i
BAB I
PENDAHULUAN
Air adalah zat atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan di bumi ini. Karena
keberadaannya yang sangat penting, maka keberadaan dan penggunaanya perlu dijaga dengan
baik. Sebanyak 97,5% bumi kita terdiri dari air, namun yang layak dikonsumsi hanya 2,5 %. Hal
ini menunjukan begitu besar jumlah air namun sedikit sekali air yang bisa digunakan dalam
aktivitas sehari-hari. Sedikitnya resapan air dan seringnya banjir membuat air yang biasa
dikonsumsi menjadi kotor dan berpengaruh pada kualitas air yang digunakan. Belum lagi pengaruh
Berikut daftar hujan asam yang ada di Indonesia selama November hingga Desember 2007.
Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
karena air termasuk salah satu media dari berbagai macam penularan penyakit. Setiap hari manusia
membutuhkan air untuk mandi, mencuci, minum, dan kebutuhan lainnya. Kebutuhan air yang
digunakan sangatlah krusial karena harus air yang baik, bersih, dan menyehatkan.
Secara kimia kualitas air bersih dibagi ke dalam lima bagian, yaitu :
a) di dalam air minum tidak boleh terdapat zat-zat yang beracun,
c) tidak mengandung zat-zat kimia yang melebihi batas tertentu sehingga bias menimbulkan
gangguan teknis,
d) tidak boleh mengandung zat-zat kimia yang melebihi batas tertentu sehingga bias
Dengan mengacu pada persyaratan di atas, maka keberadaan zat-zat kimia masih
diperbolehkan dalam air minum asalkan jumlahnya tidak melebihi batas yang telah ditentukan oleh
Baku Mutu Air Minum. Secara biologis, air minum tidak boleh mengandung kuman parasit,
kuman patogen, dan bakteri coli. Persyaratan bakteriologis air bersih berdasarkan kandungan
jumlah total bakteri Coliform dalam air bersih setiap 100 ml air contoh menurut Peraturan Menteri
a) air bersih yang berasal dari selain perpipaan, kadar maksimum yang diperbolehkan untuk
jumlah total bakteri Coliform setiap 100 ml air contoh jumlahnya tidak boleh melebihi 50.
b) air bersih yang berasal dari perpipaan, kadar maksimum total bakteri Coliform tidak
Sedangkan secara fisik, air bersih haruslah jernih, tidak berbau, dan tidak berwarna.
Pemilihan kualitas air yang layak dalam setiap kegunaan sangatlah penting untuk
diperhatikan agar efektifitas dan pemeliharaan fungsi kerja dapat berjalan lancar sehingga
kegagalan-kegagalan ataupun kerusakan alat yang ditimbulkan oleh air dapat dihilangkan. Air
Industri kimia melibatkan rangkaian proses untuk menghasilkan suatu produk. Salah satu
proses yang memegang peranan penting adalah proses pemisahan dan pemurnian produk karena
2
tingkat kemurnian suatu produk sangat menentukan keekonomisan dari suatu produk dalam
industri kimia. Sejalan dengan hal itu, berbagai teknologi pemisahan dan pemurnian produk telah
Kebutuhan akan air bersih telah memacu berbagai pemikiran dari kalangan peniliti untuk
menghasilkan suatu teknologi yang ramah lingkungan. Salah satu teknologi baru dan sangat
menjanjikan adalah teknologi pemisahan dan pemurnian dengan menggunakan membran. Proses
pemisahan dan pemurnian berbasis membran akhir – akhir ini mengalami kemajuan yang sangat
berarti. Karena proses berbasis membran memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan
proses yang telah banyak digunakan selama ini. Beberapa keunggulan tersebut diantaranya adalah
pada proses berbasis membran tidak terjadi perubahan fase yang melibatkan banyak energi serta
perpindahan massa antar komponen oleh adanya driving force yang diberikan dari luar. Driving
force perpindahan massa yang digunakan sangat tergantung pada jenis operasi membran yang
digunakan. Salah satu driving force yang digunakan adalah perbedaan potensial listrik di antara
katoda dan anoda pada proses pemisahan dan pemurnian dengan menggunakan sel elektrodialisis.
Elektrodialisis dapat digunakan untuk memisahkan larutan yang mengandung ion. Dimana pada
sel elektrodialisis diletakkan membran penukar ion dengan susunan tertentu disesuaikan dengan
tujuan pemisahannya.
pemenuhan kebutuhan air bersih dan air minum yang berkualitas dan tidak membahayakan
masyarakat. Mengingat melimpahnya sumber daya air yang berasal dari laut, maka perlu dikaji
3
tentang kemungkinan dimanfaatkannya air laut sebagai bahan baku pemenuhan kebutuhan air
bersih bagi masyarakat serta kelebihan yang mungkin didapat ketika menggunakan air laut.
elektrodialisis?
1.4.2 Mengetahui berbagai macam model operasional serta kelebihan dan kekurangannya
1.4.3 Mengetahui prinsip dan mempelajari mekanisme yang terjadi pada desalinasi air dengan
metode Elektrodialisis
4
1.4.4 Dapat mengaplikasikan proses Elektrodialisis dalam kehidupan sehari-hari
1.5.1. Dapat mengaplikasikan proses desalinasi dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi
1.5.2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan akan proses pengolahan air
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Desalinasi
Desalinasi adalah proses pemisahan yang digunakan untuk mengurangi kandungan garam
terlarut dari air garam hingga level tertentu sehingga air dapat digunakan. Desalinasi air laut
mengacu pada proses pembuatan air minum dari air laut asin.
Proses desalinasi melibatkan tiga aliran cairan, yaitu umpan berupa air garam (misalnya air
laut), produk bersalinitas rendah, dan konsentrat bersalinitas tinggi. Produk proses desalinasi
umumnya merupakan air dengan kandungan garam terlarut kurang dari 500 mg/l, yang dapat
digunakan untuk keperluan domestik, industri, dan pertanian. Hasil sampingan dari proses
desalinasi adalah brine. Brine adalah larutan garam berkonsentrasi tinggi (lebih dari 35000
mg/l garam terlarut).
B. Elektrodialisis
Penggunaan elektrodialisis pertamakali oleh Schwein pada tahun 1900 untuk purifikasi
ekstrak gula, kemudian proses elektrodialisis mulai populer setelah tahun 1970 yang banyak
dipergunakan untuk penawaran air payau. Studi tentang elektrodialisis yang dilakukan di
Jerman mulai dilakukan pada awal abad ini (1924) menggunakan sel tunggal dan tanpa
menggunakan membran permeabel, kemudian Manegold dan Kalauch mengusulkan
penggunaan membrane kation dan anion (1939) dan oleh Meyer dan Strauss (1940) dikenalkan
susunan multi sel antara sepasang electrode. Pada tahun 1960, di Amerika dicoba
memproduksi air tawar dari air payau dengan elektrodialisis dan dengan menggunakan
elektrodialisis juga di Jepang dicoba memproduksi garam meja dari air laut.
Elektrodialisis adalah proses pemisahan secara elektrokimia dengan ion-ion berpindah
melintasi membran selektif anion dan kation dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat
akibat aliran arus listrik searah. Arus listrik searah atau DC dapat diperoleh dari arus AC
menjadi DC menggunakan suatu konverter.
Proses pemisahan ion dalam suatu larutan dengan menggunakan alat elektrodialisis
pada prinsipnya adalah dengan memanfaatkan perbedaan kemampuan ion untuk melewati
6
rangkaian membran penukar ion dengan driving force perpindahan ionnya adalah perbedaan
potensial listrik.
Proses elektrodialisis sangat bergantung pada hal – hal sebagai berikut :
1. garam yang terlarut dalam air adalah terdiri dari ion – ion (positif maupun negatif)
2. ion – ion dalam larutan bergerak ke arah elektroda yang memiliki muatan listrik
yang berlawanan dengan muatan ion tersebut.
3. membran yang digunakan dibuat agar bersifat selektif terhadap anion atau kation.
Membran yang digunakan dalam proses elektrodialisis adalah membran penukar ion
atau ion exchange membranes. Membran penukar ion ada dua, yaitu membrane penukar kation
dan membran penukar anion. Membran penukar ion umumnya dibuat dari proses cross linking
polymer dengan menambahkan gugus fungsi untuk masing – masing membran. Membran
penukar kation diberikan gugus fungsi negatif sedangkan membran penukar anion diberikan
gugus fungsi positif.
Jika membran penukar ion diletakkan dalam suatu larutan elektrolit, afinitas membran
penukar ion tersebut akan berbeda untuk setiap jenis ion bermuatan berbeda. Kation atau ion
bermuatan positif akan bergerak menembus membran penukar kation karena adanya gugus
fungsi negatif di dalam membran. Sedangkan anion dalam larutan elektrolit akan tertolak oleh
membran penukar kation karena memiliki muatan yang sama dengan gugus fungsi negatif yang
dimiliki oleh membran penukar kation.
B.1 Model operasional proses Elektrodialisis
Ada tiga bentuk operasional proses elektrodialisis yaitu : batch, feed and bleed dan
kontinu.
B.1.1 Proses batch
Pada sistem batch, feed disirkulasi dari tangki penampung melewati spacer
demineralisasi suatu stack tunggal hingga hasil yang diinginkan.
7
Gambar 1.1 Proses Batch
8
Gambar 1.3 Proses Kontinu
9
a. Konfigurasi modul
Bentuk konfigurasi modul yang umum digunakan pada proses
elektrodialisis adalah bentuk filter press dan unit-sel.
b. Komponen modul
Keterangan gambar :
Modul atau stack sel suatu elektrodialisis terdiri dari pasangan sel membran,
membran kation, membran anion, suatu spacer (pengatur jarak) aliran diluat, suatu
spacer aliran konsentrat, dua elektrode dan kompartemen elektrode. Biasanya pipa-
pipa dibuat sesuai dengan lubang-lubang pada frame spacer, gasket dan frame
akhir. Setiap frame spacer dilengkapi dengan pipa saluran larutan.
10
B.2.2 Membran Elektrodialisis
Membran elektrodialisis adalah penghantar listrik dan tidak tembus air dan
merupakan resin yang dibentuk sebagai lembaran, yangdapat selektif anion atau
kation. Semenjak polimer penukar ion dapat larut dalam air, maka diperlukan
suatu crosslinking untuk mencegah pelarutan dari membran penukar ion. Biasanya
cross linking yang dipergunakan adalah divinyl benzene. Membran elektrodialisis
terdiri dari membran penukar anion dan membran penukar kation. Membran
penukar anion berisi kation sehingga bertindak sebagai barrier (pembatas) bagi
kation, dan membran penukar kation berisi anion bersifat sebagai barrier
(pembatas) bagi anion.
B.2.3 Spacer
Spacer (pengatur jarak) berfungsi untuk memisahkan letak kedua membran
dan sebagai penguat kedudukan membran, selain itu juga untuk mengaturkontrol
larutan feed, karena itu spacer dilengkapi dengan lubang dan saluran untuk lewat
aliran dan sekat (screen). Sekat pada spacer berfungsi untuk menjaga agar
campuran larutan pada permukaan membran dapat maksimum dan diharapkan
hilang tekan dapat seminim mungkin.
Spacer biasanya terbuat dari plastik, tidak menghantar arus listrik sedangkan
cairan pada port (lubang saluran) dan koneksi-koneksinya barlarutan garam
merupakan penghantar arus listrik. Karena sel amat tipis, port juga kecil-kecil. Ada
dua bentuk konfigurasi spacer yang terdiri dari berliku dan berlapis.
11
B.2.4 Elektroda
Sepasang elektroda dibutuhkan untuk setiap tahapan listrik elektrodialisis,
normalnya tidak lebih dari dua tahapan listrik untuk setiap satu stack membran,
sebaliknya sepasang electrode sebaiknya hanya untuk satu tahapan listrik.
Elektroda adalah yang paling banyak dikenai keadaan korosi, karenanya
elektrode harus terbuat dari logam mulia, biasanya terbuat dari tantalum,
niobium, titanium dilapis platina.
Katode menghasilkan gas Hidrogen dan Soda kaustik, jadi harus pada
sistem aliran terpisah dan terbuat dari stainless stell. Anode menghasilkan gas
khlor dan terjadi reaksi oksidasi sehingga sebaiknya anode terbuat dari platina
atau dilapis titanium. Untuk mencegah terjadinya padatan akibat reaksi antara
gas dan lapisan elektroda, maka sebaiknya dilakukan pembilasan elektroda
dengan menggunakan asam.
Disarankan oleh Meller, asam yang dipergunakan jangan yang mempunyai
pH ekstrim dan bukan asam kuat karena akan menambah terjadinya reaksi pada
electrode. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di ITB, maka asam Sitrat
adalah yang terbaik digunakan sebagai pencuci elektroda.
12
b. Untuk disain bentuk sel, setiap sel konsentrat terdiri dari sepasang membran
penukar kation dan membran penukar ion yang ditutup pada bagian tepinya,
setiap sel bisa berisi (50 - 100) pasang membran, biasanya bentuk seperti ini
dipergunakan untuk membuat garam pekat dari air laut.
Terlihat bahwa komponen dasar penyusun sel elektrodialisis adalah 2 (dua) buah
elektroda dan 4 (empat) buah membran penukar ion. Membran penukar kation diletakkan
berdekatan dengan elektroda negative (katoda) sedangkan membrane penukar anion
diletakkan berdekatan dengan elektroda positif (anoda). Sedangkan membran penukar ion
yang lain diletakkan berselang seling. Sehingga sel tersebut terbagi menjadi 3 bagian
(kompartemen) ditambah dengan dua kompartemen pencuci elektroda. Elektroda yang
13
digunakan sebaiknya terbuat dari bahan yang bersifat konduktif namun bersifat inert
sehingga tidak ikut berpartisipasi selama proses dijalankan.
Pada gambar 1.7 larutan umpan masuk lewat ketiga kompartemen yang ada. Jika
pada sistem tersebut diberikan arus listrik searah, ion-ion positif yang ada dalam larutan
umpan akan mempunyai kecenderungan untuk bergerak ke arah elektroda negatif
(katoda) sedangkan ion-ion negatif cenderung bergerak ke arah elektroda positif (anoda).
Namun pergerakan ion ini terhalang oleh adanya membran penukar ion yang telah
dipasang dalam sel.
Pada gambar 1.8 terlihat bahwa ion Na+ pada kompartemen pertama akan bergerak
ke arah katoda dan menembus membran penukar kation, sehingga kompartemen I akan
miskin dengan ion Na+. Sedangkan ion Na+ yang telah ada di kompartemen II akan tetap
terakumulasi di kompartemen II karena kation cenderung bergerak ke arah katoda, tetapi
pergerakannya terhalang oleh membran penukar anion.
Ion Na+ yang ada di kompartemen III cenderung bergerak ke arah katoda, dan
bergerak menembus membran penukar kation menuju ke kompartemen kedua.
Selanjutnya pergerakan ion N+ ini terhalang oleh adanya membran penukar anion,
sehingga kompartemen III akan miskin dengan ion Na+. Sedangkan kompartemen II akan
kaya dengan ion H+.
14
Ion Cl- yang ada di kompartemen II akan memiliki kecenderungan untuk bergerak
ke arah anoda. Namun karena di sana terpasang membrane penukar kation, maka ion Cl-
akan tetap terjebak dalam larutan dikompartemen II. Ion Cl- yang ada di kompartemen I,
akan cenderung bergerak ke arah anoda (ditunjukkan oleh arah anak panah) dan akan
bergerak menembus membran penukar anion yang ada di sebelahnya. Sehingga terjadi
penumpukkan ion Cl- di kompartemen II. Sehingga pada akhir proses elektrodialisis ini
diharapkan pada ketiga kompartemen tersebut akan terjadi pemisahan ion-ion Na+ dan
Cl-. Kompartemen II akan teraliri oleh larutan yang kaya dengan ion atau dalam proses
elektrodialisis dinamakan sebagai aliran konsentrat, sedangkan kompartemen I dan III
akan miskin dengan ion atau dinamakan sebagai aliran diluat. Aliran yang akan diambil
sebagai produk tergantung dari tujuan proses. Jika tujuan prosesnya adalah untuk
mendapatkan larutan bebas ion, maka produk utamanya adalah diluat, begitu pula
sebaliknya.
Pada elektroda akan terjadi peristiwa elektrolisa. Reaksi yang terjadi pada anoda
dan katoda adalah sebagai berikut :
Dalam bilik katoda, air mengalami reduksi menghasilkan hidrogen dan ion
hidroksida,
2H2O + 2e-→H2+ 2OH- (1)
Dalam bilik anoda, air dioksidasi menjadi oksigen dan ion hidrogen,
2H2O →O2+ 4H++ 4e- (2)
Dan pada anoda dapat pula terbentuk gas khlor :
2Cl-→Cl2+ 2e- (3)
B.5 Kontaminan yang dapat dihilangkan dengan elektrodialisis
Menurut Belfort (1984) senyawa yang mengandung partikel ukuran kecil (0,0004-
0,1)μm dapat dipisahkan dengan menggunakan elektrodialisis. Beberapa tipe
kontaminan yang dapat dihilangkan dari air dan air buangan dengan menggunakan
elektrodialisis seperti tercantum pada Tabel 1.1.
15
Tabel 1.2 Beberapa kontaminan yang dapat di hilangkan dari air dan air buangan
dengan elektrodialisis
Jenis Kontaminan
Alumunium
16
Proses Kontinu Konsumsi energi spesifik Adaptasi terhadap fluktuasi
minimal buruk pada laju aliran feed dan
Disain sederhana terhadap komposisi
perpipaan dan kontrol Laju demineralisasi dan laju
aliran saling ketergantungan
Dimana, E = Energi
I = Arus listrik
V = Beda potensial
T = Waktu
F = konstanta faraday
17
1. Desalinasi air payau
2. Pemekatan air laut
3. Desalinasi air laut
4. Recovery metal dan air dari air pencuci electroplating
5. Desalinasi pendingin tower
6. Recovery asam dan basa dari buangan pengasaman asam
7. Demineralisasi larutan anggur
8. Demineralisasi larutan gula
9. Untuk menghilangkan uranium, arsenik, nitrat, perklorat, sulfat
C. Contoh Soal
Dalam suatu proses desalinasi dengan metode elektrodialisis membutuhkan arus listrik
sebesar 5,996 A dengan tegangan 4 V. Proses tersebut berlangsung selama 12 jam.
Hitunglah:
b. Energi yang dibutuhkan untuk setiap kali proses jika digunakan air laut sebanyak
10 liter.
Penyelesaian:
Diketahui : I = 5,996 A
V=4V
t = 12 jam
18
Jawab :
a. E = 2 × I × V × t
= 2 × 5,996 A × 4 V × 12 jam
= 575,616 watt.jam
b. Setiap kali proses dilakukan untuk 10 liter air tawar, sehingga kebutuhan energi
untuk setiap proses adalah :
= 57,5616 watt.jam/liter
ΔE = 4 V
Δx = 2 m
19
Jawab :
J = (z.ΔC.F.m.∆E/∆x).0,0016
= 129.696 mol/m2.dt
20
2) ion – ion dalam larutan bergerak ke arah elektroda yang memiliki muatan listrik
yang berlawanan dengan muatan ion tersebut.
3) membran yang digunakan dibuat agar bersifat selektif terhadap anion atau kation.
Ion Cl- yang ada di kompartemen II akan memiliki kecenderungan untuk bergerak
ke arah anoda. Namun karena di sana terpasang membrane penukar kation, maka ion Cl-
akan tetap terjebak dalam larutan dikompartemen II. Ion Cl- yang ada di kompartemen I,
akan cenderung bergerak ke arah anoda dan akan bergerak menembus membran penukar
anion yang ada di sebelahnya. Sehingga terjadi penumpukkan ion Cl- di kompartemen II.
Aliran yang akan diambil sebagai produk tergantung dari tujuan proses. Jika tujuan
prosesnya adalah untuk mendapatkan larutan bebas ion, maka produk utamanya adalah
diluat, begitu pula sebaliknya.
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Elektrodialisis adalah proses pemisahan secara elektrokimia dengan ion-ion berpindah
melintasi membran selektif anion dan kation dari larutan encer ke larutan yang lebih
pekat akibat aliran arus listrik searah. Arus listrik searah atau DC dapat diperoleh dari
arus AC menjadi DC menggunakan suatu konverter.
2. Model operasional proses Elektrodialisis terdiri dari proses batch, feed and bleed, serta
kontinyu.
3. Prinsip dasar elektrodialisis adalah pemisahan ion dari larutan normal dan pengurangan
mineral-mineralnya dengan menggunakan membran bermuatan dan arus listrik yang
diperlukan sebagai gaya dorongnya.
B. Saran
Elektrodialisis merupakan salah satu metode dari proses desalinasi yang mempunyai
banyak manfaat, sangat menjanjikan, dapat memenuhi kebutuhan akan air bersih dan dapat
diaplikasikan dalam berbagai bidang kehidupan untuk mendukung keberlangsungan dan
kesejahteraan hidup manusia. Maka dari itu, perlu dikembangkan dan diterapkannya proses
elektrodialisis dalam kehidupan sehari-hari.
22
DAFTAR PUSTAKA
dari: http://mansurdete.blogspot.co.id/2014/05/skripsi-pengolahan-air-laut-menjadi-
air.html (Hapsari, 2007)
Hapsari, N. (2007). Proses Pemisahan Ion K (Kalium) dan Ca (Calsium) dalam Bittern dengan
Membran Elektrodialisis. Jawa Timur.
http://raisyahsoler.blogspot.co.id/2013/01/aplikasi-elektrodialisa.html
23