DOSEN PENGAMPU:
CUT SAURA SALMIRA, SKM., MKM (CSS)
KELOMPOK 5:
NONI OZILA KARFA (2102041006)
NAFTHALI VALLENT TARIGAN (2102041046)
1
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat me
nyelesaikan penyusunan makalah dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana yang berjudul
“TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR”
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata
kuliah Manajemen Sanitasi dan Lingkungan Rumah Sakit yang telah memberikan tugas kepada kami.
Kami jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh
karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran yang membangun
senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi kami pada khususnya dan pihak
lain yang berkepentingan pada umumnya.
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. 1.1 Latar Belakang......................................................................................................................4
B. 1.2 Tujuan Teknologi Pengolahan Limbah Cair...........................................................................6
C. 1.3 Manfaat Teknologi Pengolahan Limbah Cair........................................................................6
BAB II.....................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN........................................................................................................................................7
D. Pengertian Limbah Cair..............................................................................................................7
E. Teknologi Pengolahan................................................................................................................7
F. Metode Pengelolahan limbah cair...........................................................................................10
G. Sistem Pengolahan Limbah Cair...............................................................................................11
H. Proses pengolahan limbah cair metode RBC pada RS..............................................................11
BAB III..................................................................................................................................................14
PENUTUP.............................................................................................................................................14
I. Kesimpulan..............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
5
B. 1.2 Tujuan Teknologi Pengolahan Limbah Cair
Adapun tujuan sederhana pengolahan limbah cair sendiri diketahui yakni untuk
menetralkan limbah cair dari sejumlah material zat-zat, baik yang bersifat kontaminan,
organic biodegradable maupun material tersuspensi.
Menghasilkan limbah sekali pakai tanpa menimbulkan kerugian atau masalah kepada
masyarakat dan mencegah polusi.
6
BAB II
PEMBAHASAN
E. Teknologi Pengolahan
Teknologi Pengolahan Limbah Cair
Berdasarkan sistem yang digunakan dalam pengolahan limbah cair, teknologi peng
olahan limbah yang paling populer ada dua jenis, yaitu:
a. Anaerobic Baffled Reactor (ABR)
7
Anaerobic Baffled Reactor (ABR) merupakan septik tank yang terdiri dari beberap
a ruang sebagai tempat terjadinya proses sedimentasi. Proses yang terjadi pada ruang perta
ma di unit ABR adalah proses pengendapan. Selanjutnya terjadi proses penguraian karena
terjadinya kontak antara limbah dengan akumulasi mikroorganisme. Waktu kontak yang di
tunjukkan dengan kecepatan aliran ke atas menjadi faktor penting yang harus diperhatikan
dalam desain. Apabila kecepatan aliran terlalu cepat maka proses penguraian tidak terjadi s
ebagaimana mestinya. Kecepatan waktu kontak tidak boleh lebih dari 2 m/jam.
Efisiensi pengolahan tergantung pada perkembangbiakan bakteri aktif. Hal ini men
jadi hal yang harus diperhatikan pada tahap permulaan penerapan ABR. Pencampuran yan
g terjadi antara limbah yang baru masuk dengan lumpur lama dari septik tank dapat memp
ercepat pencapaian kinerja pengolahan secara optimal. Prinsipnya adalah pengisian limbah
lebih baik dimulai dengan seperempat aliran harian dan jika memungkinkan dengan limba
h cair yang sedikit lebih keras. Kemudian pengisian dilanjutkan dengan menaikkan secara
perlahan dalam jangka waktu tiga bulan. Hal ini akan memberikan kesempatan bagi bakter
i untuk berkembang biak sebelum padatan tersuspensi keluar. Penurunan kadar COD dala
m proses degradasi adalah sebesar 60-90%.
Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan teknologi ABR untuk pen
golahan air limbah. Teknologi ABR memiliki kelebihan berupa teknologi yang sederhana
namun handal, tahan lama, dan efisien. Sedangkan kekurangan penggunaan teknologi ini a
dalah membutuhkan ruang yang besar dalam proses konstruksi, kurang efisien dalam peng
8
olahan limbah yang ringan dan butuh waktu yang panjang untuk proses pemasakan/pencer
naannya.
Perawatan unit ABR cenderung mudah untuk dilakukan. Pertama, dengan memper
hatikan permukaan air limbah dengan tujuan mencegah zat-zat dengan ukuran besar tidak
masuk ke dalam filter. Apabila terdapat zat yang masuk, maka proses pembersihan dilakuk
an dengan mengangkat dan membuang zat tersebut. Kemudian, dilakukan pengurasan seca
ra rutin setiap 1 hingga 3 tahun sekali. Pengurasan dilakukan dengan tujuan menjaga kualit
as lumpur sehingga dapat digunakan pada pengolahan air limbah berikutnya.
Rotating Biological Contactor (RBC) merupakan proses pengolahan air limbah den
gan mikroorganisme yang melekat pada media berupa piring tipis (disk) berbentuk bulat y
ang dipasang berjajar dalam suatu poros dan diputar menggunakan reaktor khusus dimana
di dalamnya dialirkan air limbah secara kontinu. Media berupa lembaran plastik dengan di
ameter 2-4 meter dengan ketebalan 0,8 milimeter. Disk atau piring tersebut dilekatkan pad
a poros baja dengan panjang mencapai 8 meter, tiap poros yang telah dipasang media dilet
akkan dalam sebuah tangki atau bak reaktor RBC menjadi satu modul RBC.
Modul diputar dalam keadaan tercelup sebagian yakni sekitar 40% dari diameter di
sk. Kira-kira 95% dari seluruh permukaan media secara bergantian tercelup ke dalam air li
mbah dan berada di atas permukaan air limbah (udara). Kecepatan putaran bervariasi antar
9
a 1-2 rpm. Mikroorganisme tumbuh sendiri pada media dan mengambil makanan (zat orga
nik) di dalam air limbah dan mengambil oksigen dari udara untuk menunjang proses meta
bolismenya.
Penggunaan unit RBC pada pengolahan air limbah memiliki beberapa kelebihan da
n kelemahan. Kelebihan dari penggunaan unit RBC adalah pengoperasian dan perawatan a
lat yang mudah, konsumsi energi rendah, tahan terhadap fluktuasi beban pengolahan, reaks
i nitrifikasi lebih mudah terjadi, dan tidak terjadi bulking/buih. Sedangkan kelemahannya a
dalah sulitnya pengontrolan jumlah mikroorganisme, sensitif terhadap suhu, BOD olahan
masih tinggi, dapat menimbulkan pertumbuhan cacing rambut dan bau.
2. Pengolahan secara kimiawi. Pengolahan secara kimiawi banyak dilakukan dengan cara
penambahan pereaksi kimia tertentu yang sesuai dengan karakteristik bahan limbah
seperti netralisasi, presipitasi dan pemisahan. Pengolahan secara kimiawi dapat berupa
pengentalan, penghilangan bau dan sterilisasi akan mematikan hama.
10
G. Sistem Pengolahan Limbah Cair
Pengolahan limbah cair bertujuan untuk menghilangkan parameter pencemar yang
ada di dalam air limbah sampai batas yang diperbolehkan untuk dibuang ke badan air
sesuai dengan syarat baku mutu yang diizinkan. Pengolahan limbah cair secara garis besar
dapat dibagi menjadi pemisahan padatan tersuspensi (solid-liquid separation), pemisahan
senyawa koloid, serta penghilangan senyawa polutan terlarut.
Sistem pengolahan air limbah pada umumnya terbagi menjadi dua jenis, yaitu
sistem anaerobik dan aerobik. Adapun penjelasan kedua sistem tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Sistem anaerobik
Pengolahan secara anaerobik adalah proses yang memanfaatkan reaksi
mikroorganisme untuk mengolah air limbah dalam kondisi tanpa oksigen terlarut. Sistem
anaerobik lebih sering digunakan karena sistem yang digunakan lebih mudah bila
dibandingkan dengan sistem aerobik. Beberapa teknologi yang umum digunakan untuk
pengolahan air limbah secara anaerobik antara lain septic tank, imhoff tank, anaerobic
baffle reactor (ABR), anaerobic filter, dan UASB.
2. Sistem Aerobik
Pengolahan air limbah secara aerobik adalah proses yang memanfaatkan
mikroorganisme untuk mengolah dan menguraikan zat organik pada air limbah dengan
oksigen terlarut. Teknologi yang biasanya digunakan pada sistem aerobik adalah Activated
Sludge, Aerated Pond, Trickling Filter, Rotating Biological Contactor, Fluidized Bed
Reactor, dan Sequenching Batch Reactor. IPAL Komunal yang menggunakan sistem
aerobik mempunyai kelebihan karena lumpur yang dihasilkan dari IPAL sudah stabil
karena adanya aktivitas mikroba aerob yang menguraikan zat organik pada air limbah.
11
Bak Pemisah Pasir
Limbah rumah sakit akan masuk pertama kali ke dalam bak pemisah pasir yang
berfungsi untuk memisahkan kotoran pasir atau lumpur kasar. Sedangkan kotoran
lainnya yang mengambang tidak ikut masuk ke dalam sistem pengolahan RBC. Dalam
proses pengolahan limbah cair rumah sakit proses ini dilakukan pada pengolahan awal
dan dinamakan dengan sistem grit chamber.
Contactor RBC
Pengolahan air limbah rumah sakit selanjutnya yaitu penguraian oleh bakteri dan
mikroorganisme sehingga senyawa organik dalam limbah akan berkurang. Waktu
tinggal di dalam bak contactor RBC ini sekitar 2,5 jam. Sistem kontak RBC ini
merupakan sistem utama dalam pengolahan limbah cair rumah sakit. pada unit ini lah
semua kandungan pengotor limbah akan di reaksikan dengan bakteri pengurai yang
12
menempel pada rotor disc. Kinerja dari putaran rotor disc harus diatur pada RPM
tertentu. Mutaran motor tidak boleh terlalu cepat karena dapat menghancurkan media
bekteri yang melekat pada media rotor disk ipal rumah saakit.
Bak Klorinasi
Bak klorinasi ini berfungsi untuk membuat hasil limbah lebih steril dari bakteri coli,
bakteri patogen atau virus lainnya. Proses ini dilakukan dengan cara diberi senyawa
klorin untuk membunuh bakteri patogen tersebut.
13
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Berdasarkan dari uraian rumusan masalah yang telah dibahas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa limbah dapat merusak lingkungan dan membuat lingkungan tercemar
maka dari itu perlu adanya pengolahan limbah dengan metode yang baik dan benar.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://www.researchgate.net/publication/
346461482_Teknologi_dan_metode_pengolahan_limbah_cair_sebagai_pencegahan_pen
cemaran_lingkungan
http://www.water.lecture.ub.ac.id/files/2012/03/Limbah-modul_2.pdf
file:///C:/Users/hp/Downloads/PengolahanLimbahCairRS.pdf
https://www.kajianpustaka.com/2021/03/limbah-cair.html
https://www.toyaartasejahtera.net/pengolahan-limbah-cair-rumah-sakit/
https://www.google.co.id/books/edition/
TEKNIS_PENGELOLAAN_KESEHATAN_LINGKUNGAN/
shceEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=0
15