OLEH:
211513251424
pg. 1
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul :Pemeriksaan Kandungan E-Coli Pada Depot Air Minum Isi Ulang
Dengan Menggunakan MPN di Wilayah Kerja UPT Laboratorium Kesehatan
Daerah Kota Blitar
Nim : 211.513.251.424
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini telah di periksa dan disetujui sebagai hasil
kegiatan PKL untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Program Studi Sarjana
Kesehatan Lingkungan STIKES Widyagama Husada Malang
Menyetujui
pg. 2
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan. rahmat dan hidaya-Nya sehingga penulisan laporan praktik kerja
lapangan yang berjudul “Pemeriksan Kandungan E- coli pada depot air
minum isi ulang ". Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan yang telah
yang di berikan oleh beberapa pihak , maka penulis menyampaikan ucapan
terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Rudy Joigejantoro MMRS, Selaku ketua STIKES
Widyagama. Husada Malang
2. Ibu Dr. Irfany Rupiwardani SE, MMRS Selaku ketua program
studi S1 kesehatan lingkungan
3. Ibu Devita Sari,ST.,M.M selaku pembimbing akademik
4. Ibu Aning Pudjiastuti, A.Md selaku Kepala UPT Laboratorium
kesehatan daerah kota blitar
5. Bapak Insan Arif Setyawan,A.Md.KL. selaku pembimbing praktik
kerja lapangan laboratorium daerah kota blitar
6. Keluarga yang telah memberikan dukungan serta motivasi
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan dengan tepat waktu
7. Teman-teman yang selalu memberi semangat, saya juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait, yang
telah membantu saya dalam menyelesaikan laporan ini. Akhir kata,
dalam penyusunan laporan ini saya sudah berupaya sebaik
mungkin, tetapi masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu
apabila ada salah atau kurangnya kami dengan terbuka menerima
segala saran dan kritik yang membangun.
pg. 3
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN….................………………………………………. 2
KATA PENGANTAR…………….........…………………………………….... 3
DAFTAR ISI …………………………...………………………………………. 4
BAB 1 PENDAHULUAN……………………...............………………………..5
1.1 Latar Belakang …………………………….………………………..6
1.2 Rumusan Masalah…………………………….............
………………………..6
1.3 Tujuan ……………………………..………......
……………………………7
1.4 Waktu dan Tempat…………………………...............………...
………………..7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Air…………………..……............……………...….…….. 8
2.2 Depot Air Minum …………………............…………...…………..10
2.3 Jenis Bakteri E-coli …………………………………...…...........…12
2.4 Pemeriksaan kandungan E coli pada air menggunakan metode Most
Probale Number(MPN)……………………..……………....................13
2.5 Ciri-ciri Air Minum Yang Tidak Layak Untuk di Minum ……......14
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Profil UPT Laboratorium Kesehatan Daerah Blitar …………........16
3.2 Cara Pemeriksaan air Minum Menggunakan Metode MPN -555 ...17
3.3 Data Hasil Pemeriksaan Air Minum Menggunakan Metode MPN..23
3.4 Tabel hasil pemeriksaan kandungan E-coli pada depot air minum isi
ulang……………………………………………………………………23
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan Kasus ………………………………………..............24
4.2 Analisa Hasil …………………………...........……………............25
4.3 Dampak Mengonsumsi Air Minum Yang Tidak Layak ……........26
4.4 Ciri – ciri Air Minum Yang Layak di Konsumsi ………...….........27
4.5 Manfaat Air Bagi Kesehatan ……………………..……...............28
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ………..............……………………………..............30
pg. 4
5.2 Saran ………………..……………………………………............30
DAFTAR PUSTAKA
pg. 5
BAB I
PENDAHULUAN
Air adalah dasar fundamental untuk semua aktivitas biologis dan manusia.
Air diyakini sebagai sumber daya alam yang tidak akan pernah habis dan akan
selalu tersedia setiap saat. Meskipun demikian, ketersediaan air sebagai
sumber daya alam tertahan karena siklus hidrologinya yang relatif konstan;
sehingga membuatnya terbatas dalam pasokan. Kelimpahan air di bumi tidak
merata karena tidak ada penambahan yang substansial dari waktu ke waktu
(Wahyuni, 2018).
pg. 6
Air Minum adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan akan menjadi air minum setelah
dimasak terlebih dahulu (Wuisan dkk, 2017). Air menjadi kebutuhan yang
sangat vital bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup pada umumnya.
Ketersediaan air di bumi selalu konstan, artinya tidak mengalami penambahan
maupun pengurangan karena air mengalami siklus hidrologi. Meskipun
jumlah air di bumi selalu tetap, namun kualitas air mengalami perubahan
seiring dengan pertumbuhan jumlah populasi manusia dan aktivitas yang
mengiringinya. Pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi telah
mengakibatkan tidak semua komponen masyarakat dapat menikmati air
minum (Alihar, 2018) , air minum disini didefinisikan sebagai air yang
memenuhi persyaratan kesehatan, baik itu untuk minum, mandi, cuci dan lain
sebagainya.
Menurut Harni (2016) bahwa setiap bulan petugas harus mengambil
sample air pada depot air minum isi ulang untuk dilakukan pemeriksaan .
Sesuai hasil lab jika diketahui, secara keseluruhan memenuhi syarat seperti
tidak mengandung bakteri e-coli sehingga layak dikonsumsi masyarakat.
Kalaupun ada yang tidak memenuhi syarat, akan diberikan pemberitahuan
agar tidak menjual air yang tidak memenuhi syarat. Biasanya hal itu terjadi
karena filter yang digunakan sudah lama, sehingga harus diganti. Pasca
penggantian filter harus dilakukan cek ulang. Jika tetap tidak memenuhi
syarat, depo harus ditutup menunggu hingga kualitas air layak konsumsi.
Karena jika air sampai terminum, bisa menyebabkan penyakit seperti diare
dan lain-lain.
Untuk mengetahui jumlah koliform biasanya digunakan metode MPN
(Most Probable Number). Berdasarkan hal diatas maka dipilhlah judul tentang
"Pemeriksaan Mikrobiologi Pada Depot Air Minum Isi Ulang Di Wilayah
Kerja UPT Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Blitar" Menggunakan
Metode Most Probable Number (MPN) di Laboratorium Kesehatan
Daerah Kota Blitar.
Selain pengukuran fisik dan kimia, parameter biologis, yang digunakan
yaitu dalam persyaratan biologis yang diukur melalui kandungan bakteri
pg. 7
e.coli.Penyakit yang disebabkan oleh organisme antara lain diare, muntaber
dan disentri. Untuk pemeriksaan coliform tinja yang ditunjukkan dengan
keberadaan e.coli dalam air. Pencemaran air oleh bakteri Escherichia coli (E.
coli) merupakan suatu keadaaan dimana masuknya bakteri E. coli dalam air
yang dapat mengakibatkan keracunan yang serius pada manusia karena
umumnya bakteri ini ditemukan pada usus manusia dan di atur dalam
peraturan Permenkes Nomor 32 tahun 2017.(Awuy,2018).
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana cara mengetahui kandungan bakteri e-coli pada air minum isi
ulang?
1.3 Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui cara pemeriksaan bakteri e-coli pada air minum
isi ulang menggunakan metode MPN
2. Tujuan Khusus
Mengidentifikasi ada atau tidaknya kontaminasi bakteri Eshericia coli
1.4 Waktu dan Tempat
1. Tanggal : 08 Januari 2024
2. Waktu pelaksanaan : 10.45
3. Tempat Pelaksanaan : UPT Laboratorium Kesehatan Daerah Kota
Blitar
pg. 8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pg. 9
Air dikatakan bersih bila, terlihat jernih tidak berbau dan tidak
berasa, air minum merupakan standar baku mutu kesehatan lingkungan
untuk media air untuk keperluan higiene sanitasi meliputi parameter fisik,
biologi, kimia yang dapat berupa parameter wajib dan parameter
tambahan. Parameter wajib merupakan parameter yang harus diperiksa
secara berkala sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
sedangkan parameter tambahan hanya diwajibkan untuk diperiksa jika
kondisi geohidrologi mengindikasikan adanya potensi pencemaran
berkaitan dengan parameter tambahan (Permenkes, 2017).
Air yang terkontaminasi jika dikonsumsi akan menimbulkan suatu
penyakit. Air dapat menjadi media penularan penyakit ke manusia jika
sudah tercemar dan terkontaminasi oleh mikroorganisme patogen
(Sumantri, 2017). Air yang telah terkontaminasi dengan bakteri
escherichia coli dapat menyebabkan waterborne disease, salah satunya
ialah diare. waterborne disease merupakan penyakit yang ditularkan oleh
air minum yang langsung terkontaminasi mikroorganisme patogen atau zat
pada air. Sebagian besar waterborne disease ditandai oleh diare yang
melibatkan buang air besar berlebihan, sering mengakibatkan dehidrasi
dan kemungkinan kematian (Forstinus dkk., 2016)
pg. 10
b. Sumber sarana dan transportasi air terlindungi akses layak
sampai dengan titik rumah tangga. Jilm air bersumber dan
sarana air perpipaan tidak boleh ada koneksi silang dengan pipa
air limbah di bawah permukaan Tanah, Sedangkan jika air
bersumber dari sarana DOD perpipaan, sarana terlindung dart
sumber kontaminasi limbah domestik maupun industri.
c. Lokasi sarana air minum berada di dalam atau di luar rumah
d. Air tersedia setiap saat
pg. 11
400 pengusaha kecil dan jumlahnya terus meningkat, awal tahun 2000
mencapai 1.200 Depo yang tersebar diberbagai kota. Air minum isi
ulang adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan tidak
memiliki merk (BPS, 2018).
Dengan demikian muncullah pilihan yang baru di masyarakat
untuk mengkonsumsi air minum isi ulang yang banyak berkembang di
kota-kota besar. Memang dengan adanya air minum isi ulang tersebut
seolah memberikan solusi bagi masyarakat karena harganya yang
relatif murah dan mudah untuk diperoleh serta tidak perlu lagi
pengolahan sebelum diminum. Namun jika air minum tersebut tidak
memenuhi syarat maka tentunya akan sangat membahayakan
kesehatan konsumennya. Khususnya depot-depot yang tidak
memperhatikan mengenai syarat-syarat air minum yang sehat untuk
diminum.
Urutan proses produksi di depot air minum isi ulang menurut
Apryanti ,Reni 2022 :
a. Penampungan air baku
pg. 12
1. Saringan berasal dari pasir atau sand filter, berguna untuk
menghilangkan organisme pathogen yaitu bakteri dan virus dari
air baku dengan cara diserap oleh sand filter.
2. Saringan karbon aktif atau carbon filter, sebagai penyerap bau,
rasa, warna, sisa chlor dan bahan organik. Semakin lama air
yang kontak dengan carbon filter semakin banyak juga zat yang
diserap.
3. Saringan halus dan microfilter, untuk menyaring partikel yang
berukuran 0,04-100 mikron ataupun bakteri yang berukuran
lebih besar dari ukuran microfilter.
c. Desinfeksi
1). Pengisian
Pengisian ke tempat air (wadah) dilakukan dengan
menggunakan alat serta dilakukan dalam tempat
pengisian yang hygienis.
2). Penutupan
pg. 13
Escherichia coli atau biasa disingkat E. coli, merupakan bakteri
yang sangat umum ditemukan di bawah usus organisme berdarah panas
(endotermik). Kebanyakan strain E. coli tidak berbahaya, tetapi beberapa
serotipe dari bakteri ini dapat menyebabkan keracunan makanan yang
serius pada manusia dan diare akibat kontaminasi makanan. Strain
berbahaya ini merupakan bagian dari flora normal usus, dan bisa
mendapatkan memberi keuntungan untuk tubuh dengan memproduksi
vitamin K-2, dan mencegah pembentukan bakteri patogen dalam usus.
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri E. Coli seperti Diare berdarah,
kram perut dan muntah-muntah (Aulia, 2018).
pg. 14
mampu menghidrolisis antibiotik golongan beta laktam generasi ketiga,
dan keempat, serta monobaktam (aztreonam) (Prasetya, 2018).
pg. 15
Metode MPN (Most Probable Number) juga merupakan suatu metode
yang digunakan untuk mendeteksi populasi mikroba baik di lahan,
perairan dan produk agrikultur. Metode ini digunakan untuk mendeteksi
populasi mikroba berdasarkan pada ukuran kualitatif spesifik dari jasad
renik yang sedang terhitung. Untuk menetapkan ada atau tidaknya bakteri
coliform dalam air sehingga diperoleh indeks berdasarkan tabel MPN
untuk menyatakan perkiraan jumlah bakteri coliform dalam sampel
(Sidabutar, 2019).
Prinsip pemeriksaan dalam metode MPN digunakan medium cair di
dalam tabung reaksi, dimana perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah
tabung yang positif, yaitu yang ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi
pada suu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung positif dapat dilihat
dengan mengamati timbulnya kekeruhan, atau terbetuknya gas di dalam
tabung durham untuk mikroba pembentuk gas. Metode MPN terdiri dari 3
tahap yaitu:
1. Uji penduga coliform (presumtive test) untuk analisis air, dalam uji
penduga digunakan lauryl tryptose Broth (LTB). Tujuannya untuk
mencari kuman peragi laktosa dan membentuk gas pada suhu 37°C.
2. Uji penegas coliform (comfirmation test) pada uji penegasan
digunakan media Brilliant Green Lactosa Bile Broth (BGLB),
Tujuannya untuk menegaskan apakah 10 peragian dalam bentu gas
pada uji awal benar disebaban oleh bakteri golongan coliform.
3. Uji sempurna coliform (complete test) untuk menentukan spesies
golongan coliform. Biasanya media yang digunakan adalah ECB
(Escheria Coli Broth). (Widiyanti, 2004).
Menurut Anisah (2021) ciri-ciri air yang tidak layak untuk di minum
adalah sebagai berikut:
Air minum seharusnya tidak berwarna, jernih, dan bening. Air yang
berwarna tidak diketahui kandungan yang dimiliki, sehingga sebaiknya
pg. 16
jangan diminum. Sebagai contoh, air yang berwarna kecokelatan bisa
saja berasal dari karat di pipa air.
2. Air Berbau
Air yang berbau, apalagi yang baunya menyengat, merupakan
pertanda air tersebut mengandung logam berat. Air ini tergolong beracun
dan sangat berbahaya jika sampai dikonsumsi.
4. Terdapat Endapan
Air yang memiliki endapan juga tak layak dikonsumsi. Ini karena,
endapan tersebut bisa saja merupakan bahan kimia beracun. Jadi, bila
melihat endapan dalam segelas air yang hendak Anda
minum, jangan diminum
pg. 17
BAB III
TINJAUAN KASUS
pg. 18
b. Sebelah timur : kecamatan Garum dan kecamatan Kanigoro
kabupaten Blitar
c. Sebelah selatan : kecamatan Kanigoro dan kecamatan Sanankulon
kabupaten Blitar
d. Sebelah barat : kecamatan Sanankulon dan kecamatan Nglegok
kabupaten Blitar
pg. 19
Visi :
Misi :
pg. 20
2. Pemantik api
3. Bunsen
4. Label
5. Bolpoint
Bahan
1. Alcohol swab 70%
2. Form permintaan pengujian
3. Kwitansi
b). Alat dan bahan pemeriksaan air minum
Alat
1. Bunsen
2. Pipet 10ml
3. Pemantik api
4. Inkubator 370C dan 440C
5. Tabung reaksi + Durham
6. Rak tabung
7. Ose
Bahan
1. Sampel air minum isi ulang
2. Alcohol 70%
3. Media LTB SS
4. Media LTB SS
5. Media BGLB
6. Media EC
7. Media trypton
8. Reagen covac
c. Prepasi sampel
1. Menyiapkan sampel air
2. Menyiapkan alat dan bahan
3. Menyediakan Bunsen dan pemantik api
4. Menyiapkan media LTB
5. Menyiapkan media BGLB jika postif
pg. 21
6. Menyiapkan media EC jika positif
7. Menyiapkan media Tryptone
8. Menyiapkan reagen Covac
d). Pembuatan Media
Ditimbang media Lauryl tryptose Broth (LTB) sebanyak 35,6 gram lalu
dimasukkan ke dalam beaker glass. Dilarutkan dalam 1000 ml atau 1 liter
aquades. Dimasukkan beaker glass kemudian aduk hingga larut. Dimasukkan 10
ml ke dalam tabung reaksi yang telah berisi tabung Durham. Disterilkan di dalam
autoclave pada suhu 121°C selama 15-20 menit.
pg. 22
Ditimbang media trypton sebanyak 15 gram lalu dimasukkan ke dalam beaker
glass. Dilarutkan dalam 1 liter aquades kemudian diaduk sampai larut.
Dimasukkan 5 ml kedalam tabung reaksi. Disterilkan di dalam autoclave pada
suhu 121oC selama 15-20 menit.
1. Menggunakan alcohol 70% secukupnya agar tangan tetap bersih dan steril
2. Nyalakan Bunsen menggunakan pemantik api,
3. Nyalakan kran untuk membuang air yang masih ada di dalam pipa yang di
tujukan untuk meminimalisir air terkontaminasi.
4. Penyeterilan kran yang sudah di alirkan tadi dengan di bakar dengan bunsen
apabila kran terbuat dari besi dan di usapkan dengan alcohol swab apabila kran
terbuat dari plastic.
5. Nyalakan kran kembali selama kurang lebih 1-2 menit
6. Ambil sampel air di masukan ke dalam wadah botol yang steril dengan
membakar mulut botol terlebih dahulu
7. Sampel di ambil tidak penuh di botol, kemudian di bunsen dan di tutup
kembali.
8. Beri label yang berisi nama sampel, lokasi atau alamat pengambilan sampel,
titik pengambilan sampel, tanggal dan jam pengambilan sampel, serta
jenis pemeriksaan.
9. Segera di bawa ke laboratorium lurang dari 6 jam untuk dilakukan analisis atau
pemeriksaan
F) Prosedur Pemeriksaan
pg. 23
4. Sampel air minum di pipet dengan menggunakan pipet ukur, 5 tabung
reaksi yang telah berisi media Lauryl tryptose Broth (LTB TS)
dimasukkan sampel sebanyak 10 mL, 5 tabung reaksi yang telah berisi
media Lauryl tryptose Broth (LTB SS) dimasukkan sampel sebanyak 1 mL
dan 5 tabung reaksi yang telah berisi Lauryl tryptose Broth (LTB SS)
dimasukkan sampel sebanyak 0,1 mL.
5. Masing-masing tabung di dalam rak tabung dikocok hingga homogen.
6. Dimasukkan ke dalam inkubator pada suhu 37°C selama 2x24 jam.
7. Diamati pembentukan gas yang terjadi di dalam tabung durham.
8. Dicatat tabung yang dinyatakan positif apabila tabung tersebut terlihat
keruh dan terdapat gelembung gas pada tabung durham, setelah itu
dilanjutkan dengan uji penegasan.
pg. 24
5. Tabung-tabung EC broth di inkubasi selama 2x24 jam dengan suhu 44°C.
Setelah 2x24 jam akan terlihat tabung yang positif adanya bakteri fecal
coli akan menghasilkan gelembung pada tabung durham.
6. Pembacaan hasil dilakukan dengan menghitung jumlah tabung positif.
Pengujian E. Coli
3.4 Tabel hasil pemeriksaan kandungan E-coli pada depot air minum isi ulang
pg. 25
Hasil pemeriksaan pada depo air minum isi ulang di wilayah kerja
UPT laboratorium kesehatan daerah kota blitar adalah negative bakteri
Escherichia Coli.
BAB IV
PEMBAHASAN
pg. 26
tryptose Broth (LTB) TS dimasukkan sampel sebanyak 10 ml pada deret
pertama rak tabung, deret kedua adalah 5 tabung reaksi yang telah berisi
media Lauryl tryptose Broth (LTB) SS dimasukkan sampel sebanyak 1
ml dan deret ketiga adalah 5 tabung reaksi yang telah berisi Lauryl
tryptose Broth (LTB) SS dimasukkan sampel sebanyak 0,1 ml.
pg. 27
Jika dilanjutkan pemeriksaan Fecal coli tabung positif dari LB
diinokulasikan pada media EC Broth dengan 1-2 ose kedalam tabung yang
telah diisi tabung durham. Masing-masing tabung dikocok hingga
homogen, Tabung-tabung EC broth di inkubasi selama 1x24 jam dengan
suhu 44°C. Setelah 1x24 jam akan terlihat tabung yang positif adanya
bakteri Fecal Coli akan menghasilkan gelembung pada tabung durham.
Pembacaan hasil dilakukan dengan menghitung jumlah tabung positif.
Hasil pemeriksaan pada depo air minum isi ulang di wilayah kerja
UPT laboratorium kesehatan daerah kota blitar adalah negative bakteri
Escherichia Coli.
pg. 28
l LSB BGLB Fecal E. Baku Keterangan
coli coli mutu
1 Depo 0 0 - - 0 Memenuhi
X syarat
1. Diare
Penyakit yang akan timbul diakibatkan dari mengonsumsi air
yang tercemar adalah diare. Diare disebabkan oleh bakteri dan
parasit yang terbawa pada makanan atu minuman yang kita
konsumsi. Diare akan ditandai dengan feses yang berbentuk encer
dan cair.
2. Kolera
Penyakit berikutnya adalah kolera. Penyakit ini disebabkan
oleh bakteri vibrio cholerae yang biasanya terbawa di air atau
pg. 29
makanan yang sudah terkontaminasi oleh feses orang menderita
penyakit ini. Penyakit ini juga bisa menular dari makanan yang
dicuci dengan air yang sudah terkontaminasi. Adapun gejala dari
kolera seperti keram perut, muntah dan sakit kepala.
3. Hepatitis
Penyakit yang diakibatkan bakteri dalam air yang tercemar
berikutnya adalah Hepatitis A. Penyakit ini akan menyerang hati
manusia. Penularannya melalui air atau makanan yang
terkontaminasi feses atau melalui kontak langsung dengan feses
dari pengidap hepatitis A.
4. Disentri
Berikutnya adalah penyakit disentri dengan gejala demam,
muntah, sakit perut dan diare parah. Disentri biasanya akan
disebabkan oleh bakteri yang masuk ke mulut melaui air atau
makanan yang sudah terkontaminasi.
5. Trachoma
Penyakit yang terakhir adalah trachoma atau infeksi pada
mata. Infeksi ini ditimbulkan karena virus atau bakteri yang
terbawa oleh air yang tercemar dan masuk kedalam mata. Gejala
yang ditimbulkan seperti gatal-gatal, nyeri pada mata, lebih,
kelopak mata yang bengkak dan keluarnya cairan dari mata yang
mengandung nanah atau mukus.
4.4 Ciri-ciri air minum yang layak di konsumsi
1. Jernih
Air minum layak di konsumsi adalah jernih dan tak keruh.
Kejernihan mencirikan air diproses dengan baik dan aman
dikonsumsi. Jika menemukan air minum yang keruh, apalagi
berwarna, kemungkinan ia sudah terkontaminasi oleh zat yang
tidak baik bagi tubuh.
2. Tidak Bau
pg. 30
Pastikan air minum tidak memiliki bau. Kalau tercium bau.
biasanya cenderung apek, lebih baik hindari. Menunjukkan air
tersebut tak layak dikonsumsi.
1. Tidak mempunyai rasa
Air yang baik adalah memiliki rasa tetapi cenderung
tawar Selain itu, air sehat ketika diminum punya sensasi
menyegarkan. Jika hendak diminum lidah merasakan air
memiliki rasa, jangan dilanjutkan karena kemungkinan Air
minum tersebut mungkin tak layak dikonsumsi.
2. Bersih dari bakteri E.coli
Bakteri E. Coli kerap ditemukan pada air minum,
khususnya air yang diisi ulang jika sudah terkontaminasi ke
dalam tubuh, bakteri ini sanggup meracuni tubuh dan
sangat mengganggu. Dampaknya akan mengalami diare
hebat, bahkan hingga kram perut dan muntah-muntah.
3. Tidak mengandung bahan kimia
Serupa dengan poin sebelumnya, ciri air minum layak
konsumsi berikut tak dapat langsung dirasakan oleh indra
penglihatan dan penciuman harus lewat proses pemeriksaan
di laboratorium. Namun begitu, bahan kimia yang kerap
ditemukan pada air minum khususnya air isi ulang adalah zat
pestisida dan disinfektan, dua zat itu kerap dipakai oleh para
petani untuk mengusir hama di ladang pertanian mereka
sehingga jika masuk ke dalam tubuh manusia dampaknya
akan berbahaya.
4. Tidak terdapat endapan
Ciri terakhir air minum layak konsumsi adalah
bebas dari endapan. Endapan dapat dilihat oleh mata
telanjang. Endapan tersebut biasanya tampak di dasar air.
Jika endapan yang sudah tersebar membuat air menjadi
keruh, cenderung gelap berwarna putih maka air tersebut
tidak layak di konsumsi.
pg. 31
4.5 Manfaat air bagi kesehatan tubuh
1. Mencegah dehidrasi
Menjaga asupan cairan dengan minum air putih penting
untuk mencegah tubuh dari kekurangan cairan atau
dehidrasi. Meski terlihat ringan, kondisi dehidrasi yang
tidak segera ditangani dapat menyebabkan gangguan pada
fungsi ginjal, kejang, dan bahkan syok yang dapat
membahayakan nyawa.
2. Menjaga Kesehatan sendi dan otot
Konsumsi air putih secara rutin juga dapat
meningkatkan kekuatan dan kelenturan sendi dan otot
tubuh. Dengan demikian, otot tidak kaku dan tubuh pun
tidak cepat lelah saat bergerak atau beraktivitas.
3. Menjaga konsentrasi
Kekurangan cairan tubuh juga berdampak pada
terganggunya konsentrasi. Hal ini tentu berdampak pada
aktivitas dan produktivitas sepanjang hari. Oleh karena itu,
dianjurkan untuk rutin mengonsumsi air putih, sehingga
otak dapat berfungsi secara optimal.
4. Menjaga kesehatan pencernaan
Air putih dapat membantu mengurangi masalah
pencernaan, kurangnya asupan cairan bisa mengakibatkan
beberapa gangguan kesehatan, termasuk sembelit. Untuk
mencegahnya, disarankan untuk rutin mengonsumsi air
putih.
5. Menjaga tekanan darah
Air adalah bagian terbesar dari darah, jika kekurangan
cairan tubuh, darah akan lebih kental dan menyebabkan
terjadinya ketidakseimbangan elektrolit, seperti natrium dan
kalium, yang terdapat di dalam darah. Kurangnya cairan
tubuh juga bisa berdampak pada menurunnya tekanan
pg. 32
darah. Oleh karena itu, rutin mengonsumsi air putih dapat
menjaga tekanan darah tetap normal.
6. Meningkatkan Stamina
Tubuh membutuhkan energi untuk menjalani aktivitas
sehari-hari. Sumber energi tidak hanya di peroleh dari
makanan . konsumsi air putih yang cukup juga dapat
membuat tubuh tidak mudah lemas selama bergerak dan
beraktivitas
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan pemeriksaan kandungan bakteri E-coli dari hasil
pemeriksaan tidak di dapatkan bakteri E-coli pada depo air minum
isi ulang di wilayah kerja UPT laboratorium kesehatan daerah kota
blitar.
2. Dari hasil pemeriksaan tersebut di ketahui bahwa air minum isi
ulang layak di konsumsi
5.2 Saran
Sebagai saran dari penelitian pemeriksaan yang telah dilakukan , maka
penting bagi para pemilik depot untuk lebih memperhatikan kebersihan
alat-alat yang digunakan untuk memproses air minum dan juga
kebersihan para pekerjanya serta untuk memperhatikan sumber air
pg. 33
yang akan digunakan agar mendapatkan hasil olahan air minum isi
ulang yang baik dan tidak terkontaminasi bakteri E-coli atau bakteri
patogen lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Afidah, M. (2020). Identifikasi Miskonsepsi Mahasiswa tentang Mikrobiologi melalui
Pembelajaran Menggunakan Media Gambar. Lectura : Jurnal Pendidikan,
11(1), 131–141. https://doi.org/10.31849/lectura.v11i1.3773
Aulia, R. 2018. Analisis Keberadaan Bakteri Eschericia coli Sebagai Parameter
Kelayakan Wisata Pantai Gemah Tulungagung. Skripsi. Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel. Surabaya.
Alihar , Fadjri. 2018. Penduduk dan Akses Air Bersih di Kota Semarang. Jurnal
Kependudukan Indonesia, Vol. 13 No. 1 Juni 2018, hal. 67-76
Anisah, A.P., Ju, A.B., Tng, A., Zikra, E., Weley, N.C. and Fitri, W., 2021. Dampak
Alih Fungsi Lahan Terhadap Keberlanjutan Suplai Air Bersih dalam Menjaga
Ekosistem Darat. Jurnal Syntax Admiration, 2(12), pp.2246- 2259.Ardy, T.,
2014. Pasar Terapung di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. eDimensi
Arsitektur Petra, 2(1), pp.336-342.
pg. 34
Apriliana E., M.R. Ramadhian, M. Gapila. 2014. Bakteriological Quality Of Refill
Drinking Water At Refill Drinking Water Depotts In Bandar Lampung. Jurnal
Kedokteran, 4(7): 142-146.
BPS. (2018). Statistik Kesejahteraan Rakyat 2018. Badan Pusat Statistik. Jakarta.
Forstinus, N.O., dkk. 2016. W ater and Waterborne Disease: A Review. International
Journal of TROPICAL DISEASE & Health, 12(4).
Wuisan Eveline M. Makawimbang Anastasya Feby, Lambertus Tanudjaja,.. (2017).
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih Di Desa Soyowan Kecamatan
Ratatotok Kabupaten Minahasa Tenggara. Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.
1. ISSN: 2337-6732
Pelczar, R.M. dan M.J. Pelczar. 2018. Microbilogy (online) diakses dari
https://www.britannica.com/science/microbiology pada 10 Oktober 2018
Putri, A. M., dan Kurnia, P., 2018. Identifikasi Keberadaan Bakteri Coliform dan Total
Mikroba dalam Es Dug-Dug di Sekitar Kampus Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Media Gizi Indonesia.Vol. 13. No. 1 :40-48.
Nuril Hidayati & Prayitno, T. A.,(2016). Penerapan Lesson Study pada Kegiatan
Praktikum Mikrobiologi Program Studi Pendidikan Biologi IKIP Budi Utomo
Malang. Bioedukasi: Jurnal Pendidikan Biologi, 8(2), 51.
https://doi.org/10.20961/bioedukasi-uns.v9i1.3888
Permenkes RI Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi,
Kolam Renang, Solus Per Aqua dan Pemandian Umum.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2023 Tentang
Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 Tentang
Kesehatan Lingkungan
Rahmiati., 2020. Pemeriksaan Kualitas Air Minum Isi Ulang Secara
Mikrobiologis.Jurnal Of Natural Sciences. Vol. 1. No. 1 :31-37.
Saputro, A.N 2017 . Pengembangan Buku Ajar Menulis Cerita Pendek Yang
Berorientasi Pada Karakter Cinta Tanah Air . Indonesia Language Education
and Literatur , 2 (2) , pp.192-202.
pg. 35
Sri Rahayu Lestari , Ummah, R., & Suarsini, E., . (2020). Pengembangan E-modul
Berbasis Penelitian Uji Antimikroba pada Matakuliah Mikrobiologi. Jurnal
Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan.
https://doi.org/10.17977/jptpp.v5i5.13432
Wahyuni,Afiatun, E., S., Hamdan, F., (2018). Perbandingan Komposisi Koagulan Biji
Kelor (Moringan Oleifera), Biji Asam Jawa (Tamarindus Indica L) dan
Aluminium Sulfat (Al2(SO4)3) untuk menurunkan Kekeruhan Air Sungai
Citarum Atas, Ciparay, Kabupaten Bandung. Journal of Community Based
Environmental Engineering and Management, vol. 2, no. 1, pp. 21-30. DOI:
http://dx.doi.org/10.23969/jcbeem.v2il. 1453
Widiyanti, N.L.P.M., dkk. 2017. Parameter Fisik dan Jumlah Perkiraan Terdekat
ColiformAir Danau Buyan Desa Pancasari Kecamatan Sukasada Buleleng.
Jurnal Sains danTeknologi, 6(1)
Zikra, W., Arni, A, Andani E, P. 2018 Identifikasi Bakteri Escherichia coli (E. coli)
pada Air Minum di Rumah Makan dan Cafe di Kelurahan Jati serta Jati Baru
Kota Padang Jurnal Kesehatan Andalas; 7(2) hal 212- 214
pg. 36
LAMPIRAN
pg. 37
Media LSB SS , LSB TS Memasukkan sampel ke dalam
media
pg. 38
pg. 39