Anda di halaman 1dari 12

ANALISA SAMPAH

Laporan Praktikum Laboratorium Lingkungan

Nama : Febrian Rahmat Adias Putra


NIM : 118250102
Nama Asisten : Ambar Ayu Lestari
NIM Asisten : 25117073

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permasalahan penanganan sampah merupakan hal yang hingga saat ini


masih terus menjadi sorotan. Hal ini sangat wajar karena efek yang
ditimbulkan dari buruknya penanganan sampah. Dampak negatif yang
ditimbulkan dari sampah menyangkut aspek kesehatan manusia, estetika
dan lingkungan. Jumlah volume sampah yang semakin hari semakin
meningkat sebagai akibat dari semakin beragamnya aktivitas manusia yang
menghasilkan produk sisa atau limbah. Sampai saat ini paradigma
pengelolaan sampah yang digunakan adalah dikumpulkan kemudian angkut
dan dibuang ke TPA.

Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang


sampai saat ini masih tetap menjadi “PR” besar bagi bangsa Indonesia
adalah faktor pembuangan limbah sampah. Terutama sampah anorganik
yang telah menjadi sampah yang berbahaya dan sulit dikelola. Manusia
memang dianugerahi Panca Indera yang membantunya mendeteksi berbagai
hal yang mengancam hidupnya. Namun di dalam dunia modern ini muncul
berbagai bentuk ancaman yang tidak terdeteksi oleh panca indera kita, yaitu
berbagai jenis racun yang dibuat oleh manusia sendiri.

Sampah misalnya, banyak orang yang membuang sampah tidak pada


tempatnya, seperti dipinggiran kali, pinggir jalan, bahkan ditempat orang
berbelanja bahan makanan yaitu pasar. Tumpukan sampah menggunung
dan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Hal itu sangat mengganggu
aktivitas orang-orang dipasar, tetapi sampah itu menumpuk karena ulah
orang-orang itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah

a) Apa pengaruh ligkungan dan cuaca saat pengambilan sampel ?


b) Sebutkan salah satu jenis sampah yang paling banyak ditemui pada
komposisi sampah dan jelaskan kenapa jenis tersebut paling
banyak?
c) Berapa batas kadar air sampah organik dan jelaskan analisis hasil
yang didapatkan ?
1.3 Tujuan
a) Mengetahui densitas sampah
b) Mengrtahui Komposisi dari sampah selama sampah itu akan di
angkut ataupun dilakukan pembakaran.
c) Mengetahui Kadar Air Sampah dan Kadar Kering
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sampah

Menurut Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengolahan Sampah,


menyatakan bahwa sampah adalah sisa kegiatan sehari- hari manusia atau dari
proses alam yang berbentuk padat. Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan,
tidak dipakai, tidak di senangi atau sesuatu yang dibuang dari kegiatan manusia
dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra,2006)

Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang, merupakan hasil aktifitas
manusia maupun alam yang sudah tidak digunakan lagi karena sudah diambil
unsur atau fungsi utamanya. Setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan
buangan atau sampah. Sumber sampah bias berasal dari rumah tangga, pertanian,
perkantoran, perusahaan, rumah sakit, paar dan sebagainya (Sejati, 2009)

2.2 Jenis-jenis Sampah


Sampah Organik Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia,
hewan, maupun tumbuhan. Sampah organik sendiri dibagi menjadi sampah
organik basah dan sampah organik kering. Istilah sampah organik basah
dimaksudkan sampah mempunyai kandungan air yang cukup tinggi seperti kulit
buah dan sisa sayuran. Sementara bahan yang termasuk sampah organik kering
adalah bahan organik lain yang kandungan airnya kecil seperti kertas, kayu atau
ranting pohon dan dedaunan kering.
Sampah Anorganik Sampah anorganik bukan berasal dari makhluk hidup.Sampah
ini berasal dari bahan yang bisa diperbaharui dan bahan yang berbahaya serta
beracun. Jenis yang termasuk ke dalam kategori bisa didaur ulang (recycle) ini
misalnya bahan yang terbuat dari plastik atau logam. Sampah kering non logam
(gelas kaca, botol kaca, kain, kayu, dll) dan juga sampah lembut yaitu seperti sebu
dan abu. (Sucipto, 2012)
2.3 Sumber Sampah
Sumber-sumber timbulan sampah adalah :
a) Sampah dari pemukiman penduduk Pada suatu pemukiman biasanya sampah
dihasilkan oleh suatu kluarga yang tinggal disuatu bangunan atau asrama.
Jenis sampah yang 11 dihasilkan biasanya cendrung organik, seperti sisa
makanan atau sampah yang bersifat basah, kering, abu plastik dan lainnya.
b) Sampah dari tempat – tempat umum dan perdagangan Tempat-tempat umum
adalah tempat yang dimungkinkan banyaknya orang berkumpul dan
melakukan kegiatan. Tempat – tempat tersebut mempunyai potensi yang
cukup besar dalam memproduksi sampah termasuk tempat perdagangan
seperti pertokoan dan pasar. Jenis sampah yang dihasilkan umumnya berupa
sisa – sisa makanan, sampah kering, abu, plastik, kertas, dan kaleng- kaleng
serta sampah lainnya.
c) Sampah dari sarana pelayanan masyarakat milik pemerintah Sampah yang
dimaksud disini misalnya tempat hiburan umum, pantai, masjid, rumah sakit,
bioskop, perkantoran, dan sarana pemerintah lainnya yang menghasilkan
sampah kering dan sampah basah.
d) Sampah dari industri dalam pengertian ini termasuk pabrik – pabrik sumber
alam perusahaan kayu dan lain – lain, kegiatan industri, baik yang termasuk
distribusi ataupun proses suatu bahan mentah. Sampah yang dihasilkan dari
tempat ini biasanya sampah basah, sampah kering abu,sisa – sisa makanan,
sisa bahan bangunan.
e) Sampah Pertanian Sampah dihasilkan dari tanaman atau binatang daerah
pertanian, misalnya sampah dari kebun, kandang, ladang atau sawah yang 12
dihasilkan berupa bahan makanan pupuk maupun bahan pembasmi serangga
tanaman. Berbagai macam sampah yang telah disebutkan diatas hanyalah
sebagian kecil saja dari sumber- sumber sampah yang dapat ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan manusia tidak
akan pernah lepas dari sampah. (Gelbert, 1996)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu : Selasa,6 April 2021 Pukul 19.30 s.d selesai


Tempat : Kediaman masing-masing (secara daring)

3.2 Alat dan Bahan

 Cawan petri
 Oven
 Penjepit cawan
 Tempat penampung sampah
 Sampel sampah

3.3 Diagram Alir


 Pengukuran Densitas Sampah

Ambil sampel sampah sebanyak dari suatu lokasi yang sudah


ditentukan.

Ukur Catat
volume wadahlingkungan
kondisi yang ada, dan
timbang beratnya
cuaca.

Aduk sampel tersebut, masukkan dalam wadah yang ada


sampai penuh (tanpapemadatan)

Ketukkan wadah tersebut ke lantai sebanyak 3 kali

Hitung volume sampel setelah diketuk (dalam satuan liter)

Timbang berat sampel dalam wadah (dalam satuan kg)


 Pengukuran Komposisi Sampah

Timbang berat awal sampah yang akan diukur komposisinya.

Sampel sampah dipilah-pilah


Catat kondisi berdasarkan
lingkungan komponennya
dan cuaca.

Catat kondisi
Setiap komponen lingkungan
hasil pemilahan dan cuaca.
ditimbang beratnya dan
dihitung persentase

Catat kondisi lingkungan dan cuaca.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

 Densitas Sampah
W1-W2 (kg)
Rumus = Vtetap (L)

W1 : Total Sampah Basah+Berat Kontainer


W2 : Berat Kontainer

NO Berat (gr)
Densitas Sampah =(1,544-1,109) kg/20 L
W1 W2
= 0,2175 kg/L
1 1,544 1,109
= 21,75%

 Komposisi sampah
Berat Komponen Sampah
Rumus = x 100%
Berat Total
Berat Total = (Berat Sampah+Kontainer)-Berat Kontainer
= (1,544-1,109) kg
= 0,435

Jadi NO Komponen Persentase


% Plastik 1 Plastik 48%
= % Plastik + Botol Plastik
2 Kertas 34%
= 0,123 + 0,086/0,435 x 100%
3 Lain-lain 5,9%
= 48%
TOTAL 100%

% Kertas
= 0,152/0,435 x 100%
= 34 %

% Sampah lain-lain
= 0,026/0,435 x 100%
= 5,9 %
 Kadar Air
Kadar Air Sampah
0,056- 0,054
= 0,056- 0,044 x 100%

= 16,67 %

Kadar Kering
= 100% - Kadar Air Sampah
= 100% - 16,67%
= 83,33 %

4.2 Pembahasan
Pada Praktikum ini saya melakukan percobaan untuk mencari nilai kadar air dalam
suatu sampel tanah, mencari nilai massa jenis limbah, dan mencari komponen
dalam sampel tersebut. Seperti kita ketahui bersama, sampel sampah yang
digunakan dikumpulkan di sekitar ITERA, mirip dengan sampah pada umumnya
baik itu sampah organik maupun sampak non organik. Metode pengukuran yang
pertama adalah mengukur berat jenis sampah, dimana berat jenis sampah adalah
sampah yang diukur dalam kilogram, kemudian dijadikan target volume
pengukuran berat jenis sampah. Hal ini berguna untuk mengetahui volume sampah
yang akan dibawa alat ke bunker. Jadi jika kita perlu pengangkutan, kita sudah tahu
bahwa berat jenis sampah berguna untuk menunjukkan volume atau berat sampah.

Praktikum ini dilakukan penghitungan dengan menghitung komposisi sampah.


Untuk mengetahui presentase sampah atau komposisi dari sampah. Persentase dari
data di atas komposisi plastik sebesar 48 %, kemudian sampah kertas 34%, dan
sampah lain-lain 5,9%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa karena komposisi
nilai yang dihitung menempati posisi terbesar pada sampah plastik, maka sampah
yang diujikan lebih banyak sampah plastik.Data komposisi juga sangat penting
untuk mengevaluasi data, sistem, prosedur dan pengolahan sampah yang
dibutuhkan. Melalui pengelolaan sampah di suatu wilayah tertentu. Oleh karena itu,
dapat diketahui bahwa komposisi sampah tersebut dapat dijadikan sebagai indikator
utama dalam menentukan pengelolaan sampah di lingkungan.

Perhitungan yang dilakukan dalam praktikum ini adalah kadar air sampah. Kadar
air menunjukkan kadar air dalam sampah. Saat mengukur kadar air sampah, metode
yang paling sering digunakan adalah berat basah dan berat kering.Kadar air sampah
bervariasi sesuai dengan komposisi sampah, musim tahunan, kelembaban dan
kondisi cuaca hujan. Dengan mengetahui kelembaban atau kadar air sampah,
frekuensi pengumpulan sampah dapat ditentukan. Frekuensi pengumpulan sampah
dipengaruhi oleh komposisi sampah yang dikandungnya. Umumnya sampah
dengan kadar air lebih tinggi merupakan sampah organik yang berasal dari bahan
organik (seperti sisa makanan, sayuran, kulit, dll). Hal ini terlihat dari hasil
perhitungan bahwa terdapat lebih banyak air pada sampah organik. Karena
frekuensi sampah kering lebih tinggi dari pada sampah basah, maka persentase
kadar air dalam perhitungan lebih kecil dari pada kadar kering.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan :

1. Densitas Sampah yang dihasilkan W1=1,544 dan W2=1,109


2. Komposisi sampah dihasilkan Sampah Plastik 48%,Sampah Kertas 34%
dan Sampah lain-lain 5,9%
3. Kadar Air Sampah dihasilkan sebesar 16,67 % dan Kadar Kering dihasilkan
sebesar 83,33%
5.2 Saran

1. Pengambilan sampel air harus dilakukan dengan baik, penggunaan alat


pengambil sampel harus bersih, dan selalu catat tanggal serta waktu
pengambilan sampel sebagai data tambahan proses analisa pada sampel
2. Selalu gunakan APD dalam praktikum di laboratorium untuk menghindari
kecelakaan pada proses praktikum
DAFTAR PUSTAKA

Chandra, B. (2006). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC.

Gelbert, M. d. (1996). Konsep Pendidikan Lingkungan Hidup dan “Wall Chart”. Buku

Panduan Pendidikan Lingkungan Hidup. Malang: PPPGT/VEDC.

Sejati, K. (2009). Pengolahan Sampah Terpadu. Yogyakarta: Kanisius. Yogyakarta

Kanisius. Sucipto. (2012). Teknologi Pengolahan Daur Ulang Sampah. Yogyakarta

:Gosyen Publishing.

Anda mungkin juga menyukai