ANALISA SAMPAH
Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang
dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak
mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai yang negatif karena
dalam penanganannya, baik untuk membuang atau membersihkannya memerlukan
biaya yang cukup besar. Selain itu karakteristik dari sampah adalah bau, sampah
juga dapat, menimbulkan penyakit seperti diare. Sampah merupakan konsekuensi
dari adanya aktivitas masyarakat. Setiap aktivitas manusia pasti menghasilkan
buangan atau sampah. Seiring dengan tumbuhnya sebuah kota, bertambah pula
beban yang harus diterima kota tersebut. Salah satunya adalah beban akibat dari
sampah yang diproduksi oleh masyarakat perkotaan secara kolektif. Untuk kota-
kota besar, sampah akan memberikan berbagai dampak negatif yang sangat besar
pabila penanganannya tidak dilakukan secara cermat dan serius yaitu
mengakibatkan terjadinya perubahan keseimbangan lingkungan yang merugikan
atau tidak diharapkan sehingga dapat mencemari lingkungan baik terhadap tanah,
air dan udara. Pengelolaan sampah secara efektif dan efisien harus dijalankan oleh
semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah. Semua pihak ini
bertanggungjawab terhadap penanganan sampah sehingga tidak lagi menimbulkan
masalah (Gunawan, 2007).
2.1 Sampah
Sampah didefinisikan sebagai buangan padat atau setengah padat yang terdiri
dari zatorganik dan zat anorganik yang kehadirannya tidak dibutuhkan atau tidak
diinginkan lagi.Seiring bertambahnya jumlah penduduk, jumlah produksi sampah
yang dihasilkan semakin besar karena setiap aktivitas manusia menghasilkan
sampah. Hal ini dapat menimbulkan masalah sampah yang mulai mengganggu baik
terhadap kesehatan manusia ataupun terhadaplingkungan yang pada akhirnya
berdampak pada pencemaran tanah, air dan udara. Oleh karena itu, poduksi sampah
yang dihasilkan perlu dilakukan pengelolaan khusus agar tidak membahayakan
kesehatan manusia, lingkungan dan melindungi investasi pembangunan
(Tchobanoglous, 1993).
Sampah organic terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang
diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain.
Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga
sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya
sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun.2. Sampah
anorganikSampah anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti
mineral danminyak bumi, atau dari proses industri.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Hasil
4.1.1 Densitas Sampah
Tabel 4.1.1 Densitas Sampah
Berat (kg) Jari-Jari (m)
NO Volume (l) t (m)
W1 W2 R r
1 2,161 1,099 89,5 0,3 0,27 0,35
= 0,08935 m3
= 89,35 L
w1 -w2
• Densitas Sampah = V
0,4051
% Plastik = x 100%
1.062
= 38,1 %
0,251
% Kertas = x 100%
1.062
= 23,64 %
0,406
% Organik = x 100%
1.062
= 38,22 %
• Kadar Air Sampah
75,876 𝑥 64,373
• % 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 = 75,876 𝑥 44,970 𝑥 100%
= 143 %
4.2 Pembahasan
Pada Praktikum ini dilakukan percobaan umencari nilai kadar air dalam suatu
sampel tanah, mencari nilai massa jenis limbah, dan mencari komponen dalam
sampel tersebut. Metode pengukuran yang pertama adalah mengukur berat jenis
sampah, kemudian dijadikan target volume pengukuran berat jenis sampah. Hal ini
untuk mengetahui volume sampah yang akan dibawa alat ke bunker.
Dilakukan juga perhitungan mengenai kadar air sampah. Saat mengukur kadar
air sampah, metode yang paling sering digunakan adalah berat basah dan berat
kering. Kadar air sampah bervariasi sesuai dengan komposisi sampah, musim
tahunan, kelembaban dan kondisi cuaca hujan. Dengan mengetahui kelembaban
atau kadar air sampah, frekuensi pengumpulan sampah dapat ditentukan. Frekuensi
pengumpulan sampah dipengaruhi oleh komposisi sampah yang dikandungnya.
Umumnya sampah dengan kadar air lebih tinggi merupakan sampah organik yang
berasal dari bahan organik (seperti sisa makanan, sayuran, kulit, dll). Hal ini terlihat
dari hasil perhitungan bahwa terdapat lebih banyak air pada sampah organik.
Karena frekuensi sampah kering lebih tinggi dari pada sampah basah, maka
persentase kadar air dalam perhitungan lebih kecil dari pada kadar kering.
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum kali ini didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Densitas sampah dapat dilakukan dengan pengukuran sampah terlebih
dahulu dengan satuan volume.
2. Kadar air dalam sampah dapat diukur dengan perbandinga berat kering dan
berat basah pada sampah.
3. Komposisi sampah dapat digunakan untuk menentukan densitas sampah
yang diperlukan
5.2 Saran
Dari hasil praktikum, praktikan menyarankan agar adanya uji coba secara
offline sehingga praktikan lebih paham dalam penggunaan alat percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Damanhuri, E. 2004. Diktat Kuliah Pengelolaan Sampah TL-3150. Teknik
Lingkungan ITB Edisi Semester 2004.2005