BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan disusunya dokumen ini adalah untuk mendapatkan persetujuan
teknis dari pihak yang berwenang sebagai pedoman dalam pengelolaan
limbah cair dari kegiatan ini.
1
1.3. Penapisan
Penapisan Mandiri dilakukan untuk memastikan bahwa pengelolaan air limbah yang
akan dilakukan sesuai dengan PP No 5 Tahun 2021 pada lampiran III. Penapisan
dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan sehingga mengarah kepada jenis
pengelolaan apakah perlu dilakukan kajian teknis atau standar teknis. Untuk
mengetahui kategori pembuangan limbah cair dari kegiatan ini maka
diperlukan penapisan secara mandiri. Penapisan secara mandiri kegiatan ini
adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Daftar Pertanyaan Penapisan secara mandiri
Daftar Pertanyaan
No. Jawaban Keterangan
(Lampiran 1 Permen LHK 5/2021)
1 Apakah Usaha dan/atau Kegiatan Tidak Masuk pertanyaan 2
termasuk dalam daftar Usaha dan/dan
Kegiatan dengan potensi pencemar air
tinggi?
2
BAB II
DESKRIPSI RENCANA KEGIATAN
e. Jabatan : Direktur
f. Alamat Penanggung Jawab : GP Plaza, Lantai 15, Unit 16, Jalan Palmerah
Utara, No, 33, Slipi, Jakarta Pusat, 10270
2.3. Jenis dan jumlah bahan baku dan/atau bahan penolong yang digunakan.
Bahan baku utama kegiatan ini adalah penggunaan alat-alat pertanian dan sarana
produksi pertanian, tidaka ada limbah cair yang dihasilkan. Limbah cair yang
dihasilkan berasal dari aktifitas karyawan yang menetap di mesh dan kantor
Bahan penolong pada kegitan ini berupa penggunaan air yang digunakan untuk
penyiraman tanaman dengan memanfaatakan air sungai yang erada disekitar
tanaman
3
Kebutuhan Air
Kebutuhan air bersih untuk domestik (perumahan karyawan dan kantor)
diperkirakan sebanyak 20 orang karyawan dengan asumsi setiap orang
menggunakan 50 liter/hari maka air yang dibutuhkan sebanyak 1000 liter/hari.
Kebutuhan air tersebut, rencana akan disuplai dari sumur bor yang
selanjutnya akan dipompa ke instalasi pengolahan air (water treatment) dan
akan didistribusikan untuk keperluan domestik.
Tawas
Filtrasi
Air Baku
Kegiatan Budidaya Tanaman Jahe, Kelor, Bawang Putih, Bawang Merah dan
Kacang Hijau oleh PT. Aman sarana akan dilakukan dengan system organic
sehingga tidak menghasilkan limbah cair yang bebahaya, tetapi menghasilkan
limbah cair domestik sisa penggunaan karyawan tetap yang ditinggal di mes baik
pada tahap konstruksi maupun pada tahap operasi. Kebutuhan air bersih untuk
domestik (perumahan karyawan dan lain-lain) diperkirakan sebanyak 1000 m 3/hari
dengan asumsi jumlah karyawan tetap dan tamu sebanyak 20 orang dan masing-
masing menhabiskan 50 liter per hari.
4
Neraca Penggunaan Air
Penyiraman Tanaman
Fluktuasi dan kontinuitas air limbah yang akan dihasilkan diperkirakan tidak tinggi
karena hanya berasal dari air limbah kegiatan domestik karyawan dengan jumlah
yang sedikit.
5
2.6. Lokasi masing-masing unit proses/kerja, terutama unit kerja yang
menghasilkan Air Limbah (sumber Air Limbah) beserta saluran
drainase
Lokasi masing-masing unit proses yang menhasilkan air limbah berasal dari
aktifitas karyawan. Lokasi ini terdapat pada kamar mandi yang ada pada lokasi
kantor dan mes.
6
BAB III
BAKU MUTU
7
BAB IV.
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Sumber Air
Limbah Grey Bak Pengumpul Bak Pemisah Lemak
Water
Bak Penyaring
Flow Bak Ekualisasi
meter (pengolahan)
Air Olahan
Kolam Penampungan
8
c) Unit Proses atau Unit Operasi
Tipe teknologi yang akan digunakan dalam pengelohan limbah cair domestic
adalah dengan menggunakan unit proses bak ekualisasi, bak penyaring dan
kolam penampungan akhir.
d) Kriteria desain setiap unit proses
unit proses Screening merupakan unit operasi yang diaplikasikan pada awal
pengolahan air limbah. Tujuan dari screening ini adalah untuk pemisahan
material berukuran besar seperti kertas, plastik, kayu, kulit udang, sisik ikan,
dan sebagainya.
Grease Trap adalah alat perangkap grease (lemak) atau minyak dan oli. Alat
ini membantu untuk memisahkan minyak dari air, sehingga minyak tidak
menggumpal dan membeku di pipa pembuangan dan membuat pipa
tersumbat. engelolaan limbah minyak dan lemak dengan menggunakan
grease trap adalah salah satu bagian yang terpenting dari waste water
management (pengelolaan air limbah).
Pengendapan (sedimentation) adalah proses memisahkan zat padat
tersuspensi dari air limbah dengan cara mengendapkannya. Diharapkan air
yang keluar sudah bersih dari partikel padatan sehingga tidak menimbulkan
kekeruhan.
Penentuan teknologi sistem pengolahan Air Limbah dilakukan dengan
pendekatan kelompok pencemar, antara lain: organik terurai (biodegradable
organics), organik sulit terurai (non biodegradable organics), nutrien,
sedimen, padatan tersuspensi, apungan (floatable material), logam berat,
anorganik terlarut, asam basa, patogen, warna, senyawa toksik atau
inhibitor.
c) Unit Proses atau Unit Operasi
Tipe teknologi yang akan digunakan dalam pengelohan limbah cair domestik
grey water adalah dengan menggunakan unit proses screening, oil trap/
grase, Bak Pengolahan dan kolam penampungan air asil olahan.
d) Kriteria desain setiap unit proses
1) unit proses Screening menggunakan bar Screen merupakan unit operasi
yang diaplikasikan pada awal pengolahan air limbah. Tujuan dari
9
screening ini adalah untuk pemisahan material berukuran besar seperti
kertas, plastik, kayu, kulit udang, sisik ikan, dan sebagainya.
2) Grease Trap adalah alat perangkap grease (lemak) atau minyak dan oli.
Alat ini membantu untuk memisahkan minyak dari air, sehingga minyak
tidak menggumpal dan membeku di pipa pembuangan dan membuat pipa
tersumbat. pengelolaan limbah minyak dan lemak dengan menggunakan
grease trap adalah salah satu bagian yang terpenting dari waste water
management (pengelolaan air limbah).
3) Pengendapan (sedimentation) adalah proses memisahkan zat padat
tersuspensi dari air limbah dengan cara mengendapkannya. Diharapkan
air yang keluar sudah bersih dari partikel padatan sehingga tidak
menimbulkan kekeruhan.
4) Kolam Penampungan, kolam ini dibuat dengan bentuk segi empat , untuk
menampung air yang sudah diolah dan dimanfaatkan untuk penyiraman
tanaman.
1. Bar Screen
(1)Qasim,S. 1985
Kriteria Desain Pembersihan Pembersihan
manual mekasnis
Kecepatan aliran melalui
0,3 patan 0,6 patan
screen (m/det)
Ukuran Bar (batang)
Lebar (mm) 4-Aug 8-
Oct
Tebal (mm) 25-50 50 -
75
Jarak antar Bar(mm) 25 - 75 10 -
75
Slope dengan horizontal 45o – tao 75o 5talo
Headloss yang dibolehkan,
clogged screen (mm) 150 150
Maksimum Headloss,
800 800
clogged screen (mm)
2. Saringan Halus
10
bukan (opening screen)
Jarak antar batang = 1,5 antar b
(Said, N. 2017)
3. Proses Koagulasi
Parameter Nilai
Waktu Tinggal Air Bersih Air Limbah
30-60 detik 2-5 menit
Pengadukan cepat 100-150
rpm
4. Flokulasi
Parameter Nilai
Waktu Tinggal Air Bersih Air Limbah
10-15 menit 10-20 menit
Pengadukan cepat 10-50
rpm
Laju Volume
Biological Process Pembebanan
(kg COD/m3/d) (m3/ton COD.d)
CSTR
(Continuous 1-5 333
Stirred Tank
Anaerobic Reactor)
Anaerobic Filter 4-10 260
UASB 5-15 100
EGSB / IC 10-30 30 - 60
/Aquatyx
11
e) Alur proses dan layout instalasi pengolahan Air Limbah black water
alur proses pengolahan air limbah pada kegiatan ini yaitu :
1. Kotoran dibuang dari kloset masuk ke septictank.
2. Kotoran masuk ke dalam bak penampungan septictank dan diurai oleh
bakteri. (Bak penampungan septictank terdiri dari 2 ruang yaitu ruang
pencernaan dan ruang lumpur)
3. Setelah kotoran terurai kemudian menuju ke resapan dan dialirkan ke
tanah.
4. Pada bak sedimentasi dibuat ruang lumpur, besarnya ruang lumpur
diperkirakan untuk dapat menampung lumpur yang dihasilkan setiap
orang rata-rata 40-50 liter/orang/tahun dan waktu pengambilan lumpur
diperhitungkan 2-4 tahun.
12
Gambar 4 Skema IPAL
13
dengan benar sesuai SOP.
Memastikan tidak ada air limbah yang langsung dibuang ke media
perairan tanpa diolah terlebih dahulu.
Pemeriksaan drainase/saluran air
Pengamatan langsung dan pengambilan sampel air limbah pada
outlet IPAL kemudian dianalisis di laboratorium terakreditasi.
E=2°58’06” S=103°17’01”
4.2.2. Titik pembuangan Air Limbah (outfall)
Air limbah domestic dialirkan ke sumur resapan, yang berada dilokasi IPAL
dengan koordinat E=2°58’06” S=103°17’01”
4.2.3. Titik pemantauan Badan Air permukaan
Lokasi kegiatan yang akan dibangun jauh dari sungai. Titik pemantauan badan
air permukaan adalah air sungai disekitar lokasi kegiatan dengan titk koordinat
E=2°55’26,23” S=103°16’48,57” dan E=2°57’32,15” S=103°16’44,51”
4.2.4. Mutu Air Limbah yang dipantau Bagian ini menjelaskan:
(1) mutu Air Limbah yang wajib dipantau adalah parameter, pH, BOD, COD TSS,
Minyak Lemak Amoniak dan Total Ciliform serta debit air limbah kadar tertinggi
harus dibawah baku mutu seperti tabel dibawah ini.
Tabel 4 Baku mutu air limbah domestik
Parameter Satuan Kadar Paling Tinggi
pH - 6 - 9
BOD mg/L 30
COD mg/L 100
TSS mg/L 30
Minyak Lemak mg/L 5
Amoniak mg/L 10
Total Coliform jumlah/100 mL 3000
Debit L/orang/hari 100
14
(2) metode pengambilan contoh uji untuk masing-masing parameter.
Cara pencucian wadah sampel sesuai dengan persyaratan pencucian
untuk masing-masing parameter adalah sebagai berikut :
a) Logam ( Total dan Terlarut )
Wadah: Botol polietilen lengkap dengan tutupnya.
Tata kerja pembersihan: Cuci botol dan tutupnya dengan deterjen
yang bebas logam dan fosfat. Bilas dengan air bersih, setelah itu
cuci botol dengan asam dengan memasukkan 1 : 1 HCI ke dalam
botol, putar tutup botol hingga kencang kemudian kocok. Kemudian
bilas botol dengan air bersih dan cuci kembali dengan HNO3 1:1.
Akhirnya bilas botol dengan air bebas analit sebanyak 3 kali dan
biarkan mengering.
Setelah kering, tutup botol dengan rapat lalu diberi label "wadah
bersih" dan dilengkapi dengan tanggal pembersihan serta petugas
pembersih wadah.
b) BOD dan COD
Wadah : Gunakan botol plastik atau gelas lengkap dengan
tutupnya. Kapasitas minimum botol adalah 1 liter untuk analisis
BOD dan 100 mL untuk analisis COD.
Tata kerja pembersihan : Cuci botol dan tutupnya dengan deterjen
yang bebas fosfat
dan bilas dengan air bersih. Setelah itu cuci botol dengan asam HCI
1:1. Akhirnya bilas botol dengan air bebas analit sebanyak 3 kali
dan biarkan mengering. Setelah kering, tutup botol dengan rapat
lalu diberi label "wadah bersih" dan dilengkapi dengan tanggal
pembersihan serta petugas pembersih wadah.
c) Anorganik non logam don sifat fisik
Wadah : Gunakan botol plastik atau gelas lengkap dengan
tutupnya. Kapasitas minimum 2 liter.
Tata kerja pembersihan : Cuci botol don tutupnya dengan deterjen
yang bebas fosfat dan bilas dengan air bersih. Selanjutnya bilas
botol dengan air bebas analit sebanyak 3 kali dan biarkan
15
mengering. Setelah kering, tutup botol dengan rapat lalu diberi
label "wadah bersih" dan dilengkapi dengan tanggal pembersihan
serta petugas pembersih wadah.
e) Mutu air pada Badan Air permukaan yang dipantau Bagian ini
menjelaskan:
(1) mutu air pada Badan Air permukaan yang wajib dipantau mencakup
parameter dan kadar.
Standar baku mutu air permukaan mengacu pada PP No 22 Tahun 2021
lampiran VI tentang baku mutu air sungai dan sejenisnya. Parameter yang
di pantau antara lain :
Tabel 5 Parameter yang dipantau
BAKU
No PARAMETER SATUAN METODE
MUTU
1 pH Unit 6-9 SNI 6989.11.2019
2 Kekeruhan NTU 25 SNI 06.6989.25.2005
3 TDS Mg/l 1000 SNI 06.6989.27.2019
4 BOD Mg/l - SNI 6989.72.2009
5 COD Mg/l - SNI 6989.2.2019
6 Besi Terlarut Mg/l 0,3 SNI 6989.84-2019
7 Cadmium terlarut Mg/l 0,01 SNI 6989.84-2019
8 Mangan Terlarut Mg/l 0,5 SNI 6989.84-2019
9 Seng Terlarut Mg/l 15 SNI 6989.84-2019
10 Tembaga Terlarut Mg/l - SNI 6989.84-2019
11 Timbal Terlarut Mg/l 0,05 SNI 6989.84-2019
12 Total Kromium Mg/l - SNI 6989.84-2019
13 Sulfat Mg/l 400 SNI 6989.20-2019
14 Klorida Mg/l - SNI 6989.19-2019
15 Nitrogen Total - IK No. 15.7/IK/LL/2017
(2) Baku Mutu Air yang diacu, disesuaikan dengan kelas air pada segmen
Badan Air permukaan sebagai Badan Air penerima.
Kegiatan ini jauh dari sungai sebagai badan air penerima, sehingga air
limbah yang dihasilkan di olah ditampung di Kolam penampungan,
baku mutu yang diacu berpedoman pada PP no 22 Tahun 2021
lampiran VI pada segmen Kelas satu, merupakan air yang
peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, danlatau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
16
kegunaan tersebut.
(3) metode pengambilan contoh uji untuk masing-masing parameter.
a. Metode Pengambilan Contoh untuk Pemeriksaan Sifat Fisik dan
Kimia Air
Tahapan pengambilan contoh untuk keperluan ini adalah :
(1) menyiapkan alat pengambilan contoh yang sesuai dengan
keadaan sumber air;
(2) membilas alat dengan contoh yang akan diambil, sebanyak tiga
kali;
(3) mengambil contoh sesuai dengan keperluan dan campurkan
dalam penampung sementara hingga merata; 4). apabila contoh
diambil dari beberapa titik, maka volume contoh yang diambil
dari setiap titik harus sama.
17
(1) siapkan botol KOB yang bersih dan mempunyai volume ±
300 ml serta dilengkapi dengan tutup asah;
(2) masukkan botol ke dalam alat khusus;
(3) ikuti prosedur pemakaian alat tersebut.
Metode uji setiap paramaeter mengacu pada SNI seperti pada tabel
berikut:
18
adalah :
- memeriksa proses yang berlangsung di saluran, apakah ada terjadi
penyimpangan proses.
- Lakukan penanganan sesuai dengan penyimpangan yang
ditemukan
-
4.2.6. Internalisasi Biaya Lingkungan.
biaya rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan terutama
pengendalian Pencemaran Air sudah dialokasikan untuk antara lain: biaya
pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, tanggap darurat,
pengembangan teknologi dan pengembangan sumberdaya manusia.
Proses pengolahan air limbah domestic kegiatan PT. Aman Sarana
menggunakan biaya yang dikeluarkan termasuk dalam biaya pemeliharaan
kantor.
Tabel 7 Biaya Operasional IPAL
No Uraian Satua Volume Harga Jumlah
n
A Biaya Operasional
I Biaya Langsung
1. Listrik bl 12 1.000.000,- 12.000.000,-
2. BBM lier 200 7.000,- 1.400.000,-
3. Pelumas liter 45 30.000,- 1.350.000,-
II Tidak langsung
1. Gaji bl 12 500.000,- 6.000.000,-
B Pemeliharaan dan perbaikan
1. Perbaikan Pompa ls 1 1.500.000,- 1.500,000,-
2. Pengerukan lumpur kali 1 800.000,- 800.000,-
3. Kebersihan lingkungan bln 12 100.000,- 1.200.000,-
Total 24.250.000,-
19
memiliki struktur yang kuat dan tahan air, sehingga diperlukannya ada uji
coba konstruksi kebocoran pada bangunan dan unit IPAL., pengujian untuk
struktur hidrolis wajib dilaksanakan sebelum adanya pengecoran di plat
bagian atas. Bekisting yang telah dilepas kemudian semua dinding IPAL
wajib dibersihkan dari timbunan agar kebocoran pada bagian dinding dapat
diketahui dengan jelas. Sebelum dilakukannya pelaksanaan tahapan
pengujian Unit IPAL, tidak boleh adanya dilakukan pengecatan. Pada saat
pemeriksaan unit kompartemen, harus diisi air sampai setinggi outletnya
kemudian dilakukan penutupan dan biarkan terisi kurang lebih 24 jam,
pengujian ini dilakukan setiap dua kompartemen dengan cara berurutan,
ketinggian dari air selama waktu pengujian harus terus diamati dan tidak
boleh adanya penurunan muka air, maksimum penuruan yang diizinkan
selama waktu 24 jam hanya 1 cm. apabila penurunan permukaan air
melebihi 1 cm dalam waktu 24 jam tandanya IPAL mengalami kebocoran
dan harus dicari pada bagian IPAL yang bocor dan segera dilakukan
perbaikan.
No Kegiatan Waktu
20
BAB V
STANDAR KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA
Manajer
Karyawan tidak
tetap
21
BAB VI
SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN
3. Perencanaan:
a. menentukan lingkup dan menerapkan sistem
manajemen lingkungan terkait pengendalian
Pencemaran Air;
b. menetapkan kebijakan pengendalian Pencemaran Air;
c. memastikan kepemimpinan dan komitmen dari
manajemen puncak terhadap pengendalian Pencemaran
Pencemaran Air;
d. memastikan adanya struktur organisasi yang
menangani pengendalian Pencemaran Air;
e. menetapkan tanggungjawab dan kewenangan untuk
peran yang sesuai;
f. menentukan aspek menetapkan kebijakan
pengendalian Pencemaran Air;
g. identifikasi dan memiliki akses terhadap kewajiban
penaatan menetapkan kebijakan pengendalian
Pencemaran Air;
22
h. menentukan risiko dan peluang yang perlu ditangani;
4. Pelaksanaan:
5. Pemeriksaan:
23
Pencemaran Air;
c. melakukan internal audit secara berkala; dan
6. Tindakan:
24
b. Kejadian darurat dalam pengoperasian dan pemeliharaan IPAL terjadi
secara tiba-tiba. Untuk itu, maka guna mencegah dan meminimalisir
dampak yang terjadi, perlu dilakkan hal-hal sbb :
25
DAFTAR PUSTAKA
26
Filliazati, M. (2013). Pengolahan Limbah Cair Domestik dengan Biofilter Aerob
Menggunakan Media Bioball dan Tanaman Kiambang. Jurnal Teknik
Lingkungan, 30
Kementrian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat. (2017). Permen PUPR
No.04/PRT/M/2017 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah
Domestik.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor P.68/Menlhk/Kum.1/8/ 2016 tentang
Baku Mutu Air Limbah Domestik.
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan
Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Said, N. I., dan Wahyu, W. (2019). Perencanaan dan Pembangunan Instalasi
Pengolahan Air Limbah Domestik dengan Proses Biofilter Anaerob-Aerob.
Jakarta, BPPT.
Sawyer, C. N., McCarty, P. L., and Parkin, G. F. (2003). Chemistry for Environmental
Engineering and Science, Fifth Editon. New York, Mc-GrawHill.
Sugiharto. (2008). Dasar-Dasar Pengolahan Air Limbah. Jakarta, Universitas
Indonesia (UI-Pres).
Syahrul, J. 2006. Teknik Sampling Air, Sedimen Preperasi . Pusat Pengelolaan
Lingkungan Hidup Regional Sumatera. Kementrian Lingkungan Hidup
27