Anda di halaman 1dari 9

2018

FR. SKEMA-02

PENGOLAHAN AIR LIMBAH


Skema sertifikasi PENGOLAHAN AIR LIMBAH merupakan skema sertifikasi kluster di bidang jasa pengelolaan
limbah, sebagai acuan untuk melaksanakan proses sertifikasi sebagaimana keputusan kementrian Tenaga kerja
Nomor 187 tahun 2016 tentang penetapan standar kompetensi kerja nasional Indonesia kategori
pengadaan air, pengelolaan sampah dan daur ulang, pembuangan dan pembersihan limbah dan
sampah golongan pokok pengelolaan limbah bidang pengelolaan limbah industri.

Ditetapkan tanggal : 31 Mei 2018 Disahkan tanggal : 4 Juni 2018


Oleh : Oleh :

Lusia Rakhmawati, S.T., M.T. Drs. Soeparno, M.T


Ketua Komite Skema Ketua LSP Unesa

Nomor Dokumen : 026/PAL/UN38.3.0/2018


Nomor Salinan :
Status Distribusi :
Terkendali
Tak terkendali
SKEMA SERTIFIKASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH 2018

1. Latar Belakang

Untuk melindungi wilayah Indonesia dari rusaknya lingkungan akibat diterapkannya MEA berupa
investasi dan permodalan industri, bangsa Indonesia perlu melakukan upaya pengelolaan
lingkungan. Adapun upaya pengelolaan lingkungan tersebut salah satunya adalah melalui pengelolaan limbah
industri dan penyiapan tenaga terampil yang diakui secara regional untuk mengelola limbah industri tersebut.
Upaya perlindungan lingkungan dilakukan berdasarkan baku mutu lingkungan, baik berupa kriteria kualitas
lingkungan (ambien) maupun kualitas buangan atau limbah (effluent). Baku mutu lingkungan hidup adalah
ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur
pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup.
Baku mutu sebagai tolok ukur untuk menetapkan apakah lingkungan telah rusak atau apakah suatu kegiatan
telah merusak lingkungan perlu dilaksanakan dan diacu dalam kegiatan pembangunan nasional. Baku mutu
lingkungan dapat berbeda untuk setiap wilayah atau waktu yang berbeda mengingat adanya perbedaan kondisi
lingkungan, tata ruang dan teknologi. Oleh karena itu, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Unesa membuat
SKEMA PENGOLAHAN AIR LIMBAH, sebagai bagian dari pengelolaan limbah industri secara keseluruhan
dimana salah satu uji kompetensi yang dilakukan adalah kluster berbasis SKKNI pada bidang pengelolaan
limbah. Skema ini dibuat dengan dasar banyaknya perusahaan yang membutuhkan profesi ini dan kebutuhan
masyarakat akan jasa pengelolaan limbah industri. Peserta uji kompetensi adalah mahasiswa Unesa yang telah
menempuh semua matakuliah kecuali Skripsi ataupun Tugas Akhir, yang berminat memiliki sertifikat
kompetensi .

2. Ruang Lingkup Skema


2.1. Ruang Lingkup pekerjaan : Pengolahan air limbah

Ruang lingkup bidang keahlian pengelolaan limbah cair meliputi: (1) Mengidentifikasi Sumber
Pencemaran Air Limbah (2) Menentukan Karakteristik Sumber Pencemaran Air Limbah (3) Menilai
Tingkat Pencemaran Air Limbah (SK); (4) Menganalisis Air Limbah (5) Melakukan Supervisi Analisis
Air Limbah (6) Menentukan Peralatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) (7) Mengoperasikan
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) (8) Melaksanakan Daur Ulang Olahan Air Limbah (9)
Melakukan Perawatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) (10) Menyusun Rencana
Pemantauan Kualitas Air Limbah (11) Melaksanakan Pemantauan Kualitas Air Limbah (12)
Mengidentifikasi Bahaya Dalam Pengolahan Air Limbah (13) Melakukan Tindakan
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Bahaya Dalam Pengolahan Air Limbah
2.2. Sebagai acuan pelaksanaan uji kompetensi di LSP Unesa.

3. Tujuan Skema
3.1. Memastikan dan memelihara Kompetensi Kerja Jabatan pengolahan air limbah.

2
SKEMA SERTIFIKASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH 2018

3.2. Sebagai acuan oleh LSP Unesa dan asesor kompetensi dalam pelaksanaan sertifikasi pengolahan air
limbah

4. Acuan Normatif

4.1. Undang-Undang No. 187 tahun 2016 tentang Ketenagakerjaan.

4.2. Undang Undang Republik Indonesia No. 12 tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi Pasal 44 tentang
Sertfikasi Kompetensi.

4.3 Peraturan Presiden No. 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

4.4. Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

4.5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81 Tahun 2014 tentang Ijazah, Sertifikat
Kompetensi dan Sertifikat Profesi Pendidikan Tinggi.

4.6. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi.

4.7. SKKNI Nomor 187 tahun 2016 tentang penetapan standar kompetensi kerja nasional Indonesia
kategori pengadaan air, pengelolaan sampah dan daur ulang, pembuangan dan
pembersihan limbah dan sampah golongan pokok pengelolaan limbah bidang pengelolaan
limbah industri..

4.8. Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor 1/BNSP/III/2014 tentang Pedoman
Pengembangan dan Pemeliharaan Skema Sertifikasi.

4.9. Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor 4/BNSP/VII/2014 tentang Pedoman
Pengembangan dan Pemeliharaan Skema Sertifikasi.

4.10.Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor 210 Rev. 2017 tentang Pedoman Pengembangan
dan Pemeliharaan Skema Sertifikasi.

5. Kemasan/Paket Kompetensi
5.1. Jenis Kemasan: Kluster
5.2. Nama Skema: pengelolaan limbah cair industri
5.3 Rincian Unit kompetensi atau uraian tugas.
No Kode Unit Judul Unit
1 E.370000.001.01 Mengidentifikasi Sumber Pencemaran Air Limbah
2 E.370000.002.01 Menentukan Karakteristik Sumber Pencemaran
Air Limbah
3 E.370000.003.01 Menilai Tingkat Pencemaran Air Limbah

3
SKEMA SERTIFIKASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH 2018

4 E.370000.004.01 Menganalisis Air Limbah


5 E.370000.005.01 Melakukan Supervisi Analisis Air Limbah
6 E.370000.006.01 Menentukan Peralatan Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL)
7 E.370000.007.01 Mengoperasikan Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL)
8 E.370000.008.01 Melaksanakan Daur Ulang Olahan Air Limbah
9 E.370000.009.01 Melakukan Perawatan Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL)
10 E.370000.010.01 Menyusun Rencana Pemantauan Kualitas Air
Limbah
11 E.370000.011.01 Melaksanakan Pemantauan Kualitas Air Limbah
12 E.370000.012.01 Mengidentifikasi Bahaya Dalam Pengolahan Air
Limbah
13 E.370000.013.01 Melakukan Tindakan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
(K3) Terhadap Bahaya Dalam Pengolahan Air Limbah

6. Persyaratan Dasar Pemohon Sertifikasi

Pemohon uji kompetensi adalah mahasiswa Unesa yang telah menempuh semua matakuliah kecuali
Skripsi ataupun Tugas Akhir dibuktikan dengan transkrip nilai yang dilegalisir.

7. Hak Pemohon Sertifikasi dan Kewajiban Pemegang Sertifikat


7.1. Hak pemohon:

Bagi PEMOHON yang telah memenuhi seluruh persyaratan pendaftaran berhak:

7.1.1. Mendapatkan kartu tanda peserta;

7.1.2. Panduan peserta uji kompetensi;

7.1.3. Mendapatkan informasi yang menandai bahwa proses pendaftaran, uji kompetensi, dan
kelulusan telah terlaksana dengan mendapatkan surat konfirmasi mengikuti uji kompetensi
pengelolaan limbah cair industry format asesmen mandiri, serta tanda kelulusan uji
kompetensi;

7.1.4. Peserta yang dinyatakan kompeten akan diberikan sertifikat kompetensi dalam bidang
Pengolahan air limbah

7.2. Kewajiban Pemohon


7.2.1. Mempersiapkan persyaratan dalam bentuk portofolio.
7.2.2. Pemohon wajib mengisi formulir pendaftaran.
7.2.3. Mengikuti kegiatan pembekalan/ refreshing sebelum uji kompetensi.
4
SKEMA SERTIFIKASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH 2018

7.2.4. Pemohon wajib mengikuti ketetapan-ketetapan yang dikeluarkan oleh LSP Unesa.
7.2.5. Pemohon wajib membawa alat, bahan, dan kelengkapan uji kompetensi.

7.3. Kewajiban pemegang Sertifikat (Penggunaan pemegang sertifikat dan Logo)


7.3.1. LSP Unesa mensyaratkan pemegang sertifikat menandatangani persetujuan untuk:
7.3.1.1. memenuhi ketentuan skema sertifikasi Pengolahan air limbah;
7.3.1.2. menyatakan bahwa sertifikat yang dimilikinya hanya berlaku untuk ruang lingkup
sertifikasi bidang Pengolahan air limbah;
7.3.1.3. tidak menyalahgunakan sertifikat yang dapat merugikan pihak terkait dan tidak
memberikan persyaratan yang berkaitan dengan sertifikat yang menurut LSP Unesa
dianggap dapat menyesatkan atau tidak sah;
7.3.1.4. menghentikan penggunaan semua pernyataan yang berhubungan dengan sertifikasi
yang memuat acuan LSP Unesa setelah dibekukan atau dicabut sertifikatnya serta
mengembalikan sertifikat kepada LSP Unesa yang menerbitkannya.
7.3.1.5. tidak menyalahgunakan sertifikat.
7.3.2. Acuan sertifikasi yang tidak sesuai atau penyalahgunaan sertifikat dalam publikasi, katalog,
dan lain-lain harus ditangani oleh LSP Unesa dengan tindakan perbaikan seperti penundaan
atau pencabutan sertifikasi, pengumuman pelanggaran dan jika perlu tindakan hukum
lainnya.

8. Biaya Uji Kompetensi

8.1. Standar biaya uji kompetensi mencakupi biaya asesmen, survailen dan administrasi.

8.2. Biaya uji kompetensi tiap peserta dibebankan pada peserta.

8.3 Biaya uji kompetensi tiap peserta untuk siswa maupun guru dibebankan kepada individu masing
masing atau sponsor yang menyetujui

8.4. Biaya dapat berasal dari sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan dan perundangan
yang berlaku dan tidak mengikat.

9. Proses Sertifikasi

9.1. Persyaratan Pendaftaran

9.1.1. Pemohon memahami proses sertifikasi untuk skema ini yang mencakup persyaratan dan
ruang lingkup sertifikasi, penjelasan proses penilaian, hak pemohon, biaya sertifikasi dan
kewajiban pemegang sertifikat.

5
SKEMA SERTIFIKASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH 2018

9.1.2. Pemohon mengisi formulir Permohonan Sertifikasi (APL 01) dan formulir Asesmen Mandiri
(APL 02) dan dilengkapi dengan bukti-bukti pendukung.
9.1.3. Pemohon telah memenuhi persyaratan dasar sertifikasi yang telah ditetapkan.
9.1.4. Pemohon menyatakan setuju untuk memenuhi persyaratan sertifikasi dan memberikan setiap
informasi yang diperlukan untuk penilaian.
9.1.5. LSP Unesa/ TUK yang ditugaskan akan melakukan verifikasi dan validasi berkas setiap
permohonan peserta. Setiap pemohon yang telah memenuhi persyaratan, akan ditetapkan
dalam surat ketetapan peserta uji kompetensi melalui pengumuman resmi.

9.2. Proses Asesmen

9.2.1. Asesmen direncanakan dan disusun dengan cara yang menjamin bahwa verifikasi
persyaratan skema sertifikasi Pengolahan air limbah telah dilakukan secara obyektif dan
sistematis dengan bukti terdokumentasi serta terselusur untuk memastikan kompetensi.
9.2.2. LSP Unesa/ TUK yang ditugaskan akan melakukan verifikasi dan validasi berkas setiap
permohonan peserta. Setiap pemohon yang telah memenuhi persyaratan, akan ditetapkan
dalam surat ketetapan peserta uji kompetensi melalui pengumuman resmi.
9.2.3. Tolak ukur (benchmark) yang relevan untuk Metoda Asesmen dan Alat Asesmen
(assessment tools) atau perangkat assesment yang dipilih diinterpretasikan untuk
mengkonfirmasikan bukti yang akan dikumpulkan dan bagaimana bukti tersebut akan
dikumpulkan.
9.2.4. Rincian mengenai rencana asesmen dan proses asesmen dijelaskan, dibahas dan
diklarifikasi dengan Peserta sertifikasi.
9.2.5. Menugaskan asesor kompetensi, yang kemudian akan melaksanakan asesmen kepada
peserta sesuai lingkup kompetensi yang diminta, keputusan asesmen akan
direkomendasikan oleh Asesor kepada LSP Unesa.
9.2.6. Prinsip-prinsip asesmen dan aturan-aturan bukti diterapkan sesuai dengan persyaratan dasar
peserta untuk mengumpulkan bukti yang berkualitas.
9.2.7. Bukti yang dikumpulkan pada asesmen mandiri (APL 02) diperiksa dan dievaluasi untuk
memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk
memperlihatkan kompetensi telah memenuhi aturan bukti (VATM).
9.2.8. Hasil proses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan
Kompeten dan yang belum memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan untuk
mengikuti proses lanjut ke proses uji kompetensi.

9.3. Proses Uji Kompetensi

Secara umum proses uji kompetensi mencakup:

6
SKEMA SERTIFIKASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH 2018

9.3.1. Uji kompetensi dirancang untuk menilai kompetensi secara Praktik, Tertulis, Lisan yang
handal dan obyektif, serta berdasarkan dan konsisten dengan skema sertifikasi;

9.3.2. Peralatan teknis yang digunakan dalam proses pengujian Pengolahan air limbah
diverifikasi secara tepat;

9.3.3. Prinsip-prinsip asesmen dan aturan-aturan bukti diterapkan sesuai dengan persyaratan dasar
peserta untuk mengumpulkan bukti yang berkualitas;

9.3.4. Bukti yang dikumpulkan melalui uji praktik, uji tulis, uji lisan diperiksa dan dievaluasi untuk
memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk
memperlihatkan kompetensi telah memenuhi aturan bukti (VATM);

9.3.5. Hasil proeses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan
“Kompeten” dan yang belum memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan “Belum
Kompeten”.

9.4. Keputusan Sertifikasi

9.4.1. LSP Unesa menjamin bahwa informasi yang dikumpulkan selama proses sertifikasi
mencukupi untuk:

a. mengambil keputusan sertifikasi;

b. melakukan penelusuran apabila terjadi banding.

9.4.2. Keputusan sertifikasi terhadap peserta hanya dilakukan oleh LSP Unesa berdasarkan
rekomendasi dan informasi yang dikumpulkan oleh asesor kompetensi melalui proses
sertifikasi (Proses Asesmen dan Proses Uji Kompetensi).

9.4.3. Personil yang membuat keputusan sertifikasi tidak ikut serta dalam pelaksanaan asesmen
dan uji kompetensi.

9.4.4. Sertifikat tidak diserahkan sebelum seluruh persyaratan sertifikasi dipenuhi.

9.4.5. LSP Unesa menerbitkan sertifikat kompetensi kepada Peserta yang diputuskan dalam Rapat
Teknis LSP Unesa Kompeten dalam bentuk surat yang ditandatangani dan disahkan oleh
personil yang ditunjuk LSP Unesa.

9.4.6. Sertifikat yang dikeluarkan oleh LSP Unesa berlaku selama 3 (tiga) tahun sejak tanggal
sertifikat dikeluarkan.

9.5. Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat

9.5.1. Pembekuan sertifikat kompetensi dilakukan apabila pemegang sertifikat melakukan


kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan maupun setelah pelaksanaan uji kompetensi

7
SKEMA SERTIFIKASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH 2018

dengan tingkat kesalahan yang dapat ditoleransi seperti yang tertulis dalam surat perjanjian
pemegang sertifikat.

9.5.2. Selama pembekuan, yang lamanya disesuaikan dengan tingkat kesalahan, maka sertifikat
tidak dapat digunakan. Sertifikat dapat digunakan setelah mendapat persetujuan dari LSP
Unesa sebagai lembaga yang mengeluarkan sertifikat.

9.5.3. Pencabutan sertifikat kompetensi dilakukan apabila pemegang sertifikat melakukan


kesalahan mutlak, fatal, serta tidak sesuai dengan isi dari perjanjian pemegang sertifikat.

9.6. Pemeliharaan Sertifikat (Survailen)

Untuk memastikan dan memelihara kompetensi para pemegang sertifikat, maka minimal setahun satu
kali dilakukan survailen terhadap pemegang sertifikat secara acak.

9.6.1. Survailen dilakukan dengan menggunakan metode evaluasi yang meliputi (1) rekaman
kegiatan pengukuran (log book), (2) evaluasi pemegang sertifikat, (3) studi pelacakan (tracer
study) terhadap pengguna/ stakeholders.

9.6.2. Survailen dilaksanakan sesuai jadwal yang ditetapkan LSP Unesa setiap tahunnya.

9.6.3. Kelalaian dan atau kegagalan (malpraktik) berdasarkan hasil survailen dalam melakukan
kompetensinya akan mengakibatkan dicabutnya sertifikat kompetensi.

9.6.4. Survailen dapat dilakukan diluar jadwal semestinya, manakala ada keluhan pihak ke-3 atau
adanya kasus sangkaan malpraktik.

9.7. Proses Uji Ulang (Re-Sertifikasi)

9.7.1. LSP Unesa menetapkan persyaratan sertifikasi ulang sama dengan persyaratan awal untuk
menjamin bahwa kompetensi yang disertifikasi selalu memenuhi sertifikasi yang mutakhir.

9.7.2. Pemohonan perpanjangan sertifikat dilaksanakan 2 (dua) bulan sebelum masa kadaluarsa
sertifikat dengan memperhatikan hasil survailen.

9.7.3. Perpanjangan sertifikat berlaku hanya bagi pemegang sertifikat kompetensi yang diterbitkan
oleh LSP Unesa yang tidak kehilangan haknya karena kasus kriminal dan atau malpraktik
yang telah memiliki kekuatan hukum tetap.

9.7.4. Permohonan, persyaratan dan uji kompetensi untuk perpanjangan sertifikat mengacu kepada
permohonan serta persyaratan uji kompetensi.

9.7.5. Fokus metode asesmen yang digunakan meliputi

9.7.5.1. Rekaman kegiatan asesmen;

9.7.5.2. Portofolio;

8
SKEMA SERTIFIKASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH 2018

9.7.5.3. Konfirmasi keberlangsungan pekerjaan yang memuaskan dan rekaman


pengalaman kerja.

9.8. Penggunaan Sertifikat

Calon pemohon yang mengajukan diri untuk uji kompetensi harus menandatangani persetujuan untuk:

9.8.1. Memenuhi ketentuan skema sertifikasi;

9.8.2. Menyatakan bahwa sertifikasi yang dilakukan hanya berlaku untuk ruang lingkup sertifikasi
yang diajukan oleh pemohon dan diberikan oleh LSP Unesa;

9.8.3. Tidak menyalahgunakan sertifikat yang telah didapat, dan dapat merugikan LSP Unesa /
TUK. Tidak memberikan persyaratan berkaitan dengan sertifikasi yang menurut LSP Unesa
dianggap dapat menyesatkan atau tidak sah;

9.8.4. Apabila sertifikat yang telah diterima terdapat penyalahgunaan, maka LSP Unesa berhak
membekukan atau mencabut sertifikat tersebut, dan pengguna wajib mengembalikan
sertifikat tersebut kepada LSP Unesa sebagai LSP penerbit sertifikat;

9.8.5. Sertifikat yang telah diterima pemohon tidak digunakan untuk hal-hal yang melanggar aturan
(penyalahgunaan sertifikat).

9.9. Banding

9.9.1. Peserta uji kompetensi dapat melakukan banding setelah keputusan kompeten/ belum
kompeten uji kompetensi dilakukan tim asesor.

9.9.2. Pengajuan banding kepada LSP Unesa akan diproses melalui investigasi serta pengkajian
oleh tim skema dan atau tim sertifikasi LSP Unesa untuk selanjutnya dilakukan verifikasi
pengajuan banding pemohon.

9.9.3. LSP Unesa akan segera melakukan konfirmasi kepada pemohon banding pada akhir proses
penanganan banding.

9.9.4. LSP Unesa bertanggungjawab atas semua keputusan di semua tingkat proses penanganan
banding.

9.9.5. Pengajuan, investigasi, dan pengambilan keputusan atas banding tidak akan mengakibatkan
tindakan diskriminatif terhadap pemohon banding.

Anda mungkin juga menyukai