Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KULIAH LAPANGAN

PENGANTAR REKAYASA LINGKUNGAN


(TKL-1104)
ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN JUMLAH PENUMPANG TERHADAP
JUMLAH PEMAKAIAN AIR BERSIH DI BANDARA SUPADIO PONTIANAK

KELOMPOK A4
1. Jepri Sendyvantino 3. Tanti Savika
D1051191004 D1051191052
2. Ananda Mikola 4. Briliani Azmi
D1051191014 D1051191064

DOSEN PENGAMPU:
Herda Desmaiani, S.Si., M.Sc
Ochih Saziati, S.Si., M.Sc
Suci Pramadita, ST, MT

ASISTEN:
Qolby Istiqomah

D1051171038

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019

1
A. Kunjungan Lapangan ke Bandar Udara Supadio Pontianak

B. Tujuan

Tujuan melakukan kuliah lapangan mengenai Bandar Udara Supadio


Pontianak adalah sebagai berikut:

1. Mengamati metode pengolahan limbah dan air bersih yang dilakukan oleh
pihak Bandara Supadio Pontianak.
2. Menganalisis pengaruh pertumbuhan jumlah penumpang terhadap jumlah
pemakaian air di kawasan Bandara Supadio Pontianak.

C. Gambaran Umum Lokasi

Tanggal 21 September 2019, kami melakukan kunjungan ke Bandara


Supadio Pontianak. Bandara ini berada di Jalan Arteri Supadio Km. 17, Sungai
Raya, Limbung, Kec. Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat
78381.

Gambar 1.1 lokasi Bandara Udara Supadio


Sumber: google maps
Bandar udara internasional Supadio terletak di Jalan Arteri Supadio dengan
letak geografis 0°8'53"S 109°24'15"E. Dikelola oleh PT. Angkasa Pura II dan
memiliki luas sekitar 528 hektar dengan gedung terminalnya 6.045 m2.
Penambahan landasan pacu telah diperlebar dari 30 meter menjadi 45 meter dan
penambahan landasan pacu baru dengan panjang 3.500 meter x 60 meter.

2
Diresmikan menjadi Bandar Udara Internasional oleh Presiden Jokowi pada
tanggal 28 Desember 2017. Kapasitas penumpang di Bandara Udara Supadio
kurang lebih mecapai 3,8 juta per tahun. Sejak tanggal 1 Juli 2012, PT. Angkasa
Pura II memperpanjang jam operasi Bandara menjadi 18 jam (06.00-24.00 WIB).
Bandara Supadio bekerja sama dengan beberapa maskapai penerbangan seperti
AirAsia, Batik Air, Citilink, Garuda Indonesia, Lion Air, Nam Air, Sriwijaya Air
dan Wings Air.
Adapun Visi dan Misi PT. Angkasa Pura II adalah:
Visi :
 The Best Smart Connected Airport operator in the region
 We bring the best of our people and partners to deliver safe and
pleasant travel experience to our customers

Misi :
 Memastikan keselamatan dan keamanan sebagai prioritas utama
 Menyediakan infrastruktur dan layanan kelas dunia untuk mendukung
perkembangan ekonomi Indonesia melalui konektivitas antar daerah
maupun negara.
 Memberikan pengalaman perjalanan yang terpercaya, konsisten, dan
menyenangkan kepada seluruh pelanggan dengan teknologi modern.
 Mengembangkan kemitraan untuk melengkapi kemampuan dan
memperluas penawaran perusahaan.
 Menjadi BUMN pilihan dan memaksimalkan potensi dari setiap
karyawan perusahaan.
 Menjunjung tinggi tanggung jawab sosial perusahaan

D. Hasil dan Pembahasan


4.1 Pengolahan Air Limbah

3
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun
2001, air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud
cair. Menurut Sugiharto (2008), air limbah (wastewater) adalah kotoran dari
masyarakat dan rumah tangga dan juga yang berasal dari industri, air tanah,
air permukaan serta buangan lainnya. Dengan demikian air buangan ini
merupakan hal yang bersifat kotoran umum.
Dalam pengolahan air limbah, pihak Bandara Supadio masih
menggunakan cara manual. Pengolahan tersebut dilakukan dari jam 05.00-
24.00. Proses pengolahan air limbah umumnya dibagi menjadi empat
tahapan, yaitu :
1. Tahap Pengumpulan
Dalam tahap ini air limbah yang berasal dari terminal, kantor, dan wc,
dialirkan melalui pipa-pipa yang sudah terpasang di bawah tanah.
Kemudian, terjadi proses penyaringan untuk memisahkan kotoran besar
seperti tisu, dan tinja. Air limbah yang sudah terpisah dari kotorannya lalu
ditampung dalam sebuah bak submit.

1.
Gambar 4.1.1 bak submit
2. Tahap Equalisasi
Air yang sudah melewati tahap intake akan masuk kedalam bak
sedimentasi. Kedalaman bak ini mencapai 3 meter. Dalam bak ini air akan
dipisahkan dari lumpur yang tidak tersaring di proses sebelumnya.
Terdapat 2 blower yang akan mengalirkan udara pada pipa-pipa oksidasi
yang berfungsi untuk mengangkat kotoran halus ke atas dan kotoran yang

4
masanya lebih berat akan mengendap didasar kolam. Proses ini terjadi
sekitar 6 jam dan air limbah yang dihasilkan berwana coklat.

Gambar 4.1.3 bak equalisasi

3. Tahap Sedimentasi
Dalam tahap ini terjadi proses pengendapan pada lumpur limbah dan kotoran
halus akan mudah terperangkap. Kolam ini memiliki kedalaman sekitar 4
meter dan memiliki pipa yang berfungsi untuk mengalirkan air jika sudah
mencapai batas yang ditentukan. Kotoran yang berada pada dasar kolam
dibersihkan setiap 6 bulan sekali. Kotoran tersebut akan dikeringkan dan
hasilnya bisa dijadikan sebagai pupuk tanaman.

Gambar 4.1.4 bak sedimentasi

4. Tahap Disinfeksi

5
Air yang telah melalui tahap sedimentasi akan masuk pada bak penampungan
yang memiliki kedalaman sekitar 3 meter. Pada tahap disinfeksi ini
menggunakan kaporit. Fungsi kaporit adalah untuk menghilangkan bakteri,
bau dan membuat air menjadi jernih. Kaporit ditambahkan setiap 40 ml dalam
40 menit menggunakan alat LNI. Setelah itu air akan ditampung ±1 bulan dan
dilakukan uji lab oleh Departemen Lingkungan sebelum dibuang ke sungai
yang berada pada daerah Gertak Kuning. Jika terjadi kegagalan pada proses
pengolahan tersebut maka air akan diolah secara manual ke tahap awal.

Gambar 4.1.5 bak penampungan akhir

Kendala yang sering terjadi dalam proses pengolahan limbah ini ialah:

1. Penyumbatan pada pipa bubling yang disebabkan oleh lumpur


2. Blower yang tidak bekerja secara maksimal

4.2 Pengolahan Air Bersih


Air bersih menurut Permenkes RI No.416/Menkes/Per/IX/1990
tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas, air bersih adalah air yang
digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat diminum apabila dimasak (Permenkes RI 1990).
Menurut EG Wagner dan JN LAnic dalam bukunya Water Suply For Rural
and Small Communication menyatakan bahwa air yang sehat adalah air yang
tidak merugikan kesehatan bagi pemakainya.

6
Selain melakukan pengolahan air limbah, pihak Bandara Supadio juga
melakukan pengolahan air bersih. Pengelolahan air bersih ini bertujuan agar
air dapat digunakan untuk mencukupi pasokan air bersih bandara itu sendiri
dan juga instansi lain. Dalam sehari air bersih yang dihasilkan dari proses
pengolahan sekitar 750-770 m3 dan air bersih ini dialirkan ke terminal pada
jam 12.00 untuk didistribusikan ke perkantoran, perumahan dan lain lain.
Selain itu air yang dihasilkan oleh unit pengolahan air bersih bandara juga
tidak kalah kualitasnya dibanding air yang diolah PDAM. Pengolahan air
bersih umumnya dibagi menjadi beberapa tahap yaitu :
1. Intake
Intake merupakan bangunan pertama untuk masuknya air dari sumber air
baku. Air baku yang digunakan dalam pengolahan air bersih di Bandara
Supadio bersumber dari Sungai Gertak Kuning. Air disedot sesuai dengan
debit yang dibutuhkan dalam pengolahan dan ditampung dalam sebuah
bak pengumpul.
2. Koagulasi
Koagulasi adalah proses pembubuhan bahan kimia ke dalam air agar
kotoran menggumpal dan cepat mengendap (pembentukan inti flok).
Koagulasi perlu dilakukan karena sumber air baku yang digunakan untuk
pengolahan air bersih Bandara Supadio berasal dari lahan gambut,
sehingga air permukaan dari lahan gambut memiliki tingkat kekeruhan
dan warna yang kuat serta berkadar asam humus tinggi. Untuk
melaksanakan koagulasi secara efektif, koagulan yang ditambahkan harus
disebar secara merata kedalam air baku dan diaduk secara cepat. Jenis
koagulan yang digunakan pada unit pengolahan air bersih Bandara
Supadio adalah Aluminium Sulfat (Al2SO4) atau yang sering dikenal
dengan tawas. Jumlah tawas yang diberikan dalam satu kali pengolahan
air bersih di Bandara Supadio ini sekitar ±1 kg. Untuk mengatasi pH yang
rendah pada air gambut jadi pihak bandara menambahkan kapur pada air
agar pH berada dalam kondisi normal. Penambahan kapur oleh pihak

7
bandara juga dimaksudkan untuk menghilangkan bau pada air. Biasanya
dalam satu kolam pada unit pengolahan air bersih Bandara Supadio
diberikan ±3-4 kg kapur.

Gambar 4.1.1 Bak Koagulasi

3. Sedimentasi
Sedimentasi merupakan proses yang berfungsi untuk mengendapkan
partikel-partikel koloid yang sudah dikoagulasikan sebelumnya. Pada
tahap ini partikel yang memiliki berat jenis yang lebih besar akan
mengendap pada dasar bak sehingga menyebabkan bak menjadi kotor dan
juga endapan tersebut dapat memberikan noda-noda pada dinding bak.
Oleh karena itu, pihak Bandara Supadio secara berkala melakukan
pengecekan kolam pengolahan air bersih untuk dilakukan pembersihan.
Perlakuan ini dilakukan secara rutin oleh pihak bandara setiap 3 bulan
sekali.
4. Filtrasi
Filtarsi adalah proses penyaringan air dengan partikel-partikel zat padat
yang masih kasar melalui media berpori-pori. Media yang digunakan
pada tahap filtrasi di Bandara Supadio tergolong masih konvensional,
yaitu dengan menggunakan bahan seperti pasir, kerikil, dan ijuk. Urutan
penyaringan air ialah dimulai dengan masuknya air baku ke media
penyaring pertama yaitu pasir yang berfungsi untuk menyaring kotoran
halus, selanjutnya disaring menggunakan kerikil untuk menyaring

8
kotoran-kotoran kasar dan disaring kembali dengan menggunakan ijuk
untuk menyaring kotoran yang belum tersaring oleh kerikil dan pasir.
Untuk mendapatkan hasil air bersih yang maksimal setelah selesai
penyaringan, dilakukan pemberian tawas lagi agar kotoran yang belum
tersaring sepenuhnya mengendap di dasar kolam.

Gambar 4.2.1

5. Disinfeksi
Disinfeksi adalah proses pembebasan air dari mikroorganisme patogen
yang terdapat dalam air. Setelah melewati proses filtrasi air bersih dari
materi pengotor, maka selanjutnya air dialirkan menuju kolam yang
memiliki ukuran kira-kira 13m x 5m x 2m. Tahap disinfektan dilakukan
dengan penambahan senyawa kimia berupa kaporit. Penggunaan kaporit
yang diberikan oleh pihak Bandara Supadio dalam satu kali pengolahan
air bersih membutuhkan sekitar ±2 kg.
6. Reservoir
Reservoir berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih
sebelum didistribusikan ke unit-unit yang ada di bandara dan beberapa
instansi lainnya . Pendistribusian air bersih dilakukan melalui pompa yang
telah tersedia di unit pengolahan air bersih Bandara Supadio.

9
Gambar 4.2.2 reservoir

4.3 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Jumlah Penumpang Terhadap


Jumlah Pemakaian Air Bersih
Faktor yang memengaruhi meningkatnya jumlah penumpang di
Bandara Supadio diantaranya seperti ditetapkannya Bandara Supadio
menjadi bandara yang bertaraf Internasional dimana salah satu satu
alasan layaknya Bandara Supadio dijadikan bandara bertaraf
international adalah karena kedekatan propinsi Kalimantan Barat dengan
negara Singapura, Malaysia, Thailand sehingga menyebabkan Bandara
Supadio menjadi pintu masuk orang yang berasal dari negara lain.
Peningkatan pembangunan infrasturktur di Bandara Supadio
mengindikasikan bahwa Bandara Supadio akan memiliki jumlah
pekerja/karyawan (pengelola bandara dan penyewa lahan usaha) dan
pengguna jasa bandara yang tinggi, serta dengan adanya pelaksanaan
peningkatan pembangunan khususnya infrastruktur di Kalimantan Barat
juga menyebabkan banyaknya imigran, yang mana hal tersebut dapat
memberikan konstribusi terhadap peningkatan penumpang Bandara

10
Supadio. Pertumbuhan jumlah penumpang dan konsumsi air Bandara
Supadio dapat dilihat dari grafik berikut:

Data historis penumpang dan jumlah konsumsi air Bandara


Supadio tahun 2010 sampai 2016
3,500,000
3,182,267
3,000,000
2,713,259
2,502,957
2,500,000 2,291,470 2,307,322
2,133,545
1,825,827
2,000,000

1,500,000

1,000,000

500,000

0
83,102 95,088 101,641 102,340 110,339 126,000 126,000

Grafik 4.3.1 Data historis penumpang dan jumlah konsumsi air Bandara
Supadio tahun 2010 sampai 2016

Dari grafik 4.3.1 terlihat perkembangan jumlah penumpang Bandara


Supadio yang setiap tahunnya mengalami peningkatan dan diprediksi akan
naik terus dari tahun ke tahun. Jika terjadi kenaikan penumpang terus
setiap tahunnya, maka diprediksikan juga konsumsi air Bandara Supadio
akan mengalami kenaikan. Peningkatan jumlah penumpang di Bandar
Udara Supadio perlu diimbangi dengan peningkatan kualitas pelayanan.
Selain meningkatkan kapasitas terminal untuk peningkatan kenyamanan
penumpang, perlu juga diperhatikan ketersediaan air bersih yang
merupakan kebutuhan pokok manusia.
Berdasarkan catatan jumlah penumpang dan konsumsi air tersebut,
maka tingkat konsumsi air oleh penumpang paling tinggi terjadi pada
tahun 2015 dan 2016 yaitu dengan rata-rata konsumsi sekitar 10,500.0

11
m3/tahun. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya angka pertumbuhan
penumpang Bandara Supadio.
Adanya kebutuhan air bersih yang sangat tinggi di bandara,
meliputi kebutuhan air untuk penumpang, pekerja dan siapapun pengguna
jasa pelayanan Bandara Supadio. Kebutuhan air bersih dialokasikan untuk
beberapa fasilitas pendukung kegiatan di bandara baik berupa toilet,
mushola hingga kantin atau restoran yang tentunya memerlukan air
sebagai kebutuhan pokoknya. Pengembangan unit pengolahan air bersih
diharapkan kedepannya dapat terlaksana seperti penambahan luas dan
perkembangan alat pengolahan air yang lebih modern, sehingga hal ini
diharapkan sesuai dengan kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi
pasokan air bandara serta dapat membantu peningkatan kualitas Bandara
Supadio ke tahap selanjutnya.

E. Kesimpulan dan Saran


5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kunjungan lapangan di atas, dapat disimpulkan:
1. Pengolahan limbah dilakukan agar tidak mencemari badan air.
Pengolahan air bersih dilakukan agar dapat memenuhi pasokan air
Bandara Supadio.
2. Jumlah kebutuhan air semakin meningkat seiiring dengan meningkatnya
jumlah pengunjung di Bandara Supadio.

5.2 Saran
Adapun saran dari hasil kunjungan lapangan dan pembahasan di atas
ialah kami mengharapkan alat-alat yang digunakan dalam proses
pengoperasian pengelolaan limbah dan air bersih dapat digunakan dengan
sebaik-baiknya dan mengalami kemajuan dalam bidang teknologi, sehingga
dalam pengelolaan limbah dan air bersih dapat terlaksana secara maksimal.
Selanjutnya, diharapkan untuk pemeliharaan alat dapat terlaksana dengan

12
baik, agar kualitas dan kuantitas hasil dari pengelolaan limbah dan air
bersih berada dalam kondisi yang lebih baik lagi untuk kedepannya dan
juga agar unit pegolahan limbah dan air ini tetap berjalan sesuai dengan
rencana hingga ke tahap pengembangan Bandara Supadio selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001Tentang Pengelolaan


Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air

Permenkes RI No.416/Menkes/Per/IX/1990

Sugiharto. 2008. Dasar-Dasar Pengolahan Air Limbah. Jakarta: Universitas Indonesia


(UI-Pres).

Wagner EG, Lanoix, J.N.1958.Excreta Disposal for Rural Areas and Small
Communities WHO.Monograph series no.39:9-24

http://www.supadio-airport.co.id/ (Diakses pada tanggal 13 November 2019 pukul


08.00)

13
DOKUMENTASI

Gambar 7.1 bak koagulasi Gambar 7.2 bak sedimentasi

Gambar 7.3 Alat LNI Gambar 7.3 Blower

14
LAMPIRAN

Tabel 7.1 Data Historis Penumpang Bandara Supadio

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016


Internasiona 38,708 69,582 77,038 43,650 52,566 73,696 91,894
l
Domestik 1,787,11 2,063,96 2,214,43 2,263,67 2,450,39 2,639,56 3,090,37
9 3 2 2 1 3 3
Total 1,825,82 2,133,54 2,291,47 2,307,32 2,502,95 2,713,25 3,182,26
7 5 0 2 7 9 7
Growth 15.42% 14.42% 6.89% 0.69% 7.82% 7.75% 14.74%
Sumber: PT. Angkasa Pura II

Tabel 7.2 Data Konsumsi Air Historis Bandara Supadio

Bulan Data Konsumsi Air (m3/bulan)


2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Jan 6,925 7,924 8,470 8,528 9,195 10,500 10,500
Feb 6,925 7,924 8,470 8,528 9,195 10,500 10,500
Mar 6,925 7,924 8,470 8,528 9,195 10,500 10,500
Apr 6,925 7,924 8,470 8,528 9,195 10,500 10,500
Mei 6,925 7,924 8,470 8,528 9,195 10,500 10,500
Jun 6,925 7,924 8,470 8,528 9,195 10,500 10,500
Juli 6,925 7,924 8,470 8,528 9,195 10,500 10,500
Agust 6,925 7,924 8,470 8,528 9,195 10,500 10,500
Sep 6,925 7,924 8,470 8,528 9,195 10,500 10,500
Okt 6,925 7,924 8,470 8,528 9,195 10,500 10,500
Nov 6,925 7,924 8,470 8,528 9,195 10,500 10,500
Des 6,925 7,924 8,470 8,528 9,195 10,500 10,500

Rata2 6,925.5 7,924.0 8,470.1 8,528.3 9,194.9 10,500.0 10,500.0


Max 6,925 7,924 8,470 8,528 9,195 10,500 10,500
Min 6,925 7,924 8,470 8,528 9,195 10,500 10,500

15
Jumlah 83,102 95,088 101,641 102,340 110,339 126,000 126,000
Sumber: Kantor Cabang Sultan Mahmud Badaruddin II, PT. Angkasa Pura 2.

16

Anda mungkin juga menyukai