Anda di halaman 1dari 13

PEMERIKSAAN KUALITAS AIR

SECARA FISIK

A. PENETAPAN pH DAN SUHU AIR (Pengukuran pada Sampel Baru)
a) Dasar teori
pH atau derajat keasaman menunjukkan kadar asam atau basa dalam suatu larutan,
melalui konsentrasi atau aktivasi ion H
+
. pH dapat diukur pada skala 1 sampai 14, dimana
perubahannya dapat terjadi secara alami tergantung kondisi lingkungannya.
Cara membedakan asam dan basa yang sering dilakukan adalah dengan menggunakan
zatzat yang disebut indikator.Zat-zat indikator yang dicelupkan atau dicampur ke dalam
asam akan menimbulkan warna yang berbeda dengan jika indikator itu dicelupkan ke
dalam basa. Indikator yang umum dipakai untuk membedakan asam dengan basa adalah:
1) Kertas Lakmus
Jika kertas lakmas disentuhkan(dicelupkan) ke dalam larutan asam, warnanya akan
merah (asam dapat memerahkan kertas lakmus).Jika kertas lakmus
disentuhkan(dicelupkan) ke dalam larutan basa,warnanya akan biru(basa dapat
membirukan kertas lakmus).
2) Cairan Fenolftalein
Jika fenolftalein diteteskan ke dalam larutan asam,warnanya akan jernih(tidak
berwarna). Jika fenolftalein diteteskan ke dalam larutan basa, warnanya akan
merah.Keasaman suatu perairan dinyatakan dalam skala pH.Skala pH mempunyai
rentangan 0 14.Air suling murni mempunyai pH=7 dan disebut netral.suatu perairan
dikatakan semakin asam bila skala pH-nya bergerak turun dari harga pH=7 sampai
harga pH=0.Begitu sebaliknya perairan dikatakan semakin alkalis(Basa)bila harga
pH-nya bergerak naik dari harga pH=7 sampai pH 14.Harga pH air sungai sangat
dipengaruhi oleh kondisi daerah dimana sungai itu mengalir dan juga oleh terlarutnya
bahan kimia tertentu yang memasuki perairan tesebut.Dalam percobaan yang akan
dilakukan di laboratorium,maka untuk pengukuran pH dilakukan dengan
menggunakan alat pH meter.
Suhu air buangan umumnya tidak banyak berbeda dengan suhu udara tapi lebih tinggi
daripada suhu air minum. Suhu dapat mempengaruhi kehidupan dalam air. Kecepatan reaksi
atau pengurangan, proses pengendapan zat padat serta kenyamanan dalam badan-badan air.
Limbah yang mempunyai temperatur panas yang akan mengganggu pertumbuhan
biota tertentu. Temperatur yang dikeluarkan suatu limbah cair harus merupakan temperatur
alami. Suhu berfungsi memperlihatkan aktifitas kimiawi dan biologis. Pada suhu tinggi
pengentalan cairan berkurang dan mengurangi sedimentasi. Tingkat zat oksidasi lebih besar
pada suhu tinggi dan pembusukan jarang terjadi pada suhu rendah.

B. Tujuan
Menetapkan harga pH suatu sampel dari air sungai

C. Alat dan Bahan
1. Alat yang digunakan:
a. pH Meter
b. Beaker Glass
c. Termometer
2. Bahan yang dipergunakan:
a. Sampel Air
b. Buffer pH 4
c. Buffer pH 7

D. Langkah-Langkah Kerja
1. Sebelum mempergunakan peralatan pH meter,sebaiknya alat tersebut dikalibrasi
terlebih dahulu.Adapun cara kalibrasi tersebut adalah ambil larutan buffer 7, celupkan
elektroda pH meter, atur hingga angka pH meter menunjukkan pada angka 7.
2. Ambil larutan buffer 4, celupkan elektroda pH meter,atur hingga angka pH meter
menunjukkan pada angka 4.
3. Kemudian ambil sampel, lalu ukur pH-nya dengan pH meter dengan cara yang pada
langkah nomor 1 dan nomor 2.
4. Baca harga pH-nya yang tertera pada pH meter.
5. Sementara itu, ukur suhu dari sampel yang baru diambil.
6. Catat hasil pembacaan.




2. PENETAPAN KEKERUHAN (Pengukuran pada Sampel Baru)
A.Dasar Teori
Kekeruhan air disebabkan oleh materi tersuspensi, seperti tanah liat yang halus, bahan
organik halus, larutan senyawa organik , dan plankton. Kekeruhan menyebabkan cahaya
yang akan tersebar dan diserap ketimbang ditransmisikan dalam garis lurus melalui sampel
(Arnold Grennberg E, 1992). Kekeruhan air disebabkan oleh partikel-partikel tersuspensi
yang mengganggu berlalunya cahaya dalam air.Partikel-Partikel ini dapat berupa senyawa
organik maupun anorganik,dan ditemukan sebagai partikel koloid dan keruh, dimana akan
mempengaruhi transmisi cahaya yang melaluinya. Oleh karena itu penyerapan cahaya
pada ekosistem air ini tidak dapat dipikul rata, melainkan masih harus dibedakan secara
ilmiah diantara penyerapannya oleh air itu sendiri, garam-garam terlarut, benda
suspensi.Hal ini disebabkan masing-masing bahan tersebut mempunyai tingkat penyerapan
sendiri-sendiri terhadap cahaya/sinar.
Dalam penentuan kekeruhan sebaiknya dilakukan pada hari yang sama dengan
pengambilan sampel. Bila sampel harus disimpan maka harus dalam ruangan gelap,
maksimum sampai 24 jam. Penyimpanan yang terlalu lama dapat menyebabkan perubahan
yang sifatnya tetap. Sebelum dilakukan pemeriksaan sampel, sampel harus dikocok
terlebih dahulu dengan kuat. Satuan yang dipergunakan untuk menentukan standar
kekeruhan sampel air adalah sebagai mg/liter SiO
2
sama dengan 1 unit kekeruhan.

B.Tujuan
Menetapkan kekeruhan sampel air dari sampel air sungai.

C.Alat dan Bahan
1. Alat yang dipergunakan
a.Turbidimeter set
b. Beaker glass
c. Kuvet
2.Bahan yang dipergunakan
a. Sampel Air
b. Larutan standar 0 NTU
c. Larutan standar 40 NTU


D. Langkah-Langkah Kerja
1. Sebelum mempergunakan peralatan turbidimeter, kalibrasi terlebih dahulu dengan
larutan standar.Masukkan larutan standar 0 NTU ke dalam photo sel turbidimeter,
tekan tombol test,bila angka pada layar tidak menunjukkan angka 0, maka putar
tombol Zero hingga menunjukkan angka 0.
2. Kemudian ambil larutan standar 0 NTU,ganti dengan larutan standar 40 NTU,tekan
tombol test, apabila pada layar tidak menunjukkan angka 40 NTU, maka putar tombol
CAL hingga menunjukkan angka 40 NTU.
3. Untuk pengukuran sampel, ambil sampel air yang akan diukur,lalu masukkan kedalam
kuvet hingga penuh jangan sampai ada gelembung udara.Kemudian tekan tombol
Test.
4. Baca harga kekeruhan dan catat hasil pembacaan!

Catatan:
A. Selesai kalibrasi jangan lagi memutar tombol ZERO maupun CAL
B. Pembacaan nilai setiap pengukuran dilakukan dengan hitungan ketukan 10 yang stabil

3.PENETAPAN TOTAL PADATAN

A.Dasar Teori
Di dalam lingkungan perairan terlarut berbagai mineral alami sebagai bahan kimia
anorganik dan berdisosiasi di dalamnya sebagai ion-ion. Karena sifatnya sebagai suatu media
fisis, ternyata mampu ikut mengangkut berbagai bahan kimia,hingga tidak mustahil air
mengalami suatu kontaminasi. Kita telah melihat bahwa pada perairan terdapat bahan-bahan
yang mengambang, dimana bahan-bahan tersebut harus dihilangkan. Penentuan zat padat
dalam air mempunyai arti penting untuk perencanaan dan pengawasan proses-proses
pengolahan air minum dari bahan baku air sungai atau pengolahan buangan.Zat padat dalam
air dapat dapat merupakan zat padat terlarut dan zat tersuspensi.Zat padat organic berasal dari
limbah domestic dan limbah industri.Sedangkan zat padat tersuspensi dapat berupa suspensi
dan koloid dari limbah tanah liat, dan bahan-bahan organik. Pengertian zat padat total
meliputi kedua jenis zat padat tersebut (zat padat pelarut + zat padat tersuspensi) yang dapat
berupa bahan bahan organik dan anorganik.
Dalam kegiatan praktikum di laboratorium kita akan menetapkan nilai dalam cawan
penguapan total padatan pada sampel air. Prinsip penetapannya adalah bahwa contoh air yang
telah dikocok dengan merata, diuapkan dalam cawan penguapan yang telah diketahui
beratnya.Kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 103
o
105
o
C sampai beratnya konstan.
Beda berat cawan kosong dengan yang berisi sampel air yang sudah diuapkan dan
dikeringkan merupakan berat total padatan
Salah satu pengukuran yang dapat dilakukan untuk mengetahui baku mutu air adalah
melalui pengukuran kandungan zat padatan TSS (Total Suspended Solid) dan TDS (Total
Dissolve Solid). Berikut bahasan lengkap tentang TSS dan TDS.
A. Total Suspended Solid (TSS)
Total suspended solid atau padatan tersuspensi total (TSS) adalah residu dari padatan
total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2m atau lebih besar dari
ukuran partikel koloid. TSS menyebabkan kekeruhan pada air akibat padatan tidak terlarut
dan tidak dapat langsung mengendap.
Zat Padat Tersuspensi dapat bersifat organis dan inorganis. Jumlah padatan
tersuspensi dapat dihitung menggunakan Gravimetri, padatan tersuspensi akan mengurangi
penetrasi sinar matahari ke dalam air sehingga akan mempengaruhi regenerasi oksigen serta
fotosintesis (Misnani, 2010). Material tersuspensi mempunyai efek yang kurang baik
terhadap kualitas badan air karena dapat menyebabkan menurunkan kejernihan air dan dapat
mempengaruhi kemampuan ikan untuk melihat dan menangkap makanan serta menghalangi
sinar matahari masuk ke dalam air. Endapan tersuspensi dapat juga menyumbat insang ikan,
mencegah telur berkembang. Kandungan TSS dalam badan air sering menunjukan
konsentrasi yang lebih tinggi pada bakteri, nutrien, pestisida, logam didalam air (Margareth,
2009).
TSS memberikan kontribusi untuk kekeruhan dengan membatasi penetrasi cahaya
untuk fotosintesis dan visibilitas di perairan. Oleh karena itu nilai kekeruhan tidak dapat
dikonversi ke nilai TSS. Kekeruhan sendiri merupakan kecenderungan ukuran sampel untuk
menyebarkan cahaya. Sementara hamburan diproduksi oleh adanya partikel tersuspensi
dalam sampel. Kekeruhan adalah murni sebuah sifat optik. Pola dan intensitas sebaran akan
berbeda akibat perubahan dengan ukuran dan bentuk partikel serta materi.
Total Dissolve Solid (TDS)
Total Dissolve Solid (TDS) yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat organik maupun
anorganik) yang terdapat pada sebuah larutan. TDS menggambarkan jumlah zat terlarut
dalam part per million (ppm) atau sama dengan milligram per liter (mg/L). Umumnya
berdasarkan definisi diatas seharusnya zat yang terlarut dalam air (larutan) harus dapat
melewati saringan yang berdiameter 2 micrometer (210
-6
meter).
Ada dua metode yang sering digunakan dalam pengukuran TDS dan TSS, yaitu:
Gravimetri
Gravimetri adalah pemeriksaan jumlah zat dengan cara penimbangan hasil reaksi
pengendapan. Gravimetri merupakan pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan paling
sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Hal ini dikarenakan metode
gravimetri ditentukan melalui penimbangan langsung massa zat yang dipisahkan dari zat-zat
lain.
Bagian terbesar dari gravimetri meliputi transformasi unsur atau radikal kesenyawaan
murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti.
Metode gravimetri memakan waktu yang cukup lama. Adanya pengotor pada konstituen
dapat diuji dan bila perlu digunakan faktor-faktor koreksi. Faktor paling penting dalam
metode ini yaitu proses pemisahan harus cukup sempurna sehingga kualitas analit yang
ditimbang mendekati murni (Irha, 2011).
Electrical Conductivity
Konduktivitas listrik air secara langsung berhubungan dengan konsentrasi padatan
terlarut yang terionisasi dalam air. Ion dari konsentrasi padatan terlarut dalam air
menciptakan kemampuan pada air untuk menghasilkan arus listrik yang dapat diukur
menggunakan conductivity meter. Electrical conductivity berfungsi mengukur konduktivitas
listrik bahan-bahan yang terkandung dalam air.
B. Tujuan
Menetapkan total pada padatan sampel air dari sampel air sungai dengan metode
gravimetri sederhana.
C. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan Bahan yang digunakan
a. Desikator f. Kertas saring a.Sampel Air sungai
b. Labu ukur g. Gelas Ukur
c. Erlenmeyer h. Oven
d. Refluks i. Hot Plate
D. Langkah langkah Kerja
Pada praktikum Pengukuran Total Suspended Solid (TSS) digunakan metode gravimetri.
dalam gravimetri terdapat 2 tahap pengerjaan, yaitu :

1.1. Pengukuran Padatan Tersuspensi Total (TSS) dengan preparasi Kertas Saring
1.1.1 Preparasi kertas saring
1. Disiapkan kertas saring yang bersih
2. Keringkan dalam oven pada suhu 103C sampai dengan 105C selama 30
menit, dinginkan dalam desikator selama 10-15 menit kemudian timbang.
3. Dilakukan pengeringan pada kertas saring sampai diperoleh berat konstan
atau sampai perubahan berat lebih kecil dari 4% terhadap penimbangan
sebelumnya atau lebih kecil dari 0,5 mg.
1.1.2 Analisis TSS
1. Siapkan alat penyaringan kemudian basahi saringan dengan sedikit air suling
atau aquades.
2. Aduk sampel sampai homogen kemudian pindahkan sebanyak 50 mL
kedalam gelas ukur.
3. Kemudian masukkan sampel kedalam peralatan penyaringan dan tunggu
sampai semua larutan melewati saringan
4. Pindahkan kertas saring secara hati-hati dari peralatan penyaring ke cawan
petri.
5. Keringkan dalam oven selama 1 jam pada suhu 103C sampai dengan
105C, dinginkan dalam desikator selama 10-15 menit untuk
menyeimbangkan suhu dan timbang.
6. Ulangi tahapan pengeringan, pendinginan dalam desikator, dan lakukan
penimbangan sampai diperoleh berat konstan

1.2. Pengukuran Padatan Tersuspensi Total (TSS) dengan preparasi Cawan
Penguapan
1. Aturlah furnance pada suhu 550
o
C dan masukkan cawan penguapan ke
dalamnya selama 1 jam
2. Ambil dengan menggunakan tang krusibel, lalu dinginkan dalam
desikator,kemudian ditmbang dan simpan dalam desikator sampai siap untuk
digunakan.
3. Tuangkan sampel air 50 mL ke dalam cawan penguapan tersebut,dan uapkan
sampai habis (dengan alat refluks).
4. Keringkan cawan + sampel air yang telah diuapkan dalam oven pada
temperatur sekitar 103
o
105
o
C selama 1 jam.
5. Setelah 1 jam ambil cawan tersebut,lalu dinginkan dalam desikator Setelah
dingin timbang cawan tersebut.
6. Ulangi langkah nomor 4 sampai nomor 6 hingga diperoleh berat konstan.

E. Perhitungan
Total suspended solid atau padatan tersuspensi total (TSS)



F. Hasil Pengamatan
a. Pengukuran Sampel Baru
No Lokasi Waktu
Pengamatan
Harga
(pH)
Kekeruhan
(Turbidimeter)
Suhu
1 Sungai
belakang kimia
FMIPA UM
07.30 7,345 15,3
15,0
15,6
25
0
C

b. Padatan Tersuspensi Total (TSS) dengan preparasi Kertas Saring
No Volume
sampel
Massa kertas
saring
Massa kertas
saring + endapan
Massa
endapan
1 50 mL 0,63 g 0,74 g 0,11 g

c. Padatan Tersuspensi Total (TSS) dengan preparasi Cawan Penguapan
No Volume Massa cawan Massa Massa


Dimana:
A = Berat sampel yang dikeringkan + cawan
B = Berat cawan kosong.
V = mL contoh sampel
sampel penguapan cawan + endapan endapan
1 50 mL 103,08 g 103,24 g 0,16 g


TSS1










= 2,2 mg/L

TSS1




= 3,2 mg/L

G. Pembahasan
Derajat Keasaman (pH) pada sampel baru
Derajat keasaman merupakan gambaran jumlah atau aktivitas ion hydrogen dalam
perairan. Secara umum nilai pH menggambarkan seberapa besar tingkat keasaman atau
kebasaan suatu perairan. Perairan dengan nilai pH = 7 adalah netral, pH < 7 dikatakan kondisi
perairan bersifat asam, sedangkan pH > 7 dikatakan kondisi perairan bersifat basa (Effendi,
2003). Pada percobaanyang dilakukan pada tanggal 3 Februari 2013, dilakukan penentuan pH
dengan menggunakan alat pH meter dan didapatkan pH air sungai sampel dari belakang
sungai FMIPA Kimia UM relatif relatif netral yaitu 7,345. Namun pH pada sampel
menunjukkan sifat sedikit basa, hal ini disebabkan karena dibelakang sungai FMIPA Kimia
UM terdapat sedikit limbah domestik. Selain itu adanya bahan kimia karbonat, bikarbonat
dan hidroksida akan menaikkan kebasaan air.

Pengukuran Suhu pada sampel baru
Suhu sangat berpengaruh terhadap proses-proses yang terjadi dalam badan air. Suhu
air buangan kebanyakan lebih tinggi daripada suhu badan air. Hal ini erat hubungannya
dengan proses biodegradasi. Pengamatan suhu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi
perairan dan interaksi antara suhu dengan aspek kesehatan habitat dan biota air lainnya. dari
hasil pengukuran yang telah dilakukan didapatkan suhu sebesar 25
0
C. suhu yang didapatkan
pada waktu praktikum lebih rendah dari suhu ruangan. Hal ini karena pada waktu
pengambilan sampel dilakukan pada waktu pagi hari dengan intensitas radiasi matahari yang
masih kecil. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nontji ( 1979 ) menyatakan bahwa suhu air di
permukaan dipengaruhi oleh kondisi meteorologi yakni curah hujan, penguapan , kelembapan
udara, suhu udara, kecepatan angin, dan intesitas radiasi matahari. Oleh sebab itu suhu di
permukaan biasanya mengikuti pada musiman. Suhu perairan biasanya akan meningkat
apabila intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam perairan dalam jumlah yang besar.

Kekeruhan pada sampel baru
Mengukur kekeruhan berarti menghitung banyaknya bahan-bahan terlarut di dalam
air. Sungai yang keruh menyebabkan cahaya matahari yang masuk ke permukaan air
berkurang mengakibatkan menurunnya proses fotosinstesis oleh tumbuhan air sehingga
suplai oksigen yang diberikan oleh tumbuhan dari proses fotosintesis berkurang. Bahan-
bahan terlarut dalam air juga menyerap panas yang mengakibatkan suhu air meningkat
sehingga jumlah oksigen terlarut dalam air berkurang. Pengukuran kekeruhan air sungai pada
waktu percobaan diukur dengan turbidity meter.

Pengukuran Padatan Tersuspensi Total (TSS) dengan preparasi Kertas Saring
Pada penentuan kadar padatan tersuspensi di dalam sampel air ini digunakan metode
gravimetri dengan cara mengendapkan padatan tersuspensi yang terkandung di dalam sampel
air yang dianalisa. Pengendapan dilakukan dengan cara menyaring sampel air sehingga
keduanya menjadi terpisah, dimana padatan tersuspensi memiliki ukuran molekul yang lebih
besar dari pada padatan terlarut sehingga padatan tersuspensi ini akan tertinggal pada kertas
saring saat penyaringan dilakukan. Sebelum disaring, sampel air terlebih dahulu dikocok agar
zat-zat yang terkandung di dalamnya tersebar merata dan homogen kemudian dimasukkan
kedalam 50 mL kedalam gelas ukur lalu disaring menggunakan kertas whatman 0,45 m.
Endapan yang tertinggal pada kertas saring sebagai padatan tersuspensi ini kemudian
diletakkan pada wadah berupa cawan petri kemudian dilakukan pemanasan di dalam oven
dengan suhu 103
0
C - 105C selama sekitar 1 jam bertujuan untuk menghilangkan kadar air
yang terdapat pada kertas saring maupun endapan sehingga akan diperoleh berat padatan
tersuspensi yang akurat. Setelah dilakukan pemanasan maka kertas saring beserta wadahnya
didinginkan di dalam desikator selama 10 - 15 menit selanjutnya ditimbang hingga diperoleh
berat yang konstan. Dilakukan penimbangan sampai diperoleh berat konstan. Adapun Hasil
yang diperoleh pada sampel A
1
adalah 2,2 mg/L. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan
TSS tidak terlalu tinggi dan sungai dibelakang gedung Kimia FMIPA UM tidak terlalu keruh.

Pengukuran Padatan Tersuspensi Total (TSS) dengan preparasi Cawan Penguapan
Pada pengukuran TSS dengan cawan penguapan pertama tama cawan penguapan
dipanaskan dengan menggunakan furnance pada suhu 550
o
C dan masukkan cawan
penguapan ke dalamnya selama 1 jam kemudian ditimbang dan simpan dalam desikator.
sampel air 50 mL dituangkan ke dalam cawan penguapan tersebut, dan diuapkan sampai
habis (dengan alat refluks). Setelah sampel kering di dalam cawan, dihitung massa cawan
penguapan beserta endapannya dan di peroleh massa endapan yaitu 0,16 g. Setelah itu
dilakukan penghitungan TSS dan didapatkan harga sebesar 3,2g/L. Hal ini menunjukkan
bahwa kandungan TSS cukup tinggi sehingga dapat mengurangi penetrasi cahaya yang
masuk kedalam perairan. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Nybakken (1992) bahwa padatan
tersuspensi akan mengurangi penetrasi cahaya ke dalam air, sehingga mempengaruhi
regenerasi oksigen secara fotosisntesis dan kekeruhan air juga semakin meningkat.
peningkatan kandungan padatan tersuspensi dalam air dapat mengakibatkan penurunan
kedalaman eufotik, sehingga kedalaman perairan produktif menjadi turun. Hal ini didukung
dengan pernyataan Anonim (2011) bahwa Masuknya padatan tersuspensi ke dalam perairan
dapat menimbulkan kekeruhan air. Hal ini menyebabkan menurunnya laju fotosintesis
fitoplankton, sehingga produktivitas primer perairan menurun, yang pada gilirannya
menyebabkan terganggunya keseluruhan rantai makanan.
I. Jawaban Pertanyaan
Faktor-faktor apakah yang menyebabkan harga pH pada lingkungan perairan
berbeda?
Derajat keasaman merupakan gambaran jumlah atau aktivitas ion hydrogen dalam
perairan. Secara umum nilai pH menggambarkan seberapa besartingkat keasaman
atau kebasaan suatu perairan. Perairan dengan nilai pH = 7 adalah netral, pH < 7
dikatakan kondisi perairan bersifat asam, sedangkan pH > 7 dikatakan kondisi
perairan bersifat basa (Effendi, 2003). Adanya karbonat, bikarbonat dan hidroksida
akan menaikkan kebasaan air, sementara adanya asamasam mineral bebas dan asam
karbonat menaikkan keasaman suatu perairan. Sejalan dengan pernyataan tersebut,
Mahida (1986) menyatakan bahwa limbah buangan industri dan rumah tangga dapat
mempengaruhi nilai pH perairan. Nilai pH dapat mempengaruhi spesiasi senyawa
kimia dan toksisitas dari unsur-unsur renik yang terdapat di perairan, sebagai contoh
H2S yang bersifat toksik banyak ditemui di perairan tercemar dan perairan dengan
nilai Ph rendah.
Bila anda mengukur harga pH pada titk A, apakah pH yangsama bila Anda
mengukur pada titik B yang berjarak 100 meter dari titik A? Jelaskan?
Jika persyaratan pH air sungai untuk peruntukan tertentu berada pada
rentangan harga skala pH 5 9, masih memenuhi syaratkah air sungai
tersebut?
Tidak.
Bila dalam suatu pabrik ada dua bak pembuangan, bak A dan bak B, dimana
ketinggian kedua bak tersebut berbeda. Apakah harga kekeruhan dari kedua
bak berbeda? Jelaskan dan sebutkan faktor faktor yang mempengaruhinya?

Bila anda mengukur kekeruhan pada titik A, apakah harga kekeruhan pada
titik A mempunyai harga kekeruhan yang sama bila anda mengukur pada titik
B yang berjarak 100 meter dari titik A? Jelaskan?

J. Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
a. Dari hasil penentuan pH dengan menggunakan alat pH meter dan didapatkan pH air
sungai sampel dari belakang sungai FMIPA Kimia UM relatif relatif netral yaitu
7,345.
b. Suhu pada saat praktikum yaitu 25
0
C yang leih rendah dari suhu ruang. Peningkatan
suhu terjadi pada siang hari hal ini dapat disebabkan kondisi sinar matahari dan juga
dapat di pengaruhi oleh kondisi cuaca.
c. Adapun Hasil yang diperoleh pada sampel dengan menggunakan kertas saring
adalah 2,2 mg/L.
d. Hasil dari penghitungan TSS dari cawan penguapan dan didapatkan harga sebesar
3,2g/L. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan TSS cukup tinggi sehingga dapat
mengurangi penetrasi cahaya yang masuk kedalam perairan

K. Daftar Pustaka
Asdak, C. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Cha-cha. 2012. [Makalah] Total Suspended Solid (TSS) dan Total Dissolve Solid (TDS). Online:
http://~My StOrY ChEmIsTrY~ [Makalah] Total Suspended Solid (TSS) dan Total
Dissolve Solid (TDS).html (diakses tanggal 4 Februari 2014)

L. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai