Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana
Kesehatan Masyarakat
Diajukan Oleh
Megawati Wenyi
1900029226
PENDAHULUAN
Air adalah kebutuhan utama dalam kehidupan, dan kebutuhan air dalam suatu
wilayah akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Namun,
kualitas, kuantitas, dan kontinuitas air cenderung menurun (Afif et al., 2018). Tubuh
manusia sendiri sebagian besar terdiri dari air, sehingga air, terutama air minum,
sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti mandi,
memasak, dan air minum. Standar kualitas air minum telah diatur dalam Peraturan
Menteri Kesehatan No. 492 Tahun 2010 yang mengharuskan air minum tidak
mengandung bakteri patogen dan bakteri coliform melebihi batas yang ditentukan
(Permenkes, 2010). Kehadiran bakteri coliform dalam air minum mengindikasikan
adanya kemungkinan kontaminasi bakteri patogen, yang dapat menyebabkan
gangguan saluran cerna seperti diare.
Meskipun 75% tubuh manusia terdiri dari air, kapasitas penyediaan air tawar di
dunia hanya sekitar 3%, sementara sisanya 97% adalah air laut. Hanya sekitar 0,3%
air yang dipasok untuk kebutuhan sehari-hari manusia (Kementerian Kesehatan,
2017). Di Indonesia, terdapat tantangan dalam menyediakan akses air minum yang
cukup bagi sebagian rumah tangga, di mana sekitar 53,5% rumah tangga tidak
memiliki akses air minum yang memadai (Balitbangkes, 2019).
Sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan air minum, masyarakat cenderung
beralih menggunakan air minum dalam kemasan dan air tambahan, yang sering
disebut sebagai minuman berenergi, karena harganya yang lebih terjangkau
(Adriyani & Suprihatin, 2008). Meskipun banyak air minum yang dipasok dari
sumur dan diolah oleh perusahaan daerah air minum atau waduk air minum
tambahan, perkembangan teknologi dan kehidupan yang semakin dinamis
mendorong masyarakat untuk memilih cara yang lebih mudah dan terjangkau untuk
memenuhi kebutuhan air minumnya.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 Tahun 2010 telah menetapkan parameter
yang diperlukan untuk mencapai kualitas air minum yang baik, termasuk parameter
fisik, mikrobiologi, dan kimia (Permenkes, 2010). Pentingnya sanitasi tempat
penampungan air minum dan air baku juga telah ditekankan, karena sanitasi yang
buruk dapat meningkatkan risiko kontaminasi bakteri pada air minum (Wulandari
et al., 2019; Mirza, 2014; Kasim et al., 2016; Surendra et al., 2013).
Di beberapa depot air minum isi ulang, ditemukan perilaku higiene yang di
bawah standar, yang dapat menyebabkan pencemaran bakteri Escherichia coli pada
air minum (Abriandy et al., 2017). Gudang isi ulang air minum juga memiliki risiko
terkontaminasi jika tidak menjalankan proses pengemasan dengan baik dan
menggunakan peralatan yang memadai (Veronika Amelia Simbolon, 2012).
Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian di desa Pringgolayan DIY bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara sanitasi pada sisa air minum dengan
pencemaran bakteri Escherichia coli pada sumber air minum. Hal ini penting untuk
memahami dan mengatasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas air
minum di wilayah tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
Jika proses pengolahan air di depot air minum tambahan tidak dilakukan
secara otomatis, maka kualitas air yang dihasilkan dapat mengalami perubahan
(Athena et al., 2004). Beberapa langkah dalam proses seperti pembersihan galon
air dan pengisian air tidak berjalan secara otomatis. Pada saat proses ini
berlangsung, terjadi interaksi langsung antara anak perempuan dengan penangan
atau pekerja di depot air minum tambahan.
Selama pengisian galon air, sangat penting untuk mencegah pekerja yang
sedang sakit dari bersentuhan dengan peralatan yang digunakan. Dalam banyak
kasus, penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme dapat bertahan pada
pekerja bahkan setelah mereka sembuh dari penyakit tersebut (Marriot NG, 2018).
Namun, di beberapa gudang, perilaku hidup bersih dan sehat tidak diperlihatkan
oleh operator atau pekerja. Hal ini terjadi karena mereka tidak memakai pakaian
kerja yang bersih dan rapi saat bekerja, tidak mencuci tangan sebelum memulai
aktivitas kerja, dan bahkan merokok di tempat kerja yang dapat mencemari air
minum yang dihasilkan (Randang et al., 2014).
Keterangan:
---- : Faktor yang tidak diteliti
: Faktor yang diteliti
Perilaku merokok bukan menjadi variabel yang akan diteliti lebih lanjut
karena perilaku merokok sulit untuk diobservasi secara bersamaan atau sekaligus.
Namun, ada beberapa variabel yang perlu diperhatikan, seperti akses ke fasilitas
sanitasi, karena ketidakpatuhan terhadap standar sanitasi dapat menyebabkan
kontaminasi coliform pada air minum. Selanjutnya, fasilitas pengolahan air minum
juga harus mendapat perhatian karena penggunaan peralatan yang usang atau tidak
memenuhi persyaratan kebersihan dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri.
Karena pekerja di gudang air minum bekerja secara langsung dan tanpa
peralatan otomatis, penting untuk menekankan tindakan mencuci tangan sebelum dan
sesudah melayani pelanggan, karena ini juga dapat menjadi penyebab penyebaran
bakteri. Semua variabel tersebut harus dipertimbangkan dalam upaya menjaga
kebersihan dan kualitas air minum isi ulang agar tetap aman dan sehat untuk
dikonsumsi.
METODE PENELITIAN
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh depot air minum isi ulang yang
berada di Desa Pringgolayan, Yogyakarta.
3.3.2 Sampel
Sampel penelitian ini terdiri dari depot air minum yang berada di Desa
Pringgolayan, dengan total 30 depot air minum dan 30 tenaga kerja yang
menjadi bagian dari populasi. Karena jumlah populasi yang relatif kecil,
penelitian ini menggunakan metode non-probability sampling, yang berarti
tidak setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih
menjadi bagian dari sampel. Oleh karena itu, metode pengambilan sampel
yang digunakan adalah sampel yang representatif dari seluruh populasi. Hal
ini dilakukan karena populasi yang terlibat relatif kecil dan peneliti ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan seminimal mungkin. Sebanyak 30
depot air minum dan 30 pegawai di Desa Pringgolayan menjadi partisipan
dalam penelitian ini.
Alat penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah lembar observasi yang
telah dimodifikasi berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2014
mengenai sanitasi sumber air minum. Selain itu, hasil uji laboratorium
menggunakan metode uji MPN (most probable number) digunakan untuk
mengidentifikasi keberadaan bakteri coliform pada air minum isi ulang. Dalam
penelitian ini, dua perangkat yang akan digunakan adalah alat tulis dan kamera Hp.
3.5.1 Variabel
Variabel Dependen
Variabel Independen
3.6 Rencana Jalan Penelitian
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Analisis univariat: Analisis univariat dilakukan untuk memberikan gambaran
distribusi frekuensi dari masing-masing variabel penelitian. Deskripsi statistik
seperti tabel distribusi frekuensi, nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai
minimum, dan maksimum digunakan untuk menganalisis data.
b. Analisis multivariat: Analisis multivariat dilakukan untuk menguji hipotesis
hubungan antara variabel dependen dan variabel independen. Penelitian ini
menggunakan metode statistik Mann Whitney karena data numeriknya tidak
mengikuti distribusi normal. Tingkat signifikansi (α) yang digunakan dalam
analisis ini adalah 0,05. Interpretasi hasil analisis sebagai berikut:
1) Jika nilai p (p value) < 0,05, maka hubungan dianggap signifikan secara
statistik, dan hipotesis diterima.
2) Jika nilai p (p value) ≥ 0,05, maka hubungan dianggap tidak signifikan
Abriandy, H., Pramono, D., & Iravati, S. (2017). Kualitas Mikrobiologis Air Minum Isi
Ulang di Kabupaten Banyumas. Berita Kedokteran Masyarakat, 33(1), 7–12.
https://jurnal.ugm.ac.id/bkm/article/view/12696
Adriyani, R., & Suprihatin, B. (2008). Higiene Sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang Di
Desa Tanjung Redep Kabupaten Berau Kalimantan Timur. Jurnal Kesehatan
Lingkungan Unair, 4(2), 3924.
Afif, F., Erly, E., & Endrinaldi, E. (2018). Identifikasi Bakteri escherichia coli pada Air
Minum Isi Ulang yang Diproduksi Depot Air Minum Isi Ulang di Desa Padang
Selatan. Jurnal Kesehatan Andalas, 4(2), 376–380.
https://doi.org/10.25077/jka.v4i2.257
Akili, R. H., Asrifuddin, A., Punuh, M. I., Kesehatan, F., Universitas, M., & Ratulangi,
S. (2018). ANALISIS KANDUNGAN BAKTERI Total Coliform DALAM AIR
BERSIH DAN Eschererchia Coli DALAM AIR MINUM PADA DEPOT AIR
MINUM ISI ULANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING KOTA
MANADO. Kesmas, 7(1), 47–52.
Anderson, M., & Swanson, T. (2011). Procedures for the Collection of Fecal Coliform
Bacteria Samples in Surface Water.
Atari, M., Pramadita, S., & Sulastri, A. (2020). Pengaruh Higiene Sanitasi terhadap
Jumlah Bakteri Coliform dalam Air Minum Isi Ulang di Desa Pontianak Kota.
Jurnal Rekayasa Lingkungan Tropis, 4(1), 1–10.
Athena, A., Sukar, S., & Haryono, H. (2004). Kandungan Bakteri Total Coli Dan
Escherechia Coli / Fecal Coli Air Minum Dari Depot Air Minum Isi Ulang Di Jakarta,
Tangerang, Dan Bekasi. Indonesian Bulletin of Health Research, 32(4).
Azhar, A. (2021). Uji Bakteri Coliform Dan escherichia coli Pada Air Minum Isi Ulang
Di Desa Pahlawan Desa Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2021. Jurnal
EDUKES : Jurnal Penelitian Edukasi Kesehatan, Vol. 4: JURNAL EDUKES
VOLUME 4 NOMOR 2, EDISI SEPTEMBER 2021, 174–181. https://e-
jurnal.stikesydb.ac.id/index.php/edukes/article/view/401/356
Irma, D. I., Kamillia, M., Sari, M. P., Maulana, M. R., Ayu, R., Rochmah, S. C.,
Pamungkas, W., & Oktoviningrum, W. R. (n.d.). STANDART K3 AIR MINUM ISI
ULANG.
Kasim, K. P., Setiani, O., & W, N. E. (2016). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Cemaran Mikroba dalam Air Minum Isi Ulang pada Depot Air Minum Kota
Makassar. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 13(2), 39–44.
Mirza, M. N. (2014). Hygiene Sanitasi dan Jumlah Coliform Air Minum. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 9(2), 167–173.
Putri, Isnaini, B. P. (2022). Analisis Bakteri Coliform pada Air Minum Isi Ulang di Desa
Gajahmungkur. Life Science, Vol 11 No 1 (2022): April 2022, 89–98.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/UnnesJLifeSci/article/view/59799/22327
Randang, G. E. K., Joseph, W. B. S., & Kawatu, P. A. T. (2014). Air Minum Isi Ulang
( Damiu ) Di Desa Tikala Kota Manado. Air Minum Isi Ulang ( Damiu ) Di Desa
Tikala Kota Manado.
Sudiana, M., & Sudirgayasa, G. (2020). Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan
Eschericia Coli Pada Depot Air Minum Isi Ulang (Damiu). Jurnal Kesehatan Bakti
Tunas Husada: Jurnal Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan Dan Farmasi, 20(1),
52–61.
Wulandari, S., Siwiendrayanti, A., & Wahyuningsih, A. S. (2019). Higiene Dan Sanitasi
Serta Kualitas Bakteriologis Damiu Di Sekitar Universitas Negeri Semarang. Unnes
Journal of Public Health, 4(3), 8–15.