Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM LINGKUNGAN – TL 3103


MODUL 03
KESADAHAN CA DAN MG , PENGUKURAN BESI DAN MANGAN

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2020
Kamis, 8 Oktober 2020
MODUL 03
KESADAHAN Ca DAN Mg

I. Tujuan
1. Menentukan nilai kesadahan total contoh air
2. Menentukan nilai kesadahan kalsium contoh air
3. Menentukan nilai kesadahan magnesium contoh air

II. Landasan Teori


Kesadahan air adalah air yang mengandung kation dengan valensi 2+, terutama kalsium (Ca 2+) dan
magnesium (Mg2+) (Casiday, 1998). Konsentrasi kalsium dan magnesium lebih tinggi dari logam-
logam lain. Ion logam bervalensi dua tersebut dalam air berikatan dengan anion bikarbonat, sulfat,
klorida, nitrat silikat dan jenis anion lainnya. Kadar kalsium tinggi yang melebihi 100 mg/l biasa
ditemukan pada air tanah. Sedangkan kadar magnesium pada air tanah lebih rendah (sekitar 50 mg/l).
(National Research Council, 1977). Tingginya kadar Ca dan Mg dalam air dapat mengganggu proses
pencernaan dan penyerapan nutrisi (Ma’roef, 1998). Secara umum, ion logam penyebab kesadahan
dalam air berasal dari dalam tanah, maka banyak kesadahan dalam air tanah sangat dipengaruhi oleh
kondisi tanah. Untuk daerah yang banyak mengandung batu kapur, maka kemungkinan besar
kesadahan air tanah disekitarnya akan tinggi (Sawyer, 2004)

Jika ditinjau dari ion logam penyebab kesadahan, maka kesadahan dibedakan menjadi kesadahan
kalsium, kesadahan magnesium, serta kesadahan total. Sedangkan jika ditinjau dari anion yang
berikatan dengan ion logam, kesadahan dibedakan atas kesadahan karbonat, kesadahan non karbonat,
serta kesadahan total.

Standar baku mutu kesadahan yang diperbolehkan terdapat dalam air untuk keperluan hygene sanitasi
maksimum adalah 500 mg/l. Nilai Kesadahan air sumur gali jika dalam jumlah berlebih dapat
menimbulkan gangguan kesehatan bagi manusia (Permenkes, 2017).

Selain itu, air sadah akan menyebabkan timbulnya pengendapan (scalling) pada pipa distribusi, alat-
alat memasak air dan boiler di industry. Untuk Industri, khususnya air untuk pengisi boiler harus
mempunyai kualitas air tertentu, salah satunya persyaratannya adalah kesadahan yang rendah agar
tidak terjadi pengerakan pada dinding boiler. Beberapa proses industri memerlukan air dengan kualitas
air kesadahan rendah contohnya adalah air untuk proses industri tekstil.

III. Prinsip Praktikum


Prinsip praktikum kali ini adalah menggunakan metode titrasi kompleksometri-EDTA. EDTA
membentuk senyawa kompleks dengan kalsium dan magnesium kondisi pH tertentu Ca-EDTA dan
Mg-EDTA. Titik akhir titrasi diamati dengan perubahan warna dari merah-ungu menjadi biru laut.

IV. Alat dan Bahan


Alat Bahan
1. Labu Erlenmeyer 1. 5ml larutan buffer pH 10
2. Buret 2. 1ml larutan KCN 10%
3. Statif 3. 50 mg indicator EBT
4. Larutan EDTA 0.01 N

V. Cara Kerja

Gambar V.1 Cara kerja pengukuran kesadahan Ca dan Mg


Kamis, 8 Oktober 2020
VI. Tabel Data Hasil Praktikum

Tabel VI.1 Data pengamatan pengukuran kesadahan Ca dan Mg


No Dokumentasi Keterangan

1. Pengukuran kesadahan total yang


menggunakan indicator buffer pH
10 yang kemudian ditambahkan
larutan indicator EBT dan ditritasi
EDTA menghasilkan data berikut.
Gambar VI.1 Penambahan Gambar VI.2 Hasil titrasi EDTA
EBT - V EDTA awal = 10ml
- V EDTA akhir = 17,5ml

2. Pengukuran kesadahan kalsium


yang menggunakan indicator buffer
pH 12 yang kemudian ditambahkan
larutan indicator murexide dan
ditritasi EDTA menghasilkan data
Gambar VI.3 Penambahan Gambar VI.4 Hasil titrasi EDTA
Indicator murexide berikut.
- V EDTA awal = 18ml
- V EDTA akhir = 22,4

VII. Pengolahan Data


Setelah data pengamatan didapatkan, lakukan perhitungan kesadahan total, kalsium, serta
magnesium denganc ara berikut.
- Kesadahan Total
1000 100 𝑚𝑔
× 𝑚𝑙 𝐸𝐷𝑇𝐴 × 𝑁 𝐸𝐷𝑇 − 𝐸𝐵𝑇 × = 𝐶𝑎𝐶𝑂3
100 2 𝑙
1000 100 𝒎𝒈
× 7,5𝑚𝑙 × 0,01 × = 𝟑𝟕, 𝟓 𝑪𝒂𝑪𝑶𝟑
100 2 𝒍

- Kesadahan kalsium
1000 100 𝑚𝑔
× 𝑚𝑙 𝐸𝐷𝑇𝐴 × 𝑁 𝐸𝐷𝑇 − 𝑀𝑢𝑟𝑒𝑥𝑖𝑑𝑎 × = 𝐶𝑎𝐶𝑂3
100 2 𝑙
1000 100 𝒎𝒈
× 4,4𝑚𝑙 × 0,01 × = 𝟐𝟐 𝑪𝒂𝑪𝑶𝟑
100 2 𝒍

- Kesadahan magnesium
𝑘𝑒𝑠𝑎𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑔𝑛𝑒𝑠𝑖𝑢𝑚 = 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 − 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑙𝑠𝑖𝑢𝑚
𝑚𝑔 𝑚𝑔 𝒎𝒈
𝑘𝑒𝑠𝑎𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑔𝑛𝑒𝑠𝑖𝑢𝑚 = 37,5 𝐶𝑎𝐶𝑂3 − 22 𝐶𝑎𝐶𝑂3 = 𝟏𝟓, 𝟓 𝑪𝒂𝑪𝑶𝟑
𝑙 𝑙 𝑳

VIII. Pembahasan
Magnesium dan kalsium mendominasi kesadahan dalam suatu sampel air. Namun, pengukuran hanya
membutuhkan percobaan dengan pengkuran kesadahan kalsium serta kesadahan total. Hal ini
disbebabkan karena kesadahan magnesium diukur dari kesadahan total yang dikurangi kesadahan
kalsium.

Pengukuran kesadahan total dilakukan pada suasana pH 10, sehingga perlu ditambahkan buffer pH 10
agar membuat perubahna warna indicator terlihat jelas dan membuat ion-ion CA2+ dalam keadaan
jenuh dan siap diendapkan. Pada pH diatas 10, ion Ca2+ mulai mengendap sebagai CaCO3 dan
emngurangi kesadahan terlaruts ehingga dalam pengukuran total, hal tersebut harus dihindari. Saat
sejumlah kecil indicator EBT ditambahkna ke larutan yang mengandung kalsium dan ion-ion
Kamis, 8 Oktober 2020
magnesium pada suatu pH dari 10 ± 0,1, larutan akan berwarna merah ungu. Namun, jika EDTA
ditambhakan, akan terbentuk senyawa kompleks Ca-EDTA dan Mg-EDTA sehingga warna berubah
menjadi biru laut yang menandakan titik akhir titrasi.

Pengukuran kesadahan kalsium dilakukan dengan penambahan buffer pH 12 yang berfungsi untuk
mengendapkan semua ion-ion magnesium menjadi Mg(OH)2 agar kesadahan yang terukur hanya
kalsium saja. Indikator yang digunakan adalah murexide yang peka terhadap Ca2+ dan menghasilkan
warna merha. Jika dititrasi dengan EDTA, akan terbentuk senyawa komplek dan warna berubah
menjadi ungu yang menandakan titik akhir titrasi.

Pada pengukuran kesadahan dapat terjadi kekeruhan dan hal yang dapat dilakukan adalah
menambahan KCN sebagai masking agent. Namun, penggunaan KCN ini dihindari karena sifatnya
beracun jika terhirup.

Dari hasil percobaan serta perhitungan, ditunjukan kesadahan total adalah sebesar 37,5 mg/l CaCO3,
kesadahan kaslium sebesar 22 mg/l CaCO3 serta kesadahan magnesium sebesar 15,5 mg/L CaCO3.
Sehingga kalsium menyebabkan kesadahan yang lebih besar dari magnesium. Selain itu, dari
percobaan menunjukan bahwa air sampel sudah layak minum bila dilihat dari kesadahannya. Hal ini
mengacu pada PerMenKes No32 Tahun 2007 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air,
kadar maksimum kesadahan yang diperbolehkan dalam air minum sebesar 500 mg/l CaCO3.

Faktor yang mungkin mengakibatkan pengkuran kesadahan kurang akurat adalah kesalaahn saat
membaca skala titrasi, kesalahan dalam menentukan titik akhir titrasi yang sifatnya visual dan sangat
bergantung pada ketelitian praktikan. Kesalahan saat proses perhitungan rumus.

Aplikasi modul kesadahan pada bidang Teknik lingkungan adalah untuk menentukan perencanaan
proses softening dalam pengolahan air. Antisipasi apabila terjadinya pembentukan kerak akibat
pembentukan garam-garam kalsium dan magnesium yang sukar larut pada pipa penyediaan air minum
serta ketel.

IX. Kesimpulan
Berdasrkan percobaan yang dilakukan, menunjukan bahwa
1. Nilai kesadahan total pada contoh air adalah sebesar 37,5 mg/L CaCO3.
2. Nilai kesadahan kalsium pada contoh air adalah sebesar 22 mg/L CaCO3.
3. Nilai kesadahan kalsium pada contoh air adalah sebesar 15,5 mg/L CaCO3.

X. Daftar Pustaka
Casiday, Rachel. 19918. Water Hardness Inorganic Reactions Experiment. St. Louis. Department
of Chemistry, Washington University
Ma'roef, M. 1998. Pedoman Pemeriksaan Sarana Pengolahan Air Minum Ringan dan Air Minum
Dalam Kemasan. Jakarta.
National Research Council. 1977. Drinking water and health. Washington. Washington DC.
National Academy of Sciences.
Permenkes RI. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku
Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene
Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum. Jakarta.
Sawyer, Clair N. 2004. Chemistry for Environmental Engineering. New York. Mc Graw Hill. Inc
Kamis, 8 Oktober 2020
MODUL 03
PENGUKURAN BESI

I. Tujuan
1. Mengukur kandungan besi pada sampel air
2. Menetukan pengaruh konsentrasi besi dalam air
3. Menentukan kegunaan diketahui jumlah konsentrasi besidalam sampel air

II. Landasan Teori


Besi merupakan logam paling melimpah di kerak bumi. Besi yang terlarut dalam air, mengakibatkan
air terasa mettalic (Nordberg, 2014). Bentuk Besi di dalam air dalam bentuk valensi +2 dan +3,
tergantung kepada pH dan kondisi potensial redoks di dalam air. Dalam lingkungan reduktor (potensial
elektrode negatif), besi dalam air dalam bentuk Fe+2 yang larut . Jika potensial redoks di dalam air
naik, maka Fe+2 akan teroksidasi membentuk F+3, yang akan membentuk Fe(OH)3 yang kelarutannya
kecil, akibatnya di dalam air akan tersuspensi dalam bentuk kekeruhan air, yang berwarna kuning
kecoklatan.

Besi di dalam air juga dapat bereaksi dengan senyawa organik, misalnya dengan asam humat (humic
acid) membentuk senyawa Fe-organik yang yang tidak mudah teroksidasi,sehingga air gambut yang
banyak mengandung asam humat juga mengandung besi yang relatif tinggi.

Besi tidak berbahaya bagi kesehatan, tetapi dianggap kontaminan sekunder atau kontaminan estetika.
(Illinois Department of Public Health, 2012). Namun apabila dikonsumsi, air yang mengandung zat
besi cenderung menimbulkan rasa mual apabila dikonsumsi, selain itu dalam dosis yang besar besi
dapat merusak dinding usus halus. Kandungan zat besi yang melebihi 1 mg/L akan menyebabkan
terjadinya iritasi pada mata dan kulit. Apabila kelarutan besi dalam air melebihi 10 mg/L akan
menyebabkan air berbau seperti telur busuk (Wiyata, 2003)

III. Prinsip Praktikum


Prinsip praktikum kali ini adalah melakukan pengukuran besi menggunakan beberapa metode salah
satunya adalah menggunakan metode AAS (atomic absorption spectrophotometry) dan juga metode
phenantroline (spektofotometer). Metode ini bisa mengukur konsentrasi besi hingga 10µg/l dengan
kuvet 5cm atau lebih besar. Prinsip pengukuran besi metode phenantroline yaitu besi di dalam air
direduksi dengan hidroksilamin membentuk ion ferro (Fe+2). Selanjutnya ion ferro tersebut direaksikan
dengan senyawa 1,10-phenanthroline membentuk senyawa kompleks yang berwarna merah. Warna
merah yang terbentuk diukur intensitasnya dengan menggunakan alat spektrofotometer pada panjang
gelombang 510 nm (tergantung dari Spektrofotometer yang digunakan).

IV. Alat dan Bahan


Alat : Bahan :
1. Erlenmeyer 1. Sampel air
2. Labu ukur 2. 2ml HCl pekat
3. Spektofotometer 3. 1ml larutan hidroksilamin
4. Pipet tetes 4. Batu didih
5. Larutan buffer ammonium asetat
6. Larutan phenanthroline.

V. Cara Kerja

Gambar V.1 Cara kerja pengukuran besi


Kamis, 8 Oktober 2020
VI. Tabel Data Hasil Praktikum
Tabel VI.1 Data pengamatan pengukuran besi
No Dokumentasi Keterangan

1. Pengukuran dengan menggunakaan


spektrofotometer didapatkan persen
transmitan sebesar 80%

Gambar VI.1 Pemanasan sampel air

VII. Pengolahan Data


Setelah data pengamatan didapatkan, lakukan perhitungan dengan menentukan kurva kalibrasi
terlebih dahulu.
- Absrobansi
0,6

0,5
y = 0,1702x - 0,0086
0,4
Absrobansi

0,3

0,2

0,1

0
0 1 2 3 4
-0,1
Konsentrasi (mg/L)

Gambar VII. Grafik kurva kalibrasi Fe

Dilakukan perhitungan absorbansi sesuai rumus sebagi berikut.


𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 = 2 − log (%𝑇)
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 = 2 − log(80) = 0,969

- Konsentrasi besi
Dari grafik, didapatkan persamaan y = 0,1702x - 0,0086. Dengan memasukan nilai hasial
perhitungan absorbansi sebagai y, maka didapatkan perhitungan sebagai berikut.

𝑦 = 0,1702𝑥 − 0,0086
0,969 = 0,1702𝑥 − 0,0086
𝑥 = 0,6199 ≈ 𝟎, 𝟔𝟐 𝐦𝐠/𝐋
VIII. Pembahasan
Pada pengukuran konsentrasi besi dalam sampel air, metode yang digunakan adalah metode
phenanthrolone spektrofotometer. Guankan sampel blanko (aquades) dan sampel air. Kedua sampel
ini diberikan perilaku yang sama dengan ditambahkan HCl dan hidroksilamin lalu dipanaskan. HCl
berfungsi melarutkan Fe(OH)3 menjadi endapan yang terbentuk dari oksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ ketika
kontak dengan udara. HCl dan hidroksilamin ini juga mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+. Pemanasan
dilakukan untuk mempermudah proses reduksi. Setelah dipanaskan, sampel dan blanko tersebut
didinginkan hingga mencapai suhu ruang. Lalu ditambakan ammonium asetat yang berfungsi sebagai
buffer dan phenanthroline. Buffer berfungsi sebagai pembentukan senyawa kompleks antara Fe2+ dan
phenanthroline. Konsentrasinya tinggi maka sampel akan berubah warna menjadi merah, sedangkan
konsentrasi yang rendah akan berubah warna menjadi orange.
Kamis, 8 Oktober 2020
Pemanasan memngakibatkan vlume air berkurang karena penguapan. Oleh karena itu, perlu
diencerkan dengan menggunakan aquades hingga kembali ke volume awal. Kemudian dilakukan
pengukuran transmitan menggunakan spektrofotometer dimana blanko sebagai kalibrasi alat.
Pengukuran sampel air pada spektrofotometer didapatkan hasil 80%.

Pada percobaan ini, tidak digunakan batu didih yang berfungsi untuk mencegah ledakan akibat panas
yang kurang merata. Hal ini disebabkan karena percobaan ini sudah menggunakan hot plate yang
memberikan panas yang merata. Harga batu didih juga tergolong mahal, oleh karena itu alternatif yang
digunakan adalah dengan pecahan cawan porselen.

Dari percobaan yang sudah dilakukan, ditunjukan %T pada spektofotometer adalah 80%. Hasil ini
dimasukan kedalam rumus absorbansi lalu dimasukan kedalam persamaan linear hasil kurva kalibrasi
Fe. Sehingga didapatkan konsentrasi besi sebesar 0,62 mg/L. Sampel air ini tidak memenuhi baku
mutu air minum sesuai KeMenKes No 907 tahun 2002 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas
Air, karena kadar maksimum besi yang diperbolehkan dalam air minum adalah 0,3 mg/L. Sehingga
sampel air yang digunakan tidak memenuhi standar baku mutu yang telah ditentukan sebagai air
minum dalam parameter besi. Besi dalam air dapat menimbulkan rasa mual apabila dikonsumsi, dan
dalam dosis yang besar besi dapat merusak dinding usus halus. Kerusakan pada dinding usus halus ini
dapat menyebabkan kematian. Kandungan zat besi yang melebihi 1 mg/L akan menyebabkan
terjadinya iritasi pada mata dan kulit.

Faktor yang mungkin mengakibatkan pengukuran konsentrasi besi kurang akurat adalah adanya
kontaminasi saat pengambilan atau penyimpanan sampel yang mengakibatkan perubahan komposisi
senyawa penyusun sampel. Lalu, alat yang kurang bersih pun dapat menyebabkan kontaminasi pada
sampel. Kesalahan lainnya adalah kesalahan saat membaca persen transmitan pada spektrofotometer
yang mengakibatkan perhitungan tidak akurat.

Aplikasi modul konsetrasi besi pada bidang Teknik lingkungan adalah untuk parameter efektivitas
suatu filter untuk menentukan proses pengolahan air yang tepat.

IX. Kesimpulan
Berdasrkan percobaan yang dilakukan, menunjukan bahwa
1. Kandungan besi dalam sampel air sebesar 0,62 mg/L
2. Konsentrasi besi dalam air dapat mempengaruhi kemurnian suatu badan air. Besi dalam air dapat
menimbulkan rasa mual apabila dikonsumsi, dan dalam dosis yang besar besi dapat merusak
dinding usus halus. Kerusakan pada dinding usus halus ini dapat menyebabkan kematian.
Kandungan zat besi yang melebihi 1 mg/L akan menyebabkan terjadinya iritasi pada mata dan
kulit.
3. Kegunaan diketahuinya konsnetrasi besi adalah sebagai parameter efektivitas suatu filter untuk
menentukan proses pengolahan air yang tepat.

X. Daftar Pustaka
Illinois Department of Public Health. 2012. Iron in Drinking Water. Illinois. Illinois Department of
Public Health Environmental Health.
Nordberg, Gunnar. 2014. Handbook on the toxicology of metals, 4th ed. Amsterdam. Elsevier.
Republik Indonesia. 2002. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 907 tahun 2002 tentang Syarat-
Syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Jakarta: Sekretariat Negara
Wiyata, A. T. 2003. Pelatihan Kualitas Air. Magelang.
Kamis, 8 Oktober 2020
MODUL 03
PENGUKURAN MANGAN

I. Tujuan
1. Menentukan konsentrasi mangan (mg/l) pada contoh air
2. Menetukan pengaruh konsentrasi mangan dalam air
3. Menentukan kegunaan diketahui jumlah konsentrasi mangan dalam sampel air

II. Landasan Teori


Mangan berada secara alami di dalam sumber air permukaan dan air tanah. Namun, aktivitas manusia
juga bertanggung jawab untuk sebagian besar kontaminasi mangan dalam air di beberapa daerah.
(WHO, 2011)

Mangan di dalam tanah kebanyakan dalam bentuk mangan dioksida (valensi +4) yang sukar larut di
dalam air. Tetapi karena dalam kondisi anaerobik (potensial redoks negatif), maka MnO2 tersebut
dapat direduksi menjadi Mn+2 yang larut di dalam air. (Sawyer, 2004)

Adanya mangan yang tinggi di dalam air, terutama untuk air minum, maka akan teroksidasi oleh
Oksigen membentuk Mn+4 yang akan menyebabkan air menjadi keruh, berwarna kecoklatan dan
berbau logam mangan. (Bailey, 2002)

III. Prinsip Praktikum


Prinsip praktikum kali ini adalah melakukan pengukuran mangan menggunakan beberapa metode
salah satunya adalah menggunakan metode AAS (atomic absorption spectrophotometry) dan juga
metode phenantroline (spektofotometer). Metode ini bisa mengukur konsentrasi mangan hingga
210µg/l dengan kuvet 1cm atau lebih besar. Mangan dalam sampel air dioksidasi dengan persulfate
dalam suansana asam dan panas hingga membentuk MNO4- berwarna merah muda. Warna ini diukur
pada spektofotometer pada λ 525 nm. Namun, keberadaan senyawa reduktor seperti nitrat dan
keberadaaan klorida dapat mengganggu pengukuran mangan. Sehingga harus idtambahkan AgNO3
sehingga Cl- akan mengendap sebagai AgCl dan kelebihan AgNO3 dapat berfungsi sebagai katalis.

IV. Alat dan Bahan


Alat
1. Labu Erlenmeyer Bahan
2. Spektofotometer 1. Contoh air
3. Pipet tetes 2. HNO3 pekat
4. Pemanas 3. Larutan AgNO3
5. Saringan 4. Kristal K2S2O8
6. Labu ukur 5. Aquades
6. Larutan KMnO4

V. Cara Kerja

Gambar V.1 Cara kerja pengukuran mangan


Kamis, 8 Oktober 2020
VI. Tabel Data Hasil Praktikum
Tabel VI.1 Data pengamatan pengukuran mangan
No Dokumentasi Keterangan

1. Pengukurandengan
menggunakaan spektrofotometer
didapatkan persen transmitan
sebesar 86%
Gambar VI. 1 Pemanasan larutan

VII. Pengolahan Data


Setelah data pengamatan didapatkan, lakukan perhitungan dengan menentukan kurva kalibrasi
terlebih dahulu.
- Absrobansi
0,5
0,45
0,4
0,35
Absorbansi

0,3
0,25
0,2 y = 0,0455x + 0,0011
0,15
0,1
0,05
0
0 2 4 6 8 10 12
Konsentrasi (mg/L)

Gambar VII. Grafik kurva kalibrasi Mn

Dilakukan perhitungan absorbansi sesuai rumus sebagi berikut.


𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 = 2 − log (%𝑇)
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 = 2 − log(86) = 0,0655

- Konsentrasi Mangan
Dari grafik, didapatkan persamaan y = 0,0455x + 0,0011. Dengan memasukan nilai hasil
perhitungan absorbansi sebagai y, maka didapatkan perhitungan sebagai berikut.

𝑦 = 0,0455𝑥 + 0,0011
0,0655 = 0,0455𝑥 + 0,0011
𝑥 = 1,4154 ≈ 𝟏, 𝟒𝟐 𝐦𝐠/𝐋
VIII. Pembahasan
Pada pengukuran konsentrasi mangan dalam sampel air, metode yang digunakan adalah metode
persulfate spektrofotometer. Guankan sampel blanko (aquades) dan sampel air. Kedua sampel ini
diberikan perilaku yang sama dengan ditambahkan 2 tetes asam nitrat pekan dan pada sampel diberi
larutan AgNO3 sebanyak konsentrasi klorida sebelumnya sedangkan pada blanko diberi 1 ml AgNO3
karena dianggap sudah memiliki klorida. Asam nitrat berfungsi sebagai pembantu oksidasi Mn 2+
menjadi Mn3+ ketika kontak dengan udara. Proses oksidasi ini pun menghasilkan warna pink pada
sampel air. Sedangkan AgNO3 berguna untuk menghilangkan Cl- di dalam air. Selanjutnya sampel air
dan blanko dipanaskan hingga mendidih dan ditambahkan 1 spatula kalium persulfat yang berfungsi
untuk mengoksidasi Mn2+

Pemanasan memngakibatkan vlume air berkurang karena penguapan. Oleh karena itu, perlu
diencerkan dengan menggunakan aquades hingga kembali ke volume awal. Kemudian dilakukan
Kamis, 8 Oktober 2020
pengukuran transmitan menggunakan spektrofotometer dimana blanko sebagai kalibrasi alat.
Pengukuran sampel air pada spektrofotometer didapatkan hasil 86%.

Dari percobaan yang sudah dilakukan, ditunjukan %T pada spektofotometer adalah 86%. Hasil ini
dimasukan kedalam rumus absorbansi lalu dimasukan kedalam persamaan linear hasil kurva kalibrasi
Mn. Sehingga didapatkan konsentrasi besi sebesar 1,42 mg/L. Sampel air ini tidak memenuhi baku
mutu air minum sesuai KeMenKes No 907 tahun 2002 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas
Air, karena kadar maksimum besi yang diperbolehkan dalam air minum adalah 0,1 mg/L. Sehingga
sampel air yang digunakan tidak memenuhi standar baku mutu yang telah ditentukan sebagai air
minum dalam parameter mangan.

Mangan dalam air tidak menimbulkan gangguan kesehatan, melainkan bermanfaat dalam menjaga
kesehatan otak dan tulang, berperan dalam pertumbuhan rambut dan kuku, serta membantu
menghasilkan enzim untuk metabolisme tubuh untuk mengubah karbohidrat dan protein membentuk
energi yang akan digunakan. Tetapi dalam jumlah yang besar (> 0,5 mg/L), mangan dalam air minum
bersifat neurotoksik. Gejala yang timbul berupa gejala susunan syaraf, insomnia, kemudian lemah
pada kaki dan otot muka sehingga ekspresi muka menjadi beku dan muka tampak seperti topeng/mask
(Slamet, 2007)

Faktor yang mungkin mengakibatkan pengukuran konsentrasi besi kurang akurat adalah pengocokan
yang kurang merata. Lalu, alat yang kurang bersih pun dapat menyebabkan kontaminasi pada sampel.
Kesalahan lainnya adalah kesalahan saat membaca persen transmitan pada spektrofotometer yang
mengakibatkan perhitungan tidak akurat.

Aplikasi modul konsetrasi besi pada bidang Teknik lingkungan adalah untuk parameter dalam
membuat design pengolahan air dan sebagai control serta penilaian efesiensi system pengolahan air.

IX. Kesimpulan
Berdasrkan percobaan yang dilakukan, menunjukan bahwa
1. Kandungan mangan dalam sampel air sebesar 1,42 mg/L
2. Konsentrasi mangan dalam air dapat mempengaruhi kemurnian suatu badan air. Mangan dalam air
tidak menimbulkan gangguan Kesehatan. Tetapi dalam jumlah yang besar (> 0,5 mg/L), mangan
dalam air minum bersifat neurotoksik.
3. Kegunaan diketahuinya konsnetrasi besi adalah sebagai parameter dalam membuat design
pengolahan air dan sebagai control serta penilaian efesiensi system pengolahan air.

X. Daftar Pustaka
Bailey. 2002. Chemistry of The Environment. London: Academic Press.
Republik Indonesia. 2002. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 907 tahun 2002 tentang Syarat-
Syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Jakarta: Sekretariat Negara
Sawyer, Clair N. 2004. Chemistry for Environmental Engineering. New York. Mc Graw Hill. Inc
Slamet, J. S. 2007. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
WHO. 2011. Manganese in Drinking-water. WHO/SDE/WSH/03.04/104/Rev/1.

Anda mungkin juga menyukai