Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Dinamika, April 2019, halaman 16-21 Vol. 10. No.

1
P-ISSN: 2087-7889 E-ISSN: 2503-4863

ANALISIS KUALITAS pH, SUHU, WARNA DAN TDS AIR PDAM KOTA PALOPO

Nurasia

Program Studi Kimia, Fakultas Sains, Universitas Cokroaminoto Palopo


Email: nurasia.kimia@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas fisika dan kimia air PDAM di Kota Palopo.
Pengujian kualitas fisika meliputi uji warna, suhu dan TDS. Sedangkan pengujian kualitas kimia
meliputi pH. Pada penelitian ini diperoleh hasil analisis sampel air secara fisika diperoleh warna
pada sampel air tidak berwarna, suhu rata-rata pada sampel air yaitu 33 ºC, dan nilai rata-rata
TDS (Total Dissolved Solids) yaitu 486 hal ini sesuai dengan ambang batas maksimum baku
mutu sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492 tahun 2010
tentang persyaratan kualitas air bersih. Berdasarkan hasil analisis pengujian sampel air secara
kimia diperoleh rata-rata pH pada sampel air yaitu 6,5. Nilai pH tersebut menunjukkan bahwa
air PDAM masih berada pada kategori normal.

Kata kunci: pH, warna, suhu, TDS

PENDAHULUAN yang terdiri dari kegiatan pabrik, industri


Air merupakan kebutuhan yang serta pertaian. Faktor-faktor biotik yang
mendasar dan sangat diperlukan oleh terdapat dalam air terdiri dari: bakteria,
manusia, hewan maupun tumbuhan. Oleh fungi, mikroalgae protozoa, virus serta
manusia air dimanfaatkan untuk berbagai sekumpulan hewan ataupun tumbuhan air
keperluan hidup seperti minum, mandi, lainnya yang tidak termasukkelompok
memasak, mencuci dan keperluan lainnya. mikroba. Kehadiran mikroba di dalam air
Kebutuhan akan air untuk keperluan akan memberikan keuntungan tetapi juga
sehari-hari berbeda untuk tiap tempat dan akan mendatangkan kerugian. Pengadaan
tiap tingkatan kehidupan artinya semakin air bersih untuk kepentingan rumah
tinggi taraf kebutuhan hidup tangga, seperti untuk air minum, air mandi,
manusia,semakin meningkat pula jumlah dan sebagainya harus memenuhi
air yang diperlukan (Suriawiria 1996). persyaratan yang sudah ditentukan
Masalah utama yang dihadapi dalam peraturan Internasional (WHO dan APHA)
pengolahan air adalah semakin tingginya ataupun peraturan Nasional dan setempat.
pencemaran yang memasuki badan air. Dalam hal ini kualitas air bersih di
Pencemaran tersebut dapat berasal antara Indonesia harus memenuhi persyaratan
lain: sumber domestik, yang terdiri dari yang tertuang didalam Peraturan Menteri
rumah tangga, dan sumber non domestik Kesehatan RI No.
16
Nurasia (2019)

173/Men.Kes/Per/VIII/77, dimana setiap adalah air yang bersih. Air dikatakan


komponen yang diperkenankan berada di bersih apabila tidak berwarna, berbau dan
dalamnya harus sesuai. Air tawar bersih berasa. Air bersih bisa didapat dari sumber
yang layak minum, semakin ditemukan di mata air seperti sungai, danau, air
daerah perkotaan. Sungai yang merupakan pengunungan dan air sumur. Selain
sumber air sudah tercemar oleh berbagai PDAM, masyarakat juga banyak
macam limbah beracun dari industri. memanfaatkan air sumur untuk kebutuhan
Banyak masyarakat yang menggunakan sehari-hari. PDAM merupakan perusahaan
sungai untuk aktivitas seperti kebutuhan daerah sebagai sarana penyedia air bersih
pertanian, mandi, mencuci dan bahkan yang diawasi dan dimonitor oleh aparat-
sebagai sumber air PDAM yang aparat eksekutif maupun legislatif daerah.
mengalirkan air ke rumah-rumah Dalam air PDAM mengunakan air sungai
penduduk. Kualitas air sangat berpengaruh dalam penggunaannya sebagai air minum,
pada kesehatan manusia. Kualitas air dapat haruslah mengalami suatu pengolahan
digunakan sebagai indikator kesehatan yang sempurna, mengingat bahwa air
masyarakat sekitar, sehingga berdampak sungai ini pada umumnya mempunyai
buruk jika air sungai tercemar dengan derajat pengotoran yang tinggi (Sutrisno,
limbah. 2004 ).
Menurut Kristanto (2002) bahan
pencemar yang masuk ke lingkungan Prosedur Kerja
selanjutnya akan berinterkasi dengan a. Tahap persiapan
komponen lingkungan. Perubahan Tahap persiapan yaitu menyiapkan
komponen lingkungan baik secara fisika, semua alat dan bahan yang akan digunakan
kimia dan biologi merupakan akibat pada saat akan melakukan pengujian.
adanya bahan pencemar yang akan Sampel yang akan digunakan pada
berdampak pada perubahan nilai penelitian ini yaitu sampel air perusahaan
lingkungan yang disebut dengan daerah air minum (PDAM) yang diperoleh
perubahan kualitas lingkungan. Bahan dari tiga titik yakni daerah dataran tinggi,
pencemar dalam limbah akan mengubah daerah dataran rendah (kota) dan daerah
kualitas lingkungan apabila lingkungan pesisir. Kemudian sampel tersebut dibawa
yang tercemar tidak dapat mengembalikan ke Laboratorium Bahan Alam dan
kondisi lingkungan sesuai dengan daya Laboratorium Sel dan Jaringan Fakultas
dukungnya. Air yang baik dikonsumsi

17
Analisis Kualitas pH, Suhu, Warna dan TDS Air PDAM Kota Palopo

Sains Universitas Cokroaminoto Palopo disaring sebagai TDS, kemudian


untuk dianalisis. memasukkan sampel dalam oven selama
b. Tahap pengujian pada suhu 105 . Setelah air
a. Tahap Pengujian Pada Parameter Fisik dalam beker glass habis menguap
1) Suhu selanjutnya didinginkan dan ditimbang.
Mengukur suhu air dilakukan di b. Tahap Pengujian Pada Parameter Kimia
Laboratorium Bahan Alam dengan Pada pengujian kualitas kimia hanya
menggunakan thermometer. Pengukuran mengukur kualitas pH (derajat keasaman)
suhu ini lakukan dengan cara thermometer air yang dilakukan di Laboratorium Bahan
dimasukkan ke dalam air. Setelah itu Alam dengan menggunakan pH Meter.
didiamkan beberapa menit sampai dapat Pengukuran pH ini lakukan dengan cara
dipastikan tanda penunjuk skala berada pH Meter dimasukkan ke dalam air.
dalam kondisi tidak bergerak atau konstan. Setelah itu didiamkan beberapa menit
Kemudian menentukan nilai suhu yang sampai angka pada pH meter digital
ditunjukkan pada thermometer tersebut konstan.
dan mencatat hasilnya. Thermometer HASIL PENELITIAN
diusahakan tidak menyentuh tubuh karena Tabel 1. Hasil pengujian kualitas kimia dan
fisika air PDAM
suhu tubuh dapat mempengaruhi suhu Faktor Fisika
Uji Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3
pada thermometer.
Warna Bening Bening Bening
2) Warna Suhu (oC) 29 30 33
TDS 460 520 480
Pengujian pada warna dilakukan secara Faktor Kimia
pH I. 7 I. 6 I. 7
langsung di Laboratorium Bahan Alam. II. 6 II. 6 II. 7
Tahap pengujian ini dilakukan dengan
PEMBAHASAN
menggunakan alat indera penglihatan
pH merupakan parameter penting
dalam menganalisa sampel.
untuk menentukan kadar asam atau basa
3) Pengujian Pada Total Dissolved Solids
dalam air. Perubahan pH air dapat
(TDS)
menyebabkan berubahnya bau, rasa, dan
Pengujian dilakukan dengan menyaring
warna. Semakin tinggi nilai pH maka
sampel pada erlenmeyer, kemudian
semakin tinggi pula alkalinitas dan
menimbang kosong gelas beaker dan catat
semakin rendah kadar karbondioksida
berat kosong gelas beaker. selanjutnya
bebas.
memipet 50 mL sampel air yang telah
Berdasarkan hasil pengamatan
disaring kedalam beaker glass yang telah
yang dilakukan didapatkan nilai pH dari
ditimbang, dimana sampel air yang

18
Nurasia (2019)

ke-3 (tiga) titik yaitu antara 6 sampai 7. berada pada titik 3 (tiga) yaitu dengan
Titik pertama memiliki nilai pH 6,5 dan suhu 33 ºC dan titik yang memiliki suhu
titik kedua memiliki nilai pH 6 serta titik terendah berada pada titik 1 (satu) yaitu 29
ketiga memiliki nilai pH 7. Maka dari tiga ºC. Kondisi ini sesuai dengan kondisi
titik tersebut dapat dikatan memiliki nilai optimum bagi pertumbuhan fitoplankton di
pH yang normal. perairan yaitu antara 20 ºC-30 ºC (Effendi,
Menurut Nugroho (2006), menyatakan 2003) dan optimum untuk aktivitas bakteri
bahwa pada umumnya air yang normal pada proses dekomposisi yaitu antara 25
memiliki pH 6 hingga pH 8, sedangkan ºC-35 ºC (Rahmawati, 2011). Serta sesuai
menurut Effendi (2003), menyatakan yang diisyaratkan oleh Peraturan Menteri
bahwa perairan dengan nilai pH = 7 ( sama Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492
dengan tujuh) adalah kondisi perairan yang Tahun 2010 dan Peraturan Pemerintah
netral, nilai pH < 7 (lebih kecil dari tujuh) Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001,
adalah kondisi perairan yang bersifat asam bahwa kisaran suhu normal perairan
dan nilai pH > 7 ( lebih besar dari tujuh) adalah deviasi 3 ºC. Perubahan nilai suhu
adalah kondisi perairan yang bersifat basa. disebabkan oleh kadar oksigen dan kondisi
Suhu atau temperatur merupakan factor lingkungan yang menyebabkan nilai suhu
pembatas semua makhluk hidup. tersebut naik turun.
Temperatur atau suhu juga merupakan Air minum sebaiknya tidak berwarna
factor fisik yang sangat penting dalam untuk alasan estetika dan untuk mencegah
reproduksi, pertumbuhan, pendewasaan, keracunan dari berbagai zat kimia maupun
dan umur organisme (Isnaini, 2011). mikroorganisme yang berwarna. Warna
Peningkatan suhu menyebabkan dapat menghambat penetrasi cahaya ke
peningkatan viskositas, reaksi kimia, dalam air. Warna pada air disebabkan oleh
evaporasi dan volatisasi (Rahmawati, adanya partikel hasil pembusukan bahan
2011). Selain itu juga menyebabkan organik, ion-ion metal alam (besi dan
penurunan kelarutan gas dalam air serta mangan), plankton, humus, buangan
peningkatan kecepatan metabolisme dan industri, dan tanaman air. Adanya oksida
respirasi organisme air ( Effendi, 2011). besi menyebabkan air berwarna
Berdasarkan dari hasil pengamatan, kemerahan, sedangkan oksida mangan
nilai suhu dari ketiga titik tersebut adalah menyebabkan air berwarna kecoklatan atau
29 ºC sampai 33 ºC. Dari keseluruhan titik kehitaman. Kadar besi sebanyak 0,3 mg/l
tersebut yang memiliki nilai suhu tertinggi dan kadar mangan sebanyak 0,05 mg/l

19
Analisis Kualitas pH, Suhu, Warna dan TDS Air PDAM Kota Palopo

sudah cukup dapat menimbulkan warna proses kimia, pembuatan air mineral, dll.
pada perairan (peavy et al., 1985 dalam Setidaknya, kita dapat mengetahuiair
Effendi, 2003). Kalsium karbonat yang minum mana yang baik dikonsumsi tubuh,
berasal dari daerah berkapur menimbulkan ataupun air murni untuk keperluan
warna kehijauan pada perairan. Bahan- kimia(misalnya pembuatan kosmetika,
bahan organik, misalnya tanin, lignin, dan obat-obatan, makanan, dll.
asam humus yang berasal dari Berat gelas kimia sebelum digunakan
dekomposisi tumbuhan yang telah mati (berat kosong) akan berubah setelah
menimbulkan warna kecoklatan. digunakan, dimana setelah digunakan
Berdasarkan dari hasil analisis terjadi penambahan berat yang disebabkan
warna ketiga titik, menunjukkan bahwa oleh partikel-partikel kecilyang menempel
pada titik daerah pesisir, kota dan sekitar pada kertas serta labu erlenmeyer. Sifat–
PDAM tidak berwarna atau jernih. sifat kimia dan fisika dari materialdalam
Sehingga hal ini sesuai dengan persyaratan suspensi, besarnya ukuran pori saringan,
air bersih yaitu air minum harus tidak luas dan ketebalan saringan, dan
berwarna atau jernih. Air yang jumlahserta keadaan fisik dari material
menyimpang dengan warna tersebut, tidak yang terendap paadanya merupakan faktor
baik dikonsumsi (Suwittoku,2013). penting yangmempengaruhi pemisahan zat
TDS (Total Dissolve Solid) atau zat padat tersuspensi dan zat padat terlarut.
terlarut adalah residu yang dapat Berdasarkan dari hasil analisis dari
melewatisaringan yaitu ukuran zat terlarut ketiga titik didapatkan nilai TDS ( Total
(baik itu zat organic maupun anorganic, Dissolved Solids) pada titik pertama yaitu
mis : garam, dll)yang terdapat pada sebuah 460 mg/L dan nilai TDS ( Total Dissolved
larutan. TDS meter menggambarkan Solids) titik kedua yaitu 520 mg/L serta
jumlah zat terlarut dalam Part Per Million nilai TDS ( Total Dissolved Solids) pada
(PPM) atau sama dengan milligram per titik ketiga yaitu 480 mg/L. Menurut PP
Liter (mg/L). Umumnya berdasarkan NO.82 Tahun 2001 tentang pengelolaan
definisi diatas seharusnya zat yang terlarut kualitas air dan pengendalian pencemaran
dalam air (larutan) harus dapat melewati air nilai batas maksimum untuk TDS
saringan yang berdiameter 2 micrometer (Total Dissolved Solid) yaitu 800 mg/L.
(2×10 -6 meter). Aplikasi yang umum Untuk sampel air bersih kadar Total
digunakan adalah untuk mengukur kualitas Dissolved Solid (TDS) nya masih dibawah
cairan biasanya untuk pengairan, ambang batas dengan nilai rata-ratanya
pemeliharaan aquarium,kolam renang,

20
Nurasia (2019)

486 mg/L jadi air bersih tersebut kadar


TDS nya masih aman.
KESIMPULAN kualitas iar dan pengendalian
pencemaran air.
Berdasarkan hasil analisis pengujian
Peraturan menteri kesehatan republic
sampel air secara fisika diperoleh warna Indonesia nomor
492/MENKES/PER/IV/2010.
pada sampel air tidak berwarna, suhu rata-
Tentang persyaratan kualitas air
rata pada sampel air yaitu 33 ºC, dan nilai minum.
Permenkes RI No.
rata-rata TDS (Total Dissolved Solids)
416/MENKES/PER/IX/1990
yaitu 486 hal ini sesuai dengan ambang tentang kualitas air.
batas maksimum baku mutu sesuai dengan
SNI 6989.72.2009. air dan air limbah cara
Peraturan Menteri Kesehatan Republik uji kebutuhan oksigen biokimia
(biological oxygen demand/BOD).
Indonesia Nomor 492 tahun 2010 tentang
Bagian: 27.
persyaratan kualitas air bersih. Hasil
Suriawiria Unus.1996. Air Dalam
pengujian pH pada sampel air diperoleh
Kehidupan dan Lingkungan Yang
rata-rata pH pada sampel air yaitu 6,5 dan Sehat. Bandung (ID): Alumni.
berada pada kategori normal.
Sutrisno T., dkk. 2004. Teknologi
Penyediaan Air Bersih, Jakarta :
Rineka Cipta.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air.
Yogyakarta: Kanisius.

Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air


Bagi Pengelolaan Sumber Daya
dan Lingkungan Perairan.
Kanisius : Jakarta.

Isnaini,A. 2011. Penilaian kualitas air dan


kajian potensi situ salam sebagai
wisata air di univesitas Indonesia
depok. Tesis. Depok. Akultas
matematika dan ilmu pengetahuan
alam- depok

Kristanto P. 2002. Ekologi Industri.


Yogyakarta: ANDI.

Nugroho, A. 2006. Bioindikator kualitas


air. Penerbit universitas trisakti.
Jakarta.
Peraturan menteri republic Indonesia no.
82 tahun 2001 tentang pengolahan

21

Anda mungkin juga menyukai