PENDAHULUAN
Page | 1
4. Bagaimana prinsip kerja dan cara mengendalikan partikulat menggunakan gravity
settler ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari partikulat
2. Mengetahui dampak partikulat bagi makhluk hidup dan lingkungan
3. Mengetahui cara mengendalikan partikulat menggunakan gravity settler
4. Mengetahui prinsip kerja dan cara mengendalikan partikulat menggunakan gravity
settler
Page | 2
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Partikel
a. Aerosol: tersebarnya partikel halus zat padat atu cairan dalam gas maupun udara.
b. Kabut (Fog): aerosol yang berupa butiran air yang berada diudara.
c. Asap (Smoke): campuran antara butir padat dan cairan yang terhembus melayang
diudara.
d. Debu (Dust): berupa aerosol yang melayang diudara karena adanya hembusan angin.
e. Fume: aerosol yang berasal dari kondensasi uap logam.
f. Smoge: campuran dari smoke dan fog.
Beberapa partikulat dalam berbagai bentuk dapat melayang di udara antara lain :
Page | 3
Sifat kimia masing-masing partikulat berbeda-beda, akan tetapi secara fisik ukuran
partikulat berkisar antara 0.0002-50 mikron. Pada kisaran tersebut partikulat umumnya dalam
bentuk tersuspensi diudara antara beberapa detik sampai beberapa bulan. Umur partikulat
tersebut dipengaruhi oleh kecepatan pengendapan yang ditentukan dari ukuran dan densitas
partikulat serta aliran (turbulensi) udara.
Secara umum kenaikan diameter akan meningkatakn kecepatan pengendapan, dari
hasil studi (Stoker dan Seager, 1972) menunjukan bahwa kenaikan diameter sebanyak 10.000
akan menyebabkan kecepatan pengendapan sebesar 6juta kalinya.
Partikulat yang berukuran 2 40 mikron (tergantung densitasnya) tidak bertahan terus di
udara dan akan segera mengendap. Partikulat yang tersuspensi secara permanen bertahan
terus di udara juga mempunyai kecepatan pengendapan, tetapi partikulat- partikulat tersebut
tetap di udara karena gerakan udara.
Sifat partikulat lainnya yang penting adalah kemampuannya sebagai tempat absorbsi
(sorbsi secara fisik) atau kimisorbi (sorbsi disertai dengan interaksi limia). Sifat ini
merupakan fungsi dari luas permukaan. Jika molekuk terosorbsi tersebut larut didalam
partikulat, maka keadaanya disebut absorbsi. Jenis sorbsi tersebut sangat menentukan tingkat
bahaya dari partikulat.
Sifat partikulat lainnya adalah sifat optiknya. Partikulat yang mempunyai diameter
kurang dari 0.1 mikron berukuran sedemikian kecilnya dibandingkan dengan panjang
gelombang sinar sehingga partikulat-partikulat tersebut mempengeruhi sinar seperti halnya
molekul-molekul dan menyebabkan refraksi.
Partikulat yang lebih besar dai 1mikron ukurannya jauh lebih besar dari panjang
gelombang sinar tampak dan merupakan objek makroskopik yang menyebarkan sinar sesuai
dengan penampang melintang partikulat tersebut. Sifat optik ini penting dalam menentukan
pengaruh partikulat atmosfer terhadap radiasi dan visibilitas solar energi.
Page | 4
adalah kemungkinan bahwa partikulat tersebut mangandung komponen kimia yang
berbahaya bagi hewan yang memakan tanaman tersbut.
Tanaman yang tumbuh didaerah dengan tingkat pencemaran yang tinggi dapat
terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis dan
bintik hitam. Partikuklat yang terdeposisi tanaman dapat menghambat proses
fotosintesis.
Page | 5
II.2.4 Pengaruh Terhadap Radiasi Sinar Matahari dan Iklim
Pada prinsipnya atmosfer memiliki kemampuan alami yang dikenal sebagai self
cleansing untuk mengatasi pencemaran udara yang terjadi. Meskipun begitu, seiring
semakin banyak sumber polutan dan polutan yang dihasilkan maka kemampuan atmosfer pun
Page | 6
menurun sehingga kita mengenal adanya alat pengendalian pencemaran udara. Sistem
pengendalian pencemaran udara dibagi menjadi dua yakni:
a) pengendalian partikulat/debu
b) pengendalian fase gas
Setiap alat pengendali pencemaran udara memiliki kelebihan dan kekurangan. Maka
dalam pemilihan alat harus didasarkan antaralain pada ukuran partikel, efisiensi penyisihan
yang ingin dicapai, besarnya aliran gas, hingga karakteristik partikel. Gravity Settler
merupakan salah satu alat pengendali kering pencemaran udara.
Alat yang bekerja dengan prinsip ini memanfaatkan perbedaan gaya gravitasi dan
kecepatan yang dialami oleh partikel. Alat ini akan bekerja dengan baik untuk partikel dengan
ukuran yang lebih besar dari 40 mikron dan tidak digunakan sebagi pemisah debu tingkat
akhir.
Di industri, terdapat juga beberapa alat yang dapat memisahkan debu dan gas secara
bersamaan (simultan). Alat-alat tersebut memanfaatkan sifat-sifat fisik debu sekaligus sifat
gas yang dapat terlarut dalam cairan.
Page | 7
Gambar 1. Gravity Settler
Teknologi pengendalian harus dikaji secara seksama agar penggunaan alat tidak
berlebihan dan kinerja yang diajukan oleh pembuat alat dapat dicapai dan memenuhi
persyaratan perlindungan lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan teknologi
pengendalian dan rancangan sistemnya ialah:
1. Watak gas buang atau efluen
2. Tingkat pengurangan limbah yang dibutuhkan
3. Teknologi komponen alat pengendalian pencemaran
4. Kemungkinan perolehan senyawa pencemar yang bernilai ekonomi
Gravity Settler merupakan alat sederhana pada peralatan gas-cleaning di industri, tapi
kegunaannya terbatas hanya cocok untuk debu kasar atau partikel yang lebih besar dari 50
m (penangkap debu awal untuk menangkap partikel dengan ukuran besar). Umumnya,
gravity settler berbentuk bilik kotak panjang dan horizontal yang mana akan dilewati aliran
gas. Partikel solid akan mengendap karena gravitasi dan dibuang melalui lubang dibagian
bawah chamber.
Page | 8
Gambar 2 : Gravity Settler
Penurunan efisiensi dapat diketahui dengan melakukan analisis kadar partikulat dalam
gas yang keluar dari outlet. Di dalam suatu industri tentunya akan ada prosedur untuk
melakukan pengecekan kadar partikulat dalam gas secara berkala. Apabila hasil pengecekan
ditemukan bahwa efisiensi penyisihan partikulat <50%, berarti alat ini sudah mengalami
penurunan efisiensi. Sehingga diperlukan tindakan evaluasi dan koreksi pada alat tersebut,
baik itu backwashing maupun penggantian komponen yang telah rusak dan berkurang
fungsinya.
Page | 9
Menurut rumus di atas, cara untuk meningkatkan efisiensi adalah dengan
memilih/membuat alat gravity settler dengan memperpanjang L (panjang alat) dan
memperpendek H (kedalaman alat). Hal ini bertujuan agar apabila alat gravity settler semakin
panjang, maka waktu tinggal udara berpartikulat dalam chamber akan semakin lama sehingga
semakin banyak pula partikulat yang mengalami gaya gravitasi dan inersia. Selain itu apabila
ketinggian alat semakin rendah, maka gravitasi akan semakin besar dan waktu yang
dibutuhkan partikulat untuk turun ke dalam hopper akan semakin cepat. Dengan demikian hal
ini dapat secara langsung meningkatkan efisiensi dari gravity settler,
Gravity Settler atau Gravity Settling Chamber dianggap sebagai pre-treatment atau
pre-cleaner karena memiliki efisiensi yang cukup rendah untuk partikel ukuran kecil (<20
mikron) sehingga alat ini sering digunakan sebelum alat pengendali utama seperti cyclone,
fabric filter, EP dan scrubber.
Mekanisme utamanya ada dua yaitu gaya gravitasi dan gaya inersia. Berbeda dengan gaya
grafitasi, gaya inersia ini disebabkan karena perubahan arah aliran yang menyebabkan
partikel terlempar.
a. Gaya gravitasi
kecepatan aliran gas yang mengandung partikulat akan dipengaruhi oleh gaya gravitasi
bumi, dengan kecepatan aliran gas yang berkurang akan turun ke bawah dan jatuh ke
dalam hopper.
b. Gaya inersia
Page | 10
karena perubahan arah aliran menyebabkan partikel solid terlempar. Kecepatan aliran
gas yang mengandung partikel akan berkurang di dalam chamber. Semua partikulat di
dalam aliran gas akan dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi. Dengan kecepatan aliran
gas yang berkurang di dalam chamber, partikel dengan ukuran diameter besar (>50 m)
akan turun ke bawah dan jatuh ke dalam hopper.
Page | 11
Harus dibersihkan secara manual dalam interval waktu tertentu
Efisiensi rendah
Gravity Settler umumnya dijadikan sebagai unit pengolahan pertama dalam industri
yang menghasilkan pencemaran partikulat karena memiliki efisiensi yang rendah di bawah
baku mutu yang dipersyaratkan atau di bawah standar emisi yang ada (peraturan pemerintah)
sehingga alat ini sering digunakan sebagai penangkap debu awal sebelum alat pengendali
utama seperti cyclone, fabric filter, EP dan scrubber.
Alat ini dulunya sering dipakai di industri-industri seperti industri semen, asbes,
pabrik besi dan baja, keramik, pabrik tekstil, tambang emas atau besi yang merupakan
industri yang banyak menghasilkan debu. Namun sekarang sudah jarang dipakai karena alat
ini memiliki efisiensi pengumpulnya yang rendah untuk partikulat yang sangat halus.
Page | 12
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
1. Partikulat adalah bentuk dari padatan atau cairan dengan ukuran molekul tunggal yang
lebih besar dari 0,002 m tetap lebihkecil dari 500 m yang tersuspensi di
atmosfer dalam keadaan normal dan dapat berada bersama-sama bahan atau bentuk
pencermaran lain. Macam-macam partikulat:Aerosol, Kabut (Fog), Asap (Smoke),
Debu (Dust), Fume, Smoge.
2. Gravity Settler merupakan alat sederhana pada peralatan gas-cleaning di industri, tapi
kegunaannya terbatas hanya cocok untuk debu kasar atau partikel yang lebih besar dari
50 m (penangkap debu awal untuk menangkap partikel dengan ukuran besar).
3. Prinsip penyisihan partikulat dalam Gravity Settler adalah gas yang
mengandung partikulat dialirkan melalui suatu ruang (chamber) dengan kecepatan
rendah sehingga memberikan waktu yang cukup bagi partikulat untuk mengendap
secara gravitasi ke bagian pengumpul debu (dust collecting hoppers).
Page | 13