FR. SKEMA-02
1. Latar Belakang
Untuk melindungi wilayah Indonesia dari rusaknya lingkungan akibat diterapkannya MEA berupa
investasi dan permodalan industri, bangsa Indonesia perlu melakukan upaya pengelolaan
lingkungan. Adapun upaya pengelolaan lingkungan tersebut salah satunya adalah melalui pengelolaan limbah
industri dan penyiapan tenaga terampil yang diakui secara regional untuk mengelola limbah industri tersebut.
Upaya perlindungan lingkungan dilakukan berdasarkan baku mutu lingkungan, baik berupa kriteria kualitas
lingkungan (ambien) maupun kualitas buangan atau limbah (effluent). Baku mutu lingkungan hidup adalah
ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur
pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup.
Baku mutu sebagai tolok ukur untuk menetapkan apakah lingkungan telah rusak atau apakah suatu kegiatan
telah merusak lingkungan perlu dilaksanakan dan diacu dalam kegiatan pembangunan nasional. Baku mutu
lingkungan dapat berbeda untuk setiap wilayah atau waktu yang berbeda mengingat adanya perbedaan kondisi
lingkungan, tata ruang dan teknologi. Oleh karena itu, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Unesa membuat
SKEMA PENGOLAHAN AIR LIMBAH, sebagai bagian dari pengelolaan limbah industri secara keseluruhan
dimana salah satu uji kompetensi yang dilakukan adalah kluster berbasis SKKNI pada bidang pengelolaan
limbah. Skema ini dibuat dengan dasar banyaknya perusahaan yang membutuhkan profesi ini dan kebutuhan
masyarakat akan jasa pengelolaan limbah industri. Peserta uji kompetensi adalah mahasiswa Unesa yang telah
menempuh semua matakuliah kecuali Skripsi ataupun Tugas Akhir, yang berminat memiliki sertifikat
kompetensi .
Ruang lingkup bidang keahlian pengelolaan limbah cair meliputi: (1) Mengidentifikasi Sumber
Pencemaran Air Limbah (2) Menentukan Karakteristik Sumber Pencemaran Air Limbah (3) Menilai
Tingkat Pencemaran Air Limbah (SK); (4) Menganalisis Air Limbah (5) Melakukan Supervisi Analisis
Air Limbah (6) Menentukan Peralatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) (7) Mengoperasikan
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) (8) Melaksanakan Daur Ulang Olahan Air Limbah (9)
Melakukan Perawatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) (10) Menyusun Rencana
Pemantauan Kualitas Air Limbah (11) Melaksanakan Pemantauan Kualitas Air Limbah (12)
Mengidentifikasi Bahaya Dalam Pengolahan Air Limbah (13) Melakukan Tindakan
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Bahaya Dalam Pengolahan Air Limbah
2.2. Sebagai acuan pelaksanaan uji kompetensi di LSP Unesa.
3. Tujuan Skema
3.1. Memastikan dan memelihara Kompetensi Kerja Jabatan pengolahan air limbah.
2
SKEMA SERTIFIKASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH 2018
3.2. Sebagai acuan oleh LSP Unesa dan asesor kompetensi dalam pelaksanaan sertifikasi pengolahan air
limbah
4. Acuan Normatif
4.2. Undang Undang Republik Indonesia No. 12 tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi Pasal 44 tentang
Sertfikasi Kompetensi.
4.3 Peraturan Presiden No. 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
4.4. Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
4.5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81 Tahun 2014 tentang Ijazah, Sertifikat
Kompetensi dan Sertifikat Profesi Pendidikan Tinggi.
4.6. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi.
4.7. SKKNI Nomor 187 tahun 2016 tentang penetapan standar kompetensi kerja nasional Indonesia
kategori pengadaan air, pengelolaan sampah dan daur ulang, pembuangan dan
pembersihan limbah dan sampah golongan pokok pengelolaan limbah bidang pengelolaan
limbah industri..
4.8. Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor 1/BNSP/III/2014 tentang Pedoman
Pengembangan dan Pemeliharaan Skema Sertifikasi.
4.9. Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor 4/BNSP/VII/2014 tentang Pedoman
Pengembangan dan Pemeliharaan Skema Sertifikasi.
4.10.Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor 210 Rev. 2017 tentang Pedoman Pengembangan
dan Pemeliharaan Skema Sertifikasi.
5. Kemasan/Paket Kompetensi
5.1. Jenis Kemasan: Kluster
5.2. Nama Skema: pengelolaan limbah cair industri
5.3 Rincian Unit kompetensi atau uraian tugas.
No Kode Unit Judul Unit
1 E.370000.001.01 Mengidentifikasi Sumber Pencemaran Air Limbah
2 E.370000.002.01 Menentukan Karakteristik Sumber Pencemaran
Air Limbah
3 E.370000.003.01 Menilai Tingkat Pencemaran Air Limbah
3
SKEMA SERTIFIKASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH 2018
Pemohon uji kompetensi adalah mahasiswa Unesa yang telah menempuh semua matakuliah kecuali
Skripsi ataupun Tugas Akhir dibuktikan dengan transkrip nilai yang dilegalisir.
7.1.3. Mendapatkan informasi yang menandai bahwa proses pendaftaran, uji kompetensi, dan
kelulusan telah terlaksana dengan mendapatkan surat konfirmasi mengikuti uji kompetensi
pengelolaan limbah cair industry format asesmen mandiri, serta tanda kelulusan uji
kompetensi;
7.1.4. Peserta yang dinyatakan kompeten akan diberikan sertifikat kompetensi dalam bidang
Pengolahan air limbah
7.2.4. Pemohon wajib mengikuti ketetapan-ketetapan yang dikeluarkan oleh LSP Unesa.
7.2.5. Pemohon wajib membawa alat, bahan, dan kelengkapan uji kompetensi.
8.1. Standar biaya uji kompetensi mencakupi biaya asesmen, survailen dan administrasi.
8.3 Biaya uji kompetensi tiap peserta untuk siswa maupun guru dibebankan kepada individu masing
masing atau sponsor yang menyetujui
8.4. Biaya dapat berasal dari sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan dan perundangan
yang berlaku dan tidak mengikat.
9. Proses Sertifikasi
9.1.1. Pemohon memahami proses sertifikasi untuk skema ini yang mencakup persyaratan dan
ruang lingkup sertifikasi, penjelasan proses penilaian, hak pemohon, biaya sertifikasi dan
kewajiban pemegang sertifikat.
5
SKEMA SERTIFIKASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH 2018
9.1.2. Pemohon mengisi formulir Permohonan Sertifikasi (APL 01) dan formulir Asesmen Mandiri
(APL 02) dan dilengkapi dengan bukti-bukti pendukung.
9.1.3. Pemohon telah memenuhi persyaratan dasar sertifikasi yang telah ditetapkan.
9.1.4. Pemohon menyatakan setuju untuk memenuhi persyaratan sertifikasi dan memberikan setiap
informasi yang diperlukan untuk penilaian.
9.1.5. LSP Unesa/ TUK yang ditugaskan akan melakukan verifikasi dan validasi berkas setiap
permohonan peserta. Setiap pemohon yang telah memenuhi persyaratan, akan ditetapkan
dalam surat ketetapan peserta uji kompetensi melalui pengumuman resmi.
9.2.1. Asesmen direncanakan dan disusun dengan cara yang menjamin bahwa verifikasi
persyaratan skema sertifikasi Pengolahan air limbah telah dilakukan secara obyektif dan
sistematis dengan bukti terdokumentasi serta terselusur untuk memastikan kompetensi.
9.2.2. LSP Unesa/ TUK yang ditugaskan akan melakukan verifikasi dan validasi berkas setiap
permohonan peserta. Setiap pemohon yang telah memenuhi persyaratan, akan ditetapkan
dalam surat ketetapan peserta uji kompetensi melalui pengumuman resmi.
9.2.3. Tolak ukur (benchmark) yang relevan untuk Metoda Asesmen dan Alat Asesmen
(assessment tools) atau perangkat assesment yang dipilih diinterpretasikan untuk
mengkonfirmasikan bukti yang akan dikumpulkan dan bagaimana bukti tersebut akan
dikumpulkan.
9.2.4. Rincian mengenai rencana asesmen dan proses asesmen dijelaskan, dibahas dan
diklarifikasi dengan Peserta sertifikasi.
9.2.5. Menugaskan asesor kompetensi, yang kemudian akan melaksanakan asesmen kepada
peserta sesuai lingkup kompetensi yang diminta, keputusan asesmen akan
direkomendasikan oleh Asesor kepada LSP Unesa.
9.2.6. Prinsip-prinsip asesmen dan aturan-aturan bukti diterapkan sesuai dengan persyaratan dasar
peserta untuk mengumpulkan bukti yang berkualitas.
9.2.7. Bukti yang dikumpulkan pada asesmen mandiri (APL 02) diperiksa dan dievaluasi untuk
memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk
memperlihatkan kompetensi telah memenuhi aturan bukti (VATM).
9.2.8. Hasil proses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan
Kompeten dan yang belum memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan untuk
mengikuti proses lanjut ke proses uji kompetensi.
6
SKEMA SERTIFIKASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH 2018
9.3.1. Uji kompetensi dirancang untuk menilai kompetensi secara Praktik, Tertulis, Lisan yang
handal dan obyektif, serta berdasarkan dan konsisten dengan skema sertifikasi;
9.3.2. Peralatan teknis yang digunakan dalam proses pengujian Pengolahan air limbah
diverifikasi secara tepat;
9.3.3. Prinsip-prinsip asesmen dan aturan-aturan bukti diterapkan sesuai dengan persyaratan dasar
peserta untuk mengumpulkan bukti yang berkualitas;
9.3.4. Bukti yang dikumpulkan melalui uji praktik, uji tulis, uji lisan diperiksa dan dievaluasi untuk
memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk
memperlihatkan kompetensi telah memenuhi aturan bukti (VATM);
9.3.5. Hasil proeses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan
“Kompeten” dan yang belum memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan “Belum
Kompeten”.
9.4.1. LSP Unesa menjamin bahwa informasi yang dikumpulkan selama proses sertifikasi
mencukupi untuk:
9.4.2. Keputusan sertifikasi terhadap peserta hanya dilakukan oleh LSP Unesa berdasarkan
rekomendasi dan informasi yang dikumpulkan oleh asesor kompetensi melalui proses
sertifikasi (Proses Asesmen dan Proses Uji Kompetensi).
9.4.3. Personil yang membuat keputusan sertifikasi tidak ikut serta dalam pelaksanaan asesmen
dan uji kompetensi.
9.4.5. LSP Unesa menerbitkan sertifikat kompetensi kepada Peserta yang diputuskan dalam Rapat
Teknis LSP Unesa Kompeten dalam bentuk surat yang ditandatangani dan disahkan oleh
personil yang ditunjuk LSP Unesa.
9.4.6. Sertifikat yang dikeluarkan oleh LSP Unesa berlaku selama 3 (tiga) tahun sejak tanggal
sertifikat dikeluarkan.
7
SKEMA SERTIFIKASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH 2018
dengan tingkat kesalahan yang dapat ditoleransi seperti yang tertulis dalam surat perjanjian
pemegang sertifikat.
9.5.2. Selama pembekuan, yang lamanya disesuaikan dengan tingkat kesalahan, maka sertifikat
tidak dapat digunakan. Sertifikat dapat digunakan setelah mendapat persetujuan dari LSP
Unesa sebagai lembaga yang mengeluarkan sertifikat.
Untuk memastikan dan memelihara kompetensi para pemegang sertifikat, maka minimal setahun satu
kali dilakukan survailen terhadap pemegang sertifikat secara acak.
9.6.1. Survailen dilakukan dengan menggunakan metode evaluasi yang meliputi (1) rekaman
kegiatan pengukuran (log book), (2) evaluasi pemegang sertifikat, (3) studi pelacakan (tracer
study) terhadap pengguna/ stakeholders.
9.6.2. Survailen dilaksanakan sesuai jadwal yang ditetapkan LSP Unesa setiap tahunnya.
9.6.3. Kelalaian dan atau kegagalan (malpraktik) berdasarkan hasil survailen dalam melakukan
kompetensinya akan mengakibatkan dicabutnya sertifikat kompetensi.
9.6.4. Survailen dapat dilakukan diluar jadwal semestinya, manakala ada keluhan pihak ke-3 atau
adanya kasus sangkaan malpraktik.
9.7.1. LSP Unesa menetapkan persyaratan sertifikasi ulang sama dengan persyaratan awal untuk
menjamin bahwa kompetensi yang disertifikasi selalu memenuhi sertifikasi yang mutakhir.
9.7.2. Pemohonan perpanjangan sertifikat dilaksanakan 2 (dua) bulan sebelum masa kadaluarsa
sertifikat dengan memperhatikan hasil survailen.
9.7.3. Perpanjangan sertifikat berlaku hanya bagi pemegang sertifikat kompetensi yang diterbitkan
oleh LSP Unesa yang tidak kehilangan haknya karena kasus kriminal dan atau malpraktik
yang telah memiliki kekuatan hukum tetap.
9.7.4. Permohonan, persyaratan dan uji kompetensi untuk perpanjangan sertifikat mengacu kepada
permohonan serta persyaratan uji kompetensi.
9.7.5.2. Portofolio;
8
SKEMA SERTIFIKASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH 2018
Calon pemohon yang mengajukan diri untuk uji kompetensi harus menandatangani persetujuan untuk:
9.8.2. Menyatakan bahwa sertifikasi yang dilakukan hanya berlaku untuk ruang lingkup sertifikasi
yang diajukan oleh pemohon dan diberikan oleh LSP Unesa;
9.8.3. Tidak menyalahgunakan sertifikat yang telah didapat, dan dapat merugikan LSP Unesa /
TUK. Tidak memberikan persyaratan berkaitan dengan sertifikasi yang menurut LSP Unesa
dianggap dapat menyesatkan atau tidak sah;
9.8.4. Apabila sertifikat yang telah diterima terdapat penyalahgunaan, maka LSP Unesa berhak
membekukan atau mencabut sertifikat tersebut, dan pengguna wajib mengembalikan
sertifikat tersebut kepada LSP Unesa sebagai LSP penerbit sertifikat;
9.8.5. Sertifikat yang telah diterima pemohon tidak digunakan untuk hal-hal yang melanggar aturan
(penyalahgunaan sertifikat).
9.9. Banding
9.9.1. Peserta uji kompetensi dapat melakukan banding setelah keputusan kompeten/ belum
kompeten uji kompetensi dilakukan tim asesor.
9.9.2. Pengajuan banding kepada LSP Unesa akan diproses melalui investigasi serta pengkajian
oleh tim skema dan atau tim sertifikasi LSP Unesa untuk selanjutnya dilakukan verifikasi
pengajuan banding pemohon.
9.9.3. LSP Unesa akan segera melakukan konfirmasi kepada pemohon banding pada akhir proses
penanganan banding.
9.9.4. LSP Unesa bertanggungjawab atas semua keputusan di semua tingkat proses penanganan
banding.
9.9.5. Pengajuan, investigasi, dan pengambilan keputusan atas banding tidak akan mengakibatkan
tindakan diskriminatif terhadap pemohon banding.