KELOMPOK A4
1. Jepri Sendyvantino 3. Tanti Savika
D1051191004 D1051191052
2. Ananda Mikola 4. Briliani Azmi
D1051191014 D1051191064
DOSEN PENGAMPU:
Herda Desmaiani, S.Si., M.Sc
Ochih Saziati, S.Si., M.Sc
Suci Pramadita, ST, MT
ASISTEN:
Qolby Istiqomah
D1051171038
1
A. Kunjungan Lapangan ke Bandar Udara Supadio Pontianak
B. Tujuan
1. Mengamati metode pengolahan limbah dan air bersih yang dilakukan oleh
pihak Bandara Supadio Pontianak.
2. Menganalisis pengaruh pertumbuhan jumlah penumpang terhadap jumlah
pemakaian air di kawasan Bandara Supadio Pontianak.
2
Diresmikan menjadi Bandar Udara Internasional oleh Presiden Jokowi pada
tanggal 28 Desember 2017. Kapasitas penumpang di Bandara Udara Supadio
kurang lebih mecapai 3,8 juta per tahun. Sejak tanggal 1 Juli 2012, PT. Angkasa
Pura II memperpanjang jam operasi Bandara menjadi 18 jam (06.00-24.00 WIB).
Bandara Supadio bekerja sama dengan beberapa maskapai penerbangan seperti
AirAsia, Batik Air, Citilink, Garuda Indonesia, Lion Air, Nam Air, Sriwijaya Air
dan Wings Air.
Adapun Visi dan Misi PT. Angkasa Pura II adalah:
Visi :
The Best Smart Connected Airport operator in the region
We bring the best of our people and partners to deliver safe and
pleasant travel experience to our customers
Misi :
Memastikan keselamatan dan keamanan sebagai prioritas utama
Menyediakan infrastruktur dan layanan kelas dunia untuk mendukung
perkembangan ekonomi Indonesia melalui konektivitas antar daerah
maupun negara.
Memberikan pengalaman perjalanan yang terpercaya, konsisten, dan
menyenangkan kepada seluruh pelanggan dengan teknologi modern.
Mengembangkan kemitraan untuk melengkapi kemampuan dan
memperluas penawaran perusahaan.
Menjadi BUMN pilihan dan memaksimalkan potensi dari setiap
karyawan perusahaan.
Menjunjung tinggi tanggung jawab sosial perusahaan
3
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun
2001, air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud
cair. Menurut Sugiharto (2008), air limbah (wastewater) adalah kotoran dari
masyarakat dan rumah tangga dan juga yang berasal dari industri, air tanah,
air permukaan serta buangan lainnya. Dengan demikian air buangan ini
merupakan hal yang bersifat kotoran umum.
Dalam pengolahan air limbah, pihak Bandara Supadio masih
menggunakan cara manual. Pengolahan tersebut dilakukan dari jam 05.00-
24.00. Proses pengolahan air limbah umumnya dibagi menjadi empat
tahapan, yaitu :
1. Tahap Pengumpulan
Dalam tahap ini air limbah yang berasal dari terminal, kantor, dan wc,
dialirkan melalui pipa-pipa yang sudah terpasang di bawah tanah.
Kemudian, terjadi proses penyaringan untuk memisahkan kotoran besar
seperti tisu, dan tinja. Air limbah yang sudah terpisah dari kotorannya lalu
ditampung dalam sebuah bak submit.
1.
Gambar 4.1.1 bak submit
2. Tahap Equalisasi
Air yang sudah melewati tahap intake akan masuk kedalam bak
sedimentasi. Kedalaman bak ini mencapai 3 meter. Dalam bak ini air akan
dipisahkan dari lumpur yang tidak tersaring di proses sebelumnya.
Terdapat 2 blower yang akan mengalirkan udara pada pipa-pipa oksidasi
yang berfungsi untuk mengangkat kotoran halus ke atas dan kotoran yang
4
masanya lebih berat akan mengendap didasar kolam. Proses ini terjadi
sekitar 6 jam dan air limbah yang dihasilkan berwana coklat.
3. Tahap Sedimentasi
Dalam tahap ini terjadi proses pengendapan pada lumpur limbah dan kotoran
halus akan mudah terperangkap. Kolam ini memiliki kedalaman sekitar 4
meter dan memiliki pipa yang berfungsi untuk mengalirkan air jika sudah
mencapai batas yang ditentukan. Kotoran yang berada pada dasar kolam
dibersihkan setiap 6 bulan sekali. Kotoran tersebut akan dikeringkan dan
hasilnya bisa dijadikan sebagai pupuk tanaman.
4. Tahap Disinfeksi
5
Air yang telah melalui tahap sedimentasi akan masuk pada bak penampungan
yang memiliki kedalaman sekitar 3 meter. Pada tahap disinfeksi ini
menggunakan kaporit. Fungsi kaporit adalah untuk menghilangkan bakteri,
bau dan membuat air menjadi jernih. Kaporit ditambahkan setiap 40 ml dalam
40 menit menggunakan alat LNI. Setelah itu air akan ditampung ±1 bulan dan
dilakukan uji lab oleh Departemen Lingkungan sebelum dibuang ke sungai
yang berada pada daerah Gertak Kuning. Jika terjadi kegagalan pada proses
pengolahan tersebut maka air akan diolah secara manual ke tahap awal.
Kendala yang sering terjadi dalam proses pengolahan limbah ini ialah:
6
Selain melakukan pengolahan air limbah, pihak Bandara Supadio juga
melakukan pengolahan air bersih. Pengelolahan air bersih ini bertujuan agar
air dapat digunakan untuk mencukupi pasokan air bersih bandara itu sendiri
dan juga instansi lain. Dalam sehari air bersih yang dihasilkan dari proses
pengolahan sekitar 750-770 m3 dan air bersih ini dialirkan ke terminal pada
jam 12.00 untuk didistribusikan ke perkantoran, perumahan dan lain lain.
Selain itu air yang dihasilkan oleh unit pengolahan air bersih bandara juga
tidak kalah kualitasnya dibanding air yang diolah PDAM. Pengolahan air
bersih umumnya dibagi menjadi beberapa tahap yaitu :
1. Intake
Intake merupakan bangunan pertama untuk masuknya air dari sumber air
baku. Air baku yang digunakan dalam pengolahan air bersih di Bandara
Supadio bersumber dari Sungai Gertak Kuning. Air disedot sesuai dengan
debit yang dibutuhkan dalam pengolahan dan ditampung dalam sebuah
bak pengumpul.
2. Koagulasi
Koagulasi adalah proses pembubuhan bahan kimia ke dalam air agar
kotoran menggumpal dan cepat mengendap (pembentukan inti flok).
Koagulasi perlu dilakukan karena sumber air baku yang digunakan untuk
pengolahan air bersih Bandara Supadio berasal dari lahan gambut,
sehingga air permukaan dari lahan gambut memiliki tingkat kekeruhan
dan warna yang kuat serta berkadar asam humus tinggi. Untuk
melaksanakan koagulasi secara efektif, koagulan yang ditambahkan harus
disebar secara merata kedalam air baku dan diaduk secara cepat. Jenis
koagulan yang digunakan pada unit pengolahan air bersih Bandara
Supadio adalah Aluminium Sulfat (Al2SO4) atau yang sering dikenal
dengan tawas. Jumlah tawas yang diberikan dalam satu kali pengolahan
air bersih di Bandara Supadio ini sekitar ±1 kg. Untuk mengatasi pH yang
rendah pada air gambut jadi pihak bandara menambahkan kapur pada air
agar pH berada dalam kondisi normal. Penambahan kapur oleh pihak
7
bandara juga dimaksudkan untuk menghilangkan bau pada air. Biasanya
dalam satu kolam pada unit pengolahan air bersih Bandara Supadio
diberikan ±3-4 kg kapur.
3. Sedimentasi
Sedimentasi merupakan proses yang berfungsi untuk mengendapkan
partikel-partikel koloid yang sudah dikoagulasikan sebelumnya. Pada
tahap ini partikel yang memiliki berat jenis yang lebih besar akan
mengendap pada dasar bak sehingga menyebabkan bak menjadi kotor dan
juga endapan tersebut dapat memberikan noda-noda pada dinding bak.
Oleh karena itu, pihak Bandara Supadio secara berkala melakukan
pengecekan kolam pengolahan air bersih untuk dilakukan pembersihan.
Perlakuan ini dilakukan secara rutin oleh pihak bandara setiap 3 bulan
sekali.
4. Filtrasi
Filtarsi adalah proses penyaringan air dengan partikel-partikel zat padat
yang masih kasar melalui media berpori-pori. Media yang digunakan
pada tahap filtrasi di Bandara Supadio tergolong masih konvensional,
yaitu dengan menggunakan bahan seperti pasir, kerikil, dan ijuk. Urutan
penyaringan air ialah dimulai dengan masuknya air baku ke media
penyaring pertama yaitu pasir yang berfungsi untuk menyaring kotoran
halus, selanjutnya disaring menggunakan kerikil untuk menyaring
8
kotoran-kotoran kasar dan disaring kembali dengan menggunakan ijuk
untuk menyaring kotoran yang belum tersaring oleh kerikil dan pasir.
Untuk mendapatkan hasil air bersih yang maksimal setelah selesai
penyaringan, dilakukan pemberian tawas lagi agar kotoran yang belum
tersaring sepenuhnya mengendap di dasar kolam.
Gambar 4.2.1
5. Disinfeksi
Disinfeksi adalah proses pembebasan air dari mikroorganisme patogen
yang terdapat dalam air. Setelah melewati proses filtrasi air bersih dari
materi pengotor, maka selanjutnya air dialirkan menuju kolam yang
memiliki ukuran kira-kira 13m x 5m x 2m. Tahap disinfektan dilakukan
dengan penambahan senyawa kimia berupa kaporit. Penggunaan kaporit
yang diberikan oleh pihak Bandara Supadio dalam satu kali pengolahan
air bersih membutuhkan sekitar ±2 kg.
6. Reservoir
Reservoir berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih
sebelum didistribusikan ke unit-unit yang ada di bandara dan beberapa
instansi lainnya . Pendistribusian air bersih dilakukan melalui pompa yang
telah tersedia di unit pengolahan air bersih Bandara Supadio.
9
Gambar 4.2.2 reservoir
10
Supadio. Pertumbuhan jumlah penumpang dan konsumsi air Bandara
Supadio dapat dilihat dari grafik berikut:
1,500,000
1,000,000
500,000
0
83,102 95,088 101,641 102,340 110,339 126,000 126,000
Grafik 4.3.1 Data historis penumpang dan jumlah konsumsi air Bandara
Supadio tahun 2010 sampai 2016
11
m3/tahun. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya angka pertumbuhan
penumpang Bandara Supadio.
Adanya kebutuhan air bersih yang sangat tinggi di bandara,
meliputi kebutuhan air untuk penumpang, pekerja dan siapapun pengguna
jasa pelayanan Bandara Supadio. Kebutuhan air bersih dialokasikan untuk
beberapa fasilitas pendukung kegiatan di bandara baik berupa toilet,
mushola hingga kantin atau restoran yang tentunya memerlukan air
sebagai kebutuhan pokoknya. Pengembangan unit pengolahan air bersih
diharapkan kedepannya dapat terlaksana seperti penambahan luas dan
perkembangan alat pengolahan air yang lebih modern, sehingga hal ini
diharapkan sesuai dengan kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi
pasokan air bandara serta dapat membantu peningkatan kualitas Bandara
Supadio ke tahap selanjutnya.
5.2 Saran
Adapun saran dari hasil kunjungan lapangan dan pembahasan di atas
ialah kami mengharapkan alat-alat yang digunakan dalam proses
pengoperasian pengelolaan limbah dan air bersih dapat digunakan dengan
sebaik-baiknya dan mengalami kemajuan dalam bidang teknologi, sehingga
dalam pengelolaan limbah dan air bersih dapat terlaksana secara maksimal.
Selanjutnya, diharapkan untuk pemeliharaan alat dapat terlaksana dengan
12
baik, agar kualitas dan kuantitas hasil dari pengelolaan limbah dan air
bersih berada dalam kondisi yang lebih baik lagi untuk kedepannya dan
juga agar unit pegolahan limbah dan air ini tetap berjalan sesuai dengan
rencana hingga ke tahap pengembangan Bandara Supadio selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Permenkes RI No.416/Menkes/Per/IX/1990
Wagner EG, Lanoix, J.N.1958.Excreta Disposal for Rural Areas and Small
Communities WHO.Monograph series no.39:9-24
13
DOKUMENTASI
14
LAMPIRAN
15
Jumlah 83,102 95,088 101,641 102,340 110,339 126,000 126,000
Sumber: Kantor Cabang Sultan Mahmud Badaruddin II, PT. Angkasa Pura 2.
16