Anda di halaman 1dari 22

PERENCANAAN BANGUNAN

PENGOLAHAN AIR LIMBAH


SETEMPAT
“ MILO-GAS : OPTIMALISASI LIMBAH
PADATAN DARI INSTALASI PENGOLAHAN AIR
LIMBAH KAMPUNG CODE MENJADI BIOGAS “

KELOMPOK 4
MUHAMAD RAIS ( E1F1 18 007 )
SAVILDA ( E1F1 18 008 )
ANISA ( E1F1 18 010 )
SRI ASMINI KRISIN HARTOM ( E1F1 18 013 )
HARI MUHARSYAD ( E1F1 18 044 )
ANGGUN DITA PRAMESTI ( E1F1 18 055 )
SRI MULYANI PUTRI SAHAR ( E1F1 18 059 )
Latar Belakang
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu provinsi yang
terpadat di Indonesia dengan laju pertumbuhan jumlah penduduk mencapai
1,19% tiap tahunnya (BPS, 2017).

Salah satu masalah pokok yang saat ini masih belum optimal
adalah masalah sanitasi lingkungan.

Rendahnya akses Water Closer (WC) di daerah pedesaan.

Munculnya masalah pada biogas sehingga membuat warga


Kampung Code tidak lagi memanfaatkan biogas tersebut.

Dalam penelitian ini menawarkan berbagai solusi agar biogas ini


dimanfaatkan kembali
Tujuan

● Mengetahui prinsip kerja IPAL


Gondolayu serta integrasinya
dengan biogas di wilayah
Gondolayu.

● Mengidentifikasi problematika
penggunaan biogas serta
menawarkan solusi sebagai wujud
optimalisasi penerapan biogas di
wilayah Gondolayu.
METODE PENELITIAN

Kuisioner

Jenis Penelitian

Kualitatif Metode
Dokumentasi yang Wawancara
Kuantitatif digunakan

Observasi
Pengertian Sanitasi

Sanitasi merupakan status


kesehatan suatu lingkungan yang
mencakup perumahan,
pembuangan kotoran, penyediaan
air bersih dan sebagainya.
Masalah sanitasi merupakan isu
yang krusial dan menarik
perhatian banyak pihak saat ini.

Menurut data Yale Center for


Environment Law & Policy
(YCELP) yang merilis
Environmental Performance Index
(EPI) pada tahun 2014
menempatkan Indonesia pada
peringkat 128 dari 178 negara di
dunia dalam akses sanitasi.
Air Limbah Dosmetik itu apa ?

● Air Limbah domestik (rumah tangga)


merupakan limbah cair hasil buangan
dari perumahan (rumah tangga),
bangunan perdagangan, perkantoran
dan sarana sejenis.

● Air limbah yang bersumber dari rumah


tangga, menurut Notoatmodjo (2003)
dalam Angreni 2009, yaitu buangan
yang berasal dari pemukiman
penduduk. Pada umumnya air limbah
terdiri dari excreta (tinja dan air seni),
air bekas cucian dapur dan kamar
mandi dan umumnya terdiri dari
bahan-bahan organik.
Lokasi Studi Kasus

Kampung Gondolayu Lor RW 11, Kelurahan


Cokrodiningratan, Kecamatan Jetis (Kampung
Code) adalah salah satu dari pemukiman padat
dan miskin yang ada di Kota Yogyakarta yang
menjadi program SANIMAS tahun 2007.
Program ini menghasilkan Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL) Komunal, yang bertujuan
untuk mengolah limbah domestik agar
memenuhi baku mutu lingkungan sebelum
dibuang ke lingkungan.
Letak Lokasi Kampung Code dalam Peta

a) Kelurahan b) Lokasi Sanimas c) Rumah Warga


Cokrodingratan Kampung Code RT 56 dan RT
57
Prinsip Kerja IPAL Komunal Kampung Code
Di rumah-rumah warga, terdapat dua saluran perpipaan yang terpasang, yaitu saluran pipa
KM/WC dan saluran pipa dapur. Untuk saluran pipa WC, limbah yang masuk langsung
dialirkan ke dalam digester. Digester berada dalam bawah tanah untuk menjaga stabilitas
suhu sehingga proses konversi menjadi biogas secara biologis dapat terjadi. Untuk saluran
pipa dapur, limbah yang masuk dialirkan menuju grease trap, dimana diharapkan padatan
dapat terendapkan. Kemudian, limbah disalurkan menuju unit settler one chamber, dimana
limbah sisa padatan dari digester juga dialirkan menuju unit itu. Di dalam settler one
chamber terjadi pengendapan lanjutan limbah.

Setelah proses pengendapan berlangsung, limbah disalurkan menuju 4


buah unit Anaerobic Baffle Reactor (ABR) secara berurutan, dimana
padatan diubah menjadi fasa cairan. Padatan yang berhasil terbentuk
menjadi fasa cairan dialirkan menuju 3 buah unit Anaerobic Filter
Reactor (AFR) secara berurutan, dimana padatan tersuspensi (suspended
solid) yang masih terbawa akan menempel (attached) oleh batuan di
dalam AFR.

Limbah/effluent yang telah dihilangkan padatannya lalu dialirkan


menuju Instalasi Pengolahan Udara Limbah (IPUL) untuk
dihilangkan bau tak sedap dengan menggunakan media pasir. Setelah
dilewatkan IPUL, effluent dapat dibuang ke sungai.
Limbah dengan Anaerobic Baffle Reactor

Limbah dengan Anaerobic Filter Reactor


Diagram Blok Aliran IPAL Komunal Kampung Code
Rencana Permipaan antara Rumah Warga dan IPAL
Komunal Kampung Code
Potongan Tampak Atas IPAL Komunal dan Digester
untuk Biogas

• Bak Inlet : Bak pemisah minyak atau


skimmer
• Biogas Digester : Sistem untuk
mempercepat pembusukan bahan orgnaik
• Settler : Sebagai bak sedimentasi, untuk
mengendapkan kotoran
• Baffled Reactor : Sebagai tempat filtrasi
menggunakan bakteri
• Bak Perata : Sebagai bak sedimentasi
setelah melalui proses filtrasi
• Bak Outlet : Sebagai tempat keluarnya
air limbah yang sudah melalui beberapa
tahap
Potongan Tampak Samping IPAL Komunal dan
Digester untuk Biogas
Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas
BIOGAS
anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk
di antaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik
(rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah
organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. Biogas
yang dihasilkan dari kotoran manusia dapat dimanfaatkan
sebagai sumber energi
Munculnya Masalah dari Pemanfaatan Biogas

• Adanya kerusakan pada kompor yang digunakan karena kompor


1 mengalami korosi, sehigga lubang pengeluaran gas menjadi kecil.

• Pemanfaatan biogas juga diperparah dengan dengan bau gas yang


2 tidak sedap yang menyengat

• Warga yang masih merasa jijik karena harus memasak dengan


3 menggunakan hasil pengolahan kotoran sendiri.
Analisis Masalah Pemanfaatan Biogas pada IPAL
Komunal Kampung CODE beserta Solusi

Mudah Rusaknya Alat Masak

Analisis :
Dari hasil pengumpulan data melalui berbagai
jurnal serta diskusi, diperoleh bahwa
munculnya karat dan banyak gumpalan di
lubang aliran biogas pada kompor disebabkan
karena adanya salah satu komposisi yang
terkandung pada biogas yang keluar dari
digester yang dapat membuat karat dan
gumpalan, yaitu uap air (H2O).
Dilihat dari reaksi pembentukan biogas, produk
yang dihasilkan selain dari gas metana juga
menghasilkan uap air. Walaupun kandungan
dari uap air dalam produk kecil, namun uap air
ini dapat mengoksidasi bahan logam yang
berada di kompor biogas tersebut dan tercipta
karat dan gumpalan.
Solusi

1) Diharuskan dengan rutin untuk membersihkan


komponen kompor dari uap air yang menempel
dengan cara menyikat ataupun mengelap.
2) Dengan penggunaan pipa U-Trap dengan harapan
agar uap air dapat terkondensasi dan terjebak di
bagian bawah pipa U-Trap ini. Akan tetapi,
penggunaan U-Trap yang berlangsung lama dapat
menyebabkan uap air yang terkondensasi,
terakumulasi di bagian bawah pipa U-Trap.
Sehingga, untuk mengatasi ini, dibuat lubang
dengan kran untuk mengeluarkan air dari pipa U-
Trap.
3) Solusi yang paling feasible untuk menghilangkan
uap air yang terkandung dalam biogas adalah uap
air diadsoprsi dengan sebuah adsorben khusus
untuk menjerap uap air. Salah satu adsorben yang
tepat untuk menjerap uap air adalah dengan
menggunakan zeolit. Zeolit ini ditempatkan
didalam aliran pipa biogas dan digeseter menuju
kompor warga
Bau Tak Sedap

Analisis Solusi
Bau yang menyengat dan tak sedap Untuk saat ini, adsorben yang
ini muncul dari tiga tempat dipakai adalah dengan
Berbeda : menggunakan media pasir yang
1) Pertama, bau tak sedap muncul digunakan di dalam IPUL. Akan
dari aliran dari kompor biogas. tetapi, ternyata pasir tidak dapat
2) Kedua, bau tak sedap muncul menghilangkan bau tak sedap secara
dari gas release di settler. efisien.
3) Ketiga, bau tak sedap muncul Maka dari itu, salah satu adsroben
dari aliran outlet dari Anaerobic yang direkomendasikan adalah
Filter Reactor (AFR) yang arang. Arang mampu untuk
langsung diarahkan ke Sungai menjerap bau-bau tak sedap, dan
Code. dengan dipakaianya arang, gas
release sudah tidak berbau
menyengat dan tak sedap lagi. Lalu,
untuk menghilangkan bau sekaligus
uap air untuk aliran biogas, dapat
digunakan adsorben zeolit.
Endapan Sisa di IPAL Komunal

Analisis Solusi
Endapan sisa dari pengolahan IPAL Ada 3 pertimbangan mengenai solusi
Komunal yang tidak dapat dari endapan sisa ini :
dihancurkan dengan ABR 1) Endapan sisa IPAL dibawa ke
dikarenakan endapan sisa yang dalam suatu parit, lalu disiram
terendapkan di settler dominan dengan air bertekanan tinggi agar
adalah sampah anorganik yang padatan dapat hancur menjadi air.
berasal dari warga seperti gelas, Lalu, air tersebut dialirkan ke
botol sampo, hingga pakaian anak. Sungai Code.
Dikarenakan endapan sisa tidak 2) Endapan sisa IPAL diremediasi
dapat dihancurkan dengan ABR, atau ditimbun menggunakan
maka endapan sisa di settler tanah.
dikeluarkan setiap beberapa tahun 3) Endapan sisa IPAL dibawa
sekali. Volume yang tertampung menuju Tempat Pembuangan
dapat mencapai 21 m3 atau 21.000 Akhir (TPA).
liter endapan sisa.
Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh adalah:


1) Sebanyak 92,78% warga Kampung Code masih memilih tabung LPG
sebagai sumber energi untuk memasak daripada Biogas.
2) Ketertarikan warga dalam penggunaan biogas dapat ditingkatkan dengan
penggunaan zeolit sebagai adsorben untuk menghindari korosi kompor, dan
penggunaan arang atau zeolit sebagai penjerap bau.
3) Dibutuhkan zeolit sebesar 60 kg untuk dapat optimal menjerap bau tak
sedap selama 3 tahun penggunaan dan total biaya sebesar Rp1.379.360,00
untuk biaya instalasinya.
4) Dengan mempertimbangkan kondisi yang ada di Kampung Code, endapan
sisa IPAL dibawa menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) adalah solusi
yang paling feasible untuk mengatasi permasalahan endapan sisa IPAL
yang sulit untuk dihancurkan.

Anda mungkin juga menyukai