“KUALITAS AIR”
OLEH :
KELOMPOK 10
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Menurut perhitungan WHO di negara-negara maju tiap orang
memerlukan air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di negara-negara
berkembang, termasuk Indonesia tiap orang memerlukan air antara 30-60
liter per hari. Diantara kegunaan-kegunaan air tersebut yang sangat
penting adalah kebutuhan untuk minum (termasuk untuk masak) air harus
mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan
penyakit bagi manusia
Pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat saat ini sangat
bervariasi. Di kota besar, dalam hal pemenuhan kebutuhan air minum
masyarakat juga mengkonsumsi air minum dalam kemasan (AMDK),
karena praktis dan dianggap lebih higienis. AMDK diproduksi oleh
industri melalui proses otomatis dan disertai dengan pengujian kualitas
sebelum diedarkan ke masyarakat. Akan tetapi, pada beberapa tahun
terakhir ini masyarakat merasa bahwa AMDK semakin mahal, sehingga
muncul alternatif lain yaitu air minum yang diproduksi oleh depot air
minum isi ulang (DAMIU). DAMIU adalah badan usaha yang mengelola
air minum untuk keperluan masyarakat dalam bentuk curah dan tidak
dikemas. Ditinjau dari harganya air minum isi ulang (AMIU) lebih murah
dari AMDK, bahkan ada yang mematok harga hingga 1/4 dari harga
AMDK.
Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang
dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu Dengan demikian,
kualitas air akan berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain, sebagai
contoh: kualitas air untuk keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air
untuk keperluan air minum. Ikan hidup dalam lingkungan air dan
melakukan interaksi aktif antara keduanya. Ikan-air boleh dikatakan
sebagai suatu sistem terbuka dimana terjadi pertukaran materi (dan
energi), seperti oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), garamgaraman, dan
bahan buangan. Pertukaran materi ini terjadi pada antarmuka (Interface)
ikanair pada bahan berupa membran semipermeabel yang terdapat pada
ikan. Kehadiran bahanbahan tertentu dalam jumlah tertentu akan
mengganggu mekanisme kerja dari membran tersebut, sehingga ikan pada
akhirnya akan terganggu dan bisa tewas. Kualitas Air adalah istilah yang
menggambarkan kesesuaian atau kecocokan air untuk penggunaan
tertentu, misalnya: air minum, perikanan, pengairan/irigasi, industri,
rekreasi dan sebagainya. Peduli kualitas air adalah mengetahui kondisi air
untuk menjamin keamanan dan kelestarian dalam penggunaannya.
Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap
air tersebut. Pengujian yang biasa dilakukan adalah uji kimia, fisik,
biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna).
Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup
orang banyak sehingga perlu dilindungi agar dapat bermanfaat bagi hidup
dan kehidupan manusia serta mahkluk hidup lainnya. Untuk menjaga atau
mencapai kualitas air sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan
sesuai dengan tingkat mutu air yang diinginkan, maka perlu upaya
pelestarian dan pengendalian. Pelestarian kualitas air merupakan upaya
untuk memelihara fungsi air agar kualitasnya tetap pada kondisi alamiah.
Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan upaya pengendalian
pencemaran air, yaitu dengan upaya memelihara fungsi air sehingga
kualitas air memenuhi baku mutu. Suatu sungai dikatakan tercemar jika
kualitas airnya sudah tidak sesuai dengan peruntukkannya. Kualitas air ini
didasarkan pada baku mutu kualitas air sesuai kelas sungai berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Menurut Bahtiar (2007),
Lingkungan dapat dikatakan tercemar jika dimasuki atau kemasukan
bahan pencemar yang dapat mengakibatkan gangguan pada makhluk hidup
yang ada didalamnya.
Sungai pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk
membersihkan polutan yang masuk secara alamiah yang disebut dengan
Kapasitas Asimilasi (assimilative cappacity). Kapasitas asimilasi setiap
sungai tidak sama karena bergantung pada karakteristik hidrologi
sungainya masing-masing dan aktifitas penggunaan lahan di sekitar
sungai. Secara umum, kualitas air sungai sangat bergantung dengan
kondisi vegetasi pada catchment area, besaran dan jenis kegiatan yang
akan bermuara ke sumber air, serta kemampuan asimilasi sumber air
terhadap input pencemar yang diterimanya (Bangyou, et al 2011).
Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, pencemaran lingkungan hidup adalah
masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
Dan pada pasal 17 ayat 2 dijelaskan bahwa apabila daya dukung dan daya
tampung lingkungan telah terlampaui maka kebijakan, rencana dan
program yang memberikan tekanan terhadap lingkungan harus diperbaiki.
Dengan demikian, jika beban limbah yang masuk ke sungai telah
melampaui daya tampung sungai, maka pencegahan penurunan kualitas
sungai harus dilakukan dengan strategi pengelolaan yang baik. Penilaian
terhadap kualitas badan air untuk suatu peruntukan didasarkan kepada
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003
tentang Pedoman penentuan status mutu air.
2. Rumusan Masalah
Pengertian Kualitas Air
Faktor-Faktor Penentuh Kualitas Air
Pengukuran Kualitas Air
Standar Baku Mutu Air
3. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui Faktor-Faktor Penentuh Kualitas Air
Untuk mengetahui Pengukuran Kualitas Air
Untuk mengetahui Standar Baku Mutu Air
4. Manfaat Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN