Disusun Oleh :
Devina (T0218003)
Puji syukur kepada Allah Subhanahu wa ta’ala atas karunia, hidayah dan
nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporaan mengenai “Perencanaan
Bangunan Penyediaan Air Minum Di Desa Sungai Raya Kecamatan Sungai Raya
Kepulauan, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat”. Penulisan laporan ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas besar yang diberikan oleh dosen
pengampu mata kuliah Perencanaan Bangunan Penyediaan Air Minum (PBPAM)
yaitu Ibu Ricka Aprillia, M.T. Laporan ini ditulis dari hasil analisis penyusun
yang bersumber dari internet, artikel dan juga jurnal sebagai referensi, tak lupa
penyusun ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah PBPAM atas
bimbingan dan arahan dalam penulisan laporan ini. Juga kepada rekan mahasiswa
yang telah membantu sehingga dapat terselesaikannya laporan ini.
Penyusun berharap, dengan membaca laporan ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua, semoga hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai materi
ini. Laporan ini masih jauh dari sempurna, maka penyusun mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik. Demikan
laporan ini, semoga dapat bermanfaat bagi penyusun dan yang membacanya,
sehingga menambah wawasan dan pengetahuan tentang materi ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan perencanaan bangunan pengolahan air minum ini dilakukan di
Kecamatan Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang. Kecamatan ini
terletak di Provinsi Kalimantan Barat.
Agar kebutuhan air di daerah Kecamatan Sungai Raya Kepulauan tersebut dapat
terpenuhi maka perlu dilakukannya perencanaan dan perancangan bangunan dari
pengolahan air minum tersebut agar dapat memnuhi suplai kebutuhan air di desa
tersebut. Untuk itu pelu kajian dan analisis yang lebih mendalam terkait
bagaimana kualitas air baku, proses pengolahan yang akan digunakan serta
bagaimana detail desain dari bangunan-bangunan pengolahan air bersih yang tepat
untuk pengolahan air baku.
Sedangkan dalam rancangan ini air baku yang diguanakan berasal dari air
sungai yang memiliki lebar sekitar 35 meter dan debit 50 L/detik , muka air
rendah 1 meter dan muka air tinggi/banjir sekitar 2 meter. Debit yang tersedia
pada sungai Raya pada kondisi normal adalah 50 L/detik x 3600 detik/jam
atau sekitar 4.320.000L/hari. Dan diperkiraan total kebutuhan air perhari
sekitar 3.755.803 L/hari pada tahun 2040.
Air baku yang berkualitas harus memenuhi syarat – syarat yang mencakup sifat –
sifat fisika dan kimia air. Syarat ini harus sesuai dengan standar yang telah
dikeluarkan oleh Depatemen Kesehatan sesuai dengan SK Menkes RI No.
907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawas Kualitas Air
Minum.
Tabel 2.1 Data Kualitas Air Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.907/Menkes/SK/VII/2002
b. Polusi
Air sungai di desa Sungai Raya tak jarang biasanya di temui sampah rumah
tangga atau sampah plastik. Masih ada beberapa oknum masyarakat yang
membuang sampah di sepanjang aliran sungai. Hal itu mengharuskan
perencana untuk membuat jaring filtrasi agar sampah juga tidak ikut masuk
memenuhi bangunan intake.
Selain sampah, oli bekas kapal motor nelayan juga biasanya mencemari sungai.
Kebocoran oli dari kapal motor yang bersandar di tepian dermaga sungai membuat
kualitas air sungai semakin menurun dan terkadang menimbulkan bau yang tidak
sedap.
1. Intake
Merupakan bangunan pengambilan air baku. Adapun hal-hal yang perlu
diperhatikan yaitu :
- Debit intake jauh lebih kecil dari debit sumber air baku
- Tinggi air minimum, maksimum dan rata-rata sumber air baku
- Kecepatan aliran pada air permukaan/sungai
- Jangan sampai terbawa oleh lumpur yang ada pada sungai
2. Pra-sedimentasi
Unit ini berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel tersuspensi dengan
berat jenis yang lebih besar dari berat jenis air. Pengendapan dilakukan
dengan jalan penyimpanan air dalam jangka waktu tertentu. Penggunaan unit
ini tergantung dari karakteristik air bakunya. Proses yang terjadi pada
pengolahan ini adalah penghilangan padatan tersuspensi secara gravitasi pada
sebuah rak. Efisiensi proses bergantung pada ukuran partikel padatan
tersuspensi yang akan dihilangkan dan tingkat pengendapannya masing-
masing (Schulz dan Okun, 1984: 31).
3. Koagulasi – Flokulasi
Koagulasi adalah penambahan koagulan yang disertai dengan pengadukan
cepat sehingga menghasilkan partikel tersuspensi yang halus, sedangkan
flokulasi adalah pengadukan secara lambat untuk mengumpulkan dan
mengendapkan partikel-partikel atau flok-flok yang terbentuk. Koagulasi dan
flokulasi ini terjadi adanya destabilisasi dan tumbukan antar partkel bebas
(Reynold, 1982: 15).
Pada prinsipnya ada dua aspek yang penting didalam proses koagulasi dan
flokulasi yaitu :
- Pembubuhan bahan kimia koagulan
- Pengadukan bahan kimia tersebut dengan air baku.
Aplikasi dari koagulasi dan flokulasi ini dilakukan dalam dua rector yang
berbeda yaitu koagulator dan flokulator (Darmasetiawan, 2001: 18). Menurut
Darmasetiawan (2001: 19), ada tiga faktor yang menentukan keberhasilan
suatu proses koagulan :
- Jenis bahan kimia koagulan
- Dosis pembubuhan bahan kimia
- Pengadukan dari bahan kimia
4. Sedimentasi
Sedimentasi atau pengendapan adalah pemisahan partikel yang ada di dalam
air secara gravitasi. Keberadaan partikel di dalam air di ukur dengan melihat
kekeruhan atau dengan mengukur secara langsung berat zat padat yang
terlarut (Darmasetiawan, 2001:64).
Menurut Reynold (1982:69), Sedimentasi merupakan pengendapan cairan
terurai dengan menggunakan atau memanfaatkan gaya gravitasi, untuk
memindahkan zat padat yang tertahan. Hal ini digunakan dalam pengolahan
air. Pengendapan partikel sedimentasi terbagi menjadi :
- Pengendapan dengan kecepatan konstan (discrete settling)
- Pengendapan dengan kecepatan berubah (flocculan settling)
Pemilihan sedimentasi tergantung dari tipe dan ukuran flok yang dihasilkan
dari proses flokulasi. Jenis sedimentasi yang sering digunakan adalah :
- Plain sedimentasi
- Upflow sludge blanket clarifier
- Inclineed plat/tube sedimentasi
- Upflow sludge resirculasi sedimentasi
5. Filtrasi
Menurut Reynolds (1982 : 131), filtrasi adalah pemisahan antara cairan dan
padatan dengan menggunakan medium berpori dan material berpori untuk
memisahkan sebanyak mungkin partikel halus tersuspensi yang ada dari
cairan. Filtrasi ini bertujuan untuk menyaring air yang sudah melewati proses
koagulasi, flokulasi dan sedimentasi agar dihasilkan air minum yang bermutu
tinggi.
6. Desinfeksi
Desinfeksi diar bertujuan untuk membunuh bakteri, protozoa, dan virus serta
ukuran partikel disinfeksi yang dikehendaki adalah berukuran kecil dan yang
tidak bersifat racun terhadap manusia (Al-Layla, 1978:219).
Menurut Reynold (1982:527), klorinasi adalah desinfektan yang paling
banyak digunakan karena cara tersebut murah dan efektif untuk digunakan
pad akonsentrasi rendah. Klorinasi ini dapat diaplikasikan baik dalam bentuk
gas maupun hipoklorit, namun bentuk yang paling umum digunakan adalah
gas.
Alternatif Pengolahan :
- Koagulasi dan Sedimentasi
- Saringan Pasir Cepat
- Super Klorinasi
Alternatif Pengolahan :
- Screening
- Prasedimentasi
- Saringan Pasir Lambat
Alternatif Pengolahan :
- Prasedimentasi
- Saringan Pasir Lambat
- Karbon Aktif
BAB IV
RANCANGAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR
BAB V
RANCANGAN BANGUNAN PENUNJANG
3.6 Bangunan Penunjang
Dalam membantu pengoptimalan dan efektivitas dari instalansi pengolahan air
minum dibutuhkan beberapa bangunan penunjang seperti ;
a. Ruang Kontrol
Ruangan ini dibuat sebagai ruang pemantauan atau pengendalian dari sistem
kerja pada unit operasi sehingga apabila terjadi kerusakan pada alat
operasional dapat langsung diketahui dan diperbaiki. Selain itu juga
pemantauan ini dapat sekaligus sebagai sarana pemeliharaan alat alat yang ada
pada unit operasi tersebut.
b. Ruang Laboratorium
Berfungsi untuk memantau dan memeriksa hasil dari pengolahan air terutama
pada unit proses. Agar kualitas air yang dihasilkan dapat terjaga hingga sampai
ke rumah masyarakat.
d. Ruang Pompa
Berfungsi sebagai ruangan tempat meletakkan pompa yang digunakan untuk
memompa air dari intake dan reservoir ke jaringan distribusi.
g. Klinik Kesehatan
Sebagai sarana dalam memenuhi kesehatan dan keselamatan kerja karyawan
yang bekerja di tempat tersebut
h. Musholla
Tempat ibadah karyawan di sekitar lokasi instalansi agar tidak terlalu jauh
menuju masjid untuk beribadah.
BAB VI
PERKIRAAN ANGGARAN BIAYA PELAKSANAAN PEKERJAAN
BAB VII
SPESIFIKASI TEKNIK PELAKSANAAN PEKERJAAN
BAB VIII
PETA DAN GAMBAR RANCANGAN
BAB IX
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA