STANDART TEKNIS
REKOMENDASI IJIN PEMBUANGAN AIR
LIMBAH KE FORMASI TERTENTU
1
DAFTAR ISI
SAMPUL ......................................................................................................... 1
2
TAHUN 2023
INFORMASI UMUM
1. Data Pemohon
a Nama badan usaha : CV. MADURA MAS PROPERTY
b Bidang usaha dan/ atau : Pembangunan Perumahan Cendana Mulya
kegiatan
c Nama penanggung jawab : Badrus Sholeh
d Jabatan : Direktur
e Alamat kantor : Dusun Pacangan 2 Desa Tobungan
Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan
Ruko No. 3 Perum. Grand Symphony, Desa
Paberasan Kecamatan Kota Sumenep
f Alamat lokasi usaha dan / : Jl. Raya Gapura Desa Paberasan Kecamatan
atau kegiatan Kota Sumenep Kabupaten Sumenep
3
STANDART TEKNIS
1.2. Jenis dan jumlah bahan baku dan/atau bahan penolong yang
digunakan
Objek penghasil limbah dimaksud adalah kegiatan perumahan yang
didalamnya aktifitas rumah tangga dan hasil limbah yang dihasilkan
berupa limbah padat (sampah rumah tangga) dan air limbah berupa
Grey water (bekas kamar mandi, cuci baju, cuci alat dapur, bekas
minyak dll) dan limbah Blackwater (limbah tinja atau feses dari
kakus). Jumlah unit rumah pada perumahan Cendana Mulya adalah
46 unit dengan asumsi penghuni setiap rumah maksimal termasuk
tamu dan keluarga adalah 5 (lima) orang per-rumah, sehingga total
orang yang menghasilkan limbah rumah tangga sebanyak 230 orang
per-hari, namun karena unit SPAL dibangun disetiap unit rumah
maka setiap unit SPAL hanya untuk produksi limbah 5 (lima) orang
per-hari
Unit SPAL dibangun disetiap rumah dengan rincian diagram alir
sebagai berikut :
4
Unit rumah
Septictank Pengumpul
TPA
Penyaring
Sumur resapan
5
4. Setelah diklasifikasikan berdasarkan sumbernya, maka unit
SPAL yang digunakan harus berbeda, yaitu limbah
Blackwater melalui unit septictank dilanjutkan ke sumur
resapan, sedang limbah Greywater harus melalui bak
pengumpul dilanjutkan ke bak penyaring dan bak kontrol
sebelum dialirkan ke sumur resapan
5. Semua air limbah rumah tangga tidak diperkenankan
dibuang ke saluran drainase perumahan baik secara
langsung maupun tidak langsung melainkan harus
diresapkan ke sumur resapan
6. Saluran drainase hanya mengalirkan air hujan yang juga
nantinya akan ditampung dan diresapkan pada unit kolam
retensi atau bozem yang disediakan pihak perumahan
b) neraca air yang menggambarkan sumber dan kapasitas air baku
yang dibutuhkan, penggunaan air baku pada masing-masing unit
proses (sumber Air Limbah).
Bak Penyaring
Bak Kontrol
Sumur resapan
6
c) fluktuasi atau kontinuitas produksi dan Air Limbah, dan
karakteristik Air Limbah.
Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic
wastes water),
yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada
umumnya air limbah ini terdiri dari ekskreta (tinja dan air seni),
air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dan umumnya terdiri
dari bahan-bahan organik. Secara volume, limbah yang
dihasilkan di setiap unit rumah pada perumahan Cendana Mulya
cukup seragam mengingat penghuni tetap yang ada di rumah
dapat diukur dengan maksimal 5 (lima) penghuni termasuk
keluarga dan tamu, mengingat type rumah yag ada hanya type 36
dengan 2 (dua) kamar tidur yang mana rumah dimaksud
dikhususkan untuk keluarga kecil terdiri dari 3-5 orang
penghuni.
Karakteristik Air Limbah
Karakteristik air limbah perlu dikenal karena hal ini akan
menentukan cara pengolahan yang tepat sehingga tidak
mencemari lingkungan hidup. Secara garis besar karakteristik air
limbah yang dihasilkan digolongkan sebagai berikut:
1. Karakteristik Fisik
Sebagian besar terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari
bahan-bahan padat dan suspensi. Terutama air limbah
rumah tangga, biasanya berwarna suram seperti larutan
sabun, sedikit berbau. Kadang-kadang mengandung sisa-sisa
kertas, berwarna bekas cucian beras dan sayur, bagian-
bagian tinja, dan sebagainya.
2. Karakteristik Kimiawi
Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat
kimia anorganik yang berasal dari air bersih serta bermacam-
macam zat organik berasal dari penguraian tinja, urine dan
sampah- sampah lainnya. Oleh sebab itu pada umumnya
bersifat basa pada waktu masih baru dan cenderung ke asam
apabila sudah mulai membusuk.
Substansi organik dalam air buangan terdiri dari 2 gabungan,
yakni:
Gabungan yang mengandung nitrogen, misalnya urea,
protein, amine dan asam amino.
Gabungan yang tak mengandung nitrogen, misalnya
lemak, sabun dan karbohidrat, termasukselulosa.
7
3. Karakteristik Biologis
Kandungan bakteri patogen serta organisme golongan coli
terdapat juga dalam air limbah tergantung darimana
sumbernya namun keduanya tidak berperan dalam proses
pengolahan air buangan.
Sesuai dengan zat-zat yang terkandung didalam air limbah,
maka air limbah yang tidak diolah terlebih dahulu akan
menyebabkan berbagai gangguan kesehatan masyarakat dan
lingkungan hidup antara lain :
Menjadi transmisi atau media penyebaran berbagai
penyakit, terutama kolera, typhus abdominalis,
disentribasiler.
Menjadi media berkembang-biak mikro organisme
patogen.
Menjadi tempat-tempat berkembangbiak nyamuk atau
tempat hidup larvanyamuk.
Menimbulkan bau yang tidak enak serta pandangan
yang tidaksedap.
Merupakan sumber pencemaran air permukaan, tanah
dan lingkungan hidup lainnya.
Mengurangi produktivitas manusia karena orang bekerja
dengan tindak nyaman dan sebagainya.
d) layout dengan skala memadai, yang menggambarkan:
1. lokasi masing-masing unit proses/kerja, terutama unit kerja
yang menghasilkan Air Limbah (sumber Air Limbah) beserta
saluran drainase;
2. instalasi pengolahan air limbah, saluran Air Limbah serta
lokasi pembuangan Air Limbah (outfall).
8
OIL
CATCHER
BAK
SEPTICTANK PENGUMPUL
BAK
PENYARING
BAK
KONTROL
RESAPAN
TITIK PANTAU
TIAP RUMAH
Gambar Rencana Layout SPAL setiap unit rumah
9
1.4. Pemanfaatan Air Limbah untuk resapan ke formasi tertentu
Bagian ini menjelaskan:
a) luas area resapan berupa sumur resapan dengan diameter 1,00
meter dan kedalaman 1,50 m minimal; dan
b) volume Air Limbah yang diresapkan per hari maksimal 600 ltr
2. Baku Mutu Air Limbah
Air Limbah yang dimanfaatkan untuk resapan wajib memenuhi minimal
Baku Mutu Air kelas 3 (Permen LHK RI No : 5 Tahun 2021).
3. Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
3.1. Rencana Pengelolaan Lingkungan
Bagian ini menjelaskan:
a) Sistem pengolahan air limbah yang direncanakan sampai
memenuhi Baku Mutu Air Limbah yang ditetapkan, yaitu
minimal sesuai Baku Mutu Air kelas 3.
1. Limbah grey water
System Pengolahan Air Limbah atau SPAL adalah salah satu
sistem pengolahan limbah sederhana yang dapat dipakai
dalam menangani limbah yang non kakus. Pada SPAL,
dibutuhkan dua buah bak, yaitu bak pengumpul dan tangki
resapan. Pada bak pengumpul, di beri ruang yang berguna
sebagai penangkap sampah, pasir dan minyak. Pada ruangan
tersebut, disekat dengan menggunakan kasa setebal satu
centimeter. Kasa tersebut bertugas menyaring air limbah yang
masuk, sehingga hanya air limbah saja yang masuk ke dalam
tangki resapan. Pada tangki resapan, terdapat arang dan batu
koral yang bertugas menyaring zat pencemar. Cara kerja dari
SPAL adalah:
A. Air yang kotor akan masuk pada bak pengumpul.
B. Minyak, pasir dan sampah akan tertinggal di dalam
sampah dan terperangkap di dasar bak pengumpul dan
mengendap.
C. Air yang bebas dari munyak, sampah, dan pasir akan
turun ke dalam tangki resapan.
D. Didalam tangki resapan, air akan tersaring oleh batu
koral dan arang.
E. Air yang keluar akan menjadi air yang lebih bersih.
SPAL adalah salah satu pengelolaam limbah yang murah dan
mudah dilakukan. Sehingga keluaran dari sistim ini dapat
menghasilkan minimal baku mutu air kelas 3.
10
Grey water
70% dari timbulan Bak Bak
limbah Bak Kontrol
Pengendap Penyaring
70% x 600 ltr/hr
= 420 ltr/hr
Sumur
Resapan
Dari Oil Catcher
Pengendap/
Pengumpul
Batu Kali Penyaring
Air Limbah
Ijuk
Pasir Halus
Arang
Kerikil
Batu Kali Bak
Kontrol
11
DARI
OIL CATCHER
12
Black water
30% dari timbulan
Sumur
limbah Septictank
Resapan
30% x 600 ltr/hr
= 180 ltr/hr
2 10 0,8 1,2 2 0,50 3,30 3,70 2,2 1,1 1,4 2,3 1,15 1,4
3 15 1,2 1,8 3 0,75 4,95 5,55 2,6 1,3 1,5 2,75 1,35 1,5
13
- Perhitungan waktu detensi (td) air limbah (blackwater)
pada unit Tangki Septic. Kriteria desain waktu detensi
(td) air limbah Tangki Septic ini adalah < 24 jam.
Perhitungan waktu detensi (td) air limbah adalah sebagai
berikut :
V = Q / td
td = Q / V
= 0,18 m3/hari / 0,52 m3
= 0,35 hari ~ 8,31 jam < 24 jam (memenuhi kriteria)
Sehingga desain Tangki Septic memenuhi dan dapat
digunakan, dan detail Tangki Septik untuk setiap unit
rumah yang direncanakan adalah :
100 50
180
14
b) Pemanfaatan dilakukan dengan cara pond untuk akuifer bebas
dan berpasir.
Pembuatan Resapan sebagai unit tangkapan air limbah
(greywater) dari Tangki Septic, tempat cuci, petarusan dari dapur
serta tangkapan air hujan dari atap. Bangunan resapan berupa
lubang galian yang setiap sisinya diberi pasangan batu kosong
dan ijuk. dimensi sumur resapan minimal adalah diameter 1,00
m dengan kedalaman 1,50 dari muka air tanah.
15
2) metode pengambilan contoh uji untuk masing-masing
parameter.
3) Frekuensi pemantauan disesuaikan dengan parameter
yang dipantau.
b) Untuk pond resapan
A. Titik penaatan
Titik yang dilakukan pemantauan adalah Sumur resapan
yang ada setiap halaman rumah.
B. Parameter yang dipantau
Volume yang diresapkan maksimal 600 ltr/hr pada setiap
unit rumah atau setiap unit sumur resapan. Volume tampung
sumur resapan yang digunakan adalah diameter 1,00 m
kedalaman 1,50m.
V = π x (1/2 r)2 x t
= 3,14 x (1/2 x 1,00)2 x 1,50
= 3,14 x (0,5)2 x 1,50
= 1,1775 m3
Kontrol volume sumur resapan harus lebih besar dari volume
air yang diresapkan dengan asumsi air dapat meresap
minimal dalam 24 jam
Volume tamping > Volume resapan
1,1775 m3 > 600 ltr / 0,60 m3
C. Frekuensi pemantauan
1) 6 (enam) bulan sekali untuk luas pond; dan
2) 1 (satu) bulan sekali untuk volume Air Limbah.
c) Untuk pemantauan air tanah
A. Sumur pantau
Lokasi dan koordinat sumur pantau dilakukan sekitar area
perumahan dengan area maksimal 15,00 meter dari batas
terluar area perumahan. Sumur pantau paling sedikit
mewakili hulu (upstream) dan hilir (downstream) dari lokasi
resapan.
B. Parameter yang dipantau
Parameter air tanah yang dipantau meliputi kedalaman muka
air tanah, parameter fisika-kimia yang sama dengan
parameter Air Limbah yang dimasukkan.
C. Frekuensi pemantauan
Pemantauan air tanah harus mewakili periode musim kering
(kemarau) dan musim basah (hujan), atau paling sedikit 2
(dua) kali dalam 1 (satu) tahun.
16
Sumur Pantau
Sumur Pantau
17
3.3. Sistem penanggulangan keadaan darurat
Sistem penanggulangan keadaan darurat untuk pengendalian
Pencemaran Air, antara lain:
a) Limbah Blackwater dialirkan dan ditampung di septictank;
b) Limbah Greywater harus melalui proses penyaringan sederhana
sebelum disalurkan ke sumur resapan;
c) Saluran drainase hanya digunakan untuk saluran limpasan air
hujan;
d) Memberikan saluran air/drainase secara berkala;
e) Pengerungan saluran air bila diperlukan;
f) Melakukan pemantauan air limbah yang dimanfaatkan ke tanah
setiap 1 (satu) bulan sekali;
g) Melakukan pemantauan pada sumur pantau setiap 6 (enam)
bulan sekali; dan
h) Melakukan pemantauan kualitas tanah setiap 1 (satu) tahun
sekali.
larangan, paling sedikit memuat:
a) Melarang membuang sampah padat ke saluran air/drainase;
b) Melarang membuang Air Limbah secara sekaligus dalam pada
lahan yang diaplikasikan;
c) Melarang membuang Air Limbah pada tanah di luar lokasi yang
ditetapkan;
d) Melarang membuang Air Limbah ke Badan Air permukaan; dan
3.4. internalisasi biaya lingkungan.
Biaya tersebut, antara lain: biaya pembangunan, pengoperasian,
pemeliharaan, tanggap darurat pengembangan teknologi dan
pengembangan sumberdaya manusia.
3.5. Periode waktu uji coba
Pembangunan unit Sistim Pengelolaan Air Limbah (SPAL)
dilaksanakan bersamaan dengan pembangunan unit rumah,
dikarenakan menjadi satu-kesatuan dengan unit rumah.
Uji coba kesesuaian dan fungsi unit SPAL juga dilaksanakan agar
bisa bekerja dengan optimal
Selanjutnya periode uji coba dilaksanakan secara berkala oleh
pemilik unit rumah dimulai sejak ditempati secara periodik minimal
6 (enam) bulan sekali.
18