Anda di halaman 1dari 21

1

LAPORAN
PRAKTIKUM LOGAM FE

Laporan ini dibuat sebagai syarat


Dalam Mata Kuliah Analisis Kualitas Lingkungan
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

OLEH :

Nama : Anisa Luth Fia


NIM : 10011381924124
Kelompok : 7 (Tujuh)
Dosen : DR. Suheryanto, M.SI
Asisten : Miranda Tegar Permana

LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021

1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR TABEL....................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................2
2.1 Pengertian Air Minum.............................................................................2
2.2 Persyaratan Kualitas Air Minum..............................................................3
2.3 Dampak Logam FE..................................................................................4
2.4 Standar Baku Mutu Air............................................................................5
BAB III....................................................................................................................6
METODOLOGI PENELITIAN...............................................................................6
3.1 Alat dan Bahan.........................................................................................6
3.1.1 Alat...................................................................................................6
3.1.2 Bahan...............................................................................................8
3.2 Prosedur Kerja........................................................................................10
3.2.1 Kalibrasi Alat.................................................................................10
3.2.2 Cara Kerja......................................................................................10
BAB IV..................................................................................................................12
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................12
4.1 Hasil.......................................................................................................12
4.1.1 Tempat dan Waktu Pengukuran.....................................................12
4.1.2 Tabel Hasil Pengukuran.................................................................12
4.2 Pembahasan............................................................................................12
BAB V....................................................................................................................14
PENUTUP..............................................................................................................14
5.1 Kesimpulan............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

i
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Parameter pada persyaratan kualitas air minum menurut


Permenkes RI nomor 492/MENKES/PER/IV/2010............................................3
Y
Tabel 4. 1 Hasil Pengukuran Sampel Air..........................................................12

ii
DAFTAR GAMBAR

YGambar 3. 1 Photometer Kit


Gambar 3. 2 Mortar...............................................................................................6
Gambar 3. 3 Spatula..............................................................................................7
Gambar 3. 4 Tabung Vial 10 ml...........................................................................7
Gambar 3. 5 Aquabides.........................................................................................8
Gambar 3. 6 Reagen...............................................................................................8
Gambar 3. 7 Air Keran..........................................................................................9
Gambar 3. 8 Air Galon..........................................................................................9
Gambar 3. 9 Flowchart Kalibrasi Alat..............................................................10
Gambar 3. 10 Flowchart Cara Kerja.................................................................11

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air adalah unsur yang sangat penting yang diperlukan makhluk hidup
terutama manusia. Air yang diperlukan manusia merupakan air bersih yang
layak pakai yang dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari
terutama untuk keperluan air minum (Walangitan, Sapulete and
Pangemanan, 2016).
Seperti halnya pada manusia, air digunakan untuk minum dan
memasak. Namun, air juga dapat digunakan dalam aktivitas sehari-hari,
seperti mencuci pakaian/piring, mandi, dan kegiatan lainnya. Mengacu pada
persyaratan air yang telah ditetapkan oleh pemerintah Republik Indonesia,
maka kualitas air minum yang dipakai sehari-hari harus sesuai dengan
keputusan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/VI/2010
(Permenkes No. 492/Th.2010, 2010). Dimana dalam keputusan tersebut
menyebutkan bahwa komponen yang terdapat dalam air minum harus
memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan.
Meskipun air merupakan komponen esensial bagi kehidupan, namun
tidak semua orang memiliki akses ke air minum yang bersih dan aman,
sehingga banyak yang keracunan bahkan sampai mati karena infeksi bakteri
yang ditularkan melalui air (Silviana et al., 2020).
Air minum yang baik dan layak konsumsi tentunya bebas dari
kontaminan salah satunya adalah logam berat. Adanya logam berat dalam
air minum dapat berdampak pada kesehatan baik secara langsung ataupun
tidak langsung. Logam berat yang tidak bisa terurai dalam tubuh akan
terakumulasi dan dalam jangka waktu yang lama akan berjumlah lebih
banyak. Apabila kadar logam berat dalam tubuh berjumlah besar akan
berdampak pada kesehatan. Meskipun banyak logam dapat mengakibatkan
keracunan dalam tubuh, akan tetapi dalam jumlah yang sangat sedikit logam
berat tersebut juga diperlukan oleh tubuh (Dewa, Hadinoto and Torry,
2015).

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Air Minum
Pengertian air minum dapat diuraikan sebagai berikut: Menurut
Permenkes RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas
Air Minum, air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang melalui syarat dan dapat langsung diminum.
Air minum harus terjamin dan aman bagi kesehatan, air minum aman bagi
kesehatan harus memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi dan
radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan parameter tambahan
(Permenkes RI, 2010).
Parameter wajib merupakan persyaratan kualitas air minum yang
wajib diikuti dan ditaati oleh seluruh penyelenggara air minum, sedangkan
parameter tambahan dapat ditetapkan oleh pemerintah daerah sesuai dengan
kondisi kualitas lingkungan daerah masing masing dengan mangacu pada
parameter tambahan yang ditentukan oleh Permenkes RI No.
492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
(Permenkes RI, 2010).
Air minum dalam kehidupan manusia merupakan salah satu
kebutuhan paling esensial, sehingga kita perlu memenuhinya dalam jumlah
dan kualitas yang memadai. Selain untuk dikonsumsi air bersih juga dapat
dijadikan sebagai salah satu sarana dalam meningkatkan kesejahteraan
hidup melalui upaya peningkatan derajat kesehatan (Sutrisno, 2002).
Air minum merupakan suatu kebutuhan pokok untuk kelangsungan
hidup makhluk hidup, terutama manusia. Tanpa air minum manusia tidak
bisa melangsungkan kehidupannya dengan baik karena tubuh manusia
membutuhkan air minum terutama untuk menjaga kesehatan. 6 Jika hal ini
sudah terpenuhi maka kualitas hidup manusia akan meningkat dan bisa
melaksanakan kegiatan sehari-hari dengan baik (Andhini, 2017).

2
3

2.2 Persyaratan Kualitas Air Minum


Persyaratan kualitas air minum sebagaimana yang ditetapkan melalui
Permenkes RI nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang syarat-syarat dan
pengawasan kualitas air minum, meliputi persyaratan bakteriologis,
kimiawi, radioaktif dan fisik (Permenkes RI, 2010)

Tabel 2. 1 Parameter pada persyaratan kualitas air minum menurut


Permenkes RI nomor 492/MENKES/PER/IV/2010

No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum


. yang Diperbolehkan
1. Parameter Wajib
a. Parameter
Mikrobiologi
1. E. Coli Jumlah per 100 0
ml sampel
2. Total bakteri koliform Jumlah per 100 0
ml sampel
b. Kimia Anorgonik
1. Arsen mg/l 0,01
2. Fluoride mg/l 1,5
3. Total Kromium mg/l 0,05
4. Kadmium mg/l 0,003
5. Nitrit mg/l 3
6. Nitrat mg/l 50
7. Sianida mg/l 0,07
8. Selenium mg/l 0,01
2. Parameter Tidak Wajib
a. Fisik
1. Bau Tidak Berbau
2. Warna TCU 15
3. TDS mg/l
4. Kekeruhan NTU 5
5. Rasa Tidak Berasa
o
6. Suhu C Suhu Udara (+)(-) 3
4

b. Kimiawi
1. Alumunium mg/l 0,2
2. Besi mg/l 0,3
3. Kesadahan mg/l 500
4. Khlorida mg/l 250
5. Mangan mg/l 0,4
6. pH 6,5-8,5
7. Seng mg/l 3
8. Sulfat mg/l 250
9. Tembaga mg/l 2
10. Amonia mg/l 1,5

2.3 Dampak Logam FE


Zat besi adalah unsur yang melimpah di bumi dan merupakan
komponen biologis terpenting dari setiap organisme hidup (Ross et al.,
2012). Namun demikian, tubuh manusia tidak mampu untuk mengekresikan
zat besi (Fe) sehingga orang yang sering melakukan transfusi darah maka
warna kulitnya menghitam akibat dari proses akumulasi zat besi (Fe)
(Quintero-Gutiérrez et al., 2008).
Zat besi merupakan salah satu zat kimia yang dapat terlarut dan
mencemari air. Setidaknya 5 persen dari isi bumi merupakan besi (Fe) dan
salah satu sumber daya bumi yang paling berlimpah. Saat air hujan
menginfiltrasi tanah maka besi akan terlarut yang menyebabkannya meresap
ke dalam akuifer, sehingga berfungsi sebagai sumber air tanah untuk sumur.
Meskipun terdapat dalam air minum, zat besi jarang ditemukan pada
konsentrasi lebih dari 10 miligram per liter (mg/l). Namun demikian, jika
konsentrasi Fe melebihi nilai ambang batas 0,3 mg/l maka dapat
menyebabkan air berubah warna menjadi cokelat kemerahan (Illinois
Department of Public Health, 2010)
Air yang mengandung zat besi (Fe) dapat menimbulkan rasa mual
ketika diminum. Walaupun tubuh membutuhkan zat besi namun paparan
yang berlebihan terhadap logam besi dapat menyebabkan risiko kesehatan
yang merugikan seperti penyakit parkinson, huntington, kardiovaskular,
5

hiperkeratosis, diabetes mellitus, perubahan pigmentasi, penyakit alzheimer,


ginjal, hati, gangguan pernapasan, neurologis dan berujung kematian. Jika
kadar zat besi > 1 mg/L dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan mata dan
jika pencemaran zat besi dalam air > 10 mg/L dapat menyebabkan bau
menyengat pada air. (EPA, 2017).
2.4 Standar Baku Mutu Air
Air untuk keperluan air minum, untuk hygiene sanitasi, dan untuk
keperluan khusus harus memberikan jaminan perlindungan kesehatan dan
keselamatan pemakainya. Air merupakan media penularan penyakit yang
baik untuk penyebaran penyakit tular air (water related diseases). Untuk itu
penyehatan air perlu dilakukan dengan baik untuk menjaga agar tidak terjadi
kasus infeksi di rumah sakit dengan menyediakan air yang cukup secara
kuantitas dan kualitas sesuai parameter yang ditetapkan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 32 Tahun 2017 tentang
standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan air
untuk keperluan hygiene sanitasi, batas maksimal kadar Fe sebesar 1 mg/l
untuk air bersih dan 0,3 mg/l untuk air minum (Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, 2017).
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
A. Photometer Kit

Gambar 3. 1 Photometer Kit

B. Mortar

Gambar 3. 2 Mortar

6
7

C. Spatula

Gambar 3. 3 Spatula

D. Tabung Vial 10 ml

Gambar 3. 4 Tabung Vial 10 ml


8

3.1.2 Bahan
A. Aquabides

Gambar 3. 5 Aquabides

B. Reagen

Gambar 3. 6 Reagen
9

C. Sampel Air
a. Air Keran

Gambar 3. 7 Air Keran

b. Air Galon

Gambar 3. 8 Air Galon


10

3.2 Prosedur Kerja


3.2.1 Kalibrasi Alat

Tekan tombol power Ketika alat sudah Tekan menu dan


yang berada dibagian aktif pilih set menu pilih parameter
kanan alat untuk dibagian layar uji untuk besi
menyalakan alat bawah photometer atau mangan

Bersihkan tabung Masukan aquabides


kalibrasi dengan untuk kalibrasi
menggunakan kedalam alat dan
tissue tunggu beberapa saat

Gambar 3. 9 Flowchart Kalibrasi Alat

3.2.2 Cara Kerja

Tekan dan nyalakan alat dengan menggunakan tombol ON/OFF

Siapkan 1 tablet reagen lalu haluskan dengan menggunakan mortar

Siapkan sampel (air keran/aor galon) dan isi/ masukan ke dalam tabung vial
sebanyak 10 ml

Campurkan reagan ke dalam sampel air keran/air galon lalu kocok tabung vial
pastikan larutan merata dan tercampur, tunggu
selama 1 menit
11

Hidupkan alat photometer dan pilih pengukuran untuk phot 019 besi

Masukan blanko berisi aquabides kedalam alat untuk melakukan kalibrasi


pastikan tabung vial tidak terdapat sidik jari (bersihkan tabung dengan tissue)
kemudian tutup alat dan tunggu alat mengkalibrasi

Jika dilayar sudah terdapat tulisan masukan sampel, maka Masukan sampel (air
keran/air galon) kedalam alat photometer pastikan tidak terdapat sidik jari

Catat hasil pengukuran

Gambar 3. 10 Flowchart Cara Kerja


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
4.1.1 Tempat dan Waktu Pengukuran
1. Lokasi Praktikum : Zoom Meeting
2. Waktu Praktikum : Jumat, 30 April 2020
3. Pukul : 08.30 WIB – Selesai
4.1.2 Tabel Hasil Pengukuran

Tabel 4. 1 Hasil Pengukuran Sampel Air

No Nama Larutan Hasil (mg/l) Baku Mutu Keterangan


.
1. Air Keran 0,80 Air bersih Tidak memenuhi
≤ 1 mg/l
syarat
2. Air Galon 1,20 Air minum Tidak memenuhi
≤ 0,3 mg/l
syarat

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis kadar Logam Fe pada air yang dilakukan


terhadap sampel air bersih dengan metode pengukuran menggunakan alat
photometer sanitarian kit dari logam besi dengan menggunakan sampel air
minum (galon) diperoleh kadar yaitu 0,80 mg/l, hal ini pada hasil
pengukuran tidak memenuhi syarat di karenakan telah melebihi baku mutu
yang telah ada yaitu 0,3 mg/l untuk air minum. Kadar logam besi pada
sampel air keran diperoleh sebesar 1,20 mg/l, hasil pengukuran ini tidak
memenuhi syarat di karenakan telah melebihi baku mutu yang telah ada
yaitu 1 mg/l untuk air bersih, sehingga kadar logam besi yang diperoleh dari
sampel air keduanya dinyatakan tidak memenuhi syarat dengan persyaratan
baku mutu air bersih Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 32
Tahun 2017.

12
13

Hasil pengukuran dari sampel air galon dan air keran tidak memenuhi
syarat baku mutu, hal ini dapat membahayakan kesehatan jika di konsumsi
secara terus-menerus.
BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum Logam Fe dalam air ini, dapat ditarik kesimpulan
yaitu :
1. Pengertian air minum dapat diuraikan sebagai berikut: Menurut
Permenkes RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan
Kualitas Air Minum, air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang melalui syarat dan dapat
langsung diminum.
2. Persyaratan kualitas air minum sebagaimana yang ditetapkan melalui
Permenkes RI nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang syarat-syarat
dan pengawasan kualitas air minum, meliputi persyaratan bakteriologis,
kimiawi, radioaktif dan fisik.
3. Air yang mengandung zat besi (Fe) dapat menimbulkan rasa mual ketika
diminum. Walaupun tubuh membutuhkan zat besi namun paparan yang
berlebihan terhadap logam besi dapat menyebabkan risiko kesehatan
yang merugikan seperti penyakit parkinson, huntington, kardiovaskular,
hiperkeratosis, diabetes mellitus, perubahan pigmentasi, penyakit
alzheimer, ginjal, hati, gangguan pernapasan, neurologis dan berujung
kematian. Jika kadar zat besi > 1 mg/L dapat menyebabkan iritasi pada
kulit dan mata dan jika pencemaran zat besi dalam air > 10 mg/L dapat
menyebabkan bau menyengat pada air.
4. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 32 Tahun 2017 tentang
standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan air
untuk keperluan hygiene sanitasi, batas maksimal kadar Fe sebesar 1
mg/ untuk air bersih dan 0,3 mg/L untuk air minum.
5. Hasil pengukuran dari sampel air galon dan air keran tidak memenuhi
syarat baku mutu, hal ini dapat membahayakan kesehatan jika di
konsumsi secara terus-menerus.

14
15
DAFTAR PUSTAKA

Andhini, N. F. (2017) ‘Air Minum’, 53(9), pp. 1689–1699.

Dewa, R. P., Hadinoto, S. and Torry, F. R. (2015) ‘Analisa Kandungan Timbal


( Pb ) dan Kadmium ( Cd ) Pada Air Minum Dalam Kemasan Di Kota Ambon’,
Jurnal Majalah Biam, 11(2), pp. 76–82.
Tersedia di : http://litbang.kemenperin.go.id/bpbiam/article/view/2052.

EPA, U. (2017) ‘Secondary drinking water standards: Guidance for nuisance


chemicals’, Drinking Water Contaminants-Standards and Regulations.

Illinois Department of Public Health (2010) Iron In Drinking Water. Tersedia di :


https://www.dph.illinois.gov/topics-services/environmental-health-
protection/privatewater/iron-drinking-water.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2017) ‘Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene
Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua dan Pemandian Umum’, Peraturan
Menteri kesehatan Republik Indonesia, pp. 1–20.

Permenkes No. 492/Th.2010 (2010) ‘Persyaratan Kualitas Air Minum’, Peraturan


Mentri Kesehatan Republik Indonesia.

Permenkes RI (2010) ‘Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum’, Peraturan
Mentri Kesehatan Republik Indonesia, p. MENKES.

Quintero-Gutiérrez, A. G. et al. (2008) ‘Bioavailability of heme iron in biscuit


filling using piglets as an animal model for humans’, International Journal of
Biological Sciences, 4(1), p. 58.

Ross, A. C. et al. (2012) Modern nutrition in health and disease. Lippincott


Williams & Wilkins.

Silviana, E. et al. (2020) ‘Analisis Logam Besi (Fe) Dalam Air PDAM Di
Kabupaten Pidie Jaya Menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom’, Jurnal
Serambi Engineering, 5(3), pp. 1195–1200.

Sutrisno, T. (2002) ‘Teknologi penyediaan air bersih’.

Walangitan, M. R., Sapulete, M. R. and Pangemanan, J. M. (2016) ‘Gambaran


Kualitas Air Minum dari Depot Air Minum Isi Ulang di Kelurahan Ranotana-
Weru dan Kelurahan Karombasan Selatan Menurut Parameter Mikrobiologi.’,
Jurnal Kedokteran Komunitas dan Tropik, 4(1).

16

Anda mungkin juga menyukai