Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM II

PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGIS PADA AIR DANAU


UNIVERSITAS HASANUDDIN

NAMA : FAJAR SEPTIAN ANWAR


NIM : K11111281
KELOMPOK : 2 (DUA)

BAGIAN KESEHATAN LINGKUNGAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM II
PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGIS PADA AIR DANAU
UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAGIAN KESEHATAN LINGKUNGAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN

NAMA : FAJAR SEPTIAN ANWAR


NIM : K11111281
KELOMPOK : 2 (DUA)

Makassar, Maret 2014

Menyetujui,

Koordinator Asisten Asisten

AL RICHA NASIR ABDUL WAHID AKBAR


K 111 10 905 K 111 10 282

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat serta karunia sehingga laporan praktikum dengan judul

“Pemeriksaan Bakteriologis pada Air Danau Universitas Hasanuddin” dapat

terselesaikan tepat waktu.

Penulis menyadari masih ada kekurangan baik dari segi penulisan maupun

substansi materi yang menjadi pembahasan dalam penulisan laporan praktikum ini.

Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun senantiasa penulis

harapkan guna memacu kreatifitas dalam menyusun karya-karya yang lebih baik lagi.

Semoga Allah SWT senantiasa membalas pengorbanan tulus yang telah

diberikan dengan segala limpahan rahmat dan hidayah dari-Nya. Akhir kata, penulis

persembahkan karya ini semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalam,

Makassar, Maret 2014

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan Percobaan............................................................................... 3
C. Prinsip Percobaan .............................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Air Bersih ................................................. 5
B. Tinjauan Umum Tentang Danau ........................................................ 7
C. Tinjauan Umum Tentang Bakteri Coliform ....................................... 9
D. Tinjauan Umum Tentang Media Pertumbuhan ................................. 10
E. Tinjauan Umum Tentang Metode Most Probable Number (MPN) ... 13
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan .................................................................................. 17
B. Waktu dan Tempat Pengambilan Sampel .......................................... 18
C. Prosedur Kerja ................................................................................... 18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan .............................................................................. 21
B. Pembahasan ....................................................................................... 22
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................ 27
B. Saran .................................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang

banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta

makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air bersih untuk berbagai kepentingan

harus dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan

generasi sekarang maupun generasi mendatang (Effendi, 2003).

Menurut Permenkes No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Standar

Kualitas Air Bersih, yang dimaksud dengan air bersih adalah air yang digunakan

untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan

dapat diminum apabila telah dimasak.

Kebutuhan akan air bersih, terutama di daerah perkotaan menjadi sangat

penting mengingat aktivitas kehidupan masyarakat kota yang sangat dinamis.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, penduduk daerah perkotaan cukup

banyak yang memanfaatkan air permukaaan, maupun ar tanah. Salah satu sumber

air bersih yang digunakan oleh masyarakat berasal dari danau (Daud, 2011).

Selain peranan air yang sangat penting bagi manusia, air juga merupakan

salah satu media yang sangat baik untuk penularan berbagai penyakit. Misalnya

1
2

demam typhoid, cholera, tularemia, dysentri amoeba, penyakit hepatitis

infectious, guinea worm disease, dan sebagainya.

Di Indonesia, tingkat pencemaran oleh mikroorganisme (bakteri atau virus)

terhadap badan air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering

terjadi. Selain itu, pencemaran oleh faktor kimia dan fisika misalnya pencemaran

oleh senyawa polutan (carcinogenic) perlu juga untuk diwaspadai. Hal tersebut

sering muncul akibat adanya limbah yang dihasilkan oleh kegiatan laju

urbanisasi dan industrialisasi, dan juga akibat penggunaan teknologi produksi

yang mana sering tidak atau kurang ramah terhadap lingkungan ataupun terhadap

kesehatan masyarakat.

Standar kualitas air minum yang memenuhi syarat menurut Peraturan

Menteri Kesehatan No.492/Menkes/Per/IV/2010 di lihat dari unsur biologis,

fisik, maupun kimiawi. Dalam hal ini, indikator unsur biologi tidak boleh

mengandung bakteri Coliform atau dengan kata lain Coliform = 0.

Berbicara mengenai kualitas air bersih, tidak terlepas dari syarat kualitas

air bersih yang meliputi syarat fisik, kimia, biologi dan radioaktif. Spesifik

berbicara mengenai syarat kualitas biologi air, untuk mengetahui adanya

pencemaran mikrobiologi di dalam air, maka digunakan organisme petunjuk

berupa organisme golongan Coliform.

Bakteri Coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam

saluran pencernaan manusia. Bakteri Coliform merupakan bakteri indikator

keberadaan bakteri patogenik dan masuk dalam golongan mikroorganisme yang


3

lazim digunakan sebagai indikator, di mana bakteri ini dapat menjadi sinyal

untuk menentukan suatu sumber air telah terkontaminasi oleh patogen atau tidak.

Bakteri Coliform ini menghasilkan zat etionin yang dapat menyebabkan kanker.

Selain itu, bakteri pembusuk ini juga memproduksi bermacam-macam racun

seperti indol dan skatol yang dapat menimbulkan penyakit bila jumlahnya

berlebih didalam tubuh (Randa, 2012).

Pada waktu suatu sampel air minum yang di ambil ternyata tidak sesuai

dengan standar atau syarat diatas (terutama unsur biologinya), maka air tersebut

tidak layak untuk di konsumsi oleh manusia dan hanya di perbolehkan untuk

kegiatan peternakan dan pertanian atau untuk keperluan rumah tangga lainnya.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlu diadakan pemeriksaan

bakteriologis pada air danau Universitas Hasanuddin yang menjadi salah satu

sarana air bersih yang ada dan masih digunakan oleh masyarakat sekitar.

B. Tujuan Percobaan

1. Untuk mengetahui keberadaan bakteri Coliform pada air Danau Universitas

Hasanuddin.

2. Untuk menghitung jumlah bakteri Coliform pada air Danau Universitas

Hasanuddin.

C. Prinsip Percobaan

1. Untuk menghindari kontaminasi, alat harus disterillkan terlebih dulu.

2. Pratikan dilarang untuk berbicara atau mengurangi berbicara.

3. Lingkungan distrillkan dengan menggunakan alkohol.


4

4. Alat yang digunakan harus dekat dengan Bunsen.

5. Menghindari sumber-sumber yang berpotensi menyebabkan kontaminasi

sampel dengan lingkungan.

6. Jika dalam waktu 2x24 jam terdapat gelembung gas dalam tabung, tes

dinyatakan positif. Sebaliknya, apabila tidak ditemukan gelembung gas

pada tabung maka tes dinyatakan negatif.

7. Apabila rentang waktu lebih dari 2x24 jam, sampel tidak dapat diperiksa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Air Bersih

Air sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat

meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan. Dalam tubuh

manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air. Tubuh orang dewasa, sekitar

55 - 60% berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65%, dan untuk

bayi sekitar 80%. Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk

minum, masak, mandi, mencuci (bermacam-macam cucian), dan sebagainya.

Diantara kegunaan-kegunaan air tersebut yang sangat penting adalah kebutuhan

untuk minum (termasuk untuk masak) air harus mempunyai persyaratan khusus

agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia. Air bersih adalah air

yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat

kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. (Notoatmodjo, 2007)

Air adalah semua air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah

kecuali air laut dan air fosil. Sumber air adalah wadah air yang terdapat di atas

dan di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini akuifer, mata air,

sungai, rawa, danau, telaga, waduk dan muara (PP. No. 82 Tahun 2001).

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan dan dapat diminum apabila telah

dimasak. Air permandian adalah air yang digunakan pada tempat-tempat

5
6

permandian bagi umum tidak termasuk untuk pengobatan tradisional dan kolam

renang, yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan (Permenkes RI No. 416

Tahun 1990). Sumber-sumber air dapat digolongkan menjadi 2 golongan yaitu

(Effendi, 2003):

1. Air permukaan

Air permukaan meliputi air sungai, danau, waduk, rawa dan badan air

lain, yang tidak mengalami infiltrasi ke bawah tanah. Areal tanah yang

mengalirkan air ke suatu badan disebut genangan. Air yang mengalir dari

daratan menuju badan disebut limpasan permukaan dan air yang mengalir

di sungai menuju laut disebut aliran air sungai.

2. Air Tanah

Air tanah merupakan air yang berada di permukaan tanah. Air tanah

dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu air tanah tidak tertekan (bebas)

dan air tanah tertekan. Air tanah bebas adalah air dari akuifer (air yang

bergerak di dalam tanah yang terdapat di dalam butir-butir tanah yang

meresap ke dalam tanah dan bergabung membentuk lapisan tanah) yang

hanya sebagian terisi air, terletak pada suatu dasar yang kedap air, dan

mempunyai permukaan bebas sedangkan air tanah tertekan adalah air dari

akifer yang sepenuhnya jenuh air, dengan bagian atas dan bawah dibatasi

oleh lapisan yang kedap air.


7

Adapun penggolongan air menurut peruntukkannya ditetapkan menjadi 4

(empat) kelas (PP. No. 82 Tahun 2001):

1. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air

minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang

sama dengan kegunaan tersebut.

2. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana

rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi

pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air

yang sama dengan kegunaan tersebut.

3. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan

ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau

peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan

kegunaan tersebut.

4. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi

pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang

sama dengan kegunaan tersebut.

B. Tinjauan Umum Tentang Danau

Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 28 Tahun 2009, danau

adalah wadah air dan ekosistemnya yang terbentuk secara alamiah termasuk situ

dan wadah air sejenis dengan sebutan istilah lokal. Pengertian lain menyebutkan

danau adalah wilayah yang digenangi badan air sepanjang tahun yang terbentuk
8

secara alami karena gerakan kulit bumi sehingga bentuk dan ukurannya

bervariasi (Miniagasi, 2013).

Danau merupakan badan air yang tergenang permanen di daratan dan

terjadi akibat adanya peristiwa geologis seperti patahan. Selain itu danau juga

dapat terbentuk akibat gejala vulkanik, depresi tanah kapur, belokan sungai yang

terlalu dalam dan ada juga karena buatan manusia. Di danau ditemui berbagai

tumbuhan dan hewan yang merupakan bagian dari pada sistem interaksi yang

dinamis dengan satu bagian mempunyai pengaruh terhadap bagian yang lainnya

(Soeriatatmadja, 1981).

Pada dasarnya danau memiliki dua fungsi utama yaitu sebagai fungsi

ekologi dan fungsi sosial-ekonomi-budaya. Fungsi ekologi danau adalah sebagai

pengatur tata air, pengendali banjir, habitat hidupan liar atau spesies yang

dilindungi atau endemik, serta penambat sedimen, unsur hara, dan bahan

pencemar. Fungsi sosial-ekonomi-budaya danau adalah memenuhi kebutuhan

hidup manusia, antara lain untuk air minum dan kebutuhan sehari-hari, sarana

transportasi, keperluan pertanian, tempat sumber protein, industri, pembangkit

tenaga listrik, estetika, olahraga, rekreasi, industri pariwisata, heritage, religi, dan

tradisi. Terdapat berbagai ancaman penyebab kerusakan ekosistem danau baik

secara alami maupun akibat aktivitas manusia. Penyebab kerusakan secara alami

misal banjir, gempa bumi, dan vulkanik. Sedangkan ancaman kerusakan yang

diakibatkan aktivitas manusia misalnya sedimentasi, pencemaran (limbah rumah

tangga, limbah pertanian, limbah industri), pemanfaatan sumberdaya alam yang


9

berlebihan, memasukkan spesies eksotik, konversi lahan, perubahan sistem

hidrologi, serta pembangunan permukiman (Susmianto, 2004).

C. Tinjauan Umum Tentang Bakteri Coliform

Bakteri Coliform bersifat aerob dan anaerob fakultatif, termasuk ke dalam

bakteri gram negatif, tidak membentuk spora, berbentuk batang (basil), dan dapat

memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas (Pelczar, 1958).

Golongan bakteri Coli merupakan jasad indikator dalam air, bahan

makanan, dan sebagainya untuk kehadiran jasad berbahaya, yang mempunyai

persamaan sifat gram negatif berbentuk batang, tidak membentuk spora, dan

mampu memfermentasikan laktosa pada temperatur 37ºC dengan membentuk

asam dan gas di dalam waktu 48 jam (Suriawiria, 1996).

Coliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indikator

adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air, makanan, susu

dan produk-produk susu. Adanya bakteri Coliform di dalam makanan/minuman

menunjukkan kemungkinan adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik dan

atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan (Fardiaz, 1993). Bakteri Coliform

dapat dibedakan menjadi 2 kelompok diantaranya:

1. Coliform fecal

Kelompok bakteri Coliform fecal ini diantaranya Escherichia coli.

Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau

manusia (Fardiaz, 1993). Jadi, adanya Escherichia coli pada air

menunjukkan bahwa air tersebut pernah terkontaminasi feses manusia.


10

Pada keadaan tertentu dapat mengalahkan mekanisme pertahanan tubuh,

sehingga dapat menyebabkan diare, peritonitis, meningitis dan infeksi-

infeksi lainnya. Oleh karena itu, standar air minum mensyaratkan bakteri

Escherichia coli harus nol dalam 100 ml (Suriawiria, 1996).

2. Coliform non-fecal

Pada kelompok Coliform non-fecal diantaranya, Enterobacter

aerogenes dan Klebsiela yang biasa disebut golongan perantara. Bakteri ini

biasanya ditemukan pada hewan atau tanaman-tanaman yang telah mati

(Fardiaz, 1993).

D. Tinjauan Umum Tentang Media Pertumbuhan

Medium pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari

campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk

pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi dalam medium untuk

menyusun komponen sel dirinya. Dengan medium pertumbuhan dapat dilakukan

hal-hal berikut (Bapelkes, 2012) :

1. Isolat mikroorganisme menjadi kultur murni.

2. Memanipulasi komposisi media pertumbuhannya,

3. Menumbuhkan mikroorganisne,

4. Memperbanyak jumlah,

5. Menguji sifat-sifat fisiologisnya

6. Menghitung jumlah mikroba.


11

Dalam pembuatan medium pertumbuhan perlu dilakukan sterilisasi dan

menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada medium. Dua

jenis medium dapat dibedakan berdasarkan komponen dasar yang

membentuknya yaitu (Bapelkes, 2012):

1. Medium kompleks

Medium ini terbuat dari bahan alami yang komposisinya tidak

diketahui secara pasti. Komposisi medium ini terdiri atas hasil penguraian

(ekstrak) berbagai jenis jaringan tumbuhan/daging/kasein/ragi yang kaya

akan polipeptida, asam amino, vitamin dan mineral.

2. Medium tersusun dari bahan kimia tertentu.

Medium ini dibuat dari beberapa jenis bahan kimia dengan

konsentrasi tertentu. Adapun bahan kimia yang digunakan berasal dari :

a. Sumber C : glukosa, dekstrosa, sukrosa dll

b. Sumber N : NH4NO3, NH4Cl, urea

c. Sumber P : KH2PO4

d. Sumber Vitamin

e. Sumber Mineral : Fe, Mn, S dll

Ada tiga media yang dapat digunakan untuk membedakan Escherichia

coli dan mikroba lain, yaitu (Afrianto, 2008):

1. Media Eosin Methylene Blue

Media ini mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan

berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasi laktosa seperti


12

Escherichia coli dengan mikroba yang tidak memfermentasikan laktosa

seperti S. aureus; P. aeruginosa dan Salmonella. Mikroba yang

memfermentasi laktosa menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap

dengan kilap logam, sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya

tidak berwarna. Adanya eosin dan methylene blue membantu mempertajam

perbedaan tersebut. Namun demikian jika media ini digunakan pada tahap

awal, karena mikroba lain juga tumbuh terutama P. aeruginosa dan

Salmonella sp dapat menimbulkan keraguan. Bagaimanapun media Eosin

Methylene Blue sangat baik untuk mengkonfirmasi bahwa kontaminan

tersebut adalah Escherichia coli.

2. Media MacConkey Agar

Media ini mempunyai keistimewaan memilah bakteri enterik gram

negatif yang memfermentasi laktosa, karena media ini mengandung

laktosa, crystal violet dan neutral red bile salt. Kemampuan Escherichia

coli memfermentasi laktosa menyebabkan penurunan pH, sehingga

mempermudah absorpsi neutral red untuk mengubah koloni menjadi merah

bata dan mengendapkan bile empedu. Koloni lain (S.aureus, P. aeruginosa

dan Salmonella), bila tumbuh tidak akan berwarna karena tidak mampu

memfermentasi laktosa. Mikroba lain yang dapat tumbuh pada media ini

antara lain Enterobacter, Proteus, Salmonella, Shigella, Aerobacter;

Enterococcus.
13

3. Media MacConkey Broth

Bermanfaat sekali dalam memilah Escherichia coli dari mikroba lain

terutama S. aureus, P. aeruginosa dan Salmonella. Adanya Oxgall dalam

media berperanan dalam menghambat bakteri gram positif lain seperti S.

aureus. Kandungan laktosa sangat penting untuk memilah Escherichia coli

dari mikroba lain yang tidak memfermentasi laktosa, terutama P.

aeruginosa dan Salmonella. Kondisi asam akan menyebabkan bromo

cresol purple (berwarna ungu) berubah menjadi kuning dan adanya gas

yang dapat di amati pada tabung durham. Sedangkan Salmonella dan P.

aeruginosa tidak dapat mengubah warna media karena tidak

memfermentasi laktosa. Mikroba lain yang mampu memfermetasi laktosa

dan mempunyai ekspresi pada media seperti Escherichia coli adalah

Enterobacter aerogenes. Adapun cara untuk memilah E. aerogenes antara

lain dengan reaksi indol. Dimana Escherichia coli mempunyai reaksi

positif, sedang E. aerogenes bereaksi negatif. Dengan sifat tersebut media

ini sangat baik untuk memilah Escherichia coli dari mikroba lain pada

tahap awal terutama P. aeruginosa; S. aureus dan Salmonella

E. Tinjauan Umum Tentang Metode Most Probable Number (MPN)

Metode MPN digunakan medium cair di dalam tabung reaksi, dimana

perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung positif, yaitu yang ditumbuhi

oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung

yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau


14

terbentuknya gas di dalam tabung durham untuk mikroba pembentuk gas. Pada

umumnya untuk setiap pengenceran digunakan tiga atau lima seri tabung. Lebih

banyak tabung yang digunakan menunjukkan ketelitian yang lebih tinggi, tetapi

alat gelas yang digunakan juga lebih banyak. Dalam metode MPN, pengenceran

harus dilakukan sedemikian rupa sehingga beberapa tabung yang berisi medium

cair yang diinokulasikan dengan larutan hasil pengenceran tersebut mengandung

satu sel mikroba, beberapa tabung mungkin mengandung lebih dari satu sel,

sedangkan tabung lainnya tidak mengandung sel. Dengan demikian, setelah

inkubasi diharapkan terjadi pertumbuhan pada beberapa tabung yang dinyatakan

sebagai tabung positif, sedangkan tabung lainnya negatif (Fardiaz, 1993). Metode

MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu (Ane, 2014):

1. Uji Perkiraan (presumtive test)

Tabung reaksi berisi 10 ml medium cair dicampuri laktosa diisi

dengan 1-5 ml dari sampel air. Perbandingan dalam pembuatan media dan

volum dari sampel yang dimasukkan bergantung pada jenis air sampel

yang digunakan. Jika diduga air sampel banyak mengandung bakteri atau

sangat kotor maka cukup diambil 1 ml saja untuk diinokulasikan ke dalam

tabung reaksi tersebut.

Di dalam tabung reaksi tersebut terlebih dahulu diletakkan tabung

durham dalam posisi terbalik. Jika dalam waktu 48 jam tabung-tabung

durham mengandung gas maka sampel dinyatakan positif emngandung


15

bakteri, sebaliknya bila tidak dihasilkan gas maka sampel negatif

mengandung bakteri.

Dalam uji tahap pertama, keberadaan Coliform masih dalam tingkat

probabilitas rendah; masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat

fermentatif Coliform dalam sampel. Karena beberapa jenis bakteri selain

Coliform juga memiliki sifat fermentatif, diperlukan uji konfirmasi untuk

mengetes kembali kebenaran adanya Coliform.

2. Uji Penegasan (confirmed test)

Uji dapat dilakukan seperti pada uji pendugaan, hanya di dalam

media perlu ditambahkan zat warna hijau berlian. Kepada medium ini

kemudian dinokulasikan sejumlah ml air yang mengandung bakteri yang

menghasilkan gas. Hijau berlian berguna untuk menghambat pertumbuhan

gram positif dan menggiatkan pertumbuhan bakteri golongan kolon. Jika

timbul gas sebelum 48 jam berakhitr maka, tes dinyatakan positif.

3. Uji Kelengkapan (completed test).

Uji kelengkapan ini kadang-kadang tidak dilakukan. Uji dilakukan

dengaN alasan demi kesempurnaan hasil percobaan. Pada uji ini diambil

inokulum dari suatu kolon pada cawan petri (uji konfirmasi cara 2).

Inokulum dimasukkan ke dalam medium cair yang mengandung laktosa

dan dari inokulum tersebut dibuat gesekan pada agar-agar miring. Jika

kemudian timbul gas dalam cairan laktosa, lagipula pada agar-agar miring

ditemukan basil-basil gram negatif yang berupa spora maka tes dinyatakan
16

positif. . Jika pada uji penduga tidak menunjukkan adanya Coliform maka

tidak perlu dilakukan uji lengkap.

Hasil analisa metode MPN didapatkan dari mencocokkan dengan tabel

MPN, yaitu tabel yang memberikan The Most Probable Number atau Jumlah

Perkiraan Terdekat, yang tergantung dari kombinasi tabung positif (yang

mengandung bakteri Coli) dan negatif (yang tidak mengandung bakteri Coli) dari

kedua tahap tes. Angka MPN tersebut mempunyai arti statistik dengan derajat

kepercayaan (level of significancy) 95 %.

1. Apabila hasil tabung yang positif terdapat pada kombinasi tabung yang

positif pada tabel MPN, maka jumlah bakteri Escherichia coli dan

Coliform dihitung menggunakan tabel MPN.

2. Apabila hasil tabung yang positif tidak terdapat pada kombinasi tabung

yang positif pada tabel MPN maka jumlah bakteri Escherichia coli dan

Coliform dihitung dengan rumus:

Keterangan:

A = Jumlah tabung yang positif

B = Volume (ml) sampel dalam tabung yang negatif

C = Volume (ml) sampel dalam semua tabung (Depkes RI, 1977).


BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Botol sampel 1 buah

b. Tabung reaksi 9 buah

c. Pembakar Bunsen 1 buah

d. Tabung Durham 9 buah

e. Pipet 1 buah

f. Rak tabung 1 buah

g. Ose (wire loop) 1 buah

h. Bulp 1 buah

i. Inkubator 1 unit

j. Korek api 1 buah

k. Autoclave 1 unit

2. Bahan

a. Air sampel Danau 200 ml

b. Tisu secukupnya

c. Kaldu laktosa pekat 6 ml/tabung

d. Kaldu laktosa encer 10 ml/tabung

e. Larutan Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLB) 6 ml/tabung

17
18

f. Alkohol secukupnya

g. Kapas secukupnya

h. Kertas label secukupnya

i. Alcohol Swabs secukupnya

B. Waktu dan Tempat Pengembilan Sampel

1. Waktu : Rabu, 12 Maret 2014 pukul 10.30 WITA.

2. Tempat : Danau Universitas Hasanuddin.

C. Prosedur Kerja

1. Pengambilan Sampel

a. Tangan dibersihkan menggunakan hand sanitizer

b. Tali pengikat kertas pelindung dilepas dan penutup botol sampel diangkat

atau diputar.

c. Pegang botol pada bagian agak ke bawah, celupkan ke dalam air hingga

kedalaman 20 cm dan 30 cm dari tep danau, dengan bibir botol menghadap

ke atas, bilamana ada aliran dalam air, mulut botol harus menghadap arah

arus air.

d. Angkat botol sampel dari dalam danau, kemudian buang air sampel hingga

tersisa 3/4 botol sampel.

e. Botol disumbat atau ditutup dengan memutar kemudian dibungkus kertas

coklat lalu diikat.


19

2. Cara Pemeriksaan

a. Uji Perkiraan (presumptive test)

1) Tangan dan meja kerja disterilkan dengan menggunakan alkohol.

2) Disiapkan tabung media laktosa sebanyak 9 tabung reaksi dengan

perbandingan: 3:10 ml (laktosa broth jenis pekat); 3:1 ml (laktosa

broth jenis encer), 3:0,1 ml (laktosa broth jenis encer).

3) Pipet steril dan mulut tabung media laktosa diplumbir setiap hendak

memindahkan sampel.

4) Dengan menggunakan pipet steril, sampel dipindahkan ke dalam

tabung media dengan jumlah sesuai dengan perbandingan dan tidak

jauh dari pembakar bunzen.

5) Tabung media laktosa yang telah dicampur dengan sampel

dihomogenkan agar media laktosa dan sampel tercampur rata

kemudian diletakkan pada rak tabung.

6) Kesembilan tabung dalam rak dimasukkan ke dalam inkubator selama

2x24 jam pada suhu 35°C.

b. Uji Penegasan (confirmed test)

1) Tangan dan meja kerja disterilkan dengan menggunakan alkohol.

2) Sampel dikeluarkan dari inkubator yang telah di simpan selama 2x24

jam.
20

3) Setiap sampel di dalam tabung durham diamati, tabung yang tidak

mengandung gelembung gas dipisahkan, sedangkan tabung yang

mengandung gelembung gas diambil untuk uji penegasan.

4) Disiapkan tabung yang berisi BGLB (brilliant green lactose bile

broth) disiapkan.

5) Pembakar bunzen dinyalakan.

6) Ose/Wire loop disiapkan.

7) Ose diplumbir. Jika ose terlalu panas maka didinginkan sebelum

dicelupkan ke dalam tabung. Kemudian ose dicelupkan ke dalam

sampel sebanyak 2 kali, lalu dicelupkaan lagi ke tabung yang berisi

BGLB. Sebelum ose dicelpukan, maka tabung BGLB diplumbir

terlebih dahulu. Begitupun sesudah dicelupkan, mulut tabung

diplumbir kembali dan ditutup dengan kapas. Selama memindahkan

sampel, ose dan tabung BGLB tidak boleh jauh dari pembakar Bunsen.

8) Tabung yang berisi BGLB yang telah ditambahkan sampel positif

menggunakan ose kemudian dihomogenkan.

9) Rak tabung dimasukkan ke dalam inkubator dengan suhu 35°C selama

2x24 jam.

10) Setelah 2x24 jam, tabung dikeluarkan dari inkubator dan diamati,

tabung durham yang memiliki gelembung dinyatakan positif dn

dilanjutkan dengan perhitungan jumlah bakteri.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan di Laboratorium Terpadu

FKM Unhas, hasil pemeriksaan bakteriologis pada air danau Universitas

Hasanuddin Makassar diperoleh:

Tabel 1
Hasil Pemeriksaan Bakteriologis pada Air Danau
Universitas Hasanuddin

Nama Tabung Uji Perkiraan Uji Penegasan


Tabung 10 ml
I + +
II + +
III + -
Tabung 1 ml
I + -
II + -
III + -
Tabung 0,1 ml
I + +
II + +
III + -
(Sumber : Data Primer, 2014)

Ket: + (Positif mengandung bakteri Coliform)

- (Negatif mengandung bakteri Coliform)

Pada perhitungan jumlah bakteri Coliform, digunakan tabel MPN (Most

Probable Number). Namun, jika tidak terdapat kombinasi angka pada tabel MPN,

maka digunakan rumus JPT (Jumlah Prakiraan Terdekat), yaitu:

21
22

√ √

B. Pembahasan

Pada pemeriksaan kandungan bakteriologis air yang dilakukan di

Laboratorium Terpadu Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin,

mengambil air sampel yang berasal dari danau Universitas Hasanuddin. Alat dan

bahan yang dibutuhkan pada saat pengambilan sampel adalah botol sampel yang

sudah di sterilkan, tali, alcohol swabs dan hand sanitizer.

Pada saat pengambilan sampel, terlebih dahulu tangan disterilkan

menggunakan hand sanitizer, tujuannya agar botol sampel tidak terkontaminasi

dengan bakteri yang terdapat pada tangan. Selanjutnya tali dan kertas penutup

botol sampel dilepas, kemudian ikat botol sampel dengan tali, buka penutup

botol dan celupkan botol ke dalam danau sampai kedalaman 20 cm.

Setelah botol terisi, angkat botol sampel keluar dari air, kemudian

keluarkan sedikit air sampel jika botol sampel penuh, hingga air yang tersisa

sebanyak 3/4 botol sampel. Hal ini dilakukan agar terdapat sisa ruang di dalam

botol sampel sehingga dapat mencampur sampel sebelum diperiksa. Tetapi,

sebelum mengambil air sampel, terlebih dahulu botol sampel dicuci

menggunakan air sampel tujuannnya agar menghomogenkan botol sampel.

Selanjutnya, tutup kembali botol sampel yang telah diisi, kemudian

bungkus kembali dengan kertas penutup dan ikat. Karena ingin melakukan

pemeriksaan biologis, dimana aktivitas mikrobiologis dapat berlangsung di


23

dalam sampel, maka sampel harus diperiksa segera setelah sampel diambil,

sedapat mungkin 1 jam setelah pengambilan sampel. Jika tidak memungkinkan,

sampel boleh disimpan lebih lama akan tetapi tidak boleh lebih dari 24 jam.

(Ane, 2014).

Pemeriksaan bakteriologis air, dilakukan dalam beberapa tingkatan yaitu:

pengujian perkiraan, pengujian penegasan dan pengujian lengkap. Pengujian

perkiraan merupakan uji pendahuluan untuk menduga apakah didalam air

terdapat bakteri golongan koli. Pengujian perkiraan dinyatakan positif jika

terbentuk gas pada tabung peragian. Tetapi, yang positif pada pengujian ini

belum tentu dalam air tersebut mengandung bakteri golongan koli, sebab banyak

bakteri lain yang dapat meragikan laktosa dengan menghasilkan gas. Hal ini

disebut pengujian perkiraan semu karena itu perlu pengujian lanjutan.

Pengujian penegasan dilakukan dengan cara meneruskan pengujian

perkiraan yang positif ke dalam media Brillian Green Bile Broth (BGLB). Jika

dalam medium cair ini terbentuk gas berarti pengujian dinyatakan positif.

Pengujian lengkap bertujuan untuk menyakinkan hasil pengujian penegasan.

Untuk pengawasan kualitas air cukup dilakukan analisa pengujian penegasan,

akan tetapi untuk studi khusus dilanjutkan sampai pengujian lengkap (Ane,

2014).

1. Uji Perkiraan

Pada pengujian perkiraan, tangan dan meja tempat kerja disterilkan

menggunakan alcohol, kemudian penutup botol sampel dibuka dan


24

diplumbir. Setelah itu disiapkan 9 tabung untuk pengujian sampel air bukan

perpipaan. Masing-masing tabung diisi dengan kaldu laktosa dengan

perbandingan 3:10 ml untuk laktosa pekat, 3:1 ml dan 3: 0,1 ml untuk

laktosa encer. Sebelum diisi dengan kaldu laktosa didalam tabung reaksi

sudah terdapat tabung durham.

Pipet ukur dan mulut tabung media laktosa diplumbir setiap

memindahkan sampel air. Hal ini berfungsi untuk mensterilkan tabung dan

pipet ukur. Kemudian dengan menggunakan pipet ukur, sampel air

dipindahkan ke dalam tabung media laktosa sesuai dengan kadar

perbandingan.

Masing-masing tabung dihomogenkan agar sampel air dan kaldu

laktosa bercampur rata, diusahakan agar sampel air tidak menyentuh kapas

penyumbat karena kapas dapat menyerap dan hal itu dapat berpengaruh

terhadap jumlah volume sampel. Setelah itu, tabung diletakkan pada rak

tabung dan kemudian dimasukkan ke dalam inkubator dengan temperature

350C selama 2x24 jam. Didiamkan selama 2x24 jam karena bakteri

Coliform dapat meragikan laktosa dalam jangka waktu tersebut.

Setelah 2x24 jam, tabung dikeluarkan dari inkubator dan diamati.

Tabung durham yang memiliki gelembung, dinyatakan positif dan

dilanjutkan dengan pengujian penegasan. Pengujian penegasan dilakukan

untuk mengetahui jenis bakteri Coliform yang terdapat pada air sampel.
25

2. Uji Penegasan

Pada pengujian penegasan, tangan dan meja kerja disterilkan

menggunakan alkohol. Kemudian sampel dikeluarkan dari inkubator.

Setiap sampel di dalam tabung durham diamati, jika terdapat tabung yang

memiliki gelembung, diambil untuk pengujian penegasan. Setelah itu,

disiapkan tabung yang berisi Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLB).

Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLB) digunakan pada pengujian

penegasan karena media ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram

positif dan menggiatkan pertumbuhan bakteri Coliform.

Pembakar Bunsen dinyalakan lalu disiapkan ose. Sebelum

digunakan, terlebih dahulu ose diplumbir, hal itu berfungsi untuk

mensterilkan ose. Jika ose terlalu panas maka didinginkan terlebih dahulu

sebelum dicelupkan ke dalam tabung. Tujuannya agar bakteri yang ada

pada sampel tidak mati karena panas. Kemudian, ose dicelupkan ke dalam

sampel sebanyak 2 kali, lalu dicelupkan lagi ke tabung yang berisi BGLB.

Sebelum ose dicelupkan maka tabung BGLB diplumbir terlebih dahulu.

Begitupun sesudah dicelupkan, mulut tabung diplumbir kembali dan

ditutup dengan kapas. Selama memindahkan sampel, ose dan tabung

BGLB tidak boleh jauh dari pembakar bunsen. Hal ini bertujuan agar

sampel terhindar dari kontaminasi bakteri-bakteri lain yang ada diluar

sampel.
26

Tabung yang berisi BGLB dihomogenkan, selanjutnya diletakkan

pada rak tabung dan dimasukkan ke dalam inkubator dengan suhu 350C

selama 2x24 jam. Setelah 2x24 jam, tabung dikeluarkan dari inkubator dan

diamati. Tabung durham yang memiliki gelembung dinyatakan positif dan

dilanjutkan dengan perhitungan jumlah bakteri Coliform pada air sampel.

3. Perhitungan Jumlah Bakteri

Hasil dari perhitungan jumlah bakteri dengan melihat tabel MPN /

JPT adalah adalah 19.23 MPN/100 ml . Makin kecil nilai MPN, maka

kualitas air tersebut makin tinggi. Berdasarkan Permenkes No.

416/MENKES/PER/IX/1990 bahwa total Coliform yang diperbolehkan

pada air bukan perpipaan adalah maksimum 50 MPN/100 ml. Hal ini

menunjukkan bahwa total Coliform yang terkandung pada air danau

Universitas Hasanuddin masih memenuhi syarat.

Dampak yang ditimbulkan oleh kuman Escherichia coli adalah infeksi

saluran kemih mulai dari sistitis sampai pielofritis, infeksi ini dapat terjadi akibat

sumbatan saluran kemih karena adanya pembesaran prostat, baru dan kehamilan.

Infeksi piogenik seperti infeksi luka, peritoritis, kolesistis dan meningitis,

epidemic diarchea pada bayi dan neonates.

Pencegahan yang dapat dilakukan ialah pemerintah harus memperhatikan

dan mengawasi sarana penyediaan air bersih masyarakat dan juga masyarakat

harus menjaga sumber air bersih dari segala kontaminan.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Air danau Universitas hasanuddin positif mengandung bakteri Coliform

dan setelah dilakukan uji penegasan didapatkan hasil bahwa pada air danau

Universitas Hasanuddin mengandung bakteri fecal coli.

2. Hasil perhitungan jumlah bakteri Coliform yang terkandung pada air danau

Universitas Hasanuddin adalah 19.23 MPN/100 ml. Hal ini menunjukkan

air danau Universitas Hasanuddin masih memenuhi syarat Permenkes No.

416/MENKES/PER/IX/1990 bahwa total Coliform yang diperbolehkan

pada air bukan perpipaan adalah maksimum 50 MPN/100 ml.

B. Saran

1. Bagi asisten, agar senantiasa membimbing praktikan dengan semua apa

yang dimiliki sehingga nantinya itu menjadi tambahan ilmu yang sangat

berguna dan bermanfaat bagi praktikan maupun asisten itu sendiri.

2. Bagi masyarakat, agar tetap menjaga sumber air bersih dari segala

kontaminan akibat aktivitas manusia sehingga didapatkan sumber air yang

tetap memenuhi persyaratan dan terjaga kualitasnya demi terjaganya

kesehatan masyarakat pada umumnya.

3. Bagi pemerintah, agar lebih memperhatikan sarana penyediaan air bersih

masyarakat demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setempat.

27
DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, Eddy. 2008. Pengawasan Mutu Bahan/Produk Pangan Jilid 2 untuk SMK.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Ane, Ruslan. 2014. Penuntun Praktikum Kesehatan Lingkungan. Makassar

Bapelkes. 2012. Medium Pertumbuhan Bakteri. [Online]


http://bapelkescikarang.or.id/bapelkescikarang/index.php?view=article&type=raw&c
atid=39%3Akesehatan&id=595%3Amedium-pertumbuhan-bakteri&format=pdf
&option=com_content&Itemid=15. [Diakses pada tanggal 17 Maret 2014]

Daud, Anwar. 2011. Analisis Kualitas Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Depkes RI. 1977. Metode Pengambilan Contoh Air dan Pemeriksaan Bakteriologi
Air, Seri B-1, Laboratorium Kesehatan Daerah Semarang.

Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Fardiaz, S. 1993. Mikrobiologi Pangan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Maniagasi, Richard. 2013. Analisis Kualitas Fisika Kimia Air di Areal Budidaya Ikan
Danau Tondano Provinsi Sulawesi Utara. [Online]
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/bdp/article/download/1913/1521. [Diakses pada
tanggal 17 Maret 2014]

Menteri Kesehatan RI. 1990. Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990
Tentang : Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air. Jakarta.

Menteri Kesehatan RI. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 Tahun 2010
Tentang : Persyaratan Kualitas Air Minum. Jakarta.

Menteri Lingkungan Hidup RI. 2009. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 28 Tahun 2009 Tentang : Daya Tampung Beban Pencemaran Air Danau
dan/atau Waduk. Jakarta.

Notoatmodjo. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineke Cipta.

Pelczar, M.J. dan Reid, R.D. 1958. Microbiology. New York: Mc Graw Hill Book.

Presiden RI. 2001. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001
Tentang: Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air. Jakarta.
Randa, Mirna Sari. 2012. Analisis Bakteri Coliform (Fecal dan Non Fecal) pada Air
Sumur di Komplek Roudi Manokwari. [Online]
http://eprints.unipa.ac.id/569/1/Randa,Mirna%20Sari_Analisis%20Bakteri%20Colifo
rm(Fecal%20%26%20Non%20Fecal)%20pd%20Air%20Sumur%20Di%20Komplek
%20Roudi%20Mkw.pdf. [Diakses pada tanggal 17 Maret 2014]

Soeriatatmadja. 1981. Ilmu Lingkungan. Bandung: ITB.

Suriawiria Unus. 1996. Air Dalam Kehidupan dan Lingkungan Yang Sehat.
Bandung: Alumni.

Susmianto. 2004. Aspek Pengumpulan Data dan Informasi Sumberdaya Perairan


Darat dalam Rangka Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dkk dan Ekosistemnya.
Limnologi : Perairan Darat Tropis di Indonesia. Pusat penelitian Limnologi.

Sutrisno. 1991. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineke Cipta.

Anda mungkin juga menyukai