I. Tujuan
1. Menentukan jumlah N-organik dalam sampel air
2. Menentukan pengaruh N-organik dalam air
3. Menentukan fungsi dilakukannya destilasi.
Nitrogen organik merupakan salah satu senyawa nitrogen dalam air. Metode analitik yang paling
umum digunakan dalam penentuan kadar nitrogen adalah metode Kjeldahl (GeneCraft Lab, 2020).
Metode kjeldahl pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu proses destruksi, proses destilasi
dan tahap titrasi. (Yusmayanti, 2019)
V. Cara Kerja
1. - Praktikum perhitungan N-
organik dilakukan pada
praktikum selanjutnya.
I. Tujuan
1. Menentukan konsentrasi ammonium dalam sampel air.
2. Menentukan kualitas sampel air berdasarkan jumlah ammonium dan ammonia.
3. Menentukan manfaat diketahuinya konsentrasi ammonium dalam air pada bidang Teknik
Lingkungan
Senyawa ammonia terbentuk dari N-organik yang terurai oleh mikroorganisme di dalam air dari hasil
limbah domestic, atau limbah kotoran hewan. Senyawa ammonia di dalam air, dalam suasana asam
(pH rendah) akan berubah menjadi ammonium (NH4 + ) (Sawyer, 2004)
Salah satu parameter pencemaran air ialah ammonia (NH3). Keberadaan ammonia dalam air sungai
yang melebihi ambang batas dapat mengganggu ekosistem perairan dan makluk hidup lainnya.
Ammonia sangat beracun bagi hampir semua organisme (Azizah, 2015). Jika terlarut di perairan akan
meningkatkan konsentrasi ammonia yang menyebabkan keracunan bagi hampir semua organisme
perairan (Murti, 2014).
Selain itu, Ammonium merupakan bahan pencemar yang dihasilkan dari keadaan dimana sumber air
dekat lokasi pembuangan sampah, saluran limbah terbuka yang tidak kedap air atau dekat sungai yang
menjadi tempat pembuangan sampah/ industry. (Lubis, 1987)
Ammonium dalam air cenderung mengikat oksigen dan membentuk ion nitrit dan nitrat sehingga dapat
menaikan kadar nitrit dan nitrat dalam air yang bisa membahyakan kesehatan jika dikonsumsi.
Ammonia bereaksi dengan hipoklorit dan phenol, dengan katalis natrium Nitroprusside, membentuk
senyawa indophenol yang berwarna biru.Warna biru yang terbentuk diukur dengan menggunakan
spektrofotometer pada panjang gelombang 640 nm
Dari hasil percobaan, menunjukan nilai absorbansi dari spektrofotometer adalah 0,049 serta persamaan
dari kurva kalibrasi adalah y = 2,1877x + 0,0129. Dengan memasukan absorbasi sebagai y, maka
didapatkan konsnetrasi ammonium adalah 0,0165 mg/l. Batas maksimum kandungan ammonia dalam
air minum sesuai Permenkes no 492 tahun 2010 tentang persyaratan kualitas air minum senilai 1,5
mg/l. Maka, sample air sudah memenuhi baku mutu.
Faktor yang mungkin mengakibatkan pengkuran ammonium kurang akurat adalah perhitungan sampel
air dari udara dan cahaya belum sepenuhnya sempurna. Masih ada udara yang ikut terbawa sehingga
ammonia dapat bereaksi dan membentuk nitrat dan nitrit. Selain itu, takaran penambahan reaksi yang
subjektif dan kurang akurat dapat mempengaruhi perhitungan kandungan ammonia dalam air.
Kesalahan lainnya yang dapat terjadi adalah kuvet pada perhitungan spektrofotometer yang sangat
sensitive terhadap kotoroan seperti sidik jari.
Kegunaan mengukur ammonium dalam air di bidang Teknik lingkungan adalah untuk menghindari
terjadinya eutrofikasi, karena mengingat ammonium/ammonia dapat beracun bagi ikan dan manusai
yang mengonsumsinya. Selain itu, pengukuran ammonia juga digunakan untuk menentukan desain
pengolahan apa yang cocok untuk mendapatkan effluent yang sesuai dengan baku mutu.
IX. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, menunjukan
1. Konsentrasi ammonium dalam sampel air adalah sebesar 0,0165 mg/l
2. Kualitas sampel air berdasarkan konsentrasi ammonium sudah memenuhi baku mutu, sesuai
dengan standar dari Permenkes no 492 tahun 2010. Artinya, badan air memiliki kualitas yang
baik.
3. Manfaat diketahuinya konsentrasi ammonium dalam air pada bidang Teknik Lingkungan adalah
untuk menghindari terjadinya eutrofikasi, karena mengingat ammonium/ammonia dapat beracun
bagi ikan dan manusai yang mengonsumsinya.
X. Daftar Pustaka
Azizah, Mia. 2015. Analisis Kadar Ammonia (NH3) dalam Air Sungai Cileungsi. Jurnal Nusa Sylva.
Lubis, Agustina. 1987. Ammonium Dalam Air Sumur Penduduk. Pusat Penelitian Ekologi Kesehatan.
Murti, R. Setiya dan C. Maria H.P. 2014. Optimasi Waktu Reaksi Pembentukan Kompleks Indofenol
Biru Stabil Pada Uji N-Ammonia Air Limbah Industri Penyamakan Kulit Dengan Metode
Fenat. Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol.30 No.1 Juni 2014: 29-34.
Permenkes RI. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492 Tahun 2010 Tentang Persyaratan
Kualitas Air Minum. Jakarta.
Sawyer, Clair N. 2004. Chemistry for Environmental Engineering. New York. Mc Graw Hill. Inc
Kamis, 22 Oktober 2020
MODUL 04
NITRIT
I. Tujuan
1. Menentukan jumlah nitrit dalam sampel air
2. Menentukan kualitas sampel air berdasarkan jumlah nitrit.
3. Menenentukan pengaruh keberadaan nitrit pada kesehatan
Nitrit merupakan salah satu senyawa nitrogen dalam air. Nitrit (NO2-) merupakan bentuk senyawa
nitrogen yang tidak stabil dan mudah teroksidasi menjadi nitrat (NO3-) (Sawyer, 2004). Berdasarkan
siklus nitrogen, nitrit terbentuk dari hasil oksidasi NH3. Proses nitrifikasi berlangsung dengan bantuan
bakteri Nitrosomonas sp. Energi hasil nitrifikasi diambil oleh bakteri untuk proses reproduksi serta
hidup dengan lingkungan bernuansa aerob. Nitrit adalah basa konjgasi dari asam lemah HNO2 denan
pKa = 3,4. Dalam bentuk garamnya nitrit mudah larut dalam air. Sifatnya raktif, mengoksidasi
antioksidan, mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ (Sri, 2000)
Perhitungan nitirt dapat menggunakan metode diazotasi. Reaksi diazotasi adalah reaksi antara nitrit
dengan senyawa yang memiliki amin aromatik primer dalam suasana asam akan membentuk garam
diazonium. (Diarti, 2015) Di Indonesia sesuai ketetapan Badan Standarisasi Nasional penetapan kadar
nitrit dalam air menggunakan Sulfanilamid sebagai sumber garam diazonium dan N-(1-naphthyl)
ethylene diamine dihydrochloridesebagai senyawa pengkupling (Badan Standarisasi Nasional, 2004)
Oksidasi memerlukan oksigen, oleh karena itu, konsentrasi nitrit digunakan sebagai indikaotr
pencemar. Standar WHO untuk kadar nitrit dalam air minum adalah 3 mg/l. Standar nitrit untuk air
minum melalui kemenkes no 907 tahun 2002 tentang kulaitas iar minum juga menetapkan 3 mg//l
sebagai ambnag batas.
Nitrit dengan asam sulfanilat dan N -(1-Naphtyl ethylen diamin) dihidrochloride dalam suasana asam
(pH 2 s.d 2,5) membentuk senyawa kompleks yang berwarna ungu. Warna ungu yang terjadi diukur
intensitasnya dengan spectrofotmeter pada panjang gelombang 520 nm.
0,7
0,6
y = 0,5944x - 0,0072
0,5
Absrobansi
0,4
0,3
0,2
0,1
0
-0,1 0 0,5 1 1,5
Konsentrasi (mg/L)
Dari hasil percobaan, menunjukan nilai absorbansi dari spektrofotometer adalah 0,068 serta persamaan
dari kurva kalibrasi adalah y = 1,8707x + 0,0027. Dengan memasukan absorbasi sebagai y, maka
didapatkan konsnetrasi ammonium adalah 0,0349 mg/l. Batas maksium kandungan nitrit dalam air
maksimum sesuai Permenkes no 907 tahun 2002 tentang kualitas air minum juga menetapkan 3 mg//l
sebagai ambang batas. Maka, sample air sudah memenuhi baku mutu.
Faktor yang mungkin mengakibatkan pengkuran nitrit kurang akurat adalah pengocokan sampel yang
tidak merata, tidak dilakukan prosedur yang sama dengan blanko, serta kesalaahn saat membaca skala
titrasi, kesalahan dalam menentukan titik akhir titrasi yang sifatnya visual dan sangat bergantung pada
ketelitian praktikan. Kesalahan lainnya yang dapat terjadi adalah kuvet pada perhitungan
spektrofotometer yang sangat sensitive terhadap kotoroan seperti sidik jari.
Kegunaan mengukur nitrit dalam air di bidang Teknik lingkungan adalah untuk mengelola air yang
mengandung nitrit karena bahaya nitrit yang dapat menyebbabkan penyakit fatal seperti vasodilatasi
atau pelebaran pembuluh darah, kanker perut, serta penyakit blue baby.
IX. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, menunjukan
1. Konsentrasi nitrit dalam sampel air adalah sebesar 0,0349 mg/l
2. Kualitas sampel air berdasarkan konsentrasi nitrit sudah memenuhi baku mutu, sesuai dengan
standar dari Permenkes no 492 tahun 2010 tentang kualitas air minum. Artinya, badan air
memiliki kualitas yang baik.
3. Pengaruh keberadaan nitrit bagi Kesehatan berdampak buruk karena dapat mengakibatkan
penyakit seperti vasodilatasi atau pelebaran pembuluh darah, kanker perut, serta penyakit blue
baby.
X. Daftar Pustaka
Badan Standarisasi Nasional. 2004. SNI 06-6989.9- 2004, Air dan Air Limbah – bagian 9 : Cara Uji
Nitrit (NO2-N) secara Spektrofotometri. Jakarta.
Diarti, Maruni. 2015. Senyawa Pengkupling α-Nafthilamin Untuk Validasi Metode Spektrofotometri
Penentuan Nitrit (NO2-) di dalam Air. Jurnal Kesehatan Prima.
Sawyer, Clair N. 2004. Chemistry for Environmental Engineering. New York. Mc Graw Hill. Inc
Sri, Sumestri. 2000. Metode Penelitian Air. Surabaya. Usaha Nasional.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/Menkes/SK/VII/2000. Tentang
Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.
Kamis, 22 Oktober 2020
MODUL 04
NITRAT
I. Tujuan
1. Menentukan jumlah nitrat dalam sampel air
2. Menentukan kualitas sampel air berdasarkan jumlah nitrat.
3. Menenentukan perbedaan metode brusin dan metode Cu-Cd
Nitrat merupakan salah satu senyawa nitrogen dalam air. Nitrat adalah basa konjugasi dari asam nitrat
yang terdiri dari satu atom pusat nitrogen dikelilingi oleh tiga atom oksigen sama dalam susunan segita
planar ( Sawyer, 2004).
Nitrat merupkan salah satu polutan tanah yang palings erring ditemukan dalam air tanah pedesaan,
Nitrat dalam air tanah biasanya disebebkan dari pupuk, system septik, dan penyimpanan pupuk
kandang. Pupuk nitrogen yang tidak digunakan tanaman akan menguap atau terbawa air limpasan
dalam bentuk nitrat. Pada air permukaan, nitrifikasi dan denitrifikasi dapat terjadi tergnatung pH dan
suhu (Sri, 2000).
Analisa konsnetrasi nitrat dapat menggunakan reduksi Cu-Cd dengan mereduksi menjadi nitrit oleh
butiran kadmium (Cd) yang dilapisi tembaga (Cu) pada kolom reduksi (Puspitawati, 2015). Senyawa
nitrit ini akan bereaksi dengan sulfanilamida dan akan menghasilkan senyawa diazonium yang
sebanding dengan jumlah senyawa nitrit dalam sampel air yang sudah dihitung sebelumnya. Senyawa
diazonium tersebut kemudian bereaksi dengan n-(1-nafil)-etilendiamin dihidroklorida (NED
dihidroklorida) membentuk senyawa azo yang berwarna merah muda, yang jumlahnya ekivalen
dengan banyaknya senyawa diazonium ekivalen dengan jumlah nitrit dalam sampel air (Gustian,
2012).
Standar WHO untuk kadar nitrat dalam air minum adalah 50 mg/l. Standar nitrit untuk air minum
melalui kemenkes no 907 tahun 2002 tentang kulaitas iar minum juga menetapkan 50 mg//l sebagai
ambang batas.
0,7
0,6
0,5
Absrobansi
0,4
0,3
0,2
y = 0,5944x - 0,0072
0,1
0
-0,1 0 0,5 1 1,5
Konsentrasi (mg/L)
Sehingga dengan masukan absorbansi 0,049, maka konsentrasi reduksi nitrit adalah
y = 0,5944x − 0,0072
0,049 = 0,5944x − 0,0072
x = 0,0945 mg/l
Tahap selanjutnya adalah mempersiapkan sampel. Pertama, masukkan 25ml sampel ke dalam labu
erlenmeyer yang sudah tersaring terlebih dahulu. Penyaringan dilakukan agar pengukuran warna oleh
spectrometer tidak terganggu oleh kekeruhan air. Lalu, cek pH sampel air pastikan berada pada rentang
7-9 agar sampel bersifat netral karena siklus nitrohen di air akan berhenti pada kondisi asam. Lalu
tambahkan 75ml larutan NH4Cl-EDTA dan homogenkan. Kemudain tuangkan larutan terbeut kedalam
kolom dengan laju alir 10 ml/menit, dan buang 25 ml larutan pertama yang ada di kolom reduksi
sebelumnya. Setelah di reduksi, tambahkan pereaksi pewarna nitrit. Tanda adanya nitrit dalam sampel
adalah warna yang berubah menjadi merah muda.
Analisa konsnetrasi nitrat ini direduksi menjadi nitrit oleh butiran kadmium (Cd) yang dilapisi
tembaga (Cu) pada kolom reduksi. Senyawa nitrit ini akan bereaksi dengan sulfanilamida dan akan
menghasilkan senyawa diazonium yang sebanding dengan jumlah senyawa nitrit dalam sampel air
yang sudah dihitung sebelumnya. Senyawa diazonium tersebut kemudian bereaksi dengan n-(1-nafil)-
etilendiamin dihidroklorida (NED dihidroklorida) membentuk senyawa azo yang berwarna merah
muda, yang jumlahnya ekivalen dengan banyaknya senyawa diazonium ekivalen dengan jumlah nitrit
dalam sampel air.
Dari hasil percobaan, menunjukan nilai absorbansi reduksi Cu-Cd dari spektrofotometer adalah 0,049
serta persamaan dari kurva kalibrasi adalah y = 0,5944x - 0,0072. Dengan memasukan absorbasi
sebagai y, maka didapatkan konsentrasi reduksi nitrit adalah0,0945 mg/l. Karena nitrat merupakan
hasil dari pengurangan reduksi nitrit dengan konsentrasi nitrit, maka didapatkan konsnetrasi nitrat
sebesar 0,0596 mg/l. Batas maksium kandungan nitrit dalam air maksimum sesuai Permenkes no 907
tahun 2002 tentang kulaitas iar minum juga menetapkan 50 mg//l sebagai ambang batas. Maka, sample
air sudah memenuhi baku mutu.
Percobaan perhitungan konsentrasi nitrat menggunakan metode reduksi Cu-Cd dan bukan metode
Brusin. Hal ini disebabkan karena penggunaan metode Brusin yang berbahaya karena uap pemanasan
Kamis, 22 Oktober 2020
dari sampel, serta pengukurannya yang kurang akurat. Perbedaan dari kedua metode ini adalah metode
brusin memiliki prinsip bahwa nitrat yang terkandung dalam air bila dalam suasana asam dengan
brusin sulfat dan asam sulfanilat akan memebentuk senyawa kompleks berwarna kuning, sedangkan
metode reduksi Cu-Cd memiliki prinsip analisa konsentrasi nitrat dalam contoh uji air laut, direduksi
menjadi nitrit oleh butiran kadmium (Cd) yang dilapisi tembaga (Cu) dalam kolom reduksi.
Faktor yang mungkin mengakibatkan pengkuran nitrat kurang akurat adalah kemungkinan adanya
gelembung udara pada kolom reduksi yang akan membuat reaksi terkontaminasi dan hasil tidak akurat.
Lalu, kuvet pada perhitungan spektrofotometer yang sangat sensitive terhadap kotoroan seperti sidik
jari sehingga mengganggu perhitungan absorbansi.
Kegunaan mengukur nitrat dalam air di bidang Teknik lingkungan adalah untuk mengelola air yang
mengandung nitrat karena konsnetrasi nitrat dapat mencapai kondisi lethal. Metode pengurangan nitrat
yang dapat digunakan di bidang Teknik Lingkungan adalah dengan demineralisasi, serta pertukaran
ion menggunakan klorida sebagai ion exchanger.
IX. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, menunjukan
1. Konsentrasi nitrat dalam sampel air adalah sebesar 0,0596 mg/l.
2. Kualitas sampel air berdasarkan konsentrasi nitrat sudah memenuhi baku mutu, sesuai dengan
standar dari Permenkes no 907 tahun 2002 tentang kualitas air minum. Artinya, badan air
memiliki kualitas yang baik.
3. Perbedaan metode brusin dengan metode reduksi Cu-Cd adalah metode brusin memiliki prinsip
bahwa nitrat yang terkandung dalam air bila dalam suasana asam dengan brusin sulfat dan asam
sulfanilat akan memebentuk senyawa kompleks berwarna kuning, sedangkan metode reduksi Cu-
Cd memiliki prinsip analisa konsentrasi nitrat dalam contoh uji air laut, direduksi menjadi nitrit
oleh butiran kadmium (Cd) yang dilapisi tembaga (Cu) dalam kolom reduksi.
X. Daftar Pustaka
Gustian, Arfah. 2012. Analisis Kadar Nitrogen Nitrat Dengan Metode Brusin Sulfat Dan Reduksi
Kadenium Secara Spektrofotometer Pada Limbah Perairan. Semarang. Universitas
Negeri Semarang
Puspitawati, Tuti. 2015. Validasi Penentuan Nitrat (N-NO3) Dalam Air dengan Reduksi Kolom Cu-
Cd Secara Spektrofotometri UV-Vis. Bogor. IPB.
Sawyer, Clair N. 2004. Chemistry for Environmental Engineering. New York. Mc Graw Hill. Inc
Sri, Sumestri. 2000. Metode Penelitian Air. Surabaya. Usaha Nasional.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/Menkes/SK/VII/2000. Tentang
Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.
Kamis, 22 Oktober 2020
MODUL 04
PERMANGANAT
I. Tujuan
1. Menentukan angka permanganat dalam sampel air
2. Menentukan pengaruh pada air apablia sampel air memiliki angka permanganat yang besar
3. Menentukan cara mengatasi banyaknya zat organik dalam air.
Hampir semua senyawa organik dapat dioksidasi oleh oksidator kuat (KMnO4, K2Cr2O7 dll). Maka
berdasarkan sifat tersebut, dikenal parameter COD dan angka Permanganat.
Angka permanganat adalah ukuran dari jumlah oksigen yang diperoleh dari kalium permanganat untuk
mengoksidasi polutan senyawa organik dan anorganik pada sampel. Dalam sampel air limbah
domestik, angka permanganat memiliki hubungan linear yang signifikan dengan Total Suspended
Solid (TSS). Oleh karena itu, koloid dan padatan terlarut dapat menginterferensi pengukuran angka
permanganat secara spektrometri (Uwida, 2016).
Penentuan angka permanganat dapat dilakukan dengan metode titrimetri dan spektrometri
(Kunriawati, 2019).
Zat organik dapat berasal dari mana saja. Hal inilah yang menyebabkan diperlukanya pembebasan
Erlenmeyer dari zat organik, agar pengukuran selanjutnya mendapatkan hasil zat organik yang murni
dari sampel air. Pada proses pembebasan, dilakukan pencucian menggunakan air keran atau aquades
lalu ditambahkan 5ml H2SO4 serta KMnO4 agar air terlihat berwarna ungu. Lalu, panaskan diatas hot
plate dengan penambahan batu didih. Panaskan sampai 10 menit dihitung dari saat air mendidih. Pada
saat pemanasan, dapat terjadi kehilangan warna ungu pada air. Hal ini disebabkan karena, pembentuk
warna ungu, yaitu Mn7+ bereaksi dengan zat organik, yang artinya masih terdapat zat organik di dalam
labu erlenmeyer, sehingga perlu ditambahkan KMnO4 lagi agar memastikan tidak ada lagi zat organik
dalam labu. Kemudian. Setelah 10 menit berlalu, buang air pada labu namun harus berhati-hati agar
batu didih juga tidak terbuang. Dengan cepat tambahkan 100ml sampel air ke dalam labu agar labu
tidak terkontaminas kembali.
Setelah ditambahkan sampel, tambahkan pula H2SO4 sebagai pemecah zat organik yang mudah terurai
menjadi CO2 dan H2O dan zat organik yang lebih sederhana. Kemudian, tambahkan 4-5 tetes KMnO4
sampai berubah menjadi merah muda jernih. Penambahan KMnO4 ditujukan untuk menghilangkan zat
organik yang mudah menguap (titik didih kurang dari 100ºC). Kemudian sampel dipanaskan hingga
tepat hampir mendidih guna menghilangkan senyawa volatile. Sampel air ini kemudain diberikan 10ml
KMnO4 lagi dan panaskan hingga 10 menit agar bereaksi dengan zat organik sehingga setelah air
mendidih, KMnO4 dapat mengoksidasi senyawa organik yang tidak dapat menguap. Jumlah senyawa
organik dalam sampel sama dengan banyaknya KMnO4 yang terpakai untuk mengoskidasim sehingga
tersisa kandungan KMnO4 sebanyak 10 – jumlah senyawa organik. Apabila saat pemanasan warna
merah muda/ ungu hilang, maka tambahkan KMnO4. Lakukan penambahan asam oxalate 0,01N untuk
menghilangkan mereduksi kelebihan KMnO4 ditunjukan dengan warna dari KMnO4 yang berubah
menjadi bening. Asam oxalate ini perlu direduksi pula dengan cara dilakukan tirasi agar hasil yang
diberikan tepat.Titrasi dilakukan dengan KMnO4 lagi sampai berwarna merah sangat muda lalu catat
berapa banyak KMnO4 yang digunakan. Tahap terakhir dalam penentuan zat organik adalh melakukan
faktor ketelitian dengan melakukan penambahan 10ml asam oksalat pada sampel yang sudah
dilakukan prosedut tahan penentuan konsentrasi hal ini dilakukan dengan tirasi kembali menggunakan
KMnO4 lalu catat berapa banyak KMnO4 yang dibutuhkan.
Dalam perhitungan angka permanganat dikenal dengan istilah auto indikator dan auto katalis. Auto
indikator adalah zat yang tesisa dalam titrasi sebagai larutan standar yang menunjukan titik akhir reaksi
dengan mengubah warna seperti saat titrasi dengan KMnO4 berubah warna menjadi merah muda muda
menunjukan titik akhir titrasi. Lalu Auto katalis adalah katalisator yang terbentuk sendirinya dalam
suatu reaksi. Missal reaksi KMnO4 dan H2C2O4 raksi ini makin lama makin cepat karen terbentuk Mn2+
yang merupakan katalisator bagi reaksi tersebut.
Pada percobaan ini, diketahui volume tirasi KMnO4 adalah 2,8 ml dan titrasi KMnO4 faktor koreksi
adalah 10,3m. Dengan menggunakan perhitungan yang sudah tertera pada bab VII, diketahui
kandungan zat organik adalah 8,0548 mg/KMnO4. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No 492
tahun 2010 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air, menyatakan bahwa baku mutu zat
organik dalam air adalah 10mg/l sehingga sampel air sudah memenuhi baku mutu yang tertera. Seperti
yang diketahui, zat organik dalam air salah satunya disebablan limbah kotoran hewan atau manusia,
sehingga kandungan zat organik yang tinggi dapat menimbulkan bau dan rasa yang tidak diinginkan
serta dapat berisfat toxic.
Kamis, 22 Oktober 2020
Faktor yang mungkin mengakibatkan pengkuran angka permangat kurang akurat adalah kesalaahn
saat membaca skala titrasi, kesalahan dalam menentukan titik akhir titrasi yang sifatnya visual dan
sangat bergantung pada ketelitian praktikan. Selain itu adalah kurang tepatnya mengukur volume
KMnO4.
Kegunaan mengukur angka permangat dalam air di bidang Teknik lingkungan adalah untuk
mengetahui kualitas suatu badan air apakah layak untuk menjadi sumber air minum atau tidak. Selain
itu, untuk mengetahui cara pengolahan sumber air. Kandungan zat organik yang tinggi dapat diatasi
dengan menggunakan biofilter dan dengan abntuan mikroorganisme. Mikroorganisme mekakan
senyawa organik dalam air yang di treatment. Materi organik ditransform menjadi berat sel.
Selanjutnya dapat di presipitasi dari bagiandari bagian bawa tangka camp atau dikumpulkan sebagai
slime. Air yang keluar dari system lebih jernih daripada sebelum pengolahan.
IX. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, menunjukan bahwa
1. Angka permanganat dalam sampel air adalah 8,0548 mg/KMnO4.
2. Apabila suatu badan air memiliki angka permangat yang besar, artinya memiliki kandungan zat
organik yang tinggi sehingga dapat menimbulkan bau dan rasa yang tidak diinginkan serta dapat
berisfat toxic.
3. Cara mengatasi tingginya tingginya kandungan zat organik dalam air dapat dilakukan pengolahan
dengan menggunakan biofilter dan dengan bantuan mikroorganisme yang memakan senyawa
organik dalam air yang di treatment. Materi organik ditransform menjadi berat sel. Selanjutnya
dapat di presipitasi dari bagiandari bagian bawa tangka camp atau dikumpulkan sebagai slime.
Air yang keluar dari system lebih jernih daripada sebelum pengolahan.
X. Daftar Pustaka
Kurniawati, Puji. 2019. Perbandingan Metode Penentuan Kadar Permanganat dalam Air Kran
Secara Titrimetri dan Spektrofotometri UV-Vis. Universitas Islam Indonesia.
Permenkes RI. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492 Tahun 2010 Tentang Persyaratan
Kualitas Air Minum. Jakarta.
Pietrzyk . 2017. Removal of organic compounds from natural underground water in sorption and sono-
sorption processes on selected activated carbons. E3S Web Conf., vol. 17, p. 00074.
Sawyer, Clair N. 2004. Chemistry for Environmental Engineering. New York. Mc Graw Hill. Inc
Uwidia and C. M. 2016 . Ademoroti, Regression Analysis Of Permanganate Value (Pv) On
Suspended Solids (Ss), Biochemical Oxygen Demand (Bod), And Chemical Oxygen
Demand (Cod) In Domestic Sewage Obtained From An Estate In Warri, Nigeria. J.
Chem. Soc. Niger., vol. 41.