Anda di halaman 1dari 7

HUJAN METEOR

Hujan meteor adalah sebuah peristiwa alam, dimana pada saat itu terdapat
meteor yang meluncur masuk ke dalam lapisan atmosfir bumi dalam jumlah yang sangat
banyak. Biasanya, hal tersebut bisa dijumpai ketika langit dalam kondisi gelap atau
malam hari dan didukung oleh cuaca yang cerah. Berjatuhannya meteor ke dalam
atmosfir bumi bisa terlihat secara nyata seperti benda benda berkelip berjatuhan. Kalau
dianalogikan pemandangan berjatuhannya benda langit dalam jumlah banyak tersebut
seperti pemandangan luncuran kembang api setelah meletus pada ketinggian tertentu.
Peristiwa tersebut dinamakan hujan meteor, mengingat jumlah batuan meteor
yang bertebaran di langit menciptakan fenomena alam seperti curahan air hujan. Hal ini
karena memang jumlah meteor tersebut sangat banyak dan memijarkan cahaya sebagai
akibat terbakarnya batu meteor tersebut karena peristiwa pergesekan dengan lapisan
atmosfir. Gesekan itulah yang memicu munculnya api pijar yang nampak indah ketika
terlihat dari bumi. Persis seperti pijaran kembang api hanya tidak membentuk bangun
tertentu seperti halnya kembang api.
Hujan meteor ini merupakan sebuah fenomena alam yang bisa diprediksikan
kapan terjadinya. Hal ini dimungkinkan karena para ilmuwan sudah mampu
menganalisa tentang penyebab terjadinya hujan meteor yang terjadi secar periodik.
Meskipun wilayah yang terkena hujan meteor ini tidak selalu sama , namun pola waktu
kapan peristiwa itu berlangsung sudah bisa diramalkan..
Penyebab terjadinya hujan meteor ini adalah diakibatkan adanya pertemuan
lintasan orbit komet dan lintasan orbit bumi. Dimana hal ini terjadi karena lintasan orbit
membentuk konsep elips, yang memungkinkan adanya pertemuan waktu kedua orbit
saling berdekatan. Pada saat berdekatan itulah muncul energi yang bisa menyebabkan
gesekan.
Pada saat berdekatan itulah, volume meteor yang masuk ke atmosfir bumi
mengalami peningkatan secara pesat. Dengan meningkatnya volume secara mendadak
itulah, meteor menjadi kehilangan daya untuk mempertahankan tetap berada pada satu
lintasan orbit sehingga pada akhirnya menyebabkan terjadinya hujan meteor disebagian
wilayah bumi.
Kenapa hujan meteor bisa diprediksi kapan akan terjadi dan kemungkinan akan
terjadi di belahan bumi mana? Sebenarnya untuk menentukan kapan akan terjadinya
hujan meteor, bukanlah sebuah perhitungan yang sangat rumit. Pada dasarnya

penentuan terjadinya hujan meteor mengacu kepada dua keadaan yaitu perhitungan
lintasan orbit bumi dan komet. Dari perhitungan lintas orbit bumi dan komet inilah akan
ditemukan satu saat dimana lintasan orbit bumi dan komet membentuk elips dan saling
mendekat.
Seperti diketahui pada saat terjadinya pertemuan kedua perlintasan antara orbit
bumi dan komet itulah yang menyebabkan munculnya perubahan volume komet secara
mendadak dan dalam jumlah yang besar. Perubahan volume ini yang menyebabkan
komet berjatuhan ke atmosfir bumi. Secara umum menurut perhitungan, pertemuan
lintasan orbit bumi dan komet itu terjadi antara tanggal 1 oktober sampai dengan 1
desember. Pada rentang waktu tersebut merupakan saat dimana terjadinyaperistiwa orbit
bumi dan komet saling berdekatan bahkan ada yang sampai saling bertemu. Dengan
demikian pada rentang waktu itu pula bisa diprediksikan akan terjadinya peristiwa hujan
meteor.
Sementara pada tanggal 1 januari sampai 1 april, biasanya interval hujan meteor
sangat jarang terjadi. Kondisi ini terjadi karena pada rentang waktu tersebut, lintasan
orbit bumi dan komet dalam posisi yang saling berjauhan. Sehingga kecil kemungkinan
akan terjadinya peningkatan volume meteor secara mendadak yang menjadi salah satu
sebab terjadinya hujan meteor.
Sekalipun hujan meteor tidak membahayakan penduduk bumi, namun sebagai
fenomena alam yang terjadi secara periodik, tetap saja harus diwaspadai terutama
karena sulit sekali para ahli menentukan besaran masing masing meteor. Bahkan dengan
menggunakan hukum gesekan yang menyebabkan meteor terpecah belah ketika masuk
atmosfir bumi, tidak secara pasti pula bisa ditentukan sebesar apa pecahan terkecil
meteor yang bisa sampai ke bumi.

Hujan Meteor Dalam ISLAM.


Ada beberapa ayat Al-Quran yang menyebutkan tentang meteor, berikut diantaranya,
1. Firman Allah,
* *

Sesungguhnya Aku telah menciptakan gugusan bintang-bintang (di langit) dan Aku
telah menghiasi langit itu bagi orang-orang yang memandang(nya), ( ) Aku menjaganya
dari setiap syaitan yang terkutuk, ( ) kecuali syaitan yang mencuri-curi (berita) yang

dapat didengar (dari malaikat) lalu dia dikejar oleh semburan api yang terang. (QS. AlHijr: 16 18).
2. Firman Allah,
* *
*

Sesungguhnya Aku telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintangbintang, dan telah memeliharanya (sebenar-benarnya) dari setiap syaitan yang sangat
durhaka,syaitan syaitan itu tidak dapat mendengar-dengarkan (pembicaraan) para
malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru. Untuk mengusir mereka dan bagi
mereka siksaan yang kekal, Akan tetapi barangsiapa (di antara mereka) yang mencuricuri (pembicaraan); maka ia dikejar oleh suluh api yang terang. (QS. As-Shaffat: 6
10).
3. Firman Allah, yang menjelaskan kebiasaan jin mencuri berita dari langit

Sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami


mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api, dan
sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk
mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba)
mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai
(untuk membakarnya). (QS. Al-Jin: 8 9)
4. Firman Allah menjelaskan fungsi bintang

Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan
Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi
mereka siksa neraka yang menyala-nyala.(QS. Al-Mulk: 5)
Keterangan Hadis

Beberapa ayat di atas memberikan kesimpulan kepada kita bahwa meteor atau bintang
jatuh, yang kita saksikan sebagai fenomena langit itu, sejatinya adalah benda langit yang
digunakan untuk melempar setan, yang mencoba mencuri berita dari langit. Keterangan
yang singkat dari Al-Quran di atas, dijelaskan lebih detail dalam hadis.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,






. :

Apabila Allah menetapkan suatu ketetapan di langit maka para malaikat mengepakkan
sayap mereka karena tunduk terhadap firman-Nya, seperti layaknya suara rantai yang
digesek di atas batu. Setelah rasa takut itu dicabut dari hati para malaikat, mereka
bertanya-tanya: Apa yang telah difirmankan oleh Tuhan kalian? Malaikat yang
mendengar menjawab, Dia berfirman yang benar. Dan Dia Maha Tinggi lagi Maha
Besar. Bisikan malaikat ini didengar oleh jin pencuri berita. Pencuri berita modusnya
dengan pundi-pundian (jin yang bawah menjadi penopang bagi jin yang di atasnya,
bertingkat terus ke atas). Jin yang paling atas mendengar ucapan malaikat, kemudian
disampaikan ke jin bawahnya, dan seterusnya, hingga jin yang paling bawah
menyampaikannya kepada tukang sihir atau dukun. Terkadang mereka mendapat panah
api sebelum dia sampaikan kepada dukun, dan terkadang berhasil disampaikan sebelum
terkena panah api. Kemudian dicampur dengan 100 kedustaan. (sehingga ada 1 yang
benar). Orang mengatakan, bukankah pak dukun telah mengatakan demikian dan dia
benar? Akhirnya sang dukun dibenarkan dengan satu kalimat yang benar yang dicuri
dari langit. (HR. Bukhari 4800).
Dalam riwayat Ibnu Hibban, terdapat keterangan,

..terkadang dia terkena panah api sebelum menyampaikan kepada jin yang berada di
bawahnya, dan terkadang tidak terkena panah api, sehingga berhasil dia sampaikan
kepada jin di bawahnya. (Shahih Ibn Hibban, no. 36).
Selain itu, dalam riwayat Ahmad disebutkan Sababul Wurud, mengapa Nabi shallallahu
alaihi wa sallam menyebutkan hadis di atas. Dari Ibnu Abbas, beliau mengatakan,






Beberapa orang anshar dari kalangan sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bercerita kepadaku, bahwa mereka pernah duduk-duduk bersama Nabi shallallahu
alaihi wa sallam pada suatu malam. Tiba-tiba ada bintang yang dilemparkan.. kemudian
Ibnu Abbas menyebutkan hadis selengkapnya. (HR. Ahmad 1883 dan dinyatakan
shahih oleh Syuaib Al-Arnauth).
Keterangan Ulama Tafsir
Ketika menafsirkan surat Al-Mulk ayat 5, seorang ahli tafsir masa tabiin, Qatadah
rahimahullah, mengatakan,
: :


Allah menciptakan bintang untuk 3 hal: Allah jadikan sebagai penghias langit, sebagai
pelempar setan, dan sebagai tanda alam untuk petunjuk arah. Maka siapa yang menggali
tentang bintang, selain 3 hal tersebut, dia keliru, menyia-nyiakan jatahnya, dan
membebani diri dengan sesuatu yang sama sekali dia tidak memilikimodal ilmu
tentangnya. (HR. Bukhari dalam shahihnya secara muallaq, 4/107).
Yang beliau maksud dengan memahami selain 3 hal tersebut adalah menggunakan
memahami bintang untuk astrologi (bukan astronomi), seperti zodiak atau ramalan
bintang.

Sementara itu, As-Syaukani menafsirkan firman Allah (yang artinya), Aku jadikan
bintang itu sebagai pelempar setan, beliau mengatakan,

RAJAM (PELEMPAR) SECARA BAHASA ARTINYA, MELEMPAR DENGAN


BATU. (FATHUL QADIR, 3/179)
Bagaimana dengan Meteorit?
Ada beberapa catatan yang perlu kita perhatikan, sehingga bisa memahami lebih
seksama.
Pertama, bahwa sesungguhnya Al-Quran bukanlah kitab astronomi, bukan pula
kitab fisika. Karena itu, anda tidak akan menjumpai penjelasan tentang astronomi atau
fisika secara panjang lebar dari Al-Quran. Sebaliknya, Al-Quran adalah firman Allah
yang memberikan penjelasan dari sisi syariah, yang bisa jadi tidak dibahas dalam ruang
lingkup fisika atau ilmu eksak lainnya. Yang dijelaskan oleh Al-Quran adalah masalah
ghaib yang itu di luar jangkauan kajian manusia.
Sebagai orang yang beriman, ketika kita hendak memahami penjelasan syariat
yang bisa jadi dianggap tidak masuk akal, sikap yang harus kita kedepankan adalah
pasrah dan meyakininya. Bukan ngeyel dengan mengingkari dan menolaknya. Karena
sesuatu yang tidak masuk akal itu, di luar jangkauan kemampuan nalar manusia.
Ketika Allah memberitakan bahwa komet yang memancarkan cahaya itu adalah
bintang yang Allah gunakan untuk melempar setan, maka sikap yang harus kita
kedepankan adalah samina wa amannaa, kami dengar dan kami mengimaninya.
Meskipun, dalam kajian astronomi atau ilmu falak, semacam ini tidak pernah dibahas.
Kedua, jika kita memahami keterangan ayat dan hadis, serta penjelasan ulama di
atas, kita bisa menyimpulkan bahwa sesungguhnya tidak ada pertentangan antara
penjelasan syariah dengan kesimpulan ahli astronomi.
Persatuan Astronomi Internasional pada sidang umum IX tahun 1961
mendefinisikan meteoroid sebagai berikut :

SEBUAH BENDA PADAT YANG BERADA/BERGERAK DALAM RUANG


ANTARPLANET, DENGAN UKURAN LEBIH KECIL DARIPADA ASTEROID
DAN LEBIH BESAR DARIPADA SEBUAH ATOM ATAU MOLEKUL.
Ketika memasuki atmosfer sebuah planet, meteoroid akan terpanaskan dan akan
menguap sebagian atau seluruhnya. Gas-gas di sepanjang lintasannya akan terionisasi
dan bercahaya. Jejak dari gas bercahaya ini disebut sebagai meteor, atau bintang jatuh.
Jika sebagian meteoroid ini mencapai tanah, maka akan disebut sebagai meteorit.
Tidak berbeda dengan keterangan di atas. Bintang yang Allah gunakan untuk
melempar setan itu, bisa jadi kemudian masuk ke atmosfer bumi atau bahkan mendarat
di bumi dan menjadi meteorit. Dalam fatwa islam dinyatakan :


.

Bintang jatuh yang dilemparkan dari langit, tidak menutup kemungkinan masuk ke
atmosfer bumi, setelah digunakan untuk melempar dan merajam setan. Dan terkadang
sampai turun di bumi, hingga menimbulkan tumbukan keras. Dan kejadian ini secara
umum, sesuai dengan penjelasan syariat.
Ketiga, beberapa ayat di atas menerangkan bahwa tujuan bintang yang
dilemparkan ke arah setan itu, sebagai bentuk penjagaan terhadap berita langit. Ini
menunjukkan bahwa fenomena bintang jatuh terjadi secara terus menerus. Karena
penjagaan langit, terjadi secara terus menerus. Mengingat, setan selalu berusaha untuk
mencuri dengar berita takdir dari langit.
Keterangan ini tidak berbeda dengan realita di lapangan sebagaimana ketarangan
ahli astronomi, bahwa meteoroid itu terjadi kapanpun, tanpa batasan waktu yang jelas.
Ini semua memberikan kesimpulan, tidak ada pertentangan, antara penjelasan ilmiah
syariah dengan keterangan menurut ahli astronomi tentang meteorit yang sampai ke
bumi.

Anda mungkin juga menyukai