Air adalah salah satu zat kekayaan alam yang sangat berharga di muka bumi
ini. Berdasarkan kebutuhan manusia, air merupakan zat yang paling penting
untuk mendukung keberlanjutan kehidupan manusia. Air digunakan oleh
manusia untuk mendukung hampir seluruh kegiatan yang dilakukan oleh
manusia. Sebagai contoh, air digunakan untuk minum, memasak, mencuci,
mandi dan bahkan untuk mendukung kegiatan dengan skala besar seperti
industri dan pertanian.
Air tanah merupakan sumber air yang sangat penting bagi kehidupan
masyarakat, tidak hanya dilihat dari segi kuantitas yang harus mencukupi
kebutuhan, namun juga dari segi kualitas air tanah yang harus sesuai dengan
standar baku mutu suatu keperluan. Berdasarkan kebutuhan manusia, air
tanah merupakan sumber daya air yang potensial, terutama dalam upaya
memenuhi kebutuhan air bersih. Upaya dalam memenuhi kebutuhan air,
terutama untuk keperluan air minum, air tanah selalu dikaitkan dengan
kondisi air tanah yang sehat, murah dan ketersediaan air dalam jumlah yang
cukup dalam upaya memenuhi kebutuhan air minum di wilayah tersebut.
Air yang digunakan untuk keperluan air minum harus memenuhi standar
kualitas air untuk air minum, sehingga air yang digunakan tidak
mengandung racun bagi tubuh manusia. Negara Indonesia melalui
PERMENKES menetapkan standar baku mutu kualitas air tanah untuk air
minum sebagai upaya untuk menjaga masyarakat Indonesia agar tetap
mengkonsumsi air
1.3 Tujuan
a) Menentukan Pengambilan Sample Air dan Tanah
b) Menentukan Total Suspended Solid (TSS) dan Total Solid (TS) dari
Sample Air Permukaan
c) Menentukan Total Suspended Solid (TSS) dan Total Solid (TS) dari
Sample Air Limbah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kondisi kualitas air tanah dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, secara umum
faktor-faktor ini terbagi menjadi empat, yakni (1) Iklim, curah hujan berpengaruh
terhadap konsentrasi ion dalam tanah, karena curah hujan yang turun akan
melarutkan unsur-unsur kimia yang ada di atmosfer, sehingga terbawa masuk ke
dalam air tanah. (2) Litologi, unsur-unsur kimia yang terdapat dalam batuan akan
terlarut dengan air ketika terjadi kontak dengan air, semakin tua batuan maka
tingkat pelapukannya meningkat sehingga ion-ion yang terlarut dengan air akan
semakin banyak, sehingga semakin banyak ion yang terikat akan semakin
besar konsentrasi unsur kimia terkandung dalam air tanah. (3) Waktu, semakin lama
air menempati suatu batuan akan semakin tinggi kandungan mineralnya, hal ini
disebabkan semakin banyak unsur atau mineral yang terlarut, dan (4) Aktifitas
manusia, secara umum kualitas air tanah banyak dipengaruhi oleh aktifitas manusia.
Semakin padat hunian, kualitas air tanah dilokasi tersebut akan semakin terancam,
karena peluang bertambahnya sumber pencemaran dilokasi tersebut. (Priyana,
2008)
Air minum merupakan hal yang penting untuk kehidupan tapi juga merupakan
sumber patogen maupun bahan radiologi. Waterborne pathogens berupa bakteri,
virus, dan protozoa. Para ahli kesehatan masyarakat menyetujui bahwa patogen
mikrobiologis merupakan resiko terbesar dalam air minum. Patogen ini bisa
menyebabkan penyakit yang menghasilkan masalah kesehatan akut dalam kasus
tertentu dalam sebuah populasi. (Bee H, 2006)
Air untuk keperluan higiene sanitasi adalah air dengan kualitas tertentu yang
digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya berbeda dengan air
minum. Akhir- akhir ini sulit medapatkan air bersih. Penyebab susah mendapatkan
air bersih adalah adanya pencemaran air yang disebabkan oleh limbah industri,
rumah tangga, limbah pertanian. Selain itu adanya pembangunan dan penjarahan
hutan merupakan penyebab berkurangnya kualitas mata air dari pegunungan karena
banyak tercampur dengan lumpur yang terkikis terbawa aliran air sungai.
Akibatnya, air bersih terkadang menjadi barang langka . (Asmadi, 2011)
Tanah mempunyai sifat sangat kompleks, terdiri atas komponen padatan yang
berinteraksi dengan cairan, dan udara. Komponen pembentuk tanah yang berupa
padatan, cair, dan udara jarang berada dalam kondisi kesetimbangan, selalu berubah
mengikuti perubahan yang terjadi di atas permukaan tanah yang dipengaruhi oleh
suhu udara, angin, dan sinar matahari. Untuk bidang pertanian, tanah merupakan
media tumbuh tanaman. Media yang baik bagi pertumbuhan tanaman harus mampu
menyediakan kebutuhan tanaman seperti air, udara, unsur hara, dan terbebas dari
bahan-bahan beracun dengan konsentrasi yang berlebihan. Dengan demikian sifat-
sifat fisik tanah sangat penting untuk dipelajari agar dapat memberikan media
tumbuh yang ideal bagi tanaman (Kartasapoetra, 2008)
Alat
• Gelas Plastik 250 mL- 1000 mL
• Termometer
• Gelas Beaker
• Gelas Ukur
• pH meter
• TDS meter / Thermo Scientific
• Soil Tester
• Tissue
Bahan
• Aquades
• Sample Air Permukaan (Embung C)
• Sample Air Limbah (Kantin RK)
• Sample Tanah (Embung C)
3.3 Diagram Alir
• Pengambilan Contoh Air
Botol Harus dalam keadaan bersih
• Pengukuran pH
• Pengukuran TDS
Tekan tombol ON/OFF pada alat TDS meter
Tulis hasil pengukuran dan hitung rata-rata TDS dan suhu airnya
• Pengambilan Sample Tanah
kelembaban/keadaan air
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Parameter Insitu
Jam
Lokasi DHL
NO Jenis Sample Penga Suhu TDS Dry/
Sampling pH (4s/cm
mbilan (⁰C) (mg/l) Wet
)
Air 8,0
1 Embung C 17.17 17,283 0,139 0,07 -
Permukaan 3
2 Kantin RK Air Limbah 17.17 17,272 5,6 0,907 0,451 -
3 Embung C Tanah 17.17 32 7 - - +
Tabel 1. Data Hasil Percobaan
Rumus
1000
TSS (mg/l) = a-b × Volume Sampel (ml)
TS = TDS + TSS
1000
TSS (mg/l) = a-b ×
Volume Sampel (ml)
1000
= ( 0, 812 - 0,811 ) ×
100 ml
= 0,01 mg/l
TS = TDS + TSS
= 0,8 mg/l
a = 0, 836
b = 0,815
1000
TSS (mg/l) = a-b ×
Volume Sampel (ml)
1000
= ( 0,836 - 0,815 ) ×
100 ml
= 0,21 mg/l
TS = TDS + TSS
= 0,661 mg/l
4.2 Pembahasan
Pengambilan sampel air dilakukan dengan menggunakan botol plastik, hal ini
sesuai dengan teknik pengambilan sampel air permukaan pada SNI 6989.57-2008
tentang metoda pengambilan contoh air permukaan. SNI SNI 6989.57-2008
menjelaskan bahwa syarat alat pengambil contoh harus terbuat dari bahan gelas atau
plastic Poli Etilen (PE) atau Poly Propilen (PP), dapat ditutup dengan kuat dan
rapat, bersih dan bebas kontaminan, tidak mudah pecah, dan tidak berinteraksi
dengan sampel. Untuk menghindari kontaminasi air sampel di lapangan, seluruh
wadah sampel harus benar-benar dibersihkan di laboratorium sebelum dilakukan
pengambilan contoh. Kemudian, wadah yang disiapkan jumlahnya harus selalu
dilebihkan dari yang dibutuhkan, untuk jaminan mutu, pengendalian mutu, dan
cadangan, jenis wadah contoh dan tingkat pembersihan yang diperlukan tergantung
dari jenis contoh yang akan diambil. Kemudian selalu bawa kertas label untuk data
sampel sebagai keterangan sampel.
Pengujian Parameter Insitu wajib dilakukan untuk penentuan kadar TSS dan TS
pada sampel. Parameter insitu merupakan parameter yang harus diukur saat itu juga
di lapangan, dikarenakan holding time analisis < 6 jam. Parameter Insitu yang di uji
pada praktikum ini adalah pH, Suhu, DHL (Daya Hantar Listrik), dan TDS (Total
Disolved Solid). Pengujian pH dilakukan dengan alat pH meter. Pengujian suhu
dilakukan dengan menggunakan thermometer. Pengujian DHL dilakukan dengan
alat electroda konduktimeter. Dan pengujian TDS dilakukan dengan menggunakan
alat TDS meter.
Perolehan hasil pengujian parameter insitu dijelaskan pada Tabel 1. Data Hasil
Percobaan. Kemudian berdasarkan perhitungan diperoleh hasil kandungan TSS
pada sampel air embung sebesar 0,01 mg/l dan kandungan TSS pada sampel air
limbah sebesar 0,21 mg/l. Nilai TS masing masing sampel diperoleh yaitu 0,8 mg/l
pada air permukaan dan 0,661 mg/l pada air limbah.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan