Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan sumber daya alam dan lingkungan hidup menjadi acuan bagi
kegiatan berbagai sektor pembangunan agar tercipta keseimbangan dan kelestarian fungsi
sumber daya alam serta lingkungan hidup, sehingga keberlanjutan pembangunan tetap
terjamin. Dengan memperhatikan permasalahan dan kondisi sumber daya alam dan
lingkungan hidup pada masa ini, maka kebijakan di bidang pengelolaan sumber daya
alam dan lingkungan hidup ditujukan pada upaya mengelola sumber daya alam, baik
yang dapat diperbaharui maupaun yang tidak dapat diperbaharui melalui penerapan
teknologi ramah lingkungan, serta menerapkan secara efektif penggunaan indikator-
indikator hidup.Terwujudnya pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan seiring
meningkatnya kesejahteraan masyarakat serta meningkatnya kualitas lingkungan hidup
sesuai dengan baku mutu lingkungan yang ditetapkan.1

Dewasa ini, ada banyak pendapat yang sering terjadi di masyarakat, misalnya
sungai telah tercemar, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa sungai tersebut masih
baik. Untuk mengatasi perbedaan pendapat yang sering terjadi, dan supaya seseorang
tidak memandang sesuatu dari sudut kepentingannya sendiri, maka perlu adanya tolok
ukur yang dapat digunakan bersama. Di antaranya yaitu untuk mengatakan atau menilai
bahwa lingkungan telah rusak atau tercemar, dipakai baku mutu lingkungan. Penetapan
baku mutu lingkungan diperlukan untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap
lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia.

Salah satu sumber daya alam yang terpenting untuk kehidupan adalah air. Air
merupakan salah satu sumberdaya alam yang menjadi sumber kehidupan bagi seluruh
mahluk hidup yang ada di bumi ini, tak ada yang bisa menyangkal, bahwa air merupakan
elemen penting dalam kehidupan manusia, tidak saja untuk dikonsumsi, kebutuhan akan

1
Mahyudin, Soemono, Tri Budi Prayoga. “Analisis Kualitas Air Dan Strategi Pengendalian Pencemaran Air
Sungai Metro di Kota Kepanjen Kabupaten Malang”, J-PAL, Vol. 6, No.2 2015, Hlm 109
air juga menopang banyak aktivitas manusia. Air tanah merupakan salah satu kebutuhan
vital dalam aspek kehidupan masyarakat. Sumber air tanah digunakan dalam pemenuhan
kebutuhan perkotaan maupun perdesaan. Untuk daerah perdesaan pemenuhan kebutuhan
air umumnya berasal dari mataairataupun sumur air tanah.

Lingkungan hidup sebagai suatu kesatuan ruang dengan segala komponennya


merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada rakyat dan bangsa indonesia. Selain
dari hal itu lingkungan hidup juga merupakan ruang dimana aktivitas berlangsung.
Pencemaran air merupakan salah satu pencemaran berat yang ada di Indonesia dan
limbah sektor perindustrian merupakan sumber pencemaran air yang dominan.
Disamping sektor perindustrian, pencemaran air ini juga ditimbulkan di sektor-sektor
yang lain seperti pertambangan, pertanian dan rumah tangga. Akibat dari pencemaran air
tersebut adalah menurunnya kadar kualitas air yang dapat dimanfaatkan oleh manusia.
sumber daya alam yang harus dikelola sedemikian rupa hingga lebih baik2

Air merupakan kebutuhan pokok kehidupan manusia di bumi ini. Sesuai dengan
kegunaannya, air dipakai sebagai air minum, mandi, mencuci, untuk pengairan pertanian,
transportasi, baik di sungai maupun di laut.Kegunaan air tersebut termasuk sebagai
kegunaan air secara konvensional (kesepakatan untuk tujuan bersama). Berdasarkan Pasal
1 butir (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, berbunyi :

“Sumber daya air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung di
dalamnya.”

Limbah industri sangatlah berbahaya karena banyak kandungan zat -zat yang
sangat berbahaya bagi makhluk hidup. Karena adanya kandungan zat berbahaya ini juga
menyebabkan air di sungai bukan lagi air bersih dan bahkan air yang dilarang untuk di
konsumsi oleh makhluk hidup. Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok
manusia,namun jika sumber air bersih saja tercemar itu akan menimbulkan masalah besar
bagi manusia. Jika manusia mengkonsumsi air yang tercemar itu tidak akan menjadi
solusi untuk memenuhi kebutuhan manusia akan air bersih.

2
Arya Wardhana, “Dampak Pencemaran Lingkungan”,Andi Offset,Surakarta, 1995, Hlm. 142
Pengelolaan lingkungan hidup untuk melestarikan dengan mengembangkan
kemampuan hidup yang serasi, selaras dan seimbang guna menunjang terlaksananya
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup, dimana
penyelenggaraan pengelolaan lingkungan hidup harus didasarkan pada norma hukum
dengan memperhatikan tingkat kesadaran masyarakat dan perkembangan lingkungan
global yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Lingkungan hidup berasal dari kata
lingkungan dan hidup. Lingkungan diartikan sebagai daerah (kawasan), yang termasuk di
dalamnya.Persoalan tentang dampak lingkungan hidup adalah menyangkut masalah
hubungan antara lingkungan dihadapkan dengan suatu kegiatan tertentu. 3

Bahwa suatu kegiatan apapun bentuknya menimbulkan pengaruh dan terjadi


perubahan terhadap lingkungan dimana kegiatan itu dilakukan. Dalam penjelasannya
dikatakan bahwa dampak dapat bersifat positif berupa manfaat, dapat pula bersifat negatif
berupa risiko kepada lingkungan fisik dan non fisik termasuk sosial budaya. 4Sebagai
contoh pencemaran limbah industri atau kegiatan usaha pertambangan, seperti air raksa
(mercory) serta logam berat yang bila terkonsumsi bisa membuat kematian dan cacat
fisik.Begitu pula limbah berupa tinja sebagai sebab akibat dari keberadaan jamban apung
di sungai-sungai yang sekarangmasih banyak terlibat pada hampir semua kabupaten di
Kalimantan Selatan.

Propinsi Kalimantan Selatan dengan ibukotanya Banjarmasin terletak di sebelah


selatan pulau Kalimantan. Kalimantan Selatan banyak memiliki sungai-sungai, di mana
warganya sangat bergantung pada air sungai tersebut. Namun saat ini kualitas airnya
sudah tidak layak pakai, bahkan bisa digolongkan berbahaya. Terpolusinya air sungai di
Kalimantan Selatan diakibatkan oleh kegiatan-kegiatan warganya sendiri, seperti proses
industri, penambangan, dan pembuangan tinja oleh warga di sekitar aliran sungai.

Kalimantan Selatan merupakan salah satu wilayah yang mengalami krisis air
bersih serta sejumlah warga menggunakan air sungai untuk keperluan mandi dan mencuci

3
Muhammad Erwin, “Hukum Lingkungan Dalam Sistem Kebijaksanaan Pembangunan Lingkungan Hidup”,PT
Refika Aditama, Bandung, 2011, hlm 12

4
Trie M. Sunaryo, Tjoek Walujo, Aris Harnanto. “Pengelolaan Sumber Daya AirKonsep dan Penerapannya”,
Bayumedia Publishing, 2007, Hlm. 4
pakaian di Sungai di daerah Kalimantan Selatan. Air sungai di Kalsel yang kini
berpenduduk empat juta jiwa lebih masih merupakan sumber air baku untuk konsumsi
sebagian warga masyarakat setempat atau yang tinggal di daerah aliran sungai (DAS)
tersebut. merujuk pada dominasi dua parameter utama penyebab pencemaran air sungai,
yaitu kandungan bakteri E-Coli dan koliform. Dengan demikian, berdasarkan pemaparan
tersebut diatas, maka dipandang perlu pemerintah Kota Kalimantan Selatan dapat
menetapkan Peraturan Daerah Kota Kalimantan Selatan tentang Pengelolaan Kualitas Air
Dan Pengendalian Pencemaran Air.

Usaha untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga


kelestarian alam serta mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam untuk
meningkatkan kemakmuran rakyat, baik untuk mencapai kemakmuran lahir
maupun untuk mencapai kepuasan batin. Oleh karena itu, penggunaaan sumber
daya alam yang selaras, serasi, dan seimbang sangat diperlukan dan disesuaikan
dengan fungsi lingkungan hidup.

Kegiatan pembangunan yang makin meningkat mengandung resiko


pencemaran air dan perusakan lingkungan hidup sehingga struktur dan fungsi
dasar ekosistem yang menjadi penunjang kehidupan tidak dapat mendukung
pembangunan berkelanjutan. Hal ini juga berpengaruh terhadap keberadaan
sumber daya air, dengan semakin menurunnya mutu/kualitas dan kuantitas air,
sebagai akibat terjadinya pencemaran air dari usaha atau kegiatan pembangunan
yang membuang limbah cair ke dalam sumber-sumber air. Pencemaran
lingkungan hidup dan atau pencemaran air akan merupakan beban sosial, yang
pada akhirnya masyarakat dan Pemerintah harus menanggung beban
pemulihannya

Atas dasar beberapa hal tersebut adalah menjadi penting untuk mengevaluasi dan
selanjutnya menyediakan naskah akademik serta rancangan peraturan daerah yang baru
tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air di Kalimantan
Selatan yang diberikan peraturan perundang-undangan kepada pemerintah kabupaten,
progresif dan mampu menjawab kebutuhan pengaturan Pengelolaan Kualitas Air Dan
Pengendalian Pencemaran Air dan dukungan pengaturan pada pengendalian dan
pengelolaan lingkungan hidup secara keseluruhan.

1.2 Identifikasi Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaiamana disampaikan diatas maka


identifikasi permasalahan hukum yang terkait dengan penyusunan Naskah Akademik
Rancangan Peraturan Daerah Kota Kalimantan Selatan tentang Pengelolaan Kualitas Air
Dan Pengendalian Pencemaran Air terdapat beberapa permasalahan mengenai
perencanaan, pelaksanaan dan pemanfaatan air tanah. Isu-isu tersebut meliputi, masalah
koordinasi kewenangan, perizinan, infrastruktur, kondisi ekonomi, social, lingkungan,
budaya, penyediaan lahan, dan pemulihan. meliputi :

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penyusunan Naskah Akademik

Tujuan penyusunan naskah akademik ini adalah untuk mengkaji dan meneliti
secara akademik pokok-pokok materi yang ada dan harus ada dalam rancangan Peraturan
Daerah tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Keterkaitan
pokok-pokok pikiran dengan peraturan perundang-undangan yang lain juga diperlukan
dalam kerangka perlindungan lingkungan hidup dan pemenuhan hak manusia untuk
memenuhi kebutuhannya, khususnya air dan lingkungan yang baik dan sehat. Hal ini juga
bertujuan untuk memberikan kepastian hukum dan kepastian pengelolaan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air oleh masyarakat, Pemerintah Kalimantan Selatan dan
industri di Kalimantan Selatan. Sasaran yang hendak dicapai yakni tersusunnya
Rancangan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air, sehingga penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan yang dilakukan oleh
masyarakat tidak memberikan dampak terhadap kualitas air dan mencegah terjadinya
pencemaran air di Kalimantan Selatan sebagai upaya untuk memenuhi hak setiap orang
untuk menikmati lingkungan yang baik dan sehat sebagaimana tercantum dalam Pasal 28
H UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
1.4 Metode

Anda mungkin juga menyukai