Anda di halaman 1dari 36

oleh : KELOMPOK 4

Ni Wayan Nikki Citrayani A.A. Ayu Tirtamara Ni Kadek Manik Sugianti Putu Devi Tresna Anjani Ni Wayan Catur Pertiwi Ni Komang Mira Yanti I Gusti Lanang Rajendra Watusila I Putu Paramartha Wicaksana Aji

(026) (027) (028) (029) (030) (031) (032) (033)

Komparator merupakan suatu alat pemeriksaan sampel portable yang menggunakan prinsip perbandingan warna.

Prisma : Menyamakan sudut pandang antara standar disk dengan warna pada sampel.

PRISMA

Standart Disk : suatu standar warna yang sudah dibakukan dengan warna reaksi yang terbentuk antara logam dan pereaksi.
NITRIT

FLUORIDE

AMMONIA

CHLORIDE

Kuvet : sebagai wadah untuk menempatkan sampel dan sampel ditambah reagen

KUVET

Box komparator : sebagai alat digunakan untuk mengamati warna.

yang

BOX KOMPARATOR

Pengaduk : digunakan untuk menggerus tablet reagent agar homogen dengan contoh uji

PENGADUK KOMPARATOR

Prinsip kerja alat komparator didasarkan

pada pembandingan warna yang dihasilkan


oleh zat dalam kuantitas yang tidak diketahui

dengan warna yang sama yang dihasilkan


oleh kuantitas yang diketahui dari zat yang akan ditetapkan, dimana kadar akan dibaca berdasarkan warna yang dibentuk oleh pereaksi DPD (dalam analisa kadar klorin).

Kepekatan warna kemudian dibandingkan terhadap warna standar pada standard disc untuk menentukan konsentrasi suatu zat tertentu dalam sampel. Semakin pekat warna, semakin tinggi konsentrasi suatu zat tertentu dalam sampel.

Pemeriksaan residu klorin Pemeriksaan residu klorin yang sering digunakan adalah uji indikator dpd (dietil parafenilen diamin) dengan menggunakan komparator. Pemeriksaan ini merupakan metoda yang paling cepat dan sederhana untuk memeriksa residu klorin.

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Kuvet dibilas dengan aquades & sampel air secara berturut-turut 2-3 kali. Sebanyak 10 ml sampel dimasukkan kedalam kuvet 1. Sebanyak 10 ml sampel dimasukkan kedalam kuvet 2. Dimasukkan tablet reagen DPD 1/2/3 ke dalam kuvet 1, lalu digerus dengan menggunakan pengaduk hingga homogen.

Standar disk dimasukkan ke dalam box komparator. Kuvet 2 dimasukkan ke dalam tempat kuvet yang terwarnai oleh standar disk. Kuvet 1 dimasukkan ke dalam tempat kuvet yang tidak terwarnai oleh standar disk. Standar disk diputar sambil melakukan pengamatan pada prisma. Jika warna kuvet 1 & 2 telah sama, maka konsentrasi sampel dapat diamati pada penunjuk konsentrasi. Baca konsentrasi yang tertera pada penunjuk.

Penempatan blanko dan sampel , tidak boleh terbalik Menggunakan tablet reagen yang sesuai dengan parameter air yang akan diperiksa Contoh : DPD mengukur klorin dalam air Penggunaan cakram disk disesuaikan dengan parameter yang diperiksa. Saat digunakan bagian kuvet yang bening tidak boleh disentuh Pengamatan dilakukan pada cahaya yang terang

Setelah selesai digunakan, kuvet dicuci bersih. Cakram disk disimpan ditempat yang gelap. Komparator diamati pada tempat yang terang. Pada standar disk terdapat e.d, jadi apabila sudah melewati e.d standar disk harus diganti.

Kromatografi berasal dari kata : Chroma (warna) Graphein (penulisan)


Kromatografi : Teknik pemisahan fisik suatu campuran zat kimia berdasarkan perbedaan migrasi dr komponen campuran yg terpisah pd fase diam & fase gerak

a. Pengertian Kromatografi Kertas adalah teknik metode analisis untuk memisahkan dan mengidentifikasi campuran yang bisa berwarna (terutama pigmen) yang terdiri daridua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak. b. Prinsip Kromatografi Kertas Pelarut bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen bergerak pada laju yang berbeda dan campuran dipisahkan berdasarkan pada perbedaan bercak warna.

Fase diam (stationary) kertas serap


Fase gerak (mobile) pelarut atau campuran pelarut yang sesuai. Jarak relative pada pelarut disebut sebagai nilai Rf. Untuk setiap senyawa berlaku rumus sebagai berikut: Rf=jarak yang ditempuh oleh senyawa jarak yang ditempuh oleh pelarut

Lebih banyak digunakan untuk pemisahan senyawa non polar, karena selulosa (kertas) bersifat polar Banyak digunakan untuk pemisahan senyawa bahan alam Kekurangan : lebih lama karena panjang kertas bisa sampai 50 cm.

Alat 1. Chamber 2. Gunting 3. Penggaris 4. Pensil Bahan 1. Kertas saring 2. Zat yang akan dipisahkan (spidol warna, ekstrak kunyit, ekstrak buah naga) 3. Aquades 4. Eluen (etanol p.a untk pemisahan zat warna pada tinta spidol)

1. 2.
3. 4.

Disiapkan alat dan bahan Dipotong kertas saring yang digunakan dengan ukuran panjang 9,5 cm dan lebar 5 cm Gambar pada potongan kertas saring garis batas bawah 1,5 cm dan batas atas 1 cm dengan menggunakan pensil Dibuat eluen untuk kromatografi kertas dengan menggunakan campuran etanol dengan aquades, perbandingan 1:1. Cara membuatnya: a. 100 mL etanol p.a dicampur dengan 100 mL aquades b. Dihomogenkan, kemudian wadah ditutup rapat

5. 6.

7.

8.

9.

Dituangkan eluen ke dalam chamber 1 cm. Chamber ditutup rapat untuk proses penjenuhan Ditotolkan samel sekecil mungkin pada garis batas bawah. Ditotolkan berbagai macam warna. Masing-masing totolan diberi jarak 1 cm Setelah chamber diperkirakan jenuh oleh uap pelarut, dimasukkan kertas saring untuk ke dalam chamber. Dipastikan agar pelarut tidak menyentuh totolan secara langsung Diamati laju pergerakan totolan warna. Totolan warna ini akan bergerak perlahan ke atas menuju garis batas. Warna ini akan memisah sesuai dengan komponen-komponen penyusunnya Setelah totolan warna mencapai garis batas. Diangkat kertas saring dari chamber lalu dikeringkan dan dibaca hasil pemisahannya

Dlm beberapa kasus, dimungkinkan membuat bercak menjadi tampak dgn mereaksikannya dgn beberapa pereaksi yg menghasilkan produk yg berwarna Contoh : asam amino dgn ninhidrin Prinsip sama seperti pd pemisahan senyawa tinta Setelah elusi, kertas dikeringkan Semprot dgn larutan ninhidrin Amati warna yg terbentuk Bandingkan dgn standar

Kesimpulan : campuran yg mengandung asam amino 1, 4 dan 5.

Digunakan dlm menyelesaikan masalah pemisahan substansi yg memiliki nilai Rf yg hampir sama. Menggunakan dua pelarut yg berbeda kepolarannya Dilakukan dua kali elusi Sebelum eluasi kertas dlm keadaan kering

Kesimpulan : Sampel terdiri dari empat bercak

1.

Jenis kertas

Kertas yang dipakai adalah kertas selulosa murni. kertas ini khusus dibuat untuk kromatografi, dapat dipergunakan kertas whatman no. 1 dan no. 3 yang terdiri dari x-selulosa 9899% dan B-selulosa 0,3-1,0%.

Untuk penotolan contoh pada kertas biasanya digunakan pipet mikro. Karena umumnya kadar larutan contoh 0,1% - 1% dan jumlah yang ditotolkan antara 1 10 ml. Agar bercak berukuran kecil digunakan pengeringan. Titik awal penotolan diberi tanda dengan pensil, jarak awal penotolan dari ujung kertas 2-3 cm, sedangkan jarak penotolan satu dengan lainnya kurang lebih 1-2 cm. Agar dijaga supaya titik penotolan tidak tercelup dalam fase gerak.

Fase gerak adalah medium angkut yang terdiri atas 1 atau beberapa pelarut. Sebagai fase gerak biasanya berupa campuran yang bersifat netral, asam, basa.

Proses pengembangan yang perlu diperhatikan adalah bejana harus tertutup rapat, sehingga keseimbangan uap cairan cepat tercapai dan tidak mengalami perubahan. Pada proses pengembangan kromatografi kertas yang dipakai adalah pengembangan menaik yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi.

Setelah lembaran kertas dikeluarkan dari bejana dan kemudian dikeringkan, pengeringan sebaiknya dibiarkan dalam keadaan kering angin, bila perlu dapat menggunakan kipas angin. Senyawa senyawa tertentu akan terlihat sebagai noda berwarna yang terpisah pada akhir pengembangan.

Anda mungkin juga menyukai