Anda di halaman 1dari 12

STANDAR TEKNIS

PERMOHONAN PERSETUJUAN TEKNIS


PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
Pada
KEGIATAN TEPUNG CAMPURAN DAN ADONAN TEPUNG
(BAKSO)

PETELUAN DESA RENSING


Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur
Nomor : Lepas Rensing, 1 Nopember 2022
Lampiran : 1 Berkas
Perihal : Permohonan Persetujuan Teknis IPAL

Kepada
Yth : Kepala Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Lombok Timur
Profinsi NTB
Dengan Hormat,
Bersama ini kami sampaikan Permohonan Persetujuan Teknis Pengelolaan Air Limbah pada
kegiatan usaha Tepung Campuran dan Adonan Tepung (Bakso) di Desa Rensing Kecamatan
Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur Profinsi NTB.

Dalam upaya mencegah Pencemaran Lingkungan air yang ditimbulkan oleh usaha Tepung
Campuran dan Adonan Tepung (Bakso) yang kami laksanakan sebagaimana termuat dalam
Rincian Teknis terlampir. Untuk itu kami mengharapkan untuk dilaksanakan pemeriksaan dan
verifikasi terkait Pengelolaan air limbah di perusahaan kami sehingga layak untuk diterbitkan
pertsetujuan teknis
Bersama ini kami Lampirkan :
1. Fotocopy NIB dari OSS
2. Fotocopyt SPPL dari OSS
3. Rincian Teknis Pengelolaan Air Limbah
4. Copy NPWP
5. Copy KTP Pemilik / penanggungjawab

Demikian Permohonan kami atas perhatian dan kerjasama yang baik kami sampaikan terima
kasih.

Hormat Kami,

EKO HARWANTO
KATA PENGANTAR

Sesuai Peraturan Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 2021 tentang


Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; Setiap
usaha yang menghasilkan Limbah diwajibkan melaksanakan pengelolaan
limbah sehingga tidak menjadi sumber pencemar bagi lingkungan

Serta Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 5 Tahun


2021 yang memuat tata cara penerbitan Persetujuan Teknis dan Surat
Kelayakan Operasional Bidang Pencemaran Lingkungan.

Penyusunan Rincian Teknis Pengelolaan Intalasi Pengelolaan Air Limbah


ini bertujuan untuk kami pedomani dalam melaksanakan pengelolaan air
limbah pada kegiatan penggilingan daging dan ikan pada perusahaan kami
sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.

Pancor, 1 Nopember 2022

EKO HARWANTO
PEMILIK/PENANGGUNGJAWAB
BAB I

PENDAHULUAN

I. DATA INFORMASI PEMOHON

1. Nama Perusahaan : Penggilingan Bakso

2. Penanggung Jawab : EKO HARWANTO

3. Jabatan : PEMILIK / PENANGGUNGJAWAB

4. Alamat : Rensing Timuk Desa Rensing Raya

Kecamatan Sakra Barat Kab. Lombok Timur NTB

5. Jenis Kegiatan : Penggilingan Tepung dan Adonan Tepung

6. Alamat Usaha : Peteluan Desa Rensing Kecamatan Sakra Barat

Nusa Tenggara Barat

7. Nomor Telepon : 081933131677


II. DESKRIPSI KEGIATAN

1. Uraian Kegiatan

Kegiatan usaha yang dilakukan adalah kegiatan Tepung

Campuran dan Adonan Tepung sebagai bahan olahan

makanan seperti bakso, melalui proses penggilingan

daging. Industri Penggilingan Daging merupakan industri

yang mengolah Daging atau ikan menjadi Produk

hancuran Daging . Tujuan Utama Penggilingan daging

adalah untuk merubah dekstur Daging dari utuh/padat

menjadi lebih kecil. Penggilingan Daging ini tergolong

kegiatan Usaha Mikro sesuai NIB yang dikeluarkan

No.3110220055714 Tanggal 31 Oktober 2022.

Proses Penggilingan dimulai dari Daging yang dibawa

konsumen untuk dihancurkan dicuci dan dipilah tulang dan duri

keras selanjutnya dilakukan penghancuran bersama bumbu

(tergantung Pesanan) . Daging yang sudah digiling diberikan

campuran Tepung dan Bumbu untuk selanjutnya dijadikan

adonan. Setelah itu hasil olahan adonan dibawa oleh konsumen.

DAGING/IKAN PENCUCIAN PENCUCIAN/


PEMILAHAN
KONSUMEN

BAHAN OLAHAN
PENGGILINGAN
DAGING/IKAN
CAMPURAN
TEPUNG DAN
BUMBU

KONSUMEN

2. Lokasi Kegiatan

Kegiatan pengelolaan Penggilingan Daging dan adonan tepung ini

berlokasi di peteluan Desa Rensing Kecamatan Sakra Barat

Lombok Timur Kabubaten Lombok Timur.

3. Kapasitas Produksi

Dalam melaksanakan Kegiatan UD. Doa Ibu

menggunakan mesin penghancur daging sebanyak 3 unit

dengan kapasitas rata-rata 50 kg daging dan 200 kg tepung

setiap hari.

4. Volume Air Baku dan daya Listrik

Sebelum Proses Penggilingan Daging dan Ikan akan

dibersihkan dan dicuci dengan menggunakan air bersih yang

bersumber dari tampungan air yang ambil dari air sumur yang

di bor dengan kedalaman 90 m.

Dari Proses kegiatan akan memanfaatkan rata-rata 250 –

300 liter perhari atau 0,0035 liter/detik.

Selain itu tersedia 1 buah kamar mandi dan karyawan

sebanyak 7 orang. Mengingat asumsi kebutuhan rata-rata

orang perhari untuk usaha kecil dengan jangka pemakaian


selama 8 jam adalah 100 - 200 liter per orang perhari. sesuai :

Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya PU, 1996

Sehingga bisa dihitung asumsi limbahnya sebagai berikut :

a. Kebutuhan air untuk kegiatan 300 liter per hari

b. Kebutuhan air non kegiatan 7 orang x 200 liter = 1400 liter

Proyeksi Limbah = ( ∑ a + ∑ b ) x 80 %

= 1700 liter x 80 %

= 1560 liter atau 1,56 m³

Sebagai sumberdaya pembantu yang dipakai adalah Linstrik

yang bersumber dari PLN sebesar 3300 Watt serta genset

cadangan sebesar 5000 watt.


BAB II

STANDAR TEKNIS PENGELOLAAN AIR LIMBAH

I. UPAYA PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Untuk meminimalisir limbah yang akan terbentuk, penyelenggaraan

proses pengelolaan air limbah sangat penting agar limbah yang dihasilkan

dapat diolah sebagaimana mestinya dan aman ketika dibuang ke badan air.

Sehingga perlu mengidentifikasi volume Limbah, Baku mutu standart debit

yang buang ke badan air serta struktur tanah dimana akan dibangun

Instalasi Pengelolaan Air Limbah. Kegiatan Usaha dengan KBLI 10614

dengan judul industri Pengolahan Tepung dan adonan Tepung merupakan

kegiatan dengan resiko pencemaran rendah sesuai Peraturan Pemerintah

No. 22 tahun 2021. tentang penyelenggaraan perlindungan dan

pengelolaan Lingkungan Hidup. Sehingga dalam pelaksanaan pencegahan

dan pengelolaan pencemaran lingkungan harus melaksanakan pengolahan

air sisa kegiatan yang dihasilkan. Karena dalam proses kegiatan tidak

menggunakan bahan tambahan yang berupa logam berat atau bahan

berbahaya lainnya. Sehingga tidak perlu dilaksanakan penmantauan

laboratorium setiap bulan.

Dari kegiatan Penggilikan Daging dan ikan ini akan menghasilkan limbah
cair dari air cucian daging yang mengandung unsur organik dari daging dan

ikan yang dicuci. Sehingga untuk pengelolaan limbah cair menggunakan

sistem pengelolaan air limbah Filtrasi dan sedimentasi pada Kolam

Pengolahan.

Kolam Pengolahan air limbah dibuat dari pasangan bata dan acian semen

kedap. Yang terdiri dari kolam Filtrasi/Perangkap lemak, 1 kolam

edimentasi dan 1 kolam Peresapan.

Untuk proses pembekuan Penggilingan daging dan ikan ini menggiling

rata2 50 kg daging perhari menggunakan air baku sebanyak 200 liter

perhari dari sumur yang di bor dengan kedalaman 90 meter.

Mekanisme pengolahan air limbah :

a. Penyaringan Fartikel Padat : Penyaringan dilakukan dikolam

pertama/kolam filterasi dimana terdapat 2 lapis saringan dengan luas

pori 2 mm x 2 mm.

b. Sedimentasi bertujuan untuk pengendapan lumpur padat terlarut dan

lemak dalam air. Sedimentasi ini dilakukan di 2 tahap atau 2 screen di

kolam sedimentasi.

c. Selanjutnya setelah fase filtrasi dan limbah diendapkan di kolam

sedimentasi .

d. Koordinat titik : 8.723486 LS dan 116.464702 BT

II. BAKU MUTU AIR LIMBAH

1. Dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.5 tahun 2014 selain

parameter dan nilai ambang batas air limbah peraturan ini juga

mengatur kewajiban setiap usaha/kegiatan Tepung campuran dan

adonan tepung termasuk dalam Usaha dengan klasifikasi

pencemaran rendah sehingga tidak wajib melaksanakan

pemantauan baku mutu air limbah. pemeriksaan laboratorium.


III. SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

Sistem manajemen lingkungan meliputi :

1. Perencanaan

- Perencanaan pengendalian pencemaran

- Membuat Kebijakan pengendalian pencemaran

- Menentukan sumber daya yang disyaratkan untuk melaksanakan

pemeliharaan sistem manajemen pengendalian pencemaran

- Menentukan komitmen puncak penentuan terhadap

pengendalian pencemaran

- Merencanakan dan melaksakan aksi pencegahan dan

pengendalian pencemaran

- Menentukan Potensi situasi tanggap darurat serta aksi yang

diperlukan.

2. Pelaksanaan

- Pemantauan, pengukuran, monitoring dan evaluasi pengendalian

pencemaran termasuk pemantauan berkala minimal 3 bulan

sekali di laboratorium pemerintah atau laboratorium terakreditasi.

- Dokumentasi kegiatan pemantauan serta pemeriksaan kualitas

air limbah.

- Melakukan evaluasi hasil pemantauan dan pemeriksaan


laboratorium air limbah mengacu pada baku mutu air limbah yang

ditetapkan

- Melaporkan semua kewajiban pengendalian pencemaran maupun

kerusakan lingkungan disekitarnya.

3. Pemeriksaan

- Mengevaluasi pemenuhan kewajiban penaatan pengendalian

pencemaran

- Melaksanakan audit internal secara berkala

- Mengkaji sistem manajemen lingkungan organisasi terkaiit efektifitas

dan efisiensi pelaksanaan pengendalian pencemaran

4. Tindakan

- Melakukan perbaikan dan penyelarasan jika terjadi ketidak sesuaian

dalam pengendalian pencemaran

- Melakukan tindakan perbaikan berkelanjutan pada manajemen

Pengendalian pencemaran untuk lebih efektif dan efisien serta

meningkatkan kinerja pengendalian pencemaran.

IV. Kewajiban dan Larangan

1. Kewajiban
a. Memisahkan saluran air limbah dengan saluran limpasan air hujan;
b. Memiliki unit pengolahan dan saluran air limbah kedap air;dan
c. Memiliki sistem tanggap darurat instalasi pengolahan air limbah,
Termasuk merencanakan pengangkatan lumpur oleh pihak yang
menangani lumpur limbah yang memenuhi syarat;

2. Larangan:
a. Membuang air limbah secara sekaligus dalam 1 (satu) kali
pembuangan;
b. Mengencerkan air limbah dalam upaya penaatan batas kadar yang
dipersyaratkan;
c. Membuang air limbah di luar instalasi IPAL..

GAMBAR DESAIN IPAL

FILTRASI SEDIMENTASI PERESAPAN

INLET

Anda mungkin juga menyukai