Anda di halaman 1dari 78

Perencanaan Proses Pengolahan Air

Minum

Koagulasi dan Flokulasi

Profesor Suprihanto Notodarmojo


Yuniati,PhD
Syarif Hidayat, PhD
Konfigurasi Unit Pengolahan

Konfigurasi unit pengolahan air akan tergantung dari


kualitas air baku.
1. Air Permukaan
- Sumber air tidak tercemar, bersih, dan stabil (Danau, waduk,
sungai dari pegunungan).
Sumber -> Koagulasi -> Flokulasi -> Filtrasi -> Desinfeksi dan pH adjustment.
Sumber -> Saringan Pasir Lambat (SPL) -> Desinfeksi dan pH adjustment.
- Sumber air sungai pada umumnya.
Sumber -> Prasedimentasi -> Koagulasi -> Flokulasi -> Sedimentasi -> Filtrasi
(optional) -> Desinfeksi dan pH adjustment.
Konfigurasi Unit Pengolahan
Konfigurasi unit pengolahan air akan tergantung dari kualitas
air baku.
- Sungai tercemar.
Pre-treatment -> Koagulasi -> Flokulasi -> Sedimentasi -> Filtrasi -> Post-treatment.

Oxidation
Chemical conditioning Adsorption
Penambahan coagulant Ion Exchange

2. Air Tanah
- Aerasi -> Koagulasi -> Flokulasi –> Sedimentasi –> Filtrasi ->
Desinfeksi dan pH adjustment.
- Aerasi -> Filtrasi -> Ion Exchange.
- Aerasi -> Filtrasi -> Membrane.
Proses pengolahan air minum konvensional

Bangunan intake

Prasedimentasi

koagulan Koagulator Coagulan


aid/alkalinitas

Flokulator

Sedimentasi/clarifier

Filter/Filter cepat

Kaporit/chlor Desinfeksi
atau ozone

Kapur atau Pengaturan pH


soda ash

Reservoir

Distribusi
Karakter Air Baku
• Air baku dari air permukaan mengandung partikel halus yang
sulit mengendap (fine suspended solid), koloidal yang stabil
dan makromolekul organik
• Partikel koloidal adalah partikel sangat halus yang umumnya
bermuatan elektrostatis, sehingga cenderung stabil dalam
larutan
• Koloidal stabil akibat muatan elektrostatis yang menyebabkan
daya tolak antar partikel lebih dominan dibanding gaya tarik
• Perlu perlakuan utk mengurangi muatan negatif partikel
sehingga partikel bisa bergabung
• Koagulan merupakan garam logam multivalen yang
terdisosiasi dalam air
Kekeruhan (NTU)

0
50
100
150
200
250
300
Jan-01

Feb-01

Mar-01

Apr-01

Mei-01

Jun-01

Jul-01

Agust-01

Sep-01

Waktu Okt-01

Nop-01

Des-01

Jan-02

Feb-02

Mar-02

Apr-02
Fluktuasi Kualitas Air Baku (sungai)
Koagulasi dan flokulasi
• Koagulasi adalah proses pencampuran koagulan sedemikian
rupa sehingga pencampuran koagulan dengan air baku telah
terjadi secara homogen
• Flokulasi adalah pembentukan mikroflok yang terjadi setelah
kogulasi, menjadi flok-flok yang besar dan mempunyai
densitas yang cukup sehingga dapat diendapkan secara teknis
dan ekonomis
• Koagulan adalah garam atau senyawa polimer yang
mengandung kation dan anion yang terdisosiasi sedemikian
rupa sehingga memberikan kation multivalen (yang relatif
tidak membahayakan manusia) yang akhirnya membentuk
flok hidroksida yang mengendap
Tujuan dan Manfaat Koagulasi-flokulasi
• Tujuan kogulasi dan flokulasi adalah menggabungkan partikel
halus yang sulit diendapkan dan koloid dalam air baku (yang
menyebabkan kekeruhan) untuk membentuknya menjadi flok
yang mudah diendapkan. Koagulasi-flokulasi juga mengurangi
kandungan zat pencemar lain
• Produk akhir dari koagulasi-flokulasi adalah terbentuknya flok-
flok yang terdiri dari impurities/pencemar dan hidroksida
logam koagulan yang mengendap
• Flok-flok yang terbentuk mempunyai kemampuan untuk
mengadsorpsi zat terlarut seperti logam berat dalam
konsentrasi relatif rendah
Sumber Air Baku Dengan Kekeruhan Tinggi
Sumber air baku yang masih baik
Sumber Air Waduk
Teori koloid
Zeta Potential of Charged Particle
• Zeta potential is a measure of
the magnitude of the
electrostatic or charge
repulsion or attraction
between particles, and is one
of the fundamental
parameters known to affect
stability.

• Its measurement brings


detailed insight into the
causes of dispersion,
aggregation or flocculation,
and can be applied to improve
the formulation of dispersions,
emulsions and suspensions.
Derjaguin, Landau, Verwey and Overbeek- DLVO
Theory

Compressing the Reducing surface


double layar charge
Correlation of coagulant and Zeta potential

o Double layer compression involves adding salts to the system. As


the ionic concentration increases, the double layer and the
repulsion energy curves are compressed until there is no longer an
energy barrier.

o In water treatment, we lower the energy barrier by adding


coagulants to reduce the surface charge and, consequently, the
zeta potential
o Factor affecting zeta potential:
o pH,
Factor affecting zeta potential:
o pH, isoelectric point where the colloidal
system is least stable
o Conductivity, the higher the ionic strength
of the more compressed the double layer
o Concentration of a formulation
component
Zeta-meter
Zeta-sizer
Cuvette zetasizer
Jenis koagulan
• Alumunium Sulfat, Tawas, Al2(SO4)3.18 H2O, BM 667
g/mol
• Aluminum Chloride, AlCl3, BM 133.5 g/mol
• Ferric Chloride, FeCl3, BM 162.5 g/mol
• Feric Sulfate Fe2(SO4)3, BM 400 g/mol
• Poly Aluminium Chloride (PAC), Alw(OH)x(Cl)y(SO4)z
Disosiasi Koagulan (Tawas)
• Sebagian dari koagulan akan bereaksi dgn
alkalinitas dan membentuk flok hidroksida
Al2(SO4)3.18 H2O + Ca(HCO3) ----- 2 Al(OH)3 +
3 CaSO4 + 14 H2O
• Sebagian lagi terdisosiasi dan membentuk Al-
hydroxo complex
Al2(SO4)3.18 H2O ---- Alp(OH)z+q + H2O
Mekanisme Koagulasi-Flokulasi
Ada tiga tahapan dalam proses:
• Pencampuran koagulan dalam air baku
• Pengurangan muatan elektrostatis dengan
penambahan koagulan, sehingga gaya tolak
elektrostatik antar partikel melemah
• Memperbanyak tumbukan antar partikel
sehingga partikel bergabung membentuk flok
dengan cara pengadukan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pemakaian koagulan
• Turbiditas
• Kandungan zat tersuspensi (jenis dan konsentrasi
koloid)
• Temperatur
• pH selama proses koagulasi (Al 6-7.8, Fe3+ 4-10,
Fe2+ >8.5
• Tipe dan dosis koagulan
• Pemakaian koagulan pembantu
• Alkalinitas
• Mixing conditions
Jar test
Flocs formed during jar test simulation
Jenis koagulator (Mixer)
Jenis koagulator:
• Koagulator hidrolis
– Terjunan
– Hydraulic jump
– Saluran bersekat (baffled channel)
• Koagulator mekanis
– Stirrer/propeller
– impeller
• Koagulator pneumatis
• In-line koagulator (flash mixer)
• Koagulator jenis khusus : misalnya screwed coagulator dan
electrocoagulation
Typical of Mixer (Coagulation Reactor)
Typical agitator (for mixing and flocculation)
Koagulator Hidrolis (terjunan) Dengan Latar
Depan Bak Sedimentasi
Horizontal baffled channel as coagulant mixer
Coagulant Mixing by Hydraulic Jump
Coagulant Dosing Pump
Motor for Mechanical Mixer
Konsep gradien kecepatan (G)
• Gradien kecepatan: Apabila dua buah partikel dalam suatu tangki pencampur (reaktor)
berjarak 0,1 cm dan salah satu partikel tersebut bergerak dengan kecepatan relatif sebesar

1cm/det, maka gradien kecepatan antara kedua partikel tersebut adalah 10/det .
• Gradien kecepatan dapat dinyatakan sebagai dv/dz

Partikel A, va = 2 cm/det

Partikel B, vb = 3 cm/det

Partikel C, vc = 4 cm/det

Gab = (vc – vb)/0,1


cm/det/cm
Gradien kecepatan

The velocity gradient (Gradien kecepatan) is a function of the power


input into a unit of volume of water
Gradien kecepatan (G)

G = [P/µC]1/2

G = gradien kecepatan s-1, 1/det


P = power of mixing, W
µ = kekentalan dinamis, kg/m-detik, Pa.s
C = kapasitas unit (volume liquid), m3
Notes:

• Different velocity gradient are appropiate for


different processess
• Coagulation requires very high velocity
gradient
• Floculation requires a velocity gradient high
enough to cause particle contact and to keep
the flocs from settling but low enough to
prevent the flocs tearing apart.
Waktu yang dibutuhkan
Proses koagulasi/pengadukan membutuhkan
waktu dan energi yang cukup
G.td harus mencukupi
td = waktu detensi hidrolis, detik
= volume reaktor/debit
= C/Q = G.td /[P/µC]1/2
C = volume flokulator m3
G.td = tidak berdimensi
Daya yang dibutuhkan kogulator hidrolis

• Memanfaatkan tinggi terjunan atau kehilangan energi akibat


aliran deras
• Power disipasi dalam koagulasi hidrolis (P)

P = QρgH
Q = debit, m3/det
ρ = densitas air (1000 kg/m3)
g = gravitasi m/det2
H = tinggi terjunan atau kehilangan energi (m)
Daya yang dibutuhkan koagulator mekanis

• Power dissipated, P
P = Np (n) 3(Di)5 r

P = power ,W
Np = konstanta impeller, 0,3 sd 1, utk propeller
n = putaran propeller perdetik, rps
D = diameter propeller,m
r = densitas, kg/m3
Daya yang dibutuhkan untuk pengadukan
mekanis (lanjutan)
• Rumus dasar utk paddle
P = 1/2CdA ρv3
P = KCdAv3
K = konstanta paddle, 0,9-1,0
Cd = koefisien gesek (drag), 1-1,9
v = kecepatan relatif antara paddle dengan air, fps.
A = cross section paddle
Inline flash mixing

Kriteri desain:
G = 3000-5000/s
Td = 0.5 s
Headloss = 0.3-0.9 m
In line static mixer

This mixer consist of a pipe with in-line helical vanes


that rotate and split the flow to increase turbulence
Kriteria desain

• Aspect ratio: L/D 1.0-1.5


• COV = (s/c )100%
• COV = coefficient of variation with time
• s = standard deviation of concentration mg/L
• c = average concentration over time mg/L
Koagulator pneumatis
• Koagulator pneumatis memanfaatkan gelembung udara yang
keluar dari kompressor untuk mengaduk koagulan
• Daya yang diberikan pada reaktor (power disipasi) adalah:
P = 81,5 Qa log [(h+34)/34]
P = power disipasi, lb-ft/sec
Q = debit udara bebas yang dipompa kedalam sistem cuft/sec
h = kedalaman ujung nozzle udara dari permukaan air, ft
• Koagulator pneumatis
Kriteria untuk koagulasi/mixing
• Nilai G

Waktu detensi, Nilai G,


detik 1/detik
20 1000
30 900
40 790
>50 700
Koagulan pembantu
• Koagulan pembantu diperlukan bila air baku terlalu
jernih (mis: air gambut atau air waduk)
• Penambahan kekeruhan-bentonit/kaolinit
• Penambahan silika aktif
• Penambahan alkalinitas – kapur
• Preoksidasi dengan oksidator seperti kaporit, atau
chlor terutama bila air baku banyak mengandung
senyawa organik, amoniak dan besi organik
Flokulasi
• Tujuan flokulasi:
menggabungkan mikroflok yang terbentuk pada proses
koagulasi menjadi flok-flok yang lebih besar sehingga dapat
diendapkan dengan cepat

• Mekanisme tumbuhnya flok:


– Tumbukan antar mikroflok
– Penjaringan (sweeping flocculation)
– Ikatan dengan gugus aktif pada permukaan flok
Jenis-jenis Flokulator
• Flokulator hidrolis
– Sederhana dalam O&M
– Kurang flexible dalam mengantisipasi fluktuasi kualitas
– Jenis yang ada:
• baffled channel horizontal flow
• baffled channel up-flow
• Flokulator mekanis
– O&M agak bermasalah
– Lebih flexible dalam mengantisipasi fluktuasi kualitas air
– Lebih mudah dikembangkan (up-rating)
– Jenis yang ada:
• Horizontal flow (paddle)
• Up-flow (accellator dan pulsator)
Flokulator Hidrolis Ditengah Bak
Sedimentasi
Horizontal Baffled Channel Flocculator
(foreground) with Sedimentation Basin as
background
Up and down Flow Hydraulic Baffled Channel
Floculator
A Cloud of Flocs Entering Horizontal
Sedimentation Basin
Kriteria Flokulator
• Nilai G.td antara 10.000 sd. 100.000
• Nilai G 10 sd. 100 det-1
• Nilai G dan Gtd menurun secara gradual
• Kecepatan aliran pada flokulator hidrolis maksimum
0.30 m/det pada akhir flokulator
• Pada flokulator mekanis, kecepatan relatif tidak
melebihi 0.30 cm, untuk kompartemen terakhir
Typical lay-out of Flocculator
Sludge blanket
• Sludge blanket merupakan kumpulan flok yang
melayang membentuk lapisan (blanket) dan
berfungsi sebagai penyaring dan co-flokulator
• Sludge blanket terbentuk pada proses sedimentasi
yang mengalir keatas (up-flow clarifier) dan lebih
efektif bila ada gradasi kecepatan
• Head loss akibat aliran melalui ruang antar flok dan
adanya variasi distribusi kecepatan dapat
membentuk flok dari flok-flok halus yang tersisa
Cross Section of Typical Up-flow Sludge Blanket
Reactor
Head loss in a Sludge-blanket Reactor
Useful head loss in Sludge Blanket Reactor
hf = [(ρs-ρ)/ρ](1-fe)(h2-h1)
= (Ss-1)(h2-h1)
ρs = mass density of flocs
Ss = specific gravity of flocs

G = [P/µC]1/2
= [(g/ᶹ)(Ss-1)(1-fe)(h2-h1)/(C/Q)]1/2
µ/ρ = ᶹ
td = feC/Q
Upwelling of Sludge Blanket (left side) in a
Clarifier
Various designs of up-flow settling tank
combined with flocculator (c&d)
Contoh Soal Koagulasi dan Flokulasi

Suatu Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) dengan debit pengolahan


300 Liter/detik (LPD) direncanakan mengolah air menggunakan
terjunan sebagai reaktor pencampur (mixer). Untuk keperluan tersebut
dibuat 2 buah reaktor dengan kapasitas yang sama dan digunakan
bersama dalam operasi normal. Bila diinginkan nilai G.td adalah 36.000,
dan waktu detensi 60 detik, hitung berapa tinggi terjunan minimum.

Bila suatu saat hanya satu bak (reaktor) yang digunakan karena ada
pemeliharaan, check apakah unit tersebut masih memenuhi kebutuhan
bila kenaikan tinggi air maksimum dalam bak pencampur akibat
penambahan beban adalah 10 cm, dan nilai G.td minimum yang
disyaratkan 30.000.

Bak berbentuk kotak bujur sangkar dengan Lebar : Kedalaman 1:1,25.


Terjunan menggunakan ambang lebar dengan persamaan umum untuk
lebar ambang L adalah Q = 1,67 L.H3/2. Dimana H adalah tinggi terjun
(m), L adalah lebar ambang (m). Lebar ambang 80 cm. Temperatur air
250C , ρ = 997,0 kg/m3 dan µ = 0,000890 N.detik/m2.
Jawab.

Untuk Kondisi Normal


Debit (Q) = 300 L/detik = 0,3 m3/detik
Waktu detensi (td) = 60 detik

Volume bak pencampur = Debit (Q) x Waktu detensi (td)


= 0,3 m3/detik / 2 bak x 60 detik
= 9,0 m3

Tentukan volume bak. Volume efektif bak dengan bentuk bujur


sangkar dengan sisi adalah a, dan kedalaman air adalah b = 1,25 a

Maka:
Volume = a x a x 1,25 a
= 1,25 a3
9 m3 = 1,25 a3
a3 = 9 m3/1,25
= 7,2 m3
a = 1,93 m
b = 1,93 m x 1,25 = 2,41
Tentukan nilai Power.

Nilai G x td = 36.000
G = 36.000 / 60 detik
G = 600 /detik
G = [P/𝝁 x V]1/2
600 /detik = [P/ 0,000890 N.detik/m2 x 9 m3]
P = (600/detik)2 x 0,000890 N.detik/m2 x 9 m3
P = 2.883 N.m/detik
Tentukan tinggi jatuh air.

P = QρgH
Untuk Kondisi Normal
Q = debit, m3/det
P = 2.883 N.m/detik ρ = densitas air (kg/m )
g = gravitasi m/det 2
3

P =QxρxgxH H = tinggi terjunan atau kehilangan energi (m)


H =P/Qxρxg
= 2.883 N.m/detik / (0,15 m3/detik x 997 kg/m3 x 9,82 m/detik2)
= 1,96 m
Jadi tinggi jatuh air adalah 1,96 m
Tinggi air diatas hulu ambang dihitung dengan persamaan Q = 1,67 L.H3/2
H3/2 = Q/(1,67L), H = [0,15/{(1,67).(0,8)}]2/3 = 0,233 m
Untuk Kondisi 1 Bak Tidak Beroperasi
Tinggi air maksimum dalam bak adalah b’ = b + 0,1 m
= 2,41 m + 0,1 m
= 2,51 m
Debit air = 0,3 m3/detik
Tinggi air diatas hulu ambang adalah Q = 1,67 L.H3/2
0,3 m3/detik = 1,67 x 0,8 m x H3/2
H3/2 = 0,3 m3/detik / (1,67 x 0,8 m)
H3/2 = 0,225
H = 0,369 m

Volume Bak (V) = 1,93 m x 1,93 m x 2,52 m = 9,39 m3


Waktu detensi = 9,39 m3/0,3 m3/detik = 31,3 detik.

Bila G x td = 30.000
Maka G minimum = 30.000 / 31,3 detik = 958,5 /detik

P minimum = (958,5 /detik) x (0,000890 N.m/detik) x (9,39 m3) = 7677


N.m/detik

H’ = P’/Q x ρ x g
= (7.677 N.m/detik) / [(0,3 m3/detik) x (997,0 kg/m3) x (9,82 m/detik2)
H’ = 2,615 m
Jadi tinggi jatuh minimum adalah 2,615 m
Dengan mengambil dasar bak sebagai referensi dan dianggap
mempunyai elevasi = 0 m, maka elevasi permukaan air pada saat
debit 0,3 m3/det. = + 2,52 m

Elevasi permukaan air pada hulu ambang = elevasi hulu air pada saat
debit 0,15 m3/det. + (beda elevasi hulu ambang saat debit 0,3
m3/det. – elevasi muka air hulu ambang pada saat debit 0,15 m3/det.)

Δ H = (2,42 + 1,958) + (0,369 – 0,233) = 4,514 m


Elevasi muka air bak saat Q = 0,3 m3/det. = + 2,52 m.
Tinggi jatuh, Hf’ = 4,514 – 2,52 = 1,994 m.
Tinggi jatuh ini masih kurang dari tinggi jatuh yang diperlukan untuk
tercapainya G.td minimum 30.000 yaitu 2,615 m.
Contoh Soal Koagulasi dan Flokulasi

Untuk mengaduk cepat koagulan digunakan reaktor berbentuk silinder


dengan diameter 2,2 m dan kedalaman air 2,5 m. Alat pengaduk yang
digunakan type propeller axial flow (marine propeller) dengan diameter 0,83
m. Putaran propeller 120 rpm. Diketahui nilai power number propeller untuk
kondisi turbulen adalah P atau Np = 0,5. Hitung berapa nilai G dan G.td dari
reaktor pengaduk tersebut. Temperatur air 250C , ρ = 997,0 kg/m3 dan µ =
0,000890 N.detik/m2, debit 150 L/det.
NP = P/(ρ.n3.Di5)
G = [P/(µV)]0,5
Jawab.
Hitung volume reaktor (V)
V = (1/4)π x (2,2 m)2 x (2,5 m) = 9,5 m3.

Hitung waktu detensi (td)


td = 9,5 (m3) / 0,15 (m3/detik) = 63,33 detik.

Hitung Power yang diperlukan (P)


NP = P/(ρ.n3.Di5)
P = NP x (ρ x n3 x Di5)
P = 0,5 x (997,0 kg/m3) x (120 rpm / 60 detik/menit)3 x (0,83 m)5
P = 1.570,9 N.m/det.

Hitung nilai Gradient Kecepatan G = [P/(µV)]0,5


G = [1.570,9 N.m/detik /((0,000890 N.detik/m2).(9,5 m3))]0,5
G = 431/detik
G.td = 431/detik x 63,33/detik = 27.298.
Contoh Soal Koagulasi dan Flokulasi

Untuk pencampuran koagulan, lompatan hidrolis akan dimanfaatkan sebagai


pencampur. Debit air yang akan diolah 1200 L/det. Nilai G minimum yang diinginkan
adalah 400 det-1 dan G.td minimum 12.000. Air masuk melalui saluran selebar 1,0 m
dengan kemiringan 45o dan nilai koef kekasaran Manning 0,015. Saluran penerima
mempunyai lebar 1,0 m dengan kemiringan sedemikian rupa sehingga kecepatan aliran
menjadi 0,6 m/det. Check apakah sistem terssebut diatas memenuhi syarat sebagai
pencampur koagulan dengan kriteria diatas. Temperatur air 250C , ρ = 997,0 kg/m3 dan
µ = 0,000890 N.detik/m2. F adalah bilangan Froude dan head loss atau energi
terdisipasi pada lompatan Hf = (y2-y1)3 /(4 y1 y2).
Jawab.
Menentukan sifat aliran
Untuk terjadi lompatan hidrolis syarat kecepatan hulu superkritis dan hilir
subkritis harus dipenuhi.
Lebar saluran b = 1,0 m dan n = 0,015.
Hulu
v1 = (1/n) R2/3S1/2 ;
v1 =(1/0,015)[(y.b)/(2Y + b)]2/3 (tan 15o)0,5
= 66,67 [(y.1)/(2y+1)]2/3.0,2680,5 m/det.
Q = v1.A1; v1 = Q/(1.y)  1,2/y = 34,50[y/(2y+1)]2/3, dengan trial
dan error y = 0,147 m

v1 = Q/A1 = 1,2/(0,147.1) = 6,79 m/det.


F1 = v1/(g.y1)0,5 = 6,79/((9,82).(0,147))0,5 = 5,65  superkritis

Hilir
v2 = Q/A2 = 0,6 m/det.
A2 = 1,2/0,6 = 2 m2.
y2 = 2/1,2 = 1,667 m.
F2 = v2/(g.y2)0,5 = 0,148 - subkritis
Energi yang terdisipasi
Hf = (y2-y1)3 /(4 y1 x y2) = (1,667-0,147)3/(4.0,147.1,667)) = 3,58 m.

Nilai G.td
G = [P/(µV)]0,5
P = Q.ρ.g.Hf = (1,2)( 997)(9,82)(3,58) = 42060 (N.m)/det.
G = [42060)/( 0,000890.V)]0,5
Nilai V (volume reaktor) dihitung berdasarkan volume daerah transisi
sepanjang L,
L = 7 (y2 – y1) = 7 (1,667-0,147) m = 10,67 m.

Volume reaktor merupakan prisma terpancung sejajar dan mendatar dengan


panjang = L = 10,67 m.
V = 0,5(A1+ A2)(L) = 0,5(1x0,147 + 1x 1,667)(10,67) = 9,678 m3.
td = 9,678/1,2 = 8,06 det.
G = [(42060)/(( 0,000890).(9,678))]0,5 = 2209,8 det-1 (memenuhi)
G.td = (2209,8)(8,06) =17.810 (memenuhi)

Anda mungkin juga menyukai