Anda di halaman 1dari 57

IDENTIFIKASI/PENETAPAN

KARAKTERISASI LIMBAH B3 dan NON


B3 serta PENGELOLAAN LIMBAH NON
B3
Team teaching Limbah B3
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Limbah  sisa suatu usaha dan/atau kegiatan

Bahan Berbahaya dan Beracun  zat, energi, dan/atau komponen lain yang
karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan
hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta
kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.
* DASAR HUKUM PENETAPAN LIMBAH
1. Undang Undang Nomor 32 tahun 2009
Pasal 63 ayat (1) huruf k : Pemerintah bertugas dan berwenang menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai
B3, limbah, serta limbah B3
2. Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2021
a) Pasal 274 ayat (1) : setiap orang yang wajib menghasilkan limbah wajib melakukan pengelolaan
b) Pasal 274 ayat (2) : limbah terdisi dari Limbah B3 dan Limbah nonB3
c) Pasal 276 ayat (3) : Limbah B3 berdasarkan sumbernya terdiri atas:
✓ Limbah B3 dari sumber tidak spesifik
✓ Limbah B3 dari B3 kadaluwarsa, B3 yang tumpah, B3 yang tidak memenuhi spesifikasi produk yang akan dibuang, dan
bekas kemasan B3;
✓ Limbah B3 dari sumber spesifik umum dan khusus

d) Prosedur Penetapan Limbah B3, Pasal 278 yaitu jika ada terindikasi limbah yang mempunyai karakteristik limbah
B3 dapat ditetapkan sebagai limbah B3 oleh Pemerintah
e) Pengecualian Limbah B3 :
Pasal 403 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap orang yang menghasilkan limbah B3 dari sumber spesifik Tabel 3 dan 4
lampiran IX dapat mengajukan permohonan penetapan limbah B3 untuk dikecualikan dari pengelolaan limbah B3
f) Penetapan sebagai Produk Samping :
Pasal 339 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap orang yang menghasilkan limbah B3 dari sumber spesifik dapat
mengajukan permohonan penetapan limbah B3 sebagai produk samping 3
KATEGORISASI LIMBAH SECARA UMUM
LIMBAH B3 LAMPIRAN IX
KATEGORI 1 (TABEL 1, 2, 3)
PP 22/2021 PERMEN LHK NOMOR
6/2021 TENTANG
LAMPIRAN IX LIMBAH B3
LIMBAH B3
(TABEL 1, 2, 3, 4)
KATEGORI 2
PP 22/2021
TABEL 3 & 4

LIMBAH NONB3 PENGECUALIAN


SK MENTERI
KHUSUS LIMBAH B3

LIMBAH NONB3 PERMEN LHK


KATEGORISASI LAMPIRAN XIV
TERDAFTAR TENTANG
LIMBAH PP 22/ 2021
LIMBAH NONB3
PENETAPAN
O/ PEMERINTAH
LIMBAH DILUAR
KLARIFIKASI
LAMPIRAN IX & XIV
LIMBAH
PP22/2021

IMPOR PERMENDAG
LIMBAH NONB3 NO 84 / 2019

2
LIMBAH B3 DAN LIMBAH NON B3
BERDASARKAN PP 22 TAHUN 2021
LIMBAH

LIMBAH B3 LIMBAH nonB3

Limbah B3 tercantum
pada lampiran IX LIMBAH nonB3 Terdaftar LIMBAH nonB3 Khusus
Peraturan Pemerintah
Nomor 22 Tahun 2021
Limbah nonB3 Terdaftar : Limbah nonB3 Khusus :
Pengelolaan LB3 mengacu : pada lampiran XIV merupakan Limbah B3 yang
Peraturan Pemerintah dikecualikan dari Limbah B3
Permen LHK Nomor 6 berdasarkan penetapan
Tahun 2021 Nomor 22 Tahun 2021
pengecualian dari
pengelolaan Limbah B3 dari
Kode Limbah N101 – N109
Sumber Spesifik
4
IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI LIMBAH B3

Identifikasi limbah B3 : proses awal pengelolaan limbah B3.


Identifikasi sumber dan karakteristik limbah B3
Karakterisasi: salah satu proses identifikasi, menentukan
apakah suatu limbah sebagai limbah B3, atau mengapa
sebuah limbah dimasukkan dalam katagori limbah B3.
Bila limbah berkategori limbah B3: penanganannya menganut
konsep gradle-to-grave.
IDENTIFIKASI LIMBAH B3
Untuk menentukan apakah limbahnya termasuk limbah B3 yang diatur
oleh PP 22 TAHUN 2021 maka terdapat 2 langkah utama yang perlu
dilakukan oleh penghasil, yaitu:
-Langkah 1: mencocokkan jenis limbahnya dengan daftar dalam tabel-
tabel lampiran IX PP tersebut. Apabila terdapat dalam daftar atau cocok
dengan daftar, maka limbahnya termasuk limbah B3 versi PP 22 tahun
2021.
langkah 2, apabila terdapat limbah di luar daftar limbah B3 yang
terindikasi memiliki karakteristik Limbah B3, Menteri wajib melakukan uji
karakteristik untuk mengidentifikasi Limbah sebagai:Limbah B3 kategori
1;Limbah B3 kategori 2; atau Limbah nonB3
TATA CARA UJI KARAKTERISTIK UNTUK LIMBAH B3
(LAMPIRAN X PP 22/2021)

LIMBAH B3
KATEGORI 1
Lamp XI
YA > TCLP Nilai LD50 < 50 mg/kg
kolom A BB hewan uji
Apakah limbah Nilai LD50 > 5000
eksplosif, mudah TCLP (toxicity
mg/kg BB hewan
menyala, reaktif, characteristic LD50 (lethal uji Beracun sub- Limbah
LIMBAH
infeksius, dan/atau leaching < TCLP dose-50) kronis? nonB3
korosif? procedure) kolom B
Nilai LD 5 0> 50
< TCLP kolom mg/kg d an <
A dan > TCLP 5000 mg/kg BB
hewan uji YA TIDAK
kolom B

LIMBAH B3
KATEGORI 2

8
IDENTIFIKASI LIMBAH B3
Versi PP-‐22 tahun 2021

Mudah Beracun LIMBAH


LIMBAH Menyala? Infeksius? TCLP-‐A? LD-‐50?
X <= 50 mg/kg NON B3
I Lamp-‐XI
Tidak
Tidak Tidak Tidak

TIDAK
Tidak Tidak Tidak Tidak
Mudah
Meledak? Reaktif? Korosif? Beracun LD-‐50?
E R C TCLP-‐B? 50-‐5000 mg/kg
Lamp-‐XI
Tidak
Tidak
Sub-‐Kronis?
90 hari

Ada di Lampiran IX YA YA YA YA YA Y YA YA YA
Tabel 1, 2, 3,4 ? Kat-- Kat-- Kat-- Kat-- Kat-‐1 K Kat-- Kat-‐2 Kat-‐2
‐1 ‐1 ‐1 ‐1 A YA ‐1 LIMBAH B3
at-‐1 Kat-‐2 Kat-‐1
YA atau
Kat-‐2

9
Berdasarkan PP 22 tahun 2021, limbah B3 dapat dikategorikan berdasarkan
tingkat bahayanya yaitu kategori 1 dan kategori 2. Dimana terdapat perbedaaan
pengelolaan terhadap kedua kategori tersebut mulai dari penyimpanan sampai
dengan penimbunan limbah B3.
Limbah kategori 1
Limbah B3 yang berdampak akut dan langsung terhadap manusia dan dapat
dipastikan akan berdampak negatif terhadap lingkungan hidup.
Limbah kategori 2
Limbah yang mengandung B3, memiliki efek tunda (delayed effect), dan
berdampak tidak langsung terhadap manusia dan lingkungan hidup serta memiliki
toksisitas sub-kronis atau kronis
TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS ANDALAS

Tata cara identifikasi limbah B3 yang diatur PP 22 tahun 2021 mirip


tata cara yang dianut oleh US Protection Agency US EPA) yaitu
yang diatur dalam resource concervation recovery act (RCRA).
Karakteristik: untuk pengumpulan limbah B3 dengan tepat dan
penyimpanan.
PROSEDUR PENETAPAN LIMBAH UNTUK DIKECULAIKAN DARI LIMBAH B3

Validasi Persetujuan
Kelengkapan PROSEDUR 1 KA
Pengecualian Limbah dokumen Pemohon melakukan
Evaluasi Tim Ahli
dari Pengelolaan uji karakteristik
Permen LHK Limbah B3 (berdasarkan KA)
Limbah B3 (umum)
Nomor 10 Tahap 1 KERANGKA ACUAN (KA)
a. Tujuan pengecualian Tahap 2 a. Sertifikat hasil uji
Tahun 2020 Permohonan berupa b. Dekripsi proses produksi karakteristik
Kerangka Acuan (KA) c. Rencana Sampling (metode dan b. Dokumen Sistem
Permohonan lab yang digunakan Kontrol Mutu dan
d. Rencana pengelolaan sebagai Jaminan Mutu
Pengecualian limbah non B3 c. Dokumentasi Sampling
Limbah B3
Validasi PROSEDUR 2
Tabel 3 dan 4 Pengecualian Limbah Kelengkapan Rekomendasi
Lampiran IX dokumen Evaluasi Tim Ahli Tim Ahli
dari Pengelolaan
(PP 22/2021) Limbah B3
Limbah B3 (tertentu) SK Menteri
a.Tujuan pengecualian
b.Dekripsi proses produksi Penetapan Limbah
c. Rencana pengelolaan sebagai limbah non B3 dikelola sebagai
Permohonan d. Sertifikat hasil uji karakteristik limbah Non B3
berisi: e. Dokumen Sistem Kontrol Mutu dan Jaminan Mutu sesuai rencana
f. Dokumentasi Sampling yang disampaikan
Rekomendasi
Tim Ahli
Pengecualian Limbah dari Validasi Lengkapan Evaluasi Tim
PP 22 dokumen SK Menteri
Pengelolaan Limbah B3 Ahli Limbah B3
Tahun 2021 Penetapan limbah dikelola
sebagai produk samping Standar sebagai Produk samping
Produk (SNI) dengan nama produk yang
sudah teregistrasi 5
Uji Karakteristik Limbah B3 dan Laboratorium
Tujuan pelaksanaan uji karakteristik untuk Pengecualian :
▪Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 dari sumber spesifik dapat
mengecualikan limbah B3 tersebut dari Pengelolaan Limbah B3 dan wajib
melaksanakan uji karakteristik Limbah
▪ setiap orang yang menghasilkan limbah B3 dari sumber spesifik wajib
menggunakan laboratorium yang terakreditasi untuk masing-masing uji.
▪ dalam hal belum terdapat laboratorium yang terakreditasi, uji
karakteristik dilakukan dengan menggunakan laboratorium yang
menerapkan prosedur yang telah memenuhi SNI mengenai tatacara
berlaboratorium yang baik.

Tahapan Uji karakteristik Limbah B3 :


a. pengambilan contoh uji; dan
b. pelaksanaan uji karakteristik Limbah B3
13
Metode Pengambilan Contoh Uji Limbah
Sample Metoda Uji
untuk pengambilan Standar Nasional Indonesia Nomor: SNI 6989.59:2008,
contoh uji Air dan air Limbah - Bagian 59: Metoda Pengambilan
Limbah B3 cair Contoh Air Limbah.

untuk Standar Nasional Indonesia Nomor: SNI 8520: Cara Pengambilan


pengambilan contoh uji Contoh Uji Limbah Padat B3, untuk pengambilan contoh uji Limbah
Limbah B3 padat B3 padat.

14
METODE UJI KARAKTERISTIK …(1)
Uji Karakteristik Metoda Uji
Mudah Meledak Evaluating Explosive Reactivity of Explosive-Contaminated Solid Waste
Substances-Report of Investigations 9217, Bureau of Mines, United States
Department of The Interior
Mudah Menyala a. SNI 7184.3:2011. Karakteristik Limbah B3 – Bagian 3: Cara Uji Titik Nyala
Dalam Limbah Cair dan Semi Padat
b. Metode 1030 – US-EPA : Ignitability of Solids
Reaktif a. Metode 1040 – US-EPA : Test Method for Oxidizing solids
b. Metode 1050 – US-EPA : Test Method For Determine Substances likely to
Spontaneously Combust
Infeksius Examination of water and wastewater – American Public Health Association –
American Water Works Association (APHA-AWWA) 9260, 9510, atau 9610

Korosif a. SNI 06-6989.11:2004, untuk Limbah B3 cair


b. 9045D – US-EPA, untuk Limbah B3 padat
c. 404 : Organization for economic cooperation and development (OECD)
acute dermal irritation/ corrotion
15
METODE UJI KARAKTERISTIK …(2)
Uji Karakteristik Metoda Uji
Beracun
a. TCLP 1311 – US-EPA: Toxicity Characteristic Leaching Procedur
b. LD50 425 : OECD Guideline for testing of chemicals, acute oral toxicity – up and
down procedure
c. Total Konsentrasi metode uji 1311–United States Environmental Protection Agency (US-EPA):
Logam Berat Toxicity Characteristic Leaching Procedure

d. Sub Kronis Acuan normatif : OECD Guideline for testing of chemicals : Repeated Dose
90-day Oral Toxicity Study in Rodent, Adopyted 21st September 1998,
France.

16
PRODUK SAMPING (BY PRODUCT)
▪ Permohonan penetapan limbah B3 dari sumber spesifik
▪ Setiap orang yang menghasilkan limbah sebagai produk samping diajukan secara tertulis kepada
B3 dari sumber spesifik sebagai produk Menteri dan dilengkapi dengan persyaratan yang
meliputi:
samping dapat mengajukan ❒ identitas pemohon;
permohonan penetapan limbah B3 dari ❒ profil usaha dan/atau kegiatan;
sumber spesifik sebagai produk ❒ nama limbah B3;
samping kepada Menteri. ❒ bahan baku dan/atau bahan penolong yang
digunakan dalam proses produksi yang menghasilkan
▪ Limbah B3 dari sumber spesifik yang limbah B3;
dapat diajukan permohonan penetapan ❒ proses produksi yang menghasilkan limbah B3 yang
diajukan untuk ditetapkan sebagai produk samping;
sebagai produk samping berasal dari dan
satu siklus tertutup produksi yang ❒ nama produk samping serta sertifikat standar produk
yang dipenuhi yang ditetapkan oleh menteri/kepala
terintegrasi. lembaga pemerintah nonkementerian yang
membidangi usaha dan/atau kegiatan.
❒ Rencana pengemasan sebagai produk
17
PENERBITAN SURAT KEPUTUSAN
MENTERI LHK TENTANG PENETAPAN
Telah Terbit SK Penetapan Limbah B3 untuk dikecualikan dari
pengelolaan Limbah B3 untuk :
1. PT. Caprifarmindo Laboratories (untuk limbah berupa TAB sisa
produksi vaksin dengan kode A336-2 menjadi limbah nonB3 khusus)
2. PT. Petrokimia Gresik (untuk limbah B3 Gypsum dengan kode B414
menjadi limbah nonB3 khusus)
3. PT. PJB Paiton (untuk penetapan limbah B3 fly ash dengan kode
B409 sebagai produk samping)

18
PERPINDAHAN LINTAS BATAS LIMBAH

Implementasi Konvensi Basel di Indonesia


DASAR HUKUM IMPOR LIMBAH NON B3
UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan
1 Pengelolaan Lingkungan Hidup

2 UU No. 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah

Permendag No. 84/2019 tentang Ketentuan Impor


3 Limbah Non B3 Sebagai Bahan Baku Industri

Amandemen Permendag No. 84/2019:


4 Permendag No. 92/2019 Jo. No. 58/2019 Jo. 83/2020; tentang Perubahan
Permendag No. 84 Tahun 2019 Tentang Ketentuan Impor Limbah Non
B3 Sebagai Bahan Baku Industri

5 Keppres 63 Tahun 1991 tentang Ratifikasi Konvensi Basel

20
IMPOR LIMBAH NON B3 SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI

Limbah Non B3
01 sisa suatu usaha dan/atau kegiatan berupa sisa, skrap, atau reja yang
tidak termasuk dalam klasifikasi atau kategori limbah bahan berbahaya
dan beracun.

Bahan Baku Industri


02 Limbah Non B3 yang dapat diimpor hanya dapat digunakan untuk bahan
baku industri.

Eksportir Terdaftar
03 Impor Limbah Non B3 sebagai Bahan Baku Industri harus berasal dari
Eksportir yang terdaftar di negara asalnya dan disahkan oleh perwakilan
RI.

Komoditi (Limbah Non B3)


04 Perusahaan Pemilik API-P mengimpor berupa Skrap, Reja, dan Sisa
(Kertas, Logam, Plastik, Karet, Kaca, dan Tektsil) dengan Pos Tarif
sebanyak 59 jenis
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia

15 21
LIMBAH NON B3 YANG DAPAT DIIMPOR
(Permendag No. 84 Tahun 2019)

1 Tidak berasal dari kegiatan


landfill
KRITERIA POINT 1 DAN 2
a. Tidak bercampur
dengan tanah dan;
b. Bersih.

2 Bukan sampah dan tidak


tercampur sampah

3 Tidak terkontaminasi B3
dan Limbah B3

4 Homogen

16
The Ministry of Trade o fthe Republic of Indonesia

22
Alur Proses Permohonan Rekomendasi
Impor Limbah Non B3

PTSP mengecek
Verifikasi lapangan
kelengkapan dokumen
This image cannot currently be displayed.

kesesuaian teknis
yang dipersyaratkan
oleh Unit Teknis Surat Rekomendasi
dan menerbitkan tanda
terima registrasi
Importir menyerahkan asli
rekomendasi dari
Validasi Verifikasi Selesai Kementerian Lingkungan
This image cannot currently be displayed.
This image cannot currently be displayed.

This image cannot currently be displayed.


Hidup dan Kementerian
Perindustrian ke
This image cannot currently be displayed. This image cannot currently be displayed.
This image cannot currently be displayed.

3
This image cannot currently be displayed.

This image cannot currently be displayed.


ThisThis
image cannot
image currently
cannot be displayed.
currently be displayed. This image cannot currently be displayed. This image cannot currently be displayed.
This image cannot currently be displayed.

1
This image cannot currently be displayed. This image cannot currently be displayed.
This image cannot currently be displayed.

2
This image cannot currently be displayed.

4 Kementerian
Perdagangan
Start Evaluasi Tindak Lanjut

Importir mengajukan Evaluasi dokumen dan Kelengkapan Penerbitan


permohonan teknis oleh Unit Teknis sarana/teknis Persetujuan Impor
rekomendasi impor
limbah non B3 kepada
Dirjen PSLB3 – KLHK Rapat Teknis
melalui PTSP. Penyusunan draft
Rekomendasi

23
Dasar Hukum Notifikasi Ekspor Limbah B3
❖ PP 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
🚢🚢 Pasal 326 b; Pasal 355 b:
➢ Penghasil limbah B3 yang tidak mampu melakukan sendiri pemanfaatan dan/atau
pengolahan limbah B3 yang dihasilkannya dapat melakukan ekspor limbah B3.
➢ Ekspor limbah B3 dapat dilakukan jika tidak tersedia teknologi pemanfaatan dan/atau
pengolahan limbah B3 di dalam negeri.
🚢🚢 Pasal 408; Pasal 409

❖ Ratifikasi Konvensi Ba:DsealsamreHluakluumiKeppres Nomor 61 Tahun 1993:


Kepentingan Indonesia meratifikasi Konvensi Basel guna mencegah Indonesia sebagai tempat
pembuangan limbah; membantu pengawasan atas UU 32 Tahun 2009 Pasal 69 tentang Pelarangan
Impor Limbah B3; memicu peningkatan kapasitan ESM dalam teknologi pengelolaan limbah B3; dan
mendasari aktifitas Indonesia sebagai negara eksportir limbah B3 yang juga merupakan salah satu
negara transit.

24
PERSYARATAN DAN TATA CARA EKSPOR LIMBAH B3

Penghasil limbah Permohonan notifikasi Disetujui oleh negara Selesai


B3/eksportir tujuan
limbah B3
3
mengajukan 1 2 4 Rekomendasi
notifikasi kepada Ekspor Limbah
Menteri B3
Start Dikirimkan ke negara Menteri
tujuan & negara menerbitkan
transit Rekomendasi
ekspor limbah
Permohonan Notifikasi dilengkapi: B3
a.Identitas eksportir:
b.Negara tujuan ekspor:
c. Dokumen mengenai nama, sumber, karakteristik, dan jumlah LB3 yang akan diekspor;
d. Alat angkut yang digunakan;
e. Negara transit;
f. Tanggal rencana penagnagkutan, pelabuhan atau terminal transit, waktu tinggal di setiap transit, dan
pelabuhan atau terminal masuk dan keluar;
g. Dokumen mengenai asuransi;
h. Dokumen mengenai pengemasan LB3;
i. Dokumen mengenai tata cara penanganan LB3 yang akan diangkut; dan dokumen berisi pernyataan
dari penghasil/eksportir LB3 mengenai keabsahan dokumen yang disampaikan.
19
PENGELOLAAN LIMBAH nonB3
▪Limbah Non Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disebut Limbah nonB3 adalah
sisa suatu Usaha dan/atau Kegiatan yang tidak menunjukkan karakteristik Limbah B3.
▪Pengelolaan Limbah nonB3 :
✓ Pengaturan dalam PP 22 Tahun 2021: BAB VII (Pasal 450 s.d. Pasal 470)
✓ Pengaturan dalam Permen LHK tentang Pengelolaan Limbah nonB3 (draft permen LHK)
✓ Harus tercantum dalam Persetujuan Lingkungan

MEKANISME PENGELOLAAN LIMBAH NONB3

Pengelolaan
Persetujuan Limbah nonB3
Lingkungan

26
PENGELOLAAN LIMBAH nonB3

PENGELOLAAN
LIMBAH NONB3

Pengelolaan Limbah nonB3 Terdaftar :


1. PENGURANGAN
2. PENYIMPANAN
3. PEMANFAATAN
4. PENIMBUNAN
5. LINTAS BATAS LIMBAH

27
PENGELOLAAN LIMBAH NONB3 … (1)

1. PENGURANGAN
PENGELOLAAN LIMBAH nonB3

Sebelum Setelah
dihasilkan dihasilkan

• Modifikasi • Penggilingan
Proses • Pencacahan
• Teknologi • Pemadatan
ramah • Termal WASTE PILE
WASTE
IMPOUNDMENT
lingkungan • IPTEK BANGUNAN SILO

2. PENYIMPANAN
1. Tercantum dalam SOP
2. Memenuhi Baku Mutu
Lingkungan : Fasilitas :
Persyaratan : Syarat Lokasi :
• Air Limbah • Bangunan
1. Kriteria Lokasi 1. Bebas Banjir
• Emisi Udara • Silo
2. Kriteria Desain 2. Jarak Aman
• Waste Pile 3. Lokasi di area
3. Kapasitas Penyimpanan
• Waste Impoundment Pengasil
• IPTEK 4. SOP
5. Dapat dilakukan
Jumbo IBC Tank
Pelabelan, berisi informasi : rekayasa
Bag Pengemasan :
1. Identitas Penghasil teknologi
1. Tidak Bocor
kemasan dan/atau 2. Kode Limbah
wadah lainnya sesuai 2. Tidak Berkarat
Kemasan 3. Jumlah Limbah
dengan Bentuk 3. Tidak Rusak
Drum Limbah nonB3 4. Tanggal mulai disimpan
28
PENGELOLAAN LIMBAH NONB3 … (2)
3. PEMANFAATAN
PENGELOLAAN LIMBAH nonB3
Dilakukan sendiri oleh penghasil

Substitusi Bahan Baku Substitusi Sumber Energi Bahan Baku Produk Samping IPTEK

• Bahan Baku Kontruksi Memenuhi persyaratan : 1. pembuatan produk harus memenuhi


• Industri semen • Total Konsentrasi zat kertas, low grade ketentuan:
• Pemadatan tanah pencemar
paper, dan kertas 1. dihasilkan dari proses
• Pemanfaatan lainnya • TOX < 2% dan Sulfur < 1%
chipboard; industri yang
2. pembuatan base oil terintegrasi dengan
Memenuhi Standar Produk dan bahan bakar proses utama sebagai
: Memenuhi baku mutu minyak; produk sekunder;
1. SNI lingkungan : 3. peleburan logam; 2. penggunaannya
2. Standar yang 1. Baku Mutu Emisi 4. pembuatan produk bersifat pasti;
ditetapkan pemerintah 2. Baku Mutu Air Limbah berbahan dasar 3. kualitas produk yang
3. Standar Internasional logam, kertas, plastik, dihasilkan bersifat
dan kaca; konsisten;
5. pembuatan pembenah 4. memenuhi syarat dan
tanah standar produk
Dilakukan oleh Pihak Ketiga yang tidak wajib
memiliki perizinan Berusaha
Memenuhi Standar Produk :
(UMKM, Pemerintah)
1. SNI
2. Standar yang ditetapkan
Rincian dan tujuan pemanfaatan harus termuat pemerintah
dalam persetujuan lingkungan penghasil 3. Standar Internasional
29
PENGELOLAAN LIMBAH NONB3 … (3)
Syarat Fasilitas :
1. Lokasi
PENGELOLAAN LIMBAH nonB3

2. Desain Kontruksi
4. PENIMBUNAN
3. Sarana dan Prasana pendukung fasilitas
4. Standard Operasional Prosedur (SOP)
Fasilitas Penimbunan : 5. Sarana Pemantauan lingkungan
1. Penimbusan Akhir
2. Penempatan di area bekas Khusus Penimbusan Akhir :
tambang 1. Wajib uji paint filter
3. Bendungan 2. Dilakukan Pre-treatment berupa
4. IPTEK solidifikasi dan/ atau stabilisasi

Penimbusan Akhir Bendungan/penampung


Penempatan di areal limbah tambang
bekas tambang Sesuai
IPTEK

30
PENGELOLAAN LIMBAH NONB3 … (4)

PERPINDAHAN LINTAS BATAS


PENGELOLAAN LIMBAH nonB3

LIMBAH NON B3 Pasal 467

• Dapat dilakukan Ekspor Limbah


PENANGGULANGAN PENCEMARAN dan/atau
nonB3 KERUSAKAN dan PEMULIHAN LINGKUNGAN HIDUP
• Jika negara negara penerima
meminta notifikasi, maka dilakukan
Penanggulangan Pencemaran dan/
sesuai prosedur Konvensi Basel
atau kerusakan dan Pemulihan
• Mengajukan permohonan notifikasi
lingkungan Hidup
ke KLHK
• Dilarang mengimpor limbah nonB3 Penghasil limbah nonB3 wajib
melakukan :
jika tidak diatur melalui PUU lainnya
- Penanggulangan Pencemaran
- Penanggulangan Kerusakan
- pemulihan

31
Pengangkutan Limbah nonB3 wajib dilengkapi dengan
PENGELOLAAN LIMBAH nonB3
Berita Acara Penyerahan
Limbah nonB3
(BAPL)

PENGHASIL
LIMBAH NONB3
PENGANGKUT LIMBAH NONB3

Persyaratan pengangkutan : PIHAK KETIGA :


1. Wajib menjamin tidak 1. PEMANFAAT
terjadinya ceceran, 2. PENIMBUN
tumpahan dan/atau
pencemaran lingkungan ;
dan
2. Wajib menggunakan alat
angkut yang sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundangan dibidang
Transportasi.
32
1 kali dalam 1 Tahun
PENGELOLAAN LIMBAH nonB3

Kepada Menteri melalui


Direktur Jenderal

MEMUAT

KEWAJIBAN
PELAPORAN Jumlah
Limbah
PENGELOLAAN Jenis
Kegiatan
LIMBAH NON B3 Kode
Limbah
Neraca
Massa
Nama
Limbah

33
PENGELOLAAN LIMBAH nonB3 PENGELOLAAN LIMBAH NONB3 KHUSUS

PROSEDUR PENGECUALIAN LIMBAH B3 DARI


PENGELOLAAN LIMBAH B3

PERSYARATAN :
• Mengajukan permohonan pengecualian Limbah B3 dari pengelolaan
Limbah B3 ditujukan kepada Menteri LHK
• Melengkapi dokumen:
a. Lembar pernyataan keabsahan dokumen bermaterai
b. Akte pendirian usaha/ kegiatan
c. Fotocopy izin lingkungan
d. Kerangka acuan /dokumen Pengecualian termasuk Rencana
Pengelolaan setelah dikecualikan dari Pengelolaan Limbah B3
• Hasil Uji Karakteristik Limbah B3 (Lampiran X PP 22/2021)

EVALUASI DAN SK MENTERI LHK TENTANG


REKOMENDASI TIM AHLI PENETAPAN LIMBAH

Persyaratan dan rencana Pengelolaan Limbah nonB3


Khusus tercantum dalam SK Menteri
29
PENGELOLAAN LIMBAH nonB3

Contoh Kategorisasi Limbah sebagai Limbah


nonB3 Terdaftar dan Limbah nonB3 Khusus

30
FABA Sebagai Limbah B3 dan Limbah nonB3
Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) Menggunakan teknologi stoker atau Kode Limbah B3 :
dari kegiatan industri lainnya tungku pembakaran adalah Limbah B3 • Fly Ash B409
• Bottom Ash B410

LIMBAH B3
Digunakan untuk menghasilkan steam :
- Temperatur rendah (dibawah 600OC)
- Pembakaran belum sempurna Dapat diajukan sebagai
Limbah nonB3 khusus

Digunakan untuk menghasilkan listrik:


Fly Ash dan Bottom Ash - Temperatur tinggi (wajib > 800OC)
(FABA) dari kegiatan PLTU untuk menjaga efisiensi pembakaran Kode Limbah nonB3 :
dengan boiler PC, CFB, dan - Menggunakan batubara dengan kalori • Fly Ash N106
ChainGrate Stoker tinggi • Bottom Ash N107

LIMBAH NON B3

Kalori 10 - 20 Kalori 19 - 26 - Pembakaran sempurna


MJ/Kg MJ/Kg (4500-6200
kcal) - Tidak menujukkan karakteristik
Limbah B3

VPLB3
Kalori 25 - 35
MJ/Kg (5900 – 8300
Kalori > 35 MJ/Kg
(diatas 8300 kcal) 31
kcal)
2. SLAG BESI/ BAJA DAN SLAG NIKEL TIDAK
PENGELOLAAN LIMBAH nonB3

DIKATEGORIKAN SEBAGAI LIMBAH NON B3


KHUSUS

LIMBAH NONB3 KHUSUS


KARENA TIDAK TERCANTUM DALAM
LAMPIRAN IX PP 22 TAHUN 2021

37
IMPLEMENTASI PENGELOLAAN LIMBAH NONB3
TERDAFTAR…. (1)
PENGELOLAAN LIMBAH nonB3

Sebelum PP 22/ 2021 Terbit Setelah PP 22/ 2021 Terbit

• Kegiatan penyimpanan masih dapat


dilakukan dan agar dicantumkan dalam
dokumen lingkungan.
PENGHASIL SEBELUMNYA
SUDAH MEMILIKI IZIN TPS • Kegiatan masih dapat dilakukan, dan
segera mencantumkan rincian
LIMBAH B3
pemanfaatan sendiri dalam lampiran
PENGHASIL SEBELUMNYA SUDAH matriks pengelolaan lingkungan
MEMILIKI IZIN PEMANFAATAN LIMBAH dokumen lingkungan.
B3
• Kegiatan pengelolaan Limbah nonB3
dimasukkan dalam Persetujuan
Lingkungan penghasil.

38
IMPLEMENTASI PENGELOLAAN LIMBAH NONB3
TERDAFTAR…. (2)
B3

KEGIATAN PEMANFAATAN IMPLEMENTASI


1. Dimanfaatakan oleh pihak ketiga yang • Tujuan pemanfaatan harus termuat dalam
memiliki perizinan berusaha pengelolaan persetujuan lingkungan penghasil
PENGELOLAAN LIMBAH

Limbah B3 (contoh : Industri semen • Pemanfaat harus memiliki Pertek dan SLO
sebagai Jasa pengelola limbah B3)

2. Dimanfaatkan oleh pihak ketiga yang • Tujuan pemanfaatan harus termuat dalam
memiliki perizinan berusaha (contoh : Persetujuan Lingkungan penghasil
Industri batako hanya memanfaatkan • Rincian kegiatan pemanfaatan dan sumber
FABA dari PLTU untuk bahan baku limbah termuat dalam Persetujuan lingkungan
produksi) pemanfaat
3. Dimanfaatkan oleh Masyarakat/ Rincian dan tujuan pemanfaatan harus termuat
Kelompok orang/ UMKM dalam Persetujuan Lingkungan penghasil
non

4. Dimanfaatkan oleh Pemerintah Rincian dan tujuan pemanfaatan harus termuat


dalam Persetujuan Lingkungan penghasil
34
KLARIFIKASI STATUS LIMBAH….(1)
Bagaimana meakukan identifikasi
Limbah
Inputs Proses Outputs

Emisi Gas

Produk
Bahan Baku
1 Proses Produk Samping
Bahan Baku Produksi
2 atau unit LIMBAH IPAL TPS LB3
operasi
Bahan Baku Kode limbah berdasarkan
3 jenis industrinya (Lamp IX)
Air dan Energi
Kode limbah B3 berdasarkan
kegiatannya
35

40
KLARIFIKASI STATUS LIMBAH…(2)
PENGELOLAAN LIMBAH nonB3

1. Mengajukan Permohonan Klarifikasi,


dilengkapi : 3. Verifikasi Lapangan
✓ Fotokopy Izin Lingkungan Identifikasi proses dihasilkan
✓ Flow Proses Produksi limbah dan sumber dihasilkannya
✓ Bahan Baku yang Digunakan (contoh: limbah FABA dari boiler
✓ Flow Proses Dihasilkannya Limbah chaingrate untuk steam)
✓ Uji Laboratorium
✓ Informasi Rencana pengelolaan lanjut
4. Surat Klarifikasi, menyatakan :
✓ dikategorikan Limbah B3
limbah
sebagaimana Lampiran IX PP
2. Rapat Teknis 22/2021;
Pemohon Menyampaikan ✓ dikategorikan Limbah nonB3
Terdaftar sebagaimana
Presentasi Proses Produksi dan
Lampiran XIV PP 22/2021; atau
Proses Dihasilkannya Limbah ✓ Limbah Tidak dikategorikan
sebagai Limbah B3

41
PELARANGAN DALAM PENGELOLAAN LIMBAH NON B3

• Dumping Limbah nonB3


tanpa persetujuan
Pemerintah Pusat
• Open burning
• Mencampurkan Limbah
nonB3 dan Limbah B3
• Penimbunan Limbah
nonB3 di TPA Sampah

PP
Nomor
22 Tahun
2021

42
Daftar Limbah B3 (Lampiran IX)
LAMPIRAN IX PP 22/2021
TABEL 1: Limbah B3 dari Sumber Tidak Spesifik
•Pelarut terhalogen (12 buah -‐ Kategori 1): Tetrakloroetilen, dsb
•Pelarut tidak terhalogen (21 buah – Kategor 1) : aseton, dsb
•Asam-‐basa (10 buah – Kategor 1): Asam sulfat, dsb
•Yang tidak spesifik lainnya (11 buah -‐ Kategori 1):
Mengandung POPs, debu asbes (biru, coklat, abu-‐abu), aki bekas, lindi
landfill B3, produk terkontaminasi Hg, limbah lab mengandung B3, limbah
terkontaminasi B3, limbah karbon aktif bekas limbah B3, refrigeran
•Yang tidak spesifik lainnya (10 buah – Kategori 2):limbah buangan produk
terkontaminasio Hg,debu asbes putih,
pelumas bekas, resin penukar ion, CRT, printed circuit board, wire rubber,
kemasan bekas B3, sludge IPAL kawasan industri, filter bekas APC, kain
majun.
LAMPIRAN IX PP 22/2021 (2)

TABEL 2: B3 kadaluwarsa, B3 tumpah, B3 tidak sesuai


spesifikasi, bekas kemasan B3:
•Semuanya bahan kimia
•Terdapat 376 buah
•Kategori 1
LAMPIRAN IX PP 22/2021 (3)
TABEL 3: Sumber Spesifik Umum:
•Terdapat 57 jenis industri, Kategori 1 dan Kategori 2
•Jenis industri-‐kegiatan: pupuk, pestisida, resin adesif, polimer, petro kimia,
kilang minyak, pengawetan kayu, peleburan besi baja-‐timah hitam-‐tembaga--
‐alumunium-‐seng-‐nikel-‐timah putih-‐ mangan, peleburan aki bekas, tekstil,
elektroplating, cat, batere, ekplorasi minyak-‐gas-‐panas bumi, pertambangan,
PLTU, penyamakan kulit, farmasi, laboratorium, sabun deterjen, oleo, pulp--
‐kertas, foto-‐kopi.
•Jenis limbah: karbon aktif, sorben, slag, katalis, residu proses, debu emisi,
sludge IPAL, peralatan terkontaminasi, filter bekas, kerak tanki, fire retardant,
spent liquor, tar, sand foundry,
emulsi minyak, solvent, asam-‐basa bekas, kemasan bekas tinta, potongan PCB
tersolder, scrap timah solder, residu destilasi, batere bekas, metal powder,
lampu fluoresen-‐Hg, CRT, sisa asbestos, dsb.
LAMPIRAN IX PP 22/2021(4)

TABEL 4: Sumber Spesifik Khusus:


•Semuanya berasal dari residu kegiatan industri
•Terdapat 17 buah
•Jenis limbah:
• Slag logam berat,
• Scale, debu EAF
• Debu, abu (Fly ash, bottom ash)
• Sludge IPAL
• Spent bleaching earth
• Gipsum, kapur
• Tailing dari tambang
• Refractori bekas proses termal

4
7
LAMPIRAN X PP 22/2021 (1)
Berisi definisi/kriteria karakteristik penentuan limbah B3
Limbah mudah meledak (explosive – E):
Limbah yang pada suhu dan tekanan standar (25oC dan 760 mmHg) dapat meledak,
atau dapat menghasilkan gas dengan
suhu dan tekanan tinggi, yang dengan cepat dapat merusak lingkungan sekitarnya.

Limbah mudah menyala (ignitable – I):


•Berupa cairan mengandung alkohol < 24% volume dan/atau
pada titik nyala <= 60oC akan menyala jika terjadi kontak dengan api, percikan api
atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg.
•Bukan cairan, yang pada temperatur dan tekanan standar (25oC dan 760 mmHg)
mudah menyala melalui gesekan,
penyerapan uap air atau perubahan kimia secara spontan dan jika menyala dapat
menyebabkan nyala terus menerus.

4
8
LAMPIRAN X PP 22/2021
Berisi definisi/kriteria karakteristik penentuan limbah B3

Limbah reaktif (reactive – R):


•Limbah yang pada keadaan normal tidak stabil dan dapat
menyebabkan perubahan tanpa peledakan. Secara visual
menunjukkan gelembung gas, asap, dan perubahan warna;
•Limbah yang jika bercampur dengan air berpotensi
menimbulkan ledakan, menghasilkan gas, uap, atau
asap.
•Limbah sianida, sulfida yang pada kondisi pH antara 2 dan 12,5
dapat menghasilkan gas, uap, atau asap beracun.

4
9
LAMPIRAN X PP 22/2021 (3)
Berisi definisi/kriteria karakteristik penentuan limbah B3
Limbah infeksius (infectious – X):
Limbah medis padat yang terkontaminasi organisme patogen yang tidak secara rutin ada
di lingkungan, dan dalam jumlah dan virulensi
yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia:
•Berasal dari perawatan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular, limbah
laboratorium;
•Benda tajam seperti jarum suntik, perlengkapan intravena, pipet
pasteur, dan pecahan gelas;
•Patologi (limbah jaringan tubuh) dari proses bedah atau otopsi;
•Dari pembiakan dan stok bahan infeksius, organ binatang percobaan, bahan lain yang
telah diinokulasi, terinfeksi atau
dengan bahan yang sangat infeksius;
•Limbah sitotoksik dari bahan yang terkontaminasi dari pemberian
obat sitotoksik untuk kemoterapi kanker yang mempunyai kemampuan membunuh atau
menghambat pertumbuhan sel.
LAMPIRAN X PP 22/2021
Berisi definisi/kriteria karakteristik penentuan limbah B3

Limbah reaktif (reactive – R):


•Limbah yang pada keadaan normal tidak stabil dan dapat
menyebabkan perubahan tanpa peledakan. Secara visual
menunjukkan gelembung gas, asap, dan perubahan warna;
•Limbah yang jika bercampur dengan air berpotensi
menimbulkan ledakan, menghasilkan gas, uap, atau
asap.
•Limbah sianida, sulfida yang pada kondisi pH antara 2 dan 12,5
dapat menghasilkan gas, uap, atau asap beracun.

51
LAMPIRAN X PP 22/2021(4)
Berisi definisi/kriteria karakteristik penentuan limbah B3 Limbah
korosif (corosive – C):
• Limbah dengan pH <= 2 (dua) > 12,5. Bila bersifat padat dilakukan
dengan mencampurkan dengan air sesuai dengan metode yang berlaku.
• Limbah yang menyebabkan tingkat iritasi yang ditandai
dengan adanya kemerahan atau eritema dan pembengkakan atau
edema.

Limbah beracun (toxic – T):


• Uji toxicxity characteristic leaching procedure (TCLP
• Uji toksikologi LD50
• Uji sub-‐kronis
LAMPIRAN X PP 21/2021(5)
Berisi definisi/kriteria karakteristik penentuan limbah B3
Limbah beracun (toxic – T): Uji TCLP
•Limbah B3 Kategori 1: jika memiliki konsentrasi zat pencemar lebih besar dari TCLP-‐A
(Lampiran XI).
•Limbah B3 Kategori 2: jika memiliki konsentrasi zat pencemar <= TCLP-‐A dan > TCLP-‐B
(Lampiran XI).

Limbah beracun (toxic – T): Uji LD50


•Limbah B3 Kategori 1: jika memiliki nilai LD50 oral 7 hari dengan nilai <= 50 mg/kg (berat hewan
uji mencit).
•Limbah B3 kategori 2: jika memiliki nilai LD50 oral 7 hari antara 50 mg/kg
sampai 5000 mg/kg (berat hewan uji mencit).

Limbah beracun (toxic – T): Uji Sub-‐kronis


Limbah B3 Kategori 2 jika uji Sub-‐kronis pada hewan uji mencit selama 90 hari menunjukkan
sifat racun sub-‐kronis, terhadap pengamatan
pertumbuhan, akumulasi atau biokonsentrasi, studi perilaku respon antar individu hewan uji,
dan/atau histopatologis.
LAMPIRAN XI PP 22/2021
Berisi dasar standard UjiTCLP
• Zat anorganik: 16 unsur
• Anion: 6 unsur
• Organik: 36 unsur
• Pestisida: 8 unsur
• Parameter tambahan: 6 unsur

Contoh

Zat pencemar TCLP-‐A (mg/L) TCLP-‐B (mg/L)


Anorganik: Antimoni, Sb 6 1
Anion: Klorida, Cl-‐ 75.000 12.500
Organik: Benzena 3 0,5
Pestisida: Pentaklorofenol 2,7 0,45
Parameter tambahan: Toksafena 6 1
LAMPIRAN XII PP-‐22/2021 (5)
Berisi daqar standard Uji TCLP untuk ditimbun di Landfill B3
•Bila > dari standard, harus dilakukan solidifikasi terlebih dahulu
LAMPIRAN XIII PP 22/2021 (6)
Nilai baku karakteristik beracun melalui TCLP untuk tanah tercemar Contoh:

Pencemar TCLP-‐A TK-‐A TCLP-‐B TK-‐B TCLP-‐C TK-‐C


mg/L mg/kg mg/L mg/kg mg/L mg/kg
Antimoni, Sb 6 300 1 75 0,4 3
Klorida, Cl-‐ 75.000 N/A 12.500 N/A 5000 N/A
Benzena 3 16 0,5 4 0,2 1
Pentaklorofenol 2,7 120 0,45 30 0,18 R
Ref tanah
setempat
Pengelolaan TanahTercemar
Lampiran XIII

Nilai baku untuk identifikasi zat pencemar:


Jika konsentrasi zat pencemar > TCLP-‐A dan/atau total konsentrasi A, tanah wajib dikelola
sesuai dengan Pengelolaan Limbah B3 Kategori 1;
Jika konsentrasi zat pencemar <= dari TCLP-‐A dan/atau total konsentrasi A dan > TCLP-‐B
dan/atau total konsentrasi B, tanah dimaksud wajib dikelola sesuai dengan pengelolaan limbah
B3 Kategori 2;
Jika konsentrasi zat pencemar <= TCLP-‐B dan/atau total konsentrasi B dan > TCLP-‐C
dan/atau total konsentrasi C, wajib dikelola sesuai dengan pengelolaan limbah nonB3; dan
Jika konsentrasi zat pencemar <= TCLP-‐C dan total konsentrasi C, tanah dimaksud dapat
digunakan sebagai tanah pelapis dasar
Limbah nonB3 Terdaftar
(Lampiran XIV PP22 Tahun 2021)

57

Anda mungkin juga menyukai