Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENGAWASAN

KUALITAS AIR DI RUMAH SAKIT

Dosen Pengampu : Cut Saura Salmira, SKM., MKM.

Penyusun : Kelompok 3
1. Amelia Hidayasa (2102041002)
2. Rabiatul Hadawiyah (2102041008)
3. Pintar Damai Zega (2102041049)

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

FALKUTAS KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Pengawasan Kualitas Air di Rumah Sakit"
dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Sanitasi
dan Lingkungan Rumah Sakit.Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang
kualitas air di rumah sakit bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Cut Saura Salmira, SKM., MKM, selaku
dosen pengampu mata kuliah. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Sumatra Utara, 30 Maret 2023


Penyusun, Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1

1.1........................................................................................................... Latar Belakang


...................................................................................................................................1
1.2...................................................................................................... Rumusan Masalah
...................................................................................................................................1
1.3.................................................................................................... Tujuan Pembahasan
...................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................3

2.1...................................................................................... Kualitas Air di Rumah Sakit


...................................................................................................................................3
2.2................................................................................................... Standar Kualitas Air
...................................................................................................................................4
2.3......................................................................................... Persyaratan Kesehatan Air
...................................................................................................................................6

BAB III PENUTUP ...........................................................................................................8

3.1................................................................................................................. Kesimpulan
...................................................................................................................................8

DAFTAR PUSATAKA .....................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang
banyak. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan
menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih adalah
air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum. Persyaratan yang
dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas yang meliputi fisik, kimia, biologi dan
radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping (Permenkes
No. 416/PER/IX/1990). Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Moedal Semarang
merupakan salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang memberikan jasa
pelayanan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Sumber air yang
digunakan PDAM kota Semarang sebagai air baku untuk dijadikan air bersih 70% berasal
dari air permukaan.
Banyaknya keperluan air yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari pada tiap
tempat dan tiap tingkatan kehidupan berbeda-beda jumlahnya. Semakin tinggi taraf
kehidupan, maka semakin banyak jumlah air yang diperlukan (Widiyanti et al., 2004).
Banyaknya kegiatan industri, pertanian, domestik serta kegiatan lain yang berdampak
negatif terhadap sumber daya air, menyebabkan kualitas air pengalami penurunan.
Dampak dari penurunan kualitas air ini dapat menyebabkan timbulnya gangguan,
kerusakan dan bahaya bagi makhluk hidup yang ada di bumi. Oleh karena itu perlu
dilakukannya pengolahan sumber daya air agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan
dengan tingkat mutu yang diinginkan. Berikut ini adalah macam-macam sumber air yang
dapat dimanfaatkan, baik untuk keperluan sehari-hari.

1.2. Topik Pembahasan


1. Pengertian Kualitas Air di Rumah Sakit
2. Bagaimana Standar Kualitas Air Secara Umum
3. Jenis-jenis air yang baik dan persyaratan kualitas air bagi Rumah Sakit

1
1.3. Tujuan dan Manfaat Pembahasan
1. Untuk mengetahui kelayakan dan kualitas air di Rumah Sakit
2. Menerapkan proses sanitasi melalui pengujian secara fisik, kimia dan mikrobiologi
pada rumah sakit.
3. Untuk mengasah kemampuan pembaca dalam penerapan Manajemen Sanitasi di RS
4. Menjelaskan atau memaparkan point-point sesuai dengan pengetahuan yang diperoleh,
baik dari buku, internet maupun dari dosen

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Kualitas Air di Rumah Sakit


Rumah Sakit sebagai salah satu institusi kesehatan memegang peranan penting
dalam melaksanakan upaya kesehatan dengan tetap mengutamakan upaya penyembuhan
dan pemulihan. Lubis (2006) menyebutkan bahwa rumah sakit yang bersih akan
memberikan rasa nyaman bagi pasien, pengunjung maupun karyawan dan upaya yang
dapat dilakukan untuk memberikan kenyamanan adalah dengan menyediakan kualitas air
bersih yang layak. Maka sebagai institusi pelayanan kesehatan, keberadaan air bersih di
rumah sakit menjadi cukup vital mengingat bahwa rumah sakit adalah tempat
dilaksanakannya tindakan medis. Oleh karena itu, kualitas air bersih di Rumah Sakit
perlu dijaga agar tidak menimbulkan infeksi baru bagi pasien (Inswiasri, 2007).
Agar secara kuantitatif memenuhi persyaratan, maka Rumah Sakit harus
memenuhi jumlah kebutuhan sehari-hari untuk operasional air bersih di lingkup
pelayanannya. Air tersebut juga harus bersih dari secara fisik, kimia dan mikrobiologis
(Mulyati, 2017).
Rumah Sakit harus menyediakan air bersih yang mengacu pada PP No 82 Tahun
2001 dan air minum mengacu pada PERMENKES RI nomor
492/MENKES/PER/IV/2010. Dalam PP Nomor 82 Tahun 2001, sumber air adalah wadah
air yang terdapat diatas dan di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini
akuifer, mata air, sungai, rawa, danau, situ, waduk, dan muara.
Baku mutu air merupakan batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan
pencemar yang terdapat di dalam air (Subekti, 2005). Dalam penyediaan air minum,
Rumah Sakit harus memenuhi tiga persyaratan pelayanan yang terdiri dari 3K, yaitu
persyaratan kualitatif, kuantitatif dan kontinuitas (Awalia, 2014).
 Kualitatif adalah informasi yang berbentuk deskriptif dan tidak bisa diukur
dengan angka.
 Kuantitatif adalah sekumoulan informasi yang bisa diukur, diukur, da
dibandingkan pada skala numerik.

3
 Kontinuitas adalah informassin yang akan diambil secara terus menerus
atau secara berkelanjutan.
Rumah Sakit menggunakan 2 sumber air yaitu air PDAM dan air sumur untuk
mencukupi kebutuhannya. Air yang berasal dari PDAM selanjutnya di tampung ke GWT
(Ground Water Tank) kemudian di distribusikan ke ruangan-ruangan, sementara air yang
berasal dari sumur bor ditampung di GWT (Ground Water Tank) kemudian dipompa
menuju reservoir terlebih dahulu baru kemudian didistribusikan ke ruangan.
Sejalan dengan kemajuan dan peningkatan taraf kehidupan, jumlah penyediaan air
juga selalu meningkat setiap saat. Akibatnya perlu dilakukan kegiatan pengadaan
sumber-sumber air baru setiap saat antara lain dengan cara :
1. Mencari sumber-sumber air baru, baik berbentuk air tanah, air sungai, air
danau.
2. Mengolah dan menawarkan air laut
3. Mengolah dan menyehatkan kembali sumber air kotor yang telah tercemar
seperti air sungai, air danau (Luh et al., 2004).
Berikut ini adalah macam-macam sumber air yang dapat dimanfaatkan,
baik untuk keperluan air minum, rumah tangga, maupun industri :
a. Air Hujan
Air hujan merupakan penyubliman uap air menjadi air murni yang
ketika turun dan melalui udara akan melalui benda-benda yang
terdapat di udara seperti CO2, O2, N2, zat renik dan debu. –
b. Air Permukaan
Air permukaan merupakan air hujan yang mengalir dipermukaan
bumi. Dibandingkan dengan sumber lain air permukaan merupakan
sumber air yang tercemar berat. Yang termasuk ke dalam air
permukaan antara lain meliputi air yang berasal dari sungai, parit,
rawa, bendungan, danau, laut dan sebagainya.
c. Air Tanah
Air tanah adalah air yang tersimpan atau tertangkap di lapisan batuan
yang mengalami pengisian atau penambahan secara terus menerus oleh
alam. Sebagian dari air hujan yang mencapai permukaana bumi juga

4
akan terserap ke dalam tanah dan akan menjadi air tanah (Suryana,
2013).

2.2. Standar Kualitas Air


Kualitas air merupakan karakteristik mutu yang dibutuhkan untuk pemanfaatan
tertentu dari sumber-sumber air. Dengan adanya standard kualitas air, berbagai macam
air dapat diukur kualitasnya, dengan kata lain standard kualitas dapat digunakan sebagai
tolok ukur. Standart kualitas air bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.416/MEN.KES/PER/IX/1990 dan standar kualitas air minum berdasarkan Permenkes
RI No.492/MENKES/PER/IV/2010 biasanya dituangkan dalam bentuk pernyataan atau
angka. Pernyataan dan angka yang ada menunjukkan persyaratanpersyaratan yang harus
dipenuhi agar air tersebut tidak menimbulkan gangguan kesehatan, penyakit, gangguan
teknis, serta gangguan dalam segi estetika (Suryana, 2013)
Air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air
minum. Adapun persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang
meliputi kualitas fisik, kimia, biologis dan radiologis Berikut ini adalah persyaratan
kualitas untuk air bersih :
1. Persyaratan Fisik. Secara fiisik air bersih harus bening, tidak berasa
dan berbau. Untuk suhu air bersih sebaiknya sama dengan suhu udara
atau kurang lebih 25oC dan apabila terjadi perbedaan maka batas yang
diperbolehkan adalah 25oC ± 3°C.
2. Persyaratan Kimiawi. Air bersih tidak boleh mengandung bahan-bahan
kimia dalam jumlah yang melampaui batas. Beberapa persyaratan
kimia untuk air bersih antara lain meliputi : pH, zat organik,
kesadahan, total solid, kalsium (Ca), CO2 agresif, besi (Fe), mangan
(Mn), seng (Zn), tembaga (Cu), chlorida (Cl), flourida (F), nitrit, serta
logam berat.
3. Persyaratan Bakteriologis. Air bersih tidak boleh mengandung bakteri
patogen dan parasitik yang dapat mengganggu kesehatan. Persyaratan
bakteriologis ini adalah dengan tidak adanya bakteri E.coli atau fecal
coli dalam air.

5
4. Persyaratan Radioaktifitas. Persyaratan radioaktifitas mansyaratkan
bahwa air bersih tidak boleh mengandung zat yang menghasilkan
bahan-bahan yang mengandung radioaktif, seperti sinar alfa, beta dan
gamma (Agustina, 2007).

Air untuk pemakaian khusus adalah air yang dibutuhkan untuk kegiatan yang bersifat
khusus di rumah sakit yang memerlukan persyaratan tertentu dan berbeda dengan air minum.
Standar baku mutu air untuk hemodialisis meliputi parameter biologi dan kimia. Paremeter
Biologi meliputi ada atau tidaknya bahan organik/mikroorganisme seperti bakteri coli, virus
bentos, dan plankton. Parameter Kimia meliputi pengujian dalam laboratorium untuk mengetahui
kadar zat yang ingin diketahui contohnya BOD, COD, Amonia, dan lain-lain.
Sedangkan standar baku mutu air untuk kegiatan laboratorium meliputi parameter fisik,
biologi dan kimia. Standar baku mutu air, yaitu:
1. Air untuk minum sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan yang
mengatur mengenai standar baku mutu air minum.
2. Air untuk keperluan higiene sanitasi sesuai dengan ketentuan Peraturan
Menteri Kesehatan yang mengatur mengenai standar baku mutu air untuk
keperluan higiene sanitasi.
3. Air untuk pemakaian khusus yaitu hemodialisis dan kegiatan laboratorium.

Selain itu hasil pemeriksaannya tetap sesuai dengan uji laboratorium. Standar baku mutu
air untuk kegiatan laboratorium hanya meliputi parameter fisik dan kimia. Kemurnian air secara
fisik dan kimia untuk laboratorium biasanya diukur dengan daya hantar listrik (conductivity),
resistivity (daya tahan listrik), dan konsentrasi ion tertentu yang dianggap sebagai kontaminan.
Daya hantar listrik (DHL) adalah kecenderungan air yang mengandung ion menghantarkan
listrik, dengan unit/satuanSiemen(S), microsiemens/centimeter (μS/cm) or micromho/cm pada
suhu25°C. Sedangkan resistivity adalah kebalikan dari DHL yang artinya kemampuan air untuk
menahan hantaran listrik dalam penggunaan reagen maupun alat pengujian laboratorium dalam
unit/satuanmegohmcentimeter (MΩ-cm), pada suhu 25°C. Demikian pula kemurnian air untuk
laboratorium secara mikrobiologi ditentukan dengan menggunakan uji endotoksin yang sangat
baik untuk indikator adanya bakteri gram negatif, mikroba hasil samping, jamur dan algae.

6
2.3. Persyaratan Kesehatan Air
Air untuk keperluan air minum, untuk higiene sanitasi, dan untuk keperluan
khusus harus memberikan jaminan perlindungan kesehatan dan keselamatan pemakainya.
Untuk itu penyehatan air perlu dilakukan dengan baik untuk menjaga agar tidak terjadi
kasus infeksi di rumah sakit dengan menyediakan air yang cukup secara kuantitas dan
kualitas sesuai parameter yang ditetapkan.
Secara kuantitas, rumah sakit harus menyediakan air minum minimum 5 liter per
tempat tidur per hari sesuai Permenkes 7 Tahun 2019. Dengan mempertimbangkan
kebutuhan ibu yang sedang menyusui, penyediaan volume air bisa sampai dengan 7,5
liter per tempat tidur perhari. Minimum volume air yang disediakan oleh rumah sakit
pertempat tidur perhari dibedakan antara rumah sakit kelas A dan B dengan rumah sakit
kelas C dan D, karena perbedaan jenis layanan kesehatan yang diberikan antar ke dua
kelas rumah sakit tersebut berdasarkan peraturan dari masing-masing rumah sakit :
1. Rumah sakit kelas A dan B harus menyediakan air minimum 400
liter/tempat tidur/hari dan maksimum 450 liter/tempat tidur/hari. Volume
maksimum ini dimaksudkan agar rumah sakit mempunyai upaya untuk
menghemat pemakaian air agar ketersediaannya tetap terjamin tanpa
mengorbankan kepentingan pengendalian infeksi.
2. Rumah sakit kelas C dan D harus menyediakan air untuk keperluan
higiene sanitasi minimum 200 liter/tempat tidur/hari dan maksimum 300
liter/tempat tidur/hari.
3. Volume air untuk kebutuhan rawat jalan adalah 5 liter/orang/hari.
Penyediaan air untuk rawat jalan sudah diperhitungkan dengan keperluan
air untuk higiene sanitasi seperti tercantum pada butir 1) dan 2).
4. Keperluan air sesuai kelas rumah sakit dan peruntukannya tersebut harus
dapat dipenuhi setiap hari dan besaran volume air untuk higiene sanitasi.

7
Rumah sakit harus mempunyai cadangan sumber air untuk mengatasi kebutuhan air
dalam keadaan darurat. Pemeriksaan air untuk keperluan higiene sanitasi untuk parameter
kimia dilaksanakan setiap 6 (enam) bulan sekali dan untuk parameter biologi setiap 1
(satu) bulan sekali.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari makalah, dapat disimpulkan bahwa :
Kesehatan lingkungan rumah sakit adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau
gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial di dalam
lingkungan rumah sakit. Kualitas lingkungan rumah sakit yang sehat ditentukan melalui
pencapaian atau pemenuhan standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan
kesehatan pada media air, udara, tanah, pangan, sarana dan bangunan, dan vektor dan
binatang pembawa penyakit. Standar baku mutu kesehatan lingkungan merupakan
spesifikasi teknis atau nilai yang dibakukan pada media lingkungan yang berhubungan
atau berdampak langsung terhadap kesehatan masyarakat di dalam lingkungan rumah
sakit. Sedangkan persyaratan kesehatan lingkungan adalah kriteria dan ketentuan teknis
kesehatan pada media lingkungan di dalam lingkungan rumah sakit, salah satunya adalah
Kualitas Air di Rumah Sakit.
Air bersih berperan sangat penting dalam sanitasi di Rumah Sakit. Dalam Rumah
Sakit diperlukan untuk berbagai keperluan seperti pencucian alat, pencucian tangan
pekerja, sterilisasi, melarutkan dan sebagainya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Pendahuluan. Pengertian Air

(file:///C:/Users/User/Downloads/12.70.0133%20Devina%20Swastika%20-%20BAB%20I.pdf)

Diakses pada hari Kamis tanggal 30 Maret 2023 pukul 19.15 WIB

Kualitas Air di Rumah Sakit.

(file:///C:/Users/User/Downloads/2998-37-8957-1-10-20220801.pdf)

Diakses pada hari Kamis tanggal 30 Maret 2023 pukul 19.40 WIB

Standar Baku Mutu Air Rumah Sakit.

(https://galihendradita.wordpress.com/2019/03/24/standar-baku-mutu-air-rumah-sakit/)

Diakses pada hari Kamis tanggal 30 Maret 2023 pukul 20.19 WIB

Awalia, N. 2014. Pembahasan Air Bersih

(https://www.academia.edu/9793164/BAB_IV_PEMBAHASAN_4.1_Air_Bersih)

Depkes RI. 2007. Pedoman Sanitasi RS di Indonesia. Jakarta: Dirjen Pelayanan Medik.

Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas

Air: Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan.

Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Inswiasri. 2007. Kandungan Logam Fe dan Mn dalam Air Bersih.

9
Semarang: Universitas Semarang.

10

Anda mungkin juga menyukai