon filter) dengan masing masing
kapasitas 186 Liter Per Menit (LPM) sebelum masuk ke reservoir tank
ditambahkan zat kimia (Kimia tank) yang pada tangki ini diberi klorin. Tangki
reservoir ini dengan kapasitas 605 m3 dengan pembagian slot untuk
cadangan air proteksi pemadam kebakaran sebanyak 284 m3 dan untuk
pemenuhan kebutuhan air dengan kapasitas 321 m3. Pada sumber air ini
dengan menggunakan dua sumber air dengan sumber utama dari PDAM
dengan langsung dimasukkan ke dalam tangki reservoir tanpa ada proses
penyaringan. Untuk air baku alternative dapat menggunakan pembelian air
gunung /tangki maupun penggunaan dari sumur eksisting dengan diberikan
pada tangki air baku untuk dikelola lebih dahulu.
Selanjutnya dari reservoir tank ini air akan dipompakan ke tangki atap (roof
tank). Dari tangki atap akan didistribusikan ke semua titik pemakaian air
dengan dibantu pompa booster untuk beberapa lantai teratas, agar
menghasilkan tekanan yang diinginkan.dan mengunakan sistem gravitasi
untuk lantai bawahnya. Roof tank yang ada dengan menggunakan 2 tangki
dengan kapasitas 30 m3.
Dalam keadaan tertentu dapat terjadi bahwa kebutuhan puncak dimulai pada
saat muka air terendah dalam tangki atas, maka dipilih kapasitas pompa
pengisi tangki sama dengan kebutuhan puncak. Hal ini untuk mencegah
kekurangan air tangki saat kebutuhan puncak. Dipilih 2 tangki dengan
kapasitas efektif daya penampungan adalah 30 m3, atau ukuran tangki FRP 6
x 3 x 2 m. Untuk tangki reservoir menggunakan konstruksi beton bertulang,
pipa air bersih menggunakan pipa PPR (Poly Propylene Random) PN-10
Standard DIN 8077 – 8078 dam Tangki atap (Roof tank) menggunakan bahan
FRP (Fiber Reinforcement Panel).
 Pembuatan Sewage Treatment Plant (STP)
Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) RS Sehat Abadi menggunakan
system Extended Aeration with active sludge return dengan kapasitas
sebesar 325 m3. Sistem ini merupakan teknologi pengelolaan air limbah
dengan menggunakan bakteri aerob tersuspensi. Untuk dapat hidup dan
berkembang biak, bakteri tersebut memerlukan kondisi oksigen yang cukup,
zat makanan, pH dan suhu air tertentu, serta tidak adanya zat pembunuh
bakteri.
Sistem ini merupakan teknologi pengelolaan air limbah secara biologis
dengan menggunakan aktivitas bakteri pada tahap secondary treatment, akan
tetapi proses fisika dan kimia juga dilakukan pada tahap primary treatment
dan tertiary treatment. Proses fisika yang berlangsung yaitu proses
pengendapan dan pengapungan, sedangkan proses kimia adalah chlorinasi
pada tahap tertiary treatment.
Untuk mencapai hasil yang optimal dalam operasional IPAL, maka dilakukan
pemeliharaan sebagai berikut :
 Pembersihan sampah kasar
i. Grease Trap dan grit chamber
Bak ini berfungsi untuk memisahkan minyak/lemak dan padatan kasar.
Pembersihan dilakukan dengan menggunakan penyaringan dan memasukkan
sampah kasar dalam tempat penampungan sampah. Frekuensi pembersihan
sampah kasar dilakukan setiap hari untuk mencegah terjadinya penyumbatan
pipa output grease trap dan grit chamber.
ii. Bak Laundry
Pembersihan dilakukan dengan menggunakan penyaringan dan memasukkan
sampah kasar dalam tempat penampungan sampah. Frekuensi pembersihan
sampah kasar dilakukan setiap hari untuk mencegah terjadinya penyumbatan
pipa output bak laundry.
iii. Septic Tank
Pembersihan dilakukan dengan menggunakan penyaring dan memasukkan
sampah kasar dalam tempat penampungan sampah. Frekuensi pembersihan
sampah kasar dapat dilakukan satu kali seminggu untuk mencegah terjadinya
penyumbatan pipa output septic tank.
 Penyedotan endapan dan benda mengapung
Endapan dalam IPAL terjadi karena flok-flok saling berikatan dan membentuk
ikatan yang lebih besar sehingga kerena pengaruh gaya gravitasi dapat
mengendap ke dasar bak. Benda mengapung terjadi akibat perbedaan berat
jenis dengan air sehingga mengapung di permukaan.
i. Grease trap dan grit chamber
Bak ini berfungsi untuk memisahkan minyak/lemak dan padatan kasar.
Endapan yang terbentuk di dasar bak merupakan pendapatan tersuspensi
organik. Benda mengapung merupakan minyak dan lemak yang mengeras.
Frekuensi penyedotan dilakukan satu kali sebulan.
ii. Bak ekualisasi
Bak ekualisasi berfungsi untuk membuat kondisi air limbah seragam sehingga
proses selanjutnya lebih efektif. Dalam proses ekualisasi, adanya
pengadukan sangat memungkinkan terjadinya pengendapan secara alami
karena proses aglomerasi dan gravitasi sehingga perlu penyedotan endapan
secara berkala. Frekuensi penyedotan dilakukan satu kali sebulan.
iii. Septic tank
Endapan dalam septic tank terbentuk dari proses penguraian feaces menjadi
lumpur. Lumpur tersebut mengendap ke dasar bak. Frekuensi penyedotan
endapan dapat dilakukan 1 kali tiap enam bulan.
iv. Bak anaerob
Endapan yang terbentuk dari bak anaerob merupakan lumpur yang
mengandung suspend solid dari filtrasi media koral dan bakteri anaerob yang
terlepas dari media koral. Frekuensi penyedotan dapat dilakukan satu kali tiap
tiga bulan.
v. Bak aerob
Endapan yang terbentuk di bak aerob merupakan lumpur yang mengandung
suspended solid dari filtrasi media sarang tawon dan bakteri aerob yang
terlepas dari media sarang tawon. Frekuensi penyedotan dapat dilakukan
satu kali tiap tiga bulan.
vi. Bak sedimentasi dan klarifier
Endapan yang terbentuk di bak sedimentasi merupakan akumulasi padatan
tersuspensi setelah adanya penambahan koagulan dan flokulan. Endapan
dan lumpur tersebut dalam bentuk flok-flok yang selanjutnya bereaksi satu
sama lain membentuk inti flok yang lebih berat sehingga karena pengaruh
gaya gravitasi dan kecepatan aliran yang linier (tenang) mengendap ke dasar
bak. Frekuensi penyedotan dapat dilakukan satu kali tiap bulan.
vii. Bak intermediate
Endapan yang terbentuk di bak akhir merupakan bakteri aktif yang dapat
diresirkulasi ke bak aerob untuk menjaga kestabilan jumlah bakteri yang
hidup pada media sarang tawon. Sirkulasi lumpur aktif yang terbentuk pada
bak ini dilakukan secara teratur sesuai debit lumpur yang terbentuk.
viii. Bak indikator dan outlet
Merupakan bak monitoring kualitas IPAL. Pengukuran konsentrasi parameter
limbah cair rumah sakit dilakukan pengecekan setiap bulan menggunakan
jasa laboratorium yang terakreditasi KAN. Indikator alami menggunakan ikan.
Pemeliharan dilakukan dengan melakukan pembersihan bak satu kali tiap
minggu.
ix. Bak pengumpul lumpur (sludge)
Bak ini berfungsi sebagai penampungan sementara kelebihan lumpur yang
terbentuk pada masing – masing bak. Lumpur yang terkumpul kemudian
dikirim kepada pihak ke-3 untuk diolah sesuai dengan peraturan yang berlaku
(pengolahan limbah B3). Pengiriman ini dilakukan setiap 3 – 6 bulan sekali.
 Pemeliharaan Penunjang IPAL
a. Roots Blower
Roots blower berfungsi untuk mensuplai udara ke dalam bak aerob, sehingga
bakteri aerob dapat melakukan metabolisme guna penguraian polutan dalam
air limbah. Pemeliharaan yang dilakukan pada roots blower meliputi:
i. Penggantian minyak pelumas setiap 3 bulan.
ii. Penggantian bearing setiap 2 tahun.
iii. Penggantian velt belt setiap 3 bulan atau jika dari pemeriksaan
menunjukkan kondisi velt belt sudah tipis dan serat benang terlihat akan
putus.
iv. Pembersihan filter udara dilakukan satu kali tiap minggu.
b. Pompa
Pompa berfungsi untuk memompa air limbah antar bak dan untuk sirkulasi
lumpur aktif. Pompa digunakan pada IPAL yang tidak memungkinkan aliran
gravitasi. Pemeliharaan pada pompa dilakukan dengan membersihkan
impeller dari sampah-sampah kasar yang dapat menyangkut putaran impeller
setiap saat.
c. Panel IPAL
Panel IPAL berfungsi untuk mengatur kerja Roots Blower dan pompa.
Pemeliharaan dapat dilakukan dengan:
i. Mengecek arus yang masuk dan keluar setiap komponen.
ii. Melakukan penggantian pada ju yang menunjukkan kondisi rusak seperti
meleleh.
iii. Melakukan pembersihan body panel.
d. Media sarang tawon
Media sarang tawon berfungsi untuk media pembiakkan dan pertumbuhan
bakteri aerob. Pemeliharaan yang dilakukan adalah:
i. Membersihkan sumbatan pada media sarang tawon dengan melakukan
penyemprotan pada saat pengurasan bak aerob.
ii. Melakukan penggantian media sarang tawon jika pada saat pengurasan
ditemukan sarang tawon yang rusak/rapuh.
e. Media koral
Media koral berfungsi untuk media pembiakkan dan pertumbuhan bakteri
anaerob. Pembersihan media dilakukan jika terdapat penyumbatan.
f. Flow meter
Flow meter merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur debit air yang
dibuang dari proses IPAL. Pemeliharaan dapat dilakukan dengan melakukan
pembersihan flow meter dari sumbatan-sumbatan yang dapat menyebabkan
jarum flow meter tersumbat. Pembersihan dapat dilakukan 1 kali sebulan.
 Sistem Elektrikal (Energi Listrik)
Sumber energi listrik dibangun di depan halaman rumah sakit sesuai dengan
gambar site plan. Gardu listrik ini digunakan untuk mensupply listrik hanya untuk
rumah sakit. Kapasitas listrik PLN direncanakan sebesar ± 3.115 kVA. Genset
digunakan untuk back up listrik PLN (substitusi). Kapasitas genset sebesar 3 x
1.250 kVA. Digunakan untuk memback up kamar emergency, kamar operasi,
kamar bersalin, lift, penerangan terbatas dan AC terbatas. Pengurusan izin
operasi (IO) ke DPMPTSP Prov Jateng sesuai Permen ESDM No. 02 Tahun
2018.

 Sistem Proteksi Kebakaran


Pengelolaan terhadap adanya kemungkinan terjadinya bahaya kebakaran akibat
operasional rumah sakit akan dilakukan dengan pemasangan alat-alat proteksi
kebakaran dan upaya pelatihan karyawan dengan rincian sebagai berikut :
- Penyediaan tandon air dengan volume 284 m3 liter untuk suplay hydrant;
- APAR yang akan dipasang pada setiap program ruang yang ada untuk
rumah sakit maupun bangunan lainnya;
- Sprinkler kebakaran yang akan pecah memancarkan air secara otomatis
apabila terkena suhu panas dan akan membunyikan alarm kebakaran
sebagai indikasi adanya kebakaran di setiap ruang dan kamar rumah sakit,
serta tempat–tempat tertentu;
- Alarm Kebakaran
- Instalasi penyalur petir;
- Tangga darurat kebakaran;
- Rambu dan petunjuk tentang keberadaan pintu dan tangga darurat, alat
pemadam serta tanda larangan untuk menempatkan barang didepan pintu
dan tangga darurat secara jelas;
- Pelatihan khusus untuk antisipasi kebakaran, sehingga terdapat tenaga yang
profesional dalam pengelolaan bahaya kebakaran; dan
- Sistem hydrant diletakkan pada tempat–tempat tertentu sesuai standar.
Terdapat 3 (tiga) pompa yaitu pompa jockey, pompa kebakaran electric dan
pompa kebakaran diesel yang masing-masing 1 (satu) unit. Untuk distrisbusi
dengan menggunakan pipa  150 yang disambungkan pada pillar hydrant.
Kemudian dengan pipa tegak  150 disambungkan ke Landing Valve  65
dan  40 pada Hydrant Box.
- Semua pemasangan instalasi kebakaran akan mengikuti rekomendasi
pemasangan instalasi kebakaran dari Dinas Pemadam Kebakaran Kota
Semarang.

 Ruang Terbuka Hijau

Di sekitar rumah sakit telah ditanami tanaman dan pohon rindang dengan luas
area 20 % dari lahan yang ada. Juga ada tanaman hias dalam pot yang akan
digunakan untuk tanaman hias di gedung rumah sakit.
6) Penanganan Limbah Padat

a. Timbulan Limbah Padat Non B3

Limbah padat yang dihasilkan oleh kegiatan konstruksi antara lain kertas
jusemen, potongan kayu, potongan besi, bungkus makanan, sisa material dan
lain-lain akan dikumpulkan di Tempat Penampungan Sementara (TPS).
Selanjutnya dari TPS dibuang ke TPA berkoordinasi dengan Dinas
Lingkungan Hidup Kota Semarang. Prakiraan limbah padat konstruksi :

 2-15 % dari berat material yang didesain (Andiani, Pramesti, 2011,


Identifikasi Komposisi Limbah Konstruksi Pembangunan Struktur
Bangunan Bertingkat Tinggi, Skripsi, Universitas Indonesia).
 19,5 kg/m2 akibat aktivitas pembangunan proyek baru (Green Building
Council Indonesia (2013). GREENSHIP untuk Bangunan Baru Versi 1.2.
Jakarta: Green Building Council Indonesia)

b. Timbulan Limbah Padat B3

Limbah konstruksi terdiri dari bahan yang mengandung kontaminasi kadar


tinggi, yang sangat sulit untuk mendaur ulang. Contoh dari kontaminasi
adalah dari asbes berbasis material, seperti insulations. Limbah konstruksi
dapat berisi jumlah yang relatif besar limbah kimia, yaitu bahan yang memiliki
karakteristik racun atau mudah. Banyak peneliti telah mempelajari tentang
limbah konstruksi dan hampir penelitian yang dilakukan mengenai limbah
konstruksi merupakan persentase dari total limbah padat (solid waste) yang
dihasilkan. Limbah padat konstruksi yang termasuk dalam kategori B3 seperti
termaktub dalam Lampiran PP. 101 tahun 2014 dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.

Tabel 14. Limbah B3 Tahap Konstruksi Dari Sumber Spesifik Umum (PP No.
101/2014)
Kode Jenis
Kode Kategori
Industri/ Industri/ Sumber Limbah Uraian Limbah
Limbah Bahaya
Kegiatan Kegiatan
54 Semua 1. Penggantian B354-1 Campuran atau fraksi terpisah dari beton, 2
jenis alat pendingin brick, dan keramik yang mengandung B3
industri (fireproof B354-2 Gelas, plastik dan kayu yang 2
konstruksi insulation), terkontaminasi B3
atap, B354-3 Limbah logam yang terkontaminasi B3 2
insulation. B354-4 Material insulasi yang mengandung 2
2. Konstruksi asbestos
dan B352-5 Material konstruksi yang mengandung 2
demolition asbestos
Sumber: PT. Maju Sehat Bersama, 2019

4.4.3. Tahap Operasional


4.4.3.1. Penerimaan Staff/Karyawan Operasional RS Sehat Abadi
Kegiatan operasional RS Sehat Abadi memerlukan tenaga dengan berbagai kualifikasi
atau keahlian tertentu. Jumlah tenaga kerja operasional RS Sehat Abadi yang
dibutuhkan berjumlah 916 orang. Prakiraan jumlah dan kualifikasi tenaga kerja di tahap
operasi secara rinci disajikan pada Tabel berikut ini.

Tabel 15. Kebutuhan Karyawan Operasional RS Sehat Abadi


No. Tenaga Rencana Persentase (%)
1. Executive Management 4 0,43
2. Middle Management 8 0,87
No. Tenaga Rencana Persentase (%)
3. Non-Medical Staff 280 30,56
4. Medical Doctors - RMO 12 1,32
5. Allied Health Staff 80 8,73
6. Nursing 450 49,14
7. Sanitarian (S1) 2 0,22
8. Specialist 80 8,73
TOTAL 916 100
Sumber: PT. Maju Sehat Bersama, 2019

Penerimaan tenaga kerja untuk operasional biasanya lebih diminati penduduk sekitar
daripada ketika penerimaan tenaga konstruksi. Hal ini dikarenakan lamanya
kesempatan menjadi tenaga kerja lebih menguntungkan jika direkrut sebagai tenaga
operasional. Pengumuman kebutuhan tenaga kerja dan proses seleksi akan dilakukan
secara transparan dan diutamakan dari warga masyarakat setempat khususnya
Kelurahan Ngegong selama memenuhi kriteria yang dipersyaratkan.
Kegiatan yang ada di RS. dr.SOEDONO mengacu pada UU No.13 Tahun 2003 antara
lain:
 Melaporkan ketenagakerjaan di perusahaan melalui wajib lapor Disnaker
 Upah sesuai UMK Kota Madiun
 Jam kerja sesuai UU berlaku, kelebihan jam kerja akan diberikan upah lembur
 Pembuatan Peraturan Perusahaan
 Pemberian THR
 Normatif hak-hak wanita (cuti haid, cuti hamil, cuti melahirkan)
 BPJS Kesehatan & Ketenagakerjaan
 Hak melaksanakan ibadah
 Peralatan K3 (listrik, APAR) wajib mendapat ijin dan pengesahan Disnaker

4.4.3.2. Operasional RS dr. Soedono


a. Pengelolaan limbah
1) Limbah cair
Jenis limbah cair yang berasal dari kegiatan RS dr. Soedono dibedakan menjadi
limbah B3 dan non-B3 (non infeksius, domestik dan sejenisnya). Limbah kategori B3
antara lain: limbah cair infeksius seperti cairan sisa operasi, cairan sisa sampel
laboratorium klinik, sisa pembersihan luka, sisa pembersihan alat medis, cairan
ekskresi dan sekresi dari pasien isolasi dan limbah cair kategori B3 lainnya seperti
cairan sisa bahan kimia, cairan sisa obat kadaluarsa dan pelumas. Pengelolaan
limbah kategori B3 lainnya akan mengacu pada PP No. 101 Tahun 2014. Adapun
limbah cair kategori non-B3 limbah cair non-infeksius seperti cairan sisa kumur
kegiatan dapur, WC, kamar mandi, kantin, cuci dan sebagainya.
Pengelolaan sebagian limbah cair kategori B3 dan limbah cair non-B3 (non infeksius,
domestik dan sejenisnya) dilakukan menggunakan IPAL dengan kapasitas ± 325
m3/hari, sedangkan limbah cair kategori B3 lainnya dikelola dengan kerjasama pihak
ketiga yang kompeten dan bersertifikat. Total jumlah limbah cair yang diperkirakan
setiap hari 321 bed x 1.000 liter/bed/hari = 321.000 liter/hari = 321 m3/hari.
Distribusi kebutuhan air dapat dilihat dari tabel di bawah ini dan neraca air dapat
dilihat pada gambar di bawah.
Tabel 16. Perkiraan Distribusi Air Tahap Operasi
Persentase Kebutuhan Air
Instalasi Distribusi (%) Bersih (m3/hari)
Ruang Perawatan/ Rawat Inap 5,5 17,66
Ruang sterilisasi alat 2 6,42
Ruang bersalin 3,5 11,24
UGD 3,5 11,24
Ruang Bedah 3 9,63
Farmasi, Radiologi dan Laboratorium 1,5 4,82
KM/WC Umum 58,5 187,79
Dapur 5,5 17,66
Laundry 6 19,26
Perawatan Jenazah 2 6,42
Garasi dan Bengkel 1,5 4,82
Pemeliharaan lansekap dan bangunan 7,5 24,08
100 321,00
Sumber: PT. Maju Sehat Bersama, 2019
Perawatan dan Rawat
Inap: 17,66 m3

Sterilisasi alat: 6,42 m3

R. Bersalin : 11,24 m3
IPAL : 265,82 m3
UGD : 11,24 m3
3
Air PDAM : 321 m
R. Bedah : 9,63 m3 Saluran Drainase

Farmasi & Lab. : 4,82 m3

KM/WC Umum : 187,79 Septik Tank : 37,56 m3


m3

Dapur : 17,66 m3 Grease trap TPS

Laundry : 19,26 m3

Per. Jenazah : 6,42 m3

Bengkel : 4,82 m3

Lansekap : 24,08 m3 Meresap ke tanah

Gambar 11. Neraca air RS Sehat Abadi, Semarang

Gambaran proses pengolahan air limbah di IPAL adalah sebagai berikut.


Proses aliran limbah cair dari tangki ke tangki :
1. Grease trap tank (Bak perangkap lemak) : untuk mencegah lemak dari dapur
masuk ke dalam STP (pengolahan limbah cair).
2. Grit Chamber tank (Bak penyaringan) : untuk menyaring sampah padatan yang
berpotensi mengganggu proses pengolahan.
3. Equalizing tank (Bak Equalisasi) : karena debit air limbah yang masuk
berfluktuatif, maka dibutuhkan bak penyeimbang untuk meratakan kualitas air
limbah. Daya tampung bak 12 jam.
4. Contact aeration tank (Bak aerasi) : untuk proses penguraian zat organik oleh
bakteri aerob. Oksigen yang diperlukan oleh bakteri aerob berasal dari udara
yang dihasilkan dari mesin blower, yang didistribusikan melalui diffuser. Dalam
bak ini dilengkapi dengan fill media, sebagai rumah tinggal bakteri dan
memperbanyak jumlah bakteri pengurainya sehingga waktu detensi untuk bak
aerasi adalah 12 jam.
5. Sedimentation tank/Clarifier tank (Bak pengendapan) : untuk proses
pengendapan, yaitu memisahkan lumpur tersuspensi dengan air yang relatif
bersih. Waktu yang dibutuhkan untuk sedimentasi adalah 5 Jam.
6. Chlorination tank (Bak chlorinasi) : sebelum dibuang ke saluran umum, air hasil
olahan perlu dilakukan desinfeksi dengan cara chlorinasi. Waktu kontak air
limbah dengan chlor minimal 0,5 jam.
7. Effluent tank (Bak effluent) : Air hasil olahan yang telah tercampur secara merata
dengan larutan kaporit ditampung di dalam bak ini sebelum dibuang ke saluran
umum. Waktu retensi 3 jam.
8. Sludge storage tank (Bak lumpur) : Lumpur yang diangkat dari bak sedimentasi
dengan air lift, tidak semuanya dikembalikan ke bak aerasi, tapi sebagian akan
ditampung di dalam bak lumpur. Bak ini secara berkala atau jika sudah penuh
akan dikumpulkan dalam TPS limbah B3 dan diserahkan ke pihak ketiga yang
berlisensi mengelola limbah B3.
Treated water tank (Bak air bersih hasil olahan STP) : Air hasil olahan dari STP
ditampung di bak ini untuk selanjutnya dapat dipergunakan untuk siram tanaman dan
kebutuhan untuk cooling tower. Gambaran proses pengolahan limbah cair dapat
dilihat pada Gambar berikut ini :
2) Limbah padat
Limbah atau sampah padat meliputi limbah kategori B3 dan non-B3 (non
infeksius, domestik dan sejenisnya) dari operasional kegiatan RS Sehat Abadi.
Limbah padat kategori B3 berupa: kapas, masker, handskun, dahak/sputum, kasa
bekas, spuit/alat suntik, jaringan tubuh, rambut, kateter, sisa specimen, organ tubuh,
tulang, pengawet, plester bekas, sisa ramuan obat, logam berat seperti dinding
timbal untuk ruangan radioaktif, lampu bekas dan cartride bekas.
Adapun limbah padat kategori non-B3 (non infeksius, domestik dan sejenisnya)
berupa kertas, plastik dan lainnya. Berdasarkan trendline timbulan limbah padat dari
beberapa rumah sakit di Kota Semarang. Beberapa upaya yang dapat dilakukan
untuk penanganan limbah padat rumah sakit mengacu pada Permenkes No. 7 Tahun
2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit adalah:
 Limbah padat kategori non-B3 (non infeksius, domestik dan sejenisnya)
 Dilakukan pemilahan limbah padat organik-anorganik dan dikumpulkan pada
tempat-tempat sampah tertentu.
 Tempat-tempat sampah tersebut diletakkan pada lokasi yang strategis
dan/atau mudah dijangkau.
 Dibersihkan setiap hari, pengambilan pada pagi hari antara pukul 06.00 –
07.00 WIB untuk kemudian dikumpulkan di tempat penampungan sampah
sementara (TPS) yang ada di salah satu bagian bangunan.
 Pengangkutan sampah dari TPS ke tempat pembuangan sampah akhir
dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang.
Untuk limbah organik 0,072 m³/hari dan an organik 0,036 m³/hari (sumber SNI :
3242-2008).
Keterangan :
 - Jumlah karyawan ± 916 orang + dan ± 351 orang pasien = 1.276 orang
 - Total limbah an organik : 1.276 orang x 0,2 Kg/hari = 255,2 Kg/hari
 - Total Limbah Organik 1.276 orang x 0,8 Kg/hari = 1.020,8 Kg/hari
 - Besaran Timbulan Sampah = 1,276 m³/hari

Jumlah perkiraan limbah padat yang dihasilkan sebagai berikut

Tabel 13. Prakiraan Limbah Padat Operasional

No Jenis Volume (m³/hari )


1 Limbah Organik (Sisa makanan, daun kering, 1,02
ranting Pohon)
Formulir Kerangka Acuan (KA)Rencana Pembangunan Rumah Sakit Sehat Abadi
48
2 Limbah An Organik (Plastik, bungkus makanan, 0,25
gelas bekas minuman, kaleng, kertas, botol)
Total 1,27

Kapasitas TPS Limbah Domestik dengan dimensi 10 m x 6,5 m x 2 m dengan


kapasitas 1,3 m3.

TPS TPS LIMBAH


DOMESTIK B3

Gambar 12. Lokasi TPS Limbah Domestik dan Limbah B3

Formulir Kerangka Acuan (KA)Rencana Pembangunan Rumah Sakit Sehat Abadi


49
 Timbulan Limbah Padat B3
Limbah padat kategori B3 berupa: kapas, masker, handskun, dahak/sputum, kasa
bekas, spuit/alat suntik, jaringan tubuh, rambut, kateter, sisa specimen, organ
tubuh, tulang, pengawet, plester bekas, sisa ramuan obat, logam berat seperti
dinding timbal untuk ruangan radioaktif, lampu bekas, cartride bekas, dan lainnya.
 Dilakukan pemilahan terhadap beberapa jenis limbah padat ketegori B3 medis
antara lain berupa: limbah benda tajam, limbah bersifat infeksius, limbah
jaringan tubuh, limbah yang bersifat sitotoksik, limbah farmasi dari obat-obat
kadaluwarsa dan limbah kimia dari kegiatan tindakan medis dan proses
sterilisasi.
 Masing-masing jenis limbah tersebut ditempatkan dalam wadah-wadah khusus
dengan diberi kode atau tanda dan warna khusus dan ditempatkan di tempat
atau ruangan penampungan khusus mengacu pada Permenkes No. 7 Tahun
2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
 Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa
memperhatikan terkontaminasi atau tidaknya. Wadah tersebut harus anti
bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka sehingga orang yang tidak
berkepentingan tidak dapat membukanya. Adapun Jarum dan syringes harus
dipisahkan sehingga tidak dapat digunakan kembali.
 Adapun pengelolaan limbah kategori B3 lainnya akan mengacu pada PP No.
101 Tahun 2014.
 Limbah ketegori B3 kemudian dikerjasamakan dengan pihak ketiga yang
kompeten mengelola limbah ketegori B3 untuk dikelola lebih lanjut. Adapun
TPS B3 diletakkan ditempat dengan alternatif dekat dengan lokasi IPAL atau
genset, dan jauh/aman dari jangkauan pasien atau pengunjung.

Jenis limbah B3 lain yang dihasilkan oleh operasional rumah sakit yang harus
dikelola yaitu: elektronik bekas, batu baterai bekas, aki bekas, neon dan bohlam
bekas, kemasan cat, kosmetik bekas atau kadaluwarsa, oli bekas atau pelumas
kendaraan yang umumnya mengandung bahan-bahan yang menyebabkan iritasi
atau gangguan kesehatan lainnya seperti logam merkuri yang terkandung di
dalam batu baterai pada umumnya, botol atau kemasan bekas mengandung B3
seperti Botol obat anti nyamuk, botol sabun, shampo, botol sabun cuci piring
atau deterjen, pembersih kaca, pembersih mebel, pembersih karpet, dll.

Formulir Kerangka Acuan (KA)Rencana Pembangunan Rumah Sakit Sehat Abadi


50
Kegiatan operasional rumah sakit diperkirakan menghasilkan limbah domestik
tetapi dengan kategori B3 dalam operasionalnya. Limbah domestik dengan
kategori B3 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 17. Limbah Padat Operasional Yang Termasuk Dalam Kategori B3 Dari
Sumber Tidak Spesifik (PP No. 101/2014)
Kategori
No Kode Uraian limbah
Bahaya
1 B107d Limbah elektronik : lampu TL 2
2 B321-4 Kemasan bekas tinta 2
3 B329-4 Limbah kabel logam & insulasinya 2
4 A336-1 Bahan atau Produk farmasi yang tidak memenuhi spesifikasi 1
teknis, kedaluwarsa, dan sisa
5 A341-2 Konsentrat yang tidak memenuhi spesifikasi teknis dan 1
kedaluwarsa (Sabun deterjen, produk pembersih,
desinfektan, atau kosmetik)
6 B353-1 Toner bekas 2
7 B355-2 Baterai bekas 2
Sumber : Analisis Tim Penyusun AMDAL, 2019

Tabel 18. Daftar Limbah B3 Dari Sumber Spesifik Umum (PP. 101/2014)
Kode Jenis
Kode Kategori
Industri/ Industri/ Sumber Limbah Uraian Limbah
Limbah Bahaya
Kegiatan Kegiatan
37 Rumah sakit 1. Seluruh rumah sakit A337-1 Limbah klinis memiliki 1
dan fasilitas dan laboratorium klinis karakateristik infeksius
pelayanan 2. Fasilitas insinerator A337-2 Produk farmasi kedaluwarsa 1
kesehatan 3. IPAL yang mengolah A337-3 Bahan kimia kedaluwarsa 1
effluen dari kegiatan
rumah sakit dan A337-4 Peralatan laboratorium 1
laboratorium klinis terkontaminasi B3
A337-5 Peralatan medis mengadung 1
logam berat, termasuk merkuri
(Hg), kadmium (Cd), dan
sejenisnya
B337-1 Kemasan produk farmasi 2
B337-2 Sludge IPAL 2
Sumber : Analisis Tim Penyusun AMDAL, 2019

Sedangkan limbah medis (infeksius) seperti peralatan laboratorium yang


terkontaminasi dan bekas kemasan produk farmasi diolah diserahkan dan oleh
pihak ketiga yang sudah mempunyai izin dari Kementrian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan. pengiriman dengan menggunakan transporter yang sudah berijin
dari Kementerian Perhubungan.

Limbah infeksius dikumpulkan menggunakan kantong plastik berwarna kuning.


limbah farmasi menggunakan kantong plastik berwarna coklat. sedangkan
Limbah sitotoksis dikumpulkan menggunakan kantong plastik berwarna ungu.
radioaktif kantong plastik berwarna merah.

Formulir Kerangka Acuan (KA)Rencana Pembangunan Rumah Sakit Sehat Abadi


51
RS Sehat Abadi tidak memiliki insenerator, direncanakan menggunakan pihak
ketiga yang mempunyai izin pengelolaan dari KLHK dalam pengolahanya.
Pengumpulan limbah B3 dari setiap gedung sudah menggunakan pemisahan
tempat sampah infeksius dan non infeksius serta pembeda kantong plastik.
Untuk sampah jarum suntik dikumpulkan safety box khusus. Tempat
Penyimpanan Sementara (TPS) limbah B3 terletak dibagian belakang rumah
sakit berdampingan dengan IPAL dan TPS sampah domestik.

Gambar 13. Karakteristik Limbah B3 RS Sehat Abadi, Semarang.


Semarang

Tabel 19. Peta Limbah di RS Sehat Abadi, Semarang


Padat Radiologi
Ruang Gas Cair Non Logam
Infeksius Farmasi Sitotoksik Kimia Patologi
Inf Berat
Rawat jalan - + + + + - - + + -
Gawat darurat - + + + + + - + + -
Farmasi - - - + + - - - - -
Laboratorium + + + + - + + + + +
Radiologi - - - + - - - - +
Rehabilitasi - + + + - - - - - -
medik

Formulir Kerangka Acuan (KA)Rencana Pembangunan Rumah Sakit Sehat Abadi


52
Bedah sentral - + + + + + - + + -
Rawat inap - + + + + + - + + -
Rwt. Intensif - + + + + + - + + -
Obsgin - + + + + + - + + -
Gizi/dapur + + + + - - - - - -
Cuci linen - + + + - - + + - -
Sterilisasi - + - + - - - + - -
Pemulasaraan - + + + - + + + + -
Administrasi - + + + - - - - - -
Bengkel + + - + - - - - - -
Hemodialisa - + - - - - - - - -
Sumber : Analisis Tim Penyusun AMDAL, 2019

 Limbah gas
Limbah gas yang dihasilkan dapat dikatakan relatif kecil karena genset jarang
digunakan. Genset akan digunakan ketika sumber listrik yang ada mati. Selain itu
limbah gas juga dapat berasal dari ruang operasi terkait obat anestesi dan
instalasi farmasi terkait peracikan obat sitotoksis (namun volume juga sangat
kecil). Walaupun demikian jumlah limbahnya sedikit dan mudah dikelola misal
dengan penggunaan fume chamber. Limbah gas juga dapat berasal dari dapur
dan laundry.

(b) Pemanfaatan Sumber Daya Listrik Cadangan (Genset)


Sumber daya listrik cadangan yang berasal dari Genset diperlukan apabila terjadi
kondisi darurat maupun ketika kapasitas daya listrik yang dipasok oleh PLN tidak
mencukupi. Kondisi darurat dapat terjadi jika ada pemadaman lampu oleh PLN.
Kapasitas genset yang dijadikan cadangan adalah yang sebesar 3 x 1.250 kVA. Genset
digunakan untuk memback up kamar emergency, kamar operasi, kamar bersalin, lift,
penerangan terbatas dan AC terbatas.

4.4.4. Tahap Pasca Operasi


4.4.4.1. Pemeliharaan Bangunan dan Sarana Penunjang
Bangunan Rumah Sakit Sehat Abadi, Semarang dirancang sebagai bangunan yang
dapat beroperasi secara terus menerus, dan untuk memperpanjang umur teknis
bangunan akan dilakukan kegiatan pemeliharaan bangunan / gedung dan sarana
penunjang Rumah Sakit Sehat Abadi, Semarang, sehingga pada tahap operasional
hanya ada satu kegiatan yang diperkirakan berdampak potensial terhadap
lingkungan, yaitu kegiatan pemeliharaan bangunan / gedung dan sarana
penunjang.

Kegiatan pemeliharaan bangunan / gedung dan sarana penunjang Rumah Sakit


Sehat Abadi, Semarang ini akan dilakukan oleh karyawan kebersihan dan
Formulir Kerangka Acuan (KA)Rencana Pembangunan Rumah Sakit Sehat Abadi
53
perawatan bangunan /gedung yang telah menjadi bagian dari manajemen
operasional Rumah Sakit Sehat Abadi, Semarang. Kegiatan perawatan bangunan
gedung dan sarana penunjang ini termasuk kegiatan renovasi bagian bangunan
yang mengalami kerusakan, misalnya lapisan dinding yang terkelupas, sehingga
perlu perbaikan. Pengecatan ulang dinding, hal ini bertujuan untuk melindungi
lapisan terluar dinding agar tahan terhadap perubahan cuaca (panas dan hujan).

5. Lokasi Rencana Kegiatan dan Keterkaitannya dengan Lokasi Khusus


Lokasi kegiatan rencana pembangunan RS dr.Soedono, Madiun di Jalan Kembar, Kota
Madiun ini tidak mempunyai keterkaitan dengan lokasi khusus dengan lokasi sekitarnya.
Kegiatan lain yang sudah ada di sekitar lokasi kegiatan rencana Rumah Sakit ini dekat
dengan wilayah pendidikan/sekolah. Adapun dampak dari masing-masing kegiatan
diuraikan sebagai berikut ini.

5.1. Kawasan Permukiman Penduduk


Kawasan pemukiman terdekt yaitu Perumahan Sogaten yang jaraknya sekita 50 meter.
Dampak pembangunan RS terhadap kawasan pemukiman dapat diatasi apabila
pembangunan RS mematuhi wajib AMDAL dan melakukan kajian-kajian dampak limbah
RS terhadap wilayah pemukiman. Masyarakat yang berada dikawasan pemukiman
memiliki keuntungan yaitu memiliki akses yang lebih cepat untuk ke RS.
5.2. Perdagangan dan Jasa
Rumah Sakit yang letaknya sangat strategis yaitu dekat dengan pusat pemerintahan,
dimana seperti Kelurahan Ngegong, Kecamatan Manguharjo dan Balai Kota Madiun
sehingga sangat banyak perdaganagan dan jasa. Dampak untuk perdagangan dan jasa
sangat menguntungkan, masyarakat dapat menambah penghasilan ekonomi dengan
adanya RS. Tetapi dampak lain yang perlu diwaspadai yaitu limbah RS yang dapat
menhjadi pencemar produk seperti makanan jika limbah tidak dikelola dengan baik.
Selain itu dengan adanya pembangunan RS dapat menyerap tenaga kerja dari
masyarakat sekitar.
5.3. Pendidikan
Dampak positif dalam bidang pendidikan yaitu para siswa disekitar area pembangunan
lebih mendapat pengetahuan langsung tentang dunia medis. Akses untuk mendapatkan
penyuluhan lebih efekstif dan efisien.
5.4. Komersial (ruko dan perdagangan)
Dampak untuk perdagangan dan jasa sangat menguntungkan, masyarakat dapat
menambah penghasilan ekonomi dengan adanya RS. Tetapi dampak lain yang perlu
diwaspadai yaitu limbah RS yang dapat menhjadi pencemar produk seperti makanan
Formulir Kerangka Acuan (KA)Rencana Pembangunan Rumah Sakit Sehat Abadi
54
jika limbah tidak dikelola dengan baik. Selain itu dengan adanya pembangunan RS
dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat sekitar.

6. Hasil Pelibatan Masyarakat


Berdasarkan Berita Acara Konsultasi Publik Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup (AMDAL) rencana Pembangunan Rumah Sakit di Jalan Kembar Kota Madiun yang
diselenggarakan pada tanggal 1 April 2021di Balai Kelurahan Ngegong dan dihadiri
Pelaku Usaha yaitu PT. Lurus Total, Perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun,
Dinas Pekerjaan Umum Kota Madiun, Dinas Penataan Ruang Kota Madiun, perwakilan
Kecamatan Manguharjo Lurah Ngegong Tokoh Masyarakat/LPMK Kelurahan Ngegong,
unsur RT dan RW di Kelurahan Ngegong, dan Tim Konsultan Penyusun AMDAL.
Beberapa saran, pendapat dan tanggapan (SPT) yang telah dihasilkan dalam kegiatan
Konsultasi Publik Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) rencana
Pembangunan Rumah Sakit ini dituangkan dalam bentuk Berita Acara yang substansinya
memuat butir-butir sebagai berikut :

a. Dampak kegiatan ke lingkungan masyarakat diperhatikan


terutama air limpasan

b. Memperhatikan masalah drainase

c. Memprioritaskan tenaga kerja dari lingkungan Kelurahan


Ngegong

d. Membersihkan ceceran tanah di jalan selama kegiatan


konstruksi

e. Keamanan wilayah harus bekerjasama dengan


Babinkamtibmas dan Babinsa Kelurahan Ngegong

f. Menunjuk dan menetapkan wakil dari masyarakat untuk


menjadi Anggota Tidak Tetap Komisi Penilai Amdal Pembangunan Rumah Sakit
Oleh PT. Lurus Total Bersama:

1. Siti Siti (Warga Kelurahan Ngegong)

2. Bambang (Warga Kelurahan Ngegong)

3. Diah (Warga Kelurahan Ngegong)

4. Hanif (Warga Kelurahan Ngegong)

5. Doni (Warga Kelurahan Ngegong)

Formulir Kerangka Acuan (KA)Rencana Pembangunan Rumah Sakit Sehat Abadi


55
6. Lia (LPMK Kelurahan Ngegong)

Formulir Kerangka Acuan (KA)Rencana Pembangunan Rumah Sakit Sehat Abadi


56
B. PELINGKUPAN

Formulir Kerangka Acuan (KA) ini dimaksudkan untuk menentukan dampak penting
hipotetik. Dimulai dengan brainstorming Tim Penyusun untuk menentukan komponen
kegiatan dan komponen lingkungan yang potensial terkena dampak dan dilanjutkan dengan
menentukan klasifikasi dampak yang dibagi menjadi tiga : (1). Dampak Penting Hipotetik
(DPH) yang akan dikaji dalam dokumen Andal dan dikelola dan dipantau dalam RKL RPL,
(2). Dampak Tidak Penting Hipotetik 1 (DTPH 1) yang akan tidak dikaji dalam dokumen
Andal tapi tetap dikelola dan dipantau dalam RKL RPL, dan Dmpak Tidak Penting Hipotetik 2
(DTPH 2) yang akan tidak dikaji dalam dokumen Andal dan tidak dikelola dan dipantau
dalam RKL RPL. Penentuan dampak penting hipotetik dilakukan dengan menggunakan
Panduan Pelingkupan dalam Amdal KLH, 2007 yang telah dimodifikasi (Permen LH No. 16
Tahun 2012).
1. Apakah beban terhadap komponen lingkungan tertentu sudah tinggi?

Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data sekunder atau kunjungan lapangan

2. Apakah komponen lingkungan tersebut memegang peranan penting dalam kehidupan


sehari-hari masyarakat sekitar (nilai sosial dan ekonomi) dan terhadap komponen
lingkungan lainnya (nilai ekologis)?

Hal ini dapat dilihat saat kunjungan lapangan

3. Apakah ada kekhawatiran masyarakat yang tinggi tentang komponen lingkungan


tersebut?

Hal ini dapat dilihat dari Konsultasi Publik

4. Apakah ada aturan atau kebijakan yang akan dilanggar dan atau dilampaui?

Hal ini dapat dilihat dari peraturan baku mutu, tata ruang, dsb.

5. Ketersediaan SOP atau Instruksi Kerja dari Pihak Pelaku Usaha

Kesimpulan DPH, DTPH 1 atau DTPH 2 ditentukan berdasarkan :

 Jika salah satu pertanyaan dijawab “ya” dan “tidak ada” SOP maka termasuk dalam
DPH

 Jika salah satu pertanyaan dijawab “ya” dan “ada” SOP maka termasuk dalam DTPH
1
 Jika salah semua pertanyaan dijawab “tidak ” dan “ada” SOP maka termasuk dalam
DTPH 2.

Evaluasi dampak potensial belum melibatkan sifat penting atau tidaknya dampak tetapi
cukup menggunakan empat kriteria tersebut dan SOP dan akan didapat dampak penting
hipotetik. Hasil evaluasi dampak potensial pada setiap tahapan kegiatan dapat dilihat pada
Tabel di bawah ini.

Berdasarkan deskripsi rinci rencana kegiatan, maka pengelolaan lingkungan hidup yang
sudah direncanakan sejak awal oleh PT. Maju Sehat Bersama sebagai bagian dari deskripsi
rencana kegiatan Pembangunan Rumah Sakit secara lebih jelas disajikan pada Tabel berikut
ini.

Tabel 20. Pengelolaan Lingkungan yang Sudah direncanakan Sejak


Awal

Pengelolaan Lingkungan yang Sudah Direncanakan


No. Jenis Dampak Sejak Awal sebagai Bagian dari Rencana Kegiatan /
SOP
Tahap Konstruksi
1. Penerimaan Tenaga Penerimaan tenaga dengan sistem memprioritaskan
Kerja Konstruksi masyarakat setempat untuk bekerja di proyek sesuai
kualifikasi dan kebutuhan tenaga kerja serta dilakukan
secara transparan baik persyaratan maupun cara
penerimaan;
2. Kualitas air dan kualitas Menggunakan alat-alat berat konstruksi yang lulus uji
udara emisi, membuat saluran drainase sesuai dengan
perhitungan debit rencana banjir di lokasi kegiatan dan
pemasangan pagar pembatas di sekeliling lokasi kegiatan
untuk mencegah dispersi debu dan kebisingan ke
pemukiman penduduk.
Sumber: PT. Maju Sehat Bersama

Tabel 4. SOP Operasional dari pihak RS. Sehat Abadi, Semarang

No No SOP Perihal

1 006/SPO/K3/XII/2019 Alur Evakuasi


2 009/SPO/K3/XII/2019 Cara Menggunakan Tandu Evakuasi

3 002/SPO/K3/XII/2019 Cara Penggunaan Hydrant

4 001/SPO/K3/ XII/ 2019 Cara Pemasangan Apar

5 003/SPO/K3/XII/2019 Cara Penggunaan Apar

6 004/SPO/K3/XII/2019 Code Red

7 008/SPO/K3/XII/2019 Evakuasi Dokumen

8 007/SPO/K3/XII/2019 Evakuasi Pasien

9 010/SPO//K3/XII/2019 Identifikasi Bahaya, Penilaian Dan Pengendalian Resiko


K3

10 005/SPO/K3/XII/2019 Pemadaman Api (Kebakaran)

11 005/SPO/LAU/XII/2019 Distribusi Linen Bersih Ke Unit / Ruangan

12 002/SPO/LAU/XII/2019 Pencucian Linen Infeksius

13 002/SPO/LAU/XII/2019 Pencucian Linen Non Infeksius

14 004/SPO/LAU/XII/2019 Pembersihan, Pencucian & Desinfeksi Kereta

( Trolly ) Linen

15 002/SPO/SAN/XII/2019 Disinfeksi Permukaan Ruang Isolasi

16 003/SPO/SAN/XII/2019 Penanganan Tumpahan Bahan Berbahaya Dan Beracun


(B3)

17 004/SPO/SAN/XII/2019 Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3)

18 008/SPO/SAN/XII/2019 Dekontaminasi Tumpahan Darah dan Cairan Tubuh

19 010/SPO/SAN/XII/2019 Pengelolaan Limbah Infeksius Rumah Sakit

001/SPO/SAN/XII/2019 Perawatan Instalasi Pengolahan Air Limbah

(Ipal)

20 017/SPO/SAN/XII/2019 Pengambilan Sampel (Sampling) Makanan

21 014/SPO/SAN/XII/2019 Pengambilan Sampel (Sampling) Minuman (Air Minum)

22 011/SPO/SAN/XII/2019 Pengambilan Sampel Air Bersih Untuk Pemeriksaan


Parameter Bakteriologis

23 015/SPO/SAN/XII/2019 Pengambilan Sampel Air Bersih Untuk Pemeriksaan

Parameter Fisika Dan Kimia

24 016/SPO/SAN/XII/2019 Pengambilan Sampel Limbah Cair Untuk Pemeriksaan


Parameter Fisika Dan Kimia

25 007/SPO/SAN/XII/2019 Pengepelan Lantai

26 009/SPO/SAN/XII/2019 Pengukuran Intensitas Kebisingan

27 012/SPO/SAN//XII/2019 Pengukuran Intensitas Penerangan / Pencahayaan

28 005./SPO/SAN/XII/2019 PENGUKURAN Ph (DERAJAD KEASAMAN) LIMBAH


CAIR

29 013/SPO/SAN/XII/2019 Pengukuran Suhu Dan Kelembaban Ruangan

30 006/SPO/SAN/XII./2019 Pengukuran Suhu / Temperatur Limbah Cair

31 001/SPO/SDM/XII/2019 Rekrutmen Dan Seleksi Pegawai

Tabel 5.
Tabel 6. Matrik Dampak Potensial Pembangunan RS dr. Soedono , Kota
Madiun
Pra
Komponen Kegiatan Konstruksi Operasi Pasca Operasi
Konstruksi
8
Komponen Lingkungan 1 2 3 4 5 6 7
No
A FISIK-KIMIA

Kualitas udara
x
Kualitas air
x x x
Kebisingan
x
Sampah
\ x x x
Getaran
x

B BIOLOGI

Flora
x
Pra
Komponen Kegiatan Konstruksi Operasi Pasca Operasi
Konstruksi
8
Komponen Lingkungan 1 2 3 4 5 6 7
No
Kesuburan Tanah
x

C SOSIAL

Kesempatan Kerja
x x x x
Pendapatan Masyarakat
x x x

D KESEHATAN MASYARAKAT

Sanitasi Lingkungan
x x x
Keamanan Masyarakat
x x

● : ada interaksi antara komponen ingkungan dan komponen kegiatan

Tahap Pra Tahap Konstruksi Tahap Operasi Pasca operasi


Konstruksi
2. Penerimaan Tenaga 6. Penerimaan tenaga 8. Pemeliharaan
1. Sosialisasi Kerja kerja operasi dan bangunan dan
Rencana Kegiatan aktifitas rumah sakit fasilitas
3. Mobilisasi dan
demobilisasi alat dan 7.Operasional rumah
material sakit

4. Pematangan Lahan
5. Penambahan fasilitas
penunjang
Tabel 7. Hasil Pelingkupan Evaluasi Dampak Potensial yang akan Dikaji
Komponen Kriteria Kesimpulan
Batas
Tahapan/ Lingkungan Dampak Wilayah
No Evaluasi Dampak Potensial Waktu
Kegiatan Terkena Potensial DPH/DTPH1 Studi
1 2 3 4 SOP Kajian
Dampak /DTPH2
A. Tahap Pra Konstruksi
1 Sosialisasi Kesempatan Mengurangi Proses penerimaan tenaga YA tida ya tida Ada DTPH Masyarakat di
rencana kerja penganggura kerja berdampak pada k k Kecamatan 68 hari
kegiatan n kondisi sosial ekonomi Manguharjo
masyarakat sekitar Rumah
Sakit.
B. Tahap Konstruksi
Penerimaan Pendapatan Menambah Pendapatan yang diperoleh ya ya ya tida ADA DTPH 1 Masyarakat di
Tenaga Kerja masyarakat pendapatan berpengaruh terhadap k Kecamatan 68 hari
masyarakat kegiatan sosial Manguharjo
ekonomi masyarakat
khususnya angkatan kerja
yang diterima bekerja
Kesempatan Menambah Proses penerimaan tenaga Ya tida ya tida ADA DTPH 1
kerja lapangan kerja berdampak pada k k
pekerjaan kondisi sosial ekonomi
masyarakat sekitar Rumah
Sakit.
Kualitas udara Kualitas Kualitas udara karena tida iya Tida tida ADA DTPH 1 Jalan Kembar 300 hari
udara mobilisasi alat dan k k k
Mobilisasi dan berdebu material dapat melampaui
demobilisasi baku mutulingkungan sesuai
alat dan Peraturan Pemerintah No.41
material Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran
Udara.
Kebisingan Kebsingan Tingkat kebisingan msih tida iya tida iya ADA DPH
lebih rendah, kebanyakan k k
meningkat bersumber dari kendaraan
bermotor
Komponen Kriteria Kesimpulan
Batas
Tahapan/ Lingkungan Dampak Wilayah
No Evaluasi Dampak Potensial Waktu
Kegiatan Terkena Potensial DPH/DTPH1 Studi
1 2 3 4 SOP Kajian
Dampak /DTPH2
Getaran Getaran tanah Getaran sering terjadi dan tida tida tida ya TIDAK ADA DTPH 1
sering terjadi dirasakn warga karena k k k
mobilisasi dari alat berat yang
sering melewati lingkungan
sekitar pemukiman.
Kesuburan Kesuburan IYA IYA AD IYA ADA DTPH 1
tanah tanah Perlu adanya upaya untuk A Jalan kembar no 2 bualan
Pematangan
dibeberapa untuk memperbaiki tanah 59
Lahan
tempat sebagai resapan air.
menurun.
Flora Berkurangnya Penananam kembali flora IYa iya ada iya ADA DTPH 1
flora darat yang sesuai dengan
lingkungan pembangunan.
Penambahan Kualitas air Beberapa Pembuatan filtrasi air agar IYA IYA AD IYA ADA DTPH 1 1 minggu
fasilitas genangan air tidak tercemar dengan A Sekitar Jalan
penunjang kotor polutan. Kembar NO 59

Sampah Sampah Sampah nonorganic perlu TID TID TID YA ADA DTPH 1
nonorganic disortir terlebih dahulu dengan AK AK AK
meningkat adanya faslitas pensortiran
sampah. RRS dr. Soedono 4 bulan
Sanitasi Tidak terjadi Pengelolaan limbah sudah TID IYA TID TID ADA DTPH 1 dan lingkungan
Lingkungan pencemaran maksimal AK AK AK sekitar
Keamanan Lingkungan Masyarakat tidak merasa TID TID TID TID ADA DTPH 2
Masyarakat sekitar terganggu dengan adanya AK AK AK AK
masyarakat penambahan fasilitas
semakin ramai penunjang
C. Tahap Operasi

Penerimaan Sampah Pemulung Sampah-sampah ringan TID YA TID TID TIDAK DPH Berasal dari 3 bulan
tenaga kerja meningkat nonorganic menjadi mata AK AK AK ADA mana saja
operasi dan pencarian baru.
aktifitas
rumah sakit
Komponen Kriteria Kesimpulan
Batas
Tahapan/ Lingkungan Dampak Wilayah
No Evaluasi Dampak Potensial Waktu
Kegiatan Terkena Potensial DPH/DTPH1 Studi
1 2 3 4 SOP Kajian
Dampak /DTPH2
Kesempatan Lapangan Dibutuhkan penambahan TID IYA TID TID ADA DTPH 1
kerja kerja tenaga medis yang mencukupi AK AK AK
bertambah dan berdampak pada
perdagangan dan jasa di
sekitar lingkunagn rumah
sakit.
Pendapatan Pendapatan Pendapatan yang diperoleh TID IYA TID TID ADA SOP DTPH 1
Masyarakat bertambah berdampak pada social AK AK AK
ekonomi masyarakat.
Operasional Sanitasi Limbah dapat Masyarakat tidak kahwatir TID IYA IYA TID ADA SOP DTPH 1 Rumah Sakit 30 tahun
rumah sakit Lingkungan dikendalikan dengan pengelolaan limbah. AK AK dr.Soedono dan
Lalu lintas yang terpantau TIDAK DPH lingkungan
Keamanan Lingkungan TID TID TID sekitarnya
semakin ramai dan adanya IYA
Masyarakat Lebih ramai AK AK AK
pengaturan pintu masuk.
Pendapat bertambah karena DTPH 1
Pendapatan Pendapatan menambah penyerapan TID TID TID ADA SOP
IYA
masyarakat bertambah perdaganangn dan jasa AK AK AK
lingkungan rumah sakit.
Kesempatan Lapangan Dibutuhkan penambahan TID IYA TID TID
kerja pekerjaan tenaga medis yang mencukupi AK AK AK
bertambah
D. Tahap Pasca Operasi
Air teatap Tidak ada kekhawatiran ADA SOP DTPH 1 Rumah Sakit dr.
Pemeliharaa
bersih dan masyarakat terkait dengan TID TID TID Soedono
n bangunan Kualitas Air IYA
layak pakai pemeliharaan bangunan AK AK AK
dan fasilitas
dan fasilitas RS.
Sampah Sampah Pengelolaan yang tepat dari TID TID TID TID ADA SOP
DTPH 1
terkendali Rumah sakit AK AK AK AK
Sanitasi Sanitasi Tidak ada kekhawatiran IYA IYA TID TID ADA DTPH 1
Lingkungan lingkungan masyarakat terkait dengan AK AK
terkendali pemeliharaan bangunan dan
fasilitas RS.
Tabel 8. Matrik Dampak Penting Hipotetik Pembangunan RS Sehat Abadi,
Kota Semarang
Pra
Komponen Kegiatan Konstruksi Operasi Pasca Operasi
Konstruksi
No Komponen Lingkungan 1 2 3 4 5 6 7 8
A FISIK-KIMIA

B BIOLOGI

C SOSIAL

D KESEHATAN MASYARAKAT

DPH : Dampak penting hipotetik, dikaji dalam Andal dan dikelola dan dipantau di RKL RPL
DTPH 1: Dampak tidak penting hipotetik, tidak dikaji dalam Andal tapi dikelola dan dipantau di RKL RPL
DTPH 2 : Dampak tidak penting hipotetik, tidak dikaji dalam Andal dan tidak dikelola dan dipantau di RKL
RPL
Tahap Pra Konstruksi Tahap Konstruksi Tahap Operasi
Gambar18 . Peta Batas Wilayah Studi
C. METODE STUDI
Tabel 9. Metode Studi

Data dan Informasi Metode Analisis


Metode Pengumpulan
No. DPH Metode Prakiraan Dampak yang Relevan
Data untuk Prakiraan
Data untuk Metode Evaluasi
Dibutuhkan Prakiraan
1 1.
2

3 a)
4 a)
5

9 a.
10 a.
11  
12
13
14

15

16

17
18

Gambar 19. Peta Sampling

Anda mungkin juga menyukai