Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DENGAN


KONTAMINASI BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR MINUM ISI
ULANG DI DESA PRINGGOLAYAN DAEREAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana
Kesehatan Masyarakat

Peminatan Kesehatan Lingkungan

Diajukan Oleh

Megawati Wenyi
1900029226

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2023
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 6
1.3.1 Tujuan Umum ........................................................................................... 6
1.3.2 Tujuan Khusus .......................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................... 7
1.4.1 Bagi Ilmu Pengetahuan ............................................................................ 7
1.4.2 Bagi Mahasiswa Kesehatan Masyarakat ................................................ 7
1.4.3 Bagi Masyarakat Umum .......................................................................... 7
1.5 Keaslian Penelitian .......................................................................................... 8
BAB II ............................................................................................................................. 11
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................. 11
2.1 Telaah Pustaka ................................................................................................ 11
2.1.1 Air Minum ................................................................................................ 11
2.1.2 Depot Air Minum .................................................................................... 12
2.1.3 Personal Higiene Penjamah Pada Depot Air Minum .......................... 13
2.2 Kerangka Teori .............................................................................................. 14
2.3 Kerangka Konsep .......................................................................................... 14
2.4 Hipotesis .......................................................................................................... 16
BAB III .......................................................................................................................... 17
METODE PENELITIAN............................................................................................. 17
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................... 17
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................ 17
3.2.1 Lokasi Penelitian .................................................................................... 17
3.2.2 Waktu Penelitian .................................................................................... 17
3.3 Populasi dan Sampel ...................................................................................... 17
3.3.1 Populasi ................................................................................................... 17
3.3.2 Sampel ..................................................................................................... 17
3.4 Instrumen dan Alat Penelitian ...................................................................... 18
3.5 Variabel dan Definisi Operasional ............................................................... 18
3.5.1 Variabel .................................................................................................... 18
3.5.2 Definisi Operasional ............................................................................... 19
3.6 Rencana Jalan Penelitian .............................................................................. 22
3.7 Analisis Data ................................................................................................... 22
3.8 Rencana Jadwal Penelitian ........................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 24
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air adalah kebutuhan utama dalam kehidupan, dan kebutuhan air dalam suatu
wilayah akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Namun,
kualitas, kuantitas, dan kontinuitas air cenderung menurun (Afif et al., 2018). Tubuh
manusia sendiri sebagian besar terdiri dari air, sehingga air, terutama air minum,
sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti mandi,
memasak, dan air minum. Standar kualitas air minum telah diatur dalam Peraturan
Menteri Kesehatan No. 492 Tahun 2010 yang mengharuskan air minum tidak
mengandung bakteri patogen dan bakteri coliform melebihi batas yang ditentukan
(Permenkes, 2010). Kehadiran bakteri coliform dalam air minum mengindikasikan
adanya kemungkinan kontaminasi bakteri patogen, yang dapat menyebabkan
gangguan saluran cerna seperti diare.
Meskipun 75% tubuh manusia terdiri dari air, kapasitas penyediaan air tawar di
dunia hanya sekitar 3%, sementara sisanya 97% adalah air laut. Hanya sekitar 0,3%
air yang dipasok untuk kebutuhan sehari-hari manusia (Kementerian Kesehatan,
2017). Di Indonesia, terdapat tantangan dalam menyediakan akses air minum yang
cukup bagi sebagian rumah tangga, di mana sekitar 53,5% rumah tangga tidak
memiliki akses air minum yang memadai (Balitbangkes, 2019).
Sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan air minum, masyarakat cenderung
beralih menggunakan air minum dalam kemasan dan air tambahan, yang sering
disebut sebagai minuman berenergi, karena harganya yang lebih terjangkau
(Adriyani & Suprihatin, 2008). Meskipun banyak air minum yang dipasok dari
sumur dan diolah oleh perusahaan daerah air minum atau waduk air minum
tambahan, perkembangan teknologi dan kehidupan yang semakin dinamis
mendorong masyarakat untuk memilih cara yang lebih mudah dan terjangkau untuk
memenuhi kebutuhan air minumnya.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 Tahun 2010 telah menetapkan parameter
yang diperlukan untuk mencapai kualitas air minum yang baik, termasuk parameter
fisik, mikrobiologi, dan kimia (Permenkes, 2010). Pentingnya sanitasi tempat
penampungan air minum dan air baku juga telah ditekankan, karena sanitasi yang
buruk dapat meningkatkan risiko kontaminasi bakteri pada air minum (Wulandari
et al., 2019; Mirza, 2014; Kasim et al., 2016; Surendra et al., 2013).
Di beberapa depot air minum isi ulang, ditemukan perilaku higiene yang di
bawah standar, yang dapat menyebabkan pencemaran bakteri Escherichia coli pada
air minum (Abriandy et al., 2017). Gudang isi ulang air minum juga memiliki risiko
terkontaminasi jika tidak menjalankan proses pengemasan dengan baik dan
menggunakan peralatan yang memadai (Veronika Amelia Simbolon, 2012).
Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian di desa Pringgolayan DIY bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara sanitasi pada sisa air minum dengan
pencemaran bakteri Escherichia coli pada sumber air minum. Hal ini penting untuk
memahami dan mengatasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas air
minum di wilayah tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Hasil survei awal di beberapa depot air minum di Pringgolayan menunjukkan


bahwa kondisi fisik Gudang Isi Ulang Air Minum (DAMIU) tidak memenuhi
standar yang ditetapkan. Selain itu, DAMIU juga tidak menjalankan tindakan
pengolahan air yang tepat dan benar, termasuk pengolahan air olahan, penggunaan
jenis peralatan yang sesuai, dan pengujian kualitas air minum yang dihasilkan
secara berkala. Dalam situasi tersebut, para karyawan DAMIU juga tidak
menggunakan masker, sarung tangan, atau alat pelindung diri lainnya.
Sementara upaya untuk meningkatkan kualitas air rumah tangga telah dilakukan,
namun beberapa depot air minum di Pringgolayan masih belum mencapai standar
yang memuaskan. Oleh karena itu, permasalahan yang ingin diungkap dalam
penelitian ini adalah: "Apakah terdapat hubungan antara kebersihan sanitasi pada
tangki air minum dengan tingkat cemaran bakteri Escherichia coli pada air minum
tambahan di desa Pringgolayan DIY?"

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan


antara sanitasi di depot air minum dan tingkat kontaminasi bakteri Escherichia
coli pada air minum isi ulang di Desa Pringgolayan, DIY, pada tahun 2023.

1.3.2 Tujuan Khusus

A. Mengetahui cara mendeskripsikan jumlah bakteri e. coli di tempat


penampungan air minum di Desa Pringgolayan.
B. Mengetahui gambaran akses sarana sanitasi pada stasiun air minum di
Desa Pringgolayan
C. Untuk gambaran fasilitas pengolahan air minum di depot air minum
tambahan desa Pringgolayan
D. Pengalaman visual kualitas air baku di tambang air minum desa
Pringgolayan.
E. Untuk gambaran higienis proses pelayanan konsumen di depot air minum
desa Pringgolayan.
F. Untuk mengetahui gambaran perilaku cuci tangan pekerja di depot air
minum desa Pringgolayan.
G. Ada hubungan antara aksesibilitas sarana sanitasi dengan kontaminasi
bakteri e. coli dalam suplementasi air minum di Desa Pringgolayan
H. Ada hubungan antara sarana pengolahan air minum dengan pencemaran e.
coli pada air minum tambahan di desa Pringgolayan
I. Ada hubungan kualitas air baku dengan cemaran e. coli pada air minum
tambahan di Desa Pringgolayan.
J. Ada hubungan higiene proses pelayanan konsumen dengan kontaminasi
mikroba e. coli dalam suplementasi air minum di Desa Pringgolayan
K. Ada hubungan perilaku cuci tangan dengan pencemaran e. coli pada air
minum tambahan di Desa Pringgolayan.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Ilmu Pengetahuan

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan


pengetahuan sehingga pembaca dapat mengaplikasikan ilmu dan teori yang
didapat dari penelitian ini kepada masyarakat di masa yang akan datang.

1.4.2 Bagi Mahasiswa Kesehatan Masyarakat

Penelitian ini dapat menjadi referensi dan informasi untuk kajian-kajian


selanjutnya tentang kesehatan lingkungan, khususnya mengenai hubungan
antara sanitasi dan cemaran mikroba pada suplemen minuman air.

1.4.3 Bagi Masyarakat Umum

Untuk menginformasikan kepada masyarakat bahwa e. E.coli yang dapat


berasal dari air minum yang tercemar dapat meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya sanitasi yang baik. Hal ini dapat mendorong
individu dan masyarakat untuk menerapkan praktik kebersihan yang lebih
baik.
1.5 Keaslian Penelitian
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Telaah Pustaka

2.1.1 Air Minum


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
492/MENKES/PER/IV/2010, air minum didefinisikan sebagai air yang
memenuhi syarat kesehatan baik melalui proses pengolahan maupun tanpa
pengolahan, dan dapat langsung diminum. Salah satu faktor penyebab
kontaminasi air minum adalah bakteri, termasuk bakteri coliform. Bakteri
coliform berasal dari kotoran hewan dan manusia, terutama ditemukan di usus dan
tinja manusia dan hewan berdarah panas lainnya. Kehadiran bakteri coliform
dalam air minum tidak menunjukkan bahwa air tersebut pasti tidak aman
dikonsumsi, namun dapat menjadi indikasi bahwa air tersebut terkontaminasi oleh
kotoran hewan atau manusia (Anderson & Swanson, 2011).

Penting untuk melakukan pengujian laboratorium untuk mendeteksi


keberadaan bakteri coliform dalam air minum karena tidak dapat terdeteksi
melalui penglihatan, penciuman, atau rasa. Kehadiran bakteri coliform dalam air
minum dapat menyebabkan gangguan kesehatan, seperti diare, kram perut, mual,
sakit kepala, dan gejala lainnya. Beberapa mikroba lainnya yang terkait dengan
kotoran manusia atau hewan juga dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius,
seperti infeksi saluran pencernaan, hepatitis, demam tifoid, dan kolera (Skipton,
2014).

Dalam konteks penyediaan air bersih, terdapat potensi dampak kesehatan


akibat kontaminasi bakteri, termasuk bakteri coliform, pada air minum. Penyakit
yang dapat ditularkan melalui air dapat dikelompokkan berdasarkan mekanisme
penularannya, seperti water-borne disease, water-washed disease, water-based
disease, dan water-related insect vector. Contoh penyakit yang dapat ditularkan
melalui air adalah kolera, tipoid, hepatitis viral, disentri basiler, polio,
schistosomiasis, dracunculiasis, filariasis, demam berdarah dengue, malaria, dan
yellow fever (Chandra, 2007).

Untuk menjaga kualitas air minum, pengujian laboratorium secara berkala


sangat penting untuk memastikan air minum aman dikonsumsi. Selain itu, upaya
pencegahan dan perawatan kebersihan baik di sumber air maupun selama proses
pengolahan air minum sangat diperlukan untuk mencegah kontaminasi bakteri
dan penyakit yang dapat ditularkan melalui air.

2.1.2 Depot Air Minum


a. Pengertian depot air minum
Depot Air Minum merupakan suatu industri yang melakukan proses
pengolahan air baku menjadi air minum dan menjualnya secara langsung
kepada konsumen (Deperindag, 2004). Namun, akhir-akhir ini kualitas air
yang dihasilkan oleh depot air minum isi ulang mengalami penurunan,
dengan beberapa permasalahan yang umum terjadi, seperti peralatan depot
air minum yang tidak dilengkapi dengan alat sterilisasi yang memadai atau
memiliki daya bunuh rendah terhadap bakteri, serta kurangnya pengetahuan
pengusaha mengenai peralatan depot air minum yang baik dan cara
pemeliharaannya.
b. Pengawasan depot air minum
Untuk memastikan bahwa kualitas air minum yang dihasilkan memenuhi
standar yang telah ditetapkan, pemerintah mengatur melalui Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor 736/MENKES/PER/VI/2010 tentang Tata
Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum. Dalam peraturan tersebut, depot
air minum diwajibkan untuk melaksanakan pengawasan eksternal dan
internal terhadap kualitas air yang akan dimasukkan ke dalam galon atau
wadah air minum.Pengawasan eksternal dilakukan oleh Dinas Kesehatan
Kota/Kabupaten dan berlaku untuk pengawasan air minum yang dijual baik
untuk tujuan komersial maupun non-komersial.
- Pengawasan internal adalah pengawasan yang dilakukan oleh
penyelenggara air minum untuk memastikan kualitas air minum yang
diproduksi dan dijual, baik untuk tujuan komersial maupun non-
komersial, sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.

Dengan adanya pengawasan eksternal dan internal ini, diharapkan kualitas


air minum dari depot air minum dapat terjaga dan memenuhi standar yang
ditetapkan untuk keamanan dan kesehatan konsumen.

2.1.3 Personal Higiene Penjamah Pada Depot Air Minum

Jika proses pengolahan air di depot air minum tambahan tidak dilakukan
secara otomatis, maka kualitas air yang dihasilkan dapat mengalami perubahan
(Athena et al., 2004). Beberapa langkah dalam proses seperti pembersihan galon
air dan pengisian air tidak berjalan secara otomatis. Pada saat proses ini
berlangsung, terjadi interaksi langsung antara anak perempuan dengan penangan
atau pekerja di depot air minum tambahan.

Dari berbagai sumber paparan mikroorganisme pada air minum, pekerja


menjadi sumber kontaminasi terbesar. Jika pekerja tidak mengikuti langkah-
langkah kebersihan yang tepat, mereka dapat menyebarkan mikroorganisme
penyebab penyakit ke dalam makanan dan minuman yang mereka proses.
Mikroba pada tangan pekerja dapat masuk ke dalam produk selama proses
pengolahan, pencucian, dan pengisian galon melalui kontak langsung. Selain itu,
bakteri juga dapat menyebar melalui udara saat pekerja bernapas, batuk, atau
bersin.

Selama pengisian galon air, sangat penting untuk mencegah pekerja yang
sedang sakit dari bersentuhan dengan peralatan yang digunakan. Dalam banyak
kasus, penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme dapat bertahan pada
pekerja bahkan setelah mereka sembuh dari penyakit tersebut (Marriot NG, 2018).
Namun, di beberapa gudang, perilaku hidup bersih dan sehat tidak diperlihatkan
oleh operator atau pekerja. Hal ini terjadi karena mereka tidak memakai pakaian
kerja yang bersih dan rapi saat bekerja, tidak mencuci tangan sebelum memulai
aktivitas kerja, dan bahkan merokok di tempat kerja yang dapat mencemari air
minum yang dihasilkan (Randang et al., 2014).

Personal hygiene sangat penting untuk mengurangi penyebaran penyakit,


terutama yang ditularkan melalui kontak langsung dengan orang lain. Oleh karena
itu, semua karyawan di depot air minum tambahan bertanggung jawab untuk
menjaga kebersihan dan melakukan praktik personal hygiene yang tepat..

2.2 Kerangka Teori

Keterangan:
---- : Faktor yang tidak diteliti
: Faktor yang diteliti

2.3 Kerangka Konsep


Untuk memastikan bahwa air minum isi ulang aman dan bebas dari bakteri
coliform, perhatian terhadap kebersihan sangatlah penting. Peneliti mengakui bahwa
setiap komponen dalam kerangka teori yang dikembangkan tidak dianggap sebagai
variabel independen. Salah satu faktor yang belum mendapatkan penelitian adalah
pengaruh langsung bakteri coliform pada manusia yang dapat menyebabkan diare,
walaupun diare dapat disebabkan oleh banyak faktor lainnya. Selain itu, pengawasan
gudang air minum juga belum dijelaskan secara mendalam, karena pemantauan ini
biasanya dilakukan oleh petugas kesehatan setempat atau otoritas kesehatan yang
memiliki izin khusus.

Perilaku merokok bukan menjadi variabel yang akan diteliti lebih lanjut
karena perilaku merokok sulit untuk diobservasi secara bersamaan atau sekaligus.
Namun, ada beberapa variabel yang perlu diperhatikan, seperti akses ke fasilitas
sanitasi, karena ketidakpatuhan terhadap standar sanitasi dapat menyebabkan
kontaminasi coliform pada air minum. Selanjutnya, fasilitas pengolahan air minum
juga harus mendapat perhatian karena penggunaan peralatan yang usang atau tidak
memenuhi persyaratan kebersihan dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri.

Karena pekerja di gudang air minum bekerja secara langsung dan tanpa
peralatan otomatis, penting untuk menekankan tindakan mencuci tangan sebelum dan
sesudah melayani pelanggan, karena ini juga dapat menjadi penyebab penyebaran
bakteri. Semua variabel tersebut harus dipertimbangkan dalam upaya menjaga
kebersihan dan kualitas air minum isi ulang agar tetap aman dan sehat untuk
dikonsumsi.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka kerangka konsep pada penelitian


ini dapat diuraikan sebagai berikut:
2.4 Hipotesis

1. Terdapat korelasi antara kelengkapan fasilitas sanitasi dengan tingkat kontaminasi


bakteri Escherichia Coli pada air minum isi ulang di Desa Pringgolayan,
Yogyakarta.
2. Terdapat hubungan antara sarana pengolahan air minum dan tingkat kontaminasi
bakteri Escherichia Coli pada air minum isi ulang di Desa Pringgolayan,
Yogyakarta.
3. Hubungan antara sumber air baku dan tingkat kontaminasi bakteri Escherichia
Coli pada air minum isi ulang di Desa Pringgolayan, Yogyakarta.
4. Adanya korelasi antara kebersihan proses pelayanan konsumen dengan tingkat
kontaminasi bakteri Escherichia Coli pada air minum isi ulang di Desa
Pringgolayan, Yogyakarta.
5. Terdapat hubungan antara perilaku mencuci tangan dengan tingkat kontaminasi
bakteri Escherichia Coli pada air minum isi ulang di Desa Pringgolayan,
Yogyakarta.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini direncanakan sebagai studi observasional analitik dengan


menggunakan pendekatan potong lintang (cross-sectional). Dalam pendekatan ini,
peneliti akan mengamati atau mengukur variabel independen dan dependen secara
simultan pada periode waktu tertentu.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pringgolayan, Yogyakarta, dengan


melibatkan 30 depot air minum yang tersebar di setiap RT. Sampel penelitian
diambil, diwawancarai, dan diamati di depot-depot air minum di Desa
Pringgolayan, Yogyakarta.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli-November 2023.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh depot air minum isi ulang yang
berada di Desa Pringgolayan, Yogyakarta.

3.3.2 Sampel

Sampel penelitian ini terdiri dari depot air minum yang berada di Desa
Pringgolayan, dengan total 30 depot air minum dan 30 tenaga kerja yang
menjadi bagian dari populasi. Karena jumlah populasi yang relatif kecil,
penelitian ini menggunakan metode non-probability sampling, yang berarti
tidak setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih
menjadi bagian dari sampel. Oleh karena itu, metode pengambilan sampel
yang digunakan adalah sampel yang representatif dari seluruh populasi. Hal
ini dilakukan karena populasi yang terlibat relatif kecil dan peneliti ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan seminimal mungkin. Sebanyak 30
depot air minum dan 30 pegawai di Desa Pringgolayan menjadi partisipan
dalam penelitian ini.

3.4 Instrumen dan Alat Penelitian

Alat penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah lembar observasi yang
telah dimodifikasi berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2014
mengenai sanitasi sumber air minum. Selain itu, hasil uji laboratorium
menggunakan metode uji MPN (most probable number) digunakan untuk
mengidentifikasi keberadaan bakteri coliform pada air minum isi ulang. Dalam
penelitian ini, dua perangkat yang akan digunakan adalah alat tulis dan kamera Hp.

3.5 Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1 Variabel

Dalam penelitian ini, variabel independennya mencakup kelengkapan


fasilitas sanitasi, sarana pengolahan air minum, kualitas air baku, kebersihan
proses pelayanan konsumen, dan kebiasaan mencuci tangan. Sementara itu,
variabel dependennya adalah jumlah bakteri Escherichia coli pada air minum
di depot isi ulang.
3.5.2 Definisi Operasional

Variabel Dependen
Variabel Independen
3.6 Rencana Jalan Penelitian

1. Tahap Persiapan Penelitian


Tahap persiapan atau tahap awal penelitian merupakan kegiatan yang dilakukan
sebelum melakukan penelitian. Adapun kegiatan awal pada penelitian sebagai
berikut:
a. Menyusun rancangan penelitian
b. Menyiapkan instrumen yang akan digunakan untuk mengumpulkan data
c. Menyiapkan kode etik penelitian
2. Tahap pelaksanaan penelitian
Tahap pelaksanaan penelitian merupakan tahap dimana kegiatan yang
dilakukan pada saat pelaksanaan penelitian. Tahap pelaksanaan penelitian
melitputi:
a. Breafing dengan asisten peneliti
b. Pengambilan data dengan menggunakan instrumen penelitian
3. Tahap akhir penelitian
Tahap akhir penelitian merupakan tahapan yang dilakukan pada saat setelah
pada saat selesai melakukan penelitian, yaitu sebagai berikut :
a. Perekapan hasil pengumpulan data yang telah diambil
b. Editing, coding, dan entry data
c. Pengolahan data
d. Analisis data
e. Penyusunan laporan penelitian

3.7 Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Analisis univariat: Analisis univariat dilakukan untuk memberikan gambaran
distribusi frekuensi dari masing-masing variabel penelitian. Deskripsi statistik
seperti tabel distribusi frekuensi, nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai
minimum, dan maksimum digunakan untuk menganalisis data.
b. Analisis multivariat: Analisis multivariat dilakukan untuk menguji hipotesis
hubungan antara variabel dependen dan variabel independen. Penelitian ini
menggunakan metode statistik Mann Whitney karena data numeriknya tidak
mengikuti distribusi normal. Tingkat signifikansi (α) yang digunakan dalam
analisis ini adalah 0,05. Interpretasi hasil analisis sebagai berikut:
1) Jika nilai p (p value) < 0,05, maka hubungan dianggap signifikan secara
statistik, dan hipotesis diterima.
2) Jika nilai p (p value) ≥ 0,05, maka hubungan dianggap tidak signifikan

secara statistik, dan hipotesis ditolak.

3.8 Rencana Jadwal Penelitian


DAFTAR PUSTAKA

Abriandy, H., Pramono, D., & Iravati, S. (2017). Kualitas Mikrobiologis Air Minum Isi
Ulang di Kabupaten Banyumas. Berita Kedokteran Masyarakat, 33(1), 7–12.
https://jurnal.ugm.ac.id/bkm/article/view/12696

Adriyani, R., & Suprihatin, B. (2008). Higiene Sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang Di
Desa Tanjung Redep Kabupaten Berau Kalimantan Timur. Jurnal Kesehatan
Lingkungan Unair, 4(2), 3924.

Afif, F., Erly, E., & Endrinaldi, E. (2018). Identifikasi Bakteri escherichia coli pada Air
Minum Isi Ulang yang Diproduksi Depot Air Minum Isi Ulang di Desa Padang
Selatan. Jurnal Kesehatan Andalas, 4(2), 376–380.
https://doi.org/10.25077/jka.v4i2.257

Akili, R. H., Asrifuddin, A., Punuh, M. I., Kesehatan, F., Universitas, M., & Ratulangi,
S. (2018). ANALISIS KANDUNGAN BAKTERI Total Coliform DALAM AIR
BERSIH DAN Eschererchia Coli DALAM AIR MINUM PADA DEPOT AIR
MINUM ISI ULANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING KOTA
MANADO. Kesmas, 7(1), 47–52.

Anderson, M., & Swanson, T. (2011). Procedures for the Collection of Fecal Coliform
Bacteria Samples in Surface Water.

Anggraini, W. I. A. (2018). Hubungan Personal Higiene Penjamah Dengan Keberadaan


Bakteri Coliform Dan Escherichia Rejosari Desa Kawedanan Magetan Oleh :
Wantik Inna Ayu Anggraini Peminatan Kesehatan Lingkungan. Program Studi
Kesehatan Masyarakat Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun, 1–108.

Atari, M., Pramadita, S., & Sulastri, A. (2020). Pengaruh Higiene Sanitasi terhadap
Jumlah Bakteri Coliform dalam Air Minum Isi Ulang di Desa Pontianak Kota.
Jurnal Rekayasa Lingkungan Tropis, 4(1), 1–10.
Athena, A., Sukar, S., & Haryono, H. (2004). Kandungan Bakteri Total Coli Dan
Escherechia Coli / Fecal Coli Air Minum Dari Depot Air Minum Isi Ulang Di Jakarta,
Tangerang, Dan Bekasi. Indonesian Bulletin of Health Research, 32(4).

Azhar, A. (2021). Uji Bakteri Coliform Dan escherichia coli Pada Air Minum Isi Ulang
Di Desa Pahlawan Desa Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2021. Jurnal
EDUKES : Jurnal Penelitian Edukasi Kesehatan, Vol. 4: JURNAL EDUKES
VOLUME 4 NOMOR 2, EDISI SEPTEMBER 2021, 174–181. https://e-
jurnal.stikesydb.ac.id/index.php/edukes/article/view/401/356

Balitbangkes. (2019). Riset Kesehatan Dasar 2018.

BPS. (2018). Statistik Kesejahteraan Rakyat.

Chandra, B. (2007). Pengantar Kesehatan Masyarakat (W. P (ed.)). EGC.

Deperindag. (2004). 28000512_Kepmenperindag_Nomor__651_Tahun_2004.pdf.


http://jdih.kemendag.go.id/backendx/image/regulasi/28000512_Kepmenperindag_
Nomor__651_Tahun_2004.pdf

Irma, D. I., Kamillia, M., Sari, M. P., Maulana, M. R., Ayu, R., Rochmah, S. C.,
Pamungkas, W., & Oktoviningrum, W. R. (n.d.). STANDART K3 AIR MINUM ISI
ULANG.

Kasim, K. P., Setiani, O., & W, N. E. (2016). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Cemaran Mikroba dalam Air Minum Isi Ulang pada Depot Air Minum Kota
Makassar. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 13(2), 39–44.

Kemenkes. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun


2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan
Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua
dan Pemandian Umum. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 1–20.
Kemenkes, R. I. (2010). Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi
Depot Air Minum (D. P (ed.); Lingkungan).

Marriot N G, G. R. B. (2018). “Principles of Food Sanitation” (5th ed.).

Mirza, M. N. (2014). Hygiene Sanitasi dan Jumlah Coliform Air Minum. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 9(2), 167–173.

Permenkes. (2010). Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.

Permenkes. (2014). Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum.

Putri, Isnaini, B. P. (2022). Analisis Bakteri Coliform pada Air Minum Isi Ulang di Desa
Gajahmungkur. Life Science, Vol 11 No 1 (2022): April 2022, 89–98.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/UnnesJLifeSci/article/view/59799/22327

Randang, G. E. K., Joseph, W. B. S., & Kawatu, P. A. T. (2014). Air Minum Isi Ulang
( Damiu ) Di Desa Tikala Kota Manado. Air Minum Isi Ulang ( Damiu ) Di Desa
Tikala Kota Manado.

Skipton, S. o. (2014). Dringking Water: Bacteria. Neb Guide, University of Nebraska-


Lincoln Extension.

Sudiana, M., & Sudirgayasa, G. (2020). Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan
Eschericia Coli Pada Depot Air Minum Isi Ulang (Damiu). Jurnal Kesehatan Bakti
Tunas Husada: Jurnal Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan Dan Farmasi, 20(1),
52–61.

Veronika Amelia Simbolon, D. N. S. dan T. A. (2012). Pelaksanaan hygiene sanitasi


depot dan pemeriksaan kandungan bakteri. PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI
DEPOT DAN PEMERIKSAAN KANDUNGAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI
PADA AIR MINUM ISI ULANG DI DESA TANJUNGPINANG BARAT TAHUN
2012 1 Veronika, 1–10. https://media.neliti.com/media/publications/14641-ID-
pelaksanaan-hygiene-sanitasi-depot-dan-pemeriksaan-kandungan-bakteri-
escherichia.pdf

Wulandari, S., Siwiendrayanti, A., & Wahyuningsih, A. S. (2019). Higiene Dan Sanitasi
Serta Kualitas Bakteriologis Damiu Di Sekitar Universitas Negeri Semarang. Unnes
Journal of Public Health, 4(3), 8–15.

Anda mungkin juga menyukai