Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

PEMERIKSAAN KANDUNGAN E-COLI PADA DEPOT AIR


MINUM ISI ULANG DENGAN METODE MPN DI WILAYAH
KERJA UPT LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH
BLITAR

OLEH:

NIKITA SOLY DIMU

211513251424

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN LINGKUNGAN


STIKES WIDYAGAMA HUSADA
MALANG
2024

pg. 1
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul :Pemeriksaan Kandungan E-Coli Pada Depot Air Minum Isi Ulang
Dengan Menggunakan MPN di Wilayah Kerja UPT Laboratorium Kesehatan
Daerah Kota Blitar

Nama : Nikita Soly Dimu

Nim : 211.513.251.424

Laporan Praktik Kerja Lapangan ini telah di periksa dan disetujui sebagai hasil
kegiatan PKL untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Program Studi Sarjana
Kesehatan Lingkungan STIKES Widyagama Husada Malang

Periode 2 Januari 2024 – 2 Februari 2024

Menyetujui

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

Devita Sari,ST.,M.M Insan Arif


Setyawan,AMd.,KL
NIDN: 0709077803 NIP:199405292023211001

Ketua Program Studi Kepala UPT Labkesda Kota Blitar

Dr.Irfany Rupiwardani,SE.,MMRS Aning Pujiastuti,A.Md


NIDN.2006.14 NIP:197402112006042001

pg. 2
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan. rahmat dan hidaya-Nya sehingga penulisan laporan praktik kerja
lapangan yang berjudul “Pemeriksan Kandungan E- coli pada depot air
minum isi ulang ". Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan yang telah
yang di berikan oleh beberapa pihak , maka penulis menyampaikan ucapan
terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Rudy Joigejantoro MMRS, Selaku ketua STIKES
Widyagama. Husada Malang
2. Ibu Dr. Irfany Rupiwardani SE, MMRS Selaku ketua program
studi S1 kesehatan lingkungan
3. Ibu Devita Sari,ST.,M.M selaku pembimbing akademik
4. Ibu Aning Pudjiastuti, A.Md selaku Kepala UPT Laboratorium
kesehatan daerah kota blitar
5. Bapak Insan Arif Setyawan,A.Md.KL. selaku pembimbing praktik
kerja lapangan laboratorium daerah kota blitar
6. Keluarga yang telah memberikan dukungan serta motivasi
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan dengan tepat waktu
7. Teman-teman yang selalu memberi semangat, saya juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait, yang
telah membantu saya dalam menyelesaikan laporan ini. Akhir kata,
dalam penyusunan laporan ini saya sudah berupaya sebaik
mungkin, tetapi masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu
apabila ada salah atau kurangnya kami dengan terbuka menerima
segala saran dan kritik yang membangun.

Blitar , 02 Februari 2024

Nikita Soly Dimu

pg. 3
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN….................………………………………………. 2
KATA PENGANTAR…………….........…………………………………….... 3
DAFTAR ISI …………………………...………………………………………. 4
BAB 1 PENDAHULUAN……………………...............………………………..5
1.1 Latar Belakang …………………………….………………………..6
1.2 Rumusan Masalah…………………………….............
………………………..6
1.3 Tujuan ……………………………..………......
……………………………7
1.4 Waktu dan Tempat…………………………...............………...
………………..7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Air…………………..……............……………...….…….. 8
2.2 Depot Air Minum …………………............…………...…………..10
2.3 Jenis Bakteri E-coli …………………………………...…...........…12
2.4 Pemeriksaan kandungan E coli pada air menggunakan metode Most
Probale Number(MPN)……………………..……………....................13
2.5 Ciri-ciri Air Minum Yang Tidak Layak Untuk di Minum ……......14
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Profil UPT Laboratorium Kesehatan Daerah Blitar …………........16
3.2 Cara Pemeriksaan air Minum Menggunakan Metode MPN -555 ...17
3.3 Data Hasil Pemeriksaan Air Minum Menggunakan Metode MPN..23
3.4 Tabel hasil pemeriksaan kandungan E-coli pada depot air minum isi
ulang……………………………………………………………………23

BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan Kasus ………………………………………..............24
4.2 Analisa Hasil …………………………...........……………............25
4.3 Dampak Mengonsumsi Air Minum Yang Tidak Layak ……........26
4.4 Ciri – ciri Air Minum Yang Layak di Konsumsi ………...….........27
4.5 Manfaat Air Bagi Kesehatan ……………………..……...............28
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ………..............……………………………..............30

pg. 4
5.2 Saran ………………..……………………………………............30
DAFTAR PUSTAKA

pg. 5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Mikrobiologi merupakan suatu ilmu pengetahuan yang membahas


mengenai organisme yang berukuran mikro baik mengenai manfaat maupun
kerugiannya (Lestari et al., 2020). Menurut Hidayati et al., (2016)
perkembangan mikrobiologi dalam pendidikan dipandang penting untuk
diberikan kepada mahasiswa di beberapa perguruan tinggi. Kajian
mikrobiologi meliputi ciri dan peranan mikroba,genetika mikroba, mikroba
air, tanaman, industri, makanan, Mikroba udara, mikroba kesehatan dan
lingkungan. Selanjutnya menurut Afidah (2020) kajian mikrobiologi erat
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, sehingga tidak hanya pengetahuan
saja yang diperlukan namun juga keterampilan untuk memecahkan
permasalahan di kehidupan sehari-hari yang dapat diaktualisasikan melalui
pembelajaran berbasis penelitian. Ada banyak mikroorganisme yang sangat
berguna dan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk kepentingan ekonomi
yang terkait dengan kewirausahaan.

Mikrobiologi Studi mikroorganisme/mikroba, beragam kelompok


umumnya bentuk kehidupan yang sederhana termasuk bakteri, archaea, alga,
jamur, protozoa, dan virus. Bidang ini berkaitan dengan struktur, fungsi, dan
klasifikasi organisme tersebut dan dengan cara mengeksploitasi dan
mengendalikan kegiatan mereka (Pelezar et al.,2018).

Air adalah dasar fundamental untuk semua aktivitas biologis dan manusia.
Air diyakini sebagai sumber daya alam yang tidak akan pernah habis dan akan
selalu tersedia setiap saat. Meskipun demikian, ketersediaan air sebagai
sumber daya alam tertahan karena siklus hidrologinya yang relatif konstan;
sehingga membuatnya terbatas dalam pasokan. Kelimpahan air di bumi tidak
merata karena tidak ada penambahan yang substansial dari waktu ke waktu
(Wahyuni, 2018).

pg. 6
Air Minum adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan akan menjadi air minum setelah
dimasak terlebih dahulu (Wuisan dkk, 2017). Air menjadi kebutuhan yang
sangat vital bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup pada umumnya.
Ketersediaan air di bumi selalu konstan, artinya tidak mengalami penambahan
maupun pengurangan karena air mengalami siklus hidrologi. Meskipun
jumlah air di bumi selalu tetap, namun kualitas air mengalami perubahan
seiring dengan pertumbuhan jumlah populasi manusia dan aktivitas yang
mengiringinya. Pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi telah
mengakibatkan tidak semua komponen masyarakat dapat menikmati air
minum (Alihar, 2018) , air minum disini didefinisikan sebagai air yang
memenuhi persyaratan kesehatan, baik itu untuk minum, mandi, cuci dan lain
sebagainya.
Menurut Harni (2016) bahwa setiap bulan petugas harus mengambil
sample air pada depot air minum isi ulang untuk dilakukan pemeriksaan .
Sesuai hasil lab jika diketahui, secara keseluruhan memenuhi syarat seperti
tidak mengandung bakteri e-coli sehingga layak dikonsumsi masyarakat.
Kalaupun ada yang tidak memenuhi syarat, akan diberikan pemberitahuan
agar tidak menjual air yang tidak memenuhi syarat. Biasanya hal itu terjadi
karena filter yang digunakan sudah lama, sehingga harus diganti. Pasca
penggantian filter harus dilakukan cek ulang. Jika tetap tidak memenuhi
syarat, depo harus ditutup menunggu hingga kualitas air layak konsumsi.
Karena jika air sampai terminum, bisa menyebabkan penyakit seperti diare
dan lain-lain.
Untuk mengetahui jumlah koliform biasanya digunakan metode MPN
(Most Probable Number). Berdasarkan hal diatas maka dipilhlah judul tentang
"Pemeriksaan Mikrobiologi Pada Depot Air Minum Isi Ulang Di Wilayah
Kerja UPT Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Blitar" Menggunakan
Metode Most Probable Number (MPN) di Laboratorium Kesehatan
Daerah Kota Blitar.
Selain pengukuran fisik dan kimia, parameter biologis, yang digunakan
yaitu dalam persyaratan biologis yang diukur melalui kandungan bakteri

pg. 7
e.coli.Penyakit yang disebabkan oleh organisme antara lain diare, muntaber
dan disentri. Untuk pemeriksaan coliform tinja yang ditunjukkan dengan
keberadaan e.coli dalam air. Pencemaran air oleh bakteri Escherichia coli (E.
coli) merupakan suatu keadaaan dimana masuknya bakteri E. coli dalam air
yang dapat mengakibatkan keracunan yang serius pada manusia karena
umumnya bakteri ini ditemukan pada usus manusia dan di atur dalam
peraturan Permenkes Nomor 32 tahun 2017.(Awuy,2018).
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

Bagaimana cara mengetahui kandungan bakteri e-coli pada air minum isi
ulang?

1.3 Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui cara pemeriksaan bakteri e-coli pada air minum
isi ulang menggunakan metode MPN
2. Tujuan Khusus
Mengidentifikasi ada atau tidaknya kontaminasi bakteri Eshericia coli
1.4 Waktu dan Tempat
1. Tanggal : 08 Januari 2024
2. Waktu pelaksanaan : 10.45
3. Tempat Pelaksanaan : UPT Laboratorium Kesehatan Daerah Kota
Blitar

pg. 8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Air


Air bersih merupakan salah satu kebutuhan penting dalam kehidupan
manusia dan menjadi sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat vital.
Air bersih digunakan manusia untuk keperluan sehari-hari mulai dari
minum, mandi, memasak, mencuci, serta keperluan lainnya. Berdasarkan
peraturan menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyat nomor
09/PRT/M/2015 tentang penggunaan sumber air menyebutkan bahwa air
adalah semua air yang terdapat didalam dan atau berasal dari sumber-
sumber air, baik yang terdapat diatas maupun dibawah permukaan tanah
(Apriani, 2018).
Air Minum adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari
yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan akan menjadi air minum
setelah dimasak terlebih dahulu (Makawimbang, 2017). Air menjadi
kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup
pada umumnya. Ketersediaan air di bumi selalu konstan, artinya tidak
mengalami penambahan maupun pengurangan karena air mengalami
siklus hidrologi. Meskipun jumlah air di bumi selalu tetap, namun kualitas
air mengalami perubahan seiring dengan pertumbuhan jumlah populasi
manusia dan aktivitas yang mengiringinya. Pertumbuhan jumlah penduduk
yang tinggi telah mengakibatkan tidak semua komponen masyarakat dapat
menikmati air minum (Alihar, 2018), Air minum disini didefinisikan
sebagai air yang memenuhi persyaratan kesehatan, baik itu untuk minum,
mandi, cuci dan lain sebagainya.

pg. 9
Air dikatakan bersih bila, terlihat jernih tidak berbau dan tidak
berasa, air minum merupakan standar baku mutu kesehatan lingkungan
untuk media air untuk keperluan higiene sanitasi meliputi parameter fisik,
biologi, kimia yang dapat berupa parameter wajib dan parameter
tambahan. Parameter wajib merupakan parameter yang harus diperiksa
secara berkala sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
sedangkan parameter tambahan hanya diwajibkan untuk diperiksa jika
kondisi geohidrologi mengindikasikan adanya potensi pencemaran
berkaitan dengan parameter tambahan (Permenkes, 2017).
Air yang terkontaminasi jika dikonsumsi akan menimbulkan suatu
penyakit. Air dapat menjadi media penularan penyakit ke manusia jika
sudah tercemar dan terkontaminasi oleh mikroorganisme patogen
(Sumantri, 2017). Air yang telah terkontaminasi dengan bakteri
escherichia coli dapat menyebabkan waterborne disease, salah satunya
ialah diare. waterborne disease merupakan penyakit yang ditularkan oleh
air minum yang langsung terkontaminasi mikroorganisme patogen atau zat
pada air. Sebagian besar waterborne disease ditandai oleh diare yang
melibatkan buang air besar berlebihan, sering mengakibatkan dehidrasi
dan kemungkinan kematian (Forstinus dkk., 2016)

1. Persyaratan Air Minum

Penilaian persyaratan kesehatan air minum bertujuan untuk


menilai resiko secara langsung terhadap sarana air minum yang dapat
mengakibatkan kontaminasi terhadap air minum .

Persyaratan kesehatan air minum yang diperuntukan bagi


keperluan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi , serta tempat
dan fasilitas dan fasilitas umum terdiri atas:

Air dikatakan dalam keadaan terlindung apabila :

a. Bebas dari kemungkinan kontaminasi mikrobiologi,fisik,kimia


(bahan berbahaya dan beracun, atau limbah B3).

pg. 10
b. Sumber sarana dan transportasi air terlindungi akses layak
sampai dengan titik rumah tangga. Jilm air bersumber dan
sarana air perpipaan tidak boleh ada koneksi silang dengan pipa
air limbah di bawah permukaan Tanah, Sedangkan jika air
bersumber dari sarana DOD perpipaan, sarana terlindung dart
sumber kontaminasi limbah domestik maupun industri.
c. Lokasi sarana air minum berada di dalam atau di luar rumah
d. Air tersedia setiap saat

2. Pengolahan, pewadahan, dan penyajian harus memenuhi prinsip


higiene dan sanitasi.

Pengolahan, pewadahan, dan penyajian dikatakan memenuhi


prinsip hygiene dan sanitast jika menggunakan wadah penampung air
yang dibersihkan secara berkala; dan melakukan pengolaban air secara
kimia dengan menggunakan terus dan dosis bahan kimia yang tepat.
Jika menggunakan kontainer sebagat penampung air harus
dibersihkan secara berkala minimal 1 (satu) kali dalam seminggu
(Permenkes ,2023).

2.2 Depot Air Minum


Air minum isi ulang adalah air yang diproduksi melalui proses
penjernihan dan tidak memiliki merk, dengan kemajuan teknologi
sekarang ini masyarakat lebih memilih depot air minum isi ulang
karena lebih praktis dan murah. Masyarakat berangapan bahwa depot
air minum isi ulang berasal dari sumber mata air pegunungan yang
memenuhi syarat kesehatan (BPS, 2018). Usaha Depot Air Minum Isi
Ulang (DAMIU) dimulai sekitar tahun 1999. Pada tahun ini, Indonesia
sedang mengalami krisis ekonomi, sehingga membuat masyarakat
mencari cara lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan biaya
yang lebih murah.
Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap air mendorong
tumbuhnya usaha DAMIU, dan harganya lebih murah dibandingkan
Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) . Depo dimulai tahun 1997 oleh

pg. 11
400 pengusaha kecil dan jumlahnya terus meningkat, awal tahun 2000
mencapai 1.200 Depo yang tersebar diberbagai kota. Air minum isi
ulang adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan tidak
memiliki merk (BPS, 2018).
Dengan demikian muncullah pilihan yang baru di masyarakat
untuk mengkonsumsi air minum isi ulang yang banyak berkembang di
kota-kota besar. Memang dengan adanya air minum isi ulang tersebut
seolah memberikan solusi bagi masyarakat karena harganya yang
relatif murah dan mudah untuk diperoleh serta tidak perlu lagi
pengolahan sebelum diminum. Namun jika air minum tersebut tidak
memenuhi syarat maka tentunya akan sangat membahayakan
kesehatan konsumennya. Khususnya depot-depot yang tidak
memperhatikan mengenai syarat-syarat air minum yang sehat untuk
diminum.
Urutan proses produksi di depot air minum isi ulang menurut
Apryanti ,Reni 2022 :
a. Penampungan air baku

Air baku yang diambil dari sumbernya diangkut menggunakan


tangki air dan selanjutnya ditampung dalam bak tandon. Bak tandon
dibuat dari bahan tara pangan (food grade) dan bebas dari bahan-
bahan yang dapat mencemari air. Persyaratan untuk tangki
pengangkutan yaitu khusus digunakan untuk air minum, mudah
dibersihkan dan didesinfektan, diberi pengaman, pengisian dan
pengeluaran air harus melalui kran, selang dan pompa yang dipakai
untuk bongkar muat air baku harus diberi penutup yang baik,
disimpan dengan aman dan dilindungi dari kemungkinan kontaminasi.
tangki pengangkutan harus dibersihkan, disanitasi, dan desinfeksi
bagian luar dan dalam minimal tiga bulan sekali.

b. Penyaringan bertahap. Tahapan penyaringan antara lain terdiri dari :

pg. 12
1. Saringan berasal dari pasir atau sand filter, berguna untuk
menghilangkan organisme pathogen yaitu bakteri dan virus dari
air baku dengan cara diserap oleh sand filter.
2. Saringan karbon aktif atau carbon filter, sebagai penyerap bau,
rasa, warna, sisa chlor dan bahan organik. Semakin lama air
yang kontak dengan carbon filter semakin banyak juga zat yang
diserap.
3. Saringan halus dan microfilter, untuk menyaring partikel yang
berukuran 0,04-100 mikron ataupun bakteri yang berukuran
lebih besar dari ukuran microfilter.

c. Desinfeksi

Desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh kuman pathogen.


Proses desinfeksi dengan menggunakan ozon (O3) berlangsung dalam
tangki pencampur. Kadar ozon minimal 0,1 ppm dan residu ozon sesaat
setelah pengisian berkisar antara 0,006-0,1ppm. Tindakan desinfeksi selain
menggunakan ozon, yaitu dengan penyimpanan ultra violet (UV) dengan
panjang gelombang 254 mm atau kekuatan 2.537 derajat Angstrom. Proses
desinfeksi sinar UV yaitu dengan melewatkan air ke dalam tabung atau
pipa yang disinari dengan lampu UV.

1). Pengisian
Pengisian ke tempat air (wadah) dilakukan dengan
menggunakan alat serta dilakukan dalam tempat
pengisian yang hygienis.

2). Penutupan

Penutupan tempat air (wadah) dapat dilakukan dengan


tutup yang di bawa konsumen atau yang disediakan oleh depot
air minum

2.3 Jenis bakteri E-coli

pg. 13
Escherichia coli atau biasa disingkat E. coli, merupakan bakteri
yang sangat umum ditemukan di bawah usus organisme berdarah panas
(endotermik). Kebanyakan strain E. coli tidak berbahaya, tetapi beberapa
serotipe dari bakteri ini dapat menyebabkan keracunan makanan yang
serius pada manusia dan diare akibat kontaminasi makanan. Strain
berbahaya ini merupakan bagian dari flora normal usus, dan bisa
mendapatkan memberi keuntungan untuk tubuh dengan memproduksi
vitamin K-2, dan mencegah pembentukan bakteri patogen dalam usus.
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri E. Coli seperti Diare berdarah,
kram perut dan muntah-muntah (Aulia, 2018).

Sampai saat ini penduduk Indonesia sulit terbebas dari penyakit


diare, kolera, disentri hingga tifus. Sebab, semua penyakit tersebut
berhubungan erat dengan air (waterborne diseases). Kasus penyakit diare
sangat berkaitan dengan perilaku manusia, sarana air bersih, sarana
pembuangan air limbah dan kesehatan lingkungan pada saat musim
kemarau (Umboh, 2020).
Bakteri ini termasuk flora normal manusia, namun dapat
menyebabkan penyakit yang serius seperti hemolytic uremic syndrome
(HUS), hemorrhagic colitis (HC), keracunan makanan, dan diare (Hemeg,
2018). Akibat kontaminasi dari bakteri, maka sakit perut serta kontaminasi
lain yang tidak baik untuk badan manusia. Diare ialah sakit perut dengan
gejala sering buang air besar. Sakit perut biasa karena bakteri serta
mikrobiologi ada serta hidup dalam perut manusia dan akibatkan
kekacauan (Zikra, dkk, 2018). E. coli sering mengkontaminasi makanan
dan minuman sehingga dijadikan sebagai indikator pencemaran bakteri
patogen untuk konsumsi manusia. Makanan ringan seperti cilok, tempura,
dan gorengan merupakan makanan yang sering dikonsumsi oleh penduduk
perkotaan untuk menghilangkan rasa lapar secara sementara. Disamping
itu, E. coli juga sering sulit dalam hal pengobatan infeksinya dikarenakan
kemampuannya dalam memproduksi enzim extended spectrum beta
lactamases (ESBLs) (Prasetya, 2017). ESBLs merupakan enzim yang

pg. 14
mampu menghidrolisis antibiotik golongan beta laktam generasi ketiga,
dan keempat, serta monobaktam (aztreonam) (Prasetya, 2018).

2.4 Pemeriksaan kandungan E coli pada air menggunakan metode Most


Probale Number (MPN)
Metode yang sering dipakai dalam pemeriksaan kualitas air adalah
menggunakan MPN (Most Probale Number) yaitu untuk mendeteksi
kandungan bakteri coliform fecal dan keberadaan bakteri Escherichia coli
dengan perkiraan jumlah terdekat (Rahmiati,2020:Putri et al., 2018).
Pengujian kualitas air dengan menggunakan metode MPN (Most Probable
Number) tiga tahapan yaitu uji pendugaan,uji penegasan serta konfirmasi
(Rahmiati, 2020). Satuan yang digunakan dalam metode ini adalah
MPN/100 ml. Jadi, misalnya terdapat nilai MPN /100 ml dalam sebuah
sampel air artinya dalam sampel air tersebut diperkirakan mengandung 10
Coliform dalam 100 ml. Metode Most Probable Number (MPN) merupakan
metode perhitungan mikroorganisme dengan menggunakan data dari hasil
pertumbuhan mikroba dalam media cair dengan rangkaian tabung reaksi
yang ditumbuhkan dari sampel padat juga cair, jumlah bakteri dapat
dihitung dari jumlah tabung yang positif yang ditandai dengan terbentuknya
gas pada tabung durham dan timbulnya kekeruhan pada medium (Angrijanti
et al., 2017).
Pemeriksaan MPN terdapat tiga macam seri tabung. Adapun ketiga macam
seri tabung adalah sebagai berikut:
1. Ragam 333
Pada pengenceran sedang. Sampel makanan/minuman, pil jamu,
serbuk minuman dll.
2. Ragam 511
Sampel air dengan tingkat pencemaran rendah atau sudah mengalami
proses pengolahan.
3. Ragam 555
Sampel air dengan tingkat pencemaran tinggi, atau belum mengalami
proses pengolahan (Saputro, 2017).

pg. 15
Metode MPN (Most Probable Number) juga merupakan suatu metode
yang digunakan untuk mendeteksi populasi mikroba baik di lahan,
perairan dan produk agrikultur. Metode ini digunakan untuk mendeteksi
populasi mikroba berdasarkan pada ukuran kualitatif spesifik dari jasad
renik yang sedang terhitung. Untuk menetapkan ada atau tidaknya bakteri
coliform dalam air sehingga diperoleh indeks berdasarkan tabel MPN
untuk menyatakan perkiraan jumlah bakteri coliform dalam sampel
(Sidabutar, 2019).
Prinsip pemeriksaan dalam metode MPN digunakan medium cair di
dalam tabung reaksi, dimana perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah
tabung yang positif, yaitu yang ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi
pada suu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung positif dapat dilihat
dengan mengamati timbulnya kekeruhan, atau terbetuknya gas di dalam
tabung durham untuk mikroba pembentuk gas. Metode MPN terdiri dari 3
tahap yaitu:
1. Uji penduga coliform (presumtive test) untuk analisis air, dalam uji
penduga digunakan lauryl tryptose Broth (LTB). Tujuannya untuk
mencari kuman peragi laktosa dan membentuk gas pada suhu 37°C.
2. Uji penegas coliform (comfirmation test) pada uji penegasan
digunakan media Brilliant Green Lactosa Bile Broth (BGLB),
Tujuannya untuk menegaskan apakah 10 peragian dalam bentu gas
pada uji awal benar disebaban oleh bakteri golongan coliform.
3. Uji sempurna coliform (complete test) untuk menentukan spesies
golongan coliform. Biasanya media yang digunakan adalah ECB
(Escheria Coli Broth). (Widiyanti, 2004).

2.4 Ciri-ciri Air Minum Yang Tidak Layak Untuk di minum

Menurut Anisah (2021) ciri-ciri air yang tidak layak untuk di minum
adalah sebagai berikut:

1.Warna Air Tidak Bening

Air minum seharusnya tidak berwarna, jernih, dan bening. Air yang
berwarna tidak diketahui kandungan yang dimiliki, sehingga sebaiknya

pg. 16
jangan diminum. Sebagai contoh, air yang berwarna kecokelatan bisa
saja berasal dari karat di pipa air.

2. Air Berbau
Air yang berbau, apalagi yang baunya menyengat, merupakan
pertanda air tersebut mengandung logam berat. Air ini tergolong beracun
dan sangat berbahaya jika sampai dikonsumsi.

3.Air Memiliki Rasa

Air yang punya rasa seperti logam kemungkinan memiliki pH yang


rendah. Padahal, air yang layak minum adalah yang pH-nya netral, yaitu
sekitar 7. Selain itu, rasa logam juga dapat disebabkan oleh adanya sisa
logam seperti besi, mangan, seng, tembaga, atau karat dari pipa air.
Terkadang, ada yang menggambarkan air seperti ini rasanya asin.

4. Terdapat Endapan
Air yang memiliki endapan juga tak layak dikonsumsi. Ini karena,
endapan tersebut bisa saja merupakan bahan kimia beracun. Jadi, bila
melihat endapan dalam segelas air yang hendak Anda
minum, jangan diminum

pg. 17
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Profil UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Blitar

Gambaran umum wilayah Kota Blitar merupakan sebuah data dasar


yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan perencanaan pembangunan
kesehatan, sehingga perencanaan program maupun kegiatan bidang
kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kondisi faktual di
wilayah Kota Blitar. Gambaran umum ini menguraikan tentang letak
geografis, administrative, dan beberapa informasi umum lainnya. Selain itu
juga mengulas beberapa factor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan
faktor-faktor lainnya misalnya kependudukan, ekonomi, dan social budaya.
Adapun gambaran umum secara lengkap adalah sebagai berikut:

Kota Blitar merupakan wilayah terkecil kedua di Propinsi Jawa


Timur setelah Kota Mojokerto. Terletak pada koordinat 112°14’ - 12°28’
Bujur Timur dan 8°2’ - 8°8’ Lintang Selatan. Secara administratif, Kota
Blitar dikelilingi oleh wilayah kabupaten, dengan batas-batas sebagai
berikut:

a. Sebelah utara : kecamatan Nglegok dan kecamatan Garum


kabupaten Blitar

pg. 18
b. Sebelah timur : kecamatan Garum dan kecamatan Kanigoro
kabupaten Blitar
c. Sebelah selatan : kecamatan Kanigoro dan kecamatan Sanankulon
kabupaten Blitar
d. Sebelah barat : kecamatan Sanankulon dan kecamatan Nglegok
kabupaten Blitar

Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 48 tahun 1982 tentang batas


wilayah kota madya daerah Tingkat II Blitar, luas wilayah kota Blitar
adalah ± 32,58 km2 , terdiri atas 3 (tiga) kecamatan dengan 20 kelurahan.
yang kemudian pada tahun 2005 dijadikan 21 kelurahan hasil pemecahan
kelurahan Pakunden menjadi 2 kelurahan yaitu Pakunden dan Tanjungsari
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2005.

UPT Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Blitar Dinas Kesehatan


Kota Blitar, untuk selanjutnya disebut laboratorium kesehatan merupakan
lembaga pemerintah di bawah dinas kesehatan kota Blitar. Sebagaimana
diatur melalui peraturan Wali Kota Blitar Nomor 26 tahun 2014 tentang
tugas pokok, fungsi dan tata kerja dinas kesehatan kota Blitar, UPT
Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Blitar sebelumya disebut UPT
Farmasi, alat kesehatan dan laboratorium kesehatan (Faralkeslab). Pada
tahun 2017 diadakan pembentukan UPT Laboratorium Kesehatan Daerah
Kota Blitar, dimana pembentukan UPT disebutkan dalam surat Gubernur
Jawa Timur Nomor 061/8376/031.1/2018 perihal pembentukan UPT yaitu
UPT Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Blitar direkomendasikan
membentuk 1 (satu) UPT kelas B. UPT Laboratorium Kesehatan Daerah
dalam menjalankan tugasnya berada di bawah dinas kesehatan kota Blitar
mempunyai tugas pelayanan pemeriksaan laboratorium kimia air,
pelayanan pemeriksaan mikrobiologi air,usap, kualitas udara fisik,
pemeriksaan narkoba, hematologi, kimia klinik, HAV Igm (Hepatitis A).
dan Pemeriksaan Bahan Tambahan Pangan (BTP).

VISI DAN MISI UPT LABORATORIUM KESEHATAN KOTA BLITAR

pg. 19
Visi :

Terwujudnya pelayanan laboratorium prima, keren, bermutu dan


terjangkau bagi seluruh masyarakat Kota Blitar dan sekitarnya pada tahun
2024

Misi :

1. Menjadikan UPT Labkesda sebagai pusat laboratorium rujukan


Puskesmas dan Rumah Sakit

2. Memberi pelayanan dengan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan


Santun)
3. Membangun SDM Profesional, berdedikasi dana bekerja sepenuh
hati
4. Memberikan hasil pemeriksaan yang akurat dan terpercaya
5. Mendukung program kegiatan yang ada di Pemerintah Kota Blitar
Motto UPT LABORATORIUM KESEHATAN KOTA BLITAR
Laboratorium Kesehatan Kota Blitar Ramah, Akurat dan Profesional.
3.2 Cara pemeriksaan Air minum menggunakan metode MPN – 555
Waktu dan Tempat Pengambilan
1. Pengambilan sampel air minum
Tabel pengambilan sampel air minum
NO Hari dan Tanggal Waktu Kode
1 Senin , 8 januari 2024 10.00 KM-003

2. Waktu dan tempat praktikum


Hari dan tanggal : Senin , 8 januari 2024
Waktu : 10.45
Tempat : Laboratorium Kesehatan daerah kota blitar
3. Alat dan Bahan
a. Alat dan bahan pengambilan sampel
Alat
1. Botol sejumlah sampel

pg. 20
2. Pemantik api
3. Bunsen
4. Label
5. Bolpoint
Bahan
1. Alcohol swab 70%
2. Form permintaan pengujian
3. Kwitansi
b). Alat dan bahan pemeriksaan air minum
Alat
1. Bunsen
2. Pipet 10ml
3. Pemantik api
4. Inkubator 370C dan 440C
5. Tabung reaksi + Durham
6. Rak tabung
7. Ose
Bahan
1. Sampel air minum isi ulang
2. Alcohol 70%
3. Media LTB SS
4. Media LTB SS
5. Media BGLB
6. Media EC
7. Media trypton
8. Reagen covac
c. Prepasi sampel
1. Menyiapkan sampel air
2. Menyiapkan alat dan bahan
3. Menyediakan Bunsen dan pemantik api
4. Menyiapkan media LTB
5. Menyiapkan media BGLB jika postif

pg. 21
6. Menyiapkan media EC jika positif
7. Menyiapkan media Tryptone
8. Menyiapkan reagen Covac
d). Pembuatan Media

1. Pembuatan Media LTB (Lauryl trypose broth ) SS

Ditimbang media Lauryl tryptose Broth (LTB) sebanyak 35,6 gram lalu
dimasukkan ke dalam beaker glass. Dilarutkan dalam 1000 ml atau 1 liter
aquades. Dimasukkan beaker glass kemudian aduk hingga larut. Dimasukkan 10
ml ke dalam tabung reaksi yang telah berisi tabung Durham. Disterilkan di dalam
autoclave pada suhu 121°C selama 15-20 menit.

5. Pembuatan Media LTB (Lauryl tryptose Broth) TS.

Ditimbang media Lauryl tryptose Broth sebanyak 106,8 gram lalu


dimasukkan ke dalam beaker glass. Dilarutkan dalam 1 liter aquades kemudian
diaduk hingga larut. Dimasukkan 5 ml kedalam tabung reaksi yang telah berisi
tabung durham. Disterilkan di dalam autoclave pada suhu 121°C selama15-20
menit.

6. Pembuatan Media BGLB (Brilliant Green Lactose Broth)

Ditimbang media Brilliant Green Lactose Broth sebanyak 40 gram lalu


dimasukkan ke dalam beaker glass. Dilarutkan dalam 1 liter aquades kemudian
diaduk sampai larut. Dimasukkan 8-10 ml kedalam tabung reaksi yang telah berisi
tabung durham. Disterilisasikan di dalam autoclave pada suhu 121 0C Selama 15-
20 menit

7. Pembuatan media Esteria coli broth (ECB)


Ditimbang media EC Broth sebanyak 37 gram lalu dimasukkan ke dalam
beaker glass. Dilarutkan dalam 1 liter aquades kemudian diaduk sampai larut.
Dimasukkan 8-10 ml kedalam tabung reaksi yang telah berisi tabung durham.
Disterilkan di dalam autoclave pada suhu 121oC selama 15-20 menit.
8. Pembuatan media Trypton

pg. 22
Ditimbang media trypton sebanyak 15 gram lalu dimasukkan ke dalam beaker
glass. Dilarutkan dalam 1 liter aquades kemudian diaduk sampai larut.
Dimasukkan 5 ml kedalam tabung reaksi. Disterilkan di dalam autoclave pada
suhu 121oC selama 15-20 menit.

e) Cara pengambilan sampeL

1. Menggunakan alcohol 70% secukupnya agar tangan tetap bersih dan steril
2. Nyalakan Bunsen menggunakan pemantik api,
3. Nyalakan kran untuk membuang air yang masih ada di dalam pipa yang di
tujukan untuk meminimalisir air terkontaminasi.
4. Penyeterilan kran yang sudah di alirkan tadi dengan di bakar dengan bunsen
apabila kran terbuat dari besi dan di usapkan dengan alcohol swab apabila kran
terbuat dari plastic.
5. Nyalakan kran kembali selama kurang lebih 1-2 menit
6. Ambil sampel air di masukan ke dalam wadah botol yang steril dengan
membakar mulut botol terlebih dahulu
7. Sampel di ambil tidak penuh di botol, kemudian di bunsen dan di tutup
kembali.
8. Beri label yang berisi nama sampel, lokasi atau alamat pengambilan sampel,
titik pengambilan sampel, tanggal dan jam pengambilan sampel, serta
jenis pemeriksaan.
9. Segera di bawa ke laboratorium lurang dari 6 jam untuk dilakukan analisis atau
pemeriksaan

F) Prosedur Pemeriksaan

Uji Perkiraan (Presumtive Test)

1. Menggunakan alcohol 70%


2. Menyiapkan 15 tabung reaksi di dalam rak tabung reaksi.
3. Membuat sebanyak 3 seri yang terdiri dari 5 tabung berisi media Lauryl
tryptose Broth (LTB TS) dan 10 tabung berisi media Lauryl tryptose Broth
(LTB SS) yang telah disterilkan dan berisi tabung durham. Lalu tabung
disusun di rak tabung dan diberi tanda.

pg. 23
4. Sampel air minum di pipet dengan menggunakan pipet ukur, 5 tabung
reaksi yang telah berisi media Lauryl tryptose Broth (LTB TS)
dimasukkan sampel sebanyak 10 mL, 5 tabung reaksi yang telah berisi
media Lauryl tryptose Broth (LTB SS) dimasukkan sampel sebanyak 1 mL
dan 5 tabung reaksi yang telah berisi Lauryl tryptose Broth (LTB SS)
dimasukkan sampel sebanyak 0,1 mL.
5. Masing-masing tabung di dalam rak tabung dikocok hingga homogen.
6. Dimasukkan ke dalam inkubator pada suhu 37°C selama 2x24 jam.
7. Diamati pembentukan gas yang terjadi di dalam tabung durham.
8. Dicatat tabung yang dinyatakan positif apabila tabung tersebut terlihat
keruh dan terdapat gelembung gas pada tabung durham, setelah itu
dilanjutkan dengan uji penegasan.

Uji Penegasan (Confirmed Test)

1. Menggunakan alcohol 70%


2. Tabung yang dinyatakan postif pada uji perkiraan, di inokulasikan ke
dalam tabung reaksi yang telah berisi media Brilliant Green Lactose Broth
sebanyak 10 mL, masing-masing tabung di isi ose yang pengerjaan di
lakukan secara aseptis
3. Masing-masing tabung di kocok hingga homogen
4. Diinkubasi pada suhu 370C dan 440C selama 2x24 jam. Lalu , di lakukan
pengamatan dengan melihat tabung yang apabila positif maka akan
terdapat gelembung gas pada tabung durham dan warna pada tabung
durham terlihat keruh.
5. Pembacaan hasil di lakukan dengan menghitung jumlah tabung yang
positif dan angka yang di peroleh dicocokkan dengan tabel MPN .

Pengujian Fecal Coli

1. Menggunakan alkohol 70%


2. Menyiapkan media EC Broth sejumlah sampel yang positif LB
3. Memindahkan dengan ose dari setiap tabung LB yang positif kedalam
tabung berisi media EC Broth yang telah diisi tabung durham.
4. Masing-masing tabung dikocok hingga homogen

pg. 24
5. Tabung-tabung EC broth di inkubasi selama 2x24 jam dengan suhu 44°C.
Setelah 2x24 jam akan terlihat tabung yang positif adanya bakteri fecal
coli akan menghasilkan gelembung pada tabung durham.
6. Pembacaan hasil dilakukan dengan menghitung jumlah tabung positif.

Pengujian E. Coli

1. Menggunakan alcohol 70%


2. Menyiapkan media tryptone sejumlah sampel positif di EC Broth
3. Tabung yang positif pada EC terbentuk asam dan gas terutama pada masa
inkubasi 2 x 24 jam, diambil menggunakan jarum ose steril ditanamkan
pada media tryptone secara aseptis
4. Masing-masing tabung dikocok hingga homogen
5. Lalu di inkubasi pada suhu 440C selama 2x24 jam
6. Pengamatan di lanjutkan dengan pemberian reagen covaks sebanyak 2
tetes dan akan menghasilkan warna ungu (tabung dinyatakan positif)
mengandung Escherichia Coli
7. Pembacaan hasil dilakukan dengan di cocokkan ke tabel MPN

3.3 Data hasil pemeriksaan air minum menggunakan metode MPN


A. Tabel 1 data MPN – 555

3.4 Tabel hasil pemeriksaan kandungan E-coli pada depot air minum isi ulang

pg. 25
Hasil pemeriksaan pada depo air minum isi ulang di wilayah kerja
UPT laboratorium kesehatan daerah kota blitar adalah negative bakteri
Escherichia Coli.

No Sampe Metode MPN


l LSB BGLB Fecal E. Baku Keterangan
coli coli mutu
1 Depo 0 0 - - 0 Memenuhi
X syarat

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan Kasus


4.1.2 Analisa Prosedur

Pengambilan sampel dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan


pemeriksaan. Sampel air minum isi ulang di ambil dari depot air minum
isi ulang yang ada di wilayah kerja UPTD Laboratorium Kesehatan
Daerah Kota Blitar , praktikum dilaksanakan di ruang Kimia
Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Blitar . Sampel di bawa ke ruang
mikrobiologi laboratorium kemudian di catat dan di beri kode agar tidak
tertukar dengan sampel yang lain. Kemudian menyiapkan tabung reaksi
yang berisi media LTB TS dan LTB SS sebanyak 15 tabung yang berisi 5
reagen TS dan 10 reagen SS kemudian di letakkan di dalam rak tabung ,
jika sampel lebih dari 1 maka persiapan di sesuaikan sebanyak sebanyak
jumlah sampel. Sampel air minum isi ulang di pipet dengan
menggunakan pipet steril , 5 tabung reaksi yang telah berisi media Lauryl

pg. 26
tryptose Broth (LTB) TS dimasukkan sampel sebanyak 10 ml pada deret
pertama rak tabung, deret kedua adalah 5 tabung reaksi yang telah berisi
media Lauryl tryptose Broth (LTB) SS dimasukkan sampel sebanyak 1
ml dan deret ketiga adalah 5 tabung reaksi yang telah berisi Lauryl
tryptose Broth (LTB) SS dimasukkan sampel sebanyak 0,1 ml.

Media Lauryl tryptose Broth (LTB) mengandung senyawa lauryl


sulfat yang berfungsi untuk menghambat pertumbuhan mikroba non koli.
Kandungan nutrisi tinggi yang ada dalam media ini akan mempercepat
pertumbuhan bakteri koli dan meningkatkan pembentukan gas.
Keunggulannya ini membuat media lauryl tryptose broth lebih
direkomendasikan untuk pengujian koli. (Partic, 2008).

Masing-masing tabung di dalam rak tabung dikocok hingga


homogen kemudian dimasukkan ke dalam inkubator pada suhu 35°C
selama 2X24 jam lalu diamati pembentukan gas yang terjadi di dalam
tabung durham setelah dicatat tabung yang dinyatakan positif apabila
tabung tersebut terlihat keruh dan terdapat gelembung gas pada tabung
durham, setelah itu dilanjutkan dengan uji penegasan.

Tabung yang dinyatakan positif pada uji perkiraan, di inokulasikan


ke dalam tabung reaksi yang telah berisi media Brilliant Green Lactose
Broth sebanyak 8-10 ml, masing-masing tabung diisi 1-2 ose yang
pengerjaan dilakukan secara aseptis. Masing-masing tabung dikocok
hingga homogen. Diinkubasi pada suhu 37°C selama 2x24 jam. Media
Brillian Green Lactose Broth (BGLB) khususnya digunakan untuk
pemeriksaan MPN coliform, yaitu pemeriksaan yang digunakan untuk
mengetahui perkiraan jumlah terdekat bakteri coli dan coliform dalam 100
ml sampel. Penggunaan media BGLB ini digunakan pada tahap uji
penegasan (Confirmed Test). Lalu, dilakukan pengamatan dengan melihat
tabung yang apabila postif akan terdapat gelembung gas pada tabung
Durham dan warna pada tabung terlihat keruh, Pembacaan hasil dilakukan
dengan menghitung jumlah tabung yang positif dan angka yang diperoleh
dicocokkan dengan Tabel MPN.

pg. 27
Jika dilanjutkan pemeriksaan Fecal coli tabung positif dari LB
diinokulasikan pada media EC Broth dengan 1-2 ose kedalam tabung yang
telah diisi tabung durham. Masing-masing tabung dikocok hingga
homogen, Tabung-tabung EC broth di inkubasi selama 1x24 jam dengan
suhu 44°C. Setelah 1x24 jam akan terlihat tabung yang positif adanya
bakteri Fecal Coli akan menghasilkan gelembung pada tabung durham.
Pembacaan hasil dilakukan dengan menghitung jumlah tabung positif.

Jika dilanjutkan pemeriksaan E.Coli, tabung positif dari EC Broth


diinokulasikan pada media tryptone. Tabung yang positif pada EC
terbentuk asam dan gas terutama pada masa inkubasi 1x24 jam, diambil
menggunakan jarum ose steril ditanamkan pada media Tryptone secara
aseptis kemudian masing-masing tabung dikocok hingga homogen lalu
diinkubasi pada suhu 440C selama 1x24 jam. Pengamatan di lanjutkan
dengan pemberian reagen covak sebanyak 2 tetes dan akan menghasilkan
warna ungu ( tabunng dinyatakan positif ) mengandung Escherichia Coli
kemudian pembacaan hasil dilakukan dengan di cocokkan ke tabel MPN.

4.2 Analisa Hasil

Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia untuk


memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bagian tubuh manusia 68% adalah
air yang menjadi zat pembentuk tubuh. Penggunaan air pada rumah
tangga di Indonesia sekitar 2 L-100 L tiap harinya. Menurut Riskesdas
2010 sumber air yang biasa dipakai dalam keperluan sehari-hari di
Indonesia yang digunakan untuk air minum yaitu sumur galian sebesar
(24.7%), air ledeng sebesar (14.2%), sumur bor sebesar (14.0%), dan
air DAMIU (Depot Air Minum Isi Ulang) sebanyak (13.8%).
(Zikra,dkk 2018)

Hasil pemeriksaan pada depo air minum isi ulang di wilayah kerja
UPT laboratorium kesehatan daerah kota blitar adalah negative bakteri
Escherichia Coli.

No Sampe Metode MPN

pg. 28
l LSB BGLB Fecal E. Baku Keterangan
coli coli mutu
1 Depo 0 0 - - 0 Memenuhi
X syarat

Baku Mutu Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang


mikrobiologi air minum adalah jenis parameter yang berhubungan
langsung kesehatan yaitu parameter mikrobiologi (e.coli) dengan satuan
jumlah 100 ml sampel dan kadar yang di perbolehkan adalah 0.

Berdasarkan hasil pemeriksaan diperoleh hasil pada pemeriksaan


air minum secara mikrobiologi menggunakan metode MPN-555 di
dapatkan hasil negatif. Maka depo yang hasilnya negatif air minum isi
ulangnya layak di konsumsi.
Pada uji laboratorium juga ditemukan beberapa sampel air minum isi
ulang yang memenuhi syarat, hal ini dikarenakan peralatan pengolahan,
personal hygiene dan hygiene sanitasi terjaga sehingga proses pengolahan
sampai ketangan konsumen semua dalam kondisi baik dan bersih (Ardy,
2015)

4.3 Dampak mengonsumsi air minum yang tidak layak

Menurut Sandy (2020) dampak mengonsumsi air minum yang tidak


layak bagi kesehatan akan mengakibatkan berbagai penyakit yaitu:

1. Diare
Penyakit yang akan timbul diakibatkan dari mengonsumsi air
yang tercemar adalah diare. Diare disebabkan oleh bakteri dan
parasit yang terbawa pada makanan atu minuman yang kita
konsumsi. Diare akan ditandai dengan feses yang berbentuk encer
dan cair.
2. Kolera
Penyakit berikutnya adalah kolera. Penyakit ini disebabkan
oleh bakteri vibrio cholerae yang biasanya terbawa di air atau

pg. 29
makanan yang sudah terkontaminasi oleh feses orang menderita
penyakit ini. Penyakit ini juga bisa menular dari makanan yang
dicuci dengan air yang sudah terkontaminasi. Adapun gejala dari
kolera seperti keram perut, muntah dan sakit kepala.
3. Hepatitis
Penyakit yang diakibatkan bakteri dalam air yang tercemar
berikutnya adalah Hepatitis A. Penyakit ini akan menyerang hati
manusia. Penularannya melalui air atau makanan yang
terkontaminasi feses atau melalui kontak langsung dengan feses
dari pengidap hepatitis A.
4. Disentri
Berikutnya adalah penyakit disentri dengan gejala demam,
muntah, sakit perut dan diare parah. Disentri biasanya akan
disebabkan oleh bakteri yang masuk ke mulut melaui air atau
makanan yang sudah terkontaminasi.

5. Trachoma
Penyakit yang terakhir adalah trachoma atau infeksi pada
mata. Infeksi ini ditimbulkan karena virus atau bakteri yang
terbawa oleh air yang tercemar dan masuk kedalam mata. Gejala
yang ditimbulkan seperti gatal-gatal, nyeri pada mata, lebih,
kelopak mata yang bengkak dan keluarnya cairan dari mata yang
mengandung nanah atau mukus.
4.4 Ciri-ciri air minum yang layak di konsumsi
1. Jernih
Air minum layak di konsumsi adalah jernih dan tak keruh.
Kejernihan mencirikan air diproses dengan baik dan aman
dikonsumsi. Jika menemukan air minum yang keruh, apalagi
berwarna, kemungkinan ia sudah terkontaminasi oleh zat yang
tidak baik bagi tubuh.
2. Tidak Bau

pg. 30
Pastikan air minum tidak memiliki bau. Kalau tercium bau.
biasanya cenderung apek, lebih baik hindari. Menunjukkan air
tersebut tak layak dikonsumsi.
1. Tidak mempunyai rasa
Air yang baik adalah memiliki rasa tetapi cenderung
tawar Selain itu, air sehat ketika diminum punya sensasi
menyegarkan. Jika hendak diminum lidah merasakan air
memiliki rasa, jangan dilanjutkan karena kemungkinan Air
minum tersebut mungkin tak layak dikonsumsi.
2. Bersih dari bakteri E.coli
Bakteri E. Coli kerap ditemukan pada air minum,
khususnya air yang diisi ulang jika sudah terkontaminasi ke
dalam tubuh, bakteri ini sanggup meracuni tubuh dan
sangat mengganggu. Dampaknya akan mengalami diare
hebat, bahkan hingga kram perut dan muntah-muntah.
3. Tidak mengandung bahan kimia
Serupa dengan poin sebelumnya, ciri air minum layak
konsumsi berikut tak dapat langsung dirasakan oleh indra
penglihatan dan penciuman harus lewat proses pemeriksaan
di laboratorium. Namun begitu, bahan kimia yang kerap
ditemukan pada air minum khususnya air isi ulang adalah zat
pestisida dan disinfektan, dua zat itu kerap dipakai oleh para
petani untuk mengusir hama di ladang pertanian mereka
sehingga jika masuk ke dalam tubuh manusia dampaknya
akan berbahaya.
4. Tidak terdapat endapan
Ciri terakhir air minum layak konsumsi adalah
bebas dari endapan. Endapan dapat dilihat oleh mata
telanjang. Endapan tersebut biasanya tampak di dasar air.
Jika endapan yang sudah tersebar membuat air menjadi
keruh, cenderung gelap berwarna putih maka air tersebut
tidak layak di konsumsi.

pg. 31
4.5 Manfaat air bagi kesehatan tubuh
1. Mencegah dehidrasi
Menjaga asupan cairan dengan minum air putih penting
untuk mencegah tubuh dari kekurangan cairan atau
dehidrasi. Meski terlihat ringan, kondisi dehidrasi yang
tidak segera ditangani dapat menyebabkan gangguan pada
fungsi ginjal, kejang, dan bahkan syok yang dapat
membahayakan nyawa.
2. Menjaga Kesehatan sendi dan otot
Konsumsi air putih secara rutin juga dapat
meningkatkan kekuatan dan kelenturan sendi dan otot
tubuh. Dengan demikian, otot tidak kaku dan tubuh pun
tidak cepat lelah saat bergerak atau beraktivitas.
3. Menjaga konsentrasi
Kekurangan cairan tubuh juga berdampak pada
terganggunya konsentrasi. Hal ini tentu berdampak pada
aktivitas dan produktivitas sepanjang hari. Oleh karena itu,
dianjurkan untuk rutin mengonsumsi air putih, sehingga
otak dapat berfungsi secara optimal.
4. Menjaga kesehatan pencernaan
Air putih dapat membantu mengurangi masalah
pencernaan, kurangnya asupan cairan bisa mengakibatkan
beberapa gangguan kesehatan, termasuk sembelit. Untuk
mencegahnya, disarankan untuk rutin mengonsumsi air
putih.
5. Menjaga tekanan darah
Air adalah bagian terbesar dari darah, jika kekurangan
cairan tubuh, darah akan lebih kental dan menyebabkan
terjadinya ketidakseimbangan elektrolit, seperti natrium dan
kalium, yang terdapat di dalam darah. Kurangnya cairan
tubuh juga bisa berdampak pada menurunnya tekanan

pg. 32
darah. Oleh karena itu, rutin mengonsumsi air putih dapat
menjaga tekanan darah tetap normal.
6. Meningkatkan Stamina
Tubuh membutuhkan energi untuk menjalani aktivitas
sehari-hari. Sumber energi tidak hanya di peroleh dari
makanan . konsumsi air putih yang cukup juga dapat
membuat tubuh tidak mudah lemas selama bergerak dan
beraktivitas

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan pemeriksaan kandungan bakteri E-coli dari hasil
pemeriksaan tidak di dapatkan bakteri E-coli pada depo air minum
isi ulang di wilayah kerja UPT laboratorium kesehatan daerah kota
blitar.
2. Dari hasil pemeriksaan tersebut di ketahui bahwa air minum isi
ulang layak di konsumsi
5.2 Saran
Sebagai saran dari penelitian pemeriksaan yang telah dilakukan , maka
penting bagi para pemilik depot untuk lebih memperhatikan kebersihan
alat-alat yang digunakan untuk memproses air minum dan juga
kebersihan para pekerjanya serta untuk memperhatikan sumber air

pg. 33
yang akan digunakan agar mendapatkan hasil olahan air minum isi
ulang yang baik dan tidak terkontaminasi bakteri E-coli atau bakteri
patogen lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Afidah, M. (2020). Identifikasi Miskonsepsi Mahasiswa tentang Mikrobiologi melalui
Pembelajaran Menggunakan Media Gambar. Lectura : Jurnal Pendidikan,
11(1), 131–141. https://doi.org/10.31849/lectura.v11i1.3773
Aulia, R. 2018. Analisis Keberadaan Bakteri Eschericia coli Sebagai Parameter
Kelayakan Wisata Pantai Gemah Tulungagung. Skripsi. Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel. Surabaya.
Alihar , Fadjri. 2018. Penduduk dan Akses Air Bersih di Kota Semarang. Jurnal
Kependudukan Indonesia, Vol. 13 No. 1 Juni 2018, hal. 67-76
Anisah, A.P., Ju, A.B., Tng, A., Zikra, E., Weley, N.C. and Fitri, W., 2021. Dampak
Alih Fungsi Lahan Terhadap Keberlanjutan Suplai Air Bersih dalam Menjaga
Ekosistem Darat. Jurnal Syntax Admiration, 2(12), pp.2246- 2259.Ardy, T.,
2014. Pasar Terapung di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. eDimensi
Arsitektur Petra, 2(1), pp.336-342.

pg. 34
Apriliana E., M.R. Ramadhian, M. Gapila. 2014. Bakteriological Quality Of Refill
Drinking Water At Refill Drinking Water Depotts In Bandar Lampung. Jurnal
Kedokteran, 4(7): 142-146.
BPS. (2018). Statistik Kesejahteraan Rakyat 2018. Badan Pusat Statistik. Jakarta.
Forstinus, N.O., dkk. 2016. W ater and Waterborne Disease: A Review. International
Journal of TROPICAL DISEASE & Health, 12(4).
Wuisan Eveline M. Makawimbang Anastasya Feby, Lambertus Tanudjaja,.. (2017).
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih Di Desa Soyowan Kecamatan
Ratatotok Kabupaten Minahasa Tenggara. Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.
1. ISSN: 2337-6732
Pelczar, R.M. dan M.J. Pelczar. 2018. Microbilogy (online) diakses dari
https://www.britannica.com/science/microbiology pada 10 Oktober 2018
Putri, A. M., dan Kurnia, P., 2018. Identifikasi Keberadaan Bakteri Coliform dan Total
Mikroba dalam Es Dug-Dug di Sekitar Kampus Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Media Gizi Indonesia.Vol. 13. No. 1 :40-48.
Nuril Hidayati & Prayitno, T. A.,(2016). Penerapan Lesson Study pada Kegiatan
Praktikum Mikrobiologi Program Studi Pendidikan Biologi IKIP Budi Utomo
Malang. Bioedukasi: Jurnal Pendidikan Biologi, 8(2), 51.
https://doi.org/10.20961/bioedukasi-uns.v9i1.3888
Permenkes RI Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi,
Kolam Renang, Solus Per Aqua dan Pemandian Umum.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2023 Tentang
Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 Tentang
Kesehatan Lingkungan
Rahmiati., 2020. Pemeriksaan Kualitas Air Minum Isi Ulang Secara
Mikrobiologis.Jurnal Of Natural Sciences. Vol. 1. No. 1 :31-37.

Saputro, A.N 2017 . Pengembangan Buku Ajar Menulis Cerita Pendek Yang
Berorientasi Pada Karakter Cinta Tanah Air . Indonesia Language Education
and Literatur , 2 (2) , pp.192-202.

Sumantri, A. 2017. Kesehatan Lingkunga, Edisi Ke-4. Depok: Kencana.

pg. 35
Sri Rahayu Lestari , Ummah, R., & Suarsini, E., . (2020). Pengembangan E-modul
Berbasis Penelitian Uji Antimikroba pada Matakuliah Mikrobiologi. Jurnal
Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan.
https://doi.org/10.17977/jptpp.v5i5.13432

Wahyuni,Afiatun, E., S., Hamdan, F., (2018). Perbandingan Komposisi Koagulan Biji
Kelor (Moringan Oleifera), Biji Asam Jawa (Tamarindus Indica L) dan
Aluminium Sulfat (Al2(SO4)3) untuk menurunkan Kekeruhan Air Sungai
Citarum Atas, Ciparay, Kabupaten Bandung. Journal of Community Based
Environmental Engineering and Management, vol. 2, no. 1, pp. 21-30. DOI:
http://dx.doi.org/10.23969/jcbeem.v2il. 1453

Widiyanti, N.L.P.M., dkk. 2017. Parameter Fisik dan Jumlah Perkiraan Terdekat
ColiformAir Danau Buyan Desa Pancasari Kecamatan Sukasada Buleleng.
Jurnal Sains danTeknologi, 6(1)

Zikra, W., Arni, A, Andani E, P. 2018 Identifikasi Bakteri Escherichia coli (E. coli)
pada Air Minum di Rumah Makan dan Cafe di Kelurahan Jati serta Jati Baru
Kota Padang Jurnal Kesehatan Andalas; 7(2) hal 212- 214

pg. 36
LAMPIRAN

Botol Steriltol Steri lPengambilan Sampel

pg. 37
Media LSB SS , LSB TS Memasukkan sampel ke dalam
media

pg. 38
pg. 39

Anda mungkin juga menyukai