Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN

ANALISA SAMPAH

NAMA : AKIFAH KHAIRUNNISA YUSUF


NIM : 119250024
KELAS : Laboratorium Lingkungan B
NAMA ASISTEM : CING CING SARI

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
TEKNIK LINGKUNGAN
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang
dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak
mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai yang negatif karena
dalam penanganannya, baik untuk membuang atau membersihkannya memerlukan
biaya yang cukup besar. Selain itu karakteristik dari sampah adalah bau, sampah
juga dapat, menimbulkan penyakit seperti diare. Sampah merupakan konsekuensi
dari adanya aktivitas masyarakat. Setiap aktivitas manusia pasti menghasilkan
buangan atau sampah. Seiring dengan tumbuhnya sebuah kota, bertambah pula
beban yang harus diterima kota tersebut. Salah satunya adalah beban akibat dari
sampah yang diproduksi oleh masyarakat perkotaan secara kolektif. Untuk kota-
kota besar, sampah akan memberikan berbagai dampak negatif yang sangat besar
pabila penanganannya tidak dilakukan secara cermat dan serius yaitu
mengakibatkan terjadinya perubahan keseimbangan lingkungan yang merugikan
atau tidak diharapkan sehingga dapat mencemari lingkungan baik terhadap tanah,
air dan udara. Pengelolaan sampah secara efektif dan efisien harus dijalankan oleh
semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah. Semua pihak ini
bertanggungjawab terhadap penanganan sampah sehingga tidak lagi menimbulkan
masalah (Gunawan, 2007).

Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial. Bahkan sampah dapat


dikatakan sebagai masalah kultural karena dampaknya terkena pada berbagai sisi
kehidupan (Sudradjat, 2006). Upaya penanganan sampah perlu dilakukan secara
manajerial dengan benar serta melibatkan semua unsur baik pemerintah, swasta
maupun masyarakat yang diharapkan dapat meminimalkan biaya yang dikeluarkan
dalam pengelolaannya. Sampah dan pengelohannya kini menjadi masalah yang
kian mendesak di kota-kota Indonesia.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu dilakukan kegiatan untuk


mengumpulkan sampah dari masyarakat, yang kemudian sampah tersebut dipilah
dan diukurberat dan volumenya. Sampel sampah tersebut juga kemudian di ukur
kadar air, kadar volatil,dan kadar abunya dalam laboratorium

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM

Adapaun tujuan dari dilakukannya prakikum ini adalah ;

1. Mengetahui densitas sampah,dan kadar air dalam sampah, dan komposisi


dari sampah selama sampah itu akan di angkut ataupun
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sampah

Sampah didefinisikan sebagai buangan padat atau setengah padat yang terdiri
dari zatorganik dan zat anorganik yang kehadirannya tidak dibutuhkan atau tidak
diinginkan lagi.Seiring bertambahnya jumlah penduduk, jumlah produksi sampah
yang dihasilkan semakin besar karena setiap aktivitas manusia menghasilkan
sampah. Hal ini dapat menimbulkan masalah sampah yang mulai mengganggu baik
terhadap kesehatan manusia ataupun terhadaplingkungan yang pada akhirnya
berdampak pada pencemaran tanah, air dan udara. Oleh karena itu, poduksi sampah
yang dihasilkan perlu dilakukan pengelolaan khusus agar tidak membahayakan
kesehatan manusia, lingkungan dan melindungi investasi pembangunan
(Tchobanoglous, 1993).

Sampah menurut SNI 19-2454-1991 tentang Tata Cara Pengelolaan Teknik


Sampah Perkotaan didefinisikan sebagai limbah yang bersifat padat terdiri atas zat
organik dan zatanorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar
tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Sampah
umumnya dalam bentuk sisa makanan (sampah dapur), daun-daunan, ranting pohon,
kertas/karton, plastik, kain bekas,kaleng-kaleng, debu sisa penyapuan, dan
sebagainya.

Pengelolaan persampahan dapat diartikan sebagai suatu usaha atau kegaiatan


yang mengontrol jumlah timbulan sampah, pewadahan, pengumpulan, transfer dan
transpor, daurulang serta pembuangan sampah dengan memperhatikan factor
kesehatan masyarakat,ekonomi, teknik, konservasi lingkungan, estetika, dan
pertimbangan lingkungan lainnya (Tchobanoglous, 1993).

2.2 Berat Jenis Sampah


Timbunan sampah adalah volume sampah atau berat sampah yang dihasilkan
dari jenis sumber sampah di wilayah tertentu per satuan waktu. Timbulan sampah
sangat diperlukan dalam menentukan dan mendesain peralatan yang digunakan
dalam transportasi sampah,fasilitas recovery material dan fasilitas lokasi
pembuangan akhir sampah (Zet, 2011).Data mengenai timbulan sampah, komposisi,
dan karakteristik sampah merupakan halyang sangat menunjang dalam menyusun
sistem pengelolaan persampahan di suatu wilayah.Data tersebut harus tersedia agar
dapat disusun suatu alternatif sistem pengelolaan sampah yang baik. Timbulan
sampah bisa dinyatakan dengan satuan volume atau satuan berat.

Jika digunakan satuan volume, derajat pewadahan (densitas sampah) harus


dicantumkan. Untukitu lebih baik digunakan satuan berat karena ketelitiannya lebih
tinggi dan tidak perlumemperhatikan derajat pemadatan. Timbulan sampah
dinyatakan sebagai (Damanhuri, 2004)

Satuan berat : kg/o/hari, kg/m2 /hari, kg/bed/hari, dsb;

Satuan volume : l/o/hari, l/m2 /hari, l/bed/hari, dsb;

Tujuan diketahuinya timbulan sampah adalah sebagai perkiraan timbulan


sampah yang dihasilkan untuk masa sekarang maupun pada masa yang akan datang
yang berguna untuk (Tchobanoglous, 1993).

2.3 Komposisi Sampah


Komposisi sampah merupakan penggambaran dari masing-masing komponen
yang terdapat pada buangan padat dan distribusinya. Biasanya dinyatakan dalam
persentase (%)berat. Data ini penting untuk mengevaluasi peralatan yang
diperlukan, sistem, program,pengolahan sampah, dan rencana manajemen
persampahan suatu kota (jenis perlakuanpenanganan sampah yang berorientasi
kepada pemanfaatan, daur ulang, pengomposan,pembakaran dan lainlain (Yenie,
2011). Berdasarkan komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua, yaitu (Idafi,
2009):1.

Sampah organic terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang
diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain.

Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga
sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya
sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun.2. Sampah
anorganikSampah anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti
mineral danminyak bumi, atau dari proses industri.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ‘’Analisa Sampah’’ ini dilaksanakan pada Kamis, 10 Desember 2020
pukul 22.00 WIB melalui Google Meet.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Sampel sampah basah
2. Wadah yang sudah diketahui volumenya
3. Timbangan
4. Sarung tangan / masker
5. Kantong plastic
6. Cawan petri
7. Oven 105 0C
8. Penjepit cawan penguat

3.3 Langkah Kerja


3.3.1 Densitas Sampah
1. Ambil sampel sampah sebanyak dari suatu lokasi yang sudah ditentukan.
Catat kondisi lingkungan dan cuaca.
2. Ukur volume wadah yang ada, timbang beratnya
3. Aduk sampel tersebut, masukkan dalam wadah yang ada sampai penuh
(tanpa pemadatan)
4. Ketukkan wadah tersebut ke lantai sebanyak 3 kali
5. Hitung volume sampel setelah diketuk (dalam satuan liter)
6. Timbang berat sampel dalam wadah (dalam satuan kg)
3.3.2 Komposisi Sampah
1. Timbang berat awal sampah yang akan diukur komposisinya.
2. Sampel sampah dipilah-pilah berdasarkan komponennya (misalnya plastik,
3. organik, logam, dsb)
4. Setiap komponen hasil pemilahan ditimbang beratnya dan dihitung
persentase
5. berat tersebut terhadap berat total.
3.3.3 Kadar Air Sampah
1. Sampel sampah dari penetapan komposisi, dicampur kembali;
2. Sampel tersebut dibagi dalam 4 bagian, dari tiap bagian tersebut;
3. Pisahkan masing-masing satu sekop. Campurkan kembali bagian terpisah
tersebut, bagi 4, pisahkan dari tiap bagian sejumlah sampel sampai kira-kira
berat campurannya 100 gr;
4. Timbang cawan petri kosong (sudah dipanaskan dalam Oven 105 0C selama
2 jam). Catat berat cawan;
5. Masukkan sampel sampah 100 gr dalam cawan petri tersebut. Timbang dan
catat (a gram);
6. Panaskan cawan tersebut dalam oven 105 0C selama 2 jam;
7. Setelah 2 jam keluarkan cawan. Biarkan agak dingin. Masukkan dalam
eksikator. Timbang;
8. Masukkan kembali dalam oven 105 0C selama 1 jam. Keluarkan cawan,
biarkan agak dingin dan timbang kembali;
9. Jika berat cawan belum konstan, masukkan kembali dalam oven 105 0C
selama 1 jam. Lakukan seterusnya sampai berat cawan konstan (b gram).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Densitas Sampah
Tabel 4.1.1 Densitas Sampah
Berat (kg) Jari-Jari (m)
NO Volume (l) t (m)
W1 W2 R r
1 2,161 1,099 89,5 0,3 0,27 0,35

4.1.2 Komposisi Sampah


Tabel 2. Komposisi Sampah
No Sampel Berat (Kg)
1 Sampah + Wadah 2,161
2 Wadah Kosong 1,099
3 Sampah 1,062
S.Kertas 0,251
S.Plastik 0,4051
S.Organik 0,406
Perhitungan :
1
V= 3 Πt(R2 +R×r+r2 )
1
= 3 (3.14) (0,35)(0,32 +0,3×0,27+0,272 )

= 0,08935 m3
= 89,35 L
w1 -w2
• Densitas Sampah = V

w1 -w2 2,161 − 1,099


= = 0,0119 𝐾𝑔/𝑙
V 89,35
• Komposisi Sampah
Berat Komponen Sampah
% Sampah = x 100%
Berat Sampah Total

0,4051
% Plastik = x 100%
1.062

= 38,1 %
0,251
% Kertas = x 100%
1.062
= 23,64 %
0,406
% Organik = x 100%
1.062
= 38,22 %
• Kadar Air Sampah

Berat Cawan Isi (a) Berat Cawan isi (b)


% Kadar Air = x 100%
Berat Cawan Isi (a) Berat Cawan Kosong

75,876 𝑥 64,373
• % 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 = 75,876 𝑥 44,970 𝑥 100%

= 143 %

4.2 Pembahasan
Pada Praktikum ini dilakukan percobaan umencari nilai kadar air dalam suatu
sampel tanah, mencari nilai massa jenis limbah, dan mencari komponen dalam
sampel tersebut. Metode pengukuran yang pertama adalah mengukur berat jenis
sampah, kemudian dijadikan target volume pengukuran berat jenis sampah. Hal ini
untuk mengetahui volume sampah yang akan dibawa alat ke bunker.

Kemudian dilakukan penghitungan dengan menghitung komposisi sampah.


Untuk mengetahui presentase sampah atau komposisi dari sampah. Persentase dari
data di atas komposisi plastik sebesar 38,1 %, kemudian sampah organik 38,22 %,
dan sampah kertas 23,64 %. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa karena
komposisi nilai yang dihitung menempati posisi terbesar pada sampah plastik, maka
sampah yang diujikan lebih banyak sampah plastik. Data komposisi juga sangat
penting untuk mengevaluasi data, sistem, prosedur dan pengolahan sampah yang
dibutuhkan. Melalui pengelolaan sampah di suatu wilayah tertentu. Maka, dapat
diketahui bahwa komposisi sampah tersebut dapat dijadikan sebagai indikator
utama dalam menentukan pengelolaan sampah di lingkungan.

Dilakukan juga perhitungan mengenai kadar air sampah. Saat mengukur kadar
air sampah, metode yang paling sering digunakan adalah berat basah dan berat
kering. Kadar air sampah bervariasi sesuai dengan komposisi sampah, musim
tahunan, kelembaban dan kondisi cuaca hujan. Dengan mengetahui kelembaban
atau kadar air sampah, frekuensi pengumpulan sampah dapat ditentukan. Frekuensi
pengumpulan sampah dipengaruhi oleh komposisi sampah yang dikandungnya.
Umumnya sampah dengan kadar air lebih tinggi merupakan sampah organik yang
berasal dari bahan organik (seperti sisa makanan, sayuran, kulit, dll). Hal ini terlihat
dari hasil perhitungan bahwa terdapat lebih banyak air pada sampah organik.
Karena frekuensi sampah kering lebih tinggi dari pada sampah basah, maka
persentase kadar air dalam perhitungan lebih kecil dari pada kadar kering.

Kandungan vilatil dalam sampah dapat digunakan untuk memperkirakan


efektivitas pengurangan sampah dengan menggunakan metode pembakaran
berteknologi tinggi. Terlepas dari apakah limbah dapat terbakar sendiri atau
membutuhkan bahan bakar, data ini juga diperlukan untuk merencanakan
teknologi pembakaran limbah.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pada praktikum kali ini didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Densitas sampah dapat dilakukan dengan pengukuran sampah terlebih
dahulu dengan satuan volume.

2. Kadar air dalam sampah dapat diukur dengan perbandinga berat kering dan
berat basah pada sampah.
3. Komposisi sampah dapat digunakan untuk menentukan densitas sampah
yang diperlukan

5.2 Saran
Dari hasil praktikum, praktikan menyarankan agar adanya uji coba secara
offline sehingga praktikan lebih paham dalam penggunaan alat percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Damanhuri, E. 2004. Diktat Kuliah Pengelolaan Sampah TL-3150. Teknik
Lingkungan ITB Edisi Semester 2004.2005

Damanhuri, E., dan Padmi., T. 2010.Diktat Kuliah Pengelolaan Sampah. Institut


Teknolog Bandung; Bandung.

Gunawan. 2007. Anaisi Pengolahan Sampah. Jakarta. Erlangga

Iman, M.S. 2010. Laporan Praktikum Laboratorium Lingkungan Percobaan XI


AnalisaSampah.Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkura: Banjar Baru.

Sudraja. 2006. Komposisi Sampah Dalam Pengukuran Densitas Sampah


Berkelanjutan. Malang. Grind Pustaka

Tchobanoglous,George. 1993.Integrated Solid Waste Management, Mc. Graw Hill


Inc:New York

Anda mungkin juga menyukai