Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM ANALITIK INSTRUMEN

PENENTUAN KADAR PROTEIN DENGAN METODE KJEDAHL

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Analitik Instrumen

Oleh

Kelompok 6

Rizwan Firzatulloh (131411049)

Shafira Damayanti (131411051)

Sidna Kosim Amrulah (131411052)

Tasya Diah Rachmadiani (131411054)

Kelas 1B

PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2014
PENENTUAN KADAR PROTEIN DENGAN

METODE KJEDAHL

A. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui dan memahami prinsip dasar penentuan kadar nitrogen dengan metoda
Kjedahl.
2. Mampu menetapkan kadar protein dari sampel berdasarkan metoda Kjedahl.

B. Dasar Teori
Analisis protein dalam bahan pangan dapat dilakukan dengan dua metode yaitu
metode kuantitatif dan kualitatif. Kadar protein yang ditentukan berdasarkan cara
Kjedahl disebut sebagai kadar protein kasar (crude protein) karena terikut senyawaan N
bukan protein.

Prinsip kerja dari metode Kjedahl adalah protein dan komponen organik dalam
sampel didestruksi dengan menggunakan asam sulfat dan katalis. Hasil destruksi
dinetralkan dengan menggunakan larutan alkali dan melalui destilasi. Destilat ditampung
dalam larutan asam borat. Selanjutnya ion- ion borat yang terbentuk dititrasi dengan
menggunakan larutan HCl.

Metode Kjedahl merupakan metode yang sederhana untuk penetapan nitrogen total
pada asam amino, protein dan senyawa yang mengandung nitrogen. Sampel didestruksi
dengan asam sulfat dan dikatalisis dengan katalisator yang sesuai sehingga akan
menghasilkan amonium sulfat. Setelah pembebasan dengan alkali kuat, amonia yang
terbentuk disuling uap secara kuantitatif ke dalam larutan penyerap dan ditetapkan secara
titrasi. Metode ini telah banyak mengalami modifikasi. Metode ini cocok digunakan
secara semimikro, sebab hanya memerlukan jumlah sampel dan pereaksi yang sedikit dan
waktu analisa yang pendek.

Analisa protein cara Kjedahl pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga tahapan yaitu
proses destruksi, proses destilasi dan tahap titrasi.
1. Tahap destruksi
Pada tahapan ini sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga terjadi
destruksi menjadi unsur-unsurnya. Elemen karbon, hidrogen teroksidasi menjadi CO,
CO2 dan H2O. Sedangkan nitrogennya (N) akan berubah menjadi (NH4)2SO4. Untuk
mempercepat proses destruksi sering ditambahkan katalisator berupa campuran
Na2SO4 dan HgO (20:1). Gunning menganjurkan menggunakan K2SO4 atau CuSO4.
Dengan penambahan katalisator tersebut titk didih asam sulfat akan dipertinggi
sehingga destruksi berjalan lebih cepat. Selain katalisator yang telah disebutkan tadi,
kadang-kadang juga diberikan Selenium. Selenium dapat mempercepat proses oksidasi
karena zat tersebut selain menaikkan titik didih juga mudah mengadakan perubahan
dari valensi tinggi ke valensi rendah atau sebaliknya.

2. Tahap destilasi
Pada tahap destilasi, ammonium sulfat dipecah menjadi ammonia (NH3) dengan
penambahan NaOH sampai alkalis dan dipanaskan. Agar supaya selama destilasi
tidak terjadi superheating ataupun pemercikan cairan atau timbulnya gelembung gas
yang besar maka dapat ditambahkan logam zink (Zn). Ammonia yang dibebaskan
selanjutnya akan ditangkap oleh asam klorida atau asam borat 4 % dalam jumlah
yang berlebihan. Agar supaya kontak antara asam dan ammonia lebih baik maka
diusahakan ujung tabung destilasi tercelup sedalam mungkin dalam asam. Untuk
mengetahui asam dalam keadaan berlebihan maka diberi indikator misalnya BCG +
MR atau PP.

3. Tahap titrasi
Apabila penampung destilat digunakan asam khlorida maka sisa asam khorida
yang bereaksi dengan ammonia dititrasi dengan NaOH standar (0,1 N). Akhir titrasi
ditandai dengan tepat perubahan warna larutan menjadi merah muda dan tidak hilang
selama 30 detik bila menggunakan indikator PP.
%N = N. NaOH 14,008 100%.
C. Alat dan Bahan

Alat jumlah
Tabung reaksi 8 buah
Tabung Kjeldahl 4 buah
Pemanas Kjeldahl 1 unit
Alat distilasi 1 unit
Buret 50 ml 1 buah
Erlenmeyer 250 ml 5 buah
Spatula 2 buah
Kertas timbang
Batu didih 15 buah
Gelas ukur 25 ml 1 buah
Pipet tetes 2 buah
Corong gelas 1 buah

Bahan Jumlah
Garam Kjeldahl (CuSO4: Na2SO4) 27 gram : 3 gram
Lar. Asam Borat 1L
Lar. Protein standar ( susu bubuk )
Aquadest
Lar.HCl 0,02 N 250ml
Lar NaOH 30% 500ml
D. Langkah kerja
1. Pembuatan Larutan Asam Borat 2%
Menimbang 10 gram asam
borat

Menambahkan aquadest
sampai 500 ml

Pemanaskan sampai larutan


homogen

Diperoleh larutan asam borat 2%


500ml

Memasukkan masing-masing 100


ml asam borat pada keempat
erlenmeyer

Penambahan masing-masing
erlenmeyer dengan 3 tetes mixed
indicator

2. Standarisasi HCl
Analit yang digunakan : Boraks (Na2B4O7..10H2O)

Boraks aquades indikator HCl

Menimbang Melarutkan Penambahan Titrasi dg HCl Catat VHCl &

indicator Lakukan Perhitungan


3. Destruksi
Rangkai peralatan destruksi

Menimbang cuplikan 0,4353 gr, 0,9325 gr, dan 1,720 gr

Masukkan sampel ke dalam tiga tabung destruksi

Masukkan cuplikan dan garam hydrat ke dalam tabung

Masukkan batu didih masing-masing 2 buah

Masukkan H2SO4 20 ml masing-masing pada keempat tabung

Pasang tabung pada pemanas

Nyalakan air

Masukkan tabung dan pemanas pada lemari asam

Putar pemanas ke angka 7

Putar pemanas ke angka 5 setelah gas hilang

Setelah berwarna hijau muda, putar pemanas ke angka 0 lalu matikan

Tunggu tabung sampai dingin, setelah dingin air keran matikan dan lepas tutup pelan-pelan

Masukkan aquadest 100ml dengan bagi 2 kemudian turunkan pelan-pelan

Ambil erlenmeyer lalu bilas dengan aquadest

Buka saluran pembuangan

Ambil tabung dengan penjepit


4. Destilasi

Hubungkan alat destilasi dengan


listrik

Hidupkan air keran yang terhubung


dengan alat destilasi

Tekan tombol "on", tunggu 10


menit untuk memanaskan alat
destilasi

Alirkan NaOH dengan membuka


katup A, tutup kembali setelah
larutan berwarna hitam atau biru.

Buka katup B dan tutup katup C.


Tunggu sampai volume larutan di
erlenmeyer menjadi 175 mL.

Turunkan erlenmeyer penampung


distilat

Tutup katup B. Amati larutan dalam


tabung destruksi mengalir ke
pembuangan

Keluarkan tabung destruksi dari


alat destilasi.

Bilas pipa yang ada di tabung


destruksi dan buka katup C
5. Titrasi

Siapkan buret dan


larutan HCl yang
telah dibakukan
untuk titrasi sampel

Titrasi dan catat


volume HCl yang
ditambahkan

Ulangi percobaan
dengan sampel
2,3,dan blanko

E. DATA PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA


1. Standarisasi HCl
Berat Boraks = 0,1011 gr
Mr Boraks = 381,2 gr/mol
Volume HCl = 5,8 mL

0,1011 2 1000
NHCl = 382 5,8
= 0,0914 N

Berat Boraks = 0,1001 gr


Mr Boraks = 381,2 gr/mol
Volume HCl = 5,8 mL

0,1001 2 1000
NHCl = = 0,0937N
382 5,8

0,0914+0,09375
NHCl rata-rata = = 0,09255N
2
2. Pembuatan Larutan NaOH 30% (b/v)
Berat NaOH = 150,0000 gram
Volume = 500 mL
berat NaOH
% NaOH = 100%

150,0000
= 100%
500

= 30%

3. Pembuatan Larutan Asam Borat 2% (b/v)


Berat asam borat = 10,0000 gram
Volume = 500 mL
berat asam borat
% Asam borat = 100%

10,0000
= 100%
500

= 2,0000 %
4. Tabel Data
Berat Sampel/Susu Berat garam Volume asam Volume asam
NO
(gram) kjedahl (gram) sulfat (mL) klorida (mL)
1 Blanko 7,5 20 0,5 mL
2 0,4353 7,5 20 16,8 mL
3 0,9325 7,5 20 25,7 mL
4 1,1700 7,5 20 27,1 mL

5. % Nitrogen dalam sampel


a. Sampel 0,0 gram (Blanko)
Volume HCl untuk titrasi blanko (V0) = 0,0 ml
[() % ]
% = []
=%

b. Sampel 0,4353 gram


Volume HCl untuk titrasi sampel (Va) = 16,8 ml
Volume HCl untuk titrasi blanko (V0) = 0,5 ml
Konsentrasi HCl (N) = 0,09255 N
Berat eqivalen nitrogen = 14 gr/mol
Berat Sampel (p) = 0,4353 gram
[( ) % ]
% =
[]
[(16,8 0,5)0,09255 x 14 x 100 % ]
= [0,4353 x 1000]

= 4,8518 %

c. Sampel 0,9325 gram


Volume HCl untuk titrasi sampel (Va) = 25,7 ml
Volume HCl untuk titrasi blanko (V0) = 0,0 ml
Konsentrasi HCl (N) = 0,09255 N
Berat eqivalen nitrogen = 14 gr/mol
Berat Sampel (p) = 0,9325 gram = 932,5 mgram
[() % ]
% = []
[(25,7 0,0)0,09255 x 14 x 100 % ]
= [932,5]

= 3,7848%

d. Sampel 1,1700 gram


Volume HCl untuk titrasi sampel (Va) = 27,1ml
Volume HCl untuk titrasi blanko (V0) = 0,0 ml
Konsentrasi HCl (N) = 0,09255 N
Berat eqivalen nitrogen = 14 gr/mol
Berat Sampel (p) = 1,1700 gram = 1170,0 mgram
[() % ]
% = []
[(27,1 0,0)0,09255 x 14 x 100 % ]
= [1170,0]

= 3,0012%
% Nitrogen rata rata

4,8518 %+ 3,5015 %+3,0012 %


% N rata-rata =
3

= , %

6. Kadar Protein dalam sampel


Harga f (faktor konversi kandungan N) pada susu bubuk = 6,38

% protein = f x % Nrata-rata

% protein dalam sampel = f x % Nrata-rata


= 6,25 x 3,7848 %
= 23,6550 %

% Protein % Protein yang


Sampel % Nitrogen
berdasarkan praktek tertera pada sampel
0,4353 gram 4,8518 %
0,9325 gram 3,5015 %
23,6550 % 11 %
1,1700 gram 3,0012 %
Rata-Rata 3,7848 %

7. Pengamatan Saat Praktek

No. Proses Pengamatan Gambar


1. Destruksi Muncul gas, tetapi tidak
lebih banyak dari labu B.
Larutan tidak menjadi
berwarna kehitaman. Gas
hilang lebih cepat. Larutan
berubah warna menjadi
hijau bening.
Muncul gas, tetapi tidak
lebih banyak dari labu C.
Larutan berubah warna
menjadi kehitaman,
kemudian berangsur-
angsur berubah warna
menjadi hijau lumut serta
gas perlahan menghilang.

Muncul gas, tetapi tidak


lebih banyak dari labu D.

Larutan berubah warna


menjadi hijau lumut serta
gas perlahan menghilang.
Pada 5 menit pertama,
muncul banyak gas.
Larutan menjadi berwarna
kehitaman. Gas berangsur-
angsur menghilang dan
larutan berubah warna
menjadi hijau bening.
Pada tabung 0,75 gram
muncul lagi gas.
Pada tabung A, B dan D
muncul sedikit gas.
Seringkali gas menghilang
dan ada lagi.
Mulai timbul bercak-
bercak.
Gas mulai menghilang
lagi.
Tabung B mulai berubah
warna menjadi hijau
bening.
Tabung C mulai berwarna
cokelat muda, kemudian
berubah warna menjadi
hijau bening.
Tabung B mulai berwarna
hijau bening seperti tabung
A.
Kandungan air semakin
berkurang, terutama pada
tabung C dan D.
Gas mulai muncul
kembali.
Larutan yang mengandung
susu kandungan airnya
berkurang paling banyak.
2. Distilasi Setelah dialirkan larutan
NaOH, larutan yang
mengandung sampel
menjadi berwarna hitam
gelap.

Larutan asam borat +


indikator yang diletakkan
pada penampungan distilat,
sebelumnya berwarna
merah muda, dan setelah
didestilasi berubah menjadi
hijau bening.

Setelah dialirkan NaOH,

Larutan pada tabung destruksi


berubah warna menjadi biru,
kemudian berubah warna
menjadi hitam.

3. Titrasi Hasil Distilat yang


berwarna hijau bening
dititrasi dengan HCl (
0,09255 N) hingga warna
distilat kembali seperti
warna semula (merah
muda). Volume HCl yang
digunakan untuk titrasi
berbeda-beda antara blanko
dan masing-masing
samplenya.
Pembahasan
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui kadar protein dalam suatu zat, zat
yang digunakan adalah susu bubuk sachet dengan merk Dan Cow, untuk
mengetahui kadar protein suatu zat dilakukan 3 tahapan, yang pertama destruksi,
destruksi bertujuan untuk memecah komponen susu menjadi unsur N. Pada tahap
destruksi dilakukan pemecahan molekul susu dengan pemanasan, untuk hasil yang
lebih presisi, percobaan dilakukan dengan menggunakan 4 tabung, dan susu dijadikan
variabel, yaitu menggunakan susu dengan berat yang berbeda beda. Keempat tabung
diisi dengan asam sulfat 98 % sebanya 20 ml, Karena titik didih yang tinggi maka
asam sulfat akan membutuhkan waktu yang lama untuk menguap. Oleh karena itu,
kontak asam sulfat dengan sampel (susu) akan lebih lama sehingga proses destruksi
akan berjalan lebih efektif. Kemudian ditambahkan katalisator yaitu garam kjedahl,
selain itu ditambahkan juga batu didih, batu didih berfungsi sebagai perangkap panas,
dan menyebarkan panas yang merata sehingga akan mencegah terjadinya keretakan
pada tabung. Destruksi selesai apabila larutan sudah berubah warna menjadi hijau
muda.
Selanjutnya yaitu dilakukan destilasi, yaitu bertujuan untuk memisahkan zat yang
diinginkan, yaitu memecah amonium sulfat ((NH4)2SO4) menjadi gas amonia (NH3)
dengan menambah NaOH (dipanaskan) sampai larutan berubah berwarna hitam
gelap pada alat destilasi. stilasi. Larutan asam borat yang telah ditambah dengan
indikator pp ini berwarna pink (merah muda), setelah didestilasi berubah warna
menjadi hijau. Hal ini disebabkan oleh terjadinya reaksi antara asam borat dengan gas
NH3. Menurut persamaan reaksi :

(NH4 )SO4 + 2NaOH 2NH3 + Na2 SO4


2NH3 + H3 BO3 NH4 + + HBO3

(Merah muda) (hijau muda)


Kadar protein yang didapat sebesar 23,6550 %, sedangkan data yang tertera pada
label sampel sebesar 11 %. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanya beberapa
zat lain yang terdeteksi.

F. KESIMPULAN
1. Konsentrasi HCl yang digunakan dalam titrasi sebesar 0,09255 N
2. NaOH yang digunakan memiliki konsentrasi 30,0000 %.
3. Konsentrasi Asam Borat sebesar 2,0000 %.
4. Kadar Nitrogen total dalam sampel sebesar 3,7848 %
5. Kadar Protein dalam sampel sebanyak 23,6550 %.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun Analitik Instrument. 2011. Petunjuk Praktikum Kimia Analitik Instrumen KKTK-
1073. Bandung: Politeknik Negeri Bandung.

Hidayatulloh, Syarif. 2013. Penentuan Kadar Protein dan Senyawa Bernitrogen.


http://www.scribd.com. Diakses 3 Mei 2014.

Anda mungkin juga menyukai