Anda di halaman 1dari 9

KUALITAS AIR SUNGAI CILIWUNG

DITINJAU DARI PARAMETER MINYAK DAN LEMAK1


(Water Quality of Ciliwung River Refer to Oil and Grease Parameter)

Diana Hendrawan2
ABSTRAK
Sungai Ciliwung dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan seperti sumber baku air minum, industri, per-
ikanan dan pertanian. Pengambilan contoh dilakukan pada 10 stasiun, yaitu Cisarua Bogor, Gadog Bogor,
Kedung Halang dan Kelapa Dua (Srengseng Sawah), Kalibata, Kampung Melayu, Manggarai, Guntur, Jl.
Kyai Haji Mas Masyur dan Jl. Teluk Gong. Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan baku mutu menurut
SK Gub Jabar No. 38 Tahun 1991 dan SK Gub DKI Jakarta No. 582 Tahun 1995, diuji secara statistik dengan
melihat keeratan hubungan antara parameter organik (COD) dan minyak-lemak pada seluruh stasiun dengan
menggunakan regresi linier. Kandungan minyak dan lemak di Sungai Ciliwung berkisar antara 0 – 9.04 mg/l,
di stasiun 3-10 dan telah melampaui baku mutu. Nilai R2 = 0.66 menunjukkan keeratan minyak dan lemak
dengan COD serta rasio BOD/ COD 0.45 menandakan limbah tersebut bersifat persisten.
Kata Kunci: minyak dan lemak, persisten.

ABSTRACT
The Ciliwung River is utilized for many activities such as drinking water resources, industry, fishery
and agriculture. The samples was collected at 10 stations, i.e., Cisarua Bogor, Gadog Bogor, Kedung Halang
and Kelapa Dua (Srengseng Sawah), Kalibata, Kampung Melayu, Manggarai, Guntur, Jl. Kyai Haji Mas Ma-
syur and Jl. Teluk Gong. The water quality of Ciliwung River was compared to standard water quality, refer-
ring to Governoor of West Java Decree No. 38 of 1991 and Governoor of Jakarta Decree No. 582 of 1995.
The statistic test using linier regression is to describe the relationships between organic parameter (COD) and
oil-grease parameters at all stations. The concentration of oil and grease in Ciliwung River range from 0 –
9.04 mg/l, at stations 3 to 10. Those values seemed to be higher than standard water quality. The R2 value =
0.66 showed the relationships between oil-grease and COD. The average ratio of BOD/COD 0.45, meaning
that characteristic of waste water is persistent.
Key words : oil and grease, persistent.

PENDAHULUAN Meningkatnya aktivitas manusia, peru-


bahan guna lahan dan semakin beragamnya po-
Sungai Ciliwung berasal dari kaki Gu- la hidup menjadikan beban pencemar di Sungai
nung Pangrango Jawa Barat mengalir ke arah
Ciliwung semakin besar dari waktu ke waktu.
Jakarta melalui Kabupaten Bogor, Kota Bogor,
Sebagai contoh, dalam kurun waktu 10 tahun
Kota Depok dan bermuara di Teluk Jakarta. Su-
terjadi pengurangan tanah basah di DAS Cili-
ngai Ciliwung merupakan salah satu dari 13 su- wung sebesar 14 % dan Indeks Kualitas Air
ngai yang melintasi kota Jakarta. Sungai Cili- (IKA) Sungai Ciliwung mengalami penurunan
wung secara langsung maupun tidak langsung
33.38% (Hendrawan, 2005).
memiliki fungsi penting bagi kehidupan dan pe-
rikehidupan masyarakat termasuk untuk me- Sumber pencemar di Sungai Ciliwung di-
nunjang pembangunan perekonomian masyara- bagi menjadi 3 kelompok yaitu sumber pence-
kat. Oleh sebab itu pencemaran pada sungai dan mar instansional, sumber pencemar non instan-
perusakan lingkungan perlu dikendalikan sei- sional dan sumber pencemar dari daerah hulu.
ring dengan laju pelaksanaan pembangunan a-
gar sungai dapat dipertahankan kelestarian fung- Sumber pencemar instansional adalah
sinya. sumber pencemar berbagai jenis kegiatan baik
skala besar dan menengah maupun skala kecil
yang jelas pengelolanya, seperti industri, perda-
1
Diterima 7 Februari 2007 / Disetujui 2 April 2007. gangan, gedung/perkantoran, rumah sakit dan
2
Jurusan Teknik Lingkungan, Universitas Trisakti. lain-lain.

85
86 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Desember 2008, Jilid 15, Nomor 2: 85-93

Sumber pencemar non instansional ada- Kedunghalang yang dibatasi oleh bendung Ka-
lah kegiatan-kegiatan rumah tangga atau kegiat- tulampa. Bagian DAS Ciliwung hulu ini terbagi
an lain yang tidak jelas penanggung jawab pe- menjadi empat sub DAS, yaitu: (1) Sub DAS
ngelolaan limbahnya seperti limbah domestik Ciliwung Hulu, (2) Sub DAS Cibogo atau Cisa-
(rumah tangga) dan limbah pertanian, sampah rua, (3) Sub DAS Ciesek dan (4) Sub DAS Ci-
yang terbuang ke sungai dan erosi. seuseupan.
Sumber pencemaran di Sungai Ciliwung Air Sungai Ciliwung ini berasal dari 10
berasal dari effluen industri pengolahan atau anak sungai, yaitu Citamiang, Cimega Men-
limbah cair yang memasuki air dan buangan da- dung, Cilember, Ciesek, Cisarua, Cibogo, Cisu-
ri kegiatan domestik rumah tangga, kantor, ho- kabirus dan Ciseuseupan. DAS Ciliwung (catch-
tel, restoran, tempat hiburan, pertokoan dan ru- ment area) Ciliwung diperkirakan mencapai
mah sakit. Industri pengolahan dapat berupa 56.062 ha dimanfaatkan untuk berbagai kepen-
agro-industri (peternakan), industri pengolahan tingan (Anonim, 2002).
makanan, industri minuman, industri tekstil, in-
Sungai Ciliwung dimanfaatkan untuk
dustri kulit, industri kimia dasar, industri mine-
berbagai kegiatan seperti sumber baku air mi-
ral non logam, industri dasar, industri hasil o-
num, industri, perikanan, penggelontoran dan
lahan logam juga industri listrik dan gas.
pertanian. Sebagai sumber baku air minum Su-
Salah satu parameter yang menjadi per- ngai Ciliwung telah dimanfaatkan oleh Perusa-
hatian adalah keberadaan minyak dan lemak. haan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bogor
Kandungan minyak dan lemak di Sungai Cili- dan PDAM Pejompongan Jakarta juga untuk
wung turut menurunkan kualitas airnya. Sum- kegiatan industri dan lain-lain.
ber minyak dan lemak di perairan diduga bera-
sal dari kegiatan rumah tangga, bengkel, restau- Hendrawan (2005) menyatakan selain di-
ran, dan sebagainya. Kandungan minyak dan le- manfaatkan untuk berbagai keperluan seperti
mak yang berlebih di perairan akan mengurangi pertanian, perikanan, sumber bahan baku air
penetrasi cahaya dan oksigen ke dalam air se- minum dan industri serta mandi-cuci, Sungai
hingga menghambat laju pemurnian alami. Ciliwung juga digunakan sebagai tempat pem-
buangan limbah rumah tangga (domestik) dan
Secara geografis Sungai Ciliwung terle- limbah industri. Dengan demikian, sumber-
tak di daerah antara 6°05' - 6°50' Lintang Sela- sumber pencemar di sungai Ciliwung berasal
tan dan 106°40' - 107°00' Bujur Timur. Hulu dari: Kegiatan permukiman dalam arti luas se-
sungai tersebut berasal dari gunung Telaga perti rumah tinggal, ruko, kantor, pasar dan res-
Mandalawangi di Kabupaten Bogor yang ber- tauran; Dari industri kecil seperti pencelupan
muara ke Teluk Jakarta. Panjang aliran Sungai batik, pembuatan tahu tempe, penyamakan kulit
Ciliwung mulai dari bagian hulu sampai muara dan industri besar seperti industri tekstil
sungai di pesisir pantai Tanjung Priok, Jakarta
adalah +76 km. Luas Daerah Aliran Sungai Minyak dan lemak termasuk salah satu
(DAS) Ciliwung +322 km2, dibatasi oleh DAS anggota golongan lipid. Minyak dan lemak di-
Cisadane di sebelah barat dan DAS Citarum di dalamnya mengandung lipid kompleks (yaitu
sebelah timur. lesithin, cephalin, fosfatida serta glikolipid),
sterol, berada dalam keadaan bebas atau terikat
Sepanjang alirannya dari arah selatan ke dengan asam lemak, asam lemak bebas, lilin,
utara, Sungai Ciliwung mengalir, melalui dae- pigmen yang larut dalam lemak dan hidrokar-
rah administrasi Kabupaten Bogor, khususnya bon. Minyak dan lemak terdiri dari trigliserida
kecamatan Cisarua, Ciawi, Kedunghalang, Ci- campuran yang merupakan ester dari gliserol
binong dan Cimanggi serta Kotamadya Bogor dan asam lemak rantai panjang. Minyak nabati
dan kota Administratif Depok serta wilayah terdapat dalam buah-buahan, kacang-kacangan,
DKI Jakarta. biji-bijian, akar tanaman dan sayur-sayuran.
Keadaan geografi bagian hulu DAS Cili- Dalam jaringan hewan lemak terdapat di selu-
wung merupakan pegunungan yang berada pada ruh badan dan jumlah terbanyak terdapat pada
ketinggian 300 m di atas permukaan laut sampai jaringan adipose dan tulang sumsum. Trigliseri-
3000 m di atas permukaan laut dengan luas 149 da dapat berwujud padat atau cair, dan hal ini
km2, meliputi Kecamatan Cisarua, Ciawi dan tergantung dari komposisi asam lemak yang
Hendrawan, D., Kualitas Air Sungai Ciliwung Ditinjau dari Parameter Minyak dan Lemak. 87

menyusunnya. Sebagian besar minyak nabati Sedangkan Ketaren (1986) menyatakan


berbentuk cair karena mengandung sejumlah a- bahwa dalam minyak yang telah dipanaskan te-
sam lemak tidak jenuh yaitu asam oleat, linoleat rus menerus dapat menyebabkan keterlambatan
atau asam linolenat dengan titik cair yang ren- pertumbuhan, pembesaran organ, gangguan pa-
dah. Lemak hewani pada umumnya berbentuk da pusat syaraf dan mengandung sejumlah car-
padat pada suhu kamar karena banyak mengan- cinogen.
dung asam lemah jenuh, misalnya asam palmi-
tat dan stearat yang mempunyai titik cair lebih METODOLOGI
tinggi (Markley, 1960 & Ketaren, 1986). Penelitian dilaksanakan pada bulan No-
Metcalf & Eddy (1991) menyatakan se- vember 2004 sampai dengan Mei 2005 bertem-
nyawa organik tersusun dari kombinasi karbon, pat di DAS Ciliwung. Penentuan lokasi pengu-
hidrogen, oksigen, nitrogen dan unsur penting kuran kualitas air didasarkan pada beberapa
lain seperti belerang, fosfor dan besi. Kelom- pertimbangan: (1) Lokasi mewakili kondisi dan
pok terpenting bahan organik yang ada pada air aktivitas dari lingkungan sekitarnya dimana di
buangan adalah protein (40% - 60%), karbohi- segmen hulu dianggap masih relatif banyak pe-
drat (25% - 50%), lemak dan minyak (10%). pohonan, segmen tengah merupakan daerah pe-
Beberapa jenis limbah mengandung sejumlah mukiman padat dan segmen hilir permukiman
minyak, lemak, sabun dan minyak-minyak pe- dengan kegiatan industri. (2) Lokasi mewakili
lumas. Sumber limbah dapat berasal dari indus- segmen hulu, segmen tengah dan segmen hilir
tri, industri rumah tangga, rumah tangga dan Sungai Ciliwung.
bengkel-bengkel yang ada di sepanjang sungai. Pengambilan contoh dilakukan pada 10
Masuknya lemak dan minyak tersebut bersama stasiun. Lokasi penelitian yang termasuk seg-
dengan aliran air pencucian langsung maupun men daerah hulu adalah Cisarua Bogor, Gadog
terbawa oleh hujan atau dibuang langsung ke Bogor, Kedung Halang dan Kelapa Dua (Sreng-
sungai. seng Sawah). Segmen daerah tengah adalah Ka-
libata, Kampung Melayu, Manggarai dan Gun-
Dampak yang nyata dari adanya lemak
tur. Sedangkan segmen daerah hilir adalah Jl.
dan minyak di permukaan air adalah terhalang-
Kyai Haji Mas Masyur dan Jl. Teluk Gong. Ta-
nya penetrasi sinar matahari yang berarti me-
bel 1. memperlihatkan lokasi dan posisi geogra-
ngurangi laju proses fotosintesa di air. Penutup-
an itu juga akan mengurangi masukan O2 bebas fis lokasi penelitian.
dari udara ke air. Kurangnya laju fotosintesa
Tabel 1. Stasiun Pengambilan Air Sungai Cili-
dan masukan O2 dari udara akan mengganggu wung.
organisme yang ada di air. Minyak dan lemak
merupakan bahan organik namun mempunyai No. Lokasi Posisi
1 Cisarua Bogor 6o42’11,2” LS
rantai karbon yang panjang dan komplek. Se-
106o59’26,6” BT
bagian emulsi minyak dan lemak akan menga- 2 Gadog Bogor 06o39’05,1” LS
lami degradasi melalui fotooksidasi spontan dan 106o52’02,1” BT
oksidasi oleh mikroorganisme. Penguraian le- 3 Kedunghalang Bogor 06o33’45,8” LS
mak dan minyak dalam kondisi kurang oksigen 106o48’27,4” BT
akan menyebabkan penguraian yang tidak sem- 4 Kelapa dua 06o21’06,2” LS
purna sehingga menimbulkan bau tengik. Be- (Srengseng Sawah) 106o50’21,5” BT
berapa komponen yang menyusun minyak juga 5 Kalibata 06o15’29,3” LS
diketahui bersifat racun terhadap hewan dan 106o51’38,3” BT
manusia, tergantung dari struktur dan berat mo- 6 Kampung Melayu 06o13’34,4” LS
106o51’51,3” BT
lekulnya. Komponen-komponen hidrokarbon
7 Manggarai 06o12’45,3” LS
jenuh diketahui dapat menyebabkan anestesi 106o51’28,3” BT
dan narkosis pada berbagai hewan tingkat ren- 8 Guntur 06o12’26,8” LS
dah dan pada konsentrasi tinggi dapat mengaki- 106o50’36,2 BT
batkan kematian. Komponen-komponen hidro- 9 Jl. KH Mas Mansyur 06o10’11,5” LS
karbon aromatik seperti benzen, toluen dan xi- (Karet Tengsin) 106o47’42,5”
len bersifat racun terhadap manusia dan kehi- 10 Jl. Teluk Gong 06o47’49,5” LS
dupan lainnya (Metcalf & Eddy, 1991). 106o43’54,9” BT
88 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Desember 2008, Jilid 15, Nomor 2: 85-93

Pengambilan contoh air dilakukan 1 kali gang, lemak dan minyak tumbuhan seperti mi-
pada bulan April 2005. Contoh air sungai pada nyak goreng, kacang-kacangan dan cereal. Se-
masing-masing stasiun diambil secara vertikal dangkan minyak yang berasal dari aktivitas non
dan dilakukan komposit. Preservasi contoh air rumah tangga seperti bengkel akan menghasil-
dengan memberikan larutan H2SO4 sampai pH kan bensin, gemuk, lemak dan oli. Dari aktivi-
< 2, kemudian diberi label dan disimpan di da- tas industri contohnya adalah lilin dari industri
lam cooler box untuk selanjutnya diperiksa di tekstil dan minyak dari pencucian mesin pabrik.
laboratorim Teknik Lingkungan Universitas
Gambar 2 dan 3 memperlihatkan hubung-
Trisakti dengan menggunakan metode Partisi-
an antara kandungan COD dan minyak/lemak.
Gravimetri.
Dari Gambar 2 terlihat bahwa semakin ke hilir
Hasil yang didapat selanjutnya dianalisis tingkat pencemaran semakin tinggi ditandai de-
dengan membandingkan dengan baku mutu me- ngan semakin tingginya nilai COD serta mi-
nurut SK Gub Jabar No. 38 Tahun 1991 dan SK nyak dan lemak. Sedangkan Gambar 3 memper-
Gub DKI Jakarta No. 582 Tahun 1995, diuji se- lihatkan keeratan hubungan antara COD dengan
cara statistik dengan melihat hubungan keeratan minyak
antara parameter organic (COD) dan minyak-le-
mak pada seluruh stasiun dengan menggunakan 45
regresi linier. 40
35

HASIL DAN PEMBAHASAN 30


25
mg/L

Karaketerisik Sungai Ciliwung dan 20

Lingkungan di Sekitar Sungai Ciliwung 15


10
Kualitas air sangat dipengaruhi oleh akti- 5

vitas sekitarnya serta kondisi penggunaan di se- 0


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
kitarnya Perubahan tata guna lahan, tingkat ke- Stasiun
padatan dan aktivitas yang tinggi secara lang-
COD Minyak dan Lemak BM
sung akan mengakibatkan perubahan pada kua-
litas air. Luas tutupan hutan untuk menjaga tata Gambar 2. Hubungan antara COD dengan Mi-
air di DAS Ciliwung telah mengalami perubah- nyak dan Lemak di Sungai Cili-
an menjadi tanaman produksi, daerah pertanian, wung.
peternakan, industri permukiman dan sebagai-
nya. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, 10
9
kondisi lingkungan di setiap stasiun pengambil- 2
R = 0.6603
Minyak & lemak (mg/L)

8
an contoh seperti terlihat pada Tabel 2 dan Kua- 7 y = 0.022 + 0.19 x
6
litas air Sungai Ciliwung seperti terlihat pada 5
Tabel 3. 4
3
2
Kandungan Minyak dan Lemak di Sungai 1
Ciliwung 0
0 10 20 30 40 50
Pencemaran yang masuk ke sungai ada COD (mg/L)
dalam bentuk padat maupun cair. Pencemar Minyak dan Lemak
yang masuk dapat terlihat dari pengukuran be-
berapa parameter seperti TDS, BOD, COD serta Gambar 3. Keeratan Hubungan COD dengan
minyak dan lemak. Satu parameter dengan pa- Minyak dan Lemak di Sungai Cili-
rameter lainnya saling terkait. Keberadaan mi- wung.
nyak dan lemak dapat tergambar dari nilai BOD
dan COD. dan lemak, dengan nilai R2 sebesar Peningkatan kandungan minyak dan le-
0.66 dan persamaan regresi y = 0.02 + 0.19x. mak mulai terlihat pada stasiun 4 yaitu 3.00 mg/
Minyak dan lemak yang berasal dari ru- l, pada stasiun 5 sebesar 6.00 mg/l, pada stasiun
mah tangga dan restauran dapat berasal dari da- 6 sebesar 7.02 mg/l, pada stasiun 7 sebesar 9.00
ging, lemak babi, cucian dapur, alat pemang- mg/l, pada stasiun 8 sebesar 9.04 mg/l, pada sta-
Hendrawan, D., Kualitas Air Sungai Ciliwung Ditinjau dari Parameter Minyak dan Lemak. 89

siun 9 sebesar 4.00 mg/l dan stasiun 10 sebesar DKI Jakarta No. 582 Tahun 1995 yaitu nihil ba-
8.00 mg/l. Minyak dan lemak di stasiun 3 sam- gi peruntukan Golongan B (air baku air minum)
pai dengan 10 telah diatas baku mutu menurut dan 1 mg/l bagi peruntukan Golongan C (perta-
SK Gub Jabar No. 38 Tahun 1991 dan SK Gub nian dan peternakan).

Tabel 2. Kondisi Lingkungan di Sekitar Stasiun Pengambilan Contoh di Sungai Ciliwung


Stasiun Lokasi Kondisi
1 Cisarua Ekosistem masih alami, banyak terdapat pepohonan, dasar perairan berbatu besar,
aliran air deras
2 Gadog Banyak terdapat batuan besar, air jernih, terdapat permukiman penduduk di sekitar-
nya, aliran air deras, terdapat sampah organik, terdapat tanaman penduduk dan
tanaman ekosistem alami
3 Kedunghalang Banyak terdapat sampah organik, kepadatan penduduk mulai meningkat, aliran air
Bogor deras, terdapat tanaman alami di pinggir sungai, air berwarna kecoklatan akibat
lumpur
4 Kelapa dua Air cukup deras, warna air coklat, sekitar terdapat tanaman alami seperti bambu dan
(Srengseng pohon besar lainnya, banyak sampah organik dan plastik, dasar perairan berupa
Sawah) lempung dengan kandungan organik rendah (rata-rata 5.24 %)
5 Kalibata Lumpur dan sampah membentuk tumpukan tanah di pinggiran dan tengah sungai, air
berwarna coklat kehijauan, berbau, terdapat sedikit pepohonan, dasar perairan berupa
lempung dengan kandungan organik rendah (rata-rata 5.24 %)
6 Kampung Air semakin keruh dan berwarna coklat, lingkungan sekitar banyak terdapat sampah,
Melayu ada sedikit tanaman alami, dasar perairan berupa lempung dengan kandungan organik
sedang (rata-rata 7.48 %)
7 Manggarai Air deras sekali, sekeliling banyak tumpukan sampah dan perumahan padat penduduk
dengan menggunakan penyangga, terdapat industri perumahan dan bengkel, tidak
terdapat tanaman besar, MCK dipinggir sungai, dasar perairan berupa lempung
dengan kandungan organik sedang (rata-rata 7.48 %)
8 Guntur Air keruh dan berwarna coklat, perumahan padat penduduk, terdapat industri
perumahan, arus sedang – deras, pinggiran sungai dibeton, dasar perairan berupa
lempung dengan kandungan organik sedang (rata-rata 7.48 %)
9 Jl. KH Mas Lebar sungai besar, air relatif tenang, air berwarna coklat kehitaman, pinggiran
Mansyur (Karet sungai dibeton, dasar perairan berupa lempung dengan kandungan organik tinggi
Tengsin) (rata-rata 9.78 %)
10 Jl. Teluk Gong Air relatif tenang, banyak terdapat tumpukan sampah, air berwarna hitam dan berbau,
dasar perairan berupa lempung dengan kandungan organik tinggi (rata-rata 9.78 %)

Tabel 3. Kualitas Air Sungai Ciliwung


Stasiun
No. Parameter Satuan BM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Karakteristik sungai
1 Lebar m 1.5 20 25 15 12 20 15 45 50 50
2 Dalam m 0.2 0.5 3 2 2 2 2 1.5 1.5 1.5
3 Kec. arus m/dt 0.35 0.31 0.25 0.33 0.25 0.41 0.25 0.5 0.16 0.16
4 Debit m3/dt 0.35 25 25 20 20 33 20 30 13 13
Fisik
o
1 Temperatur C udara 19.2 22 25.4 26.8 27.6 27 27.6 27.5 28 28
Kimia
1 DO mg/L > 3 3.38 4.35 3.23 0.02 0.01 0.89 0.82 0.82 0.86 0.76
2 BOD mg/L 3.85 4.60 5.90 11.10 12.20 10.10 6.45 11.85 11.10 30.18
3 COD mg/L 5.77 12.00 16.00 17.31 28.35 20.00 36.54 40.38 40.38 36.54
4 pH - 6-9 7.57 7.9 7.88 7.47 7.17 7.15 7.15 7.15 6.8 6.9
11 Minyak dan lemak mg/L 1 < 1 < 1 2.00 3.00 6.00 7.02 9.00 9.04 4.00 8

Daerah hulu sungai Ciliwung merupakan air yang masih baik. Kandungan oksigen terli-
daerah yang masih relatif alami dengan kualitas hat cukup untuk mendukung kehidupan perair-
90 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Desember 2008, Jilid 15, Nomor 2: 85-93

an yaitu 3.38 mg/l di stasiun 1 dan 4.60 mg/l di dapat mengakibatkan kebutuhan vitamin E yang
stasiun 2 serta 3.23 mg/l di stasiun 3. Cukupnya besar. Kekurangan vitamin E dalam lemak akan
kandungan oksigen di perairan sangat dipenga- mengakibatkan timbulnya gejala enceplhalo-
ruhi oleh arus yang cukup deras. Padatan terla- malacia dan gejala celebellar.
rut, kandungan BOD dan COD juga terlihat ma-
Pada stasiun 4 mulai terlihat terjadi pe-
sih rendah. Kurangnya aktivitas di sepanjang
ningkatkan bahan pencemar. Hal ini berturut-tu-
bantaran dan masih sedikitnya bahan pencemar
rut terlihat dari meningkatnya BOD dan COD
yang masuk menyebabkan kualitas air masih re-
serta menurunnya O2. Peningkatan terus terjadi
latif baik. Kandungan minyak dan lemak juga
pada segmen tengah yaitu mulai stasiun 4 sam-
masih dibawah baku mutu kecuali di stasiun 3
pai dengan stasiun 8. Meskipun lebar sungai re-
mulai terlihat peningkatannya. Temperatur air
latif besar dengan kecepatan arus yang cukup
juga masih terlihat kecil karena lingkungan se-
tinggi, namun beban pencemar yang masuk ber-
kitarnya bersuhu relatif rendah (daerah pegu-
langsung terus menerus dan dalam jumlah yang
nungan).
besar. Semakin tinggi kepadatan penduduk di
Pada kondisi cukup oksigen atau pada bantaran sungai Ciliwung, adanya aktivitas per-
kondisi aerob, bahan organik yang antara lain tokoan, bengkel, industri dan kegiatan lainya
mengandung protein akan terdekomposisi seba- menjadikan masukan ke sungai juga semakin
gai berikut: beragam. Limbah yang berasal dari rumah tang-
CxHyO2N2S + O2 Æ CO2 + H2O + NH4+ ga berasal dari kamar mandi, kakus, dapur, tem-
+ SO4 2- + 5090 kal/gr protein pat cuci pakaian dan cuci peralatan rumah tang-
ga. Secara kualitatif limbah rumah tangga terdi-
NH4+ + 2O2 Æ 2H+ + H2O + NO3- ri dari zat organik baik berupa padat maupun
+ 4350 kal/gr ammonium cair, garam laut, minyak dan lemak dan bakteri
Karbohidrat/glukosa akan didekomposisi men- khususnya E. Coli. Sedangkan limbah industri
jadi karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) de- sangat beragam tergantung dari jenis industri
ngan persamaan reaksi sebagai berikut: yang bersangkutan. Secara kualitatif limbah in-
C6H12O6 + 6 O2 Æ 6 H2O + 6 CO2 dustri terdiri dari zat organik terlarut, zat padat
+ 3600 kal/gr glukosa tersuspensi, nutrien, minyak dan lemak, logam
berat dan racun organik. Penguraian bahan or-
Minyak dan lemak yang masuk ke dalam ganikpun akan melepaskan kandungan minyak
air dan kondisi cukup oksigen akan menimbul- yang terikat dalam bahan organik tersebut.
kan masalah. Ketaren (1986) menyatakan bah-
wa akan terjadi proses oksidasi oleh oksigen u- Buangan rumah tangga merupakan bu-
dara terhadap asam lemak tidak jenuh dalam le- angan yang mengandung minyak dan lemak na-
mak sehingga terbentuk persenyawaan peroksi- bati tinggi. Sedangkan dari industri selain me-
da yang bersifat labil. Peroksida labil dapat ngandung minyak nabati juga mengandung mi-
membentuk persenyawaan isomer, yaitu senya- nyak hidrokarbon. Lemak merupakan campuran
wa dihidroksi atau turunan dari α hidroksi ke- dari triglyserida dengan beberapa persen mono-
ton, dengan reaksi sebagai berikut: glycerida dan diglyserida. Sedangkan minyak a-
dalah triglyserida dalam bentuk cair pada suhu
-CH-CH-Æ-CH-CH- Æ -CH(OH)CO- kamar. Istilah "lipida" mengacu pada golongan
Å senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan hi-
O -O OH OH CH2-CH.CHO drofob, yang esensial dalam menyusun struktur
dan menjalankan fungsi sel hidup. Karena non-
O polar, lipida tidak larut dalam pelarut polar, se-
perti air atau alkohol, tetapi larut dalam pelarut
Proses pembentukan peroksida ini diper- nonpolar, seperti eter atau kloroform. Gliserida
cepat oleh adanya cahaya, suasana asam, ke- dan asam lemak, termasuk di dalamnya minyak
lembaban udara dan katalis. Beberapa jenis lo- dan lemak. Lemak dan minyak yang menumpuk
gam merupakan katalisator dalam proses oksi- dapat menghambat sistem drainase dan akhir-
dasi misalnya tembaga, besi, kobalt, mangan, nya menghambat aliran air (http://www.kent
nikel dan chromium. Peroksida bersifat racun countydpw.com/oil_and_grease_interceptor_an
dan bila masuk dalam sistem peredaran darah d_r.htm).
Hendrawan, D., Kualitas Air Sungai Ciliwung Ditinjau dari Parameter Minyak dan Lemak. 91

Adanya lapisan minyak pada permukaan Masalah sedimentasi yang terjadi mulai di dae-
air menyebabkan penetrasi cahaya matahari dan rah tengah sampai hilir ini diperparah dengan a-
oksigen ke dalam air menjadi berkurang sehing- danya tambahan limbah padat (sampah) yang
ga mempersulit kerja mikroorganisme pengurai. masuk di badan air yang menurut data Dinas
Minyak dapat tersebar dalam ukuran yang sa- Kebersihan DKI tahun 2002 diperkirakan 2%
ngat kecil kira-kira 7.5 x 10-5. Minyak dan le- limbah padat yang berada di DKI Jakarta terbu-
mak yang jenuh akan sulit diuraikan oleh mi- ang ke badan air.
kroorganisme. Semakin ke arah hilir (segmen 5, Penurunan terhadap penampang basah
6 dan 7) oksigen semakin sulit masuk. Sungai sungai akibat proses sedimentasi di dasar su-
terjadi kondisi fakultatif dimana kandungan ok- ngai ditambah dengan permasalahan pemukim-
sigen ada dalam jumlah yang sangat kecil atau an liar yang berdiri di bantaran sungai yang se-
bahkan tidak ada sama sekali. Terlihat kan- cara langsung akan mengurangi kapasitas alir
dungan oksigen berkisar antara 0.01 – 0.82 mg/ dari sungai. Besarnya sedimentasi yang terjadi
l. Pada kondisi ini, biota tidak dapat hidup de- di saluran dapat ditunjukkan hasil pengamat se-
ngan baik. Kerja bakteri aerob untuk mengurai- mentara Andreanov dan Trihono (2003) bahwa
kan bahan organik menjadi tidak efektif, digan- laju suspensi sedimen harian rata-rata pada bu-
tikan oleh kerja bakteri anaerob. Proses pengu- lan November, Desember 2002 dan Januari
raian secara anaerob berlangsung lebih lambat 2003 di pintu air Manggarai sebesar 46 796
daripada penguraian secara aerob. Partikel ter- ton/hari pada debit aliran rata 11 642 m3/dt. Ha-
suspensi yang terbawa dari wilayah hulu, ma- sil pengamatan menunjukkan laju sedimen la-
sukan pencemar pada segmen itu dan hasil yang mempunyai korelasi yang kuat dengan de-
penguraian bahan organik akan mengendap di bit aliran. Semakin tinggi jumlah sedimentasi,
dasar perairan menjadikan kedalaman sungai semakin berkurang debit aliran.
berangsur dangkal lebih ke arah hilir.
Kandungan bahan organik BOD dan
Zat organik (termasuk minyak dan le- COD terlihat meningkat mulai stasiun 4-10. Se-
mak) di perairan dipergunakan oleh mikroorga- dangkan perbandingan BOD dan COD berfluk-
nisme sebagai sumber energi dan bahan kimia tuasi mulai dari hulu – hilir. Kisaran perban-
yang diperlukan untuk pertumbuhan. Proses dingan BOD dan COD yaitu 0.17 – 0.82. Per-
perombakan senyawa organik yang merupakan bandingan BOD dan COD yang sangat rendah
reaksi biokimia memerlukan oksigen yang ter- menandakan pencemar yang masuk bersifat or-
larut dalam air, sehingga dapat menyebabkan ganik yang bersifat sukar terurai (persistent).
berkurangnya kandungan oksigen terlarut. Hasil Stasiun 5 – 9 mempunyai perbandingan BOD
penguraian bahan organik oleh mikroba aerobik dan COD yang sangat rendah. Minyak yang be-
dapat menghasilkan unsur-unsur hara yang ber- rantai panjang dan ganda relatif sukar terurai
sifat menyuburkan perairan, tetapi pada konsen- seperti lemak gemuk yang terakumulasi dari
trasi tertentu bisa membahayakan kehidupan or- minyak lemak, selulosa, zat tepung, protein dan
ganisme lain. Limbah organik akan bereaksi lilin. Selulosa dan lilin termasuk senyawa yang
putrefactive (pembusukan) dan fermentasi jika sukar terurai sedangkan zat tepung dan protein
perairan kurang oksigen. Dekomposisi ini akan termasuk bahan organik yang mudah diuraikan
mengakibatkan air berbusa dan berbau busuk. oleh mikroorganisme.
Reaksi sederhana putrefaction sebagai berikut:
Pada stasiun 10 kondisi perairan relatif
CxHyO2N2S + H2O Æ NH4+ + CO2 + CH4 tenang, banyak terdapat tumpukan sampah, air
+ H2S + 368 kal/gr protein. berwarna hitam dan berbau, dasar perairan be-
rupa lempung dengan kandungan organik ting-
Selain itu penguraian bahan organik da-
gi. Perbandingan BOD/COD sebesar 0.82. Bu-
lam kondisi anaerobik juga menghasilkan HCN,
angan sampah ke sungai dan masukan limbah
metana, ammoniak, H2S dan CO2 yang merupa-
rumah tangga dari penduduk di pinggiran su-
kan bahan toksik bagi perairan dan menyebab-
ngai memberikan kontribusi yang besar pada
kan kematian bagi flora dan fauna air.
kandungan bahan organik. Minyak dan lemak
Semakin ke arah hilir, kedalaman sungai pada stasiun ini juga meningkat cukup tinggi.
lebih dangkal dengan dasar perairan berupa Selain berasal dari buangan organik yang di da-
lempung dengan kandungan organik tinggi. lamnya mengandung minyak dan lemak, juga
92 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Desember 2008, Jilid 15, Nomor 2: 85-93

berasal dari sisa pencucian dapur, dan kegiatan han lain yang lebih kecil resiko pencemarannya
rumah tangga lainnya selain itu dari banyaknya atau dengan jenis teknologi tertentu yang mem-
bengkel yang terdapat di sekitar stasiun peneli- punyai kadar buangan rendah.
tian. Jenis minyak yang terkandung bukan ha- Mentaati standar yang telah ditetapkan.
nya minyak nabati tetapi juga hidrokarbon. Penetapan standar merupakan salah satu upaya
Komponen dalam hidrokarbon seperti benzen, efektif dalam pengendalian pencemaran air.
toluen dan xilen merupakan senyawa yang su- Standar memberikan arahan bagi pihak-pihak
kar terurai dan bersifat racun terhadap manusia yang berkaitan dengan program tersebut. Stan-
serta mahluk hidup lainnya. Senyawa tersebut dar kualitas air yang berlaku harus dapat dilak-
dapat terakumulasi dalam mahluk hidup lewat sanakan yaitu semaksimal mungkin melindungi
rantai makanan. lingkungan tetapi memberikan toleransi bagi
pembangunan industri dan sarana pengendalian
Pengurangan Masukan Minyak dan Lemak pencemaran air yang ekonomis. Dalam penge-
dan Perairan lolaan kualitas air dikenal dua macam standar,
Pengurangan masukan minyak dan lemak yaitu stream standard dan effluent standar.
ke dalam Sungai Ciliwung dalpat dilakukan de-
Pengelolaan sungai harus meliputi selu-
ngan berbagai cara mulai dari diri sendiri, ma-
ruh sistem sungai dan idealnya dalam pengelo-
syarakat dan para pengambil keputusan.
laan tersebut harus (1) Terdapat keseimbangan
Usaha pengendalian dan pencegahan antar pengguna; (2) Mengoptimalkan penggu-
pencemaran minyak dan lemak di Sungai Cili- naan sumberdaya alam; (3) Memperhatikan ke-
wung dapat dilakukan melalui beberapa cara seimbangan lingkungan; dan (4) Memperbaiki
seperti teknologi pencegahan dan penanggu- jika terjadi kerusakan.
langan, pendekatan isntitusional, pendekatan e-
konomi dan pengelolaan lingkungan KESIMPULAN
Teknologi pencegahan dan penanggu- Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1)
langan masukan minyak dan lemak dilakukan Sungai Ciliwung merupakan sungai yang mene-
dengan sistem perencanaan dan pengaturan bu- rima beban masukan pencemar baik dari kegiat-
angan dengan berbagai bantuan fasilitas peralat- an pertanian, peternakan, perumahan, industri
an. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dan lainnya; (2) Sungai Ciliwung selain ber-
dalam pemilihan teknologinya adalah karakte- fungsi sebagai pemasok air baku air minum ju-
ristik limbah dan standar kualitas effluent, sis- ga berfungsi sebagai drainase kota; (3) Kan-
tem desain peralatan dimana diharapkan mem- dungan minyak dan lemak di Sungai Ciliwung
punyai kemampuan untuk mengubah kualitas berkisar antara 0 – 9.04 mg/l. Minyak dan le-
influent yang memenuhi standar kualitas ef- mak mulai di stasiun 3 sampai dengan 10 telah
fluent. Penanggulangan pencemaran minyak di atas baku mutu menurut SK Gub Jabar No.
dan lemak akibat usaha industri dititikberatkan 38 Tahun 1991 dan SK Gud DKI Jakarta No.
pada pemasangan peralatan pengolahan yang 582 Tahun 1995; (4) Stasiun tertinggi yang me-
lebih dikenal dengan istilah end pipe of treat- ngandung minyak dan lemak adalah stasiun 7
ment. Penanggulangan limbah juga dapat dila- dan 8 yaitu Manggarai dan Guntur yaitu sebesar
kukan dengan pengolahan kembali minyak dan 9.00 mg/l dan 9.04 mg/l; (5) Kandungan minyak
lemak yang dihasilkan sehigga mempunyai nilai dan lemak di Sungai Ciliwung adalah minyak
ekonomis. Pada skala rumah tanggapun dapat nabati. Minyak dan lemak tinggi terletak pada
dilaksanakan dengan membangun penangkap daerah dengan tingkat permukiman tertinggi;
minyak dan lemak skala komunal. Pengolahan (6) Terdapat hubungan yang cukup erat antara
kembali (daur ulang) dapat menghemat biaya limbah organik yang terukur sebagai nilai COD
produksi, menghemat biaya pengendalian pen- dengan minyak dan lemak, senyawa dalam mi-
cemaran dan menghasilkan tambahan pendapat- nyak dan lemak sebagian bersifat persisten di-
an. Selain itu penanggulangan pencemaran da- tandai dengan BOD/COD yang mencapai 0.45.
pat juga dengan melakukan perubahan proses
yang lebih baik sehingga zat pencemar yang PUSTAKA
terbuang lebih sedikit, substitusi bahan baku Andreanov dan Trihono. 2003. Pengamatan Debit Sedi-
yang bersifat berbahaya dan beracun dengan ba- men Suspensi pada Aliran di Pintu Air Manggarai
Hendrawan, D., Kualitas Air Sungai Ciliwung Ditinjau dari Parameter Minyak dan Lemak. 93

Jakarta. Laporan penelitian Jurusan Teknik Sipil Uni- Markley, K. S. 1960. Fatty Acid. Their Chemistry,
versitas Trisakti. Properties, Production and Uses. Interscience Pub-
lishers, Inc, New York.
Hendrawan, D, M. Fachrul, A. Nugrahadi, dan A. Sitawa-
Metcalf and Eddy, Inc. 1991. Wastewater Engineering.
ti. 2005. Perubahan Guna Lahan terhadap Kualitas
Treatment, Disposal and Reuse. Third Edition. Mc
Air di DAS Ciliwung. Laporan Penelitian Unggulan
Graw Hill International, New York.
Trisakti VII. Universitas Trisakti.
Nemerow, N. L. 1991. Stream, Lake, Estuary and
Anonim. 2002. Pemaduserasian Rencana Tata Penga- Ocean Pollution. Van Nostrand.
turan Air DAS Ciliwung – Cisadane terhadap Ren- Nemerow, N. L. 1978. Industrial Water Pollution. Ori-
cana Tata Ruang Kawasan Bopunjur dan Jabode- gins, Characteristics and Treatment. Addison-Wes-
tabek. Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Departe- ley Publishing Company, Inc. Philippines.
men Permukiman dan Prasarana Wilayah.
http://www.kentcountydpw.com/oil_and_grease_intercept
Ketaren, S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. UI Press. or_and_r.htm.

Anda mungkin juga menyukai