Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Menurut perhitungan WHO di negara-negara maju tiap orang memerlukan air

antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia tiap

orang memerlukan air antara 30-60 liter per hari. Diantara kegunaan-kegunaan air tersebut yang

sangat penting adalah kebutuhan untuk minum (termasuk untuk masak) air harus mempunyai

persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia.

Pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat saat ini sangat bervariasi. Di kota besar,

dalam hal pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat juga mengkonsumsi air minum dalam

kemasan (AMDK), karena praktis dan dianggap lebih higienis. AMDK diproduksi oleh industri

melalui proses otomatis dan disertai dengan pengujian kualitas sebelum diedarkan ke

masyarakat. Akan tetapi, pada beberapa tahun terakhir ini masyarakat merasa bahwa AMDK

semakin mahal, sehingga muncul alternatif lain yaitu air minum yang diproduksi oleh depot air

minum isi ulang (DAMIU). DAMIU adalah badan usaha yang mengelola air minum untuk

keperluan masyarakat dalam bentuk curah dan tidak dikemas. Ditinjau dari harganya air minum

isi ulang (AMIU) lebih murah dari AMDK, bahkan ada yang mematok harga hingga 1/4 dari

harga AMDK.

Namun dari segi kualitasnya, masyarakat masih meragukan karena belum ada informasi

yang jelas dari segi proses maupun peraturan tentang peredaran dan pengawasannya. Di

Sulawesi Utara, kasus diare lebih banyak dideteksi berdasarkan gejala klinis yaitu sebesar 5,4%

(Riskesdas, 2007). Penyakit diare termasuk dalam penyakit yang menonjol di Sulawesi Utara

dengan menduduki peringkat ke 2 dan dengan jumlah kasus 32.589. Sedangkan di Kota Manado

kasus diare dideteksi yaitu sebesar 3,1%. ( DinkesSulut, 2008).

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak,

bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap

dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta mahkluk hidup yang lain. Pemanfaatan air

1
untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana,dengan memperhitungkan

kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang (Effendi, 2003).

Masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas air yang sudah

tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan

domestic yang semakin menurun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain berdampak

negatif terhadap sumber daya air, antara lain menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi ini

dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi semua mahkluk hidup yang

bergantung pada sumber daya air tersebut (Effendi,2003).

Pembangunan di negara ini semakinhari semakin pesat. Pesatnya laju pembangunan ini

menimbulkan dampak negatif yang tidak dapat dihindarkan terhadap kualitas lingkungan, antara

lain terjadinya degradasi kualitas air. Dampak suatu kegiatan terhadap keseimbangan

lingkungan memang merupakan suatu hal yang sulit dihilangkan sepenuhnya.Satu-satunya

upaya yan dapat dilakukan adalah meminimumkan pengaruh yang mungkin muncul.Sumber

daya air yang strategis dan banyak dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas adalah air sungai.Air

sungai merupakan sumber daya alam yang potensial menerima beban pencemaran limbah

kegiatan manusia. Akibatnya kualitas dan kuantitas air menjadi berkurang (Effendi, 2003).

Kegiatan manusia dalam memanfaatkan alam selalu meninggalkan sisa yang dianggap

sudah tidak berguna lagi sehingga diperlakukan sebagai barang buangan, yaitu sampah dan

limbah. Sampah adalah buangan berupa padat merupakan polutan umum yang dapat

menyebabkan turunnya nilai estetika lingkungan, membawa berbagai jenis penyakit,

menurunkan sumber daya, menimbulkan polusi, menyumbat saluran air dan berbagai akibat

negative lainnya (Bahar, 1985).

Menurut Johanis (2002) di negara berkembang, sampah seharusnya ditampung pada

lokasi pembuangan dengan menggunakan sistem sanitary landfill. TPA-TPA yang ada di

Indonesia masih menerapkan sistem open dumping, yaitu sampah ditumpuk menggunung tanpa

ada lapisan geotekstil dan saluran lindi. Akibatnya adalah terjadi pencemaran air dan udara di

sekitar TPA.

2
Berdasarkan hasil penelitian Tanauma (2000) bahwa banyak air yang digunakan

masyarakat tidak layak  lagi digunakan karena telah tercemar akibat kegiatan manusia seperti

membuang sampah di aliran sungai (sampah mengandung senyawasenyawa kimia anorganik

antara lain, nitrit, nitrat, ammonia, kalsium , kalium, magnesium, kesadahan, klorida, sulfat,

BOD, COD, pH dan mikrobiologi / total koliform kosentrasinya sangat tinggi),kegiatan

pertambangan,industry,kegiatan rumah tangga dll (Putra, 2012).Adapun menjadi permasalahan

dala penelitian ini adalah terjadinya penurunan kualitas air yang digunakan masyarakat di

Indonesia yang dapat berakibat pada kesehatan masyarakat.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apakah pengertian dari Analisis kualitas Air?

2.      Bagaimana jenis-jenis dari Analisis Kualitas Air?

3.      Apa dan Bagimana Parameter kualitas Air?

4.      Apakah yang dimaksud dengan NAB dan bagaimana NAB kualitas Air?

5.      Bagaimana metode pengambilan sampel Sampel ?

6.      Bagaimana metode pengambilan sampel pemeriksaan Sampel?

7.      Bagaimana Analisis kualitas air?

8.      Bagaimana dampak  pencemaran air terhadap lingkungan dan kesehatan ?

C.    Tujuan

1.      Untuk Mengetahui Apakah pengertian dari Analisis kualitas Air.

2.      Untuk Mengetahui Bagaimana jenis-jenis dari Analisis Kualitas Air.

3.      Untuk Mengetahui Apa dan Bagimana Parameter kualitas Air.

4.      Untuk Mengetahui Apakah yang dimaksud dengan NAB dan bagaimana NAB kualitasa Air.

5.      Untuk Mengetahui  Bagaimana metode pengambilan sampel Sampel .

6.      Untuk Mengetahui  Bagaimana metode pengambilan sampel pemeriksaan Sampel

3
7.      Untuk Mengetahui  Bagaimana Analisis kualitas air.

8.      Untuk Mengetahui Bagaimana dampak pencemaran air terhadap lingkungan dan kesehatan.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Analisis kualitas Air

Analisa atau analisis atau analisis adalah suatu usaha untuk mengamati secara

detail sesuatu hal atau benda dengan cara menguraikan komponen-komponen pembentuknya

atau penyusunnya untuk di kaji lebih lanjut. Analisa berasal dari kata Yunani kuno analisis yang

artinya melepaskan. Analusis terbentuk dari dua suku kata, yaitu ana yang berarti kembali, dan

luein yang berarti melepas sehingga jika di gabungkan maka artinya adalah melepas kembali

atau menguraikan.Kata analisis ini di serap kedalam bahasa inggris menjadi analysis yang

kemudian di serap juga ke dalam bahasa Indonesia menjadi analisis.

Kata analisa atau analisis atau analysis digunakan dalam berbagai bidang. Baik

dalam bidang ilmu bahasa, ilmu sosial maupun ilmu alam (sains) dan lain-lain. Dalam ilmu

bahasa atau linguistik analisa didefinisikan sebagai suatu kajian yang dilaksanakan terhadap

sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam. Dalam ilmu sosial,

analisis dimengerti sebagai upaya dan proses untuk menjelaskan sebuah permasalahan dan

berbagai hal yang ada di dalamnya. Sedangkan dalam ilmu pasti (sains) pengertian dan definisi

analisa adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menguraikan suatu bahan menjadi senyawa-

senyawa penyusunnya. Dalam ilmu kimia, analisa di gunakan untuk menentukan komposisi

suatu bahan atau zat. Contoh bidang yang paling terkenal dengan kegiatan analisanya adalah

4
bidang Kesehatan. Dalam ilmu Kesehatan digunakan dalam Analisis berbagai factor penyebab

kesehatan .Misalnya Analisis Kualitas Air,udara dan Makanan.

Analisis Kualitas air adalah suatu kajian terhadap ukuran kondisi air dilihat dari

karakteristik fisik, kimiawi, dan biologisnya. Kualitas air juga menunjukkan ukuran kondisi air

relatif terhadap kebutuhan biota air dan manusia. Kualitas air seringkali menjadi ukuran standar

terhadap kondisi kesehatan ekosistem air dan kesehatan manusia terhadap air minum.Berbagai

lembaga negara di dunia bersandar kepada data ilmiah dan keputusan politik dalam menentukan

standar kualitas air yang diizinkan untuk keperluan tertentu.Kondisi air bervariasi seiring waktu

tergantung pada kondisi lingkungan setempat. Air terikat erat dengan kondisi ekologi setempat

sehingga kualitas air termasuk suatu subjek yang sangat kompleks dalam ilmu lingkungan.

Aktivitas industri seperti manufaktur, pertambangan,konstruksi, dan transportasi merupakan

penyebab utama pencemaran air, juga limpasan permukaandari pertanian dan perkotaan.

B.     Jenis-Jenis Analisis Kualitas Air dan Parameter Kualitas Air

Parameter diartikan sebagai peubah bebas yang menjadi petunjuk (indikator)

karakteristik air. Parameter kualitas air dikelompokkan berdasarkan sifat, jenis dan peran

fungsionalnya (Wardoyo, 1992:)

Kualitas air ditenttukan oleh berbagai parameter antara lain parameter fisik (warna,

suhu, total padatan tersuspensi) dan parameter kimia (pH, DO, BOD, COD). Jenis dan jumlah

parameter yang dianalisis terhadap suatu badan air sangat tergantung pada jenis kegiatan yang

diprakirakan memberikan dampak terhadap badan air tersebut.

1. Menurut sifatnya, parameter kualitas air terdiri atas:

a.       Parameter fisika, meliputi (suhu, kecerahan dan turbiditas, padatan dan warna)

b.      Parameter kimia, meliputi (DO, pH, salinitas, NO 3-N, PO4-P, bahan organik)

c.       Parameter biologi, meliputi (mikroorganisme seperti bakteri, virus), plankton, fungi, hewan bentik, ikan,

tumbuhan air.

2. Menurut jenisnya, parameter kualitas air terdiri atas:

5
a.       Masking parameter, yaitu parameter yang menunjukkan gejala umum (pH, alkalinitas, salinitas, kekeruhan)

b.      Controlling parameter, yaitu parameter yang mengendalikan sifat atau modus operandi parameter lain (suhu,

intensitas cahaya, pH)

c.       Limiting parameter, yaitu parameter yang menjadi pembatas parameter lain, khususnya terhadap parameter

biologis (DO, bahan beracun)

d.      Derivative parameter, yaitu parameter turunan dari parameter lain (BOD, COD, keragaman jenis).

3. Menurut peran fungsionalnya, parameter kualitas air terdiri atas:

a.        Key parameter, yaitu parameter yang relative menentukan peruntukan air (untuk kelas 1, kelas 2, dan lain-

lain).

b.        Supplement parameter, yaitu parameter yang menunjang fungsi parameter kunci bagi suatu peruntukan

(alkalinitas terhadap pH).

c.        Complement parameter, yaitu parameter yang melengkapi fungsi suatu parameter lain (BOD terhadap DO

bagi peruntukan perikanan).

Parameter kualitas air meliputi ;

1.      Parameter Fisik

Ada beberapa parameter fisik yang menentukan kualitas air, antara lain:

a.       Warna

            Air alami, yang sama sekali belum mengalami pencemaran, berwarna bening, atau sering dikatakan

tak berwarna. Timbulnya warna disebabkan oleh kehadiran bahan-bahan tersuspensi yang berwarna, ekstrak

senyawa-senyawa organik ataupun tumbuh-tumbuhan dan karena terdapatnya mikro organisme seperti

plankton, disamping itu juga akibat adanya ion-ion metal alami seperti besi dan mangan. Komponen

penyebab warna, khususnya yang berasal dari limbah industri kemungkinan dapat membahayakan bagi

manusia mau bagi biota air. Disamping itu warna air juga memberi indikasi terdapatnya senyawa-senyawa

organik, yang melalui proses klorinasi dapat meningkatkan pertumbuhan mikro organisme air.

b.      Bau dan Rasa

6
Air alami yang sama sekali belum tercemar dikatakan tidak berbau dan tidak berasa. Air yang berbau

sudah pasti menimbulkan rasa yang tidak menyenangkan.Adanya bau dan rasa pada air, menunjukkan

terdapatnya organisme penghasil bau dan juga adanya bahan-bahan pencemar yang dapat mengganggu

kesehatan.

c.       Suhu

Dalam setiap penentuan kualitas air, pengukuran suhu merupakan hal yang mutlak dilakukan.

Pengukuran suhu air biasanya dilakukan langsung di lapangan. Suhu air yang normal berkisar ± 3°C dari

suhu udara. Peningkatan suhu air bisa disebabkan oleh berbagai hal, antara lain, air (sungai) yang dekat

dengan gunung berapi, ataupun akibat adanya pembuangan limbah cair yang panas ke badan air. Disamping

itu adanya limbah bahan organik, yang lebih lanjut mengalami proses degradasi baik secara biologis maupun

kima, seringkali meningkatkan suhu air. Kenaikan suhu air dapat mengakibatkan kelarutan oksigen dalam air

menjadi berkurang, sehingga konsumsi oksigen oleh biota air juga menjadi terganggu .

d.      Total padatan Tersuspensi (Total Suspended Solid,TSS)

Total padatan tersuspensi adalah bahan-bahan tersuspensi (diameter >1μm) yang tertahan pada

saringan millipore dengan diameter pori 0,45 μm. TSS terdiri atas lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad

renik terutama yang disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi yang terbawa ke dalam badan air. Materi yang

tersuspensi mempunyai dampak buruk terhadap kualitas air karena mengurangi penetrasi matahari ke dalam

badan air, kekeruhan air meningkat yang menyebabkan gangguan pertumbuhan bagi organisme produser.

2.      Parameter Kimia

Ada banyak parameter kimia yang menentukan kualitas air, namun yang umum ada beberapa

parameter, diantaranya:

a.       pH

pH menunjukkan kadar asam atau basa dalam suatu larutan melalui konsentrasi/aktifitas ion

hidrogen (H+). Secara matematis dinyatakan sebagai: pH = - log (H+).H+ selalu ada dalam keseimbangan

yang dinamis dengan air(H2O) yang membentuk suasana untuk semua reaksi kimiawi yang berkaitan dengan

7
masalah pencemaran air, dimana sumber ion hidrogen tidak pernah habis.  H+ tidak hanya merupakan unsur

molekul H2O saja, tetapi juga merupakan unsur banyak senyawa lain. Dalam air murni, banyaknya molekul

H2O yang terionkan ada sebanyak 10-7, sehingga pH air dikatakan 7. Bila konsentrasi ion hidrogen

bertambah, maka nilai pH akan turun dan larutan disebut bersifat asam. Sebaliknya, jika konsentrasi ion

hidrogen berkurang, menyebabkan nilai pH naik dan larutan disebut bersifat basa.  pH yang ideal bagi

kehidupan biota air adalah antara 6,8 sampai 8,5. pH yang sangat rendah, menyebabkan kelarutan logam-

logam dalam air makin besar, yang bersifat toksik bagi organisme air, sebaliknya pH yang tinggi dapat

meningkatkan konsentrasi amoniak dalam air yang juga bersifat toksik bagi organisme air. pH air biasanya

ditentukan langsung di lapangan dengan alat pH-meter, atau dapat juga dengan kertas pH.

b.      Oksigen terlarut (DO)

Adanya oksigen terlarut dalam air adalah sangat penting untuk kelangsungan kehidupan ikan dan

organisme air lainnya yaitu untuk proses respirasi. Kemampuan air untuk membersihkan pencemaran secara

alamiah banyak tergantung pada cukup tidaknya kadar oksigen terlarut. Adanya oksigen terlarut dalam air

berasal dari udara dan dari proses fotosintesa tumbuh-tumbuhan air. Kelarutan oksigen dalam air, tergantung

pada temperatur, tekanan atmosfer dan kandungan mineral dalam air. Kelarutan maksimum oksigen dalam

air, pada suhu 00C yaitu sebesar 14,16 mg/L. Sejalan dengan meningkatnya suhu, maka konsentrasi oksigen

dalam air akan berkurang. Ada dua metode yang umum digunakan untuk analisa oksigen terlarut dalam air

yaitu dengan metode titrasi cara Winkler dan metode elektrokimia dengan alat DO-meter.

c.       BOD

Angka BOD (Biochemical Oxygen Demand) atau disebut juga Kebutuhan Oksigen Biokimiawi adalah

suatu analisa empiris yang mencoba mendekati secara global proses-proses mikrobiologis yang sebenarnya

terjadi di dalam air.  Angka BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme aerobik

untuk menguraikan hampir semua zat organik yang terlarut maupun yang tersuspensi di dalam air.

Pengukuran BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran akibat air buangan penduduk ataupun

industri dan untuk mendesain sistim pengolahan biologis bagi air yang tercemar tersebut. Penguraian zat

organik adalah proses alamiah, yang kalau suatu badan air dicemari oleh zat organik maka selama proses

penguraiannya mikroorganisme dapat menghabiskan oksigen terlarut dalam air tersebut. Hal ini dapat

mengakibatkan kematian ikan-ikan dalam air. Disamping itu kehabisan oksigen dapat mengubah keadaan

menjadi anaerobik sehingga dapat menimbulkan bau busuk. Pengukuran BOD didasarkan atas reaksi

8
oksidasi zat organik oleh oksigen dalam air, dan proses tersebut berlangsung disebabkan adanya bakter

aerobik. Menurut penelitian, untuk supaya 100% bahan organik terurai, diperlukan waktu kira-kira 20 hari.

Namun dalam waktu 5 hari, pada temperatur inkubasi 20 0C, bahan organik yang dapat diuraikan mencapai

75%, sehingga waktu ini sudah dianggap cukup. Maka timbullah istilah BOD520 dapat ditentukan dengan

mencari selisih antara harga DO0-DO5 dengan metode Azida modifikasi.

d.      COD

Angka COD (Chemical Oxygen Demand) atau Kebutuhan Oksigen Kimiawi adalah jumlah O2 (mg)

yang dibutuhkan untuk mengoksidasi total zat-zat organik yang terdapat dalam 1 liter sampel air. Angka

COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh total zat-zat organik baik yang dapat diuraikan secara

biologis, maupun yang hanya dapat diuraikan dengan proses kimia. Analisa COD berbeda dengan analisa

BOD, namun perbandingan antara angka COD dengan angka BOD dapat ditetapkan. Secara umum

perbandingan BOD5/COD = 0,40 – 0,60. Pengukuran COD dilakukan dengan metode refluks – titrimtri.

C.    Nilai Ambang Batas (NAB)

Nilai ambang batas  (NAB) adalah nilai atau batas tertinggi dimana manusia mampu menahannya tanpa

menumbulkan gangguan kesehatan selama 40 jam atau 5 hari dalam seminggu. Mungkin seperti itulah

gambaran harfiah dari Nilai ambang batas.

Untuk zat-zat yang memilikistandar NAB, Udara, air, tanah, dan yang sebenernya Nilai ambang

batasini lebih terkhusus pada zat-zat kimia berbahaya, karena pertimbangan risiko, tingkat frekuensi

dan tingkat kefatalan yang ditimbulkan oleh zat kimia tersebut maka perlu diupayakan adanya pengendalian.

Penetapan nilai ambang ini merupakan.

Berikut ini ialah  beberapa kriteria parameter kualitas air beserta penjelasannya:

1. DO atau dissolve oxygen, ialah kadar oksigen yang terlarut dalam air. semakin tinggi DO maka air
tersebut akan semakin baik. pada suhu 20C.  tingkat DO maksimal ialah 9ppm. ppm ialah satuan untuk
menunjukkan kadar atau satuan. ppm ialah singkatan dari part per million atau sama dengan mg/L.

9
2.BOD atau biological oxygen demand, ialah tingkat permintaan oksigen oleh makhluk hidup dalam air

tersebut. jadi semakin tinggi nilainya maka semakin banyak mikrobanya dan membuat nilai DO turun.

Semakin tinggi nilai BOD maka akan semakin rendah kualitas air.

3. COD atau chemical oxygen demand, mirip seperti BOD. bedanya disini ialah tingkat kebutuhan senyawa

kimia terhadap oksigen. bisa jadi dipakai untuk mengurai dan sebagainya. nilai COD juga berbanding

terbalik dengn DO.

4. TDS atau total dissolve solid, ialah jumlah zat padat yang terlarut didalam air. semakin rendah TDS maka

akan semakin bagus kualitas air. banyak tds meter yang mudah untuk didapatkan dan bisa digunakan hanya

dengan mencelupkan ujung alat tersebut kedalam air.

Berikut ialah batas ambang berbagai parameter kualitas air yang ditetapkan oleh pemerintah. namun

seperti yang kita tahu, peraturan hanyalah sebuah peraturan tanpa adanya penegakan dan tindak lanjut dari

ketetapan tersebut. semoga saja setiap batas batas kualitas air, udara dan tanah diperhatikan dan dijaga agar

tidak membuat alam ini dan penghuninya menjadi rusak.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup

Nomor : 03 Tahun 2010 Tanggal : 18 Januari 2010

No. Parameter Satuan Kadar Maksimum

1 Ph – 6-9

2 TSS mg/L 150

3 BOD mg/L 50

4 COD mg/L 100

5 Sulfida mg/L 1

10
6 Amonia mg/L 20

7 Fenol mg/L 1

8 Minyak & Lemak mg/L 15

9 MBAS mg/L 10

10 Kadmium mg/L 0,1

11 Kromheksavalen mg/L 0,5

12 Krom total mg/L 1

13 Tembaga mg/L 2

14 Timbal mg/L 1

15 Nikel mg/L 0,5

a.      Pengujian pasca bencana

Berbagai jenis bencana alam hingga bencana buatan manusia akan mengubah kualitas

air secara cepat sehingga pengukuran harus dilakukan untuk menentukan langkah terbaik dalam

penanganan bencana dan mengembalikan kualitas air. Akses terhadap air bersih dan sanitasi

diperlukan bagi korban bencana.

Dalam interval waktu tertentu, kondisi air dapat kembali pasca bencana. Seperti kasus

bencanaTsunami 2004 dan pengukuran yang dilakukan olehInternational Water Management

Institute (IWMI) yang berbasis di Colombo mendapati bahwa kadar garam di setiap sumur

meningkat drastis segera setelah tsunami dan kembali turun ke level semula setelah satu

setengah tahun sehingga layak digunakan sebagai air minum.

b.      Analisis kimia

11
Metode sederhana dalam melakukan analisis kimia adalah pengukuran berdasarkan

unsur tanpa memperdulikan wujud dan bentuk senyawanya. Contohnya adalah mengukur kadar

oksigen dalam air, jika dilakukan pengukuran berdasarkan unsur akan didapatkan konsentrasi

oksigen sebesar 890 ribu miligram per liter air, karena air (H 2O) terbentuk dari hidrogen dan

oksigen. Sehingga pengukuran kadar senyawa tertentu harus dibedakan berdasarkan wujudnya.

Untuk pengukuran kadar oksigen, harus dibedakan berdasarkan oksigen diatomik atau oksigen

yang terikat dengan unsur lain. Oksigen diatomik yang terukur dapat disebut dengan kadar

oksigen terlarut.

Analisis logam berat harus menyertai endapan yang ada di air karena logam berat yang

seharusnya dapat larut mungkin terikat secara adsorpsi dengan partikel lain, misal partikel tanah

liat. Penyaringan sampel dapat menghilangkan endapan tersebut, sedangkan logam berat yang

mengendap di sumber aslinya mungkin saja dapat terminum oleh manusia dan organisme lain.

c.       Indikator untuk air minum

Indikator yang digunakan ketika melakukan pengukuran air minum diantaranya:

 Alkalinitas

 pH

 Warna air

 Rasa dan bau

 Garam-garaman, logam, dan logam berat

 Senyawa organik terlarut

 Senyawa atau unsur radioaktif

 Mikroorganisme

d.      Indikator untuk lingkungan

Dalam pengukuran indikator biologis, digunakan istilah EPT yang merujuk

kepadaEphemeroptera, Plecoptera, Trichoptera, tiga ordo serangga bersayap yang hidup di

sekitar perairan. Index EPT, yaitu jumlah EPT ketika kondisi lingkungan sehat, dapat bervariasi

di setiap daerah. Secara umum, semakin banyak organisme EPT, menunjukan bahwa kualitas

12
ekologi perairan tersebut lebih sehat.Keberadaan invertebrata makrojuga dapat digunakan

sebagai indikator.

Moluska bivalvia digunakan sebagai indikator karena moluska termasuk hewan

penyaring yang menghisap air dan menyerap nutrisi dari air yang dihisapnya. Polutan yang

diserap akan terakumulasi di dalam tubuh moluska dan dapat memiliki efek yang beragam bagi

moluska tersebut. Moluska bivalvia juga biasanya bersifat sessile atau menetap di satu tempat

dan jarang sekali berpindah sehingga pengumpulan sampel moluska cenderung mudah.
a)      Indikator fisik

         Temperatur air

         Elektrokonduktivitas

         Padatan terlarut

         Padatan tersuspensi

         Transparansi

         Bau

         Warna

         Rasa

b)      Indikator kimia

         pH

         BOD

         COD

         Tingkat kesadahan air

         Logam berat

         Nitrat

         Ortofosfat

         Pestisida

         Surfaktan

c)      Indikator biologis

         Ephemeroptera

         Plecoptera

         Trichoptera

         Mollusca

13
         Escherichia coli

         Bakteri koliform

2.        Analisa Total Dissolved Solid (TDS)

  Untuk mengukur kandungan padatan terlarut, sampel yang sudah dihomogenkan disaring menggunakan

kertas saring fiber glas. Filtratnya kemudian diuapkan hingga kering pada oven dengan suhu T 180 oC dalam

cawan porselin yang diketahui bobotnya. Pertambahan bobot cawan merupakan bobot padatan terlarut dalam

sampel.

a.      Peralatan

1.   Analytical Balance

2.   Oven Pemanas (104+2oC)

3.    Desikator

4.   Filtering Apparatus

5.   Glass Fibre Filter

6.    Hot plate

7.   Cawan porselen

8.    Gelas beaker

9.   Pinset

b.      Prosedur Analisa

1.      Persiapan

2.      Bilas cawan porselen dengan akuades sampai bersih, kemudian dipanaskan di oven sampai kering yang

sebelumnya diberi label/nomor terlebih dulu.

3.      Keluarkan cawan dari oven dan masukkan ke dalam desikator sampai dingin lalu ditimbang (bobot kosong).

d.      Penyaringan  sampel

1.      Siapkan peralatan penyaring yang betul-betul bersih, lalu pasangkan kertas saring pada peralatan penyaring

tersebut.

14
2.      Saring 20 mL air akuades, buang saringannya (hanya untuk membilas saja).

3.       Saring 100 mL sampel, pindahkan ke botol plastik kemudian diberi nomor/label.

4.       Untuk sampel air laut volume yang disaring adalah 50 mL.

Keterangan: Jika TDS > 500 mg/L, analisa dikerjakan dengan cara Gravimetri.  Jika TDS < 500 mg/L,

analisa dikerjakan dengan alat Conductivitimeter.

3.       Analisis Sample

a.        Letakkan cawan di atas hot plate dan biarkan sebentar untuk menghindari kontaminasi.

b.      Tuangkan sampel yang sudah disaring ke dalam cawan sedikit demi sedikit. Untuk sampel air laut harus

dilakukan secara hati-hati karena kalau menuangkan sampel terlalu banyak akan menyebabkan letupan dari

air garam sehingga mengakibatkan berkurangnya hasil penimbangan.

c.       Atur suhu hot plate sehingga menjadi 180oC.

d.      Lanjutkan penambahan sampel ke dalam cawan sampai habis dan menguap, tapi tidak boleh dibiarkan

kering.

e.        Pindahkan cawan ke dalam oven (105oC) selama satu jam sampai mengering sempurna.

f.       Pindahkan cawan ke dalam desikator sampai dingin, lalu ditimbang.

Perhitungan

 TDS (mg/L) = bobot kering (mg) – bobot  kosong (mg) x 1000


volume           sample (mL).

4.      Analisa Total Suspended Solid (TSS)

 Sampel yang telah dikocok dengan merata disaring melalui filter serat gelas standar yang telah

ditimbang sebelumnya lalu residu yang tersisa dikeringkan pada suhu 103 o-105oC hingga bobot tetap.

Kenaikan bobot dari filter tersebut merepresentasikan Total Suspended Solid atau Total Padatan Tersuspensi.
Peralatan

 Analytical Balance

a.       Oven Pemanas (104±2oC)

15
b.       Desikator

c.       Cawan aluminium

d.      Filtering Apparatus

e.       Glass Fibre Filter

f.       Gelas beaker

g.      Gelas ukur

h.      Pinset

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Analisis Kualitas air adalah suatu kajian terhadap ukuran kondisi air dilihat dari karakteristik fisik,

kimiawi, dan biologisnya. Kualitas air juga menunjukkan ukuran kondisi air relatif terhadap kebutuhan biota

air dan manusia. Kualitas air seringkali menjadi ukuran standar terhadap kondisi kesehatan ekosistem air dan

kesehatan manusia terhadap air minum.Berbagai lembaga negara di dunia bersandar kepada data ilmiah dan

keputusan politik dalam menentukan standar kualitas air yang diizinkan untuk keperluan tertentu.Kondisi air

bervariasi seiring waktu tergantung pada kondisi lingkungan setempat. Air terikat erat dengan kondisi

ekologi setempat sehingga kualitas air termasuk suatu subjek yang sangat kompleks dalamilmu lingkungan.

16
Aktivitas industri seperti manufaktur, pertambangan,konstruksi, dan transportasi merupakan penyebab

utama pencemaran air, jugalimpasan permukaan dari pertaniandan perkotaan.

Kualitas air yang menurun dapat berakibat terhadap banyak hal baik terhadap biota air,lingkungan

dan kesehatan manusia.Salah saatu dampaknya terhadap biota air adalah akan banyaknya biota air yang

mati,sedangkan pada manusia banyak penyakit yang dapat disebabkan seperti diare,penyakit kulit,dan

banyak penyakit lain.

B.     Saran

Air merupakan konponen terpenting dalam kehidupan makhluk hidup maka dari itu

sangat penting untuk menghemat penggunaan air dan menjaga sumber air dari pencemaran

karena air yang tercemar tidak layak diguanakan hal ini akan berdampak berkurangnya

sumber air bersih untuk kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Standard Methods for Examination of Water and Wastewater, American Public Health

Association (APHA) 21st ed. (2005), Method 2540 C (Total Dissolved Solids Dried at 180oC)

Standard Method for Examination of Water and Wastewater, American Public Health

Association (APHA) 21st.   Edition (2005), Method 2540 D (Total Suspended Solid Dried at

103-105oC).

17
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaann Sumberdaya dan Lingkungan

Perairan. Kanisius. Yogyakarta.

Vantha. 2012. Penentuan Kadar Fosfat (PO 4).http://rosyidputra98.blog spot.com/

2012/03/penentuankadar- fosfatpo4.html?m=1

Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

Pengendalian Pencemaran Air

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai Keputusan Menteri Negara

lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air

Keputusan Menteri Negara lingkungan Hidup

18

Anda mungkin juga menyukai