Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISA AIR, MAKANAN DAN MINUMAN

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK IV
MARTINI

MUSFIDA

HASTUTI

ASTUTI

CITRA

PRODI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2016

JUDUL PRAKTIKUM:

Laporan Indeks Pencemaran pada Danau Jeneberang, Makassar.

TEMPAT DAN WAKTU PRAKTIKUM

Praktikum dilaksanakan di Tepi Danau Jeneberang, Makassar


Waktu praktikum yaitu Senin, 26 Januari 2016

TUJUAN PRAKTIKUM :

Untuk Mengetahui Status Pencemaran Pada Danau Jeneberang

DASAR TEORI
Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur atau komponen lainnya
kedalam air, sehingga kualitas air terganggu yang ditandai dengan perubahan warna,
bau dan rasa.
Penghitungan indeks untuk indikator kualitas air dilakukan berdasarkan Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 tahun 2003 tentang pedoman status
mutu air. Dalam pedoman tersebut dijelaskan antara lain mengenai penentuan status
mutu air dengan metode indeks pencemaran ( Polution Indeks, PI)
Beberapa parameter kimia yang biasa digunakan untuk menentukan indeks
pencemaran pada air, yaitu :
1. TDS
TDS (Total Dissolved Solids) atau Padatan Terlarut mengacu pada setiap
mineral, garam, logam, kation atau anion yang terlarut dalam air. Ini mencakup
apa pun yang ada dalam air selain molekul air murni ( H20 ) dan limbah padat.
( Limbah padat adalah partikel / zat yang tidak larut dan tidak menetap dalam air,
seperti bulir kayu dll. )
2.

pH

pH merupakan suatu parameter penting untuk menentukan kadar asam/basa dalam


air. Penentuan pH merupakan tes yang paling penting dan paling sering digunakan
pada kimia air.pH digunakan pada penentuan alkalinitas, CO2, serta dalam
kesetimbangan asam basa. Pada temperatur yang diberikan, intensitas asam atau
karakter dasar suatu larutan diindikasikan oleh pH dan aktivitas ion
hidrogen.Perubahan pH air dapat menyebabkan berubahnya bau, rasa, dan warna.
3. DHL
Daya Hantar Listrik (DHL) merupakan kemampuan suatu cairan untuk
menghantarkan arus listrik (disebut juga konduktivitas).DHL pada air merupakan
ekspresi numerik yang menunjukkan kemampuan suatu larutan untuk
menghantarkan arus listrik.Oleh karena itu, semakin banyak garam-garam terlarut
yang dapat terionisasi, semakin tinggi pula nilai DHL.
4. Termometer
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperature),
ataupun perubahan suhu.Jenis termometer ada bermacam macam, yang paling
5.

umum digunakan adalah termometer air raksa.


Salinometer
Salinometer adalah alat untuk mengukur salinitas dengan cara mengukur
kepadatan dari air yang akan dihitung salinitasnya. Bekerjanya berdasarkan daya
hantar listrik, semakin besar salinitas semakin besar pula daya hantar listriknya.
Salinitas adalah kadar garam atau tingkat keasinan yang terkandung pada air,
salinitas juga terdapat pada tanah. Salinitas yang terkandung pada air danau dan
sungai terhitng rendah maka air pada danau dan sungai dikategorikan sebagi air
tawar.

PROSEDUR PRAKTIKUM PENENTUAN INDEKS PENCEMARAN AIR

Alat dan bahan


Alat:

Kertas pH
TDSmeter
DHLmeter
Salinometer
Termometer
Wadah air

Bahan:

Air

1.
2.
3.

Prosedur kerja
Siapkan alat dan bahan
Ambil sampel air danau kemudian masukkan dalam wadah
Celupkan kertas pH kedalam wadah yang berisi air danau, kemudian baca

hasil dengan membandingkan warna pada botol indikator


4. Celupkan TDSmeter sampai batas kedalam wadah yang berisi air danau,
kemudian baca hasil dengan melihat pada monitor tanpa mengangkatnya dari
air.
5. Celupkan DHLmeter kedalam wadah yang berisi air danau, kemudian baca
hasil dengan melihat pada monitornya
6. Celupkan salinometer kedalam wadah yang berisi airdanau , kemudian baca
hasil dengan melihat angka yang tidak tercelup kedalam air.
7. Ukur suhu udara dengan termometer, baca hasil. Kemudian ukur suhu air
dengan mencelupkan termometer ke dalam wadah yang berisi air danau, baca
hasil. Ukur selisihnya dengam mengurangkan suhu udara dengan suhu air.
8. Catat hasil.
Data
pH : 6

TDS : 71 ppm
DHL : 0,20 MS
o
Salinitas : 0 oo
Suhu udara: 30C, suhu air : 29C
Selisih : 30C - 29C = 1
Total Coli : 10000 jml/100ml

Penentuan Indeks Pencemaran (IP)


No.

Parameter

Satuan

Hasil Uji (a)

Baku Mutu (b)

a
b

1.

TDS

ppm

71

200

a
b

71
200

a
b

0,20
1

2.
3.

DHL

MS

pH

0,20
6

1
6-9

= 0,35

= 0,20

X < Hasil Uji :

a (7,56)
=
b (7,56) = 1
4.

Total Coli

jml
100 ml

10.000

NB :

a
a
1=nilaiyangditulisx =
b
b

1000

a
b

10.000
1000

= 10

a
a
>1=nilaiyangditulisx=1+5 log ( )
b
b

1. TDS

a
1
karena b
maka

2. DHL

a
1
karena b
maka

3. pH

a
1
karena b
maka

4. Total Coli
a
>1
karena b

a
b = 0,35
a
b = 0,20
a
b =1
a

maka b = 1 + 5 log 10
= 1+ 5 (1)
=6

a 0,35+0,20+1+6
=
=1,89
b
4

a
max = 6
b
a
=
b

IP =

=
=

2
a 2 a
) +( max)
b
b
2

(1,89)2 +(6)2
2

3,58+36
2

39,58
2

19,79

= 4,44

PEMBAHASAN
Untuk parameter suhu, apabila selisih antara suhu udara dan suhu air lebih dari 3,
maka air tersebut tercemar. Untuk pH, baku mutunya adalah 6-9. Jika pH 6 maka
air tercemar dan juga apabila pH 9 maka air juga tercemar. Untuk DHL, Baku
mutunya adalah 1 MS. Dan untuk parameter TDS, air bersih normal TDSnya 200
ppm dan untuk air minum normal TDSnya 50 ppm. Total coli yang terkandung dalam

air tidak boleh lebih dari 1000 jml/100ml.


Dari beberapa parameter yang diuji, hanya total bakteri e.coli yang jauh melebihi
standar jumlah bakteri yang masih dapat di toleransi. Yaitu dengan jumlah 10000
jml/100ml.
Kemudian untuk menguji status pencemaran, maka dihitung indeks pencemarannya.
Penentuan status pencemaran dapat dilihat dari data berikut:
IP 1

Tidak Tercemar

IP 1-5

Tercemar Ringan

IP 5-10

Tercemar Sedang

IP 10

Tercemar Berat

KESIMPULAN
Dari penghitungan indeks pencemaran di atas, di dapat hasil IP 4,44 sehingga dapat
diketahui bahwa air dari danau Jeneberang termasuk dalam status tercemar ringan.

JUDUL PRAKTIKUM:

Laporan Perbandingan Kelayakan Komsumsi Air Ledeng Kampus V


UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR Dan Air Mineral Kemasan Merk CS2.

TEMPAT DAN WAKTU PRAKTIKUM :

Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Universitas Indonesia Timur,

Makassar
Waktu praktikum yaitu Selasa, 26 Januari 2016

TUJUAN PRAKTIKUM:

Untuk mengetahui status mutu air minum layak komsumsi.

DASAR TEORI
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan
yang diketahui sampai saat ini dibumi, tetapi tidak diplanet lain. Air menutupi hampir
71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil) tersedia di
bumi.
Air minum yang layak dikonsumsi mempunyai syarat utama yaitu :
-

Air harus bebas dari unsur chlorine atau zat kimia lainnya
Air tidak boleh mengandung bakteri atau kuman
Tingkat keasaman pada air harus berkisar antara 6,5 sampai 8,5
Endapan dan partikel terjadi di berbagai sumber air
Tidak berasa bau dan mengandung rasa

Selain syarat utama di atas, air minum harus yang berkualitas yaitu :
1. Parameter Bakteriologis
Bakteri patogen yang memengaruhi kualitas air sesuai Kepmenkes , yaitu bakteri
coliform.
Contoh bakteri coliform Escherichia coli, Clostridium perfringens, dan Salmonella.
Bakteri patogen tersebut dapat membentuk racun setelah periode laten selama
beberapa jam. Keberadaan bakteri coliform (E. coli tergolong jenis bakteri ini, yang
banyak ditemui di kotoran manusia dan juga hewan) dalam sumber air menunjukkan
kualitas sanitasi yang rendah dalam proses pengadaan air .Makin tinggi tingkat
kontaminasi bakteri coliform, makin tinggi pula resiko kehadiran bakteri patogen,
seperti bakteri Shigella (penyebab muntaber), dan bakteri S. typhi (penyebab tifus,
kolera, dan disentri).
2. Parameter Kimia
Parameter kimia meliputi kandungan bahan-bahan an-organik dan bahan-bahan anorganik. Air minum secara kimiawi tidak boleh mengandung partikel terlarut dalam
jumlah tinggi serta logam berat (misalnya Hg, Ni, Pb, Zn,dan Ag) ataupun zat
beracun, seperti senyawa pestisida, desinfektan, hidrokarbon, dan detergen. Ion
logam berat dapat mendenaturasi protein.Selain itu, logam berat dapat bereaksi
dengan gugus fungsi lainnya dalam biomolekul. Di dalam tubuh, logam - logam berat
tersebut akan tertimbun di berbagai organ terutama saluran cerna, hati, dan ginjal.
Oleh karena itu, organ - organ tersebut sering mengalami kerusakan jika
mengonsumsi air yang tercemar oleh bahan kimia. pH (singkatan dari puisance
negatif de H ), yaitu logaritma negatif dari kepekatan ion-ion H yang terlepas dalam
suatu perairan dan mempunyai pengaruh besar terhadap kehidupan organisme
perairan, sehingga pH perairan dipakai sebagai salah satu untuk menyatakan baik
buruknya sesuatu perairan.Pada perairan perkolaman pH air mempunyai arti yang

cukup penting untuk mendeteksi potensi produktifitas kolam. pH Air yang agak basa,
dapat mendorong proses pembongkaran bahan organik dalam air menjadi mineralmineral yang dapat diasimilasikan oleh tumbuh tumbuhan (garam amonia dan nitrat).
3. Parameter Fisik
Parameter fisik yang harus dipenuhi pada air minum yaitu harus jernih, tidak berbau,
tidak berasa, dan tidak berwarna.Sementara itu, suhu air minum sebaiknya sejuk dan
tidak panas.Selain tu, air minum tidak menimbulkan endapan.
4. Parameter Radioaktif
Air minum tidak boleh mengandung bahan - bahan radioaktif maupun aktivitas
radioaktif. Salah satu faktor yang tidak kalah penting dalam menentukan kualitas air
yang layak konsumsi, adalah kandungan TDS (Total Dissolved Solids) atau
kandungan unsur mineral dalam air. Contoh unsur mineral dalam air yaitu zat kapur,
besi, timah, magnesium, tembaga, sodium, klorit, dan klorin.Air yang mengandung
mineral tinggi sangat tidak baik untuk kesehatan. Mineral dalam air tidak hilang
dengan cara direbus/dimasak. Mineral yang baik bagi tubuh manusia yaitu mineral
organik yang berasal dari sayur, buah, daging, telur, atau susu. Mineral dalam air
minum merupakan mineral non-organik. Menurut standar WHO, air minum yang
layak dikonsumsi memiliki kadar TDS < 100. Apabila terlalu banyak mineral nonorganik di dalam tubuh dan tidak dikeluarkan, seiring berjalannya waktu akan
mengendap

di

dalam

tubuh

yang

mengakibatkan

tersumbatnya

bagian

tubuh.pereduksi per 125 ml contoh air. Larutan pereduksi yang digunakan adalah 10
gram Na2S2O4 per 100 ml air suling yang steril. Dengan penambahan larutan ini,
kadar residu klor dapat dinetralkan sampai 15 mg Cl2/l. Jika contoh air mengandung
logam berat seperti Cu2+ dan Cr (VI) dengan kadar lebih dari 0,01 mg/l, diperlukan
penambahan larutan EDTA 0,15 g/ml sebanyak 3 ml dalam contoh air.

PROSEDUR PRAKTIKUM UJI STATUS MUTU AIR MINUM

Alat dan bahan :


TDS meter
Kertas Ph
Wadah
Air ledeng kampus V UIT
Air mineral kemasan CS2

1.
2.
3.

Prosedur kerja :
Siapkan alat dan bahan
Masukkan air ledeng dan air mineral kedalam wadah yang berbeda
Celupkan kertas Ph kedalam wadah yang berisi air ledeng, kemudian baca

hasil dengan membandingkan warna pada botol indikator


4. Celupkan kertas Ph kedalam wadah yang berisi air mineral, kemudian baca
hasil dengan membandingkan warna pada botol indikator
5. Celupkan TDS meter kedalam wadah yang berisi air ledeng, kemudian baca
hasil dengan melihat pada monitornya
6. Celupkan TDS meter kedalam wadah yang berisi air mineral, kemudian baca
hasil dengan melihat pada monitornya
7. Hasil yang didapat dibandingkan dengan standar umum air minum layak
komsumsi.
Hasil
Parameter
pH
TDS
PEMBAHASAN

Air Ledeng
7
215 ppm

Sampel
Air Mineral
7
25 ppm

Air minum tidak boleh mengandung bahan bahan kimia yang berbahaya bagi
tubuh. Salah satu faktor yang tidak kalah penting dalam menentukan kualitas air yang
layak konsumsi, adalah kandungan TDS (Total Dissolved Solids) atau kandungan
unsur mineral dalam air. TDS ini sendiri mempunyai standar konsumsi yaitu 50 ppm.
Sedangkan untuk pH standarnya yaitu 7 8 . Untuk pH air ledeng dan juga air

kemasan, keduanya hasilnya 7. Itu berarti keduanya memiliki pH standar.


Selanjutnya, dapat dilihat dari hasil praktikum air ledeng memiliki nilai TDS 215
ppm. Hasil itu jauh melebihi batas nilai TDS standar sehingga dapat diketahui bahwa
air tersebut tidak layak komsumsi. Sementara untuk air mineral kemasan, nilai
TDSnya yaitu 25 ppm. Nilai itu dalam beberapa nilai rujukan masih dalam batas
layak komsumsi.
KESIMPULAN
Dari hasil pemeriksaan diatas dapat disimpulkan bahwa air yang layak untuk di
konsumsi adalah air mineral kemasan (CS2).

JUDUL PRAKTIKUM:

Laporan Praktikum Uji Kualitatif Kandungan Karbohidrat dan Protein Pada


Makanan

TEMPAT DAN WAKTU PRAKTIKUM :

Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Universitas Indonesia Timur,

Makassar
Waktu praktikum yaitu Kamis, 28 Januari 2016

TUJUAN PRAKTIKUM :

Untuk mengetahui apakah sampel mengandung karbohidrat atau tidak


Untuk mengetahui apakah sampel mengandung protein atau tidak

DASAR TEORI
Makanan diperlukan oleh tubuh makhluk hidup sebagai sumber energi.Selain sebagai
sumber energi makanan juga dibutuhkan oleh tubuh makhluk hidup untuk mengatur
metabolisme, perbaikan jaringan yang rusak atau tua, pertumbuhan dan pembangunan
tubuh, serta pertahanan terhadap bibit penyakit. Setiap makanan mempunyai
kandungan gizi yang berbeda ada protein, karbohidrat, lemak, dan glukosa adalah
salah satu contoh gizi yang akan kita dapatkan dari makanan. Setiap jenis gizi yang
kita dapatkan mempunyai fungsi yang berbeda.Karbohidrat merupakan sumber
tenaga yang kita dapatkan sehari-hari contoh makanan yang mengandung karbohidrat
adalah nasi. Protein digunakan oleh tubuh untuk membantu pertumbuhan kita,baik
otak maupun tubuh kita contoh makanan yang mengandung protein adalah tempe.
Lemak digunakan oleh tubuh kita sebagai cadangan makanan dan sebagai cadangan
energi contoh makanan yang mengandung lemak adalah margarin(makanan yang
mengandung minyak). Lemak akan digunakan saat tubuh kekurangan karbohidrat,
dan lemak akan memecah menjadi glukosa yang sangat berguna bagi tubuh kita saat
kita membutuhkan energi. Glukosa adalah salah satu bagian dari karbohidrat
golongan polisakarida.
Berdasarkan kebutuhan tubuh terhadap zat makanan, maka zat makanan dibagi 2
yaitu :

a. Makronutrien : Zat yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang besar, seperti
karbohidrat, lemak, dan protein.
b. Mikronutrien : Zat yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang kecil, seperti
vitamin dan mineral.
Dalam pengujian makanan diperlukan reagen sebagai berikut :
Biuret
Biuret adalah senyawa

kimia dengan rumus

kimia H 2 NC

(O)

NHC

(O)

NH 2 . Berbagai turunan organik yang mungkin diuji menggunakan biuret sebuah uji
kimia untuk protein dan polipeptida . Hal ini didasarkan pada pereaksi biuret , larutan
biru yang mengubah violet pada kontak dengan protein, atau zat-zat dengan ikatan
peptida .
Benedict
Benedict adalah bahan kimia pereaksi yang digunakan untuk menguji ada tidaknya
kandungan gula dalam makanan.Hal ini termasuk semua monosakarida dan
disakarida, laktosa dan maltose.

A. PROSEDUR PRAKTIKUM UJI KARBOHIDRAT


Metode: Reaksi Benedict
Prinsip:
Larutan CuSO4 dalam suasana alkali akan direduksi oleh gula yang mempunyai
gugus aldehid sehingga CuO atau kupri tereduksi menjadi Cu 2O yang berwarna
merah bata (endapan).
Alat dan Bahan

Tabung reaksi
Rak tabung
Pipet
Mortar dan alat tumbuk
Lampu spiritus
Kertas saring
Air
Larutan benedict
Sampel yang akan di uji (bakso)

Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menghaluskan sampel dengan menggunakan mortar dan alat

tumbuk, lalu

tambahkan air kemudian saring dengan kertas saring sehingga didapat larutan
sampel.
3. Pipet 3 ml larutan benedict dan dimasukkan kedalam tabung reaksi
4. Masukkan larutan sampel kedalam tabung reaksi yang berisi larutan benedict
tadi sebanyak 1 ml.
5. Panaskan perlahan-lahan di atas lampu spiritus selama 3-5 menit. Kemudian
angkat.
6. Amati perubahan yang terjadi.
Hasil: Karbohidrat Negatif

a.

b.

c.

d.

Keterangan gambar:

a.
b.
c.
d.

Larutan benedict dalam tabung reaksi


Sampel ditambahkan ke larutan benedict dalam tabung reaksi
Dipanaskan diatas lampu spiritus
Hasil

B. PROSEDUR PRAKTIKUM UJI PROTEIN


Metode: Reaksi Biuret
Prinsip:
Reaksi biuret merupakan reaksi warna yang umum untuk gugus peptide dan
protein.Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya warna ungu karena terbentuk
senyawa kompleks antara Cu2+ dan N dari molekul ikatan peptida.Banyaknya
asam amino yang terikat pada ikatan peptide mempengaruhi warna reaksi ini.
Alat dan Bahan
Tabung reaksi
Rak tabung
Pipet
Mortar dan alat tumbuk
Kertas saring
Air
Larutan biuret
Sampel yang akan di uji (bakso)
Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menghaluskan sampel dengan menggunakan mortar dan alat

tumbuk, lalu

tambahkan air kemudian saring dengan kertas saring sehingga didapat larutan
sampel.
3. Masukkan larutan biuret ke dalam 2 tabung reaksi yang berbeda masingmasing 3 ml
4. Masukkan larutan sampel kedalam salah satu tabung reaksi yang berisi larutan
biuret tadi sebanyak 1 ml.
5. Diamkan selama 5 menit dan baca hasilnya
6. Bandingkan warna yang terjadi pada tabung reaksi yang ditambahkan larutan
sampel dengan yang tidak ditambahkan.
7. Jika ada perbedaan warna, maka sampel positif mengandung protein.

Hasil: Protein Positif

gambarperbandingan larutan biuret : larutan biuret + sampel


PEMBAHASAN
Dalam analisa kualitatif karbohidrat terdapat beberapa metode, diantaranya yaitu:Tes
Molish, Tes Iodin, Tes Benedict. Untuk analisa karbohidrat pada sampel bakso, di
praktikum ini kami menggunakan metode benedict yang prinsipnya larutan
CuSO4 dalam suasana alkali akan direduksi oleh gula yang mempunyai gugus aldehid
sehingga CuO atau kupri tereduksi menjadi Cu2O yang berwarna merah bata
(endapan).Hasilnya tidak terjadi endapan setelah sampel direaksikan dengan larutan
benedict sehingga sampel tersebut diketahui tidak mengandung karbohirat.
Untuk analisa protein pada sampel bakso, di praktikum ini kami menggunakan
metode biuret. Sampel yang mengandung protein akan berubah warna apabila
ditambahkan dengan larutan biuret. Pada praktikum ini, setelah sampel ditambahkan
dengan larutan biuret terjadi perubahan warna sehingga dapat diketahui bahwa
sampel tersebut mengandung protein.
KESIMPULAN
Dari praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel bakso tersebut tidak
mengandung karbohidrat namun mengandung protein.

JUDUL PRAKTIKUM:

Laporan Praktikum Uji Kualitatif Kandungan Zat Berbahaya Pada Makanan

TEMPAT DAN WAKTU PRAKTIKUM :

Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Universitas Indonesia Timur,

Makassar
Waktu praktikum yaitu Kamis, 28 Januari 2016

TUJUAN PRAKTIKUM :

Untuk mengetahui apakah sampel mengandung formalin atau tidak


Untuk mengetahui apakah sampel mengandung boraks atau tidak
Untuk mengetahui apakah sampel mengandung rhodamin B atau tidak

DASAR TEORI
Formalin
Formalin adalah larutan formaldehid dalam air dengan kadar 37% yang biasa di
gunakan untuk mengawetkan sampel biologi atau mengawetkan mayat. Formalin
merupakan bahan kimia yang disalahgunakan pada pengawetan tahu, mie basah, dan
bakso (Djoko, 2006).
Formaldehid (HCOH) merupakan suatu bahan kimia dengan berat molekul 30,03
yang pada suhu kamar dan tekanan atmosfer berbentuk gas tidak berwarna, berbau
pedas (menusuk) dan sangat reaktif (mudah terbakar). Bahan ini larut dalam air dan
sangat mudah larut dalam etanol dan eter (Moffat, 1986).

Boraks

Boraks adalah senyawa dengan nama kimia natrium tetraborat (NaB 4O7). berbentuk
padat, jika terlarut dalam air akan menjadi natrium hidroksida dan asam borat
(H3BO3). Dengan demikian bahaya boraks identik dengan bahaya asam borat
(Khamid, 1993).
Baik boraks ataupun asam borat memiliki khasiat antiseptika (zat yang menghambat
pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme). Pemakaiannya dalam obat
biasanya dalam salep, bedak, larutan kompres, obat oles mulut, bahkan juga untuk
pencuci mata. Boraks juga digunakan sebagai bahan solder, bahan pembersih,
pengawet kayu dan antiseptik kayu
Rhodamin B
Rhodamin B merupakan zat warna sintetik yang umum digunakan sebagai pewarna
tekstil. Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 28 Tahun 2004, Rhodamin B
merupakan zat warna tambahan yang dilarang penggunaannya dalam produk-produk
pangan. Rhodamin B dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan, iritasi kulit,
iritasi pada mata, iritasi pada saluran pencernaan, keracunan, dan gangguan hati. Di
dalam Rhodamin B sendiri terdapat ikatan dengan klorin ( Cl ) yang dimana senyawa
klorin ini merupakan senyawa anorganik yang reaktif dan juga berbahaya.

A. PROSEDUR PRAKTIKUM UJI KUALITATIF FORMALIN


Metode: Kalium Permanganat
Alat dan bahan
o Cawan petri
o Pisau
o Pipet tetes

o Bakso
o KMNO4
Prosedur Kerja
1. Sampel makanan yaitu bakso di iris kecil dan simpan di cawan petri
2. Berikan label pada sampel
3. PK (Kalium Permanganat) dilarutkan dalam air
4. Bahan makanan yang akan diuji dimasukkan ke dalam larutan PK tersebut
5. Amati perubahan warnanya
Interpretasi hasil:

Positif: Terjadi perubahan warna dari ungu menjadi bening

Negatif: tidak terjadi perubahan warna

Hasil: Formalin Negatif

a.

c.
Keterangan gambar:

b.

d.

a.
b.
c.
d.

Sampel diiris dan disimpan di cawan petri


Larutan kalium permanganat dilarutkan dalam air
Ditambahkan larutan sampel
Hasil

B. PROSEDUR PRAKTIKUM UJI KUALITATIF BORAKS PADA


MAKANAN
Metode: Uji warna dengan kertas turmerik
Prinsip:
Kertas turmerik adalah kertas saring yang dicelupkan ke dalam larutan
turmerik (kunyit) yang digunakan untuk mengidentifikasi asam borat.
Alat Dan Bahan
o Kunyit
o Kertas Saring
o Boraks
o Air
o Sampel yang akan di uji
Persiapan:
Uji warna kertas kunyit pada pengujian boraks yaitu dengan cara membuat
kertas tumerik terlebih dahulu yaitu:
1. Ambil beberapa potong kunyit ukuran sedang
2. Kemudian tumbuk dan saring sehingga dihasilkan cairan kunyit
berwarna kuning

3. Kemudian, celupkan kertas saring ke dalam cairan kunyit tersebut dan


keringkan.
4. Hasil dari proses ini disebut kertas tumerik.
5. Selanjutnya, buat kertas yang berfungsi sebagai kontrol positif dengan
memasukkan satu sendok teh boraks ke dalam gelas yang berisi air dan
aduk larutan boraks.
6. Teteskan pada kertas tumerik yang sudah disiapkan.
7. Amati perubahan warna pada kertas tumerik. Warna yang dihasilkan
tersebut akan dipergunakan sebagai kontrol positif.
Prosedur Kerja
1. Tumbuk sampel yang akan diuji dan beri sedikit air.
2. Teteskan air larutan dari bahan makanan yang diuji tersebut pada
kertas tumerik.
Interpretasi Hasil
1. Apabila warnanya sama dengan pada kertas tumerik kontrol positif,
maka bahan makanan tersebut mengandung boraks.
2. Dan bila diberi uap ammonia berubah menjadi hijau-biru yang gelap
maka sampel tersebut positif mengandung boraks.
Hasil: Boraks Negatif

a.

b.

Keterangan gambar:
a. Alat dan bahan
b. Hasil
C. PROSEDUR PRAKTIKUM UJI KUALITATIF RHODAMIN B PADA
MAKANAN
Prinsip:
Menggunakan pereaksi kimia yang merupakan salah satu teknik dengan melihat
hasil dari warna saat ditambahkan pereaksi kimia tersebut.
Alat dan Bahan
o Gelas kimia
o Air
o NaOH 10%
o Eter
o HCl 10%
o Makanan larut dalam air (saus)

Prosedur Kerja

1. Sampel dilarutkan dalam 30 mL air.


2. Ditambahkan 1 mL NaOH 10% ke dalam sampel sampai basa.
3. Ditambahkan 2 mL eter, lalu digojog dan dipisahkan. Ambil lapisan
eternya.
4. Ditambahkan 2 mL HCl 10% secukupnya.
5. Amati hasil yang terjadi.
Interpretasi hasil
o Positif mengandung rhodamin B apabila terjadi warna merah di
lapisan bawah (lapisan asam).
Hasil: Rhodamin B Positif

a.

Keterangan gambar:
a. Sampel dilarutkan dalam air

b.

b. Sampel setelah ditambahkan larutan NaOH 10% dan larutan HCl 10%

PEMBAHASAN
Saat ini di pasaran masih banyak terdapat bahan-bahan tambahan makanan berbahaya
pada sejumlah produk pangan olahan industri rumah tangga dan industri kecil.safety).
Bahan kimia yang digunakan sebagai tambahan makanan yang dikategorikan
berbahaya di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Pengawet Berbahaya
Biasanya terdapat dalam bentuk : Formalin, Benzoat (bila terlalu banyak), dll.
2. Pewarna Berbahaya
Biasanya terdapat dalam bentuk : pewarna merah Rhodamin-B, pewarna kuning
Methanyl Yellow, dll.
3. Pemanis Buatan (yang berlebihan)
Biasanya terdapat dalam bentuk : Natrium (sodium) Saccharine (sakarin), NaCycla-mate (siklamat), aspartame, sorbitol, dll.
4. Pengenyal (Bakso) Berbahaya
Biasanya dalam bentuk : Boraks, dll.
Terdapat banyak efek (dampak) negatif penyalahgunaan (kontaminasi) bahan kimia
ber-bahaya yang dipakai sebagai bahan tambahan pangan.

Dalam praktikum ini kami menguji sampel berupa bakso dan saus dari penjual bakso
keliling di depan kampus V UIT, Makassar. Uji tersebut bertujuan untuk melihat
apakah terdapat kandungan Formalin dan Boraks pada bakso tersebut.Selain itu, kami
juga menguji sampel saus apakah terdapat bahan tambahan Rhodamin B atau tidak.
Dalam uji kualitatif untuk formalin pada sampel bakso digunakan larutan Kalium
Permanganat sebagi pereaksi.Jika setelah ditambahkan larutan Kalium Permanganat,
sampel tersebut berubah warna dari ungu menjadi bening, maka sampel tersebut
positif mengandung formalin.Untuk sampel bakso yang kami uji setelah ditambahkan
dengan larutan Kalium Permanganat sampel tersebut tetap mempertahankan warna
asli dari larutan Kalium Permanganat yaitu ungu sehingga dapat diketahui bahwa
sampel tersebut tidak mengandung formalin.
Pada praktikum uji kandungan boraks ini digunakan metode uji warna dengan kertas
turmerik.Kertas turmerik adalah kertas saring yang dicelupkan ke dalam larutan
turmerik (kunyit) yang digunakan untuk mengidentifikasi asam borat. Apabila sampel
terdapat kandungan boraks, maka daerah kertas turmeric yang ditetesi sampel akan
berubah warna menjadi merah muda. Untuk sampel bakso yang kami uji setelah
sampel tersebut diteteskan pada kertas turmerik, tidak terjadi perubahan warna pada
kertas turmeric sehingga dapat diketahui bahwa sampel tersebut tidak mengandung
boraks.
Dalam uji kualitatif untuk Rhodamin B pada sampel saus digunakan larutan NaOH
10%, larutan Eter, dan larutan HCl 10%. Namun karena keterbatasan ketersediaan
bahan di laboratorium, kami hanya menggunakan larutan NaOH 10% dan larutan HCl
10% sehingga hasilnya tidak bisa dipastikan benar. Hasilnya yaitu terjadi warna
merah di lapisan bawah (lapisan asam) sampel yang diindikasi positif mengandung
bahan tambahan Rhodamin B.
KESIMPULAN

Bakso yang di uji tidak mengandung formalin ataupun boraks sehingga aman untuk
di komsumsi.Sementara saus masih belum dapat di pastikan aman untuk dikomsumsi.

JUDUL PRAKTIKUM:

Laporan Praktikum Uji Kuantitatif Kadar Protein, Lemak dan Formalin pada
Makanan

TEMPAT DAN WAKTU PRAKTIKUM :

Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Universitas Indonesia Timur,

Makassar
Waktu praktikum yaitu Jumat, 29 Januari 2016

TUJUAN PRAKTIKUM :

Untuk mengetahui kadar protein pada sampel.


Untuk mengetahui kadar lemak pada sampel.
Untuk mengetahui kadar formalin dalam sampel.

DASAR TEORI:
Pada dasarnya, konsep analisis kimia dapat dibagi atas 2 bagian:
1. Analisis kualitatif, analisis yang berhubungan dengan identifikasi suatu zat
atau campuran yan tidak diketahui.
2. Analisis kuntitatif, analisis kimia yang menyangkut penentuan jumlah zat
tertentu yang ada dalam suatu sample (contoh).
Ada dua langkah utama dalam analisis adalah identifikasi dan estimasi komponenkomponen suatu senyawa.Langkah identifikasi ini dikenal sebagai analisis kualitatif
sedangkan estimasinya adalah analisi kuantitatif.

Walaupuan analisis kualitatif sudah banyak ditingagalkan, namun analisis kualitatif


ini merupakan aplikasi prinsip-prnsip umum dan konsep-konsep dasar yang telah
dipelajari dalam kimia dasar.Analisis kualitatif digunakan sebelum analisis
kuantitatif. Setelah mengetahui komponen/ pengotor apa melelui analisis kualitatif,
barulah dilakukan analisis kuantitatif. Tujuan utama analisis kauntittatif adalah unutk
mengetahui kuantitas (jumlah) dari setiap komponen yang menyusun analit.Langkah
ini terbilang sederhana.
Setelah melakukan analisis kualitatif, diketahui komponen apa atau pengotor apa
yang ada dalam sample tertentu, seringkali ditemukan informasi tambahan mengenai
berapa banyaknya masing-masing komponen atau pengotor tersebut. Beberapa tekhik
analisis kuantitatif diklasifikasikan atas dasar:
-

pengukuran banyaknya pereaksi yang diperlukan untuk menyempurnakan

suatu reaksi / banyaknyahasil reaksi yang terbentuk.


pengukuran besarnya sifat listrik (misalnya potensiometri)
pengukuran sifat optis (pengukuran obsorbans)
kombinasi dari 1 dan 2 atau 1 dan 3.

Analisis kimia kuantitatif yang klasik menyangkut analisis grafimetri dan titrimetri.
Dalam analisis grafimetri, zat yang akan ditentukan diubah ke dalam bentuk endapan
yang sukar larut, selanjutnya dipisah dan ditimbang.
Sedangkan analisis titrimetri yang sering disebut analisis volumetric, zat yang akan
ditentukan dibiarkan bereaksi dengan suatu pereaksi yang diketahui sebagai larutan
standar (baku). Kemudian volume larutan tersebut yang diperlukan untuk dapat
bereaksi sempurna tersebut diukur. Selain kedua metode analisis tersebut diatas,
dalam analisis dasar ini akan dipelajari pula metode spektroskopi absorbsi.
Analisis kuantitatif menghasilkan data numerik yang memilki satuan tertentu.Data
analisis kuantitatif umumnya dinyatakan dalam satuan volume, berat maupun

konsentrasi dengan menggunakan analisis tertentu.Analisis kuantitatif agak lebih


rumit.
Analisis kuantitatif adalah pengukuran banyaknya komponen yang diinginkan Dalam
cuplikan yang dianalisis.Analisis kuantitatif berkaitan dengan penetapan berapa
banyak suatu zat tertentu yang terkandung dalam suatu sampel. Zat yang ditetapkan
tesebut, sering kali dinyatakan sebagai konstituen atau analit, menyusun entah
sebagian kecil atau sebagian besar sampel yang dianalisis jika zat yang dianalisa
menyusun lebih 1% dari sampel, maka analit ini dianggap sebagai konstituen utama.
Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi suatu zat, fokus kajiannya adalah
unsur apa yang terdapat dalam suatu sampel (contoh). Analisis kualitatif sampel
terdiri atas golongan kation.
Analisis kualitatif yang bertujuan untuk mengidentifikasi komponen kimiawi yang
belum diketahui dalam sampel. Analisis kualitatif kation dan anion dapat dilakukan
dengan cara klasik maupun modern.
Cara klasik didasarkan pada sifat kimia dan sifat fisika reaksi dalam larutan seperti
senyawa berwarna, uap atau gas, bau yang spesifik, pelarutan kembali endapan dan
lain sebagainya. Analisis kualitatif cara moderen biasanya digunakan instrumen,
misalnya kromatografi.
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji

Uji reaksi kering : dapat diterapkan untuk zat-zat padat


Uji reaksi basah : untuk zat-zat dalam larutan (kebanyakan dilakukan dalam
analisis kualitatif)

A.PROSEDUR PRAKTIKUM UJI KUANTITATIF KADAR PROTEIN


Metode Kjeldahl
Prinsip :
Metode Kjeldahl merupakan metode yang sederhana untuk penetapan nitrogen
total pada asam amino, protein dan senyawa yang mengandung nitrogen. Sampel
didestruksi dengan asam sulfat dan dikatalisis dengan katalisator yang sesuai
sehingga akan menghasilkan amonium sulfat. Setelah pembebasan dengan alkali
kuat, amonia yang terbentuk disuling uap secara kuantitatif ke dalam larutan
penyerap dan ditetapkan secara titrasi.
Alat dan bahan :
Alat

Spektrofotometer visible (labo)


Tabung reaksi
Tabung kjedahl
Alat destilasi
Buret 50 ml
Erlenmeyer 250 ml
Pemanas kjedhal
Spatula
Kertas timbang
Batu didih
Gelar ukur 25 ml
Pipet tetes
Corong gelas

Bahan

Lar. H2SO4 pekat


Garam Kjeldahl
Lar. Asam Borat

Dedak (pakan ternak)


Bakso
Lar. Protein standar
Aquades
Lar.HCl 0,02 N

Prosedur Kerja
1. Destruksi :
Penimbangan sampel dan garam kjedahl dan masukkan kedalam labu

2.

destruksi
Memasukkan H2SO4 pekat 20 ml dan batu didih kedalam labu destruksi
Merangkai alat destruksi
Melakukan proses destruksi sampai larutan dalam labu biru bening
Dinginkan larutan dan tambahkan 100 ml aquadest
Destilasi :
Menyiapkan alat destilasi
Menambahkan NaOH 30% pada alat destilasi
Memasangkan labu destruksi pada alat destilasi
Memasangkan destilasi yaitu berupa asam borat 20% 100 ml yang

ditambahakn indicator campuran


Penambahan larutan NaOH3 30% hingga volumenya 200 ml
Menutup aliran NaOH kemudian menyalakan steam. Destilasi berjalan sampai

destilat bervolume 200 ml


Mematikan steam kemudian buka aliran keluar untuk mengeluarkan NaOH

3.

Titrasi :
Menyiapkan larutan HCL dalam buret dan bekukan dengan larutan boraks
Menitrasi destilat dengan menggunakan HCL
Titik skhir titrasi ditunjukkan dengan merah muda

Pengolahan Data
Kadar Air Sampel Bakso
Berat Cawan Konstan
Berat Cawan + Sampel
Berat Sampel (w1)

= 33 gram
= 44 gram
= 44 33
= 11 gram
Setelah cawan di oven pada suhu 110oC selama 90 menit
Penimbangan 1
: 34,6795 gram

Penimbangan 2
: 34,4198 gram
Penimbangan 3
: 34 gram
Berat sampel setelah dikeringkan (w2): 34 33
= 1 gram
Kehilangan berat (w3) : 11 1 = 10 gram
10
Persen kadar air (wet basis): = 11 x 100 % = 0,90 %
Pembakuan HCl
Berat Boraks
Mr Boraks
BE Boraks
Volume larutan
Volume analit
Volume titran

Nboraks =

gr
BE

1,9037
= 190,685

= 1,9037 gram
= 381,37 gram/mol
= 381,37/2 = 190,685
= 50 ml
= 10 ml
= 22 ml

1000
v

1000
50

Nboraks = 0,1996 N

VHCl x NHCl =Vboraks x Nboraks


22 x NHCl = 10 x 0,1996
NHCl =

1,996
22

NHCl = 0,0907 N

Kadar protein bakso ( 11 gr bakso )

%N=

( vol HClvol Blanko ) x NHCl x 14,007


x100 %
berat sampel

( 220,20 ) x 0,0907 x 14,007


x100 %
11

21,8 x 0,0907 x 14,007


x100 %
11

% N = 2,51 x 100%= 2,51 %


Protein = % N x faktor konversi
= 2,51 % x 6,25
= 15,69 % pada kadar air 0,90 %
Kadar protein bahan kering =

1000,90
x15,69 % = 15,55 %
100

Hasil
Kadar protein sampel adalah 15,55 %.

B.PROSEDUR PRAKTIKUM UJI KUANTITATIF KADAR LEMAK


Metode ekstraksi soxhlet
Prinsip :
Metode ekstraksi soxhlet adalah metode ekstraksi dengan prinsip pemanasan dan
perendaman sampel. Hal itu menyebabkan terjadinya pemecahan dinding dan

membran sel akibat perbedaan tekanan antara di dalam dan diluar sel. Dengan
demikian, metabolit sekunder yang ada di dalam sitoplasma akan terlarut ke
dalam pelarut organik. Larutan itu kemudian menguap ke atas dan melewati
pendingin udara yang akan mengembunkan uap tersebut menjadi tetesan yang
akan terkumpul kembali. Bila larutan melewati batas lubang pipa samping soxhlet
maka akan terjadi sirkulasi. Sirkulasi yang berulang itulah yang menghasilkan
ekstrak yang baik (Harborne, 1987).

Alat dan bahan :


Alat

Eksikator
Penjepit
Oven
Mortar
Spatula
Kompor
Neraca analitik
Labu soxhlet
Alat soxhlet
Serbet
Benang

Bahan

Kacang tanah
Minyak goreng
Kertas saring

Preparasi sampel
1. Bahan yang digunakan sebagai contoh untuk dianalisa yaitu kacang tanah.
2. Sebelumnya, kacang tanah digoreng terlebih dahulu.
3. Kemudian kacang tanah ditumbuk agar lebih mudah untuk mengekstraksi.
4. Lalu timbang bahan 4 gram sebanyak 4 kali. Setelah itu dibungkus dengan
menggunakan kertas saring dan diikat menggunakan benang.
5. Kertas saring dan benang yang akan digunakan untuk membungkus
sebelumnya dioven terebih dahulu selama 24 jam untuk menghilangkan air
dan untuk mndapatkan berat yang konstan.
6. Setelah itu dieksikator selama 15 menit tujuannya untuk menstabilkan
kelembapan dan kemudian ditimbang sebagai a gram.
7. Bahan + kertas saring dan benang ditimbang sebagai b gram yang kemudian
dioven selama kurang lebih 20 jam untuk mengurangi kadar air pada bahan
sebelum di Soxhlet.
Prosedur kerja
1. Bahan yang telah dioven selama 20 jam kemudian dikeluarkan. Lalu
ditimbang sebagai c gram
2. Labu soxhlet yang digunakan untuk analisis kadar lemak sebelumnya dioven
terlebih dahulu selama 1 jam untuk mendapatkan berat yang konstan
3. Setelah itu dieksikator selama 5 menit untuk menstabilkan kelembapan dan
ditimbang
4. Masukkan bahan yang telah dioven tersebut kedalam soxhlet dan dilakukan
pengekstrakan lemak selama kurang lebih 4-6 jam

5. Setelah diperoleh hasil lemaknya, bahan yang ada pada soxhlet modifikasi
dikeluarkan dan dioven selama 24 jam
6. Setelah 24 jam, bahan dan lemak hasil eksraksi soxhlet dieksikator selama 15
menit kemudian ditimbang sebagai d gram. Dan terakhir timbang labu
soxhlet.

Pengolahan Data

Berat sampel (kacang goreng)

: 300 g

Bobot labu didih kosong (A)

: 108 g

Bobot labu didih kosong + lemak (B): 112 g

Bobot lemak = B-A


= 112 g - 108 g
=4g

Perhitungan :

% Lemak

Berat lemak
berat sampel

4g
300 g x 100 %

= 0,013 x 100 %
= 0,013 %

x 100 %

Hasil
Kadar lemak sampel adalah 0.013 %.

C. PROSEDUR PRAKTIKUM UJI KUANTITATIF KADAR FORMALIN


Metode Spektorofotometri
Prinsip :
Interaksi yang terjadi antara energi yang berupa sinar monokromatis dari sumber
sinar dengan materi yang berupa molekul.Besar energi yang diserap tertentu dan
menyebabkan elektron tereksitasi yang memiliki energi lebih tinggi.Serapan tidak
terjadi seketika pada daerah ultraviolet visible untuk semua struktur elektronik,
tetapi hanya pada sistem sistem konjugasi, struktur elektronik dengan adanya
ikatan dan non bonding elektron.Prinsip kerja spektrofotometer berdasarkan
hukum lambert beer, yaitu bila cahaya makronomatik melalui suatu media, maka
sebagian cahaya tersebut diserap, sebagian dipantulkan dan sebagian lagi
dipancarkan.
Alat dan bahan :
Alat

Spektrofotometer UV
Labu takar 100 ml
Tabung reaksi
Labu kjedhal

Batang pengaduk
Penangas air

Bahan

Sampel ( bakso )
Aquadest
Larutan standar formalin
Larutan pereaksi (larutan jenuh asam 1,8 dihidroksinaftalen 3,6 disulfonat
dalam HSO 72% )

Prosedur kerja:
1. Dibuat larutan standar formalin konsentrasi 1000 ppm dengan cara
mencampurkan larutan formalin sebanyak 0,25 ml (larutan formalin 40%).
2. Kemudian di encerkan dalam labu takar 100 ml dengan aquadest sampai tanda
batas.
3. Larutan tersebut kemudian di buat larutan standar dengan konsentrasi
1,3,6,10,15,20,25,30,35,40,50,60,70,80,90,100,dan 120 ppm dan diencerkan
dengan aquadest dalam labu takar 100 ml sampai tanda batas.
4. Larutan pereaksi sebanyak 1 ml larutan standar formalin (dibuat untuk semua
konsentrasi diatas) sambil diaduk.
5. Tabung reaksi dimasukkan kedalam penangas air yang mendidih selam 15
menit, angkat dan dinginkan kemudian masukkan kedalam kuvet dan ukur
absorbansinya dengan spektrofotometri pada panjang gelombang 546 nm.
6. Plot hubungan antara konsentrasi dengan absorban larutan standar formalin,
lalu buat persamaan regresi linier (digunakan untuk menghitung konsentrasi
/kadar formalin dalam sampel).
7. Penentuan kadar formalin dalam sampel. Mencampurkan 10 gram sampel
dengan cara menggerusnya dalam lumpang.
8. Campuran dipindahkan kedalam labu kjedahl dan diasamkan dengan HPO.
Labu kjedahl dihubungkan dengan pendingin dan disuling. Hasil sulingan
ditampung

dan

ditambahkan

pereaksi(larutan

jenuh

asam

1,8

dihidroksinaftalen 3,6 disulfonat dalam HSO 72%), diencerkan dalam labu

takar 50 ml sampai tanda batas, kemudian sampel tersebut diukur absorban


dengan spektrofotometri dan hitung kadar formalinnya.

Pengolahan Data
Absorban sampel ( y ) : 0,285
Persamaan linear kurva serapan : y = 0,20670x + 0,09604
Volume destilat : 10 ml
Bobot sampel : 15 gr

Perhitungan konsentrasi formalin berdasarkan garis persamaan garis linear


y = bx + a
y

= 0,20670x + 0,09604

0,285 = 0,20670x + 0,09604


0,285 0,09604= 0,20670x

x=

0,2850,09604
0,20670

x=

0,18896
0,20670

x = 914 ppm
Penentuan Kadar Formalin
Kadar Formalin Sampel (g/g)

=
=

9,14
15

= 0,609 ppm

X . volume destilat
bobot sampel

0,914 x 10
15

Hasil
Kadar formalin sampel adalah 0,609 ppm
PEMBAHASAN
Kadar protein dalam sampel melalui uji kuantitatif metode kjedahl didapatkan hasil
15,55 % pada sampel bakso. Fungsi protein bagi tubuh manusiaPembentukan otot
dan sel-sel di dalam tubuh, Sebagai enzim, Protein untuk hormon, Alat pengangkut
dan alat penyimpan, Pengatur pergerakan, Penunjang mekanis, Pertahanan
tubuh/Imunisasi, Media perambatan impuls syaraf, Pengendalian pertumbuhan ,
Protein kontraktil, Menyeimbangkan produksi hormon.
Kadar lemak dalam sampel melalui uji kuantitatif metode soxhlet didapatkan hasil
0,013% pada sampel kacang goreng. Lemak dalam tubuh mempunyai peranan yang
penting, karena lemak cadangan yang ada yang ada dalam tubuh dapat melindungi
berbagai organ yang penting, seperti ginjal, hati dan sebagainya, tidak saja sebagai
isolator, tetapi juga kerusakan fisik yang mungkin terjadi pada waktu kecelakaan.
Kadar formalin pada sampel melalui uji kuantitatif metode spektrofotometer
didapatkan hasil 0,609 ppm. Ambang batas kadar formalin yang dapat ditoleransi oleh
tubuh adalah 0,051,00. Hasil yang didapatkan 0,609 ppm berarti masih dapat ditoleransi
dalam tubuh, namun apabila keseringan mengomsumsi makanan yang mengandung formalin
maka juga akan berbahya bagi tubuh. Formaldehida pada makanan dapat menyebabkan

keracunan pada tubuh manusia, dengan gejala: sakit perut akut disertai muntahmuntah, mencret berdarah, depresi susunan syaraf dan gangguan peredaran darah.
Injeksi formalin (suntikan) dengan dosis 100 gram dapat menyebabkan kematian
dalam waktu 3 jam.Akibat masuknya formalin pada tubuh bisa akut maupun
kronis.Kondisi akut tampak dengan gejala alergi, mata berair, mual, muntah, seperti
iritasi, kemerahan, rasa terbakar, sakit perut, dan pusing.Kondisi kronis tampak
setelah dalam jangka lama dan berulang bahan ini masuk ke dalam tubuh.Gejalanya

iritasi parah, mata berair, juga gangguan pencernaan, hati, ginjal, pankreas, sistem
saraf pusat, menstruasi, dan memicu kanker.

KESIMPULAN
Kadar protein dalam sampel melalui uji kuantitatif metode kjedahl didapatkan hasil
15,55 % pada sampel bakso. kadar lemak dalam sampel kacang goreng melalui uji
kuantitatif metode soxhlet didapatkan hasil 0,013%. Kadar formalin pada sampel
melalui uji kuantitatif metode spektrofotometer didapatkan hasil 0,609 ppm. Ambang
batas kadar formalin yang dapat ditoleransi oleh tubuh adalah 0,051,00 ppm. Hasil
yang didapatkan 0,609 ppm berarti masih dapat ditoleransi dalam tubuh, namun
apabila keseringan mengomsumsi makanan yang mengandung formalin maka juga
akan berbahya bagi tubuh.

Anda mungkin juga menyukai