KELOMPOK 4
1. Dzaki Hamzah W (082001500020)
2. Bunga Faradhani (082001500014)
AMONIAK (NH3)
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Udara merupakan faktor penting dalam kehidupan yang harus dilindungi untuk
kelangsungan hidup. Seiring dengan perkembangan zaman dan pesatnya
pembangunan, kualitas udara mengalami perubahan. Oleh karena itu jika
pembangunan di berbagai bidang tidak diiringi dengan upaya pengelolaan lingkungan
yang baik, maka dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran udara baik secara
langsung maupun tidak langsung (Wardhana, 2004).
Pada umumnya bahan pencemar udara adalah berupa gas-gas beracun dan
partikel - partikel zat padat. Gas-gas beracun ini berasal dari pembakaran bahan bakar
kendaraan, dari rumah tangga dan juga dari industri. Bahan pencemar udara ini
terdispersi dalam udara, sehingga pada kadar tertentu polusi udara tidak dapat
dihindarkan lagi (Sugiarti 2009 ).
Salah satu gas yang berperan dalam menimbulkan pencemaran udara adalah gas
amonia (NH3). Udara yang tercemar gas amonia dapat menyebabkan gangguan saluran
pernafasan. Pada kadar 5-50 ppm gas amonia menyebabkan hidung kering, kelelahan
syaraf, pada kadar 1000 - 1500 ppm dapat menyebabkan dyspnea, nyeri dada, kejang
pada saluran pernafasan dan tertundanya edema paru yang berakibat fatal (SIKERNAS,
2012) .
Untuk itu perlu dilakukan pengukuran kadar amonia di udara ambien karena
amonia memiliki dampak negatif terutama pada kesehatan manusia.. Walaupun
amonia memiliki dampak negatif, tetapi amonia dapat difungsikan juga menjadi hal
yang positif bagi kehidupan manusia. Contohnya saja amonia dapat digunakan sebagai
bahan pembuatan pupuk, plastik fiber, bahan peledak, proses refrigasi, proses
purifikasi dan sebagainya.
Pada praktikum pengukuran kadar amonia kali ini, pengambilan contoh uji
dilakukan di 12 lokasi yang udara ambiennya berpotensi besar mengandung gas amonia
dan juga berpotensi kecil mengandung amonia yang akan digunakan sebagai
pembanding. Pada laporan ini, yaitu Kelompok 4 akan dibahas praktikum pengukuran
konsentrasi amonia di toilet belakang pos satpam S. Parman, kampus A, Universitas
Trisakti.
Metode yang digunakan untuk mengukur kadar konsentrasi amonia di udara
ambien pada praktikum ini adalah metode indofenol dengan menggunakan
spektrofotometer. Prinsip dasar pada metode ini adalah amonia yang berada di udara
ambien akan dijerap dengan menggunakan larutan H2SO4 dan akan bereaksi
membentuk amonium sulfat. Penambahan fenol dan natium hipoklorit pada suasana
basa akan membuat terbentuknya senyawa komplek indofenol yang berwarna biru dan
setelah itu konsentrasinya dapat diketahui dengan pengukuran menggunakan
spektrofotometer pada panjang gelombang 630 nm.
1. Pompa Vakum 1
2. Impinger 250 ml 1
3. Flow Meter - 1
No. Alat Ukuran Jumlah Gambar
4. Bulp - 1
5. Corong - 1
6. Spektrofotometer - 1
No. Alat Ukuran Jumlah Gambar
7. Labu ukur 25 mL 1
8. Pipet volumetrik - 1
9. Anemometer - 1
No. Alat Ukuran Jumlah Gambar
10. Barometer - 1
11. Hygrometer - 1
3.2 Bahan
1. Larutan Buffer - 2 ml
Larutan Pereaksi
2. - 5 ml
Fenol
No. Bahan Konsentrasi Jumlah Gambar
Larutan Natrium
3. - 2.5 ml
Hipoklorit
5. Larutan H2SO4 50 ml
6. Alumunium Foil - -
No. Bahan Konsentrasi Jumlah Gambar
8. Air Suling - -
9. Vaseline - -
Masukkan 50 ml larutan
asam sulfat ke dalam botol Nyalakan pompa
impinger, lalu bungkus vakum
dengan aluminium foil
Tambahkan
Diamkan selam Tambahkan air larutan pereaksi
30 menit suling sampai natrium
tanda tera hipoklorit 2.5
ml
V. HASIL PENGAMATAN
5.1 Lokasi Penelitian
Lokasi : Di toilet belakang pos satpam S. Parman , Kampus
A, Universitas Trisakti
Titik Koordinat : 6 10 7.23 S 106 47 19 E
Hari/tanggal : Selasa, 17 Oktober 2017
Waktu : 09.22 WIB s.d. 10.22 WIB
0.08
0.06
0.04
0.02
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Konsentrasi
F1 + F2 + F3 Pa 298
V= xtx x
3 Ta 760
Keterangan:
V = Volume udara yang dihisap dikoreksi pada kondisi normal (L)
F1 = Laju alir awal (L/ menit)
F2 = Laju alir tengah (L/ menit)
F3 = Laju alir akhir (L/menit)
t = Durasi pengambilan contoh uji (menit)
Pa = Tekanan barometer rata-rata selama pengambilan contoh uji (mmHg)
Ta = Temperatur rata-rata selama pengambilan contoh uji (K)
298 = Temperatur pada kondisi normal 25 C konversi dalam Kelvin
760 = Tekanan udara pada kondisi normal 1atm (mmHg)
a 25
C= x1000x
V 10
Keterangan:
C = Konsentrasi NH3 di udara ( g/ Nm3)
a = Jumlah NH3 dari contoh uji hasil perhitungan dari kurva kalibrasi ()
V = Volume udara yang dihisap dikoreksi pada kondisi normal
1000 = Konversi liter ke m3
25 =
Faktor Pengenceran
10
C x 24,45
ppm =
17 x 103
Keterangan :
C = konsentrasi NH3 (g/Nm3)
24,45 = koefisien konversi
17 = Berat Molekul NH3
103 = konversi dari liter ke m
T1 n
C24 = ( ) x C1
T2
Keterangan:
C1 = konsentrasi untuk 1 jam (60 menit)
C24 = konsentrasi untuk 24 jam (1440 menit)
T1 = waktu dalam pengambilan 1 jam
T2 = waktu dalam pengambilan 24 jam
n = 0,185
Y = bx + a
Keterangan:
Y = Absorbansi contoh uji.
a = Intershape
b = Slope
x = C sampel (g/L).
6.2 Perhitungan
6.2.1 Volume contoh uji udara yang diambil
F1 + F2 +F3 Pa 298
V= xtx x 760
3 Ta
1+ 1,1+1 754 298
V= x 60 x x 760
3 303
= 61,21 L
6.2.2 Konsentrasi Oksidan (NH3) di Udara Ambien
Diketahui:
Y (Abs sampel) = 0,163
a (intershape) = 1,474x10-3
b (slope) = 0,0483
r = 0,984
r2 = 0,968
x = C sampel (g/L)
Diketahui:
a = 0,0821 g
V = 63,6215 L
1000 = Konversi liter ke m3
25 =
Faktor Pengenceran
10
60 0.185
C NH3(24jam) = (1440) x 136,57 g/Nm3
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan percobaan tentang pentuan
konsentrasi NH3 di udara ambien dengan metode indofenol menggunakan
spektrofotometer dengan panjang gelombang 630 nm. Titik sampling berada di wc
belakang ototrita Kampus A Universitas Trisakti selama 1 jam. Titik sampling pada
percobaan ini dilakukan pada 14 titik sampling di lokasi Kampus A, Universitas
Trisakti. Larutan penjerap yang digunakan adalah larutan asam sulfat (H2SO4).
Konsentrasi yang terdapat pada titik uji akan dibandingkan dengan baku mutu dengan
tujuan menganalisa apakah kadar partikulat konsentrasinya masih cukup aman dan
belum melewati nilai ambang batas pada baku mutu.
Data meteorologi yang didapat pada saat pengambilaan sampel udara adalah
sebagai berikut yaitu suhu 30oC atau 303oK, kelembaban udara 40,5 % rh, tekanan
udara 763 mmHg, kecepatan angin 1,02 m/s, arah angin ke tenggara. Setelah rangkaian
alat sampling telah terpasang praktikan memulai pengambilan sampel. Laju aliran
pertama diambil pada saat 5 menit awal pengambilan sampel dan didapat sebesar 1
L/menit, pada 30 menit pengambilan sampel dilakukan pengamatan pada flowmeter dan
didapat laju alir sebesar 1,1 L/menit, pengamatan flowmeter dilakukan lagi saat 5 menit
sebelum pengambilan sampel selesai dan didapat laju alir sebesar 1 L/menit. Pada saat
pengambilan sampel udara, cuaca cerah berawan biru dengan terik matahari yang
memancar.
Setelah di lakukan sampling selama 1 jam, larutan dipindahkan ke labu ukur
dengan penambahan larutan penyangga, larutan pereaksi fenol, larutan pereaksi
natrium hipoklorit sehingga larutan tersebut berubah warna menjadi warna biru agak
gelap setelah itu diamkam selama 30 menit agar pereaksi-pereaksi yang telah
ditambahkan menjadi homogenkan (menjadi merata), setelah itu dilakukan uji
menggunakan spektrofotmeter, hasil menunjukkan nilai absorbansi sebesar 0,163 dan
nilai konsentrasi yang didapat sebesar 3,362 dan volume contoh uji udara yang didapat
sebesar 61,21 L.
Setelah dilakukan perhitungan secara manual diperoleh konsentrasi amoniak
(NH3) di udara ambien selama 1 jam yaitu sebesar 136,57 g/Nm3 dengan konversi ke
ppm 0,196 ppm. konsentrasi amoniak (NH3) di udara ambien selama 24 jam yaitu
sebesar 78,56 g/Nm3 dengan konversi ke ppm 0,113 ppm. Sedangkan konsentrasi
oksidan di udara ambien selama 1 jam diperoleh sebesar 3,26 (dengan menggunakan
grafik) dengan perbedaan perhitungan menggunakan komputerisasi dan manual
sebesar 0,08. Perbedaan angka yang didapat dengan cara manual dan cara
komputerisasi ini dapat disebabkan oleh kurangnya ketelitian praktikan dalam
menghitung secara manual.
Titik Sampling: Di
wc belakang pos
satpam otorita,
Kampus A
Universitas
Trisakti
Lokasi Sampling