A. PENGERTIAN SAMPAH
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu
proses. Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya,
dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-
produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Sampah adalah
bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang. Menurut bentuknya
sampah dapat dibagi sebagai:
1. Sampah padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan
sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun,
plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan
menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah
yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa
sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga,
potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi
menjadi:
a. Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses
biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah
pertanian dan perkebunan.
b. Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi.
Dapat dibagi lagi menjadi:
1) Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena
memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
2) Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat
diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal
dan lain-lain.
1
2. Sampah cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan
kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah. Limbah hitam: sampah cair
yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya,
Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan
tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika
dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat
dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Dalam kehidupan
manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga
dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir
semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah
sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
1. Sampah organik – dapat diurai (degradable), yaitu sampah yang mudah membusuk
seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat
diolah lebih lanjut menjadi kompos.
2. Sampah anorganik – tidak terurai (undegradable), Sampah Anorganik, yaitu sampah
yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas,
plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini
dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan
produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah
pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik
kertas koran, HVS, maupun karton.
Pengambilan sampel adalah suatu prosedur tertentu yang diikuti apabila suatu
substansi, bahan atau produk diambil untuk keperluan pengujian sampel yang representatif
dari keseluruhannya. Karena itu, pengambilan sampel harus mewakili kumpulannya dan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: perencanaan pengambilan sampel, petugas
2
pengambil sampel, prosedur pengambilan sampel, peralatan pengambil sampel yang
digunakan, frekuensi pengambilan sampel, keselamatan kerja dan dokumentasi terkait
pengambilan sampel. Proses pengambilan sampel jika tidak dilakukan secara benar, maka
secanggih apapun peralatan yang dipergunakan tidak akan menghasilkan data yang dapat
menggambarkan kondisi sesungguhnya.
Pengambilan sampel harus memenuhi kesesuaian terhadap standar baku yang telah
diakui baik secara internasional maupun nasional, seperti standar EPA, WHO, maupun SNI,
jika tidak akan mengakibatkan langkah-langkah selanjutnya seperti pengawetan, transportasi ,
penyimpanan, preparasi, maupun pengujian di laboratorium, akan sia-sia serta membuang
waktu dan biaya.
3
e. Pemilihan teknik sampling dan menetukan apakah sampling dilakukan
secara random atau acak;
f. Menentukan jumlah, volume dan jenis wadah sampel;
g. Menentukan waktu, lokasi sampling dan jenis sampel;
h. Menentukan frekuensi sampling;
i. Menyiapkan pengendalian mutu;
j. Menyiapkan dokumentasi (daftar periksa persiapan pengambilan sampel,
formulir rekaman dat pengambilan sampel, laporan pengambilan sampel).
4
4. Alat penelitian
Seperangkat peralatan untuk pengambilan sampel sampah antara lain : pakaian
lapangan (wear pack, masker, sepatu booth, sarung tangan), keranjang sampah,
kantong-kantong plastik dan lembaran plastik.
a. Timbangan, Timbangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk
menimbang sampel sampah.
b. Seperangkat alat dan kemikalia untuk analisis proksimat sampel sampah
(organik), dan analisis kandungan logam berat (Pb dan Hg) pada sampah
organik.
ü Personil
Sampel harus diambil oleh personil yang memiliki latar belakang pendidikan yang
sesuai, mendapatkan pelatihan pengambilan sampel, cukup pengalaman, dan mampu
mendemonstrasikan keahlian serta ketrampilannya. Apabila pengambilan sampel dilakukan
oleh personel pihak lain, misalnya pelanggan, pengawas atau penyidik dari instansi yang
berwenang, pihak laboratorium harus menyediakan prosedur atau instruksi yang
terdokumentasi, dan hal-hal lain yang diperlukan, seperti peralatan, wadah sampel dll.
ü Peralatan
Peralatan yang harus disiapkan sebelum melakukan pengambilan sampel terdiri dari :
alat pengambil sampel, alat ukur parameter lapangan dan wadah sampel.
1) Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat sampel sehingga bahan tersebut
tidak menyerap zat-zat kimia dari sampel, tidak melarutkan zat-zat kimia ke dalam
sampel, dan tidak bereaksi dengan sampel, (misal : alat pengambil sampel
pengujian parameter minyak dan lemak menggunakan wadah/gelas kaca);
2) Mudah dicuci dari bekas sampel sebelumnya;
3) Sampel mudah dipindahkan ke dalam botol penampung tanpa ada sisa bahan
tersuspensi di dalamnya;
5
4) Mudah dan aman dibawa;
5) Kapasitas alat tergantung dari tujuan pengujian.
6) Alat pengambil sampel untuk parameter uji BOD menggunakan botol BOD,
parameter uji DO menggunakan botol DO sampler, parameter uji mikrobiologi
menggunakan botol coklat yang tidak tembus cahaya matahari dan disterilisasi
terlebih dahulu, untuk mencegah kontaminasi dari luar.
Peralatan pengukuran lapangan yang perlu dibawa pada saat sampling antara lain
DO meter, pH meter, turbidimeter, konduktimeter, termometer dan current meter.
1) Wadah Sampel
(a) Terbuat dari bahan gelas atau plastik polyethylene (PE) atau polypropylene
(PP) atau teflon (Poli Tetra Fluoro Etilen, PTFE);
(b) Dapat ditutup dengan kuat dan rapat;
(c) Bersih dan bebas kontaminan;
(d) Tidak mudah pecah atau bocor;
(e) Tidak berinteraksi dengan sampel.
6
NO JENIS SAMPEL UJI PEMBERSIHAN
1 senyawa organik, mudah menguap cuci alat gelas, gelas vial dan tutupnya
(Volatile Organic Compound, dengan deterjen, bilas dengan air
VOC) kemudian dengan Aquabides lalu
keringkan dalam oven pada suhu 105C;
setelah satu jam, keluarkan gelas vial dan
dinginkan pada suhu kamar (bila
memungkinkan dalam desikator) dalam
posisi terbalik di atas lembaran
aluminium foil;
setelah dingin, tutup gelas vial.
3 logam total dan terlarut cuci botol gelas, polyetyllen dan tutupnya dengan
deterjen, bilas dengan air, asam nitrat (HNO3)
1:1, Aquabides sebanyak 3 kali dan keringkan
pada suhu kamar, setelah kering botol ditutup
dengan rapat
4 BOD, COD dan nutrien cuci botol oksigen / botol Winkler dan
tutupnya dengan deterjen bebas fosfat,
bilas dengan air;
cuci botol dengan asam klorida (HCl) 1:1
dan bilas dengan Aquabides sebanyak 3
7
kali (pH netral) dan keringkan, setelah
kering tutup botol dengan rapat
1. Pengambilan Sampel Sesaat (Grab Sample) adalah sampel yang menunjukkan sifat
sampel pada saat diambil.
2. Pengambilan Sampel Gabungan Waktu (Composite Time Sample) adalah
campuran beberapa sampel yang diambil pada titik yang sama pada waktu yang
berbeda.
3. Pengambilan Sampel Gabungan Tempat (Composite Place Sample) adalah
campuran beberapa sampel yang diambil dari beberapa titik tertentu dengan
volume dan waktu yang sama.
4. Pengambilan Sampel Terpadu (Integerated Sample) adalah campuran beberapa
sampel gabungan waktu dan tempat.
D. Pengawetan Sampel
8
Pengawetan sampel meliputi perlakuan pendinginan, pengaturan pH,
penambahan bahan kimia untuk mengikat polutan yang akan dianalisis.
Perlakuan pendinginan sampel dengan menggunakan dry ice dalam ice box
pada suhu 4 °C ± 2 °C, kemudian wadah sampel ditutup rapat sehingga tidak ada
pengaruh udara dari luar.
BAB. II
9
Pemeriksaan kualitas fisika adalah pemeriksaan yang dilakukan pada suatu sampel
dengan melihat wujud secara fisik seperti bau, rasa, warna, kekeruhan dan sebagainya.
Pemeriksaan kualitas kimia adalah pemeriksaan yang dapat dilhat berdasarkan struktur
kandungan dalam sampel tersebut.
Pengambilan sampel sampah untuk pemeriksaan secara fisika dan kimia berbeda,
karena parameter yang diperiksa juga berbeda. Pada pemeriksaan kualitas fisika yang
diperiksa adalah suhu, konduktivitas, warna, bau, kekeruhan, Daya Hantar Listrik (DHL),
serta Total Suspended Solid (TSS). Sedangkan untuk pemeriksaan kualitas kimia yang
diperiksa biasanya kesadahan (Mg, Cl, dll), Ph, alkalinitas, dan lainnya.
Untuk pemeriksaan secara fisika dan kimia biasanya sering digunakan sampel sampah
cair atau licit. Pengambilan sampel pada pemeriksaan tersebut hampir sama dengan dengan
pengambilan sampel air. Hal ini karena wujud yang sama yaitu cairan.
a. Botol timba
b. Derigen plastik ukuran 5 Liter (sebaiknya berwarna putih)
c. Botol plastik vol. 500 mL (2 buah)
d. Botol oksigen vol. 250 mL
e. Termos es untuk mendinginkan contoh
f. Tas lapangan
g. Alat tulis
h. Buku catatan (bungkus dengan plastik)
i. Alat dan Bahan untuk periksa parameter (yang diperlukan) ;
Prosedur kerja pengambilan sampel sampah cair untuk pemeriksaan kualitas fisika:
10
e. Membilas alat pengambil sampel sebanyak 3 kali dengan sampel yang akan
diambil;
f. Mengambil sampel sesuai titik sampling dan memasukkannya ke dalam wadah
yang sesuai peruntukan analisis;
g. Mengukur mencatat kondisi lapangan dan membuat peta lokasi.
h. lakukan segera pengujian parameter lapangan seperti parameter lapangan : suhu,
pH, oksigen terlarut (DO), kekeruhan (Turbidity), daya hantar listrik (DHL) dan
TDS yang dapat berubah dengan cepat dan tidak dapat diawetkan;
i. hasil pengujian parameter lapangan dicatat dalam buku catatan;
j. Memberi label pada wadah sampel:
(a) Tanggal pengambilan sampel
(b) Lokasi pengambilan
sampel
(c) Jenis sampel : Padatan / sampah / tanah *)
(d) Jenis pemeriksaan : Fisik / kimia / mikrobiologi dan
parasitologi*)
(e) Nama petugas
(f) Tanda Tangan
a) siapkan botol BOD yang bersih dengan volume yang diketahui serta dilengkapi
dengan tutup;
b) celupkan botol dengan hati-hati ke dalam air sampah dengan posisi mulut botol
searah dengan aliran air, sehingga air masuk ke dalam botol dengan tenang;
11
c) isi botol sampai penuh dan hindarkan terjadinya turbulensi serta gelembung udara
selama pengisian, kemudian botol ditutup;
Tahapan pengambilan sampel sampah cair kualitas kimia untuk pengujian total
logam dan terlarut, dilakukan sebagai berikut :
a) bilas botol sampel dan tutupnya dengan sampel yang akan dianalisa;
b) buang air pembilas dan isi botol dengan sampel hingga beberapa sentimeter (cm) di
bawah puncak botol, agar masih tersedia ruang untuk menambahkan pengawet dan
melakukan pengocokan;
Makin pendek selang waktu antara pengambilan contoh atau sampel dan
analisa, hasil akan semakin baik. Sebenarnya sukar untuk menentukan selang waktu
tersebut karena tergantung dari sifat sampel, parameter yang akan diperiksa serta
cara penyimpanan. Perubahan yang diakibatkan oleh kegiatan organisme dapat
dicegah dengan menyimpan dalam tempat gelap dan temperatur yang rendah (lemari
es) sampai pemeriksaan dilakukan. Berikut ini adalah batasan waktu maksimum untuk
pemeriksaan Fisika dan Kimia :
12
a. Air Bersih 72 jam
b. Air Sedikit Tercemar 48 jam
c. Air Kotor/Limbah 12 jam
Pemilihan lokasi dan titik pengambilan sampel air limbah bertujuan untuk:
Dalam hal ini, sampel diambil pada titik masuk (inlet) dan keluar (outlet)
IPAL dengan memerhatikan waktu retensi. Sampel harus diambil pada waktu
proses instalasi berjalan normal.
13
1) Titik perairan penerima sebelum air limbah masuk ke badan air.
Pengambilan itu untuk mengetahui kualitas perairan sebelum dipengaruhi
air limbah. Data hasil pengujian sampel biasanya digunakan sebagai
pembanding atau control
2) Titik akhir saluran pembuangan limbah (outlet) sebelum air limbah
disalurkan ke perairan penerima. Sampel diambil di situ untuk mengetahui
kualitas effluent. Apabila data hasil pengujiannya melebihi nilai baku
mutu lingkungan, dapat disimbulkan bahwa industry terkait melanggar
hukum
3) Titik perairan penerima setelah air limbah masuk ke badan air, namun
sebelum menerima air limbah lainnya. Pengambilan tersebut untuk
mengetahui kontribusi air limbah terhadap kualitas perairan penerima.
Sampah mengandung zat-zat hidup, khususnya bakteri, virus, dan protozoa, dan
dengan demikian merupakan wadah yang baik sekali untuk pembiakan jasad-jasad renik.
Kebanyakan daripada bakteri itu secara relatif tidak berbahaya namun sebagian dari mereka
secara positif berbahaya karena pathogenik (Mahida, 1997). Sehingga diperlukan
pemeriksaan secara mikrobiologi dan parasitologi untuk mengetahui kandungan mikroba dan
parasit yang membahayakan pada sampel sampah tersebut.
Pengambilan sampel untuk pemeriksaan mikrobiologi harus dilakukan secara steril agar tidak
terkontaminasi dengan zat lain yang ada di sekitar lokasi pengambilan sampel. Sama halnya
dengan pengambilan sampel pemeriksaan parasitologu namun jika pemeriksaan ini tidak
perlu steril namun harus tetap bersih. Pemeriksaan secara mikrobologi dilakukan terhadap
sampel yang berupa padat dan cair. Pada pengambilan sampel sampat padat yang diambil
14
adalah tanah tempat timbulan sampah. Sedangkan untuk sampah cair prosedur pengambilan
dilakukan sama dengan pengambilan sampel air.
a. Sampel padat
1) Wadah sampel (petridish, kantong plastik)
2) Sarung tangan
3) Kertas label
4) Timbangan
5) Pisau
6) Sampah organik
7) Bor tangan
8) Sekop kecil dari bahan metal, plastik, dan kayu
9) pH soil tester
10) Termometer
11) Checklist pengambilan sampel
12) Rol meter
b. Sampel cair
1) Botol sampel dengan tali dan pemberat
2) Botol sampel tanpa tali dan pemberat
3) Kruistang
4) Spiritus / alkohol
5) Alat tulis
6) Korek api
7) Kertas label / etiket
8) Tas sampling
9) Kapas
15
Prosedur pengambilan sampel padat untuk pemeriksaan kualitas
mikrobiologi :
16
BAB. III
a. Neraca Analitik
b. Oven
c. Furnace
d. Desikator
e. Cawan Krus
f. Lumpang dan Alu
g. Penjepit (Tang Krus)
17
g. Kertas saring
h. Kompor listrik
i. Cawan
MPN Coliform
18
a. Tabung reaksi
b. Mikroskop
c. Object glass
d. Deglass
e. Sentrifuger
f. Tabung sentrifuge Rak tabung
g. Pipet tetes
h. Beaker glass
Pemeriksaan kadar air, kadar volatile dan kadar abu menggunakan metode
gravimetri. Gravimetri adalah metode pemeriksaan jumlah zat dengan cara
penimbangan hasil reaksi pengendapan. Alat yang digunakan adalah neraca analitik
digital. Secara umum proses menimbangan dengan neraca elektronik/digital adalah:
2.Pemeriksaan Kimia
19
Pemeriksaan kimia sampah diantaranya meliputi pemeriksaan kadar logam.
Pemeriksaan kadar logam menggunakan alat AAS/SSA (Spektofotometer Serapan Atom).
20
3. Pemeriksaan Mikrobiologi
Salah satu cara pemeriksaan mikrobiologi sampah adalah MPN Coliform. Alat
instrumen utama yang digunakan adalah autoklav dan inkubator. Autoklaf berfungsi untuk
mensterilkan media LB dan media BGLB sebagai media biakan coliform. Inkubator
berfungsi untuk menginkubasi (mengembangbiakkan) coliform.
a. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf. Jika air
kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut.
Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
b. Masukkan media LB dan BGLB dalam tabung reaksi yang telah dibungkus kertas.
c. Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap
yang keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih
dahulu.
d. Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu
121oC.
e. Tunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoklaf dan
terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep pengaman ditutup
(dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15’ dimulai sejak
tekanan mencapai 2 atm.
f. Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen
turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada preisure
gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep pengaman
dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.
4.Pemeriksaan Parasitologi
21
Inti dari pemeriksaan parasitologi adalah ketelitian dalam pengamatan objek
dengan menggunakan mikroskop. Langkah-langkah menggunakan mikroskop:
BAB. IV
I. PENDAHULUAN
22
nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi. (Rouessac 2007
dalam novi maya)
b. Penanganan Neraca:
c. Kebersihan Neraca:
23
Kebersihan timbangan harus dicek setiap kali selesai digunakan, bagian
dan menimbang harus dibersihkan dengan menggunakan sikat, kain halus atau
kertas (tissue) dan membersihkan timbangan secara keseluruhan timbangan
harus dimatikan, kemudian piringan (pan) timbangan dapat diangkat dan
seluruh timbangan dapat dibersihkan dengan menggunakan pembersih seperti
deterjen yang lunak, campurkan air dan etanol/alkohol. Sesudah dibersihkan
timbangan dihidupkan dan setelah dipanaskan, cek kembali dengan
menggunakan anak timbangan.
Dibuat tidak kurang dari tiga larutan baku yang mengandung unsur yang akan
ditetapkan kadarnya, dan mencakup jangkauan kadar larutan uji yang akan diukur.
Masing-masing larutan baku diukur serapannya dan dibuat kurva kalibrasi antara
serapan (absorbsi) terhadap konsentrasi. Untuk memperoleh kadar larutan uji, yaitu
nilai serapan larutan uji dimasukkan ke dalam persamaan linier kurva kalibrasi.
Dibuat tidak kurang dari tiga larutan uji, kepada masing-masing larutan uji
ditambahkan sejumlah tertentu (diketahui jumlahnya) larutan baku dari unsur yang
akan ditetapkan. Satu larutan uji tidak ditambahkan larutan baku (misal : ada 6 buah
labu larutan uji, maka hanya 5 labu yang ditambahkan larutan baku) dengan
konsentrasi yang membentuk deret pengenceran. Kemudian masing-masing larutan
diukur serapannya dan dibuat kurva kalibrasi antara serapan terhadap konsentrasi
baku yang ditambahkan. Selanjutnya dari kurva tersebut diekstrapolasikan ke sumbu
konsentrasi (sumbu X), dan titik potong dengan sumbu itu menunjukkan konsentrasi
larutan uji.
24
3. Kalibrasi Autoklaf:
Untuk mendeteksi jika autoklaf bekerja dengan baik atau sempurna dapat
digunakan dengan pengujian mikroba yang bersifat termofilik dan memiliki
endospora yaitu Bacillus Stearothermophilus. Dalam bentuk kertas spora strip
dimasukan kedalam autoklaf dan disterilkan, setelah proses sterilisasi kemudian
ditumbuhkan pada media. Jika media tetap bening maka autoklaf bekerja secara baik.
4. Kalibrasi Inkubator:
a. Catat suhu inkubator pada kartu setiap hari sebelum mulai bekerja
b. Penyimpangan suhu yang melewati 20C , pengatur suhu perlu diatur kembali.
Kalibrasi alat-alat gelas dapat dilihat dari macam kaca atau gelas yang dapat
digunakan untuk membuat alat ukur gelas tersebut, yaitu :
25
sampai kapasitas maksimumnya. Labu takar merupakan alat ukur volume yang
mengandung sejumlah volume cairan yang diisi sampai tanda tera. (Morris
2001 dalam Novi Maya 2010) .
Teknik pengerjaan kalibrasi volum alat ukur gelas ditentukan oleh tujuan atau
fungsi dari alat ukur tersebut. Ada 2 jenis alat ukur gelas, yaitu :
1. Alat ukur untuk mengukur volum larutan atau zat cair yang keluar dari alat
ukur tersebut. Alat ukur jenis ini antaralain : buret, pipet ukur, dan pipet
seukuran.
2. Alat ukur untuk mengukur volum larutan atau zat cair yang ada didalam alat
ukur tersebut. Alat ukur jenis ini antaralain : gelas ukur dan labu ukur.
a. Cuci alat gelas yang akan dikalibrasi sebersih mungkin dengan larutan pencuci
yang sesuai dengan jenis kotoran seperti pencuci dikhromat
untuk menghilangkan lemak, setelah itu cuci dengan air dan disusul dibilas
dengan aquadest. Keringkan tapi tidak melalui pemanasan. Alat gelas harus
kering dan bersih seteliti mungkin.
b. Proses penimbangan harus dilakukan dalam waktu yang singkat (repeatability
condition).
c. Masukkan aquadest dengan bantuan pipet yang bersih juga sampai tanda batas
yang diinginkan.
d. Baca volum seteliti mungkin menjaga agar tidak terjadi kesalah paralaks.
e. Ukur suhu kamar (suhu aquadest akan sama dengan suhuh kamar).
f. Prosedur penimbangan di atas harus diulangi dengan jumlah pengulangan (n)
yang memadai untuk memperoleh ketidakpastian pengukuran yang
dikehendaki oleh laboratorium Pengukuran temperatur air harus dilakukan
terhadap air di dalam penampungan dan terhadap air di dalam wadah sebelum
dan sesudah penimbangan.
26
g. Selanjutnya kita gunakan tabel hitungan volume dan berat ( bj ) aquadest
pada berbagai suhu. Massa air dapat dikonversi ke volume dengan
menggunakan persamaan V= m/d ; dimana V adalah volume, m adalah massa
air dan d adalah densitas air pada suhu yang diberikan. Kemudian dicari
standar deviasi dan % kesalahannya.
MPN Coliform:
Media yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kehadiran bakteri coliform
(bakteri Gram negatif) berdasarkan terbentuknya asam dan gas yang disebabkan karena
fermentasi laktosa oleh bakteri golongan coli. Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan pada
27
media laktosa dan gas yang dihasilkan dapat dilihat dalam tabung durham berupa gelembung
udara.
Media yang digunakan untuk mendeteksi bakteri coliform (Gram negatif) di dalam air,
makanan, dan produk lainnya. Media ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram
positif dan menggiatkan pertumbuhan bakteri coliform. Ada atau tidaknya bakteri coliform
ditandai dengan terbentuknya asam dan gas yang disebabkan karena fermentasi laktosa oleh
bakteri golongan coli. (fardias, 1989)
Berfungsi sebagai pewarna pada preparat, karena pada umumnya bahan yang akan diteliti
tidak memiliki warna.
a. Timbang cawan kosong yang telah dipanaskan selama 1 jam dalam oven dengan
suhu105oC, sebanyak tiga kali penimbangan (A gram).
b. Siapkan sampel yang telah ditentukan kemudian potong kecil-kecil.
c. Campurkan untuk sampel sebanyak 4 gram ke dalam cawan krus yang telah
di timbang, lalu timbang kembali (x gram).
d. Panaskan cawan krus tersebut di dalam oven dengan suhu 105oC selama 1 jam.
e. Setelah 1 jam keluarkan cawan. Biarkan agak dingin, masukkan kedalam desikator
lalu biarkan selama 15 menit, kemudian timbang beratnya (y gram). Lakukan
penimbanganselama 3 kali penimbangan.
f. Catat hasil penimbangan.
28
a. Sampel sampah kering hasil penetapan kadar air digerus sampai halus
b. Timbang sampel kering dan halus ± 4 gram dalam cawan krus, catat
c. Masukkan cawan krus dalam furnace 600ºC selama 1 jam. Lebihkan ¼ jam untuk
pencapaian temperatur 600ºC
d. Matikan furnace biarkan dingin, masukkan dalam desikator. Lalu timbang, lakukan
sebanyak tiga kali penimbangan.
29
d. Saring sampel dalam labu ukur 50 ml. Bilas sampel dan masukkan air bilasan
tersebut dalam labu ukur hingga volumenya menjadi 50 ml.
e. Periksa absorbansi sampel dan masing-masing larutan standar menggunakan
SSA.
a. Siapkan 1 set media LB untuk 1 sampel (5 tabung LBD dan 30 tabung LBS).
lalu 1 set media LB untuk control (+) dan 1 set kontrol (-) perlakuan sama
seperti sampel.
b. Inokulasikan 10 ml sampel ke dalam masing-masing 5 tabung LBD dan 1 ml
sampelke dalam masing-masing 5 tabung LBS dengan menggunakan pipet
ukur steril.
c. Pada tabung pengencer pertama ditambahkan 1 ml sampel dikocok sampai
homogen maka diperoleh pengenceran 10-1.
d. Pada tabung air pengencer ke-2 tambahkan 1 ml dari pengenceran 10-1 kocok
sampai homogen maka diperoleh pengenceran sampel 10-2. Lakukan
pengenceran pada sampel hingga didapat pengenceran 10-3, 10-4 hingga 10-5
atau sesuai pengenceran yang dikehendaki.
30
e. Inokulasi 1 ml sampel dari setiap pengenceran ke dalam masing-masing 5
tabung LBS dari pengenceran tersebut diatas.
f. Goyangkan rak tabung perlahan agar media di dalam sampel homogen.
g. Inkubasi 35oC 24-48 jam.
h. Hasil positif ditunjukkan dengan adanya gelembung gas pada tabung durham.
i. Tabung yang positif,dilanjutkan ke tahap uji penegasan.
31
d. Ambil endapan dan teteskan pada object glass.
e. Tambahkan eosin, ratakan dan tutup dengan menggunakan deglass.
f. Amati di bawah mikroskop.
Hasil pemeriksaan kadar air, kadar volatile dan kadar abu dinyatakan dalam satuan %,
dengan rumus:
Tabung reaksi BGLB yang positif adalah tabung yang menghasilkan gas yang terperangkap
pada tabung durham.
Sampel dinyatakan positif apabila terdapat telur atau cacing pada saat diamati dibawah
mikroskop.
7.Perawatan Alat dan Bahan yang Telah Digunakan dalam Pemeriksaan Sampel Fisika,
Kimia, Mikrobiologi dan Parasitologi Sampah
1.Perawatan Alat
32
Perawatan Neraca Analitik
Neraca analitik adalah neraca yang mempunyai ketelitian atau daya baca terkecil sebesar 0,1
mg disebut juga neraca semimikro. Pemeliharaan yang perlu dilakukan antara lain:
a. Ditempatkan diatas meja yang paling stabil di laboratorium, Karena itu dipilih tempat
dekat dinding atau dipojok ruangan.
b. Menggunakan stabilizer yang sesuai.
c. Dihindarkan dari sinar matahari langsung.
d. Dihindarkan dari gerakan udara
e. Dihindarkan dari radiasi panas dan elektromagnetik.
f. Datarkan posisi neraca.
g. Tutup pintu neraca pada saat tidak digunakan.
h. Hidupkan setiap hari meskipun tidak digunakan.
2. Perawatan AAS/SSA
a. Sumber arus yang digunakan dalam pemakaian AAS ialah 220 volt sehingga arus
listrik yang disediakan harus 220 volt dan jangan sampai kurang dari 220 volt.
b. Meja yang digunakan untuk meletakkan AAS harus datar, kuat dan permanen.
c. Sumber cahaya harus polikromatis yang nantinya akan diubah menjadi monokromatis.
d. Lampu katoda ijaga jagan sampai pecah.
e. Intensitas pemakaian alat jangan melebihi aturan yang telah ditentukan.
f. Setelah alat digunakan, cuci dengan airdeionisasi selama 10 menit.
g. Setelah digunakan, burner dibersihkan dan dikeringkan dengan lap bersih untuk
menghilangkan karbonnya.
h. Alat harus disimpan dalam ruangan yang kelembaban dan suhunya terjaga seperti
pada ruanga ber AC.
i. Stabilizer digunakan untuk menstabilkan apabila terjadi fluktuasi.
3. Perawatan Mikroskop
a. Setelah mikroskop sudah selesai digunakan, lalu naikkan tubus, bersihkan lensa
objekif dengan lens paper (jangan menggunakan tisu biasa karena dapat merusak dan
33
menggores lensa), putar lensa objektif dengan perbesaran sekecil-kecilnya, lalu
turunkan serendah-rendahnya tepat di atas lubang meja mikroskop.
b. Tutup diafragma, posisikan kondensor dan posisi cermin dalam keadaan tegak.
c. Simpan mikroskop di dalam kotaknya atau dalam lemari.
d. Jika kelembapan ruangan tinggi, dianjurkan mikroskop disimpan dalam ruangan yang
tertutup memakai pengawet kering untuk menghindari jamur atau ruangan tempat
penyimpanan dipanaskan dengan lampu sampai suhunya 40-50° C.
a. Cuci alat gelas menggunakan campuran asam sulfat dan kalium dikhromat, hati-
hati bahan ini berbahaya.
b. Keringkan pada rak pengering tetapi tidak boleh dipanaskan dalam oven.
c. Simpan alat volumetrik yang tidak dipakai dalam lemari tertutup untuk
menghindari debu.
5. Perawatan Autoklaf
34
1) Glukosa disterilkan terpisah dengan asam amino (peptone) atau senyawa
fosfat- Senyawa fosfat disterilkan terpisah dengan asam amino (peptone )atau
senyawa garam mineral lain.
2) Senyawa garam mineral disterilkan terpisah dengan agar – Media yang
memiliki pH > 7,5 jangan disterilkan dengan autoklaf
3) Jangan mensterilisasi larutan agar dengan pH < 6,0
4) Erlenmeyer hanya boleh diisi media maksimum ¾ dari total volumenya, sisa
ruang dibirkan kosong. Jika mensterilkan media 1L yang ditampung pada
erlenmeyer 2L maka sterilisasi diatur dengan waktu 30 menit.
6. Cara Membersihkan Autoklaf:
Perawatan Inkubator
a. Bersihkan bagian dalam inkubator dari sisa contoh atau kotoran lain.
b. Bersihkan dinding bagian luar dari debu menggunakan lap bersih, jika perlu dapat
digunakan sedikit deterjen.
c. Jika mungkin penggunaan inkubator hanya di satu titik ukur.
d. Hidupkan inkubator setiap hari meskipun tidak digunakan. Jika tidak digunakan
hidupkan 1 – 2 jam..
e. Pastikan voltase input stabil sesuai dengan spesifikasi alat.
35
f. Periksalah suhu inkubator melalui termometer indikator dan pastikan suhu mencapai
titik yang diinginkan. Jika tidak, segera matikan inkubator.
7. Perawatan Bahan
Perawatan bahan-bahan yang telah digunakan haruslah tepat. Karena bahan-bahan tersebut
bisa saja mengandung bahan kimia berbahaya, bakteri patogen dan parasit yang tentu saja
berbahaya bagi manusia dan lingkungan.
Penanganan bahan kimia yang bersifat asam (contohnya dalam pemeriksaan kadar logam)
harus dipisahkan dan dibuang di tempat penampungan khusus. Penampung limbah dapat
dibuat seperti water treatment. Setiap wadah dapat diisi dengan bahan pengadsorb limbah,
misalnya zeolit, bentonit atau karbon atau penukar ion, sehingga limbah cair aman dibuang di
tempat pembuangan limbah cair.
Hal utama dalam penanganan bahan bekas pemeriksaan mikrobiologi dan parasitologi adalah
mematikan mikroba dan parasit pada sampel. Sampel sisa pemeriksaan disterilkan dengan
menggunakan autoklaf. Setelah steril, sampel tersebut aman dibuang di tempat pembuangan.
36