PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia tiap
orang memerlukan air antara 30-60 liter per hari. Diantara kegunaan-kegunaan air tersebut yang
sangat penting adalah kebutuhan untuk minum (termasuk untuk masak) air harus mempunyai
persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia.
Pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat saat ini sangat bervariasi. Di kota besar,
dalam hal pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat juga mengkonsumsi air minum dalam
kemasan (AMDK), karena praktis dan dianggap lebih higienis. AMDK diproduksi oleh industri
melalui proses otomatis dan disertai dengan pengujian kualitas sebelum diedarkan ke
masyarakat. Akan tetapi, pada beberapa tahun terakhir ini masyarakat merasa bahwa AMDK
semakin mahal, sehingga muncul alternatif lain yaitu air minum yang diproduksi oleh depot air
minum isi ulang (DAMIU). DAMIU adalah badan usaha yang mengelola air minum untuk
keperluan masyarakat dalam bentuk curah dan tidak dikemas. Ditinjau dari harganya air minum
isi ulang (AMIU) lebih murah dari AMDK, bahkan ada yang mematok harga hingga 1/4 dari
harga AMDK.
Namun dari segi kualitasnya, masyarakat masih meragukan karena belum ada informasi
yang jelas dari segi proses maupun peraturan tentang peredaran dan pengawasannya. Di
Sulawesi Utara, kasus diare lebih banyak dideteksi berdasarkan gejala klinis yaitu sebesar 5,4%
(Riskesdas, 2007). Penyakit diare termasuk dalam penyakit yang menonjol di Sulawesi Utara
dengan menduduki peringkat ke 2 dan dengan jumlah kasus 32.589. Sedangkan di Kota Manado
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak,
bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap
dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta mahkluk hidup yang lain. Pemanfaatan air
1
untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana,dengan memperhitungkan
Masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas air yang sudah
tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan
domestic yang semakin menurun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain berdampak
negatif terhadap sumber daya air, antara lain menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi ini
dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi semua mahkluk hidup yang
Pembangunan di negara ini semakinhari semakin pesat. Pesatnya laju pembangunan ini
menimbulkan dampak negatif yang tidak dapat dihindarkan terhadap kualitas lingkungan, antara
lain terjadinya degradasi kualitas air. Dampak suatu kegiatan terhadap keseimbangan
upaya yan dapat dilakukan adalah meminimumkan pengaruh yang mungkin muncul.Sumber
daya air yang strategis dan banyak dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas adalah air sungai.Air
sungai merupakan sumber daya alam yang potensial menerima beban pencemaran limbah
kegiatan manusia. Akibatnya kualitas dan kuantitas air menjadi berkurang (Effendi, 2003).
Kegiatan manusia dalam memanfaatkan alam selalu meninggalkan sisa yang dianggap
sudah tidak berguna lagi sehingga diperlakukan sebagai barang buangan, yaitu sampah dan
limbah. Sampah adalah buangan berupa padat merupakan polutan umum yang dapat
menurunkan sumber daya, menimbulkan polusi, menyumbat saluran air dan berbagai akibat
Indonesia masih menerapkan sistem open dumping, yaitu sampah ditumpuk menggunung tanpa
ada lapisan geotekstil dan saluran lindi. Akibatnya adalah terjadi pencemaran air dan udara di
sekitar TPA.
2
Berdasarkan hasil penelitian Tanauma (2000) bahwa banyak air yang digunakan
masyarakat tidak layak lagi digunakan karena telah tercemar akibat kegiatan manusia seperti
antara lain, nitrit, nitrat, ammonia, kalsium , kalium, magnesium, kesadahan, klorida, sulfat,
dala penelitian ini adalah terjadinya penurunan kualitas air yang digunakan masyarakat di
B. Rumusan Masalah
4. Apakah yang dimaksud dengan NAB dan bagaimana NAB kualitas Air?
C. Tujuan
4. Untuk Mengetahui Apakah yang dimaksud dengan NAB dan bagaimana NAB kualitasa Air.
3
7. Untuk Mengetahui Bagaimana Analisis kualitas air.
BAB II
PEMBAHASAN
Analisa atau analisis atau analisis adalah suatu usaha untuk mengamati secara
detail sesuatu hal atau benda dengan cara menguraikan komponen-komponen pembentuknya
atau penyusunnya untuk di kaji lebih lanjut. Analisa berasal dari kata Yunani kuno analisis yang
artinya melepaskan. Analusis terbentuk dari dua suku kata, yaitu ana yang berarti kembali, dan
luein yang berarti melepas sehingga jika di gabungkan maka artinya adalah melepas kembali
atau menguraikan.Kata analisis ini di serap kedalam bahasa inggris menjadi analysis yang
Kata analisa atau analisis atau analysis digunakan dalam berbagai bidang. Baik
dalam bidang ilmu bahasa, ilmu sosial maupun ilmu alam (sains) dan lain-lain. Dalam ilmu
bahasa atau linguistik analisa didefinisikan sebagai suatu kajian yang dilaksanakan terhadap
sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam. Dalam ilmu sosial,
analisis dimengerti sebagai upaya dan proses untuk menjelaskan sebuah permasalahan dan
berbagai hal yang ada di dalamnya. Sedangkan dalam ilmu pasti (sains) pengertian dan definisi
analisa adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menguraikan suatu bahan menjadi senyawa-
suatu bahan atau zat. Contoh bidang yang paling terkenal dengan kegiatan analisanya adalah
4
bidang Kesehatan. Dalam ilmu Kesehatan digunakan dalam Analisis berbagai factor penyebab
Analisis Kualitas air adalah suatu kajian terhadap ukuran kondisi air dilihat dari
karakteristik fisik, kimiawi, dan biologisnya. Kualitas air juga menunjukkan ukuran kondisi air
relatif terhadap kebutuhan biota air dan manusia. Kualitas air seringkali menjadi ukuran standar
lembaga negara di dunia bersandar kepada data ilmiah dan keputusan politik dalam menentukan
standar kualitas air yang diizinkan untuk keperluan tertentu.Kondisi air bervariasi seiring waktu
tergantung pada kondisi lingkungan setempat. Air terikat erat dengan kondisi ekologi setempat
sehingga kualitas air termasuk suatu subjek yang sangat kompleks dalam ilmu lingkungan.
karakteristik air. Parameter kualitas air dikelompokkan berdasarkan sifat, jenis dan peran
fungsionalnya (Wardoyo, 1992:)
Kualitas air ditenttukan oleh berbagai parameter antara lain parameter fisik (warna,
suhu, total padatan tersuspensi) dan parameter kimia (pH, DO, BOD, COD). Jenis dan jumlah
parameter yang dianalisis terhadap suatu badan air sangat tergantung pada jenis kegiatan yang
a. Parameter fisika, meliputi (suhu, kecerahan dan turbiditas, padatan dan warna)
b. Parameter kimia, meliputi (DO, pH, salinitas, NO 3-N, PO4-P, bahan organik)
c. Parameter biologi, meliputi (mikroorganisme seperti bakteri, virus), plankton, fungi, hewan bentik, ikan,
tumbuhan air.
5
a. Masking parameter, yaitu parameter yang menunjukkan gejala umum (pH, alkalinitas, salinitas, kekeruhan)
b. Controlling parameter, yaitu parameter yang mengendalikan sifat atau modus operandi parameter lain (suhu,
c. Limiting parameter, yaitu parameter yang menjadi pembatas parameter lain, khususnya terhadap parameter
d. Derivative parameter, yaitu parameter turunan dari parameter lain (BOD, COD, keragaman jenis).
a. Key parameter, yaitu parameter yang relative menentukan peruntukan air (untuk kelas 1, kelas 2, dan lain-
lain).
b. Supplement parameter, yaitu parameter yang menunjang fungsi parameter kunci bagi suatu peruntukan
c. Complement parameter, yaitu parameter yang melengkapi fungsi suatu parameter lain (BOD terhadap DO
1. Parameter Fisik
Ada beberapa parameter fisik yang menentukan kualitas air, antara lain:
a. Warna
Air alami, yang sama sekali belum mengalami pencemaran, berwarna bening, atau sering dikatakan
tak berwarna. Timbulnya warna disebabkan oleh kehadiran bahan-bahan tersuspensi yang berwarna, ekstrak
senyawa-senyawa organik ataupun tumbuh-tumbuhan dan karena terdapatnya mikro organisme seperti
plankton, disamping itu juga akibat adanya ion-ion metal alami seperti besi dan mangan. Komponen
penyebab warna, khususnya yang berasal dari limbah industri kemungkinan dapat membahayakan bagi
manusia mau bagi biota air. Disamping itu warna air juga memberi indikasi terdapatnya senyawa-senyawa
organik, yang melalui proses klorinasi dapat meningkatkan pertumbuhan mikro organisme air.
6
Air alami yang sama sekali belum tercemar dikatakan tidak berbau dan tidak berasa. Air yang berbau
sudah pasti menimbulkan rasa yang tidak menyenangkan.Adanya bau dan rasa pada air, menunjukkan
terdapatnya organisme penghasil bau dan juga adanya bahan-bahan pencemar yang dapat mengganggu
kesehatan.
c. Suhu
Dalam setiap penentuan kualitas air, pengukuran suhu merupakan hal yang mutlak dilakukan.
Pengukuran suhu air biasanya dilakukan langsung di lapangan. Suhu air yang normal berkisar ± 3°C dari
suhu udara. Peningkatan suhu air bisa disebabkan oleh berbagai hal, antara lain, air (sungai) yang dekat
dengan gunung berapi, ataupun akibat adanya pembuangan limbah cair yang panas ke badan air. Disamping
itu adanya limbah bahan organik, yang lebih lanjut mengalami proses degradasi baik secara biologis maupun
kima, seringkali meningkatkan suhu air. Kenaikan suhu air dapat mengakibatkan kelarutan oksigen dalam air
menjadi berkurang, sehingga konsumsi oksigen oleh biota air juga menjadi terganggu .
Total padatan tersuspensi adalah bahan-bahan tersuspensi (diameter >1μm) yang tertahan pada
saringan millipore dengan diameter pori 0,45 μm. TSS terdiri atas lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad
renik terutama yang disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi yang terbawa ke dalam badan air. Materi yang
tersuspensi mempunyai dampak buruk terhadap kualitas air karena mengurangi penetrasi matahari ke dalam
badan air, kekeruhan air meningkat yang menyebabkan gangguan pertumbuhan bagi organisme produser.
2. Parameter Kimia
Ada banyak parameter kimia yang menentukan kualitas air, namun yang umum ada beberapa
parameter, diantaranya:
a. pH
pH menunjukkan kadar asam atau basa dalam suatu larutan melalui konsentrasi/aktifitas ion
hidrogen (H+). Secara matematis dinyatakan sebagai: pH = - log (H+).H+ selalu ada dalam keseimbangan
yang dinamis dengan air(H2O) yang membentuk suasana untuk semua reaksi kimiawi yang berkaitan dengan
7
masalah pencemaran air, dimana sumber ion hidrogen tidak pernah habis. H+ tidak hanya merupakan unsur
molekul H2O saja, tetapi juga merupakan unsur banyak senyawa lain. Dalam air murni, banyaknya molekul
H2O yang terionkan ada sebanyak 10-7, sehingga pH air dikatakan 7. Bila konsentrasi ion hidrogen
bertambah, maka nilai pH akan turun dan larutan disebut bersifat asam. Sebaliknya, jika konsentrasi ion
hidrogen berkurang, menyebabkan nilai pH naik dan larutan disebut bersifat basa. pH yang ideal bagi
kehidupan biota air adalah antara 6,8 sampai 8,5. pH yang sangat rendah, menyebabkan kelarutan logam-
logam dalam air makin besar, yang bersifat toksik bagi organisme air, sebaliknya pH yang tinggi dapat
meningkatkan konsentrasi amoniak dalam air yang juga bersifat toksik bagi organisme air. pH air biasanya
ditentukan langsung di lapangan dengan alat pH-meter, atau dapat juga dengan kertas pH.
Adanya oksigen terlarut dalam air adalah sangat penting untuk kelangsungan kehidupan ikan dan
organisme air lainnya yaitu untuk proses respirasi. Kemampuan air untuk membersihkan pencemaran secara
alamiah banyak tergantung pada cukup tidaknya kadar oksigen terlarut. Adanya oksigen terlarut dalam air
berasal dari udara dan dari proses fotosintesa tumbuh-tumbuhan air. Kelarutan oksigen dalam air, tergantung
pada temperatur, tekanan atmosfer dan kandungan mineral dalam air. Kelarutan maksimum oksigen dalam
air, pada suhu 00C yaitu sebesar 14,16 mg/L. Sejalan dengan meningkatnya suhu, maka konsentrasi oksigen
dalam air akan berkurang. Ada dua metode yang umum digunakan untuk analisa oksigen terlarut dalam air
yaitu dengan metode titrasi cara Winkler dan metode elektrokimia dengan alat DO-meter.
c. BOD
Angka BOD (Biochemical Oxygen Demand) atau disebut juga Kebutuhan Oksigen Biokimiawi adalah
suatu analisa empiris yang mencoba mendekati secara global proses-proses mikrobiologis yang sebenarnya
terjadi di dalam air. Angka BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme aerobik
untuk menguraikan hampir semua zat organik yang terlarut maupun yang tersuspensi di dalam air.
Pengukuran BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran akibat air buangan penduduk ataupun
industri dan untuk mendesain sistim pengolahan biologis bagi air yang tercemar tersebut. Penguraian zat
organik adalah proses alamiah, yang kalau suatu badan air dicemari oleh zat organik maka selama proses
penguraiannya mikroorganisme dapat menghabiskan oksigen terlarut dalam air tersebut. Hal ini dapat
mengakibatkan kematian ikan-ikan dalam air. Disamping itu kehabisan oksigen dapat mengubah keadaan
menjadi anaerobik sehingga dapat menimbulkan bau busuk. Pengukuran BOD didasarkan atas reaksi
8
oksidasi zat organik oleh oksigen dalam air, dan proses tersebut berlangsung disebabkan adanya bakter
aerobik. Menurut penelitian, untuk supaya 100% bahan organik terurai, diperlukan waktu kira-kira 20 hari.
Namun dalam waktu 5 hari, pada temperatur inkubasi 20 0C, bahan organik yang dapat diuraikan mencapai
75%, sehingga waktu ini sudah dianggap cukup. Maka timbullah istilah BOD520 dapat ditentukan dengan
d. COD
Angka COD (Chemical Oxygen Demand) atau Kebutuhan Oksigen Kimiawi adalah jumlah O2 (mg)
yang dibutuhkan untuk mengoksidasi total zat-zat organik yang terdapat dalam 1 liter sampel air. Angka
COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh total zat-zat organik baik yang dapat diuraikan secara
biologis, maupun yang hanya dapat diuraikan dengan proses kimia. Analisa COD berbeda dengan analisa
BOD, namun perbandingan antara angka COD dengan angka BOD dapat ditetapkan. Secara umum
perbandingan BOD5/COD = 0,40 – 0,60. Pengukuran COD dilakukan dengan metode refluks – titrimtri.
Nilai ambang batas (NAB) adalah nilai atau batas tertinggi dimana manusia mampu menahannya tanpa
menumbulkan gangguan kesehatan selama 40 jam atau 5 hari dalam seminggu. Mungkin seperti itulah
Untuk zat-zat yang memilikistandar NAB, Udara, air, tanah, dan yang sebenernya Nilai ambang
batasini lebih terkhusus pada zat-zat kimia berbahaya, karena pertimbangan risiko, tingkat frekuensi
dan tingkat kefatalan yang ditimbulkan oleh zat kimia tersebut maka perlu diupayakan adanya pengendalian.
Berikut ini ialah beberapa kriteria parameter kualitas air beserta penjelasannya:
1. DO atau dissolve oxygen, ialah kadar oksigen yang terlarut dalam air. semakin tinggi DO maka air
tersebut akan semakin baik. pada suhu 20C. tingkat DO maksimal ialah 9ppm. ppm ialah satuan untuk
menunjukkan kadar atau satuan. ppm ialah singkatan dari part per million atau sama dengan mg/L.
9
2.BOD atau biological oxygen demand, ialah tingkat permintaan oksigen oleh makhluk hidup dalam air
tersebut. jadi semakin tinggi nilainya maka semakin banyak mikrobanya dan membuat nilai DO turun.
Semakin tinggi nilai BOD maka akan semakin rendah kualitas air.
3. COD atau chemical oxygen demand, mirip seperti BOD. bedanya disini ialah tingkat kebutuhan senyawa
kimia terhadap oksigen. bisa jadi dipakai untuk mengurai dan sebagainya. nilai COD juga berbanding
4. TDS atau total dissolve solid, ialah jumlah zat padat yang terlarut didalam air. semakin rendah TDS maka
akan semakin bagus kualitas air. banyak tds meter yang mudah untuk didapatkan dan bisa digunakan hanya
Berikut ialah batas ambang berbagai parameter kualitas air yang ditetapkan oleh pemerintah. namun
seperti yang kita tahu, peraturan hanyalah sebuah peraturan tanpa adanya penegakan dan tindak lanjut dari
ketetapan tersebut. semoga saja setiap batas batas kualitas air, udara dan tanah diperhatikan dan dijaga agar
1 Ph – 6-9
3 BOD mg/L 50
5 Sulfida mg/L 1
10
6 Amonia mg/L 20
7 Fenol mg/L 1
9 MBAS mg/L 10
13 Tembaga mg/L 2
14 Timbal mg/L 1
air secara cepat sehingga pengukuran harus dilakukan untuk menentukan langkah terbaik dalam
penanganan bencana dan mengembalikan kualitas air. Akses terhadap air bersih dan sanitasi
Dalam interval waktu tertentu, kondisi air dapat kembali pasca bencana. Seperti kasus
meningkat drastis segera setelah tsunami dan kembali turun ke level semula setelah satu
b. Analisis kimia
11
Metode sederhana dalam melakukan analisis kimia adalah pengukuran berdasarkan
unsur tanpa memperdulikan wujud dan bentuk senyawanya. Contohnya adalah mengukur kadar
oksigen dalam air, jika dilakukan pengukuran berdasarkan unsur akan didapatkan konsentrasi
oksigen sebesar 890 ribu miligram per liter air, karena air (H 2O) terbentuk dari hidrogen dan
oksigen. Sehingga pengukuran kadar senyawa tertentu harus dibedakan berdasarkan wujudnya.
Untuk pengukuran kadar oksigen, harus dibedakan berdasarkan oksigen diatomik atau oksigen
yang terikat dengan unsur lain. Oksigen diatomik yang terukur dapat disebut dengan kadar
oksigen terlarut.
Analisis logam berat harus menyertai endapan yang ada di air karena logam berat yang
seharusnya dapat larut mungkin terikat secara adsorpsi dengan partikel lain, misal partikel tanah
mengendap di sumber aslinya mungkin saja dapat terminum oleh manusia dan organisme lain.
Alkalinitas
pH
Warna air
Rasa dan bau
Senyawa organik terlarut
Mikroorganisme
sekitar perairan. Index EPT, yaitu jumlah EPT ketika kondisi lingkungan sehat, dapat bervariasi
di setiap daerah. Secara umum, semakin banyak organisme EPT, menunjukan bahwa kualitas
12
ekologi perairan tersebut lebih sehat.Keberadaan invertebrata makrojuga dapat digunakan
sebagai indikator.
penyaring yang menghisap air dan menyerap nutrisi dari air yang dihisapnya. Polutan yang
diserap akan terakumulasi di dalam tubuh moluska dan dapat memiliki efek yang beragam bagi
moluska tersebut. Moluska bivalvia juga biasanya bersifat sessile atau menetap di satu tempat
dan jarang sekali berpindah sehingga pengumpulan sampel moluska cenderung mudah.
a) Indikator fisik
Temperatur air
Elektrokonduktivitas
Padatan terlarut
Padatan tersuspensi
Transparansi
Bau
Warna
Rasa
b) Indikator kimia
pH
BOD
COD
Tingkat kesadahan air
Logam berat
Nitrat
Ortofosfat
Pestisida
Surfaktan
c) Indikator biologis
Ephemeroptera
Plecoptera
Trichoptera
Mollusca
13
Escherichia coli
Bakteri koliform
Untuk mengukur kandungan padatan terlarut, sampel yang sudah dihomogenkan disaring menggunakan
kertas saring fiber glas. Filtratnya kemudian diuapkan hingga kering pada oven dengan suhu T 180 oC dalam
cawan porselin yang diketahui bobotnya. Pertambahan bobot cawan merupakan bobot padatan terlarut dalam
sampel.
a. Peralatan
1. Analytical Balance
3. Desikator
4. Filtering Apparatus
6. Hot plate
7. Cawan porselen
8. Gelas beaker
9. Pinset
b. Prosedur Analisa
1. Persiapan
2. Bilas cawan porselen dengan akuades sampai bersih, kemudian dipanaskan di oven sampai kering yang
3. Keluarkan cawan dari oven dan masukkan ke dalam desikator sampai dingin lalu ditimbang (bobot kosong).
d. Penyaringan sampel
1. Siapkan peralatan penyaring yang betul-betul bersih, lalu pasangkan kertas saring pada peralatan penyaring
tersebut.
14
2. Saring 20 mL air akuades, buang saringannya (hanya untuk membilas saja).
Keterangan: Jika TDS > 500 mg/L, analisa dikerjakan dengan cara Gravimetri. Jika TDS < 500 mg/L,
3. Analisis Sample
a. Letakkan cawan di atas hot plate dan biarkan sebentar untuk menghindari kontaminasi.
b. Tuangkan sampel yang sudah disaring ke dalam cawan sedikit demi sedikit. Untuk sampel air laut harus
dilakukan secara hati-hati karena kalau menuangkan sampel terlalu banyak akan menyebabkan letupan dari
d. Lanjutkan penambahan sampel ke dalam cawan sampai habis dan menguap, tapi tidak boleh dibiarkan
kering.
e. Pindahkan cawan ke dalam oven (105oC) selama satu jam sampai mengering sempurna.
Perhitungan
Sampel yang telah dikocok dengan merata disaring melalui filter serat gelas standar yang telah
ditimbang sebelumnya lalu residu yang tersisa dikeringkan pada suhu 103 o-105oC hingga bobot tetap.
Kenaikan bobot dari filter tersebut merepresentasikan Total Suspended Solid atau Total Padatan Tersuspensi.
Peralatan
Analytical Balance
15
b. Desikator
c. Cawan aluminium
d. Filtering Apparatus
f. Gelas beaker
g. Gelas ukur
h. Pinset
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Analisis Kualitas air adalah suatu kajian terhadap ukuran kondisi air dilihat dari karakteristik fisik,
kimiawi, dan biologisnya. Kualitas air juga menunjukkan ukuran kondisi air relatif terhadap kebutuhan biota
air dan manusia. Kualitas air seringkali menjadi ukuran standar terhadap kondisi kesehatan ekosistem air dan
kesehatan manusia terhadap air minum.Berbagai lembaga negara di dunia bersandar kepada data ilmiah dan
keputusan politik dalam menentukan standar kualitas air yang diizinkan untuk keperluan tertentu.Kondisi air
bervariasi seiring waktu tergantung pada kondisi lingkungan setempat. Air terikat erat dengan kondisi
ekologi setempat sehingga kualitas air termasuk suatu subjek yang sangat kompleks dalamilmu lingkungan.
16
Aktivitas industri seperti manufaktur, pertambangan,konstruksi, dan transportasi merupakan penyebab
Kualitas air yang menurun dapat berakibat terhadap banyak hal baik terhadap biota air,lingkungan
dan kesehatan manusia.Salah saatu dampaknya terhadap biota air adalah akan banyaknya biota air yang
mati,sedangkan pada manusia banyak penyakit yang dapat disebabkan seperti diare,penyakit kulit,dan
B. Saran
Air merupakan konponen terpenting dalam kehidupan makhluk hidup maka dari itu
sangat penting untuk menghemat penggunaan air dan menjaga sumber air dari pencemaran
karena air yang tercemar tidak layak diguanakan hal ini akan berdampak berkurangnya
DAFTAR PUSTAKA
Standard Methods for Examination of Water and Wastewater, American Public Health
Association (APHA) 21st ed. (2005), Method 2540 C (Total Dissolved Solids Dried at 180oC)
Standard Method for Examination of Water and Wastewater, American Public Health
Association (APHA) 21st. Edition (2005), Method 2540 D (Total Suspended Solid Dried at
103-105oC).
17
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaann Sumberdaya dan Lingkungan
2012/03/penentuankadar- fosfatpo4.html?m=1
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai Keputusan Menteri Negara
lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air
18